Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Ay 6: “Aku telah menyatakan
namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia. Mereka itu
milikMu dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu dan mereka telah menuruti
firmanMu”.
1) Kalau tadi dalam ay 1-5 Kristus
berdoa untuk diriNya sendiri, maka mulai ay 6-19 Kristus mulai berdoa untuk
murid-muridNya.
Tetapi William
Hendriksen mengatakan (hal 363) bahwa sekalipun dalam ayat-ayat ini Yesus
berdoa untuk murid-muridNya, tetapi kita juga menemukan dalam ayat-ayat ini
pernyataan-pernyataan yang begitu umum, sehingga bisa diterapkan juga kepada
semua orang percaya.
2) ‘Aku
telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari
dunia’.
a) ‘Aku telah
menyatakan namaMu’.
Kata ‘nama’ di sini jelas bukan sekedar
menunjuk pada nama Allah, yaitu Yahweh, tetapi menunjuk kepada seluruh diri /
pribadi Allah.
Barnes’ Notes: “The word ‘name’ here includes the attributes
or character of God. ... The word ‘name’ is often used to designate the
‘person’” (= Kata ‘nama’ di sini mencakup
sifat-sifat atau karakter dari Allah. ... Kata ‘nama’ sering digunakan untuk
menunjuk pada ‘pribadi’) - hal 346.
Leon Morris
(NICNT): “The ‘name’ stands
for the whole person .... To manifest the name of God then is to reveal the
essential nature of God to men” (= Kata ‘nama’
mewakili seluruh pribadi ... Jadi, menyatakan nama Allah berarti menyatakan
sifat yang hakiki dari Allah kepada manusia) - hal 723.
Bandingkan dengan
ayat-ayat di bawah ini:
·
Maz 20:8
- “Orang ini memegahkan kereta dan orang itu
memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita”.
·
Maz 22:23 - “Aku akan
memasyhurkan namaMu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di
tengah-tengah jemaah”.
·
Yes 52:6 - “Sebab itu umatKu akan mengenal namaKu
dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya
Aku!”.
b) ‘kepada semua
orang yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia’.
Kelihatannya kata-kata ‘semua orang’ di sini menunjuk kepada orang-orang
pilihan, dan ini terlihat dari kata-kata selanjutnya, yaitu ‘yang Engkau
berikan kepadaKu dari dunia’, dan juga dari kalimat selanjutnya (ay 6b).
Leon Morris
(NICNT): “Here the point is
that the revelation was not made indiscriminately. It was made to those whom
God gave Jesus (cf. 6:37) out of the world ....” [= Di sini yang ditekankan adalah bahwa penyataan itu tidak dilakukan
tanpa pandang bulu. Penyataan itu dilakukan bagi mereka yang diberikan oleh
Allah kepada Yesus (bdk. 6:37) dari dunia ini ...] - hal 723.
Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa
datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.
c) Kalimat ini menunjukkan bahwa Yesus
menyatakan diri Allah kepada orang-orang pilihan.
Memang iman keluar dari predestinasi.
Bandingkan dengan Kis 13:48 - “Mendengar itu
bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan
firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya”.
d) Ini tidak berarti bahwa Kristus
tidak memberitakan Injil kepada orang-orang yang bukan pilihan (reprobate).
·
Calvin
berkata bahwa Kristus tidak pernah kekurangan kerajinan ataupun kesetiaan dalam
memanggil semua orang untuk datang kepada Allah (external calling / panggilan luar), tetapi hanya di antara
orang-orang pilihan sajalah jerih payahNya berbuah (internal or effectual calling / panggilan di dalam atau panggilan
efektif).
Bandingkan dengan Mat 11:27b - “tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan
orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”. Ini pasti
menunjuk pada internal or effectual
calling / panggilan di dalam atau panggilan efektif.
·
Tetapi
dari Mat 13:10-17 kelihatannya Yesus mengajar orang-orang pilihan dan
orang-orang yang bukan pilihan dengan cara yang berbeda.
Tetapi kita, yang tidak bisa membedakan
orang-orang pilihan dan orang-orang bukan pilihan, harus memberitakan Injil /
Firman Tuhan secara sama kepada semua orang yang bisa kita jangkau.
e) ‘Menyatakan nama Bapa’ (ay 6) berhubungan dengan ‘memuliakan
Bapa’ (ay 4).
Poole (hal 368) mengatakan bahwa
kalimat ini berhubungan dengan ay 4 - “Aku telah mempermuliakan
Engkau di bumi”. Jadi
memuliakan Allah dilakukan dengan menyatakan Allah kepada manusia.
Karena itu, kalau saudara mau
memuliakan Allah, yang memang harus merupakan tujuan hidup manusia
(1Kor 10:31), maka saudara harus menyatakan nama Bapa. Dengan kata lain,
saudara harus memberitakan Injil / Firman Tuhan.
3) ‘Mereka
itu milikMu dan Engkau telah
memberikan mereka kepadaKu’.
Kata-kata ‘mereka itu milikMu’ ada
dalam bentuk lampau (KJV: ‘thine they were’
).
Calvin: “By
adding these words, he points out, first, the eternity of election; and,
secondly, the manner in which we ought to consider it. Christ declares that the
elect always belonged to God. God therefore distinguished them from the
reprobate, not by faith, or by any merit, but by pure grace; for, while they
are alienated from him to the utmost, still he reckons them as his own in his
secret purpose” (= Dengan menambahkan kata-kata ini, Ia pertama-tama
menunjukkan kekekalan dari pemilihan; dan kedua, cara dengan mana kita harus
memikirkannya. Kristus menyatakan bahwa orang-orang pilihan selalu adalah milik
Allah. Karena itu Allah membedakan mereka dari orang-orang bukan pilihan, bukan
oleh iman, atau oleh kebaikan / jasa apapun, tetapi oleh kasih karunia yang
murni; karena pada waktu mereka masih terasing / terpisah sepenuhnya dari Dia,
Ia tetap memperhitungkan mereka sebagai milikNya dalam rencana rahasiaNya) - hal 170. Bdk. Ro 9:10-13!
Hendriksen (hal 353) mengatakan bahwa
di sini Yesus berpikir tentang orang-orang pilihan, tetapi khususnya tentang
para murid yang ada bersama Dia di ruang atas tersebut (bdk. ay 12).
4) ‘dan
mereka telah menuruti firmanMu’.
KJV: ‘and they have kept thy word’ (=
dan mereka telah memelihara / mentaati firmanMu).
Calvin: “The word
of God flows out to the reprobate, but it takes root in the elect, and hence
they are said to keep it” (= Firman Allah mengalir keluar kepada orang-orang bukan
pilihan, tetapi berakar dalam orang-orang pilihan, dan karena itu dikatakan
bahwa mereka memelihara / mentaatinya) - hal 171.
Ay 7: “Sekarang mereka
tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu itu berasal dari padaMu”.
1) Orang-orang yang percaya
mempercayai bahwa firman yang Yesus ajarkan itu berasal dari Allah.
Kata-kata ‘semua yang Engkau berikan kepadaKu’ menunjuk pada firman yang Yesus
ajarkan (bdk. ay 8); dan kata ‘tahu’ di sini menunjukkan pada pengertian dan kepercayaan / iman.
Bandingkan dengan 1Tes 2:13 - “Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya
mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah
yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi - dan memang
sungguh-sungguh demikian - sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam
kamu yang percaya”.
2) Calvin mengatakan bahwa ini
menunjukkan bahwa orang-orang yang percaya itu tidak menilai Kristus secara
daging, tetapi mempercayai keilahianNya.
Calvin: “Here
our Lord expresses what is the chief part in faith, which consists in our
believing in Christ in such a manner, that faith does not rest satisfied with
beholding the flesh, but perceives his Divine power. For, when he says, ‘They
have known that all things which thou hast given me are from thee,’ he means,
that believers feel that all that they possess is heavenly and divine. And, indeed,
if we do not perceive God in Christ, we must remain continually in a state of
hesitation” (= Di sini Tuhan kita menyatakan bagian yang terutama
dari iman, yang terdiri dari kepercayaan kita kepada Kristus dengan cara
sedemikian rupa, sehingga iman tidak berhenti dengan memandang dagingNya,
tetapi mengerti / merasakan kuasa ilahiNya. Karena pada waktu Ia berkata ‘Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau
berikan kepadaKu itu berasal dari padaMu’, Ia memaksudkan bahwa
orang-orang percaya merasakan bahwa apa yang mereka miliki bersifat surgawi dan
ilahi. Dan memang, jika kita tidak mengerti / merasakan Allah dalam Kristus,
kita pasti terus ada dalam keadaan ragu-ragu) - hal 171.
Orang-orang yang menilai Kristus secara
daging, akan menolakNya.
Mat 13:54-57a - “Setibanya di tempat asalNya, Yesus mengajar
orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata:
‘Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat
itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan
saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah
saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana
diperolehNya semuanya itu?’ Lalu mereka kecewa dan menolak Dia”.
Paulus sendiri
dahulu menilai Kristus menurut daging, tetapi ia lalu bertobat.
2Kor 5:16b - “Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang
kami tidak lagi menilaiNya demikian”.
KJV: ‘though we have known Christ after the
flesh, yet now henceforth know we him no more’ (= sekalipun kami pernah
mengenal Kristus menurut daging, tetapi sekarang dan selanjutnya kami tidak
mengenalNya demikian lagi).
Penerapan:
Bagaimana penilaian saudara sendiri
tentang Kristus?
Ay 8: “Sebab segala firman
yang Engkau sampaikan kepadaKu telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah
menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari padaMu, dan mereka
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
1) ‘Sebab
segala firman yang Engkau sampaikan kepadaKu telah Kusampaikan kepada mereka’.
Ini tidak berarti bahwa Kristus sendiri
sebetulnya tidak tahu apa-apa, dan semua yang Ia tahu dan sampaikan Ia terima
dari Bapa. Calvin mengatakan bahwa Kristus mengatakan bahwa firman yang Ia
sampaikan itu Ia dapatkan dari Bapa, dengan 2 alasan:
a) Supaya orang tidak menganggap bahwa
firman itu berasal usul dari manusia atau dari dunia ini.
b) Karena di sini Ia berbicara sebagai
seorang Pengantara / pelayan Allah.
2) ‘dan
mereka telah menerimanya. Mereka
tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari padaMu, dan mereka percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku’.
Ada hubungan yang erat antara
‘penerimaan Firman’ dan ‘iman kepada Kristus’! Karena itu jangan mempercayai
omongan busuk dari orang-orang Liberal, yang seakan-akan meninggikan Yesus
tetapi merendahkan Firman Tuhan / Kitab Suci.
Contoh:
a) Pdt. Yohanes Bambang Mulyono (GKI),
dalam buku sesatnya yang berjudul ‘Tuhan Ajarlah Aku’:
·
“Oleh karena itu firman
Allah sejati tidak pernah hanya merupakan suatu kumpulan ayat-ayat dalam Kitab
Suci. Pendewa-dewaan kumpulan ayat-ayat dalam Kitab Suci sebenarnya sama saja
dengan pemberhalaan. Iman kristen menyadari, bahwa firman Allah sejati menjelma
menjadi Yesus Kristus yang adalah Anak Allah. Artinya firman Allah sejati tidak
pernah menjelma menjadi sebuah ‘buku yang turun dari sorga’” (hal 77).
