Eksposisi
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Dalam 1Kor 9:1-18, kita sudah melihat
bahwa Paulus menunjukkan bahwa dalam hidupnya, ia rela
membuang haknya demi kepentingan orang lain.
Di sini, ia
kembali memberi contoh dimana ia rela membuang haknya demi orang lain:
a) Ay 19: Paulus adalah orang bebas
(bdk. ay 1), tetapi ia mau menjadi hamba bagi
semua orang. Tetapi, ay 19 ini harus ditafsirkan dengan memperhatikan
1Kor 7:23b dimana ia melarang untuk menjadi hamba
manusia. Jadi, kalau dalam ay 19 ia berkata bahwa ia rela menjadi hamba
semua orang, itu tidak berarti ia betul-betul mau tunduk secara mutlak kepada
semua manusia, tetapi sekedar bahwa ia mau merendahkan dirinya untuk melayani
orang lain dalam pelayanan yang bagaimanapun hinanya / rendahnya.
Penerapan:
Kalau saudara adalah orang
kaya / berkedudukan, maukah saudara menyangkal diri / hak saudara dan melayani
orang lain dalam pelayanan yang rendah?
b) Ay 20:
·
Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang hidup di bawah hukum
Taurat.
·
Yang dimaksud dengan hukum Taurat di sini adalah ceremonial law / hukum-hukum yang
berhubungan dengan upacara keagamaan. Orang kristen
memang tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat / ceremonial law (bdk. Ro 6:14 Ro 10:4 - “Christ is the end of the law”),
karena sejak kematian / kebangkitan Kristus, maka ceremonial law ini dihapuskan (Ef 2:15).
·
Tetapi Paulus, yang adalah orang kristen,
yang seharusnya berhak untuk mengabaikan hukum Taurat / ceremonial law, ternyata mau menyangkal haknya dan mau hidup
seperti orang Yahudi / orang yang hidup di bawah hukum Taurat. Contoh:
Kis 16:1-3
Kis 21:17-26.
c) Ay 21:
·
Terjemahan hurufiahnya adalah “to the ones without law” (= kepada orang-orang tanpa
hukum Taurat). Yang dimaksud di sini adalah orang bukan Yahudi.
·
Yang dimaksud dengan hukum Taurat di sini adalah sama seperti dalam ay 20, yaitu ceremonial law. Jadi, terhadap orang-orang non Yahudi, maka Paulus
juga tidak menuruti ceremonial law,
dan iapun tidak menyuruh orang-orang non Yahudi itu untuk menuruti ceremonial law, karena hal itu merupakan
suatu beban yang berat yang akan menjadi penghalang dalam Pemberitaan Injil
(bdk. Kis 15, khususnya Kis 15:10).
·
Yang dimaksud dengan Hukum Allah di sini adalah moral law (= hukum moral), sedangkan
Hukum Kristus jelas tidak berarti bahwa Kristus memberi satu set hukum untuk
menggantikan Hukum Taurat yang telah dihapuskan. Mungkin bisa diartikan bahwa
orang-orang yang ada di dalam Kristus harus membuktikan imannya dengan
perbuatan baik / ketaatan.
Jadi, ay 21b memberikan
batas dalam penyesuaian diri dengan orang-orang yang tidak punya Hukum Taurat!
Kita tidak boleh menyesuaikan diri dalam hal yang bersifat dosa! Misalnya:
*
ikut ke pelacuran.
*
ikut ke tempat penyembahan berhala.
*
ikut merokok, dsb.
d) Ay 22a.
Yang dimaksud dengan orang
lemah di sini, adalah sama dengan orang lemah dalam
1Kor 8, yaitu orang-orang yang pandangan / pengertiannya kurang baik.
e) Ay22b: ini secara umum.
Ia mau menjadi segala-galanya
supaya dapat memenangkan orang lain.
2) Tujuan Paulus membuang hak:
a) Untuk memenangkan sebanyak mungkin orang.
Ini tertulis sebanyak 6 x! (ay 19b,20a,20b,21b,22b,22c).
Ini menunjukkan betapa Injilinya Paulus! Ia
menggunakan seluruh hidupnya untuk bisa memenangkan jiwa bagi Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Apa yang
saudara lakukan supaya saudara bisa memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan?
b) Ay 23: ‘karena Injil’.
