Eksposisi Surat Yudas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YUDAS 8-10
Ayat 8:
Setelah membahas
3 contoh orang berdosa / murtad dan hukumannya (ay 5-7), sekarang dalam
ay 8 Yudas kembali kepada orang-orang kristen KTP / guru-guru palsu yang
tadi sudah ia bicarakan dalam ay 4.
1. ‘Namun
demikian’.
NASB: Yet
in the same manner (= Tetapi dengan cara yang sama).
NIV: In
the very same way (= Dalam cara yang persis sama).
Ini menghubungkan
ay 8 ini dengan ay 7. Jadi artinya adalah: orang-orang ini berbuat dosa
dengan cara yang sama dengan orang-orang Sodom dan Gomora. Mereka tidak
mau belajar dari sejarah!
2. ‘Orang
yang bermimpi-mimpian ini’.
Beberapa kemungkinan
arti:
a. Mungkin orang-orang
ini menganggap diri / mengaku mendapat wahyu / pesan dari Tuhan melalui
mimpi yang menyokong ajaran sesat mereka.
Bdk. Yer 23:25-27.
b. Hubungan antara
ajaran mereka dan kebenaran sama seperti hubungan antara mimpi dan kenyataan.
c. Ajaran mereka
adalah hasil imaginasi mereka.
d. Mereka berkhayal
yang tidak-tidak (bdk. 2Pet 2:14 - ‘mata mereka penuh nafsu zinah’).
e. Mimpi, sekalipun
enak, tidaklah nyata, dan bersifat sementara (bdk. Yes 29:8).
f) Mimpi menunjukkan
tidur. Orang berdosa memang sering digambarkan sebagai tidur (bdk. 1Pet
5:8 1Tes 5:6). Tetapi perlu diingat bahwa bagi mereka ‘kebinasaan tidak
akan tertunda’ (2Pet 2:3). Dalam NIV diberikan terjemahan hurufiah yang
berbunyi: ‘their destruction has not been sleeping’ (=
kehancuran mereka tidaklah tidur).
g) Thomas Manton:
"Others dream of attaining the end without
using the means; they live in sin, and yet hope to die comfortably, and
go to heaven at length for all that, as if it were but an easy and sudden
leap from Delilah’s lap to Abraham’s bosom" (= Orang-orang lain bermimpi
untuk mencapai tujuan tanpa menggunakan sarana / cara; mereka hidup dalam
dosa, tetapi berharap untuk mati dengan senang, dan akhirnya pergi ke surga
untuk semua itu, seakan-akan merupakan suatu loncatan yang mudah dan tiba-tiba
dari pangkuan Delila ke dada Abraham).
Catatan: ‘pangkuan
Delila’ diambil dari Hakim-hakim 16:19, sedangkan ‘dada Abraham’ diambil
dari Luk 16:22-23 (kata ‘duduk di pangkuan Abraham’ seharusnya adalah ‘bersandar
di dada Abraham’).
3. ‘Mencemarkan
tubuh mereka’.
Thomas Manton:
"Impurity of religion is usually joined
with uncleanness of body" (= Ketidak-murnian agama / kepercayaan biasanya
berhubungan dengan kenajisan tubuh).
Hal seperti ini bisa
terjadi:
a. Sebagai hukuman
Allah (bdk. Hos 4:12-13 Ro 1:24-dst).
b. Karena kepercayaan
yang salah / sesat itu membengkokkan hati dan hidup mereka kepada dosa.
Sebaliknya, kebenaran menguduskan hidup kita (Yoh 17:17).
4. ‘Menghina
kekuasaan Allah’.
KJV: ‘despise
dominion (= memandang rendah kekuasaan).
NIV/NASB/RSV: ‘reject
authority’ (= menolak otoritas).
Macam-macam arti:
a. Mereka menolak
semua otoritas, baik dalam gereja, keluarga, negara, pekerjaan dsb.
b. Mereka menyangkal
ke-Tuhan-an Yesus.
c. Thomas Manton:
mereka menolak semua pemerintahan dunia.
