Eksposisi
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Dari ay 1a,4 bisa kita ketahui
bahwa rupa-rupanya orang Korintus mempunyai persoalan tentang boleh tidaknya
orang kristen makan daging persembahan berhala. Mereka lalu menanyakan hal itu kepada
Paulus dan dalam pertanyaan mereka ada suatu argumentasi untuk mendukung
pandangan bahwa orang kristen boleh makan daging
persembahan berhala dengan bebas. Argumentasi itu kira-kira berbunyi: orang kristen boleh makan daging persembahan berhala, karena dalam
dunia / alam semesta ini hanya ada 1 Allah saja dan semua dewa-dewa /
berhala-berhala itu bukan Allah sehingga jelas tidak bisa mempengaruhi orang
kristen.
Jawaban Paulus:
1)
a) Pengetahuan tanpa kasih.
Pengetahuan seperti ini:
·
membuat orang menjadi sombong (ay 1b).
·
menyandungi orang lain (ay 10-11).
·
hanya bersifat intelek saja dan sebetulnya bersifat semu (ay 2).
b) Pengetahuan dengan kasih.
Pengetahuan seperti ini
membangun orang lain (ay 1b: kata-kata ‘kasih membangun’ harus
diartikan ‘pengetahuan yang disertai kasih, membangun’).
Komentar Charles Hodge tentang
‘love / kasih’:
“It does not terminate on
itself, as knowledge does, but goes out of itself, and seeks happiness in another,
and lives and acts for others” (= Kasih tidak
berakhir pada dirinya sendiri, seperti yang dilakukan oleh pengetahuan, tetapi
keluar dari dirinya, dan mencari kebahagiaan dalam diri orang lain, dan hidup
dan bertindak untuk orang lain).
Penerapan:
Bagaimana
dengan saudara? Apakah saudara mempunyai pengetahuan tanpa
kasih, atau pengetahuan dengan kasih? Kalau saudara ingin memeriksanya,
maka saudara bisa merenungkan hal-hal ini:
·
Apakah pengetahuan saya membuat saya menjadi sombong?
·
Apakah pengetahuan itu berhenti pada diri saya sendiri?
·
Apakah pengetahuan itu membuat saya membangun orang lain?
2) Sekalipun ‘pengetahuan tanpa
kasih’ adalah sesuatu yang salah, tetapi ‘pe-ngetahuan’ itu
sendiri, asal itu adalah pengetahuan yang benar, tidak salah!
Tetapi Calvin berkata:
“Nothing is so
arrogant as ignorance” (= tidak ada yang
sesombong ketidaktahuan / kebodohan).
Memang orang yang tidak tahu
atau orang yang bodoh (dalam hal rohani / Kitab Suci) biasanya sombong dan
bahkan berani mengajari orang yang lebih mengerti!
Karena itu, bagaimanapun juga,
jangan berhenti mencari pengetahuan Kitab Suci! Kalau saudara
ternyata mempunyai pengetahuan tanpa kasih, maka bukan pengetahuan yang dibuang
atau dihentikan dalam pencariannya, tetapi kasihnyalah yang harus
diusahakan. Ini bisa saudara lakukan dengan memintanya dari Tuhan yang
adalah kasih, dan juga dengan banyak bersekutu dengan Dia!
3)
Sekarang, Paulus menjelaskan tentang ‘pengetahuan’
yang ia maksudkan dalam ay 1, yaitu bahwa berhala
/ dewa itu bukan apa-apa, dan bahwa sebetulnya hanya ada 1 Allah saja.
Dari sini bisa disimpulkan
bahwa sebetulnya makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, tidak
bisa mencemarkan kita. Tindakan itu sendiri sebetulnya tidak dosa (ay 8,9).
1) Tidak semua orang mempunyai pengetahuan
itu (ay 7).
a)
b) Tindakan memakan makanan persembahan
berhala itu tidak salah bagi orang yang mengerti / tahu. Tetapi bagi mereka
yang tidak mengerti dan yang menganggap tindakan itu berdosa, maka mereka
betul-betul berdosa kalau mereka memakannya (Roma 14:14,23). Mengapa begitu? Karena kalau mereka menganggap tindakan itu berdosa, dan mereka
tetap melakukannya, ini jelas menunjukkan ketidakpedulian terhadap Firman
Tuhan maupun terhadap Allah sendiri.