·
“Atas dasar pemikiran
yang demikian, theologia Alkitab tidak pernah mendudukkan Alkitab sejajar
dengan Firman Allah sendiri. Alkitab adalah alat yang dipakai oleh Allah untuk
menyampaikan firmanNya. Sedangkan firman Allah yang sejati (realitas obyektif-ilahi)
menjelma menjadi manusia yang kelihatan dan yang menyejarah. Sebab itu sikap
penghargaan kita yang tinggi terhadap Alkitab sebagai alat dari firman Allah
tidak boleh melebihi penghargaan kita kepada Yesus Kristus. Jadi Alkitab berada
di bawah kuasa pribadi Yesus Kristus, tidak boleh sebaliknya!” (hal 214).
·
“Semua usaha penelitian
ilmiah ini tidak menggoyahkan iman mereka, sebab iman mereka tertuju kepada
Yesus Kristus bukan kepada Alkitab” (hal 215).
b) Pdt. Eka Darmaputera, Ph. D., dalam
majalah ‘Penuntun’ terbitan GKI Jawa Barat, vol 1, No 2, Januari - Maret
1995:
“‘Firman itu adalah Allah’, begitu tulis
Yohanes. Di sini juga amat jelas bahwa yang dimaksud dengan Firman Allah
bukanlah Alkitab. Bagi orang Kristen, Alkitab bukan Allah, dan Allah bukan
Alkitab. Orang Kristen menyembah Allah, tidak
menyembah Alkitab. Orang Kristen menyembah Allah yang hidup, tidak menyembah sebuah buku. Dari segi
bahasa, ‘Alkitab’ (kata Yunaninya biblion
/ biblos; Arab: qitab) artinya
tidak lain adalah ‘buku’! Bahaya mempersamakan ‘Alkitab’ dengan ‘Allah’ itulah
yang disebut ‘bibliolatri’ (= memberhalakan sebuah buku). ... Firman Allah,
secara teologis, adalah Yesus
Kristus, bukan Alkitab!” (hal 123).
Bandingkan kata-kata kedua orang sesat
di atas ini dengan komentar John Murray, tentang seorang teman sejawatnya yang
bernama E. J. Young (yang memang sangat getol dalam mempertahankan otoritas
Kitab Suci), yang berbunyi sebagai berikut:
“He knew nothing of an antithesis between devotion to the
Lord and devotion to the Bible. He revered the Bible because he revered the
Author” (= Ia tidak mengenal pertentangan antara kesetiaan /
pembaktian diri terhadap Tuhan dan kesetiaan / pembaktian diri terhadap
Alkitab. Ia menghormati Alkitab karena ia menghormati Pengarangnya).
Penerapan:
Apakah saudara meninggikan /
menghormati baik Kristus maupun Kitab Suci?
Ay 9: “Aku berdoa untuk
mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau
berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu”.
1) ‘Aku
berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka’.
a) Orang-orang Arminian / non Reformed
menganggap bahwa kata-kata ini tidak boleh diartikan secara mutlak. Jadi,
kata-kata ini tidak berarti bahwa Yesus tidak pernah berdoa untuk dunia / reprobate.
Pulpit Commentary: “Surely this is not an assertion
that he would never pray, or that he had not already prayed, for the world” (= Pasti ini bukanlah suatu pernyataan yang tegas bahwa Ia tidak akan
pernah berdoa, atau bahwa Ia belum pernah berdoa, untuk dunia) - hal 345.
Pulpit Commentary: “The world is only for a moment
outside the sphere of his supplications. ... His prayer for the world will be
for its conversion; his prayer for his disciples is for their sanctification
and preservation. ... He will in a few hours pray for the world. ‘Father,
forgive them; they know not what they do.’ ... There is an implicit prayer
for the world implied in the prayer for Christian unity. ‘That the world may
know that thou hast sent me.’” [= Dunia ini hanya
untuk sementara waktu ada di luar ruang lingkup permohonanNya. ... DoaNya untuk
dunia adalah untuk pertobatannya; doaNya untuk para muridNya adalah untuk
pengudusan dan penjagaan / pemeliharaan mereka. ... Beberapa jam lagi Ia berdoa
untuk dunia: ‘Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat’. ... Secara implicit ada doa untuk dunia dalam doa untuk kesatuan
Kristen. ‘supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku’ (ay 21b)] - hal 356-357.
Catatan: bagian yang
terakhir ini (yang saya garis-bawahi) jelas ngawur, tetapi ini baru akan saya
bahas dalam pembahasan Yoh 17:21 nanti.
Barnes’ Notes: “This passage then settles nothing
about the question whether Christ prayed for sinners. He now prayed for his
disciples, who were not those who hated him and disregarded his favours. He
afterwards extended the prayer for all who should become Christians, ver. 20.
When on the cross, he prayed for his crucifiers and murderers, Luke 23:34” (= Jadi, text ini tidak menjawab apa-apa tentang pertanyaan apakah
Kristus berdoa untuk orang-orang berdosa. Sekarang Ia berdoa untuk
murid-muridNya, yang bukan merupakan orang-orang yang membenciNya dan
mengabaikan kebaikanNya. Selanjutnya Ia memperluas doaNya untuk semua yang akan
menjadi orang-orang Kristen, ay 20. Pada waktu di atas kayu salib, Ia berdoa
untuk para penyalib dan pembunuhNya, Luk 23:34) - hal 346.
b) Pandangan Martin Luther.
Pulpit Commentary: “Luther says, ‘In the same sense in
which he prays for the disciples, he does not pray for the world.’” (= Luther berkata: ‘Dalam arti yang sama seperti dimana Ia berdoa untuk
para murid, Ia tidak berdoa untuk dunia’) - hal 346.
c) Calvin sendiri mengatakan bahwa
bagian ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berdoa untuk orang-orang yang
termasuk reprobate.
Calvin: “he
shows that he asks nothing but what is agreeable to the will of the Father,
because he pleads with the Father in behalf of those only whom the Father
himself willingly loves” (= Ia menunjukkan bahwa Ia tidak meminta apapun kecuali
apa yang sesuai dengan kehendak Bapa, karena Ia meminta kepada Bapa hanya demi
mereka yang Bapa sendiri kasihi dengan sukarela) - hal 172.
Catatan: Dari bagian terakhir kutipan ini
(bagian yang saya garis bawahi) kelihatannya Calvin berpandangan bahwa Kristus
hanya mengasihi orang-orang pilihan.
Calvin: “He
openly declares that he does not pray for the world, because he has no
solicitude but about his own flock, which he received from the hand of the
Father” (= Ia menyatakan secara terbuka bahwa Ia tidak berdoa
untuk dunia, karena Ia tidak mempunyai perhatian kecuali terhadap kawanan
dombaNya, yang Ia terima dari tangan Bapa) - hal 172.
Ada orang-orang yang membantah hal ini
dengan mengatakan bahwa dalam 1Tim 2:1 kita diperintahkan untuk berdoa bagi
semua orang, lalu bagaimana kita meniru Kristus dengan hanya berdoa untuk
orang-orang pilihan?
Calvin: “I reply,
the prayers which we offer for all are still limited to the elect of God. We
ought to pray that this man, and that man, and every man, may be saved, and
thus include the whole human race, because we cannot yet distinguish the elect
from the reprobate; and yet, while we desire the coming of the kingdom of God,
we likewise pray that God may destroy his enemies” (= Saya
menjawab, doa-doa yang kita naikkan untuk semua orang tetap dibatasi pada
orang-orang pilihan Allah. Kita harus berdoa supaya orang ini, dan orang itu,
dan setiap orang, bisa diselamatkan, dan dengan demikian mencakup seluruh umat
manusia, karena kita tidak bisa membedakan orang pilihan dengan orang yang
ditetapkan untuk binasa; tetapi, pada waktu kita menginginkan datangnya
kerajaan Allah, kita juga berdoa supaya Allah menghancurkan musuh-musuhNya) - hal 172.
Calvin: “These
words serve also to expose the stupidity of those who, under the pretence of
election, give themselves up to indolence, whereas it ought rather to arouse us
to earnestness in prayer, as Christ teaches us by his example” (= Kata-kata
ini berfungsi untuk menyingkapkan kebodohan dari mereka yang, di bawah
kepura-puraan pemilihan, menyerahkan diri mereka sendiri pada kelambanan /
kemalasan, padahal kita seharusnya dibangkitkan pada kesungguhan dalam doa,
seperti yang Kristus ajarkan melalui teladanNya) - hal 173.
Maksud kata-kata ini adalah: sekalipun
percaya pada doktrin tentang pemilihan / predestinasi, kita tidak boleh hanya
‘berserah’ pada predestinasi itu tetapi kita tetap mempunyai tanggung jawab
untuk berdoa. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Calvin menekankan kedaulatan
Allah / predestinasi, tetapi ia juga tetap menekankan tanggung jawab manusia.
d) Di antara orang-orang Reformedpun
ada yang bimbang / tidak jelas posisinya dalam persoalan apakah Kristus
mendoakan dunia / reprobate atau
tidak.
William
Hendriksen: “It is with reference
to (peri) the elect that Jesus is making
request, ... It is for these given ones that he lays down his life ...; hence,
it is also for them - for them alone - that he makes (is constantly making)
this request” [= Berkenaan dengan (peri) orang-orang pilihanlah Yesus
melakukan permohonan, ... Untuk orang-orang yang diberikan kepadaNya inilah Ia menyerahkan
nyawaNya ...; karena itu, juga untuk merekalah - untuk mereka saja - Ia membuat
(dan terus menerus membuat) permohonan ini] - hal 354.
Bandingkan dengan:
·
Ro 8:34 -
“Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih
lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
menjadi Pembela bagi kita?”.
·
Ibr 7:25
- “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan
sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka”.
·
Ibr 9:24
- “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus
buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya,
tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan
kita”.
·
1Yoh 2:1
- “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”.
Dilihat dari kata-kata di atas,
kelihatannya William Hendriksen percaya bahwa Kristus berdoa hanya untuk
orang-orang pilihan. Tetapi perhatikan kata-katanya selanjutnya di bawah ini.
William
Hendriksen: “This does not
necessarily mean that Jesus never in any sense prayed for those who in their
ignorance afflicted him (considered as a group). Did he not pray with reference
to those who crucified him, in order that the thunderbolts of God’s wrath might
be held in abeyance? See Luke 23:34” [= Ini tidak harus
diartikan bahwa Yesus dalam arti apapun tidak pernah berdoa untuk mereka yang
dalam ketidak-tahuannya menyakiti Dia (dipandang sebagai sebuah grup). Bukankah
Ia berdoa berkenaan dengan mereka yang menyalibkanNya, supaya petir murka Allah
bisa ditahan dalam penangguhan? Lihat Luk 23:34] - hal 354
(footnote).
Ini menyebabkan saya bingung tentang posisi
Hendriksen dalam persoalan ini, karena kata-kata di atas ini kelihatannya
menunjukkan bahwa ia mempercayai bahwa Yesus berdoa untuk reprobate. Sekarang perhatikan lagi kata-katanya di bawah ini.
William
Hendriksen: “However, the prayer
for spiritual safeguarding, sanctification, and glorification (see on
17:11,15,17,24) is not for those who until the end of their life basely reject
the Savior. The words, ‘Not for the world am I making request’ are very clear.