Bandingkan dengan
Ro 13:1-dst Tit 3:1 1Pet 2:13-14,17 yang menunjukkan bahwa orang kristen
harus tunduk kepada pemerintah. Hanya kalau pemerintah bertentangan dengan
Firman Tuhan, barulah orang kristen boleh menentangnya (bdk. Kis 5:29).
5. ‘Menghujat
semua yang mulia di surga’.
KJV: ‘speak
evil of dignities’ (= berbicara jelek / jahat tentang orang-orang berposisi
tinggi / agung).
RSV: ‘revile
the glorious ones’ (= mencerca / mencaci maki makhluk-makhluk yang
mulia).
NIV: ‘slander
celestial beings’ (= memfitnah makhluk-makhluk surgawi).
NASB: ‘revile
angelic majesties’ (= mencerca / mencaci maki keagungan malaikat).
Macam-macam arti:
a. Mereka menghujat
malaikat yang baik.
b. Thomas Manton:
mereka menolak semua pemerintahan gereja.
Alasannya: kata DOXA
(= glory / kemuliaan) yang digunakan disini dalam 2Kor 8:23 menunjuk
pada pejabat gereja.
Orang Kristen harus
tunduk kepada pemimpin gereja (1Tes 5:12-13 1Tim 5:17,19 Ibr 13:17), tentu
saja sepanjang para pemimpin gereja itu tidak menentang Firman Tuhan (bdk.
Kis 5:29).
Ayat 9:
1. ‘Penghulu
malaikat’.
NIV/NASB: the
archangel.
Yunani: HO ArchanggeloS.
Kata ARCH berarti
chief (= kepala / ketua).
Contoh: ‘archbishop’
= ‘a chief bishop’ (= bishop kepala), ‘a bishop of the highest
rank’ (= bishop yang tingkatnya tertinggi).
Istilah archangel
ini menunjukkan adanya hierarchy / tingkatan dalam kalangan malaikat.
Demikian juga dalam
kalangan setan juga ada hierarchy. Ini terlihat secara implicit
dari Mat 25:41 Mat 12:43-45 Mark 9:28-29.
Ada yang beranggapan
bahwa Mikhael ini menunjuk kepada Yesus / merupakan simbol Yesus. Tetapi
ini salah karena:
a. Kata-kata ‘tidak
berani menghakimi Iblis’ tidak cocok untuk Yesus.
b. Bahwa Yesus bisa
bertengkar dengan Iblis, juga merupakan sesuatu yang merendahkan Yesus.
Bandingkan dengan sikap setan terhadap Yesus dalam Mark 5:6-13.
c. Bagian paralel
dari ayat ini, yaitu dalam 2Pet 2:11, berkata ‘malaikat-malaikat’.
2. ‘ketika
dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa’
(ay 9a).
a. Problem bagian
ini.
Bagian ini (dan lebih-lebih
ay 14-15) menimbulkan problem besar, sampai-sampai ada orang yang tidak
mau menerima surat Yudas ini dalam kanon Kitab Suci gara-gara adanya bagian
ini (Catatan: ada yang mengatakan bahwa surat Yudas baru dipastikan
masuk ke kanon Alkitab pada abad ke 4). Apa problemnya?
1. Dalam Perjanjian
Lama, tidak ada cerita ini.
Ul 34:5-6 memang
hanya menceritakan bahwa setelah Musa mati, ia dikuburkan oleh Tuhan di
suatu lembah di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburannya.
Tetapi sebetulnya
bukan sesuatu yang aneh kalau penulis Perjanjian Baru melengkapi Perjanjian
Lama. Contoh lain:
-
2Tim 3:8 memberikan
nama Yanes dan Yambres, yang dianggap sebagai nama ahli-ahli sihir Mesir,
yang tidak ada dalam Kel 7:11.
-
Ibr 12:21 mengatakan
Musa gemetar dan takut; ini tidak ada dalam Kel 19-20 dan Ul 5.
-
Kis 7:22 yang mengatakan
bahwa ‘Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir’, juga melengkapi Perjanjian
Lama.
-
Yak 5:17 mengatakan
bahwa Elia berdoa supaya hujan jangan turun, sehingga akhirnya tidak turun
hujan selama 3 1/2 tahun. Ini juga merupakan bagian yang melengkapi cerita
tentang Elia dalam 1Raja-raja 17-18.
