Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 15:1-8
1) Pertama-tama perlu diketahui bahwa
bagian ini merupakan suatu allegory.
Allegory dan perumpamaan mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama mempunyai ‘cerita’ dan ‘arti’. Tetapi allegory dan
perumpamaan juga mempunyai perbedaan, yaitu:
·
dalam allegory,
‘cerita’ dan ‘arti’ dicampuradukkan.
·
dalam
perumpamaan, ‘cerita’ dan ‘arti’ dipisahkan (Misalnya:
Mat 13:3-9,18-23 Mat
13:24-30,36-43).
Seandainya Yoh 15:1-8 ini
diceritakan dalam bentuk perumpamaan, maka Yesus akan bercerita tentang
‘cerita’nya, yaitu pokok anggur, pengusaha kebun anggur, ranting-ranting
anggur, daun-daun anggur yang perlu dibersihkan, buah anggur dsb sampai
semua selesai, lalu barulah Ia akan berbicara tentang ‘arti’nya. Tetapi
karena Yesus menceritakan Yoh 15:1-8 ini sebagai suatu allegory, maka
bukan hal itu yang kita jumpai. Sebaliknya Ia berpindah-pindah dari ‘cerita’ ke
‘arti’, lalu ke ‘cerita’ lagi, lalu ke ‘arti’ lagi, dst. Jadi jelas kedua hal
yang diperbandingkan itu tidak dipisahkan tetapi dicampuradukkan. Inilah allegory!
2) Hubungan bagian ini dengan
peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya.
a) Ada beberapa penafsir yang
menghubungkan allegory tentang pokok anggur ini dengan anggur yang digunakan
dalam Perjamuan Kudus (Mat 26:26-28).
Tetapi Leon Morris (NICNT) menyalahkan
hal ini dengan berkata:
“A surprising number of commentators see in the vine a
reference to the eucharist. This seems to me far-fetched. A vine is not wine,
let alone the wine of the eucharist. And if it were there is nothing in the
passage to compare to the bread. But the biggest objection is the subject
matter of the whole section. Jesus is clearly talking about the life of the
Christian and his relationship to his God, not about a liturgical observance” (= Banyak
penafsir yang melihat dalam pokok anggur ini suatu hubungan dengan Perjamuan
Kudus. Bagi saya ini kelihatannya ditarik terlalu jauh. Pokok anggur bukanlah
air anggur, apa lagi air anggur untuk Perjamuan Kudus. Dan seandainya memang
demikian, maka dalam text itu tidak ada apapun untuk dibandingkan dengan roti.
Tetapi keberatan terbesar adalah pokok persoalan dari seluruh bagian / text.
Yesus dengan jelas sedang berbicara tentang kehidupan orang kristen dan
hubungannya dengan Allahnya, bukan tentang pelaksanaan liturgi) - hal 668, footnote.
b) Menjelang salib, Yesus
memperingatkan murid-muridNya untuk tidak menjadi seperti Yudas (yang merupakan
ranting tak berbuah yang dipotong oleh Bapa), tetapi untuk tetap dalam iman /
tinggal di dalam Yesus, dan dengan demikian membuktikan bahwa dalam hidup mereka
ada buah dari Roh Kudus (Hendriksen, hal 294).
Ay 1: “Akulah pokok anggur yang benar dan
BapaKulah pengusahanya”.
1) ‘Akulah pokok anggur yang benar’.
a) Ini adalah kata-kata ‘I am’ yang terakhir / ketujuh dari seri
7 ‘I am’ dalam Injil Yohanes (Yoh
6:35 8:12 10:7,9 10:11,14
11:25 14:6 15:1,5).
b) Banyak penafsir yang mengatakan
bahwa di sini Yesus membandingkan diriNya dengan Israel, yang adalah pohon
anggur yang sudah rusak.
William Barclay: “Jesus
calls himself the true vine. The point of that word ALETHINOS, true, real,
genuine, is this. It is a curious fact that the symbol of the vine is never
used in the Old Testament apart from the idea of degeneration. The point of
Isaiah’s picture is that the vineyard has run wild. Jeremiah complains that the
nation has turned into ‘degenerate and become a wild vine.’ It is as if Jesus
said: ‘You think that because you belong to the nation of Israel you are a
branch of the true vine of God. But the nation it is; a degenerate vine, as all
your prophets saw. It is I who am the true vine. The fact that you are a Jew
will not save you. The only thing that can save you is to have an intimate
living fellowship with me, for I am the vine of God and you must be branches
joined to me.’ Jesus was laying it down that not Jewish blood but faith in him
was the way to God’s salvation. No external qualification can set a man right
with God; only the friendship of Jesus Christ can do that” [= Yesus
menyebut diriNya sendiri pokok anggur yang benar. Maksud dari kata ALETHINOS,
benar, sejati, asli, adalah ini. Merupakan fakta yang aneh / mengherankan bahwa
simbol pohon anggur tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama terpisah dari
gagasan kemerosotan (moral / rohani). Tujuan penggambaran Yesaya adalah bahwa
kebun anggur itu telah menjadi liar. Yeremia mengeluh karena bangsa itu telah
menjadi ‘pohon anggur yang merosot dan menjadi liar’. Seakan-akan Yesus
berkata: ‘Kamu mengira bahwa karena kamu termasuk bangsa Israel maka kamu
adalah ranting dari pokok anggur yang benar dari Allah. Tetapi bangsa itu
adalah pokok anggur yang merosot / membusuk, seperti yang dilihat oleh semua
nabimu. Akulah pokok anggur yang benar. Fakta bahwa kamu adalah orang Yahudi
tidak akan menyelamatkanmu. Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanmu adalah
dengan mempunyai persekutuan yang intim dengan Aku, karena Akulah pokok anggur
Allah dan kamu harus menjadi ranting-ranting yang berhubungan denganKu’. Yesus
sedang mengajarkan bahwa bukan darah Yahudi tetapi iman kepadaNya merupakan
jalan keselamatan Allah. Tidak ada persyaratan lahiriah bisa membuat manusia
benar di hadapan Allah; hanya persahabatan dengan Yesus Kristus bisa melakukan
hal itu] - hal 173.
