Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Yohanes 13:21-30
1) ‘Ia sangat terharu’.
Terjemahan yang salah ini sangat
membingungkan, karena seseorang biasanya menjadi terharu karena tindakan kasih
dari orang lain. Sebaliknya saat ini Yesus akan menghadapi pengkhianatan dari
Yudas, sehingga tidak mungkin justru merasa terharu.
NASB: ‘He became troubled in spirit’ (= Ia menjadi terganggu / susah
dalam roh).
NIV: ‘Jesus was troubled in spirit’ (= Yesus terganggu / susah dalam
roh).
Hal ini menunjukkan kemanusiaan Yesus.
2) ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku’.
a) Ini adalah untuk ketigakalinya
Yesus memberi petunjuk tentang adanya seorang murid yang akan mengkhianatiNya.
·
Dalam
ay 10b Yesus berkata: ‘Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua’.
·
Dalam ay
18 Ia berkata: ‘Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu siapa
yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu,
telah mengangkat tumitnya terhadap Aku’.
·
Dalam
sekarang dalam ay 21 Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang
di antara kamu akan menyerahkan Aku’.
Jadi ini adalah untuk ketigakalinya Ia
memberi petunjuk tentang adanya seorang murid yang akan mengkhianatiNya, dan
makin lama petunjukNya makin jelas.
b) Hamba Tuhan tidak boleh meniru apa
yang Kristus lakukan disini, misalnya dengan berkata dalam khotbah: ‘Saya tahu
ada satu jemaat saya yang sering berzinah’. Ini bisa membuat semua istri
mencurigai suaminya, dan mengacaukan rumah tangga - rumah tangga dalam gereja.
1) ‘Murid-murid itu memandang seorang
kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkanNya’ (ay 22).
Pada saat ini terjadi apa yang
diceritakan dalam Mat 26:22 / Mark 14:19 dimana mereka masing-masing
bertanya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’. Tetapi Yudas juga ikut-ikutan bertanya:
‘Bukan aku, ya Rabi?’ (Mat 26:25a), dan Yesus menjawabnya: ‘Engkau telah
mengatakannya’ (Mat 26:25b), yang berarti ‘Ya’ (bdk. Mat 26:64a).
Tetapi mungkin sekali, pembicaraan Yesus dan Yudas ini dilakukan secara
berbisik, sehingga tidak terdengar oleh murid-murid yang lain, sehingga mereka
tetap tidak tahu siapa si pengkhianat itu. Mengingat bahwa Yesus dan Yudas bisa
berbicara tanpa didengar oleh murid-murid yang lain, maka mungkin sekali bahwa
Yudas saat ini duduk di tempat terhormat, yaitu persis di sebelah kiri Yesus
(tidak mungkin di sebelah kanan Yesus karena dari ay 23 terlihat bahwa
tempat ini ditempati oleh Yohanes).
2) Ay 23-25.
a) ‘murid
yang dikasihiNya’ (ay 23a).
Ini menunjuk kepada penulis Injil
Yohanes ini, yaitu rasul Yohanes (bdk. Yoh 21:20-24).
b) ‘bersandar
dekat kepadaNya, di sebelah kananNya’ (ay 23b).
NIV: ‘was reclining next to him’ (= berbaring / bersandar di
sebelahNya).
NASB / Lit: ‘There was reclining on Jesus’ breast’ (= Di sana bersandar pada
dada Yesus).
Ini memastikan bahwa Yohanes saat itu
duduk persis di sebelah kanan Yesus.
c) Rupanya Petrus duduk berseberangan
dengan Yohanes, sehingga bisa memberi isyarat kepadanya, dan menyuruh Yohanes
untuk bertanya kepada Yesus, siapa pengkhianat yang Ia maksudkan (ay 24).
Yohanes lalu menanyakannya kepada Yesus (ay 25). Rupanya Yohanes menanyakan
hal ini dengan berbisik kepada Yesus, sehingga hanya Yesus yang mendengar
pertanyaannya ini. Ini memungkinkan karena kepala Yohanes memang dekat dengan
dada Yesus.
1) ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku
akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya’.
a) Dalam Mat 26:23 dikatakan
bahwa Yesus menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya
ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku’.
