Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Yohanes 12:1-8
1) Cerita ini tidak paralel dengan
Luk 7:36-50, karena ada beberapa perbedaan yang cukup menyolok, seperti:
·
dalam
Lukas perempuan yang mengurapi ditekankan sebagai perempuan berdosa, di sini
tidak.
·
dalam
Lukas ada dialog antara Yesus dengan Simon, di sini tidak.
·
dalam
Lukas, yang mengkritik tindakan perempuan itu adalah Simon, dan ia mengkritik
dalam hatinya. Sedangkan di sini yang mengkritik adalah Yudas Iskariot, dan ia
mengkritik dengan ucapan.
·
dalam
Lukas, kritikannya adalah karena Yesus yang adalah seorang nabi mau diurapi
oleh seorang perempuan berdosa. Sedangkan di sini, kritikannya adalah karena
pengurapan dengan minyak wangi yang mahal itu dianggap sebagai pemborosan uang
yang seharusnya bisa diberikan kepada orang miskin.
Kesimpulannya:
Sekalipun 2 cerita ini mirip, tetapi
sebetulnya merupakan 2 cerita yang berbeda!
2) Yoh 12:1-8 ini paralel dengan:
·
Mark 14:3-9.
·
Mat 26:6-13.
Memang ada perbedaan-perbedaan sehingga
ada orang-orang yang meragukan keparalelannya, tetapi sebetulnya
perbedaan-perbedaan itu bisa dijelaskan.
a) Dalam Yoh 12:1 dikatakan bahwa
peristiwa itu terjadi 6 hari sebelum Paskah, sedangkan dalam Mat 26:2
dikatakan 2 hari sebelum Paskah. Demikian juga dengan dalam Markus (bdk. Mark
14:1).
Pengharmonisan:
Yohanes menulis sesuai dengan
urut-urutan waktu / chronologis:
·
Yoh
12:1-8: ia menceritakan tentang pengurapan Yesus.
·
Yoh
12:12-16: ia menceritakan peristiwa dimana Yesus masuk Yerusalem naik keledai.
Matius dan Markus tidak menulis sesuai
dengan urut-urutan waktu (tidak chronologis). Jadi Mat 26:6-13 itu
sebetulnya tidak terjadi setelah Mat 26:1-5, tetapi sebelum Mat 21:1-11
(Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai).
b) Dalam Yoh 12:3 dikatakan bahwa
pengurapan dilakukan pada kaki Yesus, sedangkan dalam Mat 26:7 dikatakan
bahwa pengurapan dilakukan pada kepala Yesus.
Pengharmonisan:
Pengurapan biasanya memang dilakukan
pada kepala, tetapi karena Maria mencurahkan begitu banyak minyak [bdk.
Yoh 12:3 ‘setengah kati’
[NASB: a pound; NIV: a pint; footnote NIV: about 0.5 liter
(= sekitar setengah liter)], maka minyak yang dicurahkan ke kepala itu turun ke
tubuh (bdk. ay 12 - ‘sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu’),
dan terus sampai ke kaki Yesus, lalu Maria menyekanya dengan rambutnya.
c) Dalam Matius dan Markus, pemilik
rumah disebut sebagai Simon si kusta, tetapi perempuan yang mengurapi Yesus tidak
disebutkan namanya. Dalam Yohanes, perempuan yang mengurapi disebut Maria
(Yoh 12:3), sedangkan pemilik rumah tidak disebutkan namanya.
Ini bukan kontradiksi tetapi saling
melengkapi!
d) Dalam Matius, yang gusar dan
menegur perempuan itu adalah murid-murid (Mat 26:8). Dalam Markus hanya
dikatakan ‘ada orang’ (Mark 14:4), sedangkan dalam Yohanes dikatakan Yudas
Iskariot (Yoh 12:4).
Pengharmonisan:
Mungkin sekali Yudas Iskariot yang
mulai menegur / mengkritik sehingga ‘membakar’ murid-murid lain, dan akhirnya
semua ikut mengkritik.
Penerapan:
Ini mengajar kita untuk tidak
membiarkan diri kita dihasut oleh orang lain. Juga untuk tidak ikut-ikutan
mengkritik orang sebelum tahu dengan jelas salah tidaknya orang itu.
1) Ay 1a: ‘Enam hari sebelum Paskah
Yesus datang ke Betania’.
a) Ini
menunjukkan kerelaan Yesus untuk menderita dan mati bagi kita.