Between the purpose of the atonement and the purpose of Christ’s Highpriestly
prayer, there is perfect agreement. ... Not all were given. Jesus did not die
for all” [= Tetapi bagaimanapun, doa untuk
perlindungan / penjagaan rohani, pengudusan, dan pemuliaan (lihat tentang
17:11,15,17,24) bukanlah untuk mereka yang sampai akhir hidup mereka secara
hina menolak sang Juruselamat. Kata-kata ‘bukan untuk dunia Aku berdoa’ sangat
jelas. Antara tujuan dari penebusan dan tujuan dari doa Kristus sebagai Imam
Besar, ada suatu persetujuan yang sempurna] - hal 355.
e) Orang-orang Reformed pada umumnya
juga berpandangan seperti Calvin.
John Owen: “...
we know that Christ refused to pray for the world, in opposition to his elect” (= ... kita
tahu bahwa Kristus menolak untuk berdoa untuk dunia, dikontraskan dengan orang
pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177.
Pulpit Commentary: “We have here a striking
illustration of the definiteness of the prayer of Jesus. He knows exactly for
whom he is praying, and what he wants for them. He defines them positively, and
he defines them negatively” (= Di sini kita mempunyai
ilustrasi yang menyolok tentang kepastian / ke-tertentu-an / keterbatasan dari
doa Yesus. Ia tahu secara persis untuk siapa Ia sedang berdoa, dan apa yang Ia
inginkan untuk mereka. Ia mendefinisikan mereka secara positif, dan Ia
mendefinisikan mereka secara negatif) - hal 374-375.
1. Ini dihubungkan secara erat dengan
doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas).
Kalau Yesus tidak
mati untuk menebus orang-orang yang termasuk reprobate / orang yang ditentukan
untuk binasa, maka adalah aneh kalau Ia mendoakan mereka. Dan sebaliknya, kalau
Ia tidak mau mendoakan mereka, adalah aneh kalau Ia mati bagi mereka.
R. C. Sproul: “Jesus’
atonement and his intercession are joint works of his high priesthood. He
explicitly excludes the non-elect from his great high priestly prayer. ‘I do
not pray for the world but for those whom you have given Me’ (John 17:9). Did
Christ die for those for whom he would not pray?” [= Penebusan dan
pengantaraan / doa syafaat Yesus adalah pekerjaan gabungan dari
keimam-besaranNya. Ia secara explicit mengeluarkan / tidak memasukkan orang
yang bukan pilihan dari doa imam besarNya. ‘Bukan untuk dunia Aku berdoa,
tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu’ (Yoh 17:9).
Apakah Kristus mati untuk mereka bagi siapa Ia tidak berdoa?] - ‘Chosen
by God’, hal 206.
John Owen: “He
did not suffer for them, and then refuse to intercede for them; he did not do
the greater, and omit the less” (= Ia tidak menderita untuk mereka, dan
lalu menolak untuk berdoa syafaat bagi mereka; Ia tidak melakukan yang lebih
besar dan menghapus yang lebih kecil) - ‘The Works of John
Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’,
hal 176.
John Owen: “the
oblation and intercession of Christ are of equal compass and extent in respect
of their objects, or the persons for whom he once offered himself and doth
continually intercede, and so are to be looked on one joint means for the
attaining of a certain proposed end” (= pengorbanan dan doa syafaat Kristus
mempunyai batas dan luas yang sama berkenaan dengan obyeknya atau dengan
orang-orang untuk siapa Ia sekali mengorbankan diriNya dan mendoakannya secara
terus-menerus, dan dengan demikian harus dianggap sebagai satu cara gabungan
untuk mencapai tujuan tertentu) - ‘The Works of John
Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’,
hal 187.
Arthur W. Pink: “Note particularly that the death
and intercession of Christ have one and the same object! ... If then Christ
intercedes for the elect only, and ‘not for the world,’ then He dies for them
only” (= Perhatikan secara khusus bahwa
kematian dan penengahan / doa syafaat Kristus mempunyai satu obyek yang sama!
... Karena itu jika Kristus menengahi / berdoa syafaat hanya untuk orang
pilihan, dan ‘bukan untuk dunia’, maka Ia mati hanya untuk mereka) - ‘The Sovereignty of God’, hal 60.
2. Ini juga dihubungkan dengan selalu
dikabulkannya doa Kristus.
John Owen mengatakan bahwa Bapa selalu
mendengar doa Anak / Yesus, dan ini ditunjukkan dalam 2 text Kitab Suci di
bawah ini:
·
Yoh 11:42
- “Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku,
tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
·
Maz 2:7-8 - “Aku mau menceritakan
tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: ‘AnakKu engkau! Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan
Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu”.
John Owen: “therefore,
if he should intercede for all, all should undoubtedly be saved” (= karena itu,
jika Ia berdoa syafaat untuk semua, tidak diragukan bahwa semua akan
diselamatkan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177.
Tetapi bagaimana dengan Luk 23:34?
Apakah ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa untuk orang non pilihan?
Luk 23:34 - “Yesus
berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.’”.
a. Pertama-tama perlu diketahui bahwa kalimat
ini diragukan keasliannya karena manuscript-manuscript yang terbaik tidak
mempunyai ayat ini!
NIV memberikan
catatan kaki yang berbunyi: “Some early manuscripts do not have this sentence” (= Beberapa manuscripts mula-mula tidak mempunyai kalimat ini).
RSV memberikan
catatan kaki yang berbunyi: “Other ancient authorities omit the sentence ‘And Jesus ... what they do” (= Otoritas-otoritas kuno yang lain menghapuskan kalimat ‘Dan Yesus ...
apa yang mereka perbuat’).
NKJV memberikan
catatan tepi yang berbunyi: “NU brackets the first sentence as a later addition” (= NU meletakkan kalimat pertama dalam kurung sebagai penambahan
belakangan).
ASV memberikan
catatan kaki yang berbunyi: “Some ancient authorities omit ‘And Jesus said, Father, forgive them; for
they know not what they do.’” (= Beberapa otoritas
kuno menghapuskan ‘Dan Yesus berkata: Bapa, ampunilah mereka; sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat’).
KJV dan NASB
tidak memberikan catatan kaki apapun.
Pulpit Commentary: “These words are missing in some of
the oldest authorities. They are found, however, in the majority of the most
ancient manuscripts and in the most trustworthy of the old versions, and are
undoubtedly genuine” (= Kata-kata ini tidak ada dalam
beberapa dari otoritas yang paling tua. Tetapi kata-kata itu ditemukan dalam
mayoritas dari manuscripts yang paling kuno dan dalam versi-versi tua yang
paling bisa dipercaya, dan tidak diragukan merupakan bagian yang asli) - hal 240.
Leon Morris
(Tyndale): “There is textual
doubt about this prayer. It is absent from many of the best MSS and some
critics argue that it must be rejected, since it would scarcely have been
omitted if genuine. Against that is the fact that other very good MSS do attest
it. Early copyists may have been tempted to omit the words by the reflection
that perhaps God had not forgiven the guilty nation. The events of AD 70 and
afterwards may well have looked like anything but forgiveness. We should regard
the words as genuine” [= Ada keraguan textual tentang
doa ini. Doa ini absen dalam banyak manuscripts terbaik dan sebagian pengkritik
berargumentasi bahwa itu harus ditolak, karena tidak mungkin itu dihapuskan
kalau itu asli. Menentang hal ini adalah fakta bahwa manuscripts lain yang
sangat baik menyokongnya. Penyalin-penyalin mula-mula mungkin tergoda untuk
menghapus kata-kata ini oleh pemikiran bahwa mungkin Allah tidak mengampuni
bangsa yang bersalah ini. Peristiwa pada tahun 70 M dan sesudahnya (kehancuran
Yerusalem) sama sekali tidak menunjukkan pengampunan. Kita
harus menganggap kata-kata ini sebagai asli] - hal 326-327.
The New Bible
Commentary: Revised: “34a is omitted by a formidable list of early MSS, but it should be
retained either as a genuine part of Luke (cf. Acts 7:60) or as a reliable
piece of extraneous tradition. It would be omitted by scribes who felt that it
was unseemly or not answered” [= ay 34a dihapuskan
oleh suatu daftar yang menakutkan dari manuscript-manuscript mula-mula, tetapi
itu harus dipertahankan atau sebagai bagian asli dari Lukas (bdk. Kis 7:60)
atau sebagai potongan tradisi dari luar yang bisa dipercaya. Itu dihapuskan
oleh penyalin-penyalin yang merasa bahwa itu tidak pantas atau tidak dijawab] - hal 923.
A. T. Robertson: “Some of the oldest and best
documents do not contain this verse, and yet, while it is not certain that it
is a part of Luke’s Gospel, it is certain that Jesus spoke these words, for
they are utterly unlike any one else” (= Beberapa dari
dokumen-dokumen yang tertua dan terbaik tidak mempunyai ayat ini, tetapi
sementara tidak pasti bahwa itu merupakan suatu bagian dari Injil Lukas, adalah
pasti bahwa Yesus mengucapkan kata-kata ini, karena kata-kata itu sama sekali
tidak seperti kata-kata siapapun juga) - ‘Word
Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 284-285.
Bruce M. Metzger: “The absence of these words from
such early and diverse witnesses ... is most impressive and can scarcely be
explained as a deliberate excision by copyists who, considering the fall of
Jerusalem to be proof that God had not forgiven the Jews, could not allow it to
appear that the prayer of Jesus had remained unanswered. At the same time, the
logion, though probably not a part of the original Gospel of Luke, bears
self-evident tokens of its dominical origin, and was retained, within double square
brackets, in the traditional place where it had been incorporated by unknown
copyists relatively early in the transmission of the Third Gospel” (= Absennya kata-kata ini dari saksi-saksi yang mula-mula dan
bermacam-macam ... merupakan sesuatu yang mengesankan dan hampir tidak bisa
dijelaskan sebagai penghilangan yang disengaja oleh penyalin-penyalin yang,
menganggap kejatuhan Yerusalem sebagai bukti bahwa Allah tidak mengampuni
orang-orang Yahudi, tidak bisa membiarkan terlihat bahwa doa Yesus tidak dijawab.
Pada saat yang sama, ucapan ini, sekalipun mungkin bukan merupakan suatu bagian
dari Injil Lukas yang asli, mempunyai tanda-tanda yang jelas bahwa itu berasal
usul dari Yesus, dan dipertahankan, dalam tanda kurung ganda, dalam tempat
tradisional dimana ucapan ini telah dimasukkan oleh penyalin-penyalin yang tak
dikenal pada masa yang sangat awal dalam penyebaran Injil ketiga ini) - ‘A Textual Commentary on the Greek New
Testament’, hal 180.
b. Untuk siapa Yesus menaikkan doa
ini?
1. Ada yang menganggap bahwa doa ini
mencakup semua yang hadir pada saat itu, dan bahkan mencakup semua manusia,
termasuk kita.
C. H. Spurgeon: “I believe that it was a
far-reaching prayer, which indeed included Scribes and Pharisees, Pilate and
Herod, Jews and Gentiles - yea, the whole human race in a certain sense, since
we were all concerned in that murder; but certainly the immediate persons, upon
whom that prayer was poured like precious nard, were those who there and then
were committing the brutal act of fastening him to the accursed tree” (= Saya percaya bahwa itu merupakan doa yang jangkauannya jauh, yang
mencakup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Pilatus dan Herodes, orang
Yahudi dan orang non Yahudi - ya, seluruh umat manusia dalam arti tertentu,
karena kita semua tersangkut dalam pembunuhan itu; tetapi pasti orang-orang
yang langsung didoakan oleh doa yang seperti minyak wangi yang mahal itu adalah
mereka yang ada di sana pada saat itu dan sedang melakukan tindakan brutal
dengan memakukan Dia pada salib yang terkutuk) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work
of Our Lord’, vol 6, hal 483.
