Pembahasan mengenai Ajaran
Andereas Samudera tentang Dunia Orang Mati
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
a) Andereas
Samudera jelas adalah orang dari kalangan Kharismatik, dan kelihatannya pro
pada Toronto Blessing dan pada ajaran / praktek ‘tumbang dalam roh’.
Andereas Samudera:
“Pengalaman
pertama dengan urapan kuasa Roh Kudus saya terima ketika Penginjil Charles W. Doss
datang ke Indonesia kedua kalinya yakni kira-kira bulan Juli tahun 1984. Saya
mengalami rebah dalam Roh oleh penumpangan tangan beliau. Setelah itu
urapan Allah yang kuat menyatakan diri dalam setiap pelayanan saya. Orang-orang
rebah dalam Roh dan masuk ke alam roh. Beberapa dari mereka naik kesurga
dan menyaksikan tahta Allah dan terang yang besar disana, melihat
malaikat-malaikat surgawi, mulai menari dan tertawa dalam roh. Kemudian
datanglah Pdt. Win Worley ke Indonesia membawa urapan api dan memulai pelayanan
pelepasan yang amat banyak ditentang oleh hamba-hamba Tuhan pada waktu itu.
Dari buku-buku dan perjumpaan pribadi dengan beliau saya belajar banyak
menghadapi dunia setan-setan. Kemudian Penginjil Joseph Poppell datang ke
Indonesia tahun 1987 mentransfer pelayanan kesembuhan mujizat dalam
pelayanan saya. Banyak sekali pengalaman dalam dunia roh yang mendorong saya
untuk bertanya terus menerus kepada Roh Kudus tentang dasar Firmannya. Dan Ia
selalu menjawab dan menerangkan segala sesuatu yang saya tanyakan!
... Sebelum Pdt. Win Worley
datang ke Indonesia, hamba-hamba Tuhan di Indonesia tentu telah banyak kali
terlibat dalam pelayanan pengusiran setan-setan. Saya sendiri telah belajar
melakukan pelayanan pengusiran setan sejak mula-mula memasuki lingkungan
kharismatik pada tahun 1970. Tapi saya ingat waktu itu orang mengusir satu
setan saja butuh waktu berjam-jam, atau kadangkala berhari-hari. Itupun harus
didukung oleh satu tim yang berdoa dan berpuasa. Ketika Win Worley datang, ia
mentransfer urapan Roh Kudus yang khas, yakni jenis urapan yang membuat
roh-roh bermanifestasi dengan mudah, dan pengetahuan yang lebih lengkap tentang
otoritas orang beriman terhadap kuasa kegelapan, hingga pelayanan pengusiran
setan yang kemudian lebih populer disebut dengan nama ‘pelayanan pelepasan’ ini
menjadi sangat mudah. Hanya dalam beberapa jam seseorang dapat dibebaskan dari
kuasa-kuasa kegelapan lebih banyak dari pada dahulu. Kuncinya adalah urapan dan
pengetahuan tentang kebenaran Alkitab. ...
Pengurapan Roh Kudus
membimbing hamba-hamba Tuhan memasuki realita dunia Roh dengan sangat nyata
karena manifestasi-manifestasi roh jahat melalui orang-orang yang dilayani.
Bersamaan dengan itu realita hadirnya malaikat-malaikat Tuhan juga makin nyata.
Tentu saja setiap pengalaman baru disertai dengan hal-hal ekstrim dan
menghasilkan ekses-ekses” - ‘Dunia
Orang Mati’, hal 11-13.
Komentar saya:
·
‘Tumbang dalam roh’
maupun ‘tertawa
dan menari dalam Roh’ (Toronto Blessing)
jelas merupakan pekerjaan kuasa gelap! Orang-orang yang pro pada Toronto
Blessing harus menjawab pertanyaan ini: kalau Toronto Blessing memang
merupakan pekerjaan Tuhan, mengapa sekarang boleh dikatakan musnah?