Apakah 2 text Kitab Suci ini
bertentangan satu sama lain? Dalam sebuah buku yang menyerang kekristenan
habis-habisan yang berjudul ‘What Did
Jesus Really Say?’, hal 201-202, penulisnya yang bernama Misha’al ibn
Abdullah (orang Islam), menuliskan kedua text Kitab Suci ini secara
berdampingan dan menyebutnya sebagai salah satu dari banyak bagian yang
kontradiksi dalam Alkitab.
Tetapi kedua text ini sebetulnya sama
sekali tidak bertentangan, karena Mat 26:23 dan Yoh 13:26 ini
merupakan 2 peristiwa yang berbeda!
Mat 26:23 diberikan sebagai jawaban
atas pertanyaan murid-murid dalam Mat 26:22 - ‘Bukan aku, ya Tuhan?’. Dan
setelah itu barulah terjadi Yoh 13:26, yang diberikan sebagai jawaban atas
pertanyaan Yohanes dalam Yoh 13:25.
Juga, kalau dalam Mat 26:23 Yesus
boleh dikatakan tidak / belum memberi petunjuk siapa si pengkhianat itu (lihat
3 macam penafsiran tentang Mat 26:23 di bawah ini), maka dalam Yoh 13:26
Yesus memberi petunjuk (kepada Yohanes) siapa si pengkhianat itu.
b) Kalau Mat 26:23 dan
Yoh 13:26 merupakan 2 peristiwa yang berbeda, dan Mat 26:23 terjadi
lebih dulu, lalu mengapa murid-murid masih tidak tahu siapa si pengkhianat itu?
Mengapa Petrus masih menyuruh Yohanes bertanya siapa si pengkhianat itu? Untuk
itu perhatikan penjelasan dari Mat 26:23 dan Mark 14:20 di bawah ini.
Ada bermacam-macam penafsiran tentang kata-kata Yesus dalam Mat 26:23.
1. Mereka semua makan menggunakan
beberapa pinggan (kalau kita mengingat akan cara duduk mereka, dan bahwa jumlah
mereka ada 13 orang, maka ini adalah sesuatu yang sangat masuk akal), dan Yesus
dan Yudas makan dengan menggunakan satu pinggan (ingat bahwa Yesus duduk
persis di sebelah kanan Yudas)!
Pandangan ini didasarkan atas
Mark 14:20 yang berbunyi: ‘... dia yang mencelupkan roti ke dalam satu
pinggan dengan Aku’.
Kalau pandangan ini benar, maka dengan
kata-kata itu Yesus memberikan petunjuk kepada murid-murid lain, bahwa Yudaslah
pengkhianatnya.
Keberatan: kata ‘satu’ itu sangat diragukan
keasliannya, karena tidak didukung oleh manuscript-manuscript yang kuno. Karena
itu dalam terjemahan-terjemahan KJV, RSV, NIV, NASB, kata ini tidak ada!
2. Pada saat itu Yudas, bersama-sama
dengan Yesus, sedang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan.
Penafsiran ini didasarkan
Mat 26:23 versi KJV yang berbunyi: ‘he
that dippeth his hand with Me ...’. Perhatikan bahwa KJV
menterjemahkan kata ‘mencelupkan’ ke dalam present
tense!
Kalau memang penafsiran ini benar, maka
itu berarti Yesus sebetulnya memberikan petunjuk pada murid-murid yang lain bahwa
Yudaslah pengkhianatnya.
Keberatan terhadap pandangan ini: kata
yang diterjemahkan ‘he that dippeth’
(= ia yang mencelupkan), dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk aorist participle.
Suatu participle diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai ‘kata kerja +
ing’ (misalnya: going, walking, saying, dsb). Dan aorist
menunjuk pada masa lampau. Karena
itu, kata itu bisa diterjemahkan ‘the one
that having dipped’ atau ‘the one who
has been dipping’ (= orang yang selama ini telah mencelupkan). Ini
jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak memaksudkan orang yang pada saat itu
sedang mencelupkan tangannya bersama dengan dia, tetapi orang yang dari
tadi mencelupkan tangannya ke dalam pinggan itu.
3. Yesus bukan memaksudkan orang yang sedang
mencelupkan tangannya, tetapi orang yang telah mencelupkan tangannya, ke
dalam pinggan bersama-sama dengan Dia.
