Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Leon Morris mengawali tafsirannya tentang ay 1-4 ini dengan
berkata:
“The
work of the Holy Spirit in the church is done in the context of persecution. The
Spirit is not a guide and a helper for those on a straight way perfectly able
to manage on their own. He comes to assist men caught up in the thick of
battle, and tried beyond their strength. Jesus makes it quite plain that the
way before His followers is a hard and a difficult way” (= Pekerjaan
Roh Kudus dalam gereja dilakukan dalam kontex penganiayaan. Roh Kudus bukanlah
seorang pemandu / penunjuk jalan dan seorang penolong untuk mereka pada suatu
jalan lurus dimana mereka sendiri bisa secara sempurna mengurus / mengatur diri
mereka. Ia datang untuk menolong manusia yang terperangkap dalam peperangan
yang sengit, dan berusaha melampaui kekuatan mereka. Yesus membuatnya jelas
bahwa jalan di depan para pengikutNya adalah jalan yang berat dan sukar) - hal 692.
Karena itu, kalau saudara justru sedang menghadapi banyak bahaya
/ problem / penderitaan, saudara harus minta pertolongan dan pimpinan dari Roh
Kudus.
Ay 1: “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan
kecewa dan menolak Aku”.
1) ‘Semuanya
ini Kukatakan kepadamu’.
Yang dimaksud dengan ‘semuanya ini’
adalah Yoh 15:18-25 tentang dunia yang akan membenci dan menganiaya para
murid.
2) ‘supaya
kamu jangan kecewa dan menolak Aku’.
KJV: ‘that ye should not be offended’ (= supaya kamu tidak sakit hati /
tersinggung).
RSV: ‘to keep you from falling away’ (= untuk menjaga engkau dari
kemurtadan).
NASB: ‘that you may be kept from stumbling’ (= supaya engkau bisa dijaga
sehingga tidak tersandung).
NIV: ‘so that you will not go astray’ (= supaya engkau tidak tersesat).
Mungkin terjemahan NASB adalah yang
paling hurufiah.
3) Apa yang harus dilakukan supaya
tidak tersandung pada saat penderitaan / penganiayaan datang?
Calvin: “since
wars and contest await them, it is necessary that they should be provided
beforehand with the necessary arms. ... if they meditate deeply on this
doctrine, they will be fully prepared for resistance. ... Christ does not send
his followers into the field unarmed, and, therefore, that, if any man fail in
this warfare, his own indolence alone is to blame” (= karena
perang dan pertandingan menunggu mereka, maka mereka harus diperlengkapi
sebelumnya dengan senjata yang diperlukan. ... jika mereka merenungkan doktrin
ini secara mendalam, mereka akan disiapkan sepenuhnya untuk bertahan. ...
Kristus tidak mengirimkan pengikut-pengikutNya ke lapangan tanpa senjata, dan
karena itu jika seseorang jatuh dalam peperangan ini, yang harus disalahkan
hanyalah kelambanannya)
- hal 132.
Dan Thomas Whitelaw mengatakan:
“Even the most advanced of Christ’s followers are in
danger of stumbling” (= Bahkan orang yang paling maju dari pengikut-pengikut
Kristus ada dalam bahaya tersandung) - hal 344.
Jadi, sekalipun saudara adalah orang
yang rajin merenungkan Firman Tuhan, saudara tetap harus sangat waspada, banyak
berdoa, supaya tidak tersandung, pada waktu penderitaan / penganiayaan datang.
4) Bagian ini menunjukkan bahwa
‘ajaran yang penuh berkat’ yang jaman sekarang begitu populer adalah ajaran
yang membahayakan. Mengapa? Karena pada saat penderitaan dan penganiayaan
muncul, maka mereka menjadi kecewa dan menolak Yesus. Pada waktu Yesus
mengajar, Ia tidak hanya mengajar tentang berkat, tetapi juga tentang
penderitaan dan penganiayaan, supaya kita disiapkan untuk menghadapi hal-hal
itu.
Ay 2: “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa
setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi
Allah”.
1) ‘kamu akan dikucilkan’.
Kata Yunaninya adalah APOSUNAGOGOUS.
NIV: ‘They will put you out of the synagogue’ (= Mereka akan
mengeluarkan kamu dari sinagog).
Bdk. Yoh 9:22 dan Yoh 12:42 yang
menggunakan kata yang sama.