-
Mirip dengan ini adalah
Kis 20:35 dimana Paulus mengutip kata-kata Yesus, yang berbunyi ‘Adalah
lebih berbahagia memberi dari pada menerima’
yang tidak pernah ada dalam kitab-kitab Injil. Jelas bahwa bagian ini juga
harus dianggap sebagai bagian yang melengkapi kitab-kitab Injil.
2. Cerita ini berbau
dongeng-dongeng Yahudi.
Tetapi dalam Zakh 3:1-2
juga ada cerita yang seperti ini, dan itu jelas adalah Firman Tuhan. Cerita
dalam Ayub 1-2 juga berbau dongeng, tetapi semua orang yang Injili dan
Alkitabiah menerimanya bukan sebagai dongeng, tetapi sebagai fakta sejarah
dan sebagai Firman Tuhan.
3. William Barclay
mengatakan bahwa dalam buku Apocrypha yang berjudul ‘The Assumption
of Moses’ (catatan: sekarang buku ini sudah tidak ada), ada cerita
bahwa Mikhael diberi tugas untuk menguburkan mayat Musa. Iblis mencoba
menghalangi dan menuntut tubuh Musa itu untuk dirinya sendiri.
Persoalannya adalah:
apakah Yudas memang menggunakan Apocrypha? Ada beberapa penafsiran / pandangan
tentang hal ini:
a. Yudas memang
mengakui otoritas dari Apocrypha sehingga ia lalu mengutipnya.
Keberatan terhadap
penafsiran ini: Tidak terbayangkan bahwa ada penulis Kitab Suci yang
percaya dan mengutip Apocrypha.
b. Yudas memang mengutip
Apocrypha, karena guru-guru palsu dalam ay 4 itu mempercayai otoritas Apocrypha
itu. Jadi, sekalipun Yudas sendiri tidak menyetujui Apocrypha, tetapi ia
tetap mau menggunakannya demi mempertobatkan mereka.
Illustrasi / analogi:
ada orang kristen yang kalau menginjili orang agama lain lalu menggunakan
Kitab Suci mereka.
Keberatan terhadap penafsiran
ini:
-
Yudas menuliskan ay
9 ini sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.
-
Saat ini Yudas tidak
sedang berbicara kepada guru-guru palsu itu, tetapi ia sedang berbicara
kepada orang-orang kristen tentang guru-guru palsu itu.
c. Yudas mengutip
bagian ini bukan dari Apocrypha, tetapi dari tradisi (= cerita turun
temurun dari mulut ke mulut) Yahudi yang beredar saat itu. Tradisi memang
tidak selalu benar, tetapi ada yang benar, dan Yudas mengutip yang benar.
Banyak yang berpendapat bah-wa pada waktu Paulus menyebutkan nama Yanes
dan Yambres (sebagai nama-nama para ahli sihir Mesir) dalam 2Tim 3:8, ia
juga mendapatkan nama-nama itu dari tradisi yang beredar.
d. Yudas tidak mengutip
dari Apocrypha ataupun tradisi tetapi mendapatkan wahyu ilahi tentang hal
ini.
b. Pembahasan bagian
ini:
1. Mengapa ada
pertengkaran antara Mikhael dengan Iblis karena mayat Musa? Ada sedikitnya
2 pandangan:
a. Karena Musa
muncul pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:3), maka ada
orang yang berpendapat bahwa Musa mengalami kebangkitan. Mikhael menjaga
mayat Musa supaya tidak busuk, sehingga bisa dibangkitkan, sedangkan Iblis
ingin membusukkan mayat Musa itu.
Saya tidak menerima
pandangan / tafsiran ini karena:
-
Kalau Musa dibangkitkan,
ia dibangkitkan dengan tubuh apa? Tidak mungkin ia dibangkitkan dengan
tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, karena kalau demikian Kristus tidak
bisa dikatakan sebagai yang pertama / yang sulung yang bangkit dari antara
orang mati (1Kor 15:20,23 Kol 1:18 Wah 1:5).