Artinya: demi kemajuan Injil.
Jadi, artinya tidak terlalu berbeda dengan point a) di atas.
c) Ay 23: ‘Supaya aku mendapat
bagian di dalamnya’.
Sukar untuk memastikan arti
dari bagian ini, tetapi yang jelas artinya bukanlah ‘supaya
selamat’, karena kalau diartikan demikian, akan menimbulkan ajaran ‘Salvation by works’ (=
Keselamatan karena perbuatan baik)!
Calvin mengartikan “To receive the fruit of it”
(= supaya menerima buah dari Injil).
NIV menterjemahkan: “that I may share in its
blessings”.
3) Dalam ay 20-22, Paulus membicarakan
sikapnya / caranya di dalam menghadapi orang-orang Yahudi, orang-orang bukan
Yahudi, dan orang-orang yang lemah.
Paulus pasti
mempunyai perbedaan pandangan dengan mereka. Tetapi ia
tidak mau memperdebatkan hal-hal itu (kecuali kalau hal itu berhubungan dengan
Injil). Ia bahkan menyesuaikan diri untuk bisa
memberitakan Injil! Ini merupakan sesuatu yang penting dan
harus ditiru.
Contoh:
·
Kalau kita berhadapan dengan orang Kharismatik yang belum
sungguh-sungguh percaya, kita tidak usah mempersoalkan / berdebat tentang
bahasa roh. Tetapi kita harus berusaha memberitakan Injil dulu!
·
Kalau kita berhadapan dengan orang Arminian yang belum percaya,
maka kita tidak usah berbicara tentang Predestinasi! Kita harus berusaha untuk
memberitakan Injil dulu!
·
Kalau kita berhadapan dengan orang Katolik, kita tidak usah
berbicara tentang Paus, sakramen, Deutrokanonika dsb. Kita harus berusaha untuk
memberitakan Injil dulu!
·
Demikian juga kalau kita berhadapan dengan orang yang beragama lain, kita tidak perlu mempersoalkan / memperdebatkan
hal-hal yang bertentangan antara kekristenan dengan agama mereka (kecuali kalau
hal itu berhubungan langsung / erat dengan Injil)! Kita harus berusaha untuk
memberitakan Injil dulu kepada mereka!
4) Paulus selalu menyesuaikan diri dengan
orang yang diinjili.
Kita juga harus melakukan hal
yang sama kalau kita mau memberitakan Injil!
Contoh:
·
Kalau kita menghadapi orang miskin, kita juga berpakaian sederhana.
Dan sebaliknya, kalau kita menghadapi oreang kaya, setidaknya kita berpakaian
yang rapi.
·
Kalau kita menghadapi orang yang bodoh / tidak berpendidikan,
maka kita tidak perlu menggunakan istilah-istilah bahasa asing yang sukar. Kita
harus menjelaskan secara sederhana dan gamblang, memberikan banyak contoh dan
illustrasi untuk membantu ia mengerti. Sebaliknya,
kalau kita menghadapi orang yang pandai / terpelajar, maka kita tidak boleh
menjelaskan seperti kita mengajar anak SD (terlalu diulang-ulang dsb)
·
Kita harus bersikap serius terhadap orang serius, dan bersikap
‘sinting’ terhadap orang yang ‘sinting’.
5) Paulus menyesuaikan diri / membuang
haknya hanya dalam hal-hal yang tidak dosa (bdk. ay 21) / bukan prinsip
(bdk. Kis 15:1-2
Gal 2:3-5). Jadi, bagian ini tidak mengajarkan untuk
berkompromi dalam hal-hal yang bersifat dosa ataupun hal-hal yang merupakan
prinsip dalam kekristenan!
Bagian ini tetap berhubungan
erat dengan bagian di atas. Tadi Paulus menekankan bahwa orang Kristen
harus rela membuang hak. Mungkin ada orang yang
menganggap Paulus keterlaluan, atau bahwa hal itu terlalu berat. Karena itu Paulus lalu memberikan ay 24-27, yang merupakan
suatu desakan untuk mau menyangkal diri / berusaha mati-matian.
