Eksposisi
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Dalam ay 13 Paulus baru saja memberi
jaminan bahwa:
·
Allah itu setia.
·
pencobaan tidak akan melebihi kekuatan kita.
·
Allah akan memberi jalan keluar pada
waktu kita dicobai.
·
kita akan dapat menanggung pencobaan.
Sekarang, dalam ay 14 ia berkata: ‘jauhilah penyembahan berhala!’
Semua ini menunjukkan bahwa
sekalipun ada jaminan-jaminan yang boleh membuat orang kristen
merasa aman, tetapi itu sama sekali tidak berarti bahwa kita boleh hidup
sembrono atau bermain-main dengan pencobaan!
Renungkan: apakah keyakinan
keselamatan dalam Kristus membuat saudara meremehkan dosa / berani berbuat
dosa?
2) ‘jauhilah’.
Inggris / literal: ‘Flee!’ (= larikanlah
dirimu!)
Kata ini menunjukkan beberapa
hal:
a) Kita harus cepat-cepat
meninggalkan hal itu.
Ini jelas berlaku bukan hanya
untuk penyembahan berhala, tetapi untuk segala macam dosa!
Penerapan:
Adakah dosa-dosa
yang begitu saudara cintai sehingga saudara berlambat-lambat, atau bahkan
menunda-nunda, dalam meninggalkannya?
b) Kita harus meninggalkannya sejauh mungkin!
Ini jelas juga berlaku pada
waktu kita meninggalkan segala macam dosa!
Banyak orang
yang berusaha hidup sedekat mungkin dengan dosa (persis pada garis batas antara
dosa dan tidak dosa). Ini salah dan berbahaya, karena mudah sekali menyebabkan kita
jatuh ke dalam dosa itu lagi!
Meninggalkan
dosa sejauh mungkin juga berarti bahwa kita harus meninggalkan hal-hal /
situasi-situasi / orang-orang yang memberikan pencobaan untuk jatuh ke dalam
dosa itu.
Misalnya:
·
ex perokok jangan kumpul dengan perokok!
·
jangan bergaul dengan orang yang mengajak saudara berzinah, khususnya
kalau itu merupakan kelemahan saudara!
c) Kita harus selalu menjauhi penyembahan berhala / dosa.
Hal ini
hanya bisa terlihat dari tata bahasa (grammar)
bahasa Yunaninya.
Dalam bahasa Yunani ada 2
macam imperative / kata perintah:
·
aorist imperative: yang menunjukkan bahwa perintah itu hanya perlu dilakukan 1 x
saja.
·
present imperative: yang menunjukkan bahwa perintah itu harus dilakukan
terus-menerus.
Kata ‘jauhilah’
itu ada dalam bentuk present imperative,
dan karena itu jelas menunjukkan bahwa kita harus terus-menerus / selalu
menjauhi penyembahan berhala / dosa!
Penerapan:
Pada saat
saudara sedang sumpek, atau pada saat saudara sedang mengalami banyak
kesukaran, apakah pertahanan saudara terhadap dosa lalu menjadi rapuh? Kalau ya, itu berarti saudara
belum selalu berusaha menjauhi dosa!
1) ‘orang
bijaksana’.
NIV: ‘sensible’ (= berpikiran sehat).
Ini menunjuk
kepada orang-orang Korintus, bukan kepada Paulus sendiri.
2) Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang
bijaksana akan mempertimbangkan / memperhatikan Firman
Tuhan! (bdk. Amsal 1:7,22-23 12:1 15:12,32 17:10 18:2).
1) ‘cawan
pengucapan syukur’.
NIV: ‘the cup of thanksgiving’ (= cawan pengucapan syukur).
NASB: ‘the cup of blessing’ (= cawan berkat).
Calvin memilih terjemahan ‘blessing’ (= berkat), dari
pada ‘thanksgiving’ (=
syukur), dengan alasan bahwa cawan berisi anggur itu diberkati sehingga:
·
menjadi simbol darah Kristus.