-
kalau mayat itu busukpun
Tuhan tetap bisa membangkitkan.
b. Kebanyakan orang
berpendapat bahwa Tuhan menguburkan mayat Musa sehingga tidak ada orang
yang tahu kuburannya, karena Tuhan tidak mau orang Israel menyembah Musa
/ menjadikan mayat Musa sebagai relics. Dan mungkin sekali karena
itu Tuhan lalu menugaskan Mikhael untuk menguburkan dan menjaga mayat Musa
itu. Sebaliknya, setan menghendaki mayat Musa itu, supaya bisa ia gunakan
untuk menjatuhkan bangsa Israel dalam penyembahan terhadap mayat Musa tersebut.
Kalau ini benar,
maka ini menunjukkan bahwa setan sangat ingin menjatuhkan anak-anak Tuhan
ke dalam penyembahan berhala! Ingat bahwa penyembahan berhala merupakan
dosa yang paling dikutuk / dibenci Tuhan dalam Perjanjian Lama, sehingga
tidak aneh kalau setan justru ingin kita jatuh ke dalam dosa itu. Karena
itu hati-hatilah dengan:
-
pemberhalaan terhadap
Kitab Suci (menghormati bukunya), salib Kristus, foto Yesus, patung Yesus
dsb.
-
pemberhalaan terhadap
pendeta / gereja.
-
pemberhalaan terhadap
roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus.
-
pemberhalaan terhadap
uang. Kitab Suci 2 x menyebutkan ketamakan / keserakahan sebagai pemberhalaan,
yaitu dalam Ef 5:5 dan Kol 3:5, karena hal ini membelokkan cinta, perhatian,
penghargaan, kepercayaan (trust) kita dari Allah kepada uang.
Charles Haddon
Spurgeon:
"Anything becomes an idol when it keeps
us away from God" (= segala sesuatu menjadi berhala kalau hal itu menjauhkan
kita dari Allah).
Karena itu selain
uang, waspadai juga TV, hobby, pacar, teman, keluarga / anak, pekerjaan,
study, bahkan pelayanan, supaya hal-hal itu tidak menjadi berhala
bagi kita, yang menjauhkan kita dari Allah! Bdk. 1Yoh 5:21!
-
kepercayaan yang tidak
sesuai dengan Kitab Suci, seperti takhyul.
-
penyembahan kepada Allah
tanpa melalui Kristus, seperti yang dilakukan oleh orang beragama lain.
Thomas Manton:
"It is idolatry not only to worship false
gods in the place of the true God, but to worship the true God in a false
manner" (= Adalah merupakan penyembahan berhala bukan hanya menyembah
allah-allah palsu menggantikan tempat Allah yang benar, tetapi juga menyembah
Allah yang benar dengan cara yang palsu / salah).
2. Mikhael berselisih
/ bertengkar dengan Iblis.
Ada beberapa hal yang
perlu dibahas:
-
yang dimaksud dengan
perselisihan / pertengkaran di sini adalah pertengkaran mulut. Kata Yunani
yang diterjemahkan ‘perselisihan’ di sini juga digunakan dalam Kis 11:2.
-
Kitab Suci banyak menceritakan
konfrontasi antara Mikhael / malaikat dengan setan:
-
seringkali kita juga
harus bertengkar demi Tuhan (bukan berkelahi secara fisik!). Bdk. Mat 10:34-36.
Orang kristen yang memang mempunyai jiwa pengecut, atau tidak mempunyai
semangat yang cukup untuk mau geger demi Tuhan, seringkali menggunakan
istilah ‘cinta damai’ sebagai kedok, tetapi bahwa ini jelas merupakan hal
yang salah, terbukti dari teladan Mikhael di sini!
3. "tidak
berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya
Tuhan menghardik engkau!’" (ay 9b).
a. ‘tidak berani
menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.
-
‘menghakimi Iblis dengan
kata-kata hujatan’.
NIV: ‘to
bring a slanderous accusation against him’ (= memberikan tuduhan yang
bersifat fitnah terhadapnya).
NASB: ‘pronounce
against him a railing judgment’ (= menyatakan terhadapnya suatu penghakiman
yang pahit / mencela).
KJV: ‘bring
against him a railing accusation’ (= memberikan tuduhan yang pahit
/ mencela terhadapnya).