Calvin: “though
they be banished from the synagogues, still they remain within the kingdom of
God” (= sekalipun mereka dibuang dari sinagog-sinagog, mereka
tetap tinggal di dalam Kerajaan Allah) - hal 133.
Calvin: “we
ought not to be dismayed by the perverse judgments of men, but ought to endure
boldly the reproach of the cross of Christ, satisfied with this single consideration,
that our cause, which men unjustly and wickedly condemn, is approved by God” (= kita tidak
seharusnya berkecil hati oleh penghakiman yang menyimpang dari manusia, tetapi
harus menahan secara berani celaan salib Kristus, puas dengan satu pertimbangan
ini, bahwa perkara kita, yang dikecam secara tak benar / tak adil dan jahat
oleh manusia, direstui oleh Allah) - hal 133.
Bdk. 1Kor 4:3-4 - “Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh
kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak
kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah
aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan”.
NIV: ‘I care very little if I am judged by you or by any
human court; indeed, I do not even judge myself. My conscience is clear, but
that does not make me innocent. It is the Lord who judges me’ (= Aku tidak
peduli jika aku dihakimi oleh kamu atau oleh pengadilan manusia manapun; bahkan
aku tidak menghakimi diriku sendiri. Hati nuraniku murni, tetapi itu tidak
membuatku tidak bersalah. Adalah Tuhan yang menghakimi aku).
NASB: ‘But to me it is a very small thing that I should be
examined by you, or by any human court; in fact, I do not even examine myself.
For I am conscious of nothing against myself, yet I am not by this acquitted;
but the one who examines me is the Lord’ (= Tetapi bagiku merupakan sesuatu
yang sangat kecil / remeh bahwa aku diperiksa / diuji olehmu, atau oleh
pengadilan manusia manapun; bahkan aku tidak memeriksa / menguji diriku sendiri.
Karena aku tidak menyadari apapun menentang aku, tetapi bukan karena hal ini
aku dibebaskan; tetapi yang memeriksa / menguji aku adalah Tuhan).
Pada jaman ini, bisa saja
pelayan-pelayan Tuhan atau hamba-hamba Tuhan dianiaya / diserang bukan saja oleh
orang-orang yang secara terang-terangan adalah musuh gereja (dari luar gereja),
tetapi juga oleh orang-orang di dalam gereja, bahkan oleh tokoh-tokoh gereja.
Calvin: “Since
the apostles knew this by experience, in their own age, we have no reason to be
greatly alarmed at the Pope’s excommunications, with which he thunders against
us on account of the testimony of the Gospel; for we ought not to fear that
they will do us more injury than those ancient excommunications which were made
against the apostles. Nay more, nothing is more desirable than to be driven out
of that assembly from which Christ is banished” (= Karena
rasul-rasul mengetahui hal ini melalui pengalaman mereka pada jaman mereka,
kita tidak punya alasan untuk takut pada pengucilan Paus, dengan mana ia
mengguntur terhadap kita karena kesaksian Injil; karena kita tidak boleh takut
bahwa mereka akan lebih menyakiti kita dibandingkan dengan pengucilan purba
yang dibuat terhadap rasul-rasul. Bahkan, tidak ada yang lebih diinginkan
dari pada diusir dari kelompok dari mana Kristus dibuang) - hal 134.
Kalau pada bagian tengah dari kata-kata
di atas Calvin mengatakan bahwa kita tidak boleh takut pada waktu kita
dikucilkan oleh orang-orang brengsek itu, maka pada bagian akhir dari
kata-katanya (yang saya garis-bawahi) ia bahkan mengatakan bahwa kita harus
menginginkan / menyenangi keadaan tersebut. Kalau suatu kelompok orang membuang
Kristus, dan orang-orang itu mengucilkan kita, itu sebetulnya merupakan berkat!
Barnes’ Notes: “The
people of God have suffered most from those who have been conscientious
persecutors; and some of the most malignant foes which true Christians have
ever had, have been in the church, and have been professed ministers of the
gospel, persecuting them under pretence of great zeal for the cause of purity
and religion” (= Umat Allah telah menderita paling hebat dari mereka
yang adalah penganiaya-penganiaya yang bersungguh-sungguh; dan sebagian dari
musuh-musuh yang paling membahayakan yang pernah dimiliki orang-orang kristen
yang benar, ada di dalam gereja, dan merupakan orang-orang yang mengaku sebagai
pelayan Injil, menganiaya mereka di bawah kepura-puraan semangat yang besar
demi kemurnian agama)
- hal 341.