·
anggur itu dikuduskan, sehingga bukan lagi merupakan minuman biasa,
tetapi bisa memberikan makanan rohani kepada jiwa kita.
Memang kata
Yunaninya sebetulnya artinya adalah ‘blessing’
dan bukan ‘thanksgiving’.
Tetapi, coba perhatikan
bagian-bagian Kitab Suci tentang Perjamuan Kudus di bawah ini:
Mat 26:26 / Mark 14:22 -
mengucap berkat.
Mat 26:27 / Mark 14:23 -
mengucap syukur.
Luk 22:17,19
- dua-duanya mengucap syukur!
1Kor 11:24 -
mengucap syukur.
Kesimpulannya: atau Yesus
mengucap berkat dan syukur, atau 2 istilah ini boleh dibolak balik (interchangeable) dan tidak perlu
dibedakan (hanya dalam hal ini).
2) Perhatikan 2 bagian di bawah ini:
·
‘roti
yang kita pecah-pecahkan’ (ay 16).
Bandingkan dengan
Mat 26:26 & 1Kor 11:24 dimana terlihat dengan jelas bahwa
pemecahan roti dilakukan oleh Yesus di depan murid-muridNya (peserta Perjamuan
Kudus).
·
‘roti
adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita
semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu’ (ay 17).
Dari dua bagian ini, bisa
disimpulkan bahwa dalam Perjamuan Kudus:
a) Roti yang digunakan harus 1 buah!
Ini sesuatu yang penting,
karena itu merupakan simbol dari satu tubuh Kristus dan kesatuan jemaat /
gereja / orang kristen!
b) Pemecahan roti harus dilakukan di depan peserta Perjamuan Kudus.
Ini juga
merupakan sesuatu yang penting dan berarti, karena ini merupakan simbol dari
dihancurkannya tubuh Kristus untuk kita.
c) Penggunaan hosti, sekalipun merupakan
sesuatu yang praktis, jelas adalah sesuatu yang salah! Apa
sebabnya? Karena simbol dari kesatuan jemaat / tubuh Kristus, dan juga simbol
dari penghancuran tubuh Kristus, menjadi hilang dengan penggunaan hosti!
Charles Hodge: “The custom, therefore, of using a wafer placed unbroken
in the mouth of the communicant, leaves out an important significant element in
this sacrament” [= Karena itu, kebiasaan / tradisi
menggunakan hosti (biskuit kecil & tipis), yang diletakkan secara utuh di
dalam mulut dari peserta Perjamuan Kudus, menghapuskan suatu elemen berarti
yang penting dalam sakramen ini].
3) Minum anggur adalah persekutuan dengan
darah Kristus (ay 16a).
Makan roti
adalah persekutuan dengan tubuh Kristus (ay 16b).
a) Persekutuan dengan darah / tubuh Kristus
berarti mendapatkan manfaat dari darah Kristus / penghancuran tubuh
Kristus, yaitu pengampunan dosa.
b) Persekutuan dengan darah dan tubuh
Kristus artinya adalah persekutuan dengan Kristus.
Saya lebih
setuju dengan arti ke 2 ini, karena lebih sesuai dengan kontex [dalam kontex
ini Paulus ingin menunjukkan analogi antara makan persembahan berhala dan makan
/ minum dalam perjamuan kudus. Kalau makan / minum dalam Perjamuan Kudus
berarti bersekutu dengan Kristus, maka makan daging persembahan berhala berarti
bersekutu dengan roh jahat (ay 20-21)].
Dengan demikian, maka jelaslah
bahwa Perjamuan Kudus, bukanlah sekedar suatu peringatan akan kematian Kristus. Dalam Perjamuan Kudus itu, terjadi
persekutuan antara kita dengan Kristus!
4) Analogi antara persembahan berhala dan
perjamuan kudus, bukan terletak pada pengorbanan / sacrifice!