Catatan: Contoh ayat yang menunjukkan Israel
sebagai tanaman anggur yang rusak adalah Yer 2:21 Yes 5:1-7. Kedua ayat inilah yang
dibicarakan oleh Barclay di atas.
Penerapan:
Saudara mungkin bukan termasuk bangsa
Yahudi / Israel, tetapi sama seperti mereka saudara juga bisa mengandalkan
kebangsaan / hal-hal lahiriah. Mungkin karena saudara berasal dari bangsa /
suku bangsa yang beragama kristen, atau mungkin karena seluruh keluarga saudara
turun temurun adalah orang kristen. Ingat bahwa semua itu, yang hanya merupakan
hal-hal lahiriah, tidak pernah dapat menyelamatkan saudara. Hanya iman kepada
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang bisa menyelamatkan saudara!
Tasker (Tyndale): “Jesus’
description of Himself as the true, or ‘genuine’, vine, implies that Israel had
been an imperfect foreshadowing of what was found to perfection in Himself. He
is what God had called Israel to be, but what Israel in fact had never become.
With Him therefore a new Israel emerges, the members of which draw their
spiritual sustenance from Him alone ” (= Penggambaran Yesus tentang diriNya
sendiri sebagai pokok anggur yang benar atau ‘asli / sejati’ secara tak
langsung menunjukkan bahwa Israel merupakan bayangan yang tak sempurna tentang
apa yang didapati secara sempurna dalam Dia sendiri. Allah memanggil Israel
untuk menjadi seperti Dia, tetapi dalam faktanya Israel tidak pernah menjadi
seperti Dia. Karena itu dengan Dia muncul Israel yang baru, dimana
anggota-anggotanya menyerap makanan rohani dari Dia saja) - hal 174.
c) Leon Morris (NICNT): “Jesus does not say that the church is the vine but that
He is. The church is no more than the branches which are ‘in’ the vine” (= Yesus tidak
mengatakan bahwa gereja adalah pokok anggur tetapi bahwa Ia adalah pokok
anggur. Gereja tidak lebih dari ranting-ranting yang ada ‘dalam’ pokok anggur) - hal 668.
2) ‘Akulah pokok anggur yang benar dan
BapaKulah pengusahanya’.
Para pengikut Arianisme (yang dalam
abad ke 20 ber-reinkarnasi sebagai Saksi Yehovah) menafsirkan dari bagian ini
bahwa sama seperti pokok anggur berbeda dengan pengusaha kebun anggur,
demikianlah Yesus dan Bapa berbeda dalam hal hakekat.
Pulpit Commentary: “The
Arians were wrong in concluding from this a difference of essence between the
Father and Son” (= Para Arianist salah dalam menyimpulkan dari sini
suatu perbedaan hakekat antara Bapa dan Anak) - hal 267.
Kesalahan / kebodohan penafsiran ini
muncul karena mereka menafsirkan suatu allegory dengan penafsiran yang sama
sekali tak sesuai dengan tujuan utama dari allegory. Allegory tentang
pokok anggur ini penekanannya adalah persekutuan yang baik antara orang percaya
dengan Yesus. Karena itu tidak seharusnya kita menggunakan bagian ini untuk
membicarakan apakah Yesus dan Bapa sehakekat atau tidak.
Ay 2: “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya
dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak
berbuah”.
1) Ay 2 ini menunjukkan bahwa
dalam pohon anggur ini ada 2 jenis ranting, yang berbuah dan yang tidak
berbuah. Yang pertama menunjuk pada orang kristen yang sejati (seperti 11 murid
yang masih tinggal), yang kedua menunjuk pada orang kristen KTP (seperti Yudas
Iskariot yang sudah pergi dalam Yoh 13:30).
Ada banyak persamaan antara kedua jenis
ranting ini, seperti warnanya, bentuknya, dan daun-daunnya, tetapi dalam
pandangan Allah, kedua ranting ini sangat berbeda dan bahkan bertentangan.
Perbedaannya adalah:
a) Yang
satu berbuah dan yang lain tak berbuah.
Charles Haddon Spurgeon: “positive
fruit is the only test of our being in Christ. ... Remember that the judgment
will not be about those things which you do not do, but about positive things” (= buah yang
positif adalah satu-satunya ujian tentang keberadaan kita dalam Kristus. ...
