Eksposisi
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Kalau kita melihat sepintas lalu
maka 1Kor 9 kelihatannya sama sekali tidak ada
hubungannya dengan 1Kor 8. Tetapi kalau kita mempelajarinya dengan teliti,
maka kita akan melihat hubungan antara 1Kor 8
dengan 1Kor 9.
Dalam 1Kor 8, Paulus menghadapi
orang-orang Korintus yang menganggap bahwa sebagai orang kristen
mereka mempunyai kebebasan / hak untuk memakan makanan yang sudah dipersembahkan
kepada berhala. Dan mereka betul-betul melakukan hal itu, tanpa mempedulikan
bahwa tindakan mereka itu menyebabkan orang-orang kristen
yang lemah imannya tersandung dan jatuh ke dalam dosa. Lalu Paulus mengatakan
bahwa sekalipun suatu tindakan itu sebetulnya bukan dosa, dan karena itu orang kristen mempunyai hak untuk melakukannya, tetapi kalau
tindakan itu bisa menyebabkan orang lain tersandung dan jatuh ke dalam dosa,
maka tindakan itu tidak boleh dilakukan!
Dalam 1Kor 9 ini, Paulus
menunjukkan bahwa dalam kehidupannya sendiri, iapun rela membuang
hak-haknya demi kepentingan orang lain. Jadi, 1Kor 9 ini merupakan praktek
(dalam hidup Paulus) dari apa yang Paulus ajarkan
dalam 1Kor 8!
1) Ay 1a: ‘Bukankah aku rasul? Bukankah
aku orang bebas?’.
Dalam
KJV urut-urutannya sama seperti dalam Kitab Suci
Sekalipun
perbedaan ini tidak terlalu berarti, tetapi terjemahan dari NIV/NASB/RSV lebih
cocok dengan kontex, karena kata-kata ‘bukankah aku rasul?’
langsung disambung dengan pembuktian bahwa ia memang
adalah rasul.
2) Ay 1a: ‘Bukankah aku orang bebas?’.
Bagian
ini mungkin sekali berhubungan dengan ay 19-23, dimana Paulus menyatakan
bahwa sekalipun ia adalah orang bebas, tetapi ia rela membuang haknya sebagai
orang bebas, dan ia rela menjadi hamba semua orang, supaya ia bisa memenangkan
jiwa mereka.
3) Karena ada
orang-orang Korintus yang meragukan kerasulan Paulus, maka sebelum Paulus
berbicara tentang hak-hak seorang rasul / hamba Tuhan (ay 4-6), maka ia lebih dulu memberikan bukti-bukti bahwa ia betul-betul
adalah seorang rasul (ay 1-2). Bukti-bukti itu adalah:
a) Ia
telah melihat Yesus (ay 1).
·
Kalau kita melihat Kis 1:22
2:32 3:15 4:33, maka bisa kita simpulkan bahwa syarat seorang rasul adalah: ia harus pernah melihat Yesus, khususnya setelah Yesus
bangkit dari antara orang mati.
Karena itulah maka Paulus mengatakan bahwa iapun pernah melihat
Yesus (bdk. Kis 9:3-6), dan karena itu, iapun memenuhi syarat
seorang rasul.
·
Dalam ay 1, Paulus berkata:
‘Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?’.
Ini adalah sesuatu yang cukup aneh, karena dalam surat-surat Paulus, Paulus
jarang sekali menyebut ‘Yesus’ tanpa embel-embel
‘Kristus’. Ia selalu menyebut ‘Yesus
Kristus’ atau ‘Kristus Yesus’. Karena itu, ada orang yang
menafsirkan bahwa di sini ia hanya menyebut
‘Yesus’ karena ia menekankan kemanusiaan Yesus. Jadi, ia menekankan bahwa ia bukan sekedar mendapat penglihatan
tentang Yesus, tetapi ia betul-betul melihat Yesus sebagai manusia.
b) Orang
Korintus adalah buah pekerjaan Paulus (ay 1b), dan kehidupan mereka dalam
Tuhan adalah meterai kerasulan Paulus (ay 2b).