Terjemahan Kitab Suci Indonesia kurang
benar, karena seharusnya dalam ay 1 itu ada kata ‘therefore’ (= karena itu).
NASB: ‘Jesus, therefore, six days before the Passover, came to
Bethany’ (= Yesus, karena itu, 6 hari sebelum Paskah, datang di
Betania).
Apa pentingnya kata ‘therefore’ ini? Kata ini menunjukkan
bahwa apa yang Yesus lakukan itu berhubungan dengan kontex sebelumnya (bagian terakhir
dari Yoh 11).
Dalam Yoh 11:53 terlihat bahwa
tokoh-tokoh Yahudi sudah bersepakat untuk membunuh Yesus. Itu menyebabkan
Yesus, karena tahu bahwa waktunya belum sampai, lalu pergi ke dekat gurun
(Yoh 11:54), untuk menghindarkan penangkapan. Tetapi pada waktu waktunya
memang sudah dekat (kurang 6 hari), sekalipun Yesus pasti tahu adanya pencarian
dan perintah penangkapan terhadap dirinya (Yoh 11:56-57), Ia sengaja pergi
ke Betania / mendekati Yerusalem.
Ini menunjukkan bahwa Ia memang
mendekati kematian karena Ia memang rela mati disalib untuk dosa manusia,
termasuk dosa saudara dan saya.
b) Calvin menambahkan alasan lain
mengapa 6 hari sebelum Paskah Yesus sudah mendekati Yerusalem, yaitu supaya
Yudas punya waktu untuk mengkhianati Dia.
Calvin: “He
intended to give Judas a fit time and place for betraying him” (= Ia
bermaksud memberi Yudas waktu dan tempat yang cocok untuk mengkhianati Dia).
2) Betania, adalah tempat tinggal
Lazarus, yang baru Ia bangkitkan dari antara orang mati (ay 1b).
1) Di situ diadakan suatu perjamuan
untuk Yesus (ay 2a).
Dari Mat 26:6 dan Mark 14:3
bisa kita ketahui bahwa perjamuan itu tidak diadakan di rumah Marta, Maria, dan
Lazarus, tetapi di rumah Simon si kusta.
Ada orang yang mengatakan bahwa Simon
ini adalah keluarga, bahkan suami, dari Marta. Tetapi tidak ada dasar apapun
untuk mendukung pandangan ini.
2) Tindakan kasih Marta dan Maria (ay
2-3).
Sebetulnya dengan mereka berani datang
ke perjamuan yang diadakan untuk Yesus, padahal ada perintah penangkapan
terhadap Yesus (Yoh 11:56-57 bdk.
juga Yoh 12:10), jelas sudah menunjukkan suatu tindakan kasih.
Tetapi masih ada tindakan kasih yang
lain, baik dari Marta maupun dari Maria.
a) Dalam
perjamuan itu Marta melayani (ay 2).
Sekalipun dalam cerita ini maupun dalam
Luk 10:38-42 Marta selalu digambarkan inferior / lebih rendah dari Maria,
tetapi apa yang ia lakukan di sini tetap merupakan sesuatu yang baik, yang
patut ditiru! Berbeda dengan peristiwa dalam Luk 10:38-42, yang memang
diadakan di rumahnya (Luk 10:38), perjamuan ini tidak diadakan di
rumahnya. Tetapi toh ia tidak bersikap sebagai tamu yang minta dilayani, tetapi
sebaliknya ia melayani!
Penerapan:
Gereja membutuhkan orang-orang kristen
yang mau melayani, bukan yang hanya duduk berpangku tangan! Kalau saudara bukan
orang yang aktif melayani Tuhan, sadarilah bahwa saudara hidup dalam dosa
pasif!
b) Maria
mengurapi Yesus dengan minyak wangi (ay 3).
·
Ia
mengambil 1/2 kati minyak narwastu murni yang mahal harganya.
NIV: a pint; NASB: a pound.
Yunani: LITRA = a Roman pound = 327,45 gram.
Ini jumlah yang sangat banyak untuk
suatu pengurapan!
Penerapan:
Banyak orang datang ke gereja hanya
untuk menerima, tetapi Maria datang untuk memberi sebagai balasan atas apa yang
ia sudah terima!
