Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Yohanes 13:18-20
1) “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku
tahu, siapa yang telah Kupilih”.
Di sini ada 2 kalimat, dan ada 2
golongan penafsiran tentang 2 kalimat ini.
Ada penafsir yang menganggap bahwa
‘pemilihan’ yang dibicarakan dalam kalimat kedua tidak berhubungan dengan
kalimat pertama, dan karena itu pemilihan itu juga mencakup Yudas. Jadi itu
tidak mungkin menunjuk pada ‘eternal
election’ / pemilihan kekal / predestinasi, tetapi menunjuk pada pemilihan
sebagai rasul.
Ada penafsir yang menganggap 2 kalimat
ini berhubungan, sehingga pemilihan dalam kalimat kedua tidak mencakup Yudas.
Karenanya ini dianggap ‘eternal election’
/ pemilihan kekal / predestinasi.
Calvin termasuk golongan kedua ini, dan
ia berkata bahwa murid-murid itu berbeda dengan Yudas, bukan karena mereka
baik, tetapi karena adanya pemilihan terhadap mereka. Calvin berkata bahwa
dalam Yoh 6:70 Yudas termasuk dalam orang yang dipilih, karena di sana
Yesus berbicara tentang pemilihan mereka untuk suatu pekerjaan tertentu. Ini
sama seperti Saul, yang sekalipun dipilih untuk menjadi raja, tetapi sebetulnya
adalah seorang reprobate / orang yang
ditentukan untuk binasa. Tetapi dalam Yoh 13:18 ini Yesus berbicara tentang ‘eternal election’, dan karenanya Yudas
tidak termasuk.
Calvin melanjutkan dengan berkata bahwa
kata ‘Kupilih’ menunjukkan Kristus sebagai ‘the
Author of election’ (= pengarang / pencipta dari pemilihan), dan ini
menunjukkan keilahian Kristus.
2) Calvin mengatakan bahwa Yesus
menyatakan ay 18 ini dengan 2 tujuan:
a)
Untuk
Yudas sendiri supaya kesalahannya makin tidak termaafkan. Mengapa? Karena ini
sebetulnya memberikan peringatan kepada Yudas, dan juga menunjukkan kepadanya
bahwa kalau Yesus tahu semua itu, itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang
maha tahu. Bahwa semua ini tetap tidak mempertobatkan Yudas, jelas akan
menambah beratnya dosa Yudas.
b)
Untuk
murid-murid yang lain, supaya tidak goncang oleh kejatuhan Yudas.
William Hendriksen: “When,
after a little while, they receive the surprise of their lives with respect to
Judas, they will begin to realize that Jesus had known it all along, and that what
was happening was not a frustration but a fulfilment of the divine plan” (= Pada waktu,
sebentar lagi, mereka menerima kejutan dalam hidup mereka berkenaan dengan
Yudas, mereka akan mulai menyadari bahwa Yesus telah mengetahuinya selama ini,
dan bahwa apa yang terjadi bukanlah suatu kegagalan tetapi penggenapan dari
rencana ilahi) - hal
238.
3) Ay 18b: “Tetapi
haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya
terhadap Aku”.
a) ‘makan roti’ menunjukkan persekutuan yang erat /
persahabatan.
William Barclay: “In
the east to eat bread with anyone was a sign of friendship and an act of
loyalty” (= Di Timur makan roti dengan seseorang merupakan tanda
persahabatan dan suatu tindakan kesetiaan) - hal 142.
Barnes’ Notes: “To
eat with one was a proof of friendship. See 2Sam 9:11; Matt 9:11;
Gen 43:32” (= Makan dengan seseorang merupakan bukti persahabatan.
Lihat 2Sam 9:11; Mat 9:11; Kej 43:32) - hal 330.
Bisa juga ditambahkan Wah 3:20
sebagai contoh bahwa makan bersama menunjukkan persekutuan.
b) ‘Mengangkat tumit’ adalah suatu ungkapan yang bersifat
kiasan, dan artinya adalah: menyerang seseorang dengan cara yang tak terduga,
di bawah kepura-puraan persahabatan.
Clarke mengatakan bahwa ‘mengangkat
tumit’ adalah suatu ungkapan yang diambil dari kuda yang gelisah, yang
kadang-kadang bahkan menendang orang yang memeliharanya dan memberi makan
kepadanya.
‘Pengkhianatan yang dilakukan oleh
seorang sahabat’ adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Andaikata yang
mengkhianati adalah seorang yang tidak terlalu dekat, maka itu tidak terlalu
hebat (bdk. Maz 55:13-15).