Jadi jelas bahwa ada
tindakan-tindakan tertentu, yang tidak salah bagi satu orang, tetapi salah bagi
orang lain!
c) Dalam hidup kita, kita tak boleh
melakukan sesuatu hanya berdasarkan pengetahuan kita, tetapi juga
berdasarkan ketidaktahuan orang lain.
Seorang penafsir berkata:
“You have knowledge; they are
ignorant. Your actions ought to be regulated not merely according to your knowledge,
but also according to their ignorance” (= Kamu mempunyai
pengetahuan, mereka tidak tahu. Tindakanmu harus diatur bukan
semata-mata sesuai dengan pengetahuanmu, tetapi juga sesuai ketidaktahuan
mereka).
2) Makan makanan yang sudah dipersembahkan
kepada berhala, sebetulnya memang tidak dosa. Ay 8 menunjukkan
bahwa ini termasuk tindakan netral! Dan ay 9 menyebut
‘kebebasan’, yang jelas menunjukkan bahwa tindakan tersebut
sebetulnya tidak dosa.
3) Tetapi, karena tindakan itu bisa
menjatuhkan orang lain, maka tindakan itu tidak boleh kita lakukan
(ay 9-13).
‘Mereka lemah hati
nuraninya’ artinya: mereka menganggap bahwa hal itu dosa, atau mereka
ragu-ragu apakah hal itu diperbolehkan.
Tetapi
melihat orang yang punya pengetahuan ternyata makan, maka itu mendorong mereka
untuk ikut makan. Ini menyebabkan:
·
mereka merasa bersalah (‘hati nurani mereka dinodai’).
·
mereka bukan sekedar merasa berdosa, tetapi mereka betul-betul berdosa
(Roma 14:14,23).
·
Ay 11:
1) Ayat ini dianggap sebagai ayat yang
bertentangan dengan 2 doktrin Reformed / Calvinisme,
yaitu:
·
doktrin Perseverance of the
Saints (= Ketekunan orang kudus) yang menyatakan bahwa orang kristen yang sungguh-sungguh,
tidak mungkin kehilangan keselamatannya. Tapi ay 11 itu menunjukkan bahwa
orang kristen bisa binasa, berarti kehilangan
keselamatannya.
·
doktrin Limited Atonement (=
Penebusan terbatas) yang menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk menebus
orang-orang pilihan saja. Tetapi ay 11 itu mengatakan bahwa orang, untuk
siapa Kristus sudah mati, ternyata akhirnya binasa. Jadi, Kristus juga mati
untuk orang-orang yang akan masuk neraka (bukan pilihan)
Jawaban terhadap serangan itu:
a) Kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya
Kristus telah mati’ diartikan sebagai ‘orang kristen
yang sejati’. Tetapi kata ‘binasa’ tidak
diartikan ‘masuk ke neraka’, tetapi diartikan ‘jatuh ke dalam
dosa’.
Keberatan terhadap penafsiran
ini:
Kata Yunani yang diterjemahkan
‘binasa’ adalah APOLLUTAI yang bisa diterjemahkan sebagai:
·
membunuh (Mat 2:13 1Kor 10:9-10).
·
membinasakan dalam neraka (Mat 10:28 Yoh 3:16).
·
terhilang / kehilangan (Mat 10:6,42).
·
hancur / terbuang (Mark 2:22).
Kata APOLLUTAI tidak pernah
punya arti / diterjemahkan sebagai ‘jatuh dalam dosa’.
Jawaban terhadap keberatan ini:
Bagaimanapun
juga, saya berpendapat bahwa ini adalah penafsiran yang mempunyai kemungkinan
benar, karena kontex dari ay 11 ini cocok dengan arti tersebut. Perhatikan kata-kata
‘hati nurani mereka dinodai’ dalam ay 7, dan juga ‘batu
sandungan’ dalam ay 9,13, dan juga
‘melukai hati nurani mereka’ dalam ay 12. Disamping itu, agak
aneh kalau tindakan seseorang untuk makan makanan persembahan berhala itu,
membawa seseorang lain ke dalam neraka!