Kalau saudara mau tahu lebih jelas tentang Toronto
Blessing bacalah buku saya yang berjudul ‘Toronto
Blessing: Alkitabiahkah?’.
·
Karunia tidak bisa
ditransfer! Dasarnya adalah:
*
1Kor 7:7 dimana Paulus
berkata: “Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua
orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang
khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu”.
*
1Kor 12:11
- “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan
yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti
yang dikehendakiNya”.
*
1Kor 12:18
- “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota,
masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang
dikehendakiNya”.
*
Ro 12:4-8
- “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai
banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi
kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah
kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita
melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita
melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia
untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu,
hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita”.
Ayat-ayat di atas ini menunjukkan
bahwa pemberian karunia yang berbeda-beda untuk setiap orang itu dilakukan oleh
Tuhan sesuai kehendakNya, dan tidak bisa diatur sesuai kehendak
orangnya. Yang harus kita lakukan bukanlah mencari karunia yang tidak kita
miliki, tetapi menggunakan karunia yang kita miliki, atau melayani sesuai
dengan karunia yang ada pada kita, seperti yang ditekankan Ro 12:4-8 di
atas.
·
Urapan roh juga tidak bisa
ditransfer. Makin seseorang menguduskan dirinya, makin ia diurapi oleh Roh
Kudus, dan ini tidak mungkin ditransfer kepada orang lain.
·
Mengapa ‘setiap pengalaman baru
tentu disertai dengan hal-hal ekstrim dan menghasilkan ekses-ekses’? Mengapa dalam Kis 2, rasul-rasul bisa mengalami
pencurahan dan kepenuhan Roh Kudus yang disertai dengan bahasa roh, yang
sekalipun merupakan pengalaman baru bagi mereka, tetapi tidak mengalami hal-hal
extrim dan tidak menghasilkan ekses-ekses? Mungkinkah karena itu berhubungan
dengan roh yang lain (bdk. 2Kor 11:4)?
b) Penekanan
‘pengalaman’ dalam kepercayaan, ajaran maupun prakteknya.
Dalam bagian-bagian tertentu dari bukunya yang berjudul ‘Dunia Orang Mati’, ia berkata bahwa Kitab Suci itu penting, dan bahwa pengalaman
tidak boleh diajarkan kecuali didukung oleh ayat-ayat Kitab Suci, seperti dalam
kutipan-kutipan di bawah ini:
·
Andereas Samudera: “Banyak sekali pengalaman dalam dunia roh yang mendorong saya
untuk bertanya terus menerus kepada Roh Kudus tentang dasar Firmannya” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 12.
·
Andereas Samudera: “Antara Firman Tuhan atau dasar alkitabiah dan pengalaman harus
ada keseimbangan. Yang saya maksud adalah bahwa setiap doktrin atau ajaran
tentang suatu kebenaran, harus disertai pengalaman yang nyata atau demonstrasi
oleh kuasa Roh Kudus. Pengajaran yang tanpa disertai manifestasi Roh Kudus
selalu akan menjadi ajaran kering dan mati yang membosankan karena tak riil dan
tak dapat dipraktekkan oleh orang beriman.
1Kor 14:20 - Sebab
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
Banyak komentar negatif
yang cenderung mengingkari gunanya suatu pengalaman pribadi dengan Roh Kudus
untuk menolak pengajaran-pengajaran baru yang muncul akhir-akhir ini. Ungkapan
ini populer sekali sekarang: ‘Tidak boleh menjadikan pengalaman pribadi sebagai
dasar suatu pengajaran!’ Ungkapan ini tak salah, bahkan saya setuju sekali!