Tetapi sayang sekali Barnes’ Notes lalu
melanjutkan kata-katanya yang indah di atas itu dengan kata-kata yang buruk /
bodoh yang berbunyi sebagai berikut:
“It is no evidence of piety that a man is full of zeal
against those whom he supposes to be heretics. And it is one of the best proofs
that a man knows nothing of the religion of Jesus, when he is eminent for
self-conceit in his own views of orthodoxy, and firmly fixed in the opinion,
that all who differ from him and his sect must of course be wrong” (= Bukanlah
bukti kesalehan bahwa seseorang dipenuhi semangat menentang mereka yang ia
anggap sebagai orang sesat. Dan merupakan salah satu bukti yang terbaik bahwa
seseorang sama sekali tidak mengenal agama Yesus, pada waktu ia terkenal
sombong dalam pandangannya sendiri tentang keortodoxan, dan mempunyai pandangan
yang tegas bahwa semua yang berbeda dengannya dan dengan sektenya pasti salah) - hal 341.
Saya tidak setuju dengan kata-kata ini,
karena:
·
orang
yang cinta pada kebenaran pasti membenci kesesatan, dan secara secara
bersemangat menentang kesesatan. Apakah Yesus, rasul-rasul dan nabi-nabi tidak
menentang kesesatan? Karena itu saya berpendapat bahwa kita justru harus
bersemangat dalam menentang kesesatan, tetapi kita memang tidak boleh melakukan
penganiayaan secara fisik terhadap orang yang kita anggap sebagai sesat. Tetapi
kalau dalam gereja kita ada orang yang mempunyai pandangan sesat (bukan sekedar
salah, tetapi sesat, yaitu salah secara dasari), maka tentu saja kita boleh,
dan bahkan harus, mengucilkan / mengeluarkannya dari gereja, setelah melalui proses
siasat gerejani yang benar (Mat 18:15-17).
·
orang
yang yakin akan kebenaran pandangannya pasti menganggap ajaran yang berbeda
dengannya sebagai salah. Kalau ia tidak menganggap pandangan yang berbeda
dengan pandangannya sebagai salah, itu membuktikan ia tidak yakin akan
kebenaran pandangannya sendiri.
·
kontex
ini ditujukan oleh orang kristen yang benar yang menghadapi penganiayaan /
pengucilan dari orang kafir atau kristen KTP. Ini tidak bisa diterapkan
sebaliknya!
2) ‘bahkan akan datang saatnya bahwa setiap
orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah’.
a) Hal ini tergenapi khususnya dalam
penganiayaan yang dilakukan oleh orang Yahudi terhadap orang kristen. Dan ini
terjadi lagi pada jaman Paulus (waktu namanya masih Saulus), waktu ia
menganiaya / membunuhi orang kristen. Bandingkan dengan:
·
Kis 26:9-11
- “Bagaimanapun
juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang
nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja
telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh
kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk
menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka,
bahkan sampai ke kota-kota asing”.
·
Fil 3:6 -
‘tentang
kegiatan aku penganiaya jemaat’. Ini termasuk dalam hal-hal yang dulu ia banggakan (Fil
3:4b-6).
Adam Clarke dan beberapa penafsir lain
bahkan mengatakan bahwa orang Yahudi mempunyai pandangan:
“He who sheds the blood of the ungodly, is equal to him
who brings an offering to God” (= Ia yang mencurahkan darah orang jahat
setara dengan ia yang membawa persembahan kepada Allah) - hal 631.
b) Ini
juga digenapi dengan dibunuhnya para rasul dan pengikut Kristus.
Thomas Whitelaw: “In
so far as Christ’s language implied that the disciples would seal their
testimony with their blood, it was in due course fulfilled - at least if
Ecclesiastical tradition might be relied on. ‘Matthew suffered martyrdom (by
the sword) in Ethiopia. Mark died at Alexandria after being dragged through the
streets of that city. Luke was hanged on an olive tree in Greece. Peter was
crucified at Rome with his head downward. James was beheaded at Jerusalem.