·
Ia
memecahkan leher buli-buli / botolnya (Mark 14:3) dan lalu mencurahkan isi
buli-buli (Mat 26:7) untuk mengurapi Yesus. Padahal harganya sekitar
300 dinar (mendekati upah seorang buruh dalam 1 tahun! - Mat 20:2). Banyak
orang dalam memberi cuma melubangi botol minyak wanginya lalu mengencrotkan
isinya!
Apakah kalau saudara mau memberi kepada
Kristus, saudara sering lalu menguranginya, dengan pemikiran bahwa itu terlalu
banyak untuk diberikan kepada Yesus?
Pulpit Commentary: “A
loving heart judges no offering too precious for Christ” (= hati yang
mengasihi menilai bahwa tidak ada persembahan yang terlalu berharga untuk
Kristus).
Badan misi WEC mempunyai motto:
“Karena Yesus
Kristus adalah Allah dan telah mati bagiku, maka tidak ada pengorbanan yang
terlalu besar untuk kupersembahkan bagiNya!”.
William Barclay: “Love
is not love if it nicely calculates the cost. It gives its all and its only
regret is that it has not still more to give” (= Cinta itu
bukan cinta kalau itu memperhitungkan biaya / harga. Cinta itu memberikan semua
miliknya dan satu-satunya penyesalan adalah bahwa ia tidak mempunyai lebih
banyak lagi untuk diberikan).
Seseorang mengatakan:
“A gift is never really a gift when we can easily afford
it; a gift truly becomes a gift when there is sacrifice behind it, and when we
give far more than we can afford” (= suatu pemberian tidak pernah
betul-betul merupakan suatu pemberian kalau kita dapat mengusahakannya dengan
mudah; suatu pemberian betul-betul adalah suatu pemberian kalau ada pengorbanan
dibalik pemberian itu, dan kalau kita memberikan jauh lebih banyak dari
kemampuan kita).
Bandingkan dengan 1Taw 21:18-26 Luk 21:1-4 2Kor 8:1-5!
Pikirkan:
*
kalau
saudara adalah seorang cewek dan seorang cowok mengatakan bahwa ia mencintai
saudara tetapi selalu pelit dan penuh perhitungan demi saudara, apakah saudara
percaya cintanya? Analoginya, kalau dalam memberi untuk Tuhan saudara selalu
pelit dan penuh perhitungan, apakah itu menunjukkan bahwa saudara mencintai
Tuhan? Ingat bahwa tidak mencintai Tuhan adalah pelanggaran terhadap hukum yang
terutama (Mat 22:37).
*
kalau
saudara punya anak, dan ia meminta sesuatu yang baik, tetapi saudara tidak
mampu membelikannya untuk dia, apakah saudara menyesal mengapa saudara tidak
lebih kaya supaya bisa membelikannya? Kalau ya, itulah cinta! Sekarang dalam
hubungan dengan Tuhan, pernahkah saudara menyesal mengapa tidak lebih kaya
supaya bisa memberi lebih banyak? (Catatan: Tetapi penyesalan seperti
ini baru bisa ada kalau saudara sudah memberi sampai notok! Kalau belum notok
tetapi sudah menyesal mengapa tidak lebih kaya, maka penyesalan seperti itu
adalah omong kosong!) Kalau penyesalan seperti ini ada, itu tanda cinta kepada
Tuhan.
*
apakah
saudara berpikir bagaimana bisa mengirit supaya bisa memberi lebih banyak untuk
Tuhan? Mungkin mengurangi / membuang acara nonton bioskop, jajan / makan di
restoran, main golf, beli barang-barang lux, beli pakaian, dsb, supaya bisa
memberi lebih banyak untuk Tuhan?
*
satu hal lagi
yang harus dipikirkan adalah: orang yang tidak mau melepas harta / uang demi
Tuhan pasti akan rugi secara kekal! (bdk. Mat 19:16-26 Luk 14:33)!
c) Maria melakukan tindakan kasihnya
dengan rendah hati.
Ini terlihat dari ay 3 yang
mengatakan bahwa ia menyeka kaki Yesus dengan rambutnya! Maria
memberi banyak tetapi ia tetap memberi dengan rendah hati.
Penerapan:
Ada banyak orang kristen, karena
memberi banyak, lalu memberi dengan sombong / bangga, dan mereka berpikir bahwa
tanpa pemberian mereka gereja pasti bangkrut! Apakah saudara memberi dengan
sikap seperti itu, atau dengan sikap seperti sikap Maria?