C. H. Spurgeon: “for, though we were not there, and
we did not actually put Jesus to death, yet we really caused his death, and we,
too, crucified the Lord of glory; and his prayer for us was, ‘Father, forgive
them, for they know not what they do.’” (= karena, sekalipun
kita tidak ada di sana, dan tidak betul-betul membunuh Yesus, tetapi kita
sungguh-sungguh menyebabkan kematianNya, dan kita juga menyalibkan Tuhan
kemuliaan; dan doanya untuk kita adalah: ‘Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat’) - ‘A
Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 472.
2. Ada juga yang membatasi orang-orang
yang didoakan
David Gooding: “it was prayed on behalf of the
soldiers who in all truthfulness did not know what they were doing. False
sentiment must not lead us to extend the scope of his prayer beyond his
intention. To pray forgiveness for a man who knows quite well what he is doing
and has no intention of either stopping or repenting would be immoral: it would
amount to condoning, if not conniving at, his sin. Christ certainly did not do
that” (= itu didoakan demi para tentara
yang memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Sentimen yang salah tidak boleh
membimbing kita untuk memperluas jangkauan doanya lebih dari yang Ia maksudkan.
Mendoakan pengampunan untuk seseorang yang tahu dengan baik apa yang ia lakukan
dan tidak bermaksud untuk berhenti atau bertobat merupakan sesuatu yang tidak
bermoral: itu berarti mengabaikan, jika bukannya pura-pura tidak melihat, pada
dosanya. Kristus pasti tidak melakukan hal itu) - ‘According to Luke’, hal 342.
Catatan: saya tidak setuju dengan bagian akhir
dari kata-kata David Gooding ini, karena maksud Kristus dengan doa itu tentu
bukanlah supaya orang-orang itu ‘diampuni tanpa pertobatan’, tetapi supaya
mereka ‘diampuni melalui pertobatan’.
A. T. Robertson: “Jesus evidently is praying for the
Roman soldiers, who were only obeying, but not for the Sanhedrin” (= Yesus jelas sedang berdoa untuk para tentara Romawi, yang hanya
mentaati perintah, bukan untuk Sanhedrin) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 285.
Calvin: “It
is probable, however, that Christ did not pray for all indiscriminately, but
only for the wretched multitude, who were carried away by inconsiderate zeal,
and not by premeditated wickedness. For since the scribes and priests were
persons in regard to whom no ground was left to hope, it would have been in
vain for him to pray for them” (= tetapi adalah mungkin bahwa Kristus
tidak berdoa untuk semua tanpa pandang
bulu, tetapi hanya untuk orang banyak yang buruk / hina / jahat, yang
dipengaruhi / diseret oleh semangat tanpa pemikiran, dan bukan oleh kejahatan
yang direncanakan lebih dulu. Karena ahli-ahli Taurat dan imam-imam adalah
orang-orang yang tidak punya harapan, adalah sia-sia bagiNya untuk berdoa untuk
mereka) - hal 301.
Sukar untuk
menetapkan batasan dari doa itu, tetapi memang kata-kata ‘sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’ sebetulnya
merupakan batasan dari doa tersebut. Para tentara memang tidak tahu apa yang
mereka lakukan. Dan bahkan sebagian para tokoh Yahudi, sekalipun mereka tahu
bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang jahat, tetapi mereka
tidak mengetahui secara penuh kejahatan mereka. Ini terlihat dari
beberapa ayat di bawah ini:
·
Kis 3:14-17 - “Tetapi kamu telah
menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai
hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh,
tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal
itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu
telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu
telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai
saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena
ketidaktahuan, sama seperti semua
pemimpin kamu”.
Catatan: kata ‘semua’ (yang saya cetak miring) seharusnya tidak ada!
Bandingkan dengan NIV: ‘as did your
leaders’ (= seperti pemimpin-pemimpinmu), dan dengan NASB: ‘just as your rulers did also’ (= sama
seperti yang dilakukan pemimpin-pemimpinmu juga).
·
Kis 13:27 - “Sebab penduduk
Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan
menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang
dibacakan setiap hari Sabat”.
KJV: ‘they knew him not’ (= mereka tidak
mengenalNya).
RSV: ‘did not recognize him’ (= tidak
mengenaliNya).
NASB: ‘recognizing neither Him’ (= tidak
mengenaliNya).
NIV: ‘did not recognize Jesus’ (= tidak
mengenali Yesus).
Tetapi ada satu
hal yang saya pikirkan, yang tidak pernah dibicarakan oleh para penafsir, yaitu
tentang mereka yang menghujat Roh Kudus dan dikatakan tidak bisa diampuni
(Mat 12:31-32), yang mungkin sekali juga hadir pada saat itu. Bukankah
mereka tahu apa yang mereka lakukan? Kalau itu benar, maka Kristus pasti tidak
berdoa untuk mereka. Bandingkan juga dengan 1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak
mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut.
Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus
berdoa”.
c. Apakah Bapa menjawab doa ini?
Sebagian jawaban
adalah bahwa kehancuran Yerusalem tidak segera terjadi. Lalu Injil diberitakan
kepada mereka, dan banyak dari mereka betul-betul dibawa kepada Tuhan dan
diselamatkan. Pada hari Pentakosta 3000 orang Yahudi bertobat dan diselamatkan
(Kis 2:41-42), dan lalu menjadi 5000 orang (Kis 4:4). Dan dalam Kis 6:7
dikatakan “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid
di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan
diri dan percaya”.
Calvin: “Nor
can it be doubted that this prayer was heard by the heavenly Father, and that
this was the cause why many of the people afterwards drank by faith the blood
which they had shed” (= Tidak bisa diragukan bahwa doa ini didengar oleh Bapa
surgawi, dan bahwa ini adalah penyebab mengapa banyak dari bangsa itu
belakangan meminum dengan iman darah yang telah mereka curahkan) - hal 301.
d. Kesimpulan: tetap ada kemungkinan
bahwa dalam Luk 23:34 ini Yesus membatasi doanya untuk orang-orang pilihan
dari orang-orang yang hadir saat itu, dan doa itu dikabulkan oleh Bapa dengan
mempertobatkan mereka belakangan.
2) ‘mereka,
yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu’.
Bagian ini mendukung doktrin tentang
predestinasi.
Calvin: “Christ
expressly declares that they who are given to him belong to the Father; and it
is certain that they are given so as to believe, and that faith flows from this
act of giving. Now if the origin of faith is this act of giving, and if
election comes before it in order and time, what remains but that we
acknowledge that those whom God wishes to be saved out of the world are elected
by free grace?” (= Kristus secara jelas menyatakan bahwa mereka yang diberikan
kepadaNya adalah milik Bapa; dan adalah pasti bahwa mereka diberikan supaya
percaya, dan bahwa iman merupakan akibat dari tindakan memberi ini. Sekarang
jika asal usul dari iman adalah tindakan memberi ini, dan jika pemilihan
terjadi sebelumnya dalam urut-urutan dan waktu, bukankah kita harus mengakui
bahwa mereka yang ingin Allah selamatkan dari dunia ini dipilih oleh kasih
karunia yang bebas / cuma-cuma?) - hal 173.
Ay 10: “dan
segala milikKu adalah milikMu dan milikMu adalah milikKu, dan Aku telah
dipermuliakan di dalam mereka”.
1) ‘dan
segala milikKu adalah milikMu dan milikMu adalah milikKu’.
a) Ini
menunjukkan kesatuan Yesus dan Bapa.
William
Hendriksen: “This last statement
is astounding. It makes sense only if the Father and the Son are one in essence
(cf. 10:30)” [= Pernyataan terakhir ini sangat
mengherankan / mengejutkan. Itu masuk akal hanya jika Bapa dan Anak adalah satu
dalam hakekat (bdk. 10:30)] - hal 355.
Calvin: “All
these things are spoken for the confirmation of our faith. We must not seek
salvation anywhere else than in Christ. But we shall not be satisfied with
having Christ, if we do not know that we possess God in him. We must therefore
believe that there is such unity between The Father and the Son as makes it
impossible that they shall have anything separate from each other” (= Semua
hal-hal ini dikatakan untuk meneguhkan iman kita. Kita tidak boleh mencari
keselamatan di tempat lain manapun juga selain di dalam Kristus. Tetapi kita
tidak akan puas dengan memiliki Kristus, jika kita tidak mengetahui bahwa kita
memiliki Allah dalam Dia. Karena itu kita harus percaya bahwa ada suatu
kesatuan sedemikian rupa antara Bapa dan Anak sehingga membuatnya mustahil
bahwa yang satu mempunyai apapun terpisah dari yang lainnya) - hal 174.
b) Calvin juga berkata bahwa kata-kata
ini tujuannya untuk menunjukkan bahwa Bapa pasti mendengar dan mengabulkan doa
ini. Karena Kristus berdoa untuk milikNya dan milikNya juga adalah milik Bapa,
maka Bapa pasti mendengar dan mengabulkan doaNya.
2) ‘dan
Aku telah dipermuliakan di dalam mereka’.
Bagian ini dipakai oleh Calvin untuk
mendukung doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang-orang kudus),
yang menekankan bahwa orang kristen yang sejati tidak bisa kehilangan
keselamatannya.
Calvin: “this
is a most excellent testimony for confirming our faith, that Christ never cease
to care for our salvation, since he ‘is glorified in us’” (= ini
merupakan kesaksian yang sangat bagus untuk meneguhkan iman kita, bahwa Kristus
tidak pernah berhenti memperhatikan / memelihara keselamatan kita, karena Ia
‘dimuliakan di dalam kita’) - hal 174.
Ay 11: “Dan Aku tidak ada
lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang
kepadaMu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu
yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti
Kita”.
1) ‘Dan
Aku tidak ada lagi di dalam dunia’.
a) Calvin mengatakan bahwa ini
merupakan alasan lain mengapa Yesus mendoakan murid-muridNya. Selama Ia bersama
mereka, Ia menjaga / memimpin mereka (bdk. ay 12). Tetapi sebentar lagi Ia
akan meninggalkan mereka, dan karena itu Ia mendoakan mereka, supaya Bapa
memelihara mereka dalam dunia.
Penerapan:
Kalau saudara adalah seorang guru Sekolah
Minggu atau seorang pendeta, dan saudara akan meninggalkan murid-murid / jemaat
saudara, mungkin karena saudara harus pindah ke tempat lain, apakah saudara
berdoa untuk mereka atau tidak mempedulikan mereka dengan pemikiran: ‘Sekarang
mereka toh bukan urusanku lagi’?
b) Di sini Kristus berbicara tentang
kemanusiaanNya.
Sebagai Allah Ia maha ada, sehingga
tidak mungkin Ia tidak ada lagi dalam dunia, tetapi sebagai manusia Ia tidak
maha ada, dan karena itu setelah Ia mati, bangkit, dan naik ke surga, maka Ia
tidak ada lagi dalam dunia ini!
Ini perlu diperhatikan oleh orang-orang
Katolik dan Lutheran, yang dalam doktrin mereka tentang Perjamuan Kudus,
mensyaratkan sifat maha ada dari manusia Yesus.