James the Less was thrown from a pinacle of the temple, and beaten to death
below. Philip was hanged against a pillar in Phrygia. Bartholomew was flayed
alive. Andrew was bound to a cross, whence he preached to his persecutors till
he died. Thomas was run through the body at Coromandel in India. Jude was shot
to death with arrows. Matthias was first stoned and then beheaded. Barnabas was
stoned to death by Jews at Salonica. Paul ‘in death oft’ was beheaded at Rome
by Nero” [= Sejauh bahasa Kristus secara tak langsung menunjukkan
bahwa murid-murid akan memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka, itu
digenapi pada waktunya - setidaknya jika tradisi gereja bisa dipercaya. ‘Matius
mengalami kematian syahid (oleh pedang) di Etiopia. Markus mati di Alexandria
setelah diseret melalui jalan-jalan di kota itu. Lukas digantung pada sebuah
pohon zaitun di Yunani. Petrus disalib di Roma dengan kepala menghadap kebawah.
Yakobus dipenggal di Yerusalem. Yakobus Muda dilempar dari puncak Bait Allah,
dan dipukuli sampai mati di bawah. Filipus digantung pada sebuah pilar di
Phrygia. Bartolomeus dikuliti hidup-hidup. Andreas diikat pada sebuah salib,
dari mana ia berkhotbah kepada para penganiayanya sampai ia mati. Tomas
dilindas tubuhnya di Coromandel di India. Yudas dipanah sampai mati dengan
anak-anak panah. Matias mula-mula dirajam dan lalu dipenggal. Barnabas dirajam
sampai mati oleh orang-orang Yahudi di Salonika. Paulus ‘dalam kematian sering’
dipenggal di Roma oleh Nero] - hal 343. Ini dikutip oleh Thomas Whitelaw dari Angus’s Bible
Handbook, hal 91.
Catatan:
·
‘James the Less’ diterjemahkan ‘Yakobus Muda’ dalam
Mark 15:40, adalah sama dengan Yakobus anak Alfeus (Mat 10:3).
Mungkin untuk membedakannya dengan Yakobus anak Zebedeus, maka ia disebut ‘James the Less’ (disebabkan karena usia
yang lebih muda atau postur tubuh yang lebih kecil).
·
Kematian
Yakobus Muda dalam kutipan di atas mungkin dikacau-balaukan dengan kematian
Yakobus saudara Tuhan Yesus.
c) Ini juga bisa digenapi dengan
perang jihad yang dilakukan umat Islam yang extrim terhadap kristen. Mereka
menganggap bahwa mereka berjasa kepada Allah kalau mereka menyiksa / membunuhi
orang kristen, yang mereka anggap sebagai orang sesat.
A. T. Robertson: “No
persecution is more bitter than when done by religious enthusiasts and bigots
like the Spanish Inquisition” (= Tidak ada penganiayaan yang lebih pahit
dari pada penganiayaan yang dilakukan oleh semangat agamawi dan orang-orang
fanatik seperti Inquisition Spanyol) - hal 265.
Catatan: kata ‘Inquisition’ berarti: pencarian dan penghukuman dalam gereja Roma
Katolik terhadap orang yang tidak percaya atau yang sesat.
Calvin: “It
may be thought strange, however, that the enemies of the truth, though they are
conscious of their own wickedness, not only impose on men, but even in the
presence of God lay claim to praise for their unjust cruelty. I reply,
hypocrites, though their consciences accuses them, always resort to flatteries
to deceive themselves. They are ambitious, cruel, and proud, but they cover all
these vices with the cloak of zeal, that they may indulge in them without
restraint” (= Tetapi, bisa dianggap sebagai sesuatu yang aneh bahwa
para musuh dari kebenaran, sekalipun mereka sadar akan kejahatan mereka
sendiri, bukan hanya memaksa manusia, tetapi bahkan di hadapan Allah menyatakan
berhak atas pujian untuk kekejaman mereka yang tidak benar. Saya menjawab,
orang-orang munafik, sekalipun hati nurani mereka menuduh mereka, selalu pergi
/ minta tolong pada puji-pujian yang menjilat untuk menipu diri mereka sendiri.
Mereka itu ambisius, kejam, dan sombong, tetapi mereka menutupi semua kejahatan
ini dengan jubah semangat, supaya mereka bisa menuruti kehendaknya di dalamnya
tanpa pengekangan) -
hal 135.