Ingatlah bahwa penghakiman nanti bukanlah tentang hal-hal yang tidak engkau
lakukan, tetapi tentang hal-hal positif) - ‘A Treasury of
Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 557.
Mungkin yang dimaksud oleh Spurgeon
adalah orang-orang yang mengatakan bahwa yang penting dirinya tidak melakukan
hal-hal yang negatif, tidak berbuat jahat, tidak berzinah, tidak merampok,
tidak menipu dsb. Semua hal negatif ini tidak cukup. Tuhan menghendaki buah
yang positif, seperti menolong orang yang menderita, bekerja dengan jujur,
menghormati orang tua, dan sebagainya.
b) Nasib akhir, dimana kalau ranting
yang berbuah dibersihkan supaya lebih banyak berbuah, maka ranting yang tak
berbuah dipotong, lalu dikumpulkan dan dibakar (bdk. ay 6).
2) ‘Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah,
dipotongnya’ (bdk. Mat
3:10).
a) Charles Haddon Spurgeon: “If the branches in Christ that bear no fruit, are taken
away, what must become of the Sabbath-breaker, the despisers of God, the
atheists, the drunkards, the unchaste, the dishonest, the blasphemers?” (= Jika
ranting-ranting dalam Kristus yang tidak berbuah dipotong / dibuang, apa yang
akan terjadi pada pelanggar Sabat, penghina Allah, atheist, pemabuk, orang
kotor / pelacur, orang yang tidak jujur, penghujat?) - ‘A
Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 561.
Orang kafir / non kristen harus
memikirkan kata-kata Spurgeon di atas ini. Orang kristen KTP saja tidak
selamat, apalagi dia!
b) Pemotongan ini bisa dilakukan oleh
Allah dengan menggunakan pencobaan, penderitaan, penyesatan, dan kematian.
Selain itu masih perlu ditambahkan satu hal lagi, yaitu ‘siasat gerejani /
pengucilan’. Bahwa ay 2 ini mengatakan bahwa yang memotong adalah Allah,
tidak berarti bahwa gereja tidak boleh melakukan pengucilan / siasat gerejani
(Mat 18:15-17
1Kor 5:1-13). Ingat bahwa Allah bisa saja memotong ranting yang tak
berbuah itu melalui gereja (Barnes’ Notes hal 337).
3) ‘setiap ranting yang berbuah,
dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah’.
a) Hendriksen mengatakan bahwa
pembersihan ranting menunjuk pada justification
(= pembenaran) dan sanctification (=
pengudusan).
b) Beberapa penafsir mengatakan bahwa
selain menggunakan firman (ay 3), Tuhan juga melakukan pembersihan melalui
pencobaan / penderitaan (Pulpit Commentary, hal 277), dan dengan mengambil
hal-hal dalam hidup seseorang yang menghalanginya untuk berbuah lebih banyak
(Barnes’ Notes, hal 338).
Contoh: Paulus diambil kesehatannya /
diberi duri dalam daging (2Kor 12:7-10).
Dalam suatu buku Saat Teduh diberikan
renungan tentang kata-kata dalam Yoh 15:2b ini, yang berbunyi sebagai
berikut:
“A child of God was dazed by the variety of afflictions
which seemed to make her their target. Walking past a vineyard in the rich
autumnal glow she noticed the untrimmed appearance and the luxuriant wealth of
leaves on the vines, that the ground was given over to a tangle of weeds and
grass, and that the whole place looked utterly uncared for; and as she
pondered, the Heavenly Gardener whispered so precious a message that she would
fain pass it on: ‘My dear child, are you wondering at the sequence of trials in
your life? Behold that vineyard and learn of it. The gardener ceases to
prune, to trim, to harrow, or to pluck the ripe fruit only when he expects
nothing more from the vine during that season. It is left to itself,
because the season of fruit is past and further effort for the present would
yield no profit. Comparative uselessness is the condition of freedom from
suffering. Do you then wish me to cease pruning your life? Shall I leave you
alone?’ And the comforted heart cried, ‘No!’” (= Seorang
anak Allah dibingungkan oleh bermacam-macam penderitaan yang kelihatannya
membuatnya sebagai sasaran mereka. Pada waktu ia sedang berjalan melewati
sebuah kebun anggur pada suatu musim rontok ia memperhatikan sebuah pohon
anggur yang tidak dibersihkan dan banyak sekali daun-daunnya, dan bahwa
tanahnya penuh dengan belukar dan rumput yang bercampur aduk, dan bahwa seluruh
tempat itu kelihatannya sama sekali tidak diurus; dan pada waktu ia merenungkan
hal itu, Sang Tukang Kebun Surgawi membisikkan suatu pesan yang berharga yang
dengan senang hati ia sampaikan / ceritakan: ‘Anakku yang kekasih, apakah
engkau bertanya-tanya tentang rentetan percobaan / ujian dalam hidupmu?
