Eksposisi
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Dalam bagian ini Paulus mengajarkan
tentang Perjamuan Kudus yang benar, baik pelaksanaannya maupun tujuannya.
1) Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan
Perjamuan Kudus:
a) Ay 23,24: Yesus mengambil roti
dan memecah-mecahkannya.
Apakah ini
merupakan hal yang mengikat bagi kita / harus kita lakukan? Ya, karena:
1. Hal ini diperintahkan (ay 24:
perbuatlah ini!).
2. Hal ini mempunyai arti:
·
roti = simbol tubuh Kristus.
·
pemecahan roti = simbol penghancuran tubuh Kristus.
Kesimpulan: dalam Perjamuan Kudus,
tidak boleh digunakan hosti, karena penggunaan hosti itu menghapuskan pemecahan
roti!
Barnes’ Notes: “It was not a wafer, such as the papists now use; but it
was the ordinary bread which was eaten on such occasions” (= itu bukanlah hosti, seperti yang sekarang dipakai oleh para
pengikut Paus / orang-orang Roma Katolik, tetapi roti biasa yang dipakai dalam
peristiwa-peristiwa seperti itu).
Pulpit Commentary: “The ‘broken’ is nevertheless involved in the
‘he brake it,’ which was a part of the ceremony as originally
illustrated. The breaking of the bread ought not, therefore, to be
abandoned, as in the case when ‘wafers’ are used” (= kata ‘broken / dipecahkan’ bagaimanapun sudah
termasuk dalam ‘he brake it / Ia memecah-mecahkannya’, yang
merupakan sebagian dari upacara aslinya. Karena itu, pemecahan roti tidak
seharusnya dibuang, seperti dalam kasus dimana digunakan hosti).
Komentar ini diberikan
berdasarkan ay 24 dalam KJV yang berbunyi: “And when he had given thanks, he brake it, and said, Take,
eat: this is my body, which is broken for you: this do in
remembrance of me” (= dan setelah Ia mengucap syukur, Ia
memecah-mecahkannya, dan berkata: Ambillah, makanlah: ini adalah
tubuhKu, yang dipecahkan bagi kamu: lakukanlah ini untuk mengingat Aku).
Catatan:
¨
Kata-kata ‘Take,
eat’ dan ‘broken’
bisa ada dalam KJV, karena KJV menterjemahkan dari manuscript yang menambahkan
bagian ini. Jadi kata-kata itu sebetulnya tidak ada dalam manuscript
aslinya.
¨
Tetapi kata-kata ‘he
brake it’ tidak merupakan penambahan!
b)
1. Ay 24: ‘sesudah itu Ia
mengucap syukur atasnya’.
NIV: ‘when he had given thanks’ (= setelah Ia mengucap syukur).
Kata-kata ‘he had given thanks’ itu, bahasa Yunaninya adalah
EU-CHARISTESAS (= having given thanks).
Dari kata Yunani inilah lalu diturunkan kata Eucharist. Dari pengertian
tentang asal usul kata itu, maka jelaslah bahwa adalah salah kalau kata Eucharist itu digunakan untuk menunjuk
pada seluruh Perjamuan Kudus!
2. Apakah pengucapan syukur yang Yesus
lakukan itu mengikat atau tidak? Saya condong untuk berkata: Ya!
Alasannya:
·
·
hal itu selalu ditonjolkan dalam bagian-bagian yang menceritakan
Perjamuan Kudus yang pertama itu (Mat 26:26,27 Mark 14:22-23
Luk 22:17,19 1Kor 11:24,25).
3. Yesus melakukan pengucapan syukur 2 x
(sebelum roti maupun anggur).
Ay 25: ‘demikian
juga’ (bdk. Luk22:20).
NIV/RSV/NASB: ‘in the same way’ (= dalam cara yang sama).
KJV: ‘after the same manner’ (= menurut cara
yang sama).
Artinya: Ia
memperlakukan cawan sama seperti Ia memperlakukan roti, yaitu: Ia mengucap
berkat / syukur lebih dulu (bdk. Mat 26:26-27).
Kebanyakan
gereja menggabungkan kedua pengucapan syukur ini menjadi satu dan dilakukan
sebelum makan roti. Tetapi ada juga gereja yang mempertahankan 2
x pengucapan syukur ini.
c) Ay 24: ‘Inilah tubuhKu’.