Dasar dari pandangan ini adalah
penggunaan aorist participle
dalam bahasa Yunaninya (lihat keberatan terhadap pandangan pertama di atas).
Karena penggunaan aorist
participle ini, maka kata ‘mencelupkan’ itu harus menunjuk pada waktu
lampau.
NIV: ‘the one who has dipped his hand’ (= orang yang telah mencelupkan
tangannya).
NASB: ‘he who dipped his hand’ (= ia yang tadi mencelupkan tangannya).
Kalau pandangan ini benar, maka itu
berarti bahwa berbeda dengan pandangan pertama dan kedua di atas, di sini Yesus
tidak memberitahu kepada murid-muridNya siapa yang akan mengkhianati Dia,
karena mereka semua telah mencelupkan tangannya ke dalam pinggan. Jadi arti
kata-kata ini adalah ‘salah seorang dari kamu akan mengkhianati Aku’, sama
seperti kata-kataNya dalam Mat 26:21.
William Hendriksen: “He
gave a very general answer: ‘He that dipped his hand with me in the dish, the
same man will betray me’ (Matt. 26:23). But Judas surely was not the only man
who was dipping his hand with Jesus in the dish. Hence, this answer did not
identify the betrayer” [= Ia mem-berikan jawaban yang sangat umum: ‘Dia yang
bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang
akan menyerahkan Aku’ (Mat 26:23). Tetapi Yudas pasti bukan satu-satunya orang
yang mencelupkan tangannya dengan Yesus ke dalam pinggan. Jadi, jawaban ini
tidak menunjukkan si pengkhianat] - hal 244.
Keberatan: dalam ayat paralel dari
Mat 26:23 ini, yaitu dalam Mark 14:20, kata-kata yang diterjemahkan ‘dia
yang mencelupkan’ dalam bahasa Yunani menggunakan bentuk present participle sehingga diterjemahkan seperti ini oleh
Kitab Suci bahasa Inggris:
NIV: ‘one who dips bread into the bowl with me’.
NASB: ‘one who dips with Me in the bowl’.
KJV: ‘that dippeth with me in the dish’.
RSV: ‘one who is dipping bred into the dish with me’.
Harus diakui bahwa penggunaan aorist participle dalam Mat 26:23
dan present participle dalam
Mark 14:20 adalah sesuatu yang memusingkan. Tetapi mungkin keduanya bisa
digabungkan, dan berarti ‘orang yang dari tadi sampai sekarang
mencelupkan tangannya dengan Aku ke dalam pinggan’. Ini tentu juga berarti
bahwa Yesus tidak menunjukkan siapa pengkhianat itu.
Dari ketiga pandangan di atas, saya
paling condong pada pandangan ketiga, karena setelah Yesus mengatakan hal ini
murid-murid tetap belum mengetahui siapa si pengkhianat itu.
2) Jawaban Yesus dalam ay 26a ini
juga diberikan dengan berbisik kepada Yohanes, sehingga tidak didengar oleh
murid-murid yang lain.
3) Sesudah berkata demikian Ia mengambil
roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot (ay
26b).
a) Ini lagi-lagi kelihatannya
menunjukkan bahwa Yudas Iskariot duduk persis di sebelah kiri Yesus, karena
Yesus bisa memberikan roti kepada Yudas tanpa disebutkan bangkit dari dudukNya
(ay 26).
Tasker (Tyndale): “It
is more than probable that Judas was given the place of honour; and so Jesus
was able without rising from the table to hand him the sop” (= Adalah
sangat memungkinkan bahwa Yudas diberi tempat kehormatan; dan dengan demikian
Yesus bisa memberikan roti kepadanya tanpa bangun dari meja) - hal 162.
Bahwa dalam Perjamuan Paskah itu Yudas
bisa duduk persis di sebelah kiri Yesus, menunjukkan 2 hal:
·
Betapa
munafiknya Yudas! Ia mengkhianati Yesus, tetapi masih bisa pura-pura begitu
cinta kepada Yesus, sehingga ia duduk persis di sebelah Yesus!