Lihatlah kebun anggur itu dan belajarlah dari sana. Sang tukang kebun
berhenti untuk membersihkan / memangkas pohon, menggaru tanah, atau memetik
buah yang matang hanya pada saat ia tidak mengharapkan apa-apa lagi dari pohon
anggur itu selama musim itu. Pohon anggur itu dibiarkan sendirian, karena
musim berbuah sudah lewat dan usaha lebih lanjut pada saat itu tidak akan
menghasilkan keuntungan / hasil. Ketidakbergunaan sebanding dengan kebebasan
dari penderitaan. Lalu apakah engkau menginginkan Aku berhenti untuk
membersihkan / memangkas hidupmu? Akankah Aku meninggalkan kamu sendirian?’ Dan
hati yang telah dihiburkan itu berteriak: ‘Tidak!’) - ‘Streams
in the Desert’, vol 1, February 19.
Ay 3: “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah
Kukatakan kepadamu”.
1) ‘Kamu memang sudah bersih’.
Dalam 13:10-11 Yesus juga mengatakan ‘kamu sudah bersih’ tetapi pada saat itu Ia menambahkan ‘hanya tidak semua’, karena pada saat itu Yudas Iskariot masih ada (Yudas
baru meninggalkan grup Yesus pada Yoh 13:30). Tetapi dalam Yoh 15
ini, Yudas sudah tidak ada sehingga Yesus hanya berkata ‘Kamu memang sudah bersih’ tanpa perkecualian. Jelas bahwa Yudas
Iskariot memang adalah orang kristen KTP, sekalipun ia adalah seorang rasul.
Karena itu, kalau berdasarkan murtadnya dan binasanya Yudas Iskariot, ada orang
yang mengatakan bahwa orang kristen yang sejati bisa murtad dan keselamatan
bisa hilang, ia pasti sangat bodoh! Yudas Iskariot tidak kehilangan
keselamatan, karena ia tidak pernah mempunyainya!
2) ‘karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu’.
Bahwa di sini Yesus mengatakan bahwa
para murid sudah bersih karena firman, menunjukkan betapa pentingnya firman
dalam hidup kita. Karena itu kita harus dengan rajin dan tekun mencari /
belajar Firman Tuhan.
Ay 4-5: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku. (5) Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
1) ‘Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu’ (ay 4a).
a) Ada
2 penafsiran tentang bagian ini:
·
Tinggallah
di dalam Aku, dan / maka Aku akan tinggal di dalam kamu.
Jadi, hanya potongan pertama yang
merupakan perintah, sedangkan potongan kedua akan menjadi akibat dari ketaatan
pada perintah itu.
·
Tinggallah
di dalam Aku, dan usahakanlah supaya Aku tinggal di dalam kamu.
Jadi, baik potongan pertama maupun
potongan kedua merupakan perintah.
b) Leon Morris (NICNT): “The two ‘abidings’ cannot be separated, and ‘abiding’ is
the necessary prerequisite of fruitfulness” (= Dua ‘tinggal’ itu tidak bisa
dipisahkan, dan ‘tinggal’ merupakan syarat mutlak untuk bisa berbuah) - hal 670.
2) ‘Sama seperti ranting tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’ (ay 4b-5).
Calvin maupun William Hendriksen
menggunakan bagian ini untuk mengajarkan doktrin Total Depravity (= Kebejatan Total) / Total Inability (= Ketidakmampuan Total).
Calvin: “we
are, by nature, barren and dry, except in so far as we have been ingrafted into
Christ, and draw from him a power which is new, and which does not proceed from
ourselves” (= secara alamiah kita adalah tandus dan kering, kecuali
kalau kita dicangkokkan ke dalam Kristus, dan menarik dari Dia suatu kekuatan
yang baru, yang tidak keluar dari diri kita sendiri) - hal 106.
Calvin: “we
have no power of doing good but what comes from himself” (= kita tidak
mempunyai kekuatan untuk melakukan kebaikan kecuali apa yang datang dari Dia
sendiri) - hal 107.
Calvin: “the
nature of man is unfruitful and destitute of everything good; because no man
has the nature of a vine, till he be implanted in him” (= manusia
secara alamiah tidak berbuah dan tak mempunyai apapun yang baik; karena tidak
ada manusia yang mempunyai sifat dari pokok anggur, sampai ia ditanamkan di dalam
Dia) - hal 107.
Calvin: “So
long as we are separate from him, we bear no fruit that is good and acceptable
to God, for we are unable to do anything good” (= Selama kita
terpisah dari Dia, kita tidak mengeluarkan buah yang baik dan memperkenan
Allah, karena kita tidak bisa melakukan apapun yang baik) - hal 109.
William Hendriksen: “those
who are out of relation to Christ can do literally nothing, ... That holds not
only for the drunkard, the thief, the murderer, the immoral person, but also
for the poet, the scientist, and the philosophers who has not embraced Christ
with a living faith. He can render no work that is acceptable before God. ...
The passage certainly teaches the inability of man to do that which is good in
the sight of God. ... Pelagianism and semi-Pelagianism of every description
stands condemned here!” (= mereka yang tidak mempunyai hubungan dengan Kristus
secara hurufiah tidak bisa berbuat apa-apa, ... Ini berlaku bukan hanya untuk
para pemabuk, pencuri, pembunuh, orang yang tidak bermoral, tetapi juga untuk
penyair, ilmuwan, dan ahli filsafat yang tidak memeluk Kristus dengan iman yang
hidup. Ia tidak bisa melakukan pekerjaan apapun yang bisa diterima di hadapan
Allah. ... Text ini dengan pasti mengajarkan ketidakmampuan manusia untuk melakukan
apa yang baik dalam pandangan Allah. ... Pelagianisme dan Semi-Pelagianisme
dikecam di sini!) -
hal 300.