Yang dimaksud dengan
‘ini’ jelas adalah roti yang sedang Ia
pegang. Dari bagian ini, orang Roma Katolik menemukan doktrin Transubstantiation / a change of substance
(= perubahan zat). Doktrin ini mengatakan bahwa pada waktu Perjamuan Kudus itu
dilakukan, roti & anggur betul-betul berubah menjadi tubuh & darah
Kristus, tetapi ‘accidents’nya
(warna, rasa, bau, bentuk) tetap sama. Kalau doktrin
ini benar, ini berarti bahwa setiap kali diadakan Perjamuan Kudus, Kristus
dikorbankan lagi! (bdk. Ibr 9:28).
Orang
Lutheran menganggap bahwa roti dan anggur tetap adalah roti dan anggur, tetapi
Yesus hadir secara jasmani di dalam, di atas, di bawah, di samping
roti dan anggur itu.
Orang Calvinist / Reformed
menganggap:
1. Roti & anggur hanya merupakan simbol
dari tubuh & darah Kristus.
Jadi, pada waktu Yesus berkata
‘Inilah tubuhKu’, maka artinya sama seperti pada waktu Yesus
berkata ‘Akulah pintu’, ‘Akulah pokok anggur yang
benar’ dsb.
2. Dalam Perjamuan Kudus, Kristus hadir secara
rohani, bukan secara jasmani. Tubuh jasmani Kristus ada di surga dan tubuh
jasmani Kristus itu tidak maha ada!
d) Ay 25 salah terjemahan! Kata ‘dimeteraikan’ sebetulnya tidak ada.
Ay 25 (NIV): “this cup is the
new covenant in my blood” (= cawan ini adalah perjanjian baru dalam
darahKu).
1. Bagian ini berhubungan dengan
Kel 24:8 dimana darah dipakai untuk mengesahkan perjanjian. Di sini disebut ‘perjanjian baru’, karena
dibandingkan dengan perjanjian dalam Kel 24:8 itu.
2. Sebetulnya, dalam Perjamuan Kudus, yang
ditekankan tentu bukan cawannya, tetapi anggurnya! Alasannya:
·
bdk. Mat 26:27: ‘minumlah dari cawan ini’.
·
Anggurnyalah, dan bukan cawannya, yang mempunyai arti simbolis sebagai
darah Kristus!
Karena itu
dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus, cawan boleh saja digantikan dengan botol,
gelas, dsb.
e) Ay 26: ‘makan roti dan minum cawan’.
Dalam Perjamuan Kudus, kita
harus melakukan kedua hal ini!
Gereja Roma
Katolik hanya membagikan roti kepada jemaat, sedang anggur / cawannya ditahan
untuk pastornya saja. Alasannya adalah: roti yang dibagikan adalah tubuh Kristus,
sehingga darah sudah termasuk di dalamnya
Apapun alasannya, jelas ini
merupakan sesuatu praktek yang menyimpang dari Kitab Suci!
2) Tujuan Perjamuan Kudus:
a) Untuk memperingati kematian Kristus untuk kita (ay 24,25).
Mengingat akan
kematian Kristus bagi kita adalah sesuatu yang sangat penting. Hal ini
bisa menolong kita:
·
pada saat kita merasa / menganggap bahwa Allah tidak mengasihi kita
(bdk. Ro 5:8).
·
pada saat kita mengutamakan sesuatu / seseorang lebih dari Tuhan.
·
pada saat kita segan berkorban, menyangkal diri, memikul salib, dsb.
·
pada saat kita kikir dalam memberi persembahan.
·
pada saat kita mundur / suam, malas melayani, berdoa, belajar Firman
Tuhan, dsb.
·
pada saat kita kurang berjuang dalam mengalahkan dosa (bdk. Ibr
12:3-4).
Tetapi Tuhan tahu bahwa kita
cenderung untuk melupakan kasihNya, dan karena itu, Tuhan menyuruh kita untuk
melakukan Perjamuan Kudus supaya melalui Perjamuan Kudus itu, kita selalu ingat
akan kematian Kristus bagi kita!
b) Untuk memberitakan kematian Kristus (ay 26).