RSV: ‘to
pronounce a reviling judgment upon him’ (= menyatakan suatu penghakiman
yang mencela / memaki-maki kepadanya).
Thomas Manton menafsirkan
bahwa ini menunjukkan bahwa Mikhael tidak mau menggunakan kata-kata yang
kasar pada waktu marah.
-
Kalau tadi kita lihat
bahwa demi Tuhan Mikhael berani geger / bertengkar, maka sekarang kita
melihat ia tidak berani melakukan hal yang kelewat batas dalam gegeran
itu. Ia tidak berani melakukan hal itu bukan karena ia takut kepada Iblis,
tetapi karena ia takut kepada Allah. Jadi, pada waktu gegeran dengan Iblis,
Mikhael bukan hanya memperhatikan Iblis, tetapi memperhatikan Allah! Boleh
dikatakan bahwa Mikhael punya motto: ‘Jangan bertindak brengsek terhadap
orang brengsek!’.
-
Sikap Mikhael ini kontras
sekali dengan sikap guru-guru palsu / orang-orang kristen KTP yang dibicarakan
oleh Yudas itu, yang begitu berani dalam melakukan hujatan (ay 8,10).
Penerapan:
Kita tidak boleh
meniru orang-orang brengsek ini, sebaliknya kita harus meniru Mikhael.
Dalam geger demi Tuhan, kita harus tetap memandang kepada Tuhan, dan tahu
batasnya, misalnya:
-
jangan sampai melontarkan
kata-kata kotor / makian.
-
jangan berdusta / memfitnah.
Thomas Manton:
"The God of peace will not be served with
a wrathful spirit, and Christ’s warfare needeth no carnal weapons"
(= Allah perdamaian tidak akan dilayani dengan roh kemarahan, dan perang
Kristus tidak membutuhkan senjata yang bersifat daging / jasmani).
Kalau dalam gegeran
yang dilakukan demi Tuhan saja kita tidak boleh melakukan hal-hal ini,
lebih-lebih dalam gegeran yang bukan demi Tuhan!
b. ‘tetapi berkata:
Kiranya Tuhan menghardik engkau!’
-
Ini menunjukkan bahwa
Mikhael tetap mengeluarkan kata-kata yang menyerang / mengecam Iblis, tetapi
dalam batas yang diijinkan. Jadi, Kitab Suci mengijinkan penggunaan kata-kata
keras terhadap orang-orang sesat / jahat (bdk. Mat 3:7-12 Mat 23:13-36
Luk 13:32 Gal 1:6-9).
-
Kata-kata ini juga menunjukkan
bahwa Mikhael menyerahkan penghakiman terhadap Iblis itu kepada Allah (bdk.
Ro 12:19 Yak 4:11-12).
Ayat 10:
Dalam ay 10 ini dikontraskan
2 hal:
1. Segala sesuatu
yang tidak mereka ketahui (ay 10a). Ini mereka hujat (ay 10a).
Tentang ‘segala
sesuatu yang tidak mereka ketahui’ (ay 10a) ada yang menafsirkan bahwa
ini bukan menunjuk pada kebenaran tetapi kepada malaikat-malaikat, dan
dengan demikian ay 10a ini mengulangi ay 8.
Orang yang tidak
mengerti seharusnya berdiam diri (bdk. Amsal 17:28) dan mencari pengetahuan
(Amsal 1:22-23 8:5-10). Tetapi orang bodoh biasanya justru berani bicara
(Amsal 18:2,13).
Pulpit Commentary:
"None are so ready to speak as the ignorant"
(= Tidak ada yang lebih siap untuk berbicara dari pada orang yang bodoh
/ tidak mempunyai pengertian).
Mungkin ini menjelaskan
mengapa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik lebih banyak orang yang
berani sharing, padahal sharingnya ngawur!
Yang dibicarakan
oleh Yudas 10 ini lebih extrim lagi. Orang bodoh itu bukan hanya berbicara,
tetapi bahkan menghujat apa yang tidak mereka mengerti.