·
Betapa
besar kasih Yesus kepada Yudas! Yesus tahu Yudas mengkhianatiNya, tetapi Ia
tetap mau duduk persis di sebelah Yudas, bahkan dengan posisi kepalaNya yang
begitu dekat dengan dada Yudas, dimana terdapat hati yang begitu busuk, yang
dipenuhi dengan rencana yang jahat untuk mengkhianati Guru dan Tuhannya
sendiri! Yesus betul-betul mempraktekkan ajaran ‘kasihilah musuhmu’ yang Ia
sendiri ajarkan!
b) Di titik ini Yesus menunjukkan
secara jelas bahwa Ia tahu siapa si pengkhianat itu.
Wiliam Barclay: “There
is a warning here. By our outward actions we may deceive men; but there is no
hiding things from the eye of Christ” (= Ada suatu peringatan di sini. Dengan
tindakan-tindakan lahiriah kita kita bisa menipu manusia; tetapi tidak ada
hal-hal yang tersembunyi dari mata Kristus) - hal 145.
c) Dengan kata-kata dan tindakanNya
dalam ay 26 ini Yesus memberikan petunjuk kepada Yohanes siapa si
pengkhianat itu.
4) Ay 26 ini bukan hanya
merupakan suatu tanda untuk menunjukkan kepada Yohanes siapa pengkhianat itu,
tetapi juga merupakan demonstrasi kasih Yesus kepada Yudas.
Tasker (Tyndale): “it
is a mark of divine love which ever seeks to overcome evil with good” (= itu adalah
tanda / ciri dari kasih ilahi yang selalu berusaha untuk mengalahkan kejahatan
dengan kebaikan) - hal
159.
5) Komentar tentang Yudas Iskariot.
John G. Mitchell: “It
is an astounding thing that a person can be one of the twelve, and walk three
and a half years with the Lord, and yet not have any love for Christ. Judas had
associated with the disciples of Christ. He had gazed upon the Savior. He had
heard His words and seen the miracles He performed. And yet he had no place in
His heart for Christ. Is it possible? Listen, a person can know all the
doctrines and can associate with God’s people and be found in the worship
meetings, the prayer meetings, at the Lord’s Table, and yet not know Jesus
Christ as Savior” (= Merupakan suatu hal yang sangat mengherankan bahwa
seseorang bisa menjadi salah satu dari 12 murid / rasul, dan berjalan 3 1/2
tahun dengan Tuhan, tetapi tidak mempunyai kasih kepada Yesus. Yudas telah
bergaul dengan murid-murid Kristus. Ia telah memandang Sang Juruselamat. Ia
telah mendengar kata-kataNya dan melihat mujijat-mujijat yang Ia lakukan.
Tetapi ia tidak mempunyai tempat dalam hatinya untuk Kristus. Mungkinkah ini?
Dengarlah, seseorang bisa mengetahui semua doktrin dan bisa bergaul dengan umat
Allah dan ditemukan di tempat kebaktian, persekutuan doa, pada meja Perjamuan
Kudus, tetapi tidak mengenal Yesus sebagai Juruselamat) - hal 257.
1) ‘Dan sesudah Yudas menerima roti
itu, ia kerasukan Iblis’ (ay 27a).
a) Adam Clarke: “But the morsel was not the cause of this entering in” (= Tetapi roti
itu bukanlah penyebab kerasukan ini) - hal 619.
b) Apakah
ini menunjukkan bahwa Yudas betul-betul dirasuk setan?
William Hendriksen: “Now
the devil - here called Satan, i.e., the adversary - puts himself into Judas’
heart. ... Satan takes full possession of the betrayer’s soul” (= Sekarang
setan - di sini disebut Satan, yaitu ‘sang musuh’ - masuk ke dalam hati Yudas.
... Setan menguasai jiwa si pengkhianat sepenuhnya) - hal 247.
Calvin: “It
is also a very foolish dream to imagine that the devil entered essentially - as
the phrase is - into Judas; for the Evangelist speaks only of the power and
efficacy of Satan” (= Juga merupakan pikiran yang sangat bodoh untuk
membayangkan bahwa setan masuk secara hakiki - seperti bunyi ungkapan itu - ke
dalam Yudas; karena si Penginjil hanya berbicara tentang kuasa dan keefektifan
Setan) - hal 71.