Calvin: “Now
what Christ suffered, who is our Head and Pattern, we, who are his members,
ought to endure patiently. And, indeed, it has usually happened in the Church
in almost every age, that it has had no enemies more inveterate than the
members of the Church; and, therefore, that believers may not have their minds
disturbed by such atrocious wickedness, let them accustom themselves early to
endure the attacks of traitors” (= Apa yang diderita oleh Kristus, yang
adalah Kepala dan Teladan kita, kita yang adalah anggota-anggotaNya, harus
menanggungnya dengan sabar. Dan memang, telah biasa terjadi dalam Gereja dalam
hampir setiap jaman, bahwa gereja tidak mempunyai musuh yang lebih mendarah
daging dari pada anggota-anggota Gereja; dan karena itu, supaya orang-orang
percaya tidak terganggu pikirannya oleh kejahatan yang sangat jelek itu,
biarlah mereka mem-biasakan diri mereka sendiri sejak awal untuk menahan
serangan dari pengkhianat-pengkhianat).
c) Ay 18b ini merupakan sebagian
jawaban atas pertanyaan: mengapa Kristus memilih Yudas sebagai rasul, padahal
ia tahu bahwa Yudas bakal mengkhianatiNya?
Jadi, pemilihan terhadap Yudas dilakukan
supaya nubuat Kitab Suci dalam Maz 41:10 digenapi. Mungkin dalam
Maz 41:10 itu Daud membicarakan pengkhianatan Ahitofel (bdk.
2Sam 15:12 16:20-23 bdk. juga
dengan Maz 55:13-15). Kristus melihat hal ini sebagai TYPE dari pengkhianatan
Yudas terhadap diriNya sendiri.
d) Jawaban yang lain terhadap pertanyaan
di atas adalah: karena Yudas memang dipilih / ditetapkan supaya ia mengkhianati
Yesus dan dengan demikian terlaksanalah rencana Allah tentang penebusan umat
manusia oleh Kristus.
Adam Clarke tidak setuju dengan ini,
dan ia berkata:
“I have chosen Judas, not as a wicked man, nor that he
should become such; but I plainly foresaw that he would abuse my bounty, give
way to iniquity, deliver me into the hands of my enemies, and bring ruin upon
himself” (= Aku telah memilih Yudas, bukan sebagai orang jahat,
atau supaya ia menjadi orang seperti itu; tetapi Aku melihat lebih dulu dengan
jelas bahwa ia akan menyalahgunakan kebaikanKu / kemurahan-hatiKu, menyerah /
tunduk pada kejahatan, menyerahkan Aku ke tangan musuh-musuhKu, dan membawa
kehancuran ke atas dirinya sendiri).
Pandangan Clarke ini jelas merupakan
pandangan Arminian / non Reformed, dan ini bertentangan dengan kata ‘haruslah’ dalam ay 18b ini. Bandingkan juga
dengan Luk 22:22 - “Sebab Anak manusia memang akan pergi seperti yang
telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan”.
e) Perbedaan
Yoh 13:18 dengan Maz 41:10.
Kalau kita membandingkan Yoh 13:18
ini dengan Maz 41:10, maka terlihat bahwa Kristus menghapus
Maz 41:10a yang berbunyi ‘Bahkan sahabat karibku yang kupercayai’. Mengapa? Karena Kristus, yang mengenal
Yudas dari semula, memang tidak pernah mempercayainya (Thomas Whitelaw, hal
292). Kalau ini benar maka mungkin ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari
pengalaman Daud dalam Maz 41 ini yang merupakan nubuat tentang Kristus.
1) Ini salah satu kegunaan nubuat,
yaitu membuktikan kebenaran.
a) Nubuat
membuktikan kebenaran Yesus.
Karena nubuat itu dikatakan oleh Yesus,
maka tergenapinya nubuat itu membuktikan kebenaran Yesus! Dengan adanya nubuat
ini, maka pada saat terjadinya pengkhianatan Yudas, murid-murid bukannya harus
berkecil hati, tetapi sebaliknya makin percaya kepada Yesus yang sudah
menubuatkan hal itu.
William Hendriksen: “He
knows that the treachery of Judas will have a tendency to upset the disciples
and to undermine their faith. They might even begin to think of their Master as
having become the victim of the plotting of that very shrewd fellow, Judas.
This will happen unless the Lord is able to convince them that whatever befalls
him, far from taking him by surprise, was included in God’s eternal and
all-comprehensive plan” (= Ia tahu bahwa pengkhianatan Yudas akan mempunyai
kecenderungan untuk menyedihkan / membingungkan murid-murid dan meruntuhkan
iman mereka. Bahkan mereka mungkin mulai berpikir bahwa Guru mereka telah
menjadi korban dari persekongkolan dari orang yang sangat licik itu, yaitu
Yudas. Hal ini akan terjadi kecuali Tuhan bisa meyakinkan mereka bahwa apapun
yang menimpaNya, sama sekali tidak mengejutkanNya, tetapi sudah termasuk dalam
rencana yang kekal dan mencakup segala sesuatu dari Allah) - hal 239.
b) Nubuat
membuktikan kebenaran Kitab Suci kita.