Hanya kecenderungan takut bahwa pengalaman pribadi itu selalu sesat, ini tak
dapat saya terima. Sebaliknya bila seseorang menemukan suatu kebenaran
Alkitab, seharusnya ia belum boleh mengajarkannya kepada orang lain sebelum
orang itu sendiri mengalami apa yang diajarkannya, atau setidak-tidaknya
didukung oleh pengalaman-pengalaman orang lain. Bila tidak, ajaran itu akan menjadi
teoritis saja. Pengajaran Alkitab tanpa dukungan pengalaman adalah
pengajaran teoritis yang cenderung tersesat ke dalam interpretasi-interpretasi
akal manusia yang menyesatkan. Sebaliknya juga pengajaran-pengajaran yang hanya
berdasar pada pengalaman-pengalaman pribadi tanpa didukung kebenaran atau
ayat-ayat Alkitab yang tepat juga sangat berbahaya karena setan-setan dapat
menyesatkan melalui manifestasi-manifestasinya. Harus ada keseimbangan antara
Firman dan pengalaman dengan Roh Kudus” - ‘Dunia
Orang Mati’, hal 15-16.
Komentar saya:
adalah suatu omong kosong untuk mengatakan bahwa suatu pengajaran dari Alkitab
baru boleh diajarkan setelah orangnya mengalaminya, karena kalau tidak maka itu
hanya merupakan suatu pengajaran teoritis yang menyesatkan. Kalau demikian
bagaimana misalnya dengan:
*
ajaran tentang mengasihi
Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran (Mat 22:37)? Saya yakin tidak
ada orang yang bisa mengalami kebenaran ini secara sempurna. Jadi, apakah kita
tidak boleh mengajarkannya?
*
ayat-ayat Kitab Suci
tentang surga dan neraka. Siapa orang yang masih hidup yang pernah
mengalaminya? Jadi, apakah itu semua tidak boleh diajarkan?
·
Andereas Samudera: “2Korintus 13:1 - Ini
adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua
atau tiga orang saksi suatu perkara sah.
Saya setuju dengan Kenneth
Hagin yang mengajar orang Kristen tentang iman, bahwa setiap kebenaran Alkitab
harus didukung oleh dua atau tiga saksi baru sah untuk diajarkan. Suatu pengalaman pribadi
dengan Roh Kudus seringkali menuntun kita masuk ke dalam suatu kebenaran baru
yang hendak dinyatakan oleh Roh Kudus kepada GerejaNya. ... ... Tapi tiap
pengalaman itu harus didukung oleh dua atau tiga ayat yang tepat dari Alkitab,
baru dapat diajarkan dengan sah. ...
Walau begitu kita tetap harus berpegang, sedikitnya harus ada dua
atau tiga ayat yang mendukung suatu pengalaman agar dapat diajarkan kepada
orang lain. Ini adalah double atau triple precision namanya. Prinsip itu
juga yang saya anut dengan ketat selama ini” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 16-17.
Tetapi kalau kita membaca bukunya dengan teliti sambil
memperhatikan persoalan ini, maka terlihat jelas bahwa Andereas Samudera adalah
orang yang tidak terlalu mempedulikan Kitab Suci dan sangat menekankan pengalaman
sebagai dasar kepercayaan maupun ajaran dan praktek-praktek yang ia lakukan.
Ini terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini:
¨ Andereas Samudera:
“Buku ini
ditulis setelah bertahun-tahun saya mengalami pengalaman-pengalaman dengan
urapan kuasa Roh Kudus. Pada mulanya saya enggan menuangkan seluruh
pengalaman tentang dunia orang mati ke dalam bentuk sebuah buku, karena
saya tahu betul ini akan lebih menambah besarnya reaksi dari kalangan orang
percaya di mana-mana” - ‘Dunia Orang
Mati’, hal 6.
Ia sendiri yang mengatakan bahwa bukunya ini merupakan
pengalamannya!
¨ Andereas Samudera:
“Roh-roh
berbentuk binatang” - ‘Dunia Orang
Mati’, hal 8.
Pertanyaan saya:
ini betul-betul sepenuhnya berdasarkan pengalaman, karena mana dasar Kitab Suci
tentang adanya ‘roh-roh
berbentuk binatang’?