Perjamuan Kudus bukanlah suatu
pengorbanan / sacrifice! (Catatan:
Gereja Roma Katolik menganggap bahwa dalam Perjamuan Kudus, Kristus betul-betul
dikorbankan lagi).
Analoginya terletak pada
persekutuan! Jadi, pada saat makan persembahan berhala,
terjadi persekutuan dengan roh jahat, sedangkan pada waktu makan / minum
perjamuan kudus, terjadi persekutuan dengan Kristus.
1) ‘Bangsa
Disebut demikian untuk
membedakan dengan ‘
2) Ayat ini mengatakan bahwa orang
3) Ini merupakan suatu analogi yang lain.
Kalau tadi Paulus sudah
mengatakan bahwa orang yang makan / minum dalam perjamuan kudus mendapat
persekutuan dengan Kristus, maka sekarang ia menunjukkan bahwa orang Israel
dalam Perjanjian Lama yang makan persembahan kepada Allah mendapat persekutuan
dengan Allah. Kedua analogi ini tujuannya untuk menunjukkan
bahwa orang yang makan persembahan berhala mendapat persekutuan dengan roh
jahat (ay 20-21).
1) Paulus tak mau mereka menyimpulkan
ajarannya secara keliru. Karena mereka mungkin saja akan
berpikir: Kristus / Allah mempersekutukan diriNya dengan kita pada saat kita
makan perjamuan kudus / persembahan mezbah. Kalau dewa-dewa itu juga demikian,
berarti dewa-dewa itu memang ada!
Dalam 1Kor 8:4 Paulus
sudah mengatakan bahwa berhala / dewa itu tak ada (NIV: ‘an idol is nothing at all’). Sekarang, supaya mereka
tidak menarik kesimpulan yang keliru, ia menegaskan
sekali lagi bahwa berhala itu tidak ada / nothing
(ay 19-20a).
2) Karena berhala / dewa-dewa itu tidak ada
/ nothing, maka memberi persembahan
kepada dewa-dewa, dan makan persembahan itu, sama
dengan memberi persembahan kepada roh-roh jahat / bersekutu dengan roh-roh
jahat (ay 20).
Memang, pada
waktu mereka memberi persembahan, mereka tidak mempunyai maksud untuk
memberikannya kepada roh-roh jahat. Tetapi karena mereka tidak menyembah Allah
yang benar (ay 20 - ‘bukan kepada Allah’), maka pada
hakekatnya mereka tetap menyembah dan bersekutu dengan roh-roh jahat
(bandingkan dengan Ul 32:17).
Calvin: “They do not find that ‘middle place’ that
they are in search of, but Satan straightway presents himself to them, as an
object of adoration, whenever they have turned their back upon the true
God” (= Mereka tidak menemukan
‘tempat netral / tempat di tengah’ yang mereka cari, tetapi Setan
dengan segera memberikan dirinya sendiri kepada mereka sebagai suatu object
penyembahan, begitu mereka membelakangi Allah yang benar).
3) ‘roh
jahat’ (NIV: ‘demons’).
Kata Yunaninya adalah
DAIMONION, yang bisa diartikan bermacam-macam:
·
allah kelas 2, yang menjadi pengantara allah dan manusia.
·
allah / dewa (bdk. Kis 17:18,22).
·
roh jahat (kata ‘roh jahat’ dalam Ul 32:17, oleh
Septuaginta / LXX diterjemahkan DAIMONION).
Di sini, arti yang ketigalah yang harus diambil!
4) Setelah memberikan 2 buah analogi dalam
ay 16-18, maka sekarang Paulus mengatakan kepada mereka bahwa kalau mereka
makan persembahan berhala, maka mereka bersekutu dengan roh jahat (ay 20-21).
Karena itu, Paulus
melarang mereka untuk makan persembahan berhala dalam upacara agama orang
kafir.
Penerapan:
Orang kristen
jelas juga dilarang ikut selamatan.
5) Ay 21 jelas menentang syncretisme
(penggabungan 2 agama atau lebih).