Satu hal yang membedakan Kitab Suci
kita dengan Kitab Suci agama lain adalah bahwa Kitab Suci kita dipenuhi dengan
bukan main banyaknya nubuat, dan semua terjadi dengan tepat. Ini membuktikan
kebenaran Kitab Suci kita!
Catatan: tidak ada kitab Suci agama lain yang
mempunyai begitu banyak nubuat seperti Kitab Suci kita!
c) Ini tentu berbeda dengan banyak
orang kristen jaman sekarang yang bernubuat tentang adanya perang di Indonesia,
atau bahwa akan terjadi banjir besar dsb.
Apa bedanya? Bedanya adalah bahwa
nubuat Yesus atau Kitab Suci diberikan pada saat sama sekali tidak / belum ada
tanda-tanda akan terjadinya hal itu. Misalnya:
·
nubuat
pengkhianatan Yudas diberikan oleh Yesus sebelum ada tanda apapun bahwa Yudas
akan mengkhianat. Karena itu tak ada murid lain yang mencurigai Yudas.
·
nubuat
tentang kelahiran Yesus dari perawan (Yes 7:14), kelahiran Yesus di kota
Betlehem (Mikha 5:1), penyaliban Yesus (Yes 53) sudah diberikan sekitar 700
tahun sebelum kelahiran Yesus! Bahkan mazmur tentang salib (Maz 22) sudah
diberikan sekitar 1000 tahun sebelum kelahiran Yesus.
Tetapi orang-orang yang bernubuat jaman
sekarang ini melihat bahwa politik di Indonesia memang sudah / sedang kacau dan
memang sangat memungkinkan terjadinya pergolakan politik dan bahkan perang, dan
mereka lalu menubuatkan adanya pergolakan politik atau perang. Mereka sudah
mendengar dari ramalan ilmu pengetahuan bahwa akan terjadi badai La Nina di
Indonesia dan mereka sudah mendengar adanya beberapa negara yang sudah mengalami
banjir, lalu mereka menubuatkan adanya banjir di Indonesia. Ini adalah
‘pahlawan kesiangan’, yang berharap dirinya akan ngetop karena ‘nubuat’nya
tergenapi! Saya ber-pendapat, kalaupun ‘nubuat’ orang-orang ini nantinya
tergenapi, itu bukannya menunjukkan kebenaran mereka tetapi sebaliknya
kepalsuan mereka, lebih-lebih kalau nubuat mereka salah. Perlu diketahui bahwa
satu kali saja seseorang menubuatkan sesuatu dan tidak tergenapi, itu sudah
menunjukkan bahwa ia adalah nabi palsu.
Ul 18:22 - “apabila
seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan
tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan
terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya”.
2) Calvin membuat penerapan tentang
ay 19 ini: kalau kita melihat hal-hal yang brengsek dalam gereja, tetapi
kita tidak membandingkannya dengan ayat-ayat Kitab Suci yang menubuatkan hal
itu, maka kita akan berkecil hati. Tetapi kalau kita membandingkannya dengan
ayat-ayat Kitab Suci yang menubuatkan hal itu (misalnya dengan 2Tim 3:5,7 2Tim 4:3-4 dsb), sehingga kita
melihat bahwa Kitab Suci sesuai dengan pengalaman sehari-hari kita, maka kita
justru akan dikuatkan.
Contoh yang lain: penganiayaan terhadap
gereja / orang kristen bisa membuat kita berkecil hati / putus asa. tetapi
kalau kita membandingkan hal itu dengan ayat-ayat seperti
Yoh 15:18-20
Yoh 16:1-4a, maka kita justru akan dikuatkan, karena kita melihat
kebenaran kata-kata Kristus / Kitab Suci.
3) ‘kamu percaya’ di sini maksudnya
bukan percaya untuk pertama kalinya, tetapi ‘makin percaya’, atau ‘bertumbuh
dalam iman’.
4) Kata-kata ‘Akulah Dia’ dalam bahasa
Yunani adalah EGO EIMI (= I am / Aku
adalah).
Calvin berkata bahwa ini maksudnya
adalah: ‘Aku adalah Mesias’.
1) Hubungan ay 20 dengan ayat-ayat
sebelumnya.
Ada bermacam-macam tafsiran tentang
hubungan ay 20 ini dengan ayat-ayat sebelumnya:
a) Ini adalah suatu pokok yang baru,
yang tak berhubungan dengan pokok yang sebelumnya.
b) Bapa, Yesus, dan rasul-rasul /
murid-murid adalah satu. Menerima rasul sama dengan menerima Yesus, dan
menerima Yesus sama dengan menerima Bapa. Tetapi sebaliknya juga berlaku.