Saya setuju dengan pandangan Calvin
ini, karena orang yang kerasukan setan selalu menunjukkan tanda-tanda tertentu
seperti dalam Mat 8:28-34 dsb. Tetapi Yudas tetap bersikap, bertindak,
berkata-kata sebagai orang waras (waras jasmani, bukan rohani).
c) Dari tadi Yudas sudah dikuasai
setan (bdk. Luk 22:3 yang jelas terjadi sebelum Perjamuan Paskah yang
dalam Injil Lukas diceritakan dalam Luk 22:14-dst). Tetapi sekarang ia
lebih lagi dikuasai setan. Ini mirip seperti orang yang sudah mempunyai Roh
Kudus, lalu dikatakan penuh Roh Kudus lagi.
d) William Hendriksen: “How the evangelist discovered this has not been revealed” (= Bagaimana
si Penginjil mengetahui hal ini tidak dinyatakan) - hal 247.
Saya berpendapat bahwa hal ini
diwahyukan kepada Yohanes!
2) “Maka Yesus berkata: ‘Apa yang
hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera’” (ay 27b).
a) Kata-kata ini jelas tidak lagi
dilakukan dengan berbisik, karena ay 28 jelas menunjukkan bahwa semua yang
lain mendengar kata-kata ini. Tetapi karena mereka tidak mendengar kata-kata
Yohanes dan Yesus sebelumnya, maka mereka tetap tidak mengerti persoalannya.
b) ‘dengan
segera’.
NIV/NASB: ‘quickly’ (= dengan cepat).
Hendriksen: ‘more quickly’ (= dengan lebih cepat).
Kata Yunani yang dipakai adalah
TACHION, yang juga dipakai dalam:
·
Yoh 20:4
dimana kata itu diterjemahkan ‘lebih cepat’.
·
Ibr
13:19,23 (‘lebih lekas’ dan ‘segera’).
Mengapa Yesus ‘menyuruh’ Yudas
melakukan rencananya dengan lebih cepat?
William Hendriksen: “Thus
tersely Jesus dismissed Judas, and at the same time revealed that he, as the
Lord of all, was complete Master of the situation. All the details of his
passion, including the time-schedule, were in his own hands, not in the
hands of the traitor. In the plan of God it had been decided that the Son of God
would make himself an offering for sin by his death on the cross, and that
this would happen on Friday, the fifteenth of Nisan. That was not the moment
which had been selected by the Sanhedrin or by Judas. Hence, Judas must work
faster. And Judas does work faster, probably because he now knew (Matt. 26:25)
that he had been ‘discovered.’ He was probably afraid lest the whole plot
fail if he did not act quickly” [= Demikianlah dengan pendek dan cepat
Yesus membubarkan / menghilangkan Yudas, dan pada saat yang sama menyatakan
bahwa Ia, sebagai Tuhan dari semua, berkuasa sepenuhnya atas situasi saat itu.
Semua hal-hal terperinci dari penderitaanNya, termasuk jadwal waktunya,
ada dalam tanganNya, bukan dalam tangan si pengkhianat. Dalam rencana Allah
telah diputuskan bahwa Anak Allah akan menjadikan diriNya sendiri korban untuk
dosa melalui kematianNya pada kayu salib, dan bahwa hal ini akan terjadi
pada Jum’at, tanggal ke 15 dari bulan Nisan. Itu bukanlah waktu yang telah
dipilih oleh Sanhedrin atau oleh Yudas. Jadi, Yudas harus bekerja lebih cepat.
Dan Yudas memang bekerja lebih cepat, mungkin karena sekarang ia tahu (Mat
26:25) bahwa ia telah ‘ditemukan / diketahui’. Mungkin ia takut kalau-kalau
seluruh rencananya gagal jika ia tidak bertindak dengan cepat] - hal 247-248.
Bandingkan dengan Mat 26:5 -
‘jangan pada waktu perayaan’. Jadi rencana tokoh-tokoh Yahudi mula-mula adalah
menangkap dan membunuh Yesus setelah masa hari raya (Paskah dan Roti tak
beragi) lewat. Yesus sendiri menubuatkan dalam Mat 26:2 bahwa ia akan
ditangkap / disalibkan pada Paskah. Tetapi musuh-musuhNya merencanakan
untuk menangkap / membunuh Dia setelah Paskah. Lalu muncullah Yudas
(Mat 26:14-16), yang memberikan jalan bagi para tokoh Yahudi itu untuk
mewujudkan rencananya.