2) ‘tetapi
mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadaMu. Ya Bapa yang kudus,
peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan
kepadaKu’.
a) ‘Bapa yang
kudus’.
Leon Morris
(NICNT): “Now God was often
thought of as remote and lofty, as a Being great and dignified indeed, but distant
and aloof. The need now was for a stress on His love and His care. So Jesus
speaks mostly of God in terms like ‘Father’. But the holiness is still there.
It is not to be overlooked or forgotten. The expression ‘Holy Father’ is a
reminder of both aspects of God’s nature” (= Allah sering
dipikirkan sebagai jauh dan tinggi, sebagai seorang Makhluk yang agung dan
bermartabat / berwibawa, tetapi jauh. Yang dibutuhkan sekarang adalah suatu
penekanan pada kasih dan perhatianNya. Karena itulah pada umumnya Yesus
berbicara tentang Allah dengan istilah ‘Bapa’. Tetapi kekudusanNya masih ada di
sana. Itu tidak boleh diabaikan atau dilupakan. Ungkapan ‘Bapa yang Kudus’
merupakan pengingat akan kedua aspek dari sifat Allah) - hal 727.
b) ‘dalam namaMu’.
Adam Clarke: “By the ‘name,’ here, it is evident
that the doctrine or knowledge of the true God is intended; as if our Lord had
said, Keep them in that doctrine which thou hast given me” (= Dengan kata ‘nama’ di sini, jelas yang dimaksudkan adalah ajaran atau
pengetahuan tentang Allah yang benar; seakan-akan Tuhan berkata: Jagalah mereka
dalam ajaran yang telah Engkau berikan kepadaKu itu) - hal 638.
c) ‘peliharalah
mereka’.
Pulpit Commentary: “The perseverance of the saints is
the fruit of Christ’s prayer” (= Ketekunan
orang-orang kudus adalah buah dari doa Kristus) - hal 357.
3) ‘supaya
mereka menjadi satu sama seperti Kita’.
a) Perhatikan bahwa kesatuan
orang-orang percaya merupakan keinginan dan doa Kristus! Karena itu kita harus
sangat waspada terhadap perpecahan, khususnya dalam suatu gereja lokal.
b) Yang dimaksudkan dengan kesatuan,
bukanlah kesatuan secara organisasi, tetapi kesatuan hati dan pikiran, dan ini
tetap bisa diusahakan sekalipun ada perbedaan doktrinal (selama bukan doktrin
dasar) maupun merk gereja / aliran.
A. T. Robertson: “Oneness of will and spirit (HEN,
neuter singular), not one person (HEIS, masculine singular) for which Christ
does not pray. Each time Jesus uses HEN (verses 11,21,22) and once, EIS HEN,
‘into one’ (verse 23). This is Christ’s prayer for all believers, for unity,
not for organic union of which we hear so much” [= Kesatuan dari kehendak dan roh (HEN, netral tunggal), bukan satu
pribadi (HEIS, laki-laki tunggal) untuk mana Kristus tidak berdoa. Setiap kali
Yesus menggunakan HEN (ayat 11,21,22) dan satu kali, EIS HEN, ‘menjadi satu’
(ayat 23). Ini adalah doa Kristus untuk semua orang percaya, untuk kesatuan,
bukan untuk persatuan organik tentang mana kita mendengar begitu banyak] - ‘Word Pictures in the New Testament’,
vol 5, hal 278.
Leon Morris
(NICNT): “Enthusiasts for the
ecumenical movement sometimes speak as though the reunion of Christendom would
mean the answer to Christ’s prayer. While it is true that unity of organization
can be an impressive witness to unity of spirit, yet as such it is merely
outward. It is not this that is in mind here. It is something much more
difficult. It is unity of heart and mind and will” (= Orang-orang yang bersemangat untuk gerakan oikumene kadang-kadang
berbicara seakan-akan persatuan kembali dari kekristenan berarti terjawabnya
doa Kristus. Sekalipun memang benar bahwa kesatuan organisasi bisa merupakan
kesaksian yang mengesankan tentang kesatuan roh, tetapi kesatuan seperti itu
hanya bersifat lahiriah. Bukan ini yang dipersoalkan di sini, tetapi sesuatu
yang jauh lebih sukar, yaitu kesatuan dari hati, pikiran, dan kehendak) - hal 727-728.
Ay 12: “Selama
Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah
Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari
mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa,
supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.
1) ‘Selama
Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah
Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari
mereka yang binasa’.
Ini lagi-lagi mendukung doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan
orang-orang kudus), yang menyatakan bahwa orang-orang yang betul-betul percaya
tidak mungkin kehilangan keselamatannya.
Pulpit Commentary: “They are kept, (1) not from
suffering, (2) nor from all sin, (3) but from perishing everlastingly” [= Mereka dijaga / dipelihara, (1) bukan dari penderitaan, (2) ataupun
dari semua dosa, (3) tetapi dari binasa secara kekal] - hal 357.
Hutcheson
mengatakan (hal 361) bahwa bagian ini menunjukkan bahwa selama orang kristen
ada dalam dunia, maka ia selalu membutuhkan suatu pemeliharaan / penjagaan dari
luar dirinya, yaitu dari Tuhan / Roh Kudus. Kalau penjagaan ini dibuang, semua
orang kristen akan murtad.
Sekalipun Kitab
Suci menunjukkan bahwa orang kristen tidak mungkin kehilangan keselamatannya,
tetapi Yesus tetap mengusahakan (melalui doaNya di sini) supaya orang-orang
kristen itu tidak kehilangan keselamatan mereka. Kita juga harus melakukan hal
yang sama. Adanya jaminan bahwa keselamatan kita tidak bisa hilang tidak
membuang tanggung jawab kita untuk berusaha supaya kita dan orang-orang kristen
yang lain tidak kehilangan keselamatan, misalnya dengan:
·
mendoakan hal itu. Khususnya doakan hamba-hamba Tuhan
yang injili / alkitabiah supaya rendah hati dan tetap ada di jalan yang benar,
baik dalam kehidupannya maupun dalam kepercayaan dan ajarannya.
·
tekun dalam belajar Firman Tuhan dan mendorong orang
kristen lain untuk juga melakukan hal itu.
·
selalu berusaha taat / membuang dosa, dan berhati-hati
terhadap keduniawian, dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
·
waspada terhadap kesesatan dan kesalahan pengajaran.
Jangan menjadi orang yang mengaminkan seadanya ajaran, sekalipun ajaran itu
diberitakan oleh ‘pengkhotbah yang top’!
2) ‘selain
dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci’.
a) ‘supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci’.
Pengkhianatan Yudas memang sudah
dinubuatkan.
Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan
yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya
Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia
tidak dilahirkan.’”.
Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang
makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku”. Bdk. Yoh 13:18.
Dan hal itu dinubuatkan karena sudah
ditentukan oleh Allah.
Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti
yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia
diserahkan!’”.
Ayat lain yang
berbicara tentang Yudas adalah:
·
Kis 1:20 - “Sebab ada tertulis
dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada
penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain”.
·
Maz 69:26 - “Biarlah perkemahan mereka menjadi
sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya”.
·
Maz 109:8 - “Biarlah umurnya berkurang, biarlah
jabatannya diambil orang lain”.
b) ‘selain
dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa’.
KJV/RSV/NASB: ‘but the son of perdition’ (= kecuali
anak kebinasaan / neraka).
NIV: ‘except the one doomed to destruction’
(= kecuali orang yang ditentukan / ditakdirkan untuk kehancuran).
1. Bagian ini tidak berarti bahwa
Yudas termasuk dalam orang-orang yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus, lalu
dijaga oleh Kristus, tetapi penjagaanNya gagal dan ia terhilang.
Perkecualian yang
dimaksud hanyalah berhubungan dengan kata-kata ‘tidak binasa’ dalam kalimat
sebelumnya, bukan berhubungan dengan seluruh kalimat sebelumnya.
Kita tidak bisa
menafsirkan bahwa Yudas adalah orang yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus,
tetapi lalu terhilang, sehingga ia merupakan perkecualian dibandingkan dengan
yang lain, karena:
a. Dari semula kitab-kitab Injil
memang tidak pernah menunjukkan Yudas sebagai orang kristen sejati.
b. Penafsiran seperti ini akan
bertentangan dengan Yoh 6:39 - “Dan inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan
ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman”.
c. Sebutan ‘anak kebinasaan / neraka’
menunjukkan bahwa dalam rencana kekal Allah ia memang ditetapkan untuk binasa.
Memang tentang
arti dari istilah ini ada ketidaksetujuan di antara para penafsir.
Barnes’ Notes: “The term ‘son’ was given by the
Hebrews to those who possessed the character described by the word or name
following. Thus, sons of Belial - those who possessed his character. Children
of wisdom - those who were wise, Matt. 11:19. Thus Judas is called a son of
perdition because he had the character of a destroyer. He was a traitor, a
murderer” (= Istilah ‘anak’ diberikan oleh
orang-orang Ibrani kepada mereka yang memiliki sifat yang digambarkan oleh kata
atau nama yang mengikuti kata ‘anak’ itu. Jadi, ‘anak-anak Belial’ adalah
mereka yang mempunyai sifat Belial. ‘Anak-anak hikmat’ menunjuk kepada mereka
yang bijaksana, Mat 11:19. Jadi Yudas disebut ‘anak kebinasaan / kehancuran’
karena ia mempunyai sifat sebagai seorang pembinasa / penghancur. Ia adalah
seorang pengkhianat, seorang pembunuh) - hal 347.
Catatan:
·
istiliah ‘son /
daughter of Belial’ (= anak laki-laki / perempuan dari Belial) muncul
banyak kali dalam KJV, yaitu dalam Ul 13:13 Hak 19:22
20:13 1Sam 1:16 2:12 10:27
25:17 2Sam 23:6 1Raja 21:10,13 2Taw 13:7.
·
Mat 11:19b (KJV): ‘But wisdom is justified of her children’ (= Tetapi hikmat
dibenarkan oleh anak-anaknya).
·
saya tidak menganggap penafsiran dari Barnes ini sebagai
penafsiran yang benar.
Leon Morris
(NICNT): “‘The son of
perdition’ points to character rather than destiny. The expression means that
he was characterized by ‘lostness’, not that he was predestined to be ‘lost’” (= ‘Anak kebinasaan / neraka’ menunjuk lebih pada karakter dari pada
pada nasib / takdir. Ungkapan ini berarti bahwa ia mempunyai ciri ‘terhilang’
dan bukannya bahwa ia ditentukan untuk ‘hilang’) - hal 728.
Saya juga tidak
setuju dengan penafsiran ini.
Matthew Poole: “As ‘the son of death,’ 2Sam. 12:5,
signifies one appointed to die, or that deserveth to die; and ‘the child of
hell,’ Matt. 23:15, siginifies one who deserveth hell; so the son of perdition
may either signify one destined to perdition, or one that walketh in the high
and right road to perdition, or rather both; one who being passed over in God’s
eternal counsels, as to such as shall be saved, hath by his own wilful apostacy
brought himself to eternal perdition, or into such a guilt as I know thou wilt
destroy him” (= Seperti ‘anak kematian’, 2Sam
12:5, menunjuk kepada orang yang ditetapkan untuk mati, atau orang yang layak
untuk mati; dan ‘anak neraka’, Mat 23:15, menunjuk kepada orang yang layak
masuk neraka; demikian juga ‘anak kebinasaan / neraka’ bisa menunjuk kepada
seseorang yang ditentukan untuk kebinasaan / neraka, atau seseorang yang
berjalan dalam jalan yang menuju kebinasaan / neraka, atau mungkin keduanya;
seseorang yang dilewati dalam rencana kekal Allah berkenaan dengan orang-orang
yang akan diselamatkan, dan yang dengan kemurtadannya sendiri yang disengaja,
membawa dirinya sendiri pada kebinasaan kekal, atau ke dalam suatu kesalahan
yang akan menyebabkan Allah menghancurkannya) - hal 369.