Bagaimana mungkin pertobatan orang Korintus ini bisa membuktikan
kerasulan Paulus? Ini disebabkan karena dalam
pelayanannya di Korintus (dan juga di tempat-tempat lain), Paulus mengaku diri
sebagai seorang rasul. Tetapi kenyataannya pelayanannya membuahkan hasil, dan
itu membuktikan bahwa Tuhan menyertai / memberkati Paulus dalam pelayanannya,
dan ini membuktikan bahwa Tuhan menyetujui pengakuan Paulus bahwa ia adalah seorang
rasul.
Dalam ay 2 Paulus sekaligus ‘menyerang’
orang-orang Korintus. Mereka seharusnya
menjadi orang-orang yang terakhir yang meragukan kerasulan Paulus. Orang
lain boleh tidak percaya, tetapi mereka harus
per-caya. Mengapa? Karena mereka bertobat gara-gara
pelayanan Paulus!
1) ‘Inilah
pembelaanku ...’ (ay 3).
Ditinjau
dari sudut bahasa Yunaninya, kata ‘ini’ bisa menunjuk baik pada
ay 1-2, maupun pada ay 4 dst.
NASB:
“My defense to those who examine me
is this:” (= Pembelaanku terhadap mereka yang memeriksaku adalah ini:).
KJV:
“Mine answer to them that do
examine me is this,” (= Jawabanku kepada mereka yang memeriksaku
adalah ini,).
Terjemahan NASB/KJV jelas menunjukkan bahwa kata ‘this’ menunjuk pada
ay 4 dst.
NIV:
“This is my defense to those who
sit in judgment on me” (= Ini adalah pembelaanku kepada mereka yang
duduk menghakimi aku).
RSV:
“This is my defence to those who
would examine me” (= Ini adalah pembelaanku kepada mereka yang mau memeriksaku).
Kalau dilihat terjemahan NIV/RSV ini, maka kata ‘this’ bisa menunjuk baik
pada ay 1-2, maupun pada ay 4 dst.
Saya
berpendapat bahwa kata ‘ini / this’
dalam ay 3 ini menunjuk pada ay 1-2, karena dalam ay 1-2 itulah
Paulus membuktikan kerasulannya, yang jelas merupakan pembelaannya
terhadap ‘serangan’ orang-orang Korintus yang mengatakan bahwa
ia bukan rasul.
2) ‘mengkritik’ (ay 3). Ini salah terjemahan!
NIV:
‘sit in judgment’ (=
duduk menghakimi).
NASB/KJV/RSV:
‘examine’ (= memeriksa).
Kata
bahasa Yunaninya adalah ANAKRINOUSIN yang berasal dari kata dasar ANAKRINO yang
berarti to examine / investigate
(= memeriksa / menyelidiki). Kata ini merupakan suatu istilah
pengadilan dan digunakan untuk menggambarkan seorang hakim yang memeriksa seorang
terdakwa dalam pengadilan.
Jadi,
dari arti kata itu dalam bahasa Yunaninya, kita bisa tahu apa
yang dilakukan oleh orang-orang Korintus itu terhadap Paulus. Mereka bukan
sekedar ‘mengkritik’! Tetapi mereka
‘menaruh Paulus di bawah mikroskop’ dan menghakimi Paulus, dan
menyatakan bahwa Paulus bukanlah seorang rasul. Padahal, mereka bertobat
karena pelayanan Paulus!
Penerapan:
Jangan sembarangan menghakimi seorang hamba Tuhan (bdk.
1Tim 5:19). Memang kita harus
menilai apakah seorang yang mengaku sebagai hamba Tuhan itu betul-betul adalah
hamba Tuhan atau nabi palsu (1Yoh 4:1-3). Tetapi kalau ada seorang
hamba Tuhan yang betul-betul memberitakan Injil dan mengajarkan Firman Tuhan,
dan saudara sudah merasakan banyak berkat dari pelayanannya, bahkan saudara
bertobat karena pelayanannya, dan lalu saudara menilai dia sebagai nabi palsu
hanya karena ada gossip / fitnah tentang dia, maka itu betul-betul keterlaluan.