Tuhan memerintahkan orang
Israel dalam Perjanjian Lama untuk merayakan Paskah (hari keluarnya mereka
dari Mesir), supaya kalau ada orang asing / kafir atau anak-anak mereka yang
bertanya tentang arti dari Perjamuan Paskah itu, maka mereka bisa menceritakan
tentang kebaikan Tuhan yang telah mengeluarkan / membebaskan mereka dari Mesir
(Kel 12:26-27 13:8).
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan
menyuruh kita mengadakan Perjamuan Kudus, juga dengan tujuan untuk memberitakan
sesuatu, tetapi sesuatu itu bukan pembebasan dari Mesir, melainkan
kematian Kristus bagi kita! Pasti akan sering muncul pertanyaan
dari orang kafir / anak-anak tentang Perjamuan Kudus, dan itu merupakan
kesempatan bagi kita untuk memberitakan kematian Kristus! Gunakanlah
kesempatan itu!
1) Ay 27: ‘dengan cara
yang tidak layak’.
NIV/RSV/NASB: ‘in an unworthy manner’ (=
dengan cara yang tidak layak).
KJV: ‘unworthily’ (= dengan tidak layak).
Kata ‘tidak layak’
dalam ay 27 ini tidak menunjuk kepada orang yang ikut Perjamuan
Kudus itu, tetapi menunjuk pada cara mengikuti /
melakukan Perjamuan Kudus!
Kita bisa mengetahui hal itu,
karena kata Yunani yang dipakai, yaitu ANAXIOS, adalah suatu adverb / kata keterangan (NB: kata
keterangan tak mungkin menerangkan kata benda / orang). Karena itu, sekalipun
semua terjemahan di atas sebetulnya artinya sama,
tetapi yang menterjemahkan secara paling tepat adalah KJV, karena KJV
menterjemahkannya dalam bentuk kata keterangan.
Contoh-contoh tentang cara yang tidak layak dalam mengikuti Perjamuan Kudus:
·
mencampur Perjamuan Kudus dengan Perjamuan Kasih seperti yang dilakukan
orang Korintus.
·
asal ikut (tanpa mengerti tujuannya, tanpa merenungkan kematian
Kristus dsb).
·
tak adanya keseriusan, rasa hormat dan khidmat (membuat roti dan
anggur sebagai bahan untuk bergurau, memberikannya kepada anak-anak yang
untuk mainan atau sekedar untuk menenangkan anak yang rewel dsb).
·
tak melakukannya dengan tujuan seperti yang Tuhan kehendaki.
·
melakukannya dengan cara yang salah, seperti dengan menggunakan hosti,
menahan cawan hanya untuk hamba Tuhan, atau dengan menyembah roti dan anggur
itu!
Kalau saudara sering melakukan
hal-hal ini, baca sekali lagi ay 27 ini! Saudara berdosa terhadap tubuh
dan darah Tuhan!
2) Ay 28: ‘menguji diri’.
Kalau ay 27 mempersoalkan
cara mengikuti Perjamuan Kudus, maka ay 28
mempersoalkan diri / orang yang mengikuti Perjamuan Kudus itu!
Yang harus diuji adalah:
a) Imannya, yaitu apakah ia
betul-betul percaya kepada Yesus (bdk. 2Kor 13:5).
b) Kehidupannya, yaitu apakah ia secara sadar dan sengaja memegangi dosa tertentu atau
tidak! Kalau ya, maka orang itu tidak berhak ikut Perjamuan Kudus!
Mengapa
demikian? Ingatlah bahwa Perjamuan Kudus juga merupakan persekutuan antara
pengikut Perjamuan Kudus itu dengan Tuhan (1Kor 10:16). Sedangkan dosa yang dipertahankan jelas menghalangi / merusak
persekutuan itu (bdk. Yes 59:1-2)!
Disamping itu, Kitab Suci
mengajar bahwa dosa menyebabkan:
·
doa kita tidak didengar oleh Tuhan (Yes 59:1-2 Maz 66:18
Amsal 28:9 Yes 1:15).
·
persembahan kita tidak diterima oleh Tuhan (Mat 5:23-24
Yes 1:10-14).
·
kita tidak layak datang ke rumah Tuhan (Maz 24:3-4
Yes 1:12).
Kalau adanya dosa yang
dipertahankan menyebabkan seseorang tidak layak untuk berdoa, memberi
persembahan, ataupun berbakti / datang ke rumah Tuhan, maka adalah sesuatu
yang aneh kalau orang yang mempertahankan dosa itu dianggap layak untuk
mengikuti Perjamuan Kudus!
c) Baptisan.