Apa yang terjadi dalam Yoh 13 ini,
dimana Yudas tahu bahwa Yesus mengetahui pengkhianatannya, membuat Yudas
mempercepat rencananya sehingga akhirnya pembunuhan / penyaliban terhadap Yesus
dilakukan sesuai dengan ketetapan Allah, yaitu pada Paskah.
Knox Chamblin: “Even
as they plan his death, his enemies are under his sovereign lordship” (= Bahkan pada
saat mereka merencanakan kematianNya, musuh-musuhNya ada di bawah
pemerintahanNya yang berdaulat) - hal 229.
c) Kata-kata Yesus ini tidak bisa
dianggap sebagai perintah, karena kalau ini adalah suatu perintah, maka Yudas
tidak bersalah dalam melakukan hal itu.
Matthew Poole: “Christ,
knowing this, doth not command, advise, or exhort him; but, in a detestation,
bids him go and do what he has resolved to do, and which he knew would be
quickly; letting him know both that he knew what was in his heart, and that he
was now ready to receive the effects of his malice” (= Kristus,
mengetahui hal ini, tidak memerintahkan, menasehati, atau mendesak dia; tetapi,
dengan sikap jijik, memintanya untuk pergi dan melakukan apa yang telah ia
putuskan untuk dilakukan, dan yang Ia tahu akan terjadi dengan segera;
membiarkan dia tahu bahwa Ia tahu apa yang ada dalam hatinya, dan bahwa
sekarang Ia siap untuk menerima pengaruh / akibat dari kejahatannya) - hal 351.
Adam Clarke: “As
if he had said: ‘Thou are past all counsel; thou hast filled up the measure of
thy iniquity, and hast wholly abandoned thyself to Satan; I will not force thee
to turn from thy purpose, and without this thou wilt not. Thy designs are all
known to me; what thou art determined to do, and I to permit, do directly;
delay not, I am ready.’” (= Seakan-akan Ia berkata: ‘Engkau sudah tidak bisa
dinasehati; engkau telah memenuhi takaran kejahatanmu, dan telah menyerahkan dirimu
sendiri sepenuhnya kepada setan; Aku tidak akan memaksa engkau untuk berbalik
dari rencana / tujuanmu, dan tanpa ini engkau tidak akan berbalik. Seluruh
rencanamu Aku ketahui; apa yang engkau putuskan untuk dilakukan, dan Aku
ijinkan, lakukanlah segera; jangan menunda, Aku siap) - hal 619.
d) Kata-kata Yesus kepada Yudas ini,
yang jelas menunjukkan kepada Yudas bahwa Ia mengetahui pengkhianatan Yudas,
seharusnya membuat Yudas sadar akan kemahatahuan dan keilahian Yesus, dan ini
seharusnya mempertobatkannya. Tetapi ternyata Yudas tetap tidak bertobat, dan
bahkan meneruskan dan mempercepat rencananya.
Ayat ini menunjukkan bahwa murid-murid masih tidak mengerti
bahwa Yudaslah pengkhianat yang Yesus maksudkan.
Adanya kata-kata ‘tidak ada seorangpun dari antara mereka yang
duduk makan itu mengerti’ menyebabkan ada orang yang menganggap bahwa
Yohanespun juga belum mengerti. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa di sini
Yohanes mengecualikan dirinya sendiri. Jadi ia tahu siapa pengkhianat yang Yesus
maksudkan.
Leon Morris mengutip kata-kata Barret:
“To
say that he failed to grasp the meaning of the sign is to make him an imbecile” (= Mengatakan
bahwa ia tidak menangkap maksud dari tanda itu membuatnya menjadi orang yang
cacat mental) - hal
628.
Saya sendiri berpendapat bahwa di titik ini Yohanes sendiri
sudah mengerti maksud Yesus bahwa Yudaslah si pengkhianat itu.
1) ‘Karena Yudas memegang kas’.
Bahwa Yudas adalah bendahara sudah
dibahas dalam Yoh 12:6.