Mengkhianati Yesus sama dengan mengkhianati Bapa (Barnes’ Notes, hal 330).
Kalau ini benar, maka ini lagi-lagi teguran / peringatan untuk Yudas.
Tetapi saya berpendapat tafsiran ini
agak terlalu dipaksakan. Kalau Yesus memang bermaksud menegur / memperingati
Yudas, mengapa Ia berkata ‘barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang
mengutus Aku’? Mengapa Ia tidak berkata: ‘barangsiapa menolak Aku, ia menolak
Dia yang mengutus Aku’?
Juga jalur yang Ia ambil terlalu jauh,
yaitu muridNya - DiriNya sendiri - Bapa. Padahal kalau hanya untuk menegur /
memperingati Yudas, cukup ia mengambil DiriNya sendiri - Bapa.
c) Sekalipun ada rasul yang
mengkhianat, tetapi wibawa rasul-rasul yang lain tidak dihapus. Sekalipun ada
rasul yang mengkhianat, itu bukan alasan untuk menolak rasul-rasul yang lain.
Siapa menolak rasul yang lain, ia menolak Yesus sendiri, dan siapa menolak
Yesus ia menolak Bapa.
Jadi, ayat ini dimaksudkan oleh Kristus
untuk menghadapi akibat negatif yang mungkin muncul akibat kejatuhan Yudas.
Saya berpendapat bahwa tafsiran inilah
yang benar.
2) Kristus memberikan ay 20 ini
karena:
a) Memang suatu teladan buruk mudah
sekali menimbulkan akibat negatif.
Calvin: “There
is too good evidence that we are very ready to be wounded by a bad examples;
for, in consequence of this, the revolt of one man inflicts a deadly wound on
two hundred others, while the steadiness of ten or twenty pious men hardly
edifies a single individual” (= Ada terlalu banyak bukti bahwa kita sangat siap untuk
dilukai oleh teladan buruk; karena, sebagai akibat dari hal ini, pemberontakan
oleh satu orang menimbulkan luka yang mematikan pada 200 orang lain, sementara
keteguhan hati / kestabilan dari 10 atau 20 orang saleh hampir tidak mendidik /
membangun seorang pribadipun).
Ini membuktikan adanya Total Depravity (= kebejatan total) dan
kecenderungan ke arah yang salah dalam diri manusia.
Penerapan:
Kalau ada suatu teladan buruk, dan
saudara berpikir untuk melakukan hal yang salah (menjauhi Tuhan / gereja,
berhenti belajar Firman, berhenti melayani dsb), maka cobalah renungkan: ada
banyak teladan baik yang tidak saudara tanggapi dengan melakukan hal yang
benar. Mengapa ada satu teladan buruk dan saudara lalu menanggapinya dengan
melakukan hal yang salah?
b) Sekalipun hanya satu atau dua yang
bersalah, orang cenderung untuk menyalahkan secara pukul rata.
Ada banyak orang tidak mau menjadi
kristen, hanya karena ia melihat ada seorang kristen / pendeta yang berzinah
atau melakukan dosa lain. Ini memang menyebabkan kita harus hati-hati dengan
hidup kita, tetapi bagaimanapun sikap pukul rata seperti itu adalah salah.
Karena itulah Yesus mengatakan: biarpun Yudas jatuh, orang yang menolak murid
yang lain sama dengan menolak Dia. Orang tidak boleh main pukul rata dengan
menganggap bahwa semua murid yang lain pasti juga brengsek seperti Yudas.
3) Pengharmonisan dengan Fil 1:15-18.
Bagaimana mengharmoniskan ini dengan
orang yang anti Paulus tetapi pro Yesus dalam Fil 1:15-18? Saya berpendapat
bahwa Yoh 13:20 ini maksudnya adalah bahwa orangnya menolak hamba Tuhan
dan sekaligus doktrinnya. Ini disamakan dengan menolak Kristus. Tetapi dalam
Fil 1:15-18 itu orangnya menolak Paulus / hamba Tuhannya tetapi tidak
menolak doktrinnya, dan ini tidak sama dengan menolak Kristus.
4) Calvin: “When the devil cannot estrange us from Christ by hatred
of his doctrine, he excites either dislike or contempt of the ministers
themselves” (= Pada saat setan tidak bisa menjauhkan kita dari
Kristus oleh kebencian terhadap ajaranNya, ia membangkitkan ketidaksenangan
atau kejijikan terhadap pendeta).
5) Menghadapi hamba Tuhan yang
ajarannya benar tetapi hidupnya tidak benar.
Perhatikan Mat 23:2-3 - “Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah
dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya”.
Agustinus: “We
may profitably listen even to those whose lives are not profitable” (= kita bisa
mendapatkan manfaat dengan mendengar bahkan dari orang-orang yang hidupnya
tidak berguna).
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com