William
Hendriksen: “‘The son of
perdition (a Semitism; cf. Matt. 23:15; 2Thess. 2:3) is the utterly lost one,
designated unto perdition. That Judas was meant is clear from a comparison of
passages: 6:71; 13:2,18,26,30; 15:2,6. ... Though, on the one hand, Judas was
fully responsible, on the other hand, this deed was included in the divine
decree from eternity, and in prophecy. ... Hence, when the disciples hear Jesus
speaking to the Father about the accomplishment of his task with respect to
them, and the fulfilment of prophecy even in the case of the son of perdition,
they are strengthened in their faith, and begin to realize that nothing and no
one ever defeats the divine purpose” [= Anak kebinasaan /
neraka (suatu istilah Semitic; bdk. Mat 23:15; 2Tes 2:3) adalah orang yang
hilang sama sekali, ditetapkan untuk kebinasaan / neraka. Bahwa Yudas yang
dimaksudkan adalah jelas dari perbandingan text-text: 6:71; 13:2,18,26,30;
15:2,6. ...Sekalipun di satu sisi, Yudas sepenuhnya bertanggung jawab, tetapi
di sisi lain, tindakan ini telah tercakup dalam ketetapan ilahi dari kekekalan,
dan dalam nubuatan. ... Karena itu, pada waktu para murid mendengar Yesus
berbicara kepada Bapa tentang pencapaian dari tugasNya berkenaan dengan diri
mereka, dan penggenapan nubuat bahkan dalam kasus ‘anak kebinasaan / neraka’,
mereka dikuatkan dalam iman mereka, dan mulai menyadari bahwa tidak ada apapun
dan siapapun yang pernah menggagalkan rencana Allah] - hal 358.
Calvin: “Judas
is excepted, and not without reason; for, though he was not one of the elect
and of the true flock of God, yet the dignity of his office gave him the
appearance of it. ... that no one might think that the eternal election of God
was overturned by the damnation of Judas, he immediately added, that he was the
son of perdition. By these words Christ means that his ruin, which took place
suddenly before the eyes of men, had been known to God long before; for ‘the
son of perdition,’ according to the Hebrew idiom, denotes a man who is ruined, or
devoted to destruction” (= Yudas dikecualikan, dan bukannya tanpa alasan; karena
sekalipun ia bukanlah salah seorang dari orang-orang pilihan dan dari kawanan
domba Allah, tetapi kewibawaan dari jabatannya seolah-olah menunjukkan hal itu.
... supaya tidak seorangpun berpikir bahwa pemilihan kekal dari Allah
dibalikkan oleh penghukuman Yudas, Ia langsung menambahkan, bahwa ia adalah
‘anak kebinasaan / neraka’. Dengan kata-kata ini Kristus memaksudkan bahwa
kehancurannya, yang terjadi secara mendadak di hadapan manusia, telah diketahui
oleh Allah jauh sebelumnya; karena ‘anak kebinasaan / neraka’ menurut ungkapan
Ibrani, menunjuk pada seseorang yang dihancurkan, atau disediakan untuk
kehancuran) - hal 176.
Ketiga komentar terakhir inilah yang
saya terima.
2. Sekalipun Yudas ditetapkan dan
dinubuatkan untuk mengkhianat dan binasa, tetapi bukan Allah atau nubuat itu
yang harus dipersalahkan, tetapi Yudas sendiri.
Banyak orang lalu menanggap bahwa Yudas
tidak bersalah, dan bahkan ada yang menganggapnya berjasa. Tetapi Kitab Suci
menyatakan sebaliknya.
·
Luk 22:22b
- “celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!”
·
Mat 26:24b
- “celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu
diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.
·
Bandingkan juga dengan Ro 9:19-21 - “Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang
masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ Apakah
tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal
yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain
untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”.
Dalam
Ro 9:19 itu dipertanyakan mengapa seseorang yang ditentukan untuk binasa
harus disalahkan, karena bukankah apa yang ditentukan itu tidak bisa tidak
terjadi? Dalam Ro 9:20-21 Paulus tidak menjawab / menjelaskan bagaimana
orang yang ditentukan binasa itu bisa tetap dipersalahkan. Ia sebaliknya
menghardik orang yang menanyakan pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa Allah
berhak melakukan apa saja.
Calvin: “it
would be a most unfounded argument, if any one were to infer from this, that
the revolt of Judas ought to be ascribed to God rather than to himself, because
the prediction laid him under no necessity. ... It is not in the
prophesies, therefore, that we must go to seek the cause of events. I
acknowledge, indeed, that nothing happens but what has been appointed by God;
but the only question now is, Do those things which it has foretold, or
predicted, lay men under a necessity? which I have already demonstrated
to be false” (= merupakan suatu argumentasi yang tak berdasar jika
seseorang menyimpulkan dari sini bahwa pemberontakan Yudas harus diperhitungkan
kepada Allah dan bukannya kepada Yudas sendiri, karena ramalan itu tidak
meletakkan dia dibawah paksaan. ... Karena itu, kita harus pergi untuk
mencari penyebab dari peristiwa-peristiwa bukan dalam nubuat-nubuat. Saya
memang mengakui bahwa tidak ada apapun yang terjadi kecuali apa yang telah
ditetapkan oleh Allah; tetapi satu-satunya pertanyaan sekarang adalah: ‘Apakah
hal-hal itu yang telah diberitahukan sebelumnya, atau diramalkan, meletakkan
manusia di bawah paksaan?’ yang telah saya tunjukkan sebagai sesuatu
yang salah) - hal
176-177.
Catatan: kata ‘necessity’ di sini harus diartikan sebagai ‘paksaan’. Jadi, Calvin
berpendapat bahwa sekalipun pengkhianatan Yudas itu telah ditetapkan /
dinubuatkan sehingga pasti terjadi, tetapi tidak ada siapapun / apapun yang
memaksa Yudas untuk melakukan hal itu. Ia melakukannya dengan sukarela / dengan
kemauannya sendiri.
Calvin: “Nor
was it the design of Christ to transfer to Scripture the cause of the ruin of
Judas, but he only intended to take away the occasion of stumbling, which might
shake weak minds” (= Juga bukan merupakan maksud Kristus untuk mentransfer
kepada Kitab Suci penyebab kehancuran dari Yudas, tetapi Ia hanya memaksudkan
untuk membuang batu sandungan, yang bisa menggoncangkan pikiran yang lemah) - hal 177.
Maksud dari
Calvin mungkin adalah: Kristus menyatakan ini supaya pada waktu Yudas
berkhianat dan binasa, para murid yang lain tidak goncang imannya, tetapi
menyadari bahwa semua itu sudah ditetapkan dan dinubuatkan.
William
Hendriksen: “Calvin comments
beautifully, stressing the fact that neither God nor the prophecy can be blamed
for the sin of Judas. That disciple had not been compelled to sin. He sinned of
his own accord” (= Calvin memberikan komentar yang
indah, menekankan fakta bahwa baik Allah maupun nubuat tidak bisa disalahkan
karena dosa Yudas. Murid itu tidak dipaksa untuk berbuat dosa. Ia berbuat dosa
atas kehendaknya sendiri) - hal 358 (footnote).
Leon Morris
(NICNT): “The reference to the
fulfilling of Scripture brings out the thought of divine purpose. This does not
mean that Judas was an automaton. He was responsible person and acted freely.
But God used his evil act to bring about his purpose. There is a combination of
the human and the divine, but in this passage it is the divine side rather than
the human which receives stress” (= Referensi pada
penggenapan Kitab Suci menghasilkan pemikiran tentang rencana ilahi. Ini tidak
berarti bahwa Yudas adalah orang yang bergerak secara otomatis / robot. Ia
adalah manusia yang bertanggung jawab dan bertindak secara bebas. Tetapi Allah
menggunakan tindakan jahatnya untuk melaksanakan rencanaNya. Ada suatu
kombinasi antara yang manusiawi dan yang ilahi, tetapi dalam text ini sisi
ilahinyalah yang ditekankan, dan bukannya sisi manusiawinya) - hal 728.
3. Leon Morris juga mengatakan (hal
728, footnote) bahwa istilah Yunani yang diterjemahkan ‘the son of perdition’ (= anak kebinasaan / neraka) di sini, muncul
lagi dalam 2Tes 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu
disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu
haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang
harus binasa”.
KJV: ‘Let no man deceive you by any means: for
that day shall not come, except there come a falling away first, and that man
of sin be revealed, the son of perdition’ (= Janganlah membiarkan
seorangpun menipu engkau dengan cara apapun; karena Hari itu tidak akan datang
sebelum datang kemurtadan lebih dulu, dan manusia dosa / durhaka dinyatakan, anak
kebinasaan / neraka).
4. Kebinasaan Yudas terjadi karena
cinta uang; ini harus menjadi peringatan kepada semua orang yang tamak / cinta
uang!
Adam Clarke: “‘Perdition’ or ‘destruction’ is
personified; and Judas is represented as being her son, i.e. one of the worst
of men ... And all this he was capable of through the love of money! ... To
Judas and to all his brethren, who sell God and their souls for money, ... we
may apply those burning words of Mr. Blair, with very little alteration:
‘O cursed lust of gold! when for
thy sake
The wretch throws up his interest
in both worlds,
First hanged in this, then damned
in that to come.’”
[= ‘Kebinasaan’ atau kehancuran digambarkan sebagai pribadi; dan Yudas
digambarkan sebagai anaknya, yaitu orang yang terburuk ... Dan semua ini
terjadi melalui cinta uang! ... Bagi Yudas dan semua saudara-saudaranya, yang
menjual Allah dan jiwa mereka demi uang, ... kami bisa menerapkan kata-kata
yang berapi-api dari Mr. Blair, dengan sedikit perubahan:
‘O nafsu terhadap emas yang terkutuk! pada waktu demi engkau
Orang-orang celaka membuang perhatian / minatnya di kedua dunia,
Pertama menggantung (diri) dalam dunia ini, lalu dihukum dalam
dunia yang akan datang.’] - hal 638.
Ay 13: “Tetapi
sekarang, Aku datang kepadaMu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku
masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacitaKu di dalam diri mereka”.
1) ‘Tetapi sekarang, Aku
datang kepadaMu’.
a) Yesus menyadari bahwa saatnya sudah
tiba bagiNya untuk meninggalkan dunia ini dan kembali kepada Bapa. Jadi, bagian
ini artinya bukanlah ‘Aku datang kepadaMu dengan suatu permintaan’, tetapi ‘Aku sedang meninggalkan dunia ini dan
dalam perjalanan untuk kembali kepadaMu’.
b) Mati dibicarakan sebagai sesuatu
yang manis.