3) Kata
‘pembelaan’ (ay 3), dalam bahasa Yunaninya adalah APOLOGIA. Dari kata inilah muncul kata Apologetics, yaitu suatu pertahanan /
pembelaan terhadap ajaran-ajaran dalam kekristenan.
Dari
ay 3 ini, lagi-lagi terlihat bahwa Paulus membela diri! Mengapa?
Karena tuduhan bahwa Paulus itu bukan rasul, bukan sekedar
merugikan diri Paulus sendiri, tetapi juga merugikan seluruh pelayanan Paulus,
dan bisa merusak banyak gereja-gereja yang dilayani / didirikan oleh Paulus.
Memang seorang hamba Tuhan tidak perlu membela diri demi dirinya
sendiri. Tetapi kalau ia melihat bahwa serangan
yang dilancarkan kepada dirinya itu ternyata bisa merugikan seluruh gereja
/ kekristenan, maka ia bukan saja boleh, tetapi bahkan harus membela diri!
1) Hak-hak Paulus /
hamba Tuhan (ay 4-6):
a) Ay 4: hak untuk makan dan minum.
Yang
dimaksud di sini adalah: Paulus / hamba Tuhan berhak makan dan minum atas biaya
gereja. Atau dengan kata lain, gereja harus mencukupi
kebutuhan makan / minum seorang hamba Tuhan. Tentu saja ini tidak boleh
diartikan bahwa hamba Tuhan itu berhak untuk makan secara mewah / berfoya-foya
dalam hal makan!
b) Ay 5: hak untuk membawa istri dalam
perjalanan.
Lagi-lagi
yang dimaksud di sini adalah: Paulus / hamba Tuhan berhak membawa istrinya
dalam perjalanan / pelayanan atas biaya gereja.
·
‘saudara-saudara
Tuhan’.
*
Yohanes dan Yakobus, yaitu 2 dari 12
murid Yesus yang merupakan saudara sepupu Tuhan Yesus.
*
Yakobus dan Yudas, yaitu saudara
tiri Tuhan Yesus, anak-anak dari Maria dan Yusuf (Mat 13:55). Jelas bahwa
pandangan kedua inilah yang benar, dan ini membuktikan bahwa Maria bukan
perawan yang abadi karena ia mempunyai anak-anak lain
setelah Yesus!
·
‘Kefas’. Yang dimaksud
dengan Kefas adalah Petrus (Yoh 1:42). Ini menunjukkan bahwa Petrus
mempunyai istri (bdk. Mat 8:14 yang mengatakan bahwa Petrus mempunyai ibu
mertua). Karena itu adalah sesuatu yang aneh dan tidak alkitabiah bahwa gereja
Roma Katolik percaya / mengajarkan bahwa Petrus adalah Paus I, tetapi gereja
itu melarang hamba Tuhan / Paus untuk menikah.
·
‘istri
kristen’. KJV memberikan terjemahan hurufiah: ‘a sister, a wife’ yang artinya adalah: seorang istri
yang adalah saudara perempuan / orang percaya. Ini lagi-lagi menekankan bahwa
orang kristen harus menikah dengan orang yang seiman!
(bdk. 2Kor 6:14).
Penerapan:
Dalam
pelayanan ke luar
c) Ay 6: hak
untuk bebas dari pekerjaan tangan / kerja untuk mencari nafkah. Gereja harus
mencukupi biaya hidup hamba Tuhan sehingga ia tidak
perlu bekerja di luar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
2) Paulus berkata
bahwa hamba Tuhan tidak perlu bekerja dan harus diberi biaya hidup oleh gereja.
Untuk ini ia memberi banyak argumentasi:
a) Ay 7: ia memberikan 3 buah contoh / illustrasi yang menunjukkan
bahwa hal itu adalah sesuatu yang logis / umum:
·
tentang
tentara (ay 7a).
·
tentang
penanam kebun anggur (ay 7b).
·
tentang
gembala domba (ay 7c).
Semua orang-orang ini hidup dari pekerjaan yang mereka lakukan. Jadi, jelaslah bahwa hal itu adalah sesuatu yang logis / umum.