1) Hidup Kristen diumpamakan sebagai
pertandingan lari.
Karena ini adalah suatu
perumpamaan, maka antara hidup kristen dan
pertandingan lari, ada persamaan-persamaan tertentu, tetapi juga ada
perbedaan-perbedaan tertentu
Persamaannya:
a) Baik orang kristen,
maupun seorang atlet dalam pertandingan lari, harus berusaha mati-matian, dan
harus melakukannya dengan tekun sampai akhir (ay 24).
Penerapan:
Apakah saudara berusaha
mati-matian dan tekun dalam belajar Firman Tuhan, berdoa, berusaha membuang dosa
/ menyucikan diri, melayani / memberitakan Injil, memberi persembahan, dsb?
b) Baik orang kristen
maupun seorang atlet dalam pertandingan lari, harus bisa menguasai diri dalam
segala hal (ay 25,27a).
Ay 27a (NIV): “No, I beat my body and make it my slave”
(= Tidak, aku mengalahkan tubuhku dan menjadikannya budakku).
Bandingkan juga dengan
Ro 13:14b!
Penerapan:
Penguasaan diri diperlukan,
bukan hanya dalam hal yang bersifat dosa, tetapi juga dalam hal yang tidak
bersifat dosa tetapi yang menghalangi Pemberitaan Injil.
c) Ay 26 (NIV): “I do not fight like a man beating the air”.
·
Harus ada tujuan, tidak sembarangan. Lari mempunyai tujuan yaitu
garis finish. Hidup Kristen mempunyai tujuan, yaitu untuk memuliakan Tuhan.
·
Harus ada gunanya.
Kalau “speaking into the air” dalam 1Kor 14:9 artinya
adalah berbicara tanpa ada gunanya, maka mungkin sekali “beating the air” dalam ay 26 ini artinya adalah
memukul tanpa ada gunanya.
Penerapan:
Jangan asal melakukan pelayanan
/ aktivitas dalam hidup kekristenan saudara! Lakukanlah pelayanan yang ada
gunanya!
Perbedaannya:
a) Dalam lari, hanya satu orang yang bisa
juara / menang (ay 24). Dalam hidup Kristen, banyak yang
bisa menang.
b) Dalam pertandingan lari, pelari yang lain
adalah saingan (ay 24). Dalam hidup Kristen, orang kristen
lain bukanlah saingan, karena sama-sama bisa menang.
Penerapan:
Kalau ada
gereja baru yang berdiri, dan lalu banyak jemaat gereja saudara yang pindah ke
gereja baru itu, bagaimana sikap saudara terhadap gereja baru itu? Apakah
saudara menganggapnya sebagai saingan? Kalau ada orang kristen lain yang bisa melayani Tuhan dengan cara yang lebih
baik dari saudara, bagaimana sikap saudara terhadapnya? Apakah
saudara menganggapnya sebagai saingan? Kalau saudara menganggap gereja /
orang kristen itu sebagai saingan, maka jelas bahwa
saudara bukan hidup bagi kemuliaan Tuhan, tetapi bagi kemuliaan gereja saudara
atau diri saudara sendiri!
c) Dalam pertandingan lari, pemenangnya
mendapat mahkota yang fana. Dalam kehidupan Kristen, kita akan
mendapat mahkota yang kekal (ay 25b).
Perbedaan ini menyebabkan
orang Kristen harus lebih mati-matian / tekun daripada pelari!
2) Ay 27b.
Tetapi
pandangan seperti itu salah, karena ayat ini terletak dalam kontex yang
berbicara tentang pertandingan lari, hadiah / mahkota / pahala. Karena itu, yang ditakutkan
oleh Paulus dalam ayat ini bukanlah kehilangan keselamatannya, tetapi
kehilangan pahalanya!
NIV: “... I myself will not be disqualified for the prize” (= ... aku tidak didiskwalifikasi untuk
hadiahnya)
Harus diakui
bahwa dalam bahasa aslinya, kata-kata ‘for
the prize’ itu tidak ada. Tetapi, kontexnya membenarkan penafsiran seperti itu!
Bandingkan ayat ini dengan
1Kor3:11-15!
-AMIN-