Thomas Manton mengatakan
bahwa memang biasanya orang mengecam / menghujat kebenaran karena mereka
tidak mengerti hal itu. Ia juga menambahkan bahwa setan selalu berusaha
supaya kita jauh dari kebenaran. Ini akan menyebabkan kita mempunyai prasangka
buruk terhadap kebenaran itu, sehingga kita bukannya menyelidikinya tetapi
mencurigainya dan mengecamnya / menghujatnya.
Contoh penghujat
kebenaran seperti ini:
-
Paulus sebelum bertobat
(1Tim 1:13).
-
Para perusak gereja
yang menulisi tembok dengan makian / kata-kata kotor yang ditujukan kepada
Yesus.
Tetapi surat Yudas
ini bukannya membicarakan orang atheis yang anti kristen, tetapi membicarakan
nabi palsu dalam gereja (bdk. ay 4,12). Bukan sesuatu yang aneh kalau seorang
atheis / anti kristen menghujat kekristenan / orang kristen, tetapi adalah
sesuatu yang mengejutkan bahwa seorang ‘hamba Tuhan’ melakukan hal semacam
itu.
Contoh penghujat
kebenaran di dalam gereja:
-
Gereja Roma Katolik
yang mengecam pemberlakuan kebenaran Kristus terhadap diri kita yang percaya
(imputed righteousness) dan keyakinan keselamatan.
-
Orang-orang Liberal
yang mengecam ‘inerrancy of the Bible’ (= ketidak-bersalahan
Alkitab), kepercayaan bahwa Yesus adalah
satu-satunya jalan ke surga, dsb.
-
Orang Kharismatik tertentu
mengecam pengetahuan dan bahkan mengatakan bahwa orang yang menekankan
pengetahuan Kitab Suci itu seperti orang Farisi dan ahli Taurat.
Thomas Manton:
"Nazianzen speaks of some ignorant people
that condemn learning ... that their own deficiency being the more common,
might be less odious" (= Nazianzen berbicara tentang beberapa orang
yang bodoh / tidak mempunyai penger-tian yang mengecam pengetahuan ...
supaya kekurangan mereka itu menjadi lebih umum sehingga tidak terlalu
menjijikkan).
Sikap berani bicara
sekalipun tidak mengerti, dan sikap menghujat apa yang tidak dimengerti
ini, kontras sekali dengan sikap Kristus yang berkata dalam Yoh 3:11 -
"... kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami
bersaksi tentang apa yang kami lihat".
Bdk. juga dengan 1Yoh 1:1-3. Sikap Kristus / Yohanes ini yang seharusnya
kita tiru.
Penerapan:
-
semua pemberita Firman
(guru sekolah minggu, penginjil pribadi, pengkhotbah awam, guru agama),
lebih-lebih hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dosen sekolah theologia),
harus banyak belajar Firman Tuhan (untuk hamba Tuhan harus sekolah theologia),
untuk bisa mengajarkan Firman Tuhan dengan baik! Kalau tidak, bisa-bisa
mereka menjadi orang bodoh yang bicara sekalipun tidak mengerti!
-
kalau kita sudah banyak
belajar dan mengerti Firman Tuhan, kita harus berani berbicara. Dunia,
bahkan gereja, penuh dengan orang bodoh yang berani berbicara. Kalau orang
yang pandai / berpengetahuan tidak berani berbicara, bisakah saudara bayangkan
akibatnya?
2. ‘Apa yang
mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah
yang mengakibatkan kebinasaan mereka’
(ay 10b).
a. Ada 2 pandangan
tentang pengetahuan mereka ini:
-
Ada yang menganggap
bahwa pengetahuan ini adalah betul-betul pengetahuan yang benar, misalnya
pengetahuan tentang adanya Allah, yang jelas ditanamkan oleh Allah dalam
diri setiap orang sejak kecil (Ro 1:19-20). Thomas Manton kelihatannya
setuju dengan pandangan ini dan ia berkata:
"wicked men, left to themselves, do but
abuse and corrupt that natural goodness and knowledge which they have in
them. ... We are so far from improving ourselves, that we ‘corrupt ourselves
in what we know naturally’" (= orang jahat kalau dibiarkan akan menyalahgunakan
dan merusak kebaikan dan pengetahuan alamiah yang mereka miliki dalam diri
mereka. ... Kita begitu jauh dari memperbaiki diri sendiri, sehingga kita
‘merusak diri kita sendiri dalam apa yang kita ketahui secara alamiah’).