Dan karena itu hamba Tuhan juga harus demikian!
b) Ay 8-10:
·
Ay 8:
Tadi
dalam ay 7 ia memberikan argumentasi menurut
logika manusia. Sekarang ia mengatakan bahwa ia tidak
mau hanya memakai logika manusia saja! Dan ia lalu
memberi dasar Firman Tuhan!
Penerapan:
Ini
sangat penting baik bagi pendeta, penginjil, guru sekolah minggu, orang kristen pada waktu berdebat / menyatakan pendapat, dsb. Kita tidak boleh mengajar / menyatakan pendapat yang hanya
didasarkan pada logika manusia, kesaksian / pengalaman, cerita / dongeng dsb.
Kita harus bisa memberikan dasar Kitab Sucinya!
Juga,
jangan saudara mau menerima pandangan / ajaran yang sekalipun logis / masuk
akal, tetapi tidak mempunyai dasar Kitab Suci!
·
Ay 9: ini merupakan kutipan
dari Ul 25:4.
*
Ul 25:4 itu terletak dalam
kontex yang berbicara tentang manusia. Dan karena itu Ul 25:4 itu pasti
berbicara tentang manusia. Jadi, Ul 25:4 itu menggunakan bahasa
figurative / kiasan. Yang dimaksud bukan sungguh-sungguh lembu tetapi
‘hamba Tuhan’.
*
Ul 25:4 itu memang berbicara
tentang lembu. Tetapi kalau Allah memperhatikan lembu, apalagi manusia / hamba
Tuhan. Jadi, Ul 25:4 juga berlaku untuk hamba Tuhan.
Yang
manapun yang benar, jelas bahwa Paulus tidak mengallegorikan Ul 25:4.
·
Ay 10: pembajak / pengirik
adalah hamba Tuhan.
Dikatakan
dalam ayat tersebut bahwa mereka harus berharap! Jadi, tidak salah bagi seorang
hamba Tuhan kalau ia berharap supaya hidupnya
dicukupi. Itu bukan mata duitan / sifat duniawi / tidak mau
menyangkal diri dsb.
c) Ay 11-12a:
·
Ay 11: bdk. Ro 15:25-27
Gal 6:6.
Letak
argumentasi Paulus adalah: Hal rohani jauh lebih berharga dari pada hal
duniawi. Jadi, kalau seorang hamba Tuhan memberikan sesuatu yang bersifat rohani
kepada saudara, maka adalah sesuatu yang wajar kalau ia
mendapatkan sesuatu yang bersifat jasmani / duniawi dari saudara.
Disamping itu, Guru, dokter, pengacara, insinyur, montir, koki,
pelayan, toko, dsb memberikan kepada saudara sesuatu yang jasmani / duniawi dan
saudara rela orang-orang tersebut menuai uang saudara.
Adalah sesuatu yang aneh, kalau hamba Tuhan memberi kepada saudara sesuatu yang
rohani, lalu saudara tidak rela kalau hamba Tuhan itu menuai sesuatu yang
duniawi dari saudara!
·
Ay 12a: Yang dimaksud dengan
‘orang lain’ di sini adalah guru / pengajar Firman Tuhan yang lain.
Paulus lebih berhak, karena ia yang mempertobatkan
orang Korintus / mendirikan gereja Korintus.
d) Ay 13: Dalam
Yudaisme / Bait Allah / Perjanjian Lama juga begitu.
Bdk.
Bil 18:8-13 Ul 18:1-8.
e) Ay 14: Yang
dimaksud dengan ‘Tuhan’ di sini adalah Tuhan Yesus. Memang Tuhan
Yesus sendiri mengajarkan demikian dalam Luk 10:7 & Mat 10:10b.
1. Ay 14
ini tidak mengatakan bahwa seorang hamba Tuhan ‘harus kaya dari pemberitaan Injil’, tetapi
bahwa seorang hamba Tuhan ‘harus hidup
dari pemberitaan Injil itu’.
Jadi, kewajiban gereja adalah mencukupi kehidupan seorang hamba Tuhan, dan bukan menjadikannya
kaya. Sekalipun gerejanya berkembang menjadi
besar dan kaya, itu tidak berarti bahwa gereja harus memberi hamba Tuhan itu
‘HR’ yang makin lama makin besar sehingga menjadikannya kaya (bdk.