Lebih dari itu, pada jaman itu
perempuan Yahudi yang menampakkan rambutnya dianggap tidak bermoral / pelacur.
Tetapi Maria rela dianggap hina demi Yesus.
Penerapan:
Kalau apa yang saudara lakukan bagi
Tuhan menyebabkan saudara direndahkan / dihina oleh orang di sekeliling
saudara, maukah saudara tetap melakukannya?
3) Alasan Marta dan Maria melakukan
tindakan kasih.
Alasan Marta dan Maria melakukan
tindakan kasih seperti itu, jelas karena pembangkitan Lazarus oleh Yesus
(Yoh 11). Untuk Maria mungkin ditambahi dengan pelajaran Firman Tuhan yang
ia terima dalam Luk 10:39.
Penerapan:
Apakah saudara merasakan banyak kebaikan
dari Yesus? Ada banyak kebaikan Yesus bagi saudara, seperti:
·
Pengorbanan
/ Penebusan Kristus bagi saudara.
Dalam hal ini kita seharusnya
merasakannya jauh lebih hebat dari Marta dan Maria, karena saat itu Yesus belum
mati di salib. Memang dikatakan bahwa Maria mengurapi Yesus untuk penguburan
Yesus, tetapi ini memungkinkan dua hal:
*
Mungkin
Maria hanya bertindak sesuai dorongan Tuhan, tetapi ia tidak mengerti tentang
kematian Yesus.
*
Mungkin
Maria mengerti tentang kematian Yesus yang mendekat, tetapi sampai dimana ia
mengerti tentang kematian Yesus untuk menebus dosanya?
Tetapi bagi kita, pengorbanan dan
kematian Kristus untuk menebus dosa kita ini sudah jelas.
·
Pertumbuhan
iman dan pengertian Firman Tuhan.
·
Pemeliharaan
jasmani, keluarga, pekerjaan dsb.
·
Hal-hal
jelek yang Tuhan jauhkan dari diri kita.
Karena Marta dan Maria merasakan
kebaikan Tuhan, maka mereka melakukan tindakan kasih kepada Tuhan. Apakah
saudara merasakan kebaikan Tuhan? Lalu apa tindakan kasih saudara? Ada orang
yang katanya kristen, tetapi melayani tidak mau, memberi tidak mau. Ini
betul-betul orang yang tidak tahu terima kasih!
1) Ada serangan terhadap tindakan
kasih Maria (ay 4-5).
Karena itu, kalau saudara berbuat baik /
melakukan sesuatu yang benar karena kasih saudara kepada Tuhan, jangan heran
kalau saudara bukannya dipuji, tetapi bahkan diserang / dikritik.
2) Orang yang mengkritik Maria.
Injil Yohanes hanya menceritakan Yudas
sebagai pengkritik (ay 4-6), tetapi sebetulnya ada orang-orang lain yang
juga ikut mengkritik, yaitu:
·
Mat 26:8:
‘murid-murid’. Ini menunjuk kepada rasul-rasul!
·
Mark 14:4-5: ’Ada
orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain ... Lalu mereka
memarahi perempuan itu’.
Semua ini menunjukkan bahwa yang
mengkritik ada banyak. Mungkin Yudas yang memulai kritikan itu dan lalu diikuti
oleh murid-murid Yesus yang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
¨
Ketidaksenangan
Yudas terhadap tindakan Maria akhirnya menyebar dan menimbulkan ketidaksenangan
dalam diri rasul-rasul yang lain. Ini salah satu alasan mengapa kita dilarang
ngrasani orang (1Kor 13:7 - ‘Ia (kasih) menutupi segala sesuatu’; Amsal 10:12b - ‘kasih menutupi
segala pelanggaran’;
bdk. Amsal 17:9).
Penerapan:
Karena itu hati-hati dalam menyatakan
ketidaksenangan saudara terhadap seseorang, apalagi kalau orang itu hamba
Tuhan. Perasaan tidak senang ini bisa menyebar / menular!
Catatan: kita boleh menceritakan kejelekan
seseorang dengan tujuan melindungi orang yang kita ceritai itu dari kejelekan
itu. Misalnya membicarakan kesesatan seorang nabi palsu, supaya orang yang kita
ceritai itu tidak ikut disesatkan. Ini terlihat dari diri Yesus, yang juga
membicarakan kesesatan orang Farisi dan ahli Taurat (Mat 16:5-12).