2) ‘ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh
dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu’.
a)
Ada yang
menyerang bagian ini dengan mengatakan: ‘Waktu itu sudah malam, apa ada toko
buka?’. Hendriksen menjawab: ini hari / saat istimewa, yaitu Paskah, sehingga
toko buka sampai malam (hal 249).
b)
Ada juga
yang mengatakan bahwa pada waktu Paskah orang dilarang bekerja, sehingga
bagaimana mungkin bisa beli barang? Jawab: orang hanya dilarang bekerja pada
hari pertama dan ke tujuh dari 7 hari perayaan ini (Im 23:7-8). Juga perlu
diingat bahwa Yesus merayakan Paskah lebih dulu satu hari dibanding dengan
orang-orang Yahudi yang lain.
c)
Bagian
ini sering dipakai untuk mengatakan bahwa pada saat ini Yesus belum memulai
perjamuan Paskah. Tetapi perlu diingat bahwa pesta itu berlangsung 7 hari! Jadi
bisa saja pesta / perjamuan itu sudah dimulai tetapi tetap perlu membeli
apa-apa yang perlu untuk kelanjutan pesta itu (Tasker, Tyndale, hal 163).
3) ‘memberi apa-apa kepada orang
miskin’.
Jelas bahwa grup Yesus ini miskin,
tetapi mereka masih menyisihkan sebagian uang untuk orang miskin.
Clarke mengatakan bahwa ini mengajar
kita, yang miskin sekalipun, untuk tetap menolong orang lain, yang keadaannya
lebih parah dari kita.
1) ‘Yudas menerima roti itu lalu
segera pergi’.
Keluarnya Yudas ini terjadi sebelum
atau sesudah Perjamuan Kudus? Dengan kata lain, Yudas ikut Perjamuan Kudus atau
tidak? Ini merupakan pertanyaan yang agak sukar untuk dijawab karena Perjamuan
Kudus yang diceritakan dalam Mat 26:26-28, tidak diceritakan oleh Yohanes.
Ada 2 kemungkinan:
a) Yudas
ikut Perjamuan Kudus.
Dasarnya: Luk 22:21 - “Tetapi, lihat,
tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini”.
Jawab: Lukas tidak menulis secara chronologis (sesuai dengan
urut-urutan waktu)!
Thomas Whitelaw: “Luke’s
narrative can with difficulty be regarded as strictly chronological” (= Cerita
Lukas tidak bisa dianggap sebagai chronologis secara ketat) - hal 295.
Ini terlihat dari: Luk 22:22 (= Mat
26:24) jelas terjadi sebelum Perjamuan Kudus (Luk 22:17-20 /
Mat 26:26-29), tetapi oleh Lukas ditulis setelah Perjamuan Kudus.
b) Yudas
tidak ikut Perjamuan Kudus.
Dasar: ay 30 menunjukkan bahwa Yudas langsung pergi
setelah ia menerima roti itu. Pemberian roti itu (diceritakan oleh Yohanes,
tidak oleh Matius) kelihatannya terjadi persis setelah Mat 26:23,
sedangkan Perjamuan Kudusnya baru dalam Mat 26:26-28.
Tetapi sekalipun Yudas tidak ikut
Perjamuan Kudus, tetapi ia pasti ikut Perjamuan Paskah, yang pada saat itu
merupakan sakramen Perjanjian Lama. Mengapa ia dibolehkan ikut?
·
Dalam
Perjanjian Lama tidak ada larangan orang berdosa / ‘kristen KTP’ untuk ikut
Perjamuan Paskah, tetapi dalam Perjanjian Baru ada larangan bagi orang seperti
itu untuk ikut Perjamuan Kudus (1Kor 11:27-32).
·
Matthew
Poole: “For although Christ knew Judas’s heart, yet he acted not
according to his omniscience, but as the first and prime minister of the
gospel, setting us an example, not to judge of secret things, but of things
open only” (= Karena sekalipun Kristus mengetahui hati Yudas, tetapi
Ia tidak bertindak sesuai dengan kemahatahuanNya, tetapi sebagai pelayan yang
pertama dan terutama dari injil, memberikan kita suatu teladan, untuk tidak
menghakimi hal-hal yang rahasia, tetapi hanya hal-hal yang terbuka) - hal 352.
2) ‘Pada waktu itu hari sudah malam’.