Mat 6:21).
2. Kata-kata
‘harus hidup’ dalam
ay 14 itu menunjukkan bahwa gereja harus memberikan biaya hidup kepada
hamba Tuhan. Jadi istilah yang benar sebetulnya adalah biaya
hidup, bukan bayaran / upah / gaji / HR dsb.
Perbedaan antara biaya hidup dengan HR / gaji / bayaran / upah:
·
HR / gaji / bayaran / upah adalah
uang yang diberikan sebagai imbalan atas pekerjaan seeorang. Karena itu, ini
diberikan pada akhir bulan (setelah orang itu melakukan pekerjaannya).
Tetapi biaya hidup adalah uang yang diberikan kepada
seseorang supaya orang itu bisa hidup. Karena itu, biaya
hidup harus diberikan pada awal bulan!
·
HR / gaji / bayaran / upah lebih
bersifat tetap, dalam arti: tidak naik turun sesuai dengan kebutuhan. Karena
itu, kalau seseorang mempunyai seorang pegawai, ia
tidak wajib menaikkan gaji pegawainya pada saat pegawai itu menikah, punya anak
dsb.
Tetapi biaya hidup, sesuai dengan namanya, harus naik
turun sesuai dengan kebutuhan orang itu.
Misalnya: kalau hamba Tuhan menikah, punya anak, atau sakit
sehingga masuk rumah sakit dsb, maka jelas biaya hidup harus dinaikkan. Sebaliknya, kalau anaknya sudah besar dan sudah bekerja sendiri,
maka jelas biaya hidup harus diturunkan.
Karena itu, majelis tidak boleh bersikap acuh tak acuh
terhadap kebutuhan-kebutuhan hamba Tuhan, apalagi menganggap bahwa hal itu
bukanlah urusannya. Sebaliknya, majelis harus
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari hamba Tuhan! Hal-hal yang harus
diperhitungkan pada waktu memberi biaya hidup seorang hamba Tuhan:
*
istri
(bdk. ay 5).
*
anak
& pendidikan anak.
*
rumah /
tempat tinggal.
*
transportasi (mobil
/ sepeda motor).
*
kesehatan
hamba Tuhan + istri & anak-anaknya.
*
kebutuhan
pokok sekeluarga (makanan & pakaian).
*
buku-buku
rohani / theologia untuk pelayanan!
3. Gereja
tidak wajib, bahkan tidak boleh mencukupi kehidupan seadanya orang yang mengaku
sebagai hamba Tuhan! Mengapa? Karena hal ini akan menyebabkan banyak orang lalu menjadi hamba Tuhan,
hanya supaya hidup mereka dicukupi (sebagai profesi)! Dengan kata lain, hal ini
akan menarik banyak hamba Tuhan yang palsu! Gereja hanya wajib mencukupi kebutuhan hidup seorang hamba Tuhan
yang sejati dan yang sungguh-sungguh bekerja bagi Tuhan.
Ay 14 menunjukkan bahwa orang-orang yang harus dicukupi
hidupnya adalah ‘mereka yang memberitakan Injil’! Bandingkan juga dengan 1Tim 5:17-18.
Karena itu, gereja / majelis harus berusaha membedakan
antara hamba Tuhan yang sejati dan nabi palsu. Hal ini bisa dilakukan dengan meneliti kehidupan, kepercayaan,
ajaran dan pelayanan dari orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan itu.
Tetapi, juga perlu diingat bahwa ada hamba Tuhan yang
sungguh-sungguh, tetapi yang karunianya tidak terlalu besar.
Gereja tidak boleh secara sembarangan menganggap bahwa orang itu bukanlah hamba
Tuhan!
4. Ay 14
ini adalah suatu perintah, dan karena itu,
hal ini adalah sesuatu yang harus dilakukan!
Tetapi, bagaimana kalau gerejanya adalah gereja yang kecil
dan miskin?