¨ Andereas Samudera:
“Pengalaman
pertama dengan urapan kuasa Roh Kudus saya terima ketika Penginjil Charles
W. Doss datang ke Indonesia kedua kalinya yakni kira-kira bulan Juli tahun
1984. Saya mengalami rebah dalam Roh oleh penumpangan tangan beliau” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 11.
Pertanyaan saya:
dimana dalam Kitab Suci ada ayat yang menunjukkan adanya orang kristen yang
sejati yang bisa rebah oleh karena penumpangan tangan seorang hamba Tuhan?
¨ Andereas Samudera:
“Tentu saja
setiap pengalaman baru disertai dengan hal-hal ekstrim dan menghasilkan
ekses-ekses” - ‘Dunia Orang Mati’, hal
11-13.
Pertanyaan saya:
mana 2 atau 3 ayat yang menunjukkan bahwa setiap pengalaman baru pasti disertai
dengan hal-hal extrim dan menghasilkan ekses-ekses?
¨ Andereas Samudera:
“Tanpa mengalami
pengurapan Roh Kudus, anda tak akan memahami dunia orang mati dan alam roh
lainnya ... Kuncinya adalah pengenalan dan pengalaman dengan pengurapan
kuasa Roh Kudus. Alam roh hanya dapat dimengerti oleh mereka yang telah
terbiasa berkecimpung di dunia roh. Sama seperti hal menyelam dan
berenang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang terjun ke kolam renang,
sungai atau laut, tetapi tak akan dipahami atau dimengerti oleh mereka yang
masih terus berada di darat saja” -
‘Dunia Orang Mati’, hal 10-11.
Komentar saya: Ini
lagi-lagi menekankan pengalaman tanpa dasar Kitab Suci. Ia hanya mengajar
berdasarkan suatu ilustrasi tentang orang berenang, tetapi tidak memberi dasar Kitab
Suci.
¨ Andereas Samudera:
“Seorang
ibu yang banyak menderita karena kemiskinan dan beranak banyak, datang dalam
pelayanan pelepasan yang kami adakan setiap hari Jumat. Ini terjadi kira-kira
pada tahun 1986, sesudah Pdt. Win Worley datang ke Indonesia pertama kalinya.
Ibu ini dahulu sering pergi ke dukun-dukun dan kelenteng-kelenteng. Terlebih
pula ia sering jadi medium untuk mengundang arwah-arwah dan memberi petunjuk
dan ramalan-ramalan dalam keadaan seperti itu. Setelah banyak roh dukun dan
kelenteng kami usir keluar, disertai manifestasi batuk-batuk atau
muntah-muntah, tiba-tiba ketika saya terus membakar dalam roh agar
roh-roh yang bersembunyi itu keluar dari jiwanya, ada suara anak kecil yang
berbicara:
‘Oom, saya jangan dibakar,
saya bukan setan’
‘Siapa kamu?’
‘Saya anaknya mama ini.’
‘Kamu sudah mati?’
‘Iya, saya mati waktu masih
kecil!’
‘Mengapa kamu ada disini?
Bukankah kamu seharusnya ada di surga?’
Terus terang saya hanya mencoba-coba
bertanya berdasarkan kesaksian Marietta Davis, bahwa anak-anak yang mati di
bawah umur dibawa kesurga dan diberi tempat khusus untuk membesarkan dan
mendidik mereka disana. Tetapi roh itu menjawab:
‘Betul oom, saya
disekolahkan disana, seperti sekolah minggu’
‘Mengapa engkau ada disini?’
‘Oma saya datang mengajak
saya menengok mama karena mama hidupnya sangat menderita!’
‘Tapi kamu tak boleh
lama-lama disini, kamu harus segera balik kesurga, kalau tidak kamu akan
dihukum Tuhan Yesus.’
‘Ya, ya, oom, saya mau
kembali kesana, sudah ya, saya pergi, daag ...’ dan keluarlah roh anak itu dari
tubuh ibunya dengan mudah, tanpa muntah tetapi roboh ke lantai. Sesudah itu
saya keluarkan juga roh kakek, nenek dan beberapa roh yang lain” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 18-19.