Orang yang betul-betul percaya
dan ikut Kristus, dilarang untuk tetap memegang agamanya yang lama!
Orang yang mengaku percaya
kepada Kristus, tetapi masih mau memegangi agamanya yang lama, menunjukkan
bahwa ia merasa kurang aman kalau hanya percaya / ikut
Yesus. Ia merasa lebih aman kalau ia percaya / ikut
Yesus + agamanya yang lama. Ini jelas menunjukkan bahwa ia
tidak sungguh-sungguh beriman kepada Yesus!
6) Dasar dari semua larangan ini adalah:
Allah itu adalah Allah yang cemburu (ay 22)!
·
kecemburuan ini = pertanda cinta!
·
kecemburuan ini menyebabkan Allah ingin dinomorsatukan dan Ia tak ingin
mempunyai saingan dalam hidup kita (bdk. Kel 20:3 - ‘jangan ada allah lain di
hadapanKu’).
Kita perlu
selalu menyadari bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang cemburu. Ini akan
mencegah kita dari banyak tindakan yang bersifat kompromi, misalnya: tidak ke
gereja karena keluarga mengajak piknik / ada undangan pernikahan.
7) Ay 21: ‘cawan roh-roh jahat’.
Barnes’ Notes: “The custom of drinking toast at feasts and celebrations arose
from this practice of pouring out wine, or drinking in honour of the heathen
gods; and is a practice that partakes still of the nature of heathenism. It was
one of the abominations of heathenism to suppose that their gods would be
pleased with the intoxicating draught. Such a pouring out of a libation was
usually accompanied with a prayer to the idol god, that he would accept the
offering; that he would be propitious; and that he would grant the desire of
the worshipper. From that custom the habit of expressing a sentiment or
proposing a toast, uttered in drinking wine, has been derived. The toast or
sentiment which now usually accompanies the drinking of a glass in this manner,
if it mean anything, is now also a prayer: but to whom? to
the god of wine? to a heathen deity? Can it be
supposed that it is a prayer offered to the true God - the God of purity? Has
Jehovah directed that prayer should be offered to him in such a manner? Can it
be acceptable to him? Either the sentiment is unmeaning, or it is a prayer
offered to a heathen god, or it is a mocking of Jehovah; and in either
case it is improper and wicked” (= ).
Jadi, dalam kutipan itu
penulis itu mengatakan bahwa:
a) Dalam upacara penyembahan berhala,
orang-orang kafir itu biasanya meminum anggur sambil mengucapkan suatu doa kepada dewa mereka.
b) Dari kebiasaan itulah tradisi untuk mengadakan toast diturunkan.
c) Keinginan / wish yang diucapkan pada saat mengadakan toast itu, kalau memang ada artinya, juga merupakan suatu doa. Tetapi doa kepada siapa? Kepada dewa? Kepada Tuhan? Tuhan tidak pernah menyuruh
berdoa dengan cara seperti itu! Jadi, keinginan / wish tersebut, mempunyai beberapa
kemungkinan:
·
itu tak ada artinya.
·
itu adalah doa kepada dewa kafir.
·
itu adalah suatu ejekan bagi Tuhan.
Yang manapun
dari kemungkinan di atas yang benar, itu tetap merupakan sesuatu yang salah dan
jahat.
Saya mengutip kutipan ini
untuk menunjukkan bahwa kebiasaan mengadakan toast, berasal dari kebiasaan orang kafir pada waktu menyembah
berhala!
Bahwa saya mengutip kutipan
ini, tidak berarti bahwa saya menyetujui sepenuhnya apa
yang dikatakan oleh penulis itu!
Saya tidak
berani mengatakan bahwa mengadakan toast
adalah sesuatu yang salah dan jahat! Saya hanya beranggapan
bahwa itu adalah sesuatu yang sia-sia / tak berguna, dan sebaiknya dibuang
(bdk. ay 23!).
-AMIN-