Banyak sekali penafsir yang
mengalegorikan bagian ini.
Wiliam Barclay: “Judas
went out - and it was night. John has a way of using words in the most pregnant
way. It was night for the day was late; but there was another night there. It
is always night when a man goes from Christ to follow his own purposes. It is
always night when a man listens to the call of evil rather than the summons of
good. It is always night when hate puts out the light of love. It is always
night when a man turns his back on Jesus” (= Yudas keluar - dan saat itu sudah
malam. Yohanes mempunyai cara menggunakan kata-kata sehingga sarat dengan arti.
Itu sudah malam karena hari itu sudah larut; tetapi ada ‘malam’ yang lain di
sini. Selalu merupakan ‘malam’ kalau seseorang meninggalkan Kristus untuk
mengikuti tujuan / rencananya sendiri. Selalu merupakan ‘malam’ pada waktu
seseorang lebih mendengarkan panggilan kejahatan dari pada panggilan kebaikan.
Selalu merupakan ‘malam’ pada waktu kebencian memadamkan terang dari kasih.
Selalu merupakan ‘malam’ pada waktu seseorang menghadapkan punggungnya terhadap
Yesus) - hal 147.
Thomas Whitelaw: “Perhaps
also symbolical of the spiritual condition of the traitor, within whom, as well
as round whom, it was night” (= Mungkin juga merupakan simbol dari kondisi rohani
dari si pengkhianat, di dalam siapa, dan juga di sekitar siapa, itu adalah
malam) - hal 295.
Pulpit Commentary: “The
night into which Judas stepped forth was but a faint figure of the deeper night
of a soul into which Satan had entered” (= Malam ke dalam mana Yudas melangkah
merupakan suatu gambaran yang samar-samar dari malam yang lebih dalam dari
sebuah jiwa ke dalam mana Setan telah masuk) - hal 200.
Leon Morris (NICNT): “‘Night’
is more than a time note. In view of the teaching of this Gospel as a whole it
must be held to point us to the strife between light and darkness and to the
night, the black night, that was in the soul of Judas (cf. 11:10). He had cut
himself off from the light of the world and accordingly shut himself up to
night” [= ‘Malam’ merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar
petunjuk waktu. Dari sudut pandang pengajaran dari Injil ini secara
keseluruhan, itu harus dianggap sebagai menunjukkan kepada kita peperangan
antara terang dan kegelapan dan pada malam, malam yang gelap, yang ada dalam
jiwa Yudas (bdk. 11:10). Ia telah memotong dirinya sendiri dari terang dunia
dan karena itu mengurung dirinya pada malam] - hal 628.
John G. Mitchell: “Not
to have Jesus Christ in your heart and life means night. ... Here is Judas who
spent three and a half years with his wonderful Savior. And when he left, he
not only went out into the darkness at midnight, but he went out into
impenetrable darkness” (= Tidak mempunyai Yesus dalam hati dan hidupmu berarti
‘malam’. ... Di sinilah Yudas yang melewatkan 3 1/2 tahun bersama dengan
Juruselamatnya yang ajaib / luar biasa. Dan ketika ia pergi, ia tidak hanya
pergi ke dalam kegelapan pada tengah malam, tetapi ia pergi keluar ke dalam
kegelapan yang tak dapat ditembus) - hal 259.
William Hendriksen: “It
was night when Judas left that room, night outside; night also inside the heart
of Judas” (= Waktu itu hari sudah malam ketika Yudas meninggalkan
ruangan itu, malam di luar; malam juga di dalam hati Yudas) - hal 250.
Bagaimanapun menariknya penafsiran yang
alegoris ini, saya tetap menganggapnya sebagai salah. ‘Malam’ di sini bersifat
hurufiah.
Barnes’ Notes: “It
was in the evening, or early part of the night. What is recorded in the
following chapters took place the same night” (= Itu terjadi
pada malam, atau bagian awal dari malam itu. Apa yang dicatat dalam pasal-pasal
selanjutnya terjadi pada malam yang sama) - hal 331.
Adam Clarke: “under
the conduct of the prince of darkness, and in the time of darkness, he did this
work of darkness” (= dibawah pimpinan pangeran kegelapan, dan pada saat
gelap, ia melakukan pekerjaan kegelapan ini) - hal 331.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com