George Hutcheson: “Christ’s removal out of the world
looked very sweet upon him, as being a coming to his Father, with whom he is so
familiar; and in him death is sanctified and sweetened to all his followers, as
being a departing to him, that they may be with him for ever, Phil. 1:23 1Thess 4:17” (= Penyingkiran Kristus dari dunia ini kelihatan manis bagiNya, sebagai
suatu tindakan mendatangi BapaNya, dengan siapa Ia begitu akrab; dan dalam Dia
kematian dikuduskan dan dimaniskan bagi semua pengikut-pengikutNya, sebagai
suatu tindakan pergi kepadaNya, supaya mereka bisa bersama dengan Dia
selama-lamanya, Fil 1:23 1Tes
4:17) - hal 362.
2) ‘Aku
mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia’.
Calvin mengatakan (hal 177) bahwa
kata-kata ‘sementara Aku masih ada di dalam dunia’ maksudnya ‘di hadapan para murid, sehingga bisa
mereka dengar’.
3) ‘supaya
penuhlah sukacitaKu di dalam diri mereka’.
a) Calvin juga mengatakan (hal 177)
bahwa ay 13 ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh ini bukan
karena kuatir dengan keselamatan dari para murid, tetapi untuk mengobati
kekuatiran mereka / menenangkan mereka. Dengan mereka mendengar doa Kristus bahwa
mereka diletakkan di tangan Bapa, maka mereka akan menjadi tenang.
b) ‘sukacitaKu’.
Kristus mengatakan ‘sukacitaKu’ karena
Ia adalah penyebab dari sukacita itu.
Calvin: “in
us there is nothing but alarm and uneasiness, but in Christ alone there is peace
and joy” (= dalam kita tidak ada apapun selain ketakutan dan
kegelisahan, tetapi dalam Kristus saja ada damai dan sukacita) - hal 178.
Karena itu kalau saudara mau
mendapatkan sukacita, janganlah mencarinya melalui hal-hal duniawi apapun, yang
paling-paling bisa memberikan sukacita dan damai yang semua dan bersifat
sementara. Datanglah kepada Kristus dan terimalah Dia sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Bagi saudara yang sudah percaya kepadaNya, mendekatlah kepada Dia.
Makin kita mendekat dan taat, makin besar damai dan sukacita yang kita alami.
Yes 48:18 - “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka
damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah
berhenti”.
Ay 14: “Aku
telah memberikan firmanMu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena
mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”.
1) ‘Aku
telah memberikan firmanMu kepada mereka dan dunia membenci mereka’.
Calvin mengatakan (hal 178) bahwa di
sini Kristus memberikan alasan lain mengapa Ia berdoa untuk para murid, yaitu
karena dunia membenci mereka. Ia juga menyatakan alasan mengapa dunia membenci
mereka, yaitu karena mereka telah menerima Firman Allah, yang tidak bisa
diterima oleh dunia.
Pulpit Commentary: “They
who receive the Word cross the world’s path” (= Mereka yang menerima Firman berselisih jalan /
bersilangan dengan jalan dunia ini) - hal 358.
Adam Clarke: “How terrible is the perversion of
human nature! Men despise that which they should esteem, and endeavour to
destroy that without which they must be destroyed themselves” (= Alangkah buruknya kejahatan / kesesatan dari manusia! Manusia
menghina apa yang seharusnya mereka hargai, dan berusaha untuk menghancurkan
sesuatu tanpa mana mereka sendiri harus dihancurkan) - hal 639.
Hendriksen menghubungkan bagian ini
dengan akhir ay 13 yang berbicara tentang sukacita, dan ia berkata bahwa
Firman Tuhan memang mendatangkan sukacita bagi yang mendengar dan menerimanya
tetapi pada saat yang sama Firman Tuhan itu juga menimbulkan kebencian dari
dunia terhadap mereka. Karena itu kalau saudara adalah orang kristen yang
betul-betul hidup sesuai Firman Tuhan, janganlah terlalu mengharapkan pujian /
sanjungan dari dunia.
Illustrasi: seorang misionaris yang telah
melayani selama 42 tahun di Cina dan seorang ‘entertainer’ (= penghibur)
yang terkenal yang berada di Cina selama 2 minggu, sama-sama kembali ke Amerika
Serikat dengan kapal yang sama. Pada waktu mereka tiba, banyak penggemar dari ‘entertainer’
tersebut yang menyambutnya, tetapi tidak ada seorangpun yang menyambut si
misionaris. Misionaris tersebut lalu mengeluh kepada Tuhan: ‘Tuhan, aku memberikan 42 tahun hidupku bagi Cina, dan ia
hanya berada di sana selama 2 minggu, tetapi begitu banyak yang menyambut dia
sewaktu dia pulang, dan tak seorangpun yang menyambutku’. Dan Tuhan menjawabnya: ‘Nak, kamu belum pulang ke rumah!’.
2) ‘karena mereka
bukan dari dunia’.
a) Dalam
arti apa para murid itu dikatakan ‘bukan
dari dunia’?
Leon Morris mengatakan (hal 729) bahwa
dalam arti tertentu tentu saja para murid itu bisa dikatakan ‘dari dunia’ ini. Tetapi Yesus berkata kepada Nikodemus
bahwa orang harus dilahir-barukan supaya bisa melihat Kerajaan Allah. Dalam
keadaan sudah lahir baru ini, maka para murid ‘bukan dari dunia’ ini.
Calvin juga mengatakan (hal 178) bahwa
para murid dikatakan ‘bukan dari dunia’ karena semua mereka yang
dilahir-barukan oleh RohNya dipisahkan dari dunia ini.
b) Ini juga merupakan alasan mengapa
dunia membenci mereka (bdk. Yoh 15:19-20).
William
Hendriksen: “The world hates the
disciple because he is so totally different” (= Dunia membenci
seorang murid karena ia berbeda secara total) - hal 359.
John G. Mitchell: “I am sure one of the reasons why
we Christians do not experience the enmity of the world more is because we have
compromised with it. ... One of the great tragedies is that so many professing
Christians are living as those who are in the world. They have been tainted and
affected by the materialistic and humanistic philosophy and morals of the
world” (= Saya yakin bahwa salah satu
alasan mengapa kita orang-orang Kristen tidak mengalami lebih banyak permusuhan
/ kebencian dari dunia adalah karena kita telah berkompromi dengannya. ...
Salah satu tragedi yang besar adalah bahwa begitu banyak orang yang mengaku
sebagai orang Kristen hidup seperti mereka yang ada dalam dunia ini. Mereka
telah dinodai dan dipengaruhi oleh filsafat materialistis dan humanistis dan
moral dari dunia) - hal 335.
George Hutcheson: “So that when it seems otherwise,
we may reckon either that professors of religion are but too much like the
world, and little like Christ, or that the world’s malice is but overpowered
and bridled till they get an opportunity” [= Sehingga jika
kelihatannya tidak demikian (maksudnya jika orang kristen tidak dimusuhi /
dibenci oleh dunia), kita boleh menganggap atau bahwa para pengaku agama ini
terlalu banyak menyerupai dunia, dan terlalu sedikit menyerupai Kristus, atau
kebencian dunia dikuasai dan dikekang sampai mereka mendapatkan kesempatan] - hal 363.
Bandingkan bagian
akhir kutipan di atas dengan 2Tes 2:3b-10 - “Sebab sebelum Hari
itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia
durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala
yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah
dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah
kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan
sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri
pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan
telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau
yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru
akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas
mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si
pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan
ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat
terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan
mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka”.
3) ‘sama seperti
Aku bukan dari dunia’.
a) Kristus
memang bertentangan dengan dunia.
Pulpit Commentary: “This
constant contrast between the mind of Christ and the spirit of the world
pervades the New Testament. Christ had exposed its hypocrisies, and denounced
its idols, and inverted its standards, and repudiated its smile, and condemned
its prince, and was now indifferent to its curse” (= Kontras yang terus menerus antara pikiran Kristus dan
roh dari dunia memenuhi Perjanjian Baru. Kristus telah menyingkapkan kemunafikannya,
dan mencela berhalanya, dan membalikkan standardnya, dan menolak untuk menerima
senyumnya, dan mengecam / mengutuk penguasanya, dan sekarang tidak peduli pada
kutukannya) - hal 348.
b) Kalau kita dibenci oleh dunia, maka
kita mempunyai persamaan dengan Kristus, dan itu merupakan suatu kehormatan
bagi kita.
George Hutcheson: “It may encourage them also in this
conflict, that in their state and suffering they have a conformity with Christ
their Head. ... their separation from the world is an evidence of their
conformity with Christ, and consequently that they are like to him, in enduring
opposition from the world because thereof” (= Dalam konflik
dengan dunia ini hal ini juga bisa menguatkan mereka, bahwa dalam keadaan dan
penderitaan mereka, mereka mempunyai kemiripan dengan Kristus, Kepala mereka.
... pemisahan mereka dari dunia merupakan suatu bukti dari kemiripan mereka
dengan Kristus, dan karenanya mereka juga serupa dengan Dia, dalam bertahan
terhadap oposisi dari dunia karena hal itu) - hal 363,364.
Pulpit Commentary: “It is the honour of believers that
they are linked with Christ as the objects of the world’s hatred” (= Merupakan kehormatan dari
orang-orang percaya bahwa mereka dihubungkan dengan Kristus sebagai obyek
kebencian dunia) - hal 358.
Bdk. Kis 5:41 - “Rasul-rasul itu meninggalkan
sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak
menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus”.
Ay 15: “Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau
melindungi mereka dari pada yang jahat”.
1) ‘Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia’.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a) Orang kristen tidak boleh hidup
menyendiri / memisahkan diri dari dunia.
William Barclay: “The first essential is to note
that Jesus did not pray that his disciples should be taken out of this world.
He never prayed that they might find escape; he prayed that they might find
victory. The kind of Christianity which buries itself in a monastery or a
convent would not have seemed Christianity to Jesus at all. He insisted that it
was in the rough and tumble of life that a man must live out his Christianity” (= Hal penting pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa Yesus tidak
berdoa supaya murid-muridNya diambil dari dunia ini. Ia tidak pernah berdoa
supaya mereka lolos; Ia berdoa supaya mereka mendapatkan kemenangan. Jenis
kekristenan yang mengubur dirinya sendiri dalam sebuah biara sama sekali tidak
terlihat sebagai kekristenan bagi Yesus. Ia bersikeras bahwa melalui hidup yang
berat / sukar dan terombang-ambing dan jatuh bangunlah seseorang harus
menjalani kekristenannya) - hal 215.
b) Orang kristen tidak boleh berharap
untuk bebas dari kesukaran / penderitaan, atau minta supaya cepat mati / masuk
surga.
Pulpit Commentary: “The
desire of death is unlawful in the saints, ... because God can be more honoured
by our steadfast endurance than by our escape from duty. ... It is beter for us
to be kept from sin in our afflictions than from the afflictions themselves” (= Keinginan akan kematian merupakan sesuatu yang salah
dalam diri orang-orang kudus, ... karena Allah bisa lebih dihormati oleh
ketahanan / kesabaran yang setia dari diri kita dari pada oleh penghindaran
kita dari kewajiban. ... Adalah lebih baik bagi kita untuk dijaga dari dosa
dalam penderitaan kita dari pada dijaga dari penderitaan itu sendiri) - hal 358.