¨
rasul-rasul
yang lain, yang sebetulnya adalah orang nggenah, ternyata ikut-ikutan dengan
kesalahan Yudas dalam mengkritik orang yang justru melakukan tindakan kasih
kepada Kristus.
Pulpit Commentary: “How
ready even good men are at times to respond to the suggestions of selfish but
plausible men” (= Bahkan orang-orang yang baik kadang-kadang siap untuk
menanggapi usul dari orang yang egois tetapi logis).
¨
sekalipun
yang mengkritik banyak, belum tentu kritikannya benar! Ingat bahwa kebenaran
bukanlah persoalan demokrasi. Yang banyak belum tentu benar!
¨
para
pengkritik dari tindakan kasih Maria itu ternyata adalah orang-orang yang
mempunyai jabatan yang tinggi dalam gereja, yaitu rasul.
Penerapan:
Kalau saudara memang melakukan sesuatu
yang benar, saudara tidak perlu takut / mundur sekalipun saudara dikritik oleh
banyak orang, bahkan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam
gereja (seperti Pdt, majelis dsb). Belajarlah untuk taat kepada Allah lebih
dari pada kepada manusia (bdk. Kis 5:29).
3) Kritikan dan alasan Yudas (ay 5-6).
a) Yudas Iskariot sendiri tidak
melakukan tindakan kasih untuk Tuhan, tetapi ia mengkritik orang yang melakukan
tindakan kasih (ay 4-5)!
William Hendriksen: “The
selfish person cannot understand the unselfish individual” (= Orang yang
egois tidak bisa mengerti orang yang tidak egois).
Penerapan:
Dalam gereja ada banyak tukang kritik
seperti ini, padahal dirinya sendiri tidak melakukan / memberi apa-apa untuk Tuhan!
Kalau saudara adalah orang seperti itu, bertobatlah sebelum saudara menjadi
seperti Yudas!
b) Yudas menilai tinggi harga minyak
wangi itu (ay 5 - 300 dinar).
Tetapi celakanya, ia menilai rendah
Gurunya sendiri (Mat 26:15 - tiga puluh keping perak, ini harga seorang
budak - Kel 21:32!).
Memang, kalau saudara menganggap suatu
persembahan untuk Yesus itu terlalu besar, itu pasti berarti bahwa saudara
menilai rendah Tuhan Yesusnya sendiri!
c) Yudas mengatakan bahwa minyak wangi
itu sebaiknya dijual, dan uangnya diberikan kepada orang miskin (ay 5).
Dari usul Yudas ini, dan juga dari
Yoh 13:29, terlihat bahwa kas saat itu memang sering digunakan untuk
menolong orang miskin, dan karenanya usul Yudas terlihat sangat logis.
d) Alasan Yudas yang sebenarnya.
Rasul Yohanes mengatakan bahwa: “Hal itu
dikatakannya hal itu bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin,
melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang
disimpan dalam kas yang dipegangnya” (ay 6). Dari bagian ini ada beberapa hal yang bisa
dipelajari:
·
Yudas
berbeda dengan rasul-rasul yang lain. Rasul-rasul yang lain, sekalipun
kritikannya salah, tetapi motivasinya benar, sedangkan Yudas salah baik dalam
kritikan maupun motivasinya!
·
Yudas
menggunakan ‘amal’ sebagai topeng untuk ketamakan / pencuriannya!
Pulpit Commentary: “Sinful
motives often hides itself under the mask of reverence for another virtue” (= Motivasi
yang berdosa sering menyembunyikan dirinya sendiri di bawah topeng hormat pada
kebaikan yang lain).
Ini merupakan sesuatu yang sering
terjadi! Misalnya, dompet bencana alam yang dikorupsi sehingga tidak mencapai
orang-orang yang membutuhkan bantuan. Karena itu, kalau saudara ingin
menyumbang, aturlah sedemikian rupa sehingga betul-betul bisa mencapai
orang-orang yang membutuhkan bantuan itu!
·
Dari
pencurian yang sering dilakukan oleh Yudas Iskariot ini (ay 6), terlihat
jelas bahwa Yudas bukan orang kristen sejati (bdk. juga Yoh 6:70 Yoh 13:10-11). Karena itu kebinasaan
Yudas tidak menunjukkan bahwa ia kehilangan keselamatannya! Ia tidak pernah
diselamatkan!