Catatan: Arminianisme termasuk
Semi-Pelagianisme.
Penerapan:
Kalau saudara menganggap diri saudara
sebagai orang baik-baik, tetapi saudara bukan orang yang beriman kepada
Kristus, maka renungkan kata-kata Hendriksen ini! Bagaimanapun baiknya
kehidupan saudara, itu tetap tidak bisa memperkenan Allah. Semua orang,
termasuk saudara, membutuhkan Kristus sebagai Juruselamat!
3) Ay 4-5 ini menunjukkan betapa
mutlaknya Kristus / persekutuan dengan Kristus dalam hidup orang Kristen.
Charles Haddon Spurgeon: “Dear
friends, beware of a Christless Christianity. Beware of trying to be Christians
without living daily upon Christ. The branch may just as well try to bear fruit
apart from the vine as for you to hope to maintain the reality of Christian
life without continual fellowship with the Lord Jesus Christ” (= Teman-teman
yang kekasih, waspadalah terhadap kekristenan tanpa Kristus. Waspadalah
terhadap usaha untuk menjadi orang Kristen tanpa setiap hari hidup dengan
Kristus. Ranting bisa mencoba untuk mengeluarkan buah terpisah dari pokok
anggur seperti engkau berharap untuk menjaga realita hidup Kristen tanpa
persekutuan yang terus menerus dengan Tuhan Yesus Kristus) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 14, hal 482.
Penerapan:
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan
orang kristen hidup tanpa Kristus, seperti kesibukan duniawi (belajar, bekerja,
mengurus keluarga / anak, dsb), atau penderitaan, yang membuat kita kecewa
sehingga menjauh dari Kristus. Kalau saudara adalah orang seperti ini,
kembalilah kepada Dia, dan perbaikilah kehidupan doa / saat teduh saudara,
karena tanpa itu, kehidupan saudara tidak akan berbuah!
Ay 6: “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke
luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar”.
1) Pemotongan ranting yang tidak
berbuah / ranting yang tidak tinggal dalam pokok anggur dalam ay 2 maupun
ay 6, tidak menunjukkan bahwa orang Kristen bisa kehilangan
keselamatan. Mengapa? Karena ranting yang tidak berbuah / ranting yang tidak
tinggal dalam pokok anggur ini, hanya menunjuk kepada orang kristen KTP yang tidak
pernah / belum pernah diselamatkan.
William Hendriksen: “In
no sense whatever do such passages as 15:2 and 15:6 suggest that there is a
falling away from grace, as if those who were once actually saved finally
perish. This allegory plainly teaches that the branches which are taken away
and burned represent people who never once bore fruit, not even when they were
‘in’ Christ. Hence, they never were true believers; and for them the
in-the-vine relationship, though close, was merely outward. ... The true
believers of chapter 15 are represented by those branches which, abiding
forever in the vine, bear fruit, more fruit, much fruit. They never perish!” (= Text
seperti 15:2 dan 15:6 tidak berarti bahwa ada kemurtadan / kehilangan
keselamatan, seakan-akan mereka yang pernah betul-betul diselamatkan akhirnya
binasa. Allegory ini mengajar dengan jelas bahwa ranting-ranting yang dipotong
dan dibakar menggambarkan orang-orang yang tidak pernah mengeluarkan buah, dan
bahkan tidak berbuah pada saat mereka ada ‘dalam’ Kristus. Jadi mereka tidak
pernah menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh; dan bagi mereka hubungan
dalam pokok anggur, sekalipun dekat, hanyalah bersifat lahiriah semata-mata.
... Orang-orang percaya yang sungguh-sungguh dari pasal 15 digambarkan oleh
ranting-ranting yang tinggal selama-lamanya dalam pokok anggur, berbuah makin
lama makin banyak. Mereka tidak pernah binasa!) - hal 296.
2) ‘dikumpulkan orang’.
Kata ‘orang’ seharusnya tidak ada. Jadi seharusnya
hanya ‘dikumpulkan’, bukan ‘dikumpulkan orang’. Memang yang akan mengumpulkan nanti bukanlah orang
tetapi malaikat (Mat 13:41,49-50).
3) ‘dicampakkan ke dalam api lalu dibakar’.
Tentang ‘api’ dalam ay 6 ini ada yang menafsirkan sebagai ‘api neraka’,
tetapi ada juga yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘api ujian /
pencobaan’ dalam hidup di dunia ini. Tetapi dari kata ‘dikumpulkan’, rasanya
pandangan pertama yang benar (bdk. Mat 13:30,40-42).
Ay 7: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal
di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya”.
Kita harus berhati-hati dalam menafsirkan ay 7c: ‘mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya’. Bagian ini tidak boleh dikutip /
ditafsirkan tanpa memperhatikan 2 persyaratan yang mendahuluinya (ay 7a
dan ay 7b). Mari kita membahas kedua persyaratan tersebut:
1) Kita harus tinggal di dalam Yesus
(ay 7a).
a) Kita harus tetap tinggal di dalam
Dia pada saat kita sedang dibersihkan.