·
dari sudut hamba Tuhannya: ia harus
punya kerelaan untuk berkorban, misalnya dengan hidup sangat irit, dan bahkan kalau
terpaksa, bekerja mencari nafkah seperti yang dilakukan oleh Paulus
·
dari sudut gereja:
*
Harus diingat bahwa kalau gereja
tidak mencukupi hamba Tuhan, maka gereja / jemaat sendirilah yang akan rugi. Hamba Tuhan yang harus mengurusi kebutuhan
hidupnya sendiri, apalagi yang harus bekerja mencari nafkah sendiri, pasti akan sukar berkonsentrasi pada pelayanan / pemberitaan
Firman Tuhan! (bdk. Neh 13:10-13).
*
Karena itu adalah perintah Tuhan,
maka gereja / majelis tidak boleh takut di dalam mentaatinya. Mungkin sekali,
justru karena gereja / majelis takut dalam mentaati perintah ini, maka Tuhan
justru tak memberkati gereja tersebut dalam hal keuangan. Sebaliknya, kalau
gereja / majelis dengan iman mentaati perintah ini, Tuhan pasti akan memberkati / mencukupi gereja itu dalam hal keuangan.
Analogi: dalam hal persembahan persepuluhan, orang juga sering
takut untuk mentaati Tuhan. Tetapi, orang yang lalu tidak mau memberi
persembahan persepuluhan karena takut, bisa-bisa hidupnya malah tidak cukup,
karena Tuhan tidak memberkati dia. Sebaliknya, orang yang dengan iman mau
memberikan persembahan persepuluhan, malah menjadi cukup karena diberkati
Tuhan.
3) Paulus
tidak menggunakan haknya (ay 6,12b,15a), dan
untuk mencukupi kebutuhannya, ia bekerja sendiri (bdk. 1Kor 4:12 Kis 18:3). Bukan hanya di Korintus
saja ia melakukan hal itu, tetapi juga di Efesus (Kis 20:33-34), dan di
Tesalonika (1Tes 2:9 2Tes 3:7-9). Di Korintus
ini, ia tidak mau menggunakan haknya karena ia tidak
mau pemberitaan Injil yang ia lakukan terhalang (ay 12b). Mungkin sekali, akibat gossip yang dilancarkan oleh orang-orang
tertentu, banyak orang Korintus menganggap Paulus memberitakan Injil demi uang.
Hal ini jelas bisa menjadi penghalang dalam pemberitaan
Injilnya. Dengan Paulus membuang haknya untuk menerima
biaya hidup, gossip itu terbukti tidak benar, dan penghalang dalam pemberitaan
Injil tersebut bisa dibuang. Jadi, dengan ini ia
menunjukkan bahwa ia sendiri mempraktekkan apa yang ia ajarkan dalam
1Kor 8, yaitu harus mau menyangkal hak demi orang lain.
Catatan:
·
Paulus menolak menerima biaya hidup
hanya dalam keadaan khusus. Tidak selalu Paulus bersikap demikian! Ay 15a:
kata ‘pernah’ sebetulnya tidak ada! Dalam 2Kor 11:7-9 dan Fil 4:15-18, terlihat dengan jelas bahwa dari jemaat-jemaat
tertentu, Paulus mau menerima biaya hidup!
·
Gereja / jemaat / majelis tidak
boleh memakai bagian ini untuk menuntut hamba Tuhan supaya bersikap seperti
Paulus!
Dalam
ay 15 Paulus mengatakan bahwa ia menulis semua
ini (ajaran bahwa hamba Tuhan harus diberi biaya hidup), bukan supaya ia diberi
biaya hidup. Jadi, Paulus ingin tetap melayani jemaat Korintus tanpa diberi
biaya hidup! Mengapa?
1) Pemberitaan
Injil adalah suatu keharusan, dan karena itu kalau ia
memberitakan Injil, itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.
a) Pemberitaan
Injil adalah suatu keharusan (bdk. Mat 28:19).
Ay 16b: karena itu ia merasa
celaka kalau ia tidak melakukan.
Ay 17 tidak berarti bahwa Paulus memberitakan Injil dengan
terpaksa (bdk. Ro 1:5 11:13 15:15-16 Gal 1:15-16 Ef 3:8 yang menunjukkan bahwa
Paulus menganggap pelayanan sebagai kasih karunia).