·
Secara
umum, kita tidak boleh memakai orang yang tidak jujur sebagai bendahara, atau
orang yang kita tahu adalah orang jahat sebagai pelayan Tuhan.
Yesus memang memakai seorang pencuri
sebagai bendahara, tetapi ini disebabkan karena Ia mau menggenapi Rencana
Allah, yang menetapkan diriNya untuk dikhianati oleh Yudas (Luk 22:22).
Calvin: “The
case was otherwise with Christ, who, being the eternal Wisdom of God, furnished
an opportunity for his secret predestination in the person of Judas” (= Kasusnya
berbeda dengan Kristus, yang, adalah Hikmat Allah yang kekal, memberi
kesempatan untuk predestinasinya yang rahasia dalam diri Yudas).
e) Dari semua ini terlihat bahwa dari
pada mengkritik Maria, seharusnya Yudas mengintrospeksi dirinya sendiri, karena
sebetulnya kritikannya muncul dari kebejatannya sendiri (bdk. Mat 7:1-5).
William Barclay: “We
see how a man’s view can be warped. Judas had just seen an action of surpassing
loveliness; and he called it extravagant waste. He was an embitered man and he
took an embittered view of things. A man’s sight depends on what is inside him.
He sees only what he is fit and able to see. If we like a person, he can do
little wrong. If we dislike him, we may misinterpret his finest action. A
warped mind brings a warped view of things; and, if we find ourselves becoming
very critical of others and imputing unworthy motives to them, we should, for a
moment, stop examining them and start examining ourselves” [= Kita
melihat bagaimana pandangan seseorang bisa dibengkokkan. Yudas baru melihat
suatu tindakan yang keindahannya melebihi yang lain; dan ia menyebutnya
pemborosan yang berlebihan. Ia adalah orang yang pahit dan ia mempunyai
pandangan yang pahit. Pandangan seseorang tergantung apa yang ada di dalam dia.
Ia hanya melihat apa yang ia siap dan bisa lihat. Jika kita menyukai seseorang,
ia hanya bisa sedikit berbuat salah. Jika kita tidak menyukainya, kita bisa
menyalahtafsirkan tindakannya yang terbaik. Pikiran yang bengkok menimbulkan
pandangan yang bengkok; dan, jika kita mendapati diri kita sendiri menjadi
sangat kritis terhadap orang-orang lain dan memperhitungkan motivasi-motivasi
yang memalukan / tak pantas pada mereka, kita harus, untuk suatu saat, berhenti
memeriksa mereka dan mulai memeriksa diri kita sendiri].
4) Sikap / jawaban Yesus (ay 7-8).
Ada beberapa hal penting di sini:
a) Dari kata-kata Yesus ini terlihat
dengan jelas bahwa Ia menyalahkan para pengkritik dan membenarkan Maria.
Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan:
·
Biasanya,
kalaupun kita tahu seseorang itu benar, tetapi karena yang menyerang /
mengkritik banyak, kita lalu memilih amannya dengan jalan berdiam diri, atau bahkan
berpihak kepada para penyerang. Ini jelas adalah sikap yang salah. Kita harus
meniru Yesus yang berani membela orang benar yang diserang / dikritik oleh
banyak orang.
·
Tidak
jadi soal berapa banyak orang menyalahkan kita, yang penting Tuhan membenarkan
/ memuji kita. Rasul Paulus juga tidak mem-pedulikan penghakiman manusia, dan
hanya mempedulikan penghakiman Tuhan saja (1Kor 4:3-4).
Bisakah / maukah saudara mempunyai
sikap seperti ini?
b) Dari pembelaan Kristus atas
tindakan Maria ini, bisakah kita membenarkan gereja yang menghamburkan banyak
uang untuk membangun gerejanya secara mewah?
Saya pernah mendengar tentang gereja
yang menghabiskan uang Rp 5 juta hanya untuk membuat tanda salib. Dan pada
waktu saya menyatakan ketidaksetujuan saya, ada orang yang menggunakan bagian
ini sebagai pembelaan terhadap tindakan itu. Juga Kel 25-dst dan
1Taw 22:5 yang menunjukkan pembangunan Kemah Suci / Bait Allah secara
sangat mewah, bisa mendukung pembangunan gereja secara mewah.
Tetapi perlu diingat bahwa baik
pembangunan Kemah Suci / Bait Allah boleh dikatakan dilakukan oleh seluruh
negara / bangsa, sehingga tidak kekurangan dana, tetapi sebaliknya justru
kelebihan dana. Ini berbeda dengan situasi kita saat ini. Juga penggunaan emas
mungkin sekali mempunyai arti tertentu.