Charles Haddon Spurgeon: “Take
care that you abide in Christ when you are being purged. ‘Oh,’ says one,
‘I thought I was a Christian; but, alas! I have more troubles than ever: men
ridicule me, the devil tempts me, and my business affairs go wrong.’ Brother,
if you are to have power in prayer you must take care that you abide in Christ
when the sharp knife is cutting everything away. Endure trial, and never dream
of giving up your faith because of it. Say, ‘Though he slay me, yet will I
trust in him.’ Your Lord warned you when you first came into the vine that
you would have to be purged and cut closely; and if you are now feeling the
purging process, you must not think that some strange thing hath happened unto
you. Rebel not because of anything you may have to suffer from the dear hand of
your heavenly Father, who is the husbandman of the vineyard. No, but cling to
Jesus all the more closely. Say, ‘Cut, Lord, cut to the quick if thou wilt; but
I will cling to Thee. To whom should we go? Thou hast the words of eternal
life.’ Yes, cling to Jesus when the purging knife is in his hand, and so ‘shall
ye ask what ye will, and it shall be done unto you.’” (=
Perhatikanlah / berusahalah supaya engkau tetap tinggal dalam Kristus pada
waktu engkau sedang dibersihkan. ‘Oh’, kata seseorang, ‘Aku berpikir
bahwa aku adalah orang Kristen; tetapi aduh! Aku mendapatkan lebih banyak
kesukaran dibandingkan dengan dahulu: manusia mengejek aku, setan mencobai aku,
dan bisnisku kacau’. Saudara, jika engkau ingin mendapat kuasa dalam doa,
engkau harus menjaga supaya engkau tetap tinggal di dalam Kristus pada waktu
pisau yang tajam memotong segala sesuatu. Tahanlah ujian, dan janganlah pernah
bermimpi untuk menyerahkan imanmu karena hal itu. Katakan: ‘Sekalipun Ia
membunuhku, tetapi aku tetap akan percaya kepadaNya’. Tuhanmu telah
memperingatkanmu pada waktu engkau datang untuk pertama kalinya ke dalam pokok
anggur, bahwa engkau akan harus dibersihkan dan dipotong pendek; dan jika
sekarang engkau merasakan proses pembersihan / pemotongan itu, janganlah
mengira bahwa ada hal yang aneh terjadi padamu. Janganlah memberontak karena
penderitaan apapun yang kamu terima dari tangan yang kekasih dari Bapa
surgawimu, yang adalah pengusaha kebun anggur. Tidak, tetapi berpeganglah
kepada Yesus dengan lebih erat / dekat. Katakan: ‘Potonglah, Tuhan, potonglah
sampai menyakitkan jika Engkau menghendakinya, tetapi aku akan berpegang
erat-erat kepadaMu. Kepada siapa kami harus pergi? Engkau mempunyai firman
kehidupan kekal’. Ya, berpeganglah erat-erat kepada Yesus pada waktu pisau
pemangkas ada di tanganNya, dan dengan demikian ‘kamu akan minta apa saja yang
kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya’.) - ‘A Treasury of
Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 580-581.
Catatan: bagian yang digaris-bawahi merupakan
kutipan dari Ayub 13:15a versi KJV.
Ayub 13:15a - “Lihatlah,
Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku”.
KJV: ‘Though he slay me,
yet will I trust in him’ (= Sekalipun Ia membunuh aku, tetapi aku akan
percaya kepadaNya).
b) Kita harus tetap tinggal dalam Dia
pada saat kita sudah dibersihkan dan buah-buah kelihatan makin banyak
dalam diri kita.
Charles Haddon Spurgeon: “Take
care, also, that when the purging operation has been carried out you
still cleave to your Lord. Notice the third verse: ‘Now ye are clean through
the word which I have spoken unto you. Abide in me, and I in you.’ Abide after
cleansing where you were before cleansing. When you are sanctified, abide where
you were when first justified. When you see the work of the Spirit increasing
in you, do not let the devil tempt you to boast that now you are somebody, and
need not come to Jesus as a poor sinner, and rest in his precious blood alone
for salvation. Abide still in Jesus. As you kept to him when the knife cut you,
keep to him now that the tender grapes begin to form. Do not say to yourself,
‘What a fruitful branch I am! How greatly I adorn the vine! Now I am full of
vigour!’ You are nothing and nobody. Only as you abide in Christ are you one
whit better than the waste wood which is burned in the fire. ‘But do we not
make progress?’ Yes, we grow, but we abide: we never go an inch further, we
abide in him; or, if not, we are cast forth, and are withered. Our whole hope
lies in Jesus at our best times as well as at our worst. Jesus saith, ‘Now ye
are clean through the word which I have spoken unto you. Abide in me, and I in
you” (= Perhatikanlah / usahakanlah juga supaya pada waktu
operasi pemangkasan telah dilaksanakan, engkau tetap melekat pada
Tuhanmu. Perhatikan ayat yang ketiga: ‘Kamu memang sudah bersih karena firman
yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu’.
Setelah pembersihan, tinggallah di tempat dimana kamu ada sebelum pembersihan.