Jadi, kita tidak boleh mengartikan bahwa kata-kata
‘melakukan menurut kehendakku’ berarti ‘melakukan dengan
sukarela’, dan kata-kata ‘melakukan bukan menurut kehendakku’
berarti ‘melakukan dengan terpaksa’.
Arti yang benar: kata-kata ‘melakukan menurut
kehendakku’ berarti ‘ia melakukan hal itu sekalipun Tuhan tidak
memerintahkannya’. Dan kata-kata ‘melakukan bukan menurut
kehendakku’ berarti ‘ia melakukan hal itu karena Tuhan
memerintahkannya’
Dalam hal Pemberitaan Injil, jelas ada perintah dari
Tuhan. Dan karena itu, Paulus berkata bahwa ia
melakukannya bukan menurut kehendaknya
b) Karena
Pemberitaan Injil adalah suatu keharusan, maka kalau ia
memberitakan Injil, hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.
Lihat ay 16a!
Juga ay 17! Maksudnya: andaikata Pemberitaan Injil itu
tidak diperintahkan oleh Tuhan, maka kalau ia
memberitakan Injil, ia berhak dapat upah. Artinya: hal itu bisa ia banggakan. Tetapi, Pemberitaan Injil jelas adalah
keharusan, dan karena itu kalau ia memberitakan Injil,
ia tak mendapat upah / tidak mendapat sesuatu yang bisa dibanggakan (bdk.
Luk 17:10).
Karena itulah maka Paulus ingin melakukan sesuatu yang lebih
dari sekedar memberitakan Injil, sesuatu yang bisa dibanggakan!
2) Memberitakan
Injil tanpa dibayar bukanlah suatu keharusan, dan karena itu hal itu
adalah sesuatu yang bisa dibanggakan!
a) Pemberitaan
Injil tanpa dibayar, jelas bukan keharusan. Tuhan tak pernah memerintahkan hamba Tuhan untuk menolak pemberian
biaya hidup. Sebaliknya, Tuhan bahkan memerintahkan
gereja untuk mencukupi kebutuhan hidup dari hamba Tuhan.
b) Karena
Pemberitaan Injil tanpa dibayar bukanlah suatu keharusan, maka kalau ia melakukan hal itu, hal itu bisa ia banggakan.
Ay 17: kalau ia melakukan menurut
kehendaknya sendiri (arti: melakukan sekalipun tidak diperintah oleh Tuhan),
maka ia memperoleh upah (arti: mendapat sesuatu yang bisa dibanggakan).
Ay 18: dalam terjemahan
Bandingkan dengan ay 18 versi NIV: “What then is my reward? Just this: that in preaching the gospel
I may offer it free of charge, and so not to make use of my rights in preaching
it” (= Apa
kemudian upahku? Hanya ini: bahwa di dalam memberitakan Injil aku boleh
menawarkannya gratis, dengan demikian tidak menggunakan hak-hakku di dalam
memberitakannya).
Jadi, arti ay 18 adalah: Paulus merasa bangga kalau ia bisa memberitakan Injil tanpa menerima biaya hidup!
3) Paulus
tidak mau hal yang bisa ia banggakan itu lalu
dihapuskan. Ia bahkan lebih suka mati dari pada kalau hal
itu terjadi (ay 15b).
Ay 15b: terjemahan
Dalam KJV / RSV / NIV / NASB tidak ada kalimat terputus
seperti itu.
NIV: “I would rather
die than have anyone deprive me of this boast” (= Aku
lebih suka mati daripada ada seseorang menghapuskanku dari kebanggaan ini).
Tetapi ada penafsir yang beranggapan bahwa bahasa
Yunaninya memang berupa kalimat yang terputus.
Yang manapun yang benar, tidak terlalu jadi soal.
Yang jelas, Paulus tidak mau kemegahannya hilang, dan karena itu ia mau tetap melayani orang Korintus tanpa menerima biaya
hidup!
Catatan:
Paulus tak mau kehilangan hal yang bisa ia banggakan
itu, tentu bukan demi kebanggaan pribadi! Tetapi karena ia
tahu bahwa hal itu bisa menjadi senjata bagi dia untuk menangkis gossip-gossip
yang dilancarkan musuh-musuhnya!
-AMIN-