Bdk. juga 1Kor 10:23 - “‘Segala
sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. ‘Segala
sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun”.
Dari semua ini saya tetap lebih condong
untuk tidak membangun gereja dengan kemewahan yang tidak berguna. Kalau gereja
kelebihan uang, lebih baik uangnya digunakan untuk mendukung gereja lain
(gereja yang baik, bukan seadanya gereja!), yang kekurangan dana.
c) Kalau ada orang mempersembahkan
sesuatu / uang untuk Tuhan, maka kita tidak boleh sembarangan mengalihkan hal
itu untuk orang miskin!
Pulpit Commentary: “The
greatest motive for generous and affectionate interest in the poor is that they
represent the Lord; but they are not to be rivals of the Lord himself” (= Motivasi
yang teragung untuk perhatian yang murah hati dan penuh kasih kepada
orang-orang miskin adalah bahwa mereka mewakili Tuhan; tetapi mereka tidak
boleh menjadi saingan Tuhan sendiri).
Penerapan:
·
Jangan
menggunakan kas gereja untuk menyumbang orang miskin (kecuali kalau gereja
mempunyai kas khusus untuk diakonia)! Jemaat memberikan uang itu untuk Tuhan,
bukan untuk orang miskin! Jadi, kalau mau menyumbang orang miskin, sebaiknya
diedarkan kantong persembahan khusus untuk hal itu.
·
Ini berlaku
juga untuk persembahan persepuluhan. Itu adalah milik Tuhan (Im 27:30) dan
harus dipersembahkan kepada Tuhan / gereja (Ul 12:5-6 Neh 10:37-38 13:10-12), dan tidak boleh saudara
alihkan kepada orang miskin, dsb!
d) Sekalipun saat itu Yesus membenarkan
tindakan Maria, tentu saja itu tidak berarti bahwa Ia menghendaki supaya
pengurapan dengan minyak wangi itu dilakukan setiap hari! Perhatikan
bahwa Yesus membela tindakan Maria itu dengan alasan bahwa itu dilakukan untuk
penguburanNya (ay 7), dan ini menunjukkan bahwa hal itu tidak boleh
dilakukan terus menerus. Calvin bahkan mengatakan bahwa ay 8 ditambahkan
untuk menunjukkan bahwa tindakan Maria hanya benar untuk kali itu saja, untuk
selanjutnya mereka harus memperhatikan orang miskin.
e) Tuhan Yesus berkata bahwa apa yang
Maria lakukan itu adalah suatu persiapan untuk penguburanNya (ay 7).
Ada yang berpendapat bahwa Maria
sendiri belum tentu melakukan pengurapan itu dengan tujuan seperti itu, tetapi
Calvin menganggap bahwa Maria memang melakukan tindakan itu untuk penguburan
Yesus. Jadi, dalam hal ini Maria melihat lebih jelas dari pada para rasul.
Bagamana Maria bisa melakukan hal ini? Calvin menjawab: dari dorongan Roh
Kudus.
f) Yesus bukan menentang
pemberian uang bagi orang miskin, tetapi Yesus menekankan bahwa pada saat
itu prioritasnya adalah untuk Dia, bukan untuk orang miskin.
Jadi, memberi kepada orang miskin
adalah suatu tindakan baik, tetapi pada saat itu, mengurapi Yesus adalah
hal yang terbaik. Hal yang sama terjadi dalam Luk 10:38-42, dimana
sekalipun melayani Tuhan adalah hal yang baik, tetapi pada saat itu
bersekutu dengan Tuhan / mendengar kata-kata Tuhan adalah hal yang terbaik.
Mengerti prioritas / mana yang terbaik adalah sesuatu yang sangat penting!
‘My Utmost for His Highest’, tgl 25 Mei: “The
great enemy of the life of faith in God is not sin, but the good which is not
good enough. The good is always the enemy of the best” (= Musuh besar
dari hidup iman dalam Allah bukanlah dosa, tetapi sesuatu yang baik, yang tidak
cukup baik. Yang baik selalu merupakan musuh dari yang terbaik).
Bagaimana bisa tahu mana yang harus
diprioritaskan?
Ay 8 memberi petunjuk: ‘orang-orang
miskin selalu ada pada kamu (bdk. Ul 15:11), tetapi Aku tidak selalu ada pada
kamu’.