Leon Morris mengatakan bahwa Musa,
Elia, dan Yunus pernah berdoa supaya diambil oleh Tuhan dari dunia ini (Bil
11:15 1Raja 19:4 Yun 4:3,8), tetapi tidak ada dari
doa-doa itu yang dikabulkan.
c) Yesus tidak meminta supaya Bapa
mengambil para murid tetapi membiarkan mereka berada dalam dunia, karena mereka
mempunyai tugas:
·
untuk
memberitakan Injil kepada dunia.
·
untuk
memelihara dan melayani gereja.
Bandingkan dengan Fil 1:21-26 - “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti
bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan
Kristus - itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di
dunia ini karena kamu. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan
tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin
maju dan bersukacita dalam iman, sehingga kemegahanmu dalam Kristus
Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu”.
Kalau sampai saat
ini belum waktunya bagi saudara untuk mati, maka tugas itu juga berlaku bagi
saudara. Janganlah melalaikan tugas itu!
2) ‘tetapi
supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat’.
a) ‘yang jahat’.
Tentang kata ‘yang jahat’ ini, ada yang mengatakan bahwa ini menunjuk kepada ‘setan’, dan
ada yang mengatakan bahwa ini menunjuk kepada ‘kejahatan’. Saya berpendapat ini
tidaklah terlalu berbeda.
b) Ini menunjukkan bahwa orang kristen
aman di tengah-tengah segala gangguan.
Calvin: “He shows
in what the safety of believers consists; not that they are free from every
annoyance, and live in luxury and at their ease, but that, in the midst of
danger, they continue to be safe through the assistance of God” (= Ia
menunjukkan dalam hal apa orang-orang percaya itu aman; bukan bahwa mereka
bebas dari setiap gangguan, dan hidup dalam kemewahan dan ketenteraman, tetapi
bahwa di tengah-tengah bahaya, mereka terus aman melalui pertolongan Allah) - hal 178-179.
c) Leon Morris (NICNT): “They have a task to do in the
world so it is important that they should be in the world. But it is equally
important that they should be kept from evil, for evil is fatal to the
discharge of their task” (= Mereka mempunyai suatu tugas
untuk dilakukan dalam dunia sehingga adalah penting bahwa mereka ada dalam
dunia ini. Tetapi adalah sama pentingnya bahwa mereka harus dijaga dari
kejahatan, karena kejahatan merupakan sesuatu yang fatal dalam pelaksanaan
tugas mereka) - hal 730.
Ay 16: “Mereka bukan dari
dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”.
Ini merupakan pengulangan dari apa yang sudah Ia katakan dalam
ay 14, dan di sini kata-kata ini digunakan untuk mendasari permintaannya pada
ay 17. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa di sini kata-kata ini dikatakan
sebagai alasan supaya Allah melindungi mereka dari yang jahat (ay 15).
Ay 17: “Kuduskanlah mereka
dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran”.
Calvin mengatakan bahwa ada 2 hal yang dimaksudkan oleh bagian
ini:
1) Yesus meminta supaya Bapa
memisahkan para murid itu untuk diriNya sendiri dan membela mereka sebagai
miliknya yang kudus.
2) Yesus meminta supaya Bapa
menyucikan kehidupan mereka dengan kebenaran, yaitu FirmanNya.
a) Kata ‘menguduskan’ memang bisa digunakan dalam arti ‘menyucikan’, seperti dalam 1Tes 5:23 - “Semoga
Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa
dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita”.
b) Pengudusan
dilakukan dengan kebenaran, yaitu firman.
Calvin: “he
points out the means of sanctification, and not without reason; for there are
fanatics who indulge in much useless prattle about sanctification, but who
neglect the truth of God, ... Again, as there are others who chatter quite as
foolishly about the truth, and yet disregard the word, Christ expressly says
that the truth, by which God sanctifies his sons, is not to be found any where
else than in the word” (= Ia menunjukkan cara / jalan dari pengudusan, dan
bukannya tanpa alasan; karena ada orang-orang fanatik yang menuruti hatinya
dengan banyak ocehan yang tak berguna tentang pengudusan, tetapi yang
mengabaikan kebenaran Allah, ... Juga karena ada orang-orang lain yang mengoceh
secara sama bodohnya tentang kebenaran, tetapi yang mengabaikan firman, maka
Kristus secara explicit menyatakan bahwa kebenaran, dengan mana Allah
menguduskan / menyucikan anak-anakNya, tidak akan ditemukan di tempat lain
selain dalam firman) -
hal 179-180.
Ef 5:25-26 - “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat
dan telah menyerahkan diriNya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman”.
Yoh 15:3 - “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu”.
Maz 119:9 - “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan
menjaganya sesuai dengan firmanMu”.
Penerapan:
Bandingkan dengan
cara pengudusan dalam kalangan Kharismatik yang dilakukan dengan menengking
roh-roh jahat, atau dengan berdoa dengan bahasa roh.
William
Hendriksen: “This sanctification
can take place only if the entire personality is desirous of being governed by
the truth” (= Pengudusan ini hanya bisa
terjadi jika seluruh kepribadian ingin untuk diperintah oleh kebenaran) - hal 361.
William
Hendriksen: “the truth, i.e., by
God’s redemptive revelation in Christ, as the ultimate standard of life and
doctrine. This truth is embodied in Christ, in him alone. He is the truth (see
on 14:6). However, the word of the Father, which had been given to the disciples,
must be the source of truth for these men when Jesus is no longer personally
with them. That word is truth. It is wholly infallible. Without it the work of
sanctification is entirely impossible. Jesus requests, therefore, that the
Father may cause these men, in an ever increasing degree, to love that word,
and to live according to the truth of God revealed in this message which they
had received from him, and which he, in turn, had received from the Father” [= kebenaran, yaitu wahyu yang bersifat penebusan dari Allah dalam
Kristus, sebagai standard terakhir / tertinggi dalam kehidupan dan pengajaran.
Kebenaran ini diwujudkan dalam Kristus, dan hanya dalam Dia. Ia adalah
kebenaran (lihat tentang 14:6). Sekalipun demikian, firman Bapa, yang telah
diberikan kepada para murid, harus menjadi sumber dari kebenaran bagi
orang-orang ini pada saat Yesus tidak lagi bersama mereka. Firman itu adalah
kebenaran. Itu sepenuhnya tidak bisa salah. Tanpa itu pekerjaan pengudusan sama
sekali mustahil. Karena itu Yesus meminta supaya Bapa membuat orang-orang ini
makin lama makin mencintai firman itu, dan hidup menurut kebenaran Allah yang
dinyatakan dalam berita / pesan yang telah mereka terima dari Dia, dan yang
telah Ia terima dari Bapa] - hal 361.
Ay 18: “Sama seperti Engkau
telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke
dalam dunia;”.
Yesus memberikan argumentasi lain supaya Bapa menolong para
murid. Para murid mempunyai misi yang sama dengan Kristus sendiri, yang jelas
merupakan misi yang berat. Seandainya kita diutus ke dalam dunia yang serupa /
sama dengan kita, atau dunia yang mengasihi kita, maka tugas itu tidaklah
berat. Tetapi faktanya adalah bahwa kita diutus ke dalam dunia dengan keharusan
hidup berbeda dengan dunia, sehingga menyebabkan dunia membenci kita. Bdk. Mat
10:16 - “Lihat, Aku mengutus kamu seperti
domba ke tengah-tengah serigala”. Karena itulah maka tugas kita menjadi berat, dan kita tidak
mungkin berhasil tanpa pertolongan Bapa / Roh Kudus.
Ay 19: “dan
Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran”.
1) ‘Aku
menguduskan diriKu bagi mereka’.
Ada beberapa penafsiran tentang
kata-kata Yesus ini:
a) Leon Morris mengatakan bahwa
kata-kata ‘Aku menguduskan diriKu’ artinya ‘Aku menyerahkan nyawaKu’.
Clarke menambahkan (hal 639), bahwa Yer
12:3 menggunakan kata ini (baik dalam Ibrani maupun Yunani) dalam arti ‘devoting to death’ (= menyerahkan / mempersembahkan untuk kematian).
Yer 12:3 - “Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan
Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar
seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari
penyembelihan”.
NIV: ‘set them
apart for the day of slaughter!’ (= pisahkanlah mereka untuk hari
penyembelihan).
b) Barnes (hal 347) mengatakan bahwa
kata ‘menguduskan’ di sini tidak menunjuk pada penyucian
pribadi, karena Yesus tidak berdosa. Jadi ia menafsirkan bahwa kata ini
menunjuk pada pemisahan diriNya / penyerahan diriNya untuk pelayanan dan
penebusan.
c) Calvin kelihatannya beranggapan
bahwa ini menunjuk baik kepada penyerahan / pembaktian diri kepada Bapa,
kesucian hidup Kristus, maupun kematianNya di atas kayu salib.
Calvin: “he
consecrated himself to the Father, that his holiness might come to us; ...
though this sanctification belongs to the whole life of Christ, yet the highest
illustration of it was given in the sacrifice of his death” (= Ia menyerahkan / membaktikan diriNya sendiri kepada
Bapa, supaya kesucianNya bisa datang kepada kita; ... sekalipun pengudusan ini
berhubungan dengan seluruh kehidupan Kristus, tetapi gambaran tertinggi dari
hal itu diberikan dalam korban kematianNya) - hal 181.
2) ‘supaya
merekapun dikuduskan dalam kebenaran’.
a) Arti
kata-kata ini.
Barnes menafsirkan bahwa kata-kata ini
artinya adalah:
·
supaya
mereka mendapatkan teladan tentang cara yang benar dalam melakukan pelayanan.
·
supaya
mereka disucikan dari dosa-dosa mereka melalui pencurahan darahKu.
Calvin mengatakan bahwa ini bukan
berbicara mengenai pembenaran saja tetapi juga pengudusan.
Bdk. 1Kor 1:30 - “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus,
yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan
dan menebus kita”.
b) Kata-kata ini tidak boleh diartikan
bahwa kita tidak perlu melakukan pengudusan / pembaktian diri kepada Allah.
A. T. Robertson: “The act of Christ helps us, but by
no means takes the place of personal consecration on the part of the believer.
This high and holy prayer of Christ should shame any one who uses the livery of
heaven to serve the devil in as does, alas, sometimes happen” (= Tindakan Kristus menolong kita, tetapi sama sekali tidak boleh
menggantikan pengabdian / pembaktian pribadi dari pihak orang percaya. Doa yang
mulia dan suci dari Kristus seharusnya membuat malu siapapun yang menggunakan
pakaian surga untuk melayani setan, seperti yang kadang-kadang terjadi) - ‘Word Pictures in the New Testament’,
vol 5, hal 280.
Illustrasi: Chris Evert (ex juara dunia tenis
putri) pernah ditanya oleh seorang wartawan olah raga: ‘Apa yang akan kamu
lakukan kalau kamu berhenti main tenis?’.
Ia menjawab: ‘Aku akan bepergian’.
Si wartawan heran dan bertanya lagi:
‘Bepergian?’.
‘Ya, aku ingin melihat banyak hal,
misalnya tembok Berlin’.
‘Tetapi, bukankah kamu sudah pernah
main tenis di Berlin?’.
‘Ya, tetapi pada saat itu aku hanya
main tenis. Aku tidak pernah melihat apapun yang lain’.
Inilah dedikasi / pembaktian diri.
Seandainya saja semua orang kristen membaktikan diri kepada Tuhan, sama seperti
Chris Evert membaktikan dirinya kepada tenis!!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com