Kalau kita menerima penafsiran
bahwa ‘binasa’ berarti ‘jatuh ke dalam dosa’, maka
jelas sekali bahwa ay 11 ini tidak bertentangan dengan 2 doktrin Reformed
tersebut di atas!
b) Kata ‘binasa’ diartikan
‘masuk ke neraka’, tetapi kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya
Kristus telah mati’ diartikan sebagai ‘orang kristen
KTP’.
Kalau kita menafsirkan seperti
ini, maka jelaslah bahwa ay 11 ini tidak menentang 2 doktrin Reformed tersebut di atas.
Penafsiran
ini mungkin saja benar, karena penulis-penulis Kitab Suci sering menggambarkan
seseorang sesuai dengan pengakuan orang itu. Jadi, orang yang mengaku
sebagai orang kristen, digambarkan betul-betul sebagai
orang kristen, sekalipun sebetulnya ia hanya kristen KTP saja! Contoh:
·
Kis 8:13 mengatakan bahwa Simon Magus ‘menjadi percaya’,
tetapi dari sikap Simon Magus selanjutnya dan juga dari kata-kata Petrus
kepadanya (Kis 8:14-24), jelas terlihat bahwa ia
bukan orang kristen yang sungguh-sungguh!
·
Yoh 6:66 menunjukkan adanya banyak ‘murid’
Tuhan Yesus yang meninggalkan Yesus. Ini juga jelas menunjukkan bahwa
mereka bukan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus (bandingkan dengan
1Yoh 2:18-19)
·
2Pet 2:1 bahkan menggambarkan orang-orang itu sebagai orang
yang ditebus oleh Yesus. Tetapi mereka ternyata menyangkal Penguasa (Yesus),
dan mereka adalah nabi-nabi palsu!
c) Kata ‘binasa’ diartikan
‘masuk ke neraka’, dan kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya
Kristus telah mati’ diartikan orang kristen sejati.
Tetapi ay 11 ini ditafsirkan bukan sebagai sesuatu yang betul-betul
terjadi / sesuatu yang betul-betul bisa terjadi, tetapi sekedar sebagai suatu
peringatan, justru supaya hal itu tidak terjadi!
Contoh dari Kitab Suci:
Kis 27:21-25 Paulus yakin bahwa semua pasti selamat, karena itu
dijanjikan oleh Tuhan. Tetapi Kis 27:26-34 menunjukkan bahwa mereka tetap
harus berusaha supaya selamat. Dalam Kis 27:31, Paulus bahkan memberikan
peringatan dengan berkata: “Jika mereka tidak tinggal di
kapal, kamu tidak mungkin selamat”. Paulus jelas bukannya
bertentangan dengan dirinya sendiri! Semua ini hanya menunjukkan, bahwa
sekalipun keselamatan itu dijamin oleh Tuhan, mereka tetap punya tanggung jawab
untuk berusaha supaya selamat!
Kita bisa menafsirkan
1Kor 8:11 ini dengan cara yang sama. Orang yang
sungguh-sungguh kristen, sudah selamat dan tidak
akan kehilangan keselamatannya. Tetapi manusia tetap
mempunyai tanggung jawab. Orang yang mempunyai
pengetahuan, harus hidup sedemikian rupa sehingga tidak menghancurkan
keselamatan orang-orang yang lemah. Jadi, ini hanya suatu peringatan
saja!
Kalau ditafsirkan seperti ini,
maka jelas bahwa ay 11 ini tidak menentang 2 doktrin Reformed
tersebut di atas!
2) Ay 11 ini juga menunjukkan bahwa
kalau kita melihat orang yang lemah, kita harus menyadari bahwa Kristus mati
bagi dia! Itu berarti bahwa Kristus mengasihi dia! Karena itu, kita juga harus
mengasihi dia (bukannya jengkel terhadap dia!), dan kita harus berusaha untuk
tidak menjatuhkan dia!
·
Ay 12: Dosa yang dilakukan terhadap
mereka (orang-orang yang lemah) sama halnya
seakan-akan dosa itu dilakukan terhadap Kristus sendiri. Mengapa?
a) Karena Kristus satu dengan mereka.
b) Karena Kristus menyuruh mengasihi mereka
(Mat 22:39).
·
Ay 13: Paulus rela berkorban bagi
saudara seiman. Kita juga harus seperti itu!
-AMIN-