Jadi, yang bisa ditunda tidak merupakan
prioritas, dan yang tidak bisa ditunda harus diprioritaskan.
Catatan: ini tetap harus dicheck dengan Kitab
Suci, karena kalau tidak ini bisa disalahgunakan. Misalnya dengan memilih
piknik dibanding kebaktian, dengan alasan bahwa kebaktian bisa dilakukan minggu
depan, sedangkan pikniknya tidak bisa.
Pengurapan untuk Yesus itu tidak bisa
ditunda sehingga berlaku kata-kata “Now or never”!
William Barclay: “Jesus
silenced him (Judas) by saying that money could be given to the poor at any time,
but a kindness done to him must be done now, for soon the chance would be gone
for ever” [= Yesus membungkam dia (Yudas) dengan mengatakan bahwa
uang bisa diberikan kepada orang miskin pada setiap saat, tetapi kebaikan yang
dilakukan terhadapNya harus dilakukan sekarang, karena kesempatan itu akan
segera hilang selama-lamanya].
William Barclay: “There
is here one great truth about life. Some things we can do almost any time, but
some things we will never do, unless we grasp the chance when it comes” (= Di sini ada
satu kebenaran besar tentang kehidupan. Beberapa hal bisa kita lakukan hampir
pada setiap saat, tetapi beberapa hal kita tidak akan pernah melakukannya,
kecuali kita meraih kesempatan pada saat kesempatan itu datang).
Leon Morris (NICNT): “Opportunity
is to be seized while it is there” (= Kesempatan harus diraih pada saat
kesempatan itu ada).
5) Dalam Injil Yohanes hanya ada
pembelaan Yesus terhadap apa yang dilakukan oleh Maria, tetapi dalam Matius dan
Markus ditunjukkan juga upah Maria.
Mat 26:13 - “Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa
yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia”.
Yang dimaksud dengan ‘Injil’ di sini
adalah seluruh cerita tentang Yesus. Nubuat ini tergenapi dengan masuknya
cerita ini ke dalam Kitab Suci.
6) Reaksi Yudas pada waktu usul /
kritikannya ditolak oleh Yesus.
Pada waktu usul Yudas itu ternyata
ditolak oleh Yesus (ay 7-8), Yudas menjadi begitu marah, sehingga ia pergi
menjual Yesus (Mat 26:14-16 / Mark 14:10-11). Di sini kita melihat bahaya
dari dosa, yang makin lama makin membuat orangnya keras hati.
Pulpit Commentary: “The
loss of the ointment hurried him to sell his Master. Thus we have the stench of
avarice in the same room as the perfume of love” (= Kehilangan
minyak menyebabkan ia cepat-cepat menjual Gurunya. Jadi, dalam ruangan yang
sama ada bau busuk ketamakan maupun minyak wangi kasih).
Calvin: “We
are taught by this instance what a frightful beast the desire of possessing is;
the loss which Judas thinks that he has sustained, by the loss of an
opportunity for stealing, excites him to such rage that he does not hesitate to
betray Christ” (= Kita diajar oleh contoh ini bahwa keinginan untuk
memiliki adalah seekor binatang yang menakutkan; kehilangan yang menurut Yudas
telah ia derita melalui kehilangan kesempatan mencuri, membangkitkan
kemarahannya sedemikian rupa sehingga ia tidak ragu-ragu untuk mengkhianati
Kristus).
John Owen: “Every
unclean thought or glance would be adultery if it could; every covetous desire
would be oppression, every thought of unbelief would be atheism, might it grow
to its head” (= Setiap pikiran / pandangan mata yang najis akan
menjadi perzinahan kalau memungkinkan; setiap keinginan yang tamak akan menjadi
penindasan, setiap pikiran tentang ketidakpercayaan akan menjadi atheisme,
kalau hal itu bisa tumbuh sampai puncaknya) - ‘The Works of
John Owen’, vol 6, ‘Temptation and
Sin’, hal 12.
Pulpit Commentary: “If men
will yield themselves to sin, God will not and does not promise them immunity
from temptation, but sometimes even brings them into it” (= Jika
manusia mau menyerahkan diri mereka sendiri kepada dosa, Allah tidak berjanji
memberikan kekebalan kepada mereka terhadap pencobaan, tetapi kadang-kadang
bahkan membawa mereka ke dalam pencobaan itu).
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com