Banyak orang
mempersoalkan apakah baptisan merupakan persyaratan mengikuti Perjamuan Kudus
atau tidak.
Memang Kitab Suci tidak secara explicit memberikan persyaratan ini, tetapi
pertimbangkanlah hal-hal ini:
·
baptisan merupakan pengalaman / aktivitas pertama dalam kekristenan.
·
baptisan merupakan sakramen 1 dalam Perjanjian Baru karena baptisan menggantikan
sunat yang merupakan sakramen 1 dalam Perjanjian Lama. Sedangkan Perjamuan
Kudus merupakan sakramen 2 dalam Perjanjian Baru, karena Perjamuan Kudus
menggantikan Perjamuan Paskah yang merupakan sakramen 2 dalam Perjanjian Lama.
·
dalam Perjanjian Lama, orang yang belum disunat, dilarang mengikuti
Perjamuan Paskah (Kel 12:44,48).
Karena itu,
saya mengambil kesimpulan bahwa baptisan harus merupakan persyaratan dalam
mengikuti Perjamuan Kudus. Dengan kata lain, orang yang belum
dibaptis tidak boleh mengikuti Perjamuan Kudus.
3) Ay 29: ‘tanpa mengakui tubuh
Tuhan’.
a) ‘tubuh Tuhan’ = gereja.
Alasannya: dalam sepanjang
kontex ini tubuh dan darah, roti dan anggur, makan dan minum selalu ada
bersama-sama
Tetapi di
sini, hanya ada istilah ‘tubuh’, dan tak ada istilah
‘darah’. Karena itu, ‘tubuh’ di sini dianggap menunjuk pada
gereja
Jadi artinya: orang itu ikut
Perjamuan Kudus tanpa menyadari kesatuan gereja!
b) Kitab Suci
NIV: ‘recognizing’ (= mengenali).
RSV/KJV: ‘discerning’ (= mengenali perbedaannya).
NASB: ‘judge ... rightly’ (= menilai dengan benar).
Kata
Yunaninya adalah DIAKRINO, yang berarti memisahkan / membedakan.
Berdasarkan pengertian
ini, lalu ditafsirkan bahwa orang itu ikut Perjamuan Kudus tanpa membedakan
roti Perjamuan Kudus dengan makanan biasa (jadi ini menyerang praktek orang
Korintus yang mencampur Perjamuan Kudus dengan Perjamuan Kasih).
Yang manapun dari 2 tafsiran
ini yang benar, ini jelas termasuk mengikuti Perjamuan Kudus dengan cara yang tak layak.
4) Ay 30: ‘meninggal’.
Lit:
‘tidur’.
·
betul-betul mati.
·
sekarat.
Kalau orang itu sampai dihukum
mati oleh Tuhan, saya berpendapat bahwa orang itu adalah orang Kristen KTP! Karena bagi anak-anakNya, Tuhan mendidik (bdk. ay 32).
Dan hukuman mati itu jelas tak mendidik bagi orang itu!
5) Ay 32: ‘kalau kita menerima
hukuman’.
a) NIV/NASB: ‘when we
are judged’ (= pada waktu kita dihakimi).
Juga ay 29 sebetulnya
bukan ‘hukuman’
NIV/NASB: ‘judgment’ (= penghakiman).
b) Bdk. Ibr 12:5-11.
Tuhan memang
sering (tidak selalu, dan pasti tidak untuk selama-lamanya!) membiar-biarkan
orang kafir pada saat mereka berbuat dosa / hidup dalam dosa. Tetapi untuk anak-anakNya,
Tuhan bersikap lain! Kalau anakNya berbuat dosa, Tuhan menghajar! Karena itu,
janganlah berani berbuat dosa hanya karena saudara melihat ada orang lain
berbuat dosa dan ‘dibiarkan’ oleh Tuhan!
c) Ayat ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa kita (orang kristen yang sejati)
tidak mungkin bisa dihukum dengan dunia! Tuhan bekerja sedemikian rupa sehingga
kita terhindar dari hal itu! bdk. Ro 8:1.
1) Harus menunggu seorang terhadap yang
lain! (ay 33).
2) Pisahkan Perjamuan Kudus dengan makan
biasa! (ay 34).
-AMIN-