Ay 3: “Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak
mengenal baik Bapa maupun Aku”.
1) Ini menunjukkan alasan dari
tindakan orang-orang itu, yaitu: mereka tidak mengenal Allah maupun Yesus.
2) Tujuan kata-kata ini adalah supaya
rasul-rasul bisa mengabaikan mereka.
Calvin: “this
is not said for the purpose of extenuating their guilt, but that the apostles
may boldly despise their blind fury; ... Christ, on the other hand, enjoins his
followers to rise with holy magnanimity, to despise their adversaries, who are
impelled by nothing else than error and blindness; for this is our wall of
brass, when we are fully persuaded that God is on our side, and that they who
oppose us are destitute of reason” (= ini tidak dikatakan dengan maksud
meringankan kesalahan mereka, tetapi supaya rasul-rasul bisa dengan berani
meremehkan kemarahan mereka yang buta; ... pada sisi yang lain, Kristus
memerintahkan pengikut-pengikutNya untuk bangkit dengan sikap kudus yang mengabaikan
hinaan, untuk meremehkan musuh-musuh mereka, yang didorong oleh kesalahan dan
kebutaan; karena ini merupakan tembok kita yang keras, pada waktu kita yakin
bahwa Allah ada di pihak kita, dan bahwa mereka yang menentang kita tidak
mempunyai akal) - hal 135.
3) Ini menunjukkan betapa hebatnya
dosa ‘tidak mengenal Allah’.
Calvin: “Again,
these words reminds us, what a serious evil it is not to know God, since it
leads even those who have murdered their own parents to expect praise and
approbation for their wickedness” (= Kata-kata ini lagi-lagi mengingatkan
kita bahwa ‘tidak mengenal Allah’ adalah kejahatan yang serius, karena itu
mengarahkan mereka yang membunuh orang tuanya sendiri untuk mengharapkan pujian
dan penerimaan untuk kejahatan mereka) - hal 135.
Ay 4: “Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila
datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.’ ‘Hal ini
tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama
dengan kamu”.
1) Ay 4a: “Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila
datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.’”.
a) Ay 4a ini mirip dengan ay 1. Tetapi
kalau ay 1 tujuannya adalah supaya mereka tidak menjadi kecewa dan menolak
Yesus, maka ay 4a mengatakan bahwa tujuannya adalah supaya mereka ingat
bahwa Yesus telah mengatakannya kepada mereka. Ini akan memberikan hiburan
karena apa yang mereka alami ternyata sudah dinubuatkan, dan itu berarti sudah
ditentukan, dikuasai dan diatur oleh Tuhan.
William Barclay: “Jesus
foresaw this and gave warning beforehand. He did not want anyone to be able to
say that he had not known what to expect when he became a Christian. When
Tyndale was persecuted and his enemies were out for his life because he sought to
give the Bible to the people in the English language, he said calmly: ‘I never
expected anything else.’ Jesus offered men glory, but he offered them a cross
as well” (= Yesus melihat hal ini sebelumnya dan memberi
peringatan sebelumnya. Ia tidak ingin siapapun bisa mengatakan bahwa ia belum
tahu apa yang diharapkan pada waktu ia menjadi orang kristen. Pada waktu
Tyndale dianiaya dan musuh-musuhnya berusaha untuk membunuhnya karena ia
berusaha memberikan Alkitab dalam bahasa Inggris kepada orang-orang, ia berkata
dengan tenang: ‘Aku tidak pernah mengharapkan hal yang lain’. Yesus menawarkan
kemuliaan kepada manusia, tetapi Ia juga menawarkan salib kepada mereka) - hal 189.
William Barclay: “Jesus
knew how to deal with men. He was in effect saying: ‘I am offering you the
hardest task in the world. I am offering you something which will lacerate your
body and tear out your heart. Are you big enough to accept it?’ All the world
knows Garibaldi’s proclamation at the siege of Rome in 1849, when he appealed
for recruits in these terms: ‘I offer you neither pay, nor quarters, nor
provisions; I offer hunger, thirst, forced marches, battles and death. Let him
who loves his country in his heart, and not with his lips only, follow me.’ And
join they did in their hundreds. When the Spaniards were conquering South
America Pizarro presented his men with a choice. They might have the wealth of
Peru with its dangers, or the comparative poverty of Panama with its safety. He
drew a line in the sand with his sword and he said: ‘Comrades, on that side are
toil, hunger, nakedness, storm, desertion and death; on this side is ease.