Pada saat kamu dikuduskan, tinggallah di tempat dimana kamu pertama kalinya
dibenarkan. Pada waktu kamu melihat pekerjaan Roh bertambah banyak dalam dirimu,
janganlah membiarkan setan mencobaimu untuk menjadi bangga bahwa sekarang kamu
adalah ‘seseorang yang hebat’, dan tidak butuh untuk datang kepada Yesus
sebagai orang berdosa yang hina, dan beristirahat / bersandar hanya dalam
darahNya yang berharga untuk keselamatan. Tetaplah tinggal di dalam Yesus.
Kalau tadi engkau tetap berpegang kepadaNya pada waktu pisau memotongmu,
sekarang berpeganglah kepadaNya pada saat buah anggur yang lembut mulai
terbentuk. Jangan berkata kepada dirimu sendiri: ‘Aku betul-betul merupakan
ranting yang berbuah banyak. Alangkah hebatnya aku menghiasi / memperindah
pohon anggur ini. Sekarang aku penuh kekuatan / semangat!’ Kamu bukan apa-apa
dan bukan siapa-siapa. Hanya pada waktu kamu tinggal di dalam Kristus maka kamu
sedikit lebih baik dari pada kayu buangan yang dibakar dalam api. ‘Tetapi
tidakkah kita membuat kemajuan?’ Ya, kita bertumbuh, tetapi kita tinggal: kita
tidak pernah maju lebih jauh satu incipun, kita tinggal di dalam Dia; atau,
jika tidak, kita dipotong, dan menjadi layu / kering. Seluruh pengharapan kita
terletak di dalam Yesus, pada masa terbaik maupun pada masa terjelek kita.
Yesus berkata: ‘Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu’.) - ‘A
Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 581.
Catatan: ‘ayat yang ketiga’ seharusnya adalah
‘ay 3-4a’.
Jadi, kalau dalam point a) di atas
Spurgeon menekankan supaya kita bertahan pada waktu dibersihkan, maka sekarang
ia menekankan supaya kita tidak menjadi sombong, setelah kita berbuah banyak.
Apapun yang baik dalam hidup kita terjadi karena pekerjaan dan kasih karunia
Allah dalam diri kita; sedangkan apapun yang buruk dalam hidup kita berasal
dari diri kita sendiri!
2) Firman Tuhan harus tinggal di dalam
kita (ay 7b).
Charles Haddon Spurgeon: “He
said in the fourth verse, ‘Abide in me, and I in you,’ and now as a parallel to
this it is, ‘If ye abide in me, and my words abide in you.’ What, then, are
Christ’s words and himself identical? Yes, practically so. Some talk about
Christ being the Master, but as to doctrine, they do not care what his word
declares. So long as their hearts are right towards his person they claim
liberty of thought. Ay, but this is a mere subterfuge. We cannot separate
Christ from the Word; for, in the first place, he is the Word; and in the next
place, how dare we call him Master and Lord and do not the things which he
says, and reject the truth which he teaches? ... If Christ’s words abide not in
thee, both as to belief and practice, thou art not in Christ” (= Ia berkata
dalam ayat keempat: ‘Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu’, dan
sekarang sebagai bagian paralel dari bagian ini adalah: ‘Jikalau kamu tinggal
di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu’. Kalau demikian, apakah firman
Kristus dan diriNya sendiri adalah identik? Ya, secara praktis memang demikian.
Orang-orang tertentu berbicara tentang Kristus sebagai Tuan, tetapi dalam
persoalan doktrin, mereka tidak peduli apa yang dinyatakan oleh firmanNya.
Selama hati mereka benar terhadap diriNya, mereka mengclaim kebebasan pikiran. Ah, tetapi ini semata-mata merupakan
alasan / dalih. Kita tidak bisa memisahkan Kristus dari firmanNya;
karena, pertama, Ia adalah Firman; dan selanjutnya, bagaimana kita berani
menyebutNya Tuan dan Tuhan dan tidak melakukan hal-hal yang Ia katakan, dan
menolak kebenaran yang Ia ajarkan? ... Jika firman Kristus tidak tinggal
di dalam kamu, baik dalam kepercayaan maupun praktek, kamu tidak ada di dalam
Kristus) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work
of our Lord’, vol 3, hal 581-582.
Catatan: kita harus agak berhati-hati dengan
kata-kata Spurgeon di sini. Kristus tidak bisa diidentikkan secara mutlak
dengan firmanNya. Dan sekalipun Yoh 1:1,14 menyebut Kristus dengan istilah
Firman, tetapi itu merupakan suatu gelar bagi Dia, dan karena itu tidak boleh
diartikan bahwa Kristus betul-betul identik dengan Firman. Yang saya tekankan
dari kutipan di atas ini, adalah bagian yang saya garis-bawahi, yang memang
banyak terdapat dalam kalangan orang-orang kristen.