Ini penting diperhatikan
dalam pendidikan anak! Tidak ada anak yang bisa nggenah dengan sendirinya,
kalau tidak dididik. Orang tua tidak boleh membiarkan anak terus menuruti
kemauannya sendiri.
-
Ada yang menafsirkan
bahwa ini menunjuk pada ‘superficial knowledge’ (= pengetahuan
semu / tidak sungguh-sungguh), atau menunjuk
pada pengertian menurut perkiraan mereka. Jadi mereka mengira mereka mengerti
padahal mereka salah. Bahkan ada yang secara specific menganggap bahwa
orang-orang sesat ini menganut Gnosticism, yang beranggapan bahwa manusia
diselamatkan karena pengetahuannya.
Alasan mengapa
pengetahuan mereka ini dianggap sebagai pengetahuan yang salah:
-
Pembedaan kata ‘tahu’
dan ‘mengerti’.
KJV: ‘But
these speak evil of those things which they know not: but what they
know naturally, as brute beasts, in those things they corrupt themselves’
(= Tetapi mereka berbicara jahat tentang hal-hal yang mereka tidak tahu:
tetapi apa yang mereka ketahui secara alamiah, seperti binatang
yang kasar, dalam hal-hal itu mereka merusak diri mereka sendiri).
NIV: ‘Yet
these men speak abusively against whatever they do not understand;
and what things they do understand by instinct, like unreasoning
animals - these are the very things that destroy them’ (= Tetapi orang-orang
ini berbicara secara menghina menentang apapun yang mereka tidak mengerti;
dan hal-hal yang mereka mengerti secara naluri, seperti binatang
yang tak berakal - ini adalah hal-hal yang menghancurkan mereka).
RSV: ‘But
these men revile whatever they do not understand, and by those things
that they know by instinct as irrational animals do, they are destroyed’
(= Tetapi orang-orang ini mencerca apapun yang tidak mereka mengerti,
dan oleh hal-hal yang mereka ketahui secara naluri seperti binatang
yang tak berakal, mereka dihan-curkan).
Ini » NASB.
Berbeda dengan Kitab
Suci Indonesia yang menggunakan 2 x kata ‘ketahui’, dan KJV yang menggunakan
2 x kata ‘know’ (= tahu),
dan NIV yang menggunakan 2 x kata ‘understand’ (= mengerti),
maka RSV dan NASB menggunakan ‘know’ (= tahu)
dan ‘understand’ (mengerti). Mungkin
pembedaan ini memang harus ditekankan karena bahasa Yunaninya juga menggunakan
2 kata yang berbeda (OIDASIN dan EPISTANTAI).
-
Adanya kata-kata ‘mereka
ketahui dengan nalurinya’.
RSV/NIV/NASB: ‘by
instinct’ (= dengan / oleh naluri).
KJV: ‘naturally’
(= secara alamiah).
Pengetahuan yang
benar tentang keselamatan pasti tidak akan ada pada diri kita secara alamiah
(bdk. 1Kor 2:14), tetapi bagaimanapun ada pengetahuan tentang kebenaran
yang bisa ada dalam diri kita secara alamiah, misalnya pengetahuan akan
adanya Allah (Ro 1:19-20). Jadi dasar ini saja masih kurang kuat. Karena
itu perhatikan dasar yang lain di bawah ini.
-
Adanya tambahan kata-kata
‘seperti binatang yang tidak berakal’.
Ini rasa-rasanya
tidak memungkinkan bahwa pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar.
b. Pengetahuan yang
salah ini membinasakan / merusak mereka.
Kitab Suci Indonesia:
‘kebinasaan’.
RSV/NIV/NASB: ‘destroy
/ destroyed’ (= menghancurkan).
KJV: ‘corrupt’
(= merusak / membuat jadi jahat).
Saya lebih setuju
dengan KJV.
Pengetahuan yang
salah selalu membawa akibat buruk. Karena itu rajinlah dalam belajar Kitab
Suci, dan dengan hati yang tulus dan rendah hati, selalulah berdoa meminta
pengertian yang benar dari Tuhan.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@mailcity.com