There lies Peru with its riches; here lies Panama with its poverty. Choose,
each man, what best becomes a brave Castilian. For my part, I go to the south.’
There was silence and hesitation; and then an old pilot and twelve soldiers
stepped across to Pizarro’s side. It was with them that the discovery and the
conquest of Peru began. Jesus offered, and still offers, not the way of ease,
but the way of glory. He wants men who are prepared with open eyes to venture
for his name” (= Yesus tahu bagaimana menghadapi / memperlakukan
manusia. Pada hakekatnya Ia berkata: ‘Aku menawarkan kepadamu tugas yang
terberat di dunia. Aku menawarkan kepadamu sesuatu yang akan mencabik-cabik
tubuhmu dan merobek jantungmu. Apakah engkau cukup besar untuk menerimanya?’
Seluruh dunia mengetahui pernyataan Garibaldi pada pengepungan Roma pada tahun
1849, pada waktu ia mendesak para tentara baru dengan kata-kata ini: ‘Aku tidak
menawarkan gaji, atau suatu bagian dari kota, atau persediaan; aku menawarkan
kelaparan, kehausan, perjalanan yang dipaksakan, pertempuran dan kematian.
Biarlah ia yang mencintai negeranya dalam hatinya dan bukan hanya dengan
bibirnya, mengikuti aku’. Dan ratusan dari mereka bergabung. Pada waktu orang
Spanyol sedang menaklukkan Amerika Selatan Pizarro memberikan orang-orangnya
pilihan. Mereka bisa mendapatkan kekayaan Peru dengan bahaya-bahayanya, atau
kemiskinan Panama dengan keamanannya. Ia membuat garis di tanah dengan
pedangnya dan ia berkata: ‘Teman-teman, pada bagian itu ada kerja keras,
kelaparan, ketelanjangan, badai, desersi dan kematian; pada bagian ini ada
ketenteraman / kesenangan. Di sana terletak Peru dengan kekayaannya; di sini
terletak Panama dengan kemiskinannya. Pilihlah, setiap orang, apa yang terbaik
bagi seorang Castilian yang berani. Bagi aku, aku pergi ke selatan’. Di sana
ada keheningan dan keragu-raguan; dan lalu seorang pilot tua dan 12 tentara
melangkah ke pihak Pizarro. Bersama mereka penemuan dan penaklukan Peru
dimulai. Dahulu Yesus menawarkan, dan sampai sekarang Ia tetap menawarkan,
bukan jalan ketenteraman / kesenangan, tetapi jalan kemuliaan. Ia menginginkan
orang-orang yang siap dengan mata terbuka untuk berjuang bagi namaNya) - hal 190-191.
b) ‘supaya apabila datang saatnya’.
A. T. Robertson: “The
time appointed for these things” (= Waktu / saat yang ditetapkan untuk
hal-hal ini) - hal
265.
Thomas Whitelaw: “i.e.
the hour of these excommunications and murders, the hour appointed for their
accomplishment” (= yaitu saat pengucilan-pengucilan dan
pembunuhan-pembunuhan ini, saat yang ditetapkan untuk terjadinya hal-hal ini) - hal 336.
Thomas Whitelaw: “Like
all other events in time, these approaching calamities were under the direction
of Christ’s own omnipotent and gracious hand - they had their appointed hour
when they should fall and bear away” (= Seperti semua peristiwa dalam waktu,
bencana-bencana yang mendekat ini ada di bawah pengarahan dari tangan Kristus
yang maha kuasa dan murah hati sendiri - mereka mempunyai saat yang ditetapkan
kapan mereka harus menyerang dan bertahan) - hal 343-345.
2) Ay 4b: “‘Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena
selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu”.
Tadinya Kristus tidak mengatakan hal
ini karena Ia masih bersama-sama mereka. Pada waktu Ia bersama-sama dengan
mereka maka kemarahan dan serangan orang-orang Yahudi ditujukan kepadaNya.
Sekarang pada saat Ia mau meninggalkan mereka barulah Ia mengatakannya kepada
mereka, karena mulai sekarang kemarahan / serangan dari orang-orang Yahudi akan
ditujukan kepada mereka.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com