Charles Haddon Spurgeon: “you
still may say you do not quite see why a man who abides in Christ, and in whom
Christ’s words abide, should be allowed to ask whatever he wills, and it shall
be done unto him. I answer you again: it is so, because in such a man as that
there is a predominance of grace which causes him to have a renewed will, which
is according to the will of God. Suppose a man of God is in prayer, and he
thinks that such and such a thing is desirable, yet he remembers that he is
nothing but a babe in the presence of his all-wise Father, and so he bows his
will, and asks as a favour to be taught what to will. Though God bids him ask
what he wills, he shrinks and cries, ‘My Lord, here is a request which I am not
quite clear about. As far as I can judge, it is a desirable thing, and I will
it; but, Lord, I am not fit to judge for myself, and therefore I pray thee,
give not as I will, but as thou wilt.’ Do you not see that, when we are in such
a condition as this, our real will is God’s will. Deep down in our hearts we
will only that which the Lord himself wills; and what is this but to ask what
we will, and it is done to us?” (= kamu tetap bisa berkata bahwa kamu
tidak melihat mengapa orang yang tinggal di dalam Kristus, dan dalam siapa
firman Kristus tinggal, diijinkan meminta apapun yang ia kehendaki, dan itu
akan diberikan kepadanya. Saya menjawabmu lagi: itu demikian, karena dalam
orang seperti itu ada kasih karunia yang menonjol yang menyebabkan ia mempunyai
kehendak yang diperbaharui, yang sesuai dengan kehendak Allah. Jika seorang
percaya berdoa, dan ia berpikir bahwa ia menghendaki hal-hal tertentu, tetapi
ia ingat bahwa ia hanyalah seorang bayi di hadapan BapaNya yang maha bijaksana,
dan dengan demikian ia menundukkan kehendaknya, dan meminta untuk diajar harus
menghendaki apa. Sekalipun Allah memintanya untuk meminta apapun yang ia
kehendaki, ia segan melakukannya dan ia berteriak: ‘Tuhanku, di sini aku
mempunyai permohonan, tetapi aku tidak jelas tentang permohonan ini. Sejauh aku
bisa menilai, ini merupakan sesuatu yang diinginkan / diperlukan, dan aku
menghendakinya; tetapi Tuhan, aku tidak dapat menilai sendiri, dan karenanya
aku berdoa kepadaMu, janganlah memberikan seperti yang kukehendaki, tetapi
seperti yang Kaukehendaki’. Tidakkah engkau lihat bahwa jika kita ada dalam
keadaan seperti ini, kehendak kita yang sebenarnya adalah kehendak Allah. Jauh
di dalam hati kita, kita hanya menghendaki apa yang Tuhan sendiri menghendaki;
dan inilah yang dimaksud dengan ‘meminta apa yang kita kehendaki, dan itu akan
diberikan kepada kita’)
- ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and
Work of our Lord’, vol 3, hal 583.
Leon Morris (NICNT): “When
the believer abides in Christ and Christ’s words abide in him then he lives as
close to Christ as well may be. Then his prayers will be prayers that are in
accord with God’s will and they will be fully answered” (= Pada saat
orang percaya tinggal di dalam Kristus dan firman Kristus tinggal di dalamnya,
maka ia hidup sedekat mungkin pada Kristus. Maka doa-doanya akan merupakan
doa-doa yang sesuai dengan kehendak Allah dan doa-doa itu akan dijawab
sepenuhnya) - hal 672.
Ay 8: “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu
berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu.’”.
1) ‘Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan’.
Calvin: “there
is nothing which we ought to value more highly than that the name of God may be
glorified by us” (= tidak ada apapun yang harus kita nilai lebih tinggi
dari pada bahwa nama Allah bisa dipermuliakan oleh kita) - hal 112.
Penerapan:
Apakah saudara hidup dengan tujuan
supaya Allah dipermuliakan? Kalau tidak, saudara hidup secara salah!
2) ‘yaitu jika kamu berbuah banyak’.
Leon Morris (NICNT): “The
Father is glorified in the fact that the disciples bear much fruit. In 13:31f.
God is said to have been glorified in the work of the Son. Now we have the
other truth that God is also glorified in the work of believers who abide in
the Son” (= Bapa dipermuliakan dalam fakta bahwa murid-murid
mengeluarkan banyak buah. Dalam 13:31-dst dikatakan bahwa Allah dipermuliakan
dalam pekerjaan Anak. Sekarang kita mempunyai kebenaran yang lain yaitu bahwa
Allah juga dipermuliakan dalam pekerjaan orang-orang percaya yang tinggal di
dalam Anak) - hal 672.
3) ‘dan dengan demikian kamu adalah
murid-muridKu’.
Sebetulnya kata-kata ‘dengan demikian’ tidak ada dalam bahasa aslinya.
Leon Morris memberikan 2 kemungkinan
penafsiran:
a) Tidak
menambahkan kata-kata itu.
Jadi arti ay 8 adalah: Bapa
dipermuliakan baik oleh buah mereka yang banyak maupun oleh terusnya mereka
menjadi murid-murid Yesus.
b) Menambahkan kata-kata itu, seperti
dalam terjemahan Kitab Suci Indonesia.
Catatan: KJV/RSV/NIV/NASB juga seperti itu.
Jadi arti ay 8b adalah: berbuah
banyak menunjukkan bahwa mereka adalah murid-murid Yesus.
Calvin termasuk dalam golongan pertama
ini, dan ia mengomentari bagian ini dengan berkata:
“he declares that he has no one in his flock who does not
bear fruit to the glory of God” (= Ia menyatakan bahwa Ia tidak mempunyai
seorangpun dalam kawanan gembalaanNya yang tidak mengeluarkan buah bagi
kemuliaan Allah) - hal
112.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com