Pertanyaan saya:
1. Mana
2 atau 3 ayat untuk mendukung:
*
pandangan / praktek ‘membakar dalam roh’ untuk mengeluarkan roh jahat itu?
*
kata-kata Marrietta Davis
bahwa ‘anak-anak
yang mati di bawah umur dibawa kesurga dan diberi tempat khusus untuk
membesarkan dan mendidik mereka disana’?
Ini bukan hanya tidak mempunyai dasar Kitab Suci apapun, tetapi bahkan
bertentangan dengan kata-kata ‘roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna’ dalam Ibr 12:23, yang menunjukkan bahwa pada saat mati
atau sesaat setelah mati orang benar itu disempurnakan. Jadi adalah omong
kosong bahwa anak kecil yang sudah mati dan yang masuk ke surga itu masih harus
dibesarkan dan disekolahkan / dididik di sana.
*
kata-kata bahwa di surga
ada Sekolah Minggu? Bandingkan dengan Wah 21:22 - “Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan
Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu”.
2. Kalau
anak itu masuk surga, berarti ia pasti orang percaya. Lalu bagaimana Andereas
Samudera bisa mengancamnya dengan kata-kata: ‘kamu tak boleh lama-lama disini, kamu harus
segera balik kesurga, kalau tidak kamu akan dihukum Tuhan Yesus’. Apakah Andereas Samudera tidak pernah membaca Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di
dalam Kristus Yesus”?
¨ Andereas Samudera:
“Saya
pernah melayani seorang ibu muda yang hampir meninggal karena terkena kanker di
lidahnya. Saat ia sedang koma saya datang dan mendengar ia merintih terus
menerus sambil memanggil ayahnya yang sudah meninggal. Kata ibunya ia tak
berhenti-henti menyebut papanya selama dua malam terus menerus. ‘Pah, papah,
... saya mau ikut, pah!’ Saya sadar ia telah berada dekat sekali dengan alam
maut dan melihat roh ayahnya. Kemudian saya berdoa: ‘Tuhan Yesus, Engkau
yang dahulu pernah turun melintasi segala langit sampai ke dunia orang mati,
saya mohon Engkau sekali lagi turun ke alam maut dan membawa roh saudari ini
naik ke atas, ke dunia orang hidup.’ Setelah doa ini, ia berhenti
memanggil-manggil ayahnya. Kemudian saya meneruskan: ‘Tuhan bawa dia naik terus
ke hadapan hadiratMu. Dengan segera ia mengalami perubahan dan berkata: ‘Tuhan
Yesus ..., oh Tuhan Yesus, saya mau ikut Engkau!’ Rupanya ia mengalami
perubahan tingkat, dari alam maut naik ke dunia orang hidup, lalu naik terus
sampai ke hadirat Tuhan, setelah saya doakan. Tak lama kemudian ibu itu
meninggal dengan tenang” - ‘Dunia Orang
Mati’, hal 40-41.
Komentar saya: Doa
maupun kesimpulan yang dibuat oleh Andereas Samudera bukan hanya sangat tidak
Alkitabiah / tidak ada dasar Kitab Sucinya, tetapi juga tidak masuk akal. Coba
pikirkan hal-hal ini:
*
ibu muda itu belum mati,
bagaimana ia bisa ‘berada dekat sekali dengan alam maut’? Kalau rohnya sudah dekat sekali dengan alam maut, maka
jelas bahwa rohnya sudah tidak ada dalam tubuhnya, dan itu berarti bahwa ia
sudah mati. Kalau ia masih hidup, itu berarti rohnya masih ada dalam tubuhnya
dan tidak mungkin berada dekat sekali dengan alam maut.
*
ibu muda itu orang percaya
atau tidak? Kalau ia orang percaya, ia pasti pergi ke surga, dan bukannya pergi
ke alam maut / Hades. Andereas Samudera sendiri mengatakan bahwa sejak kematian
Tuhan Yesus di atas kayu salib, maka orang yang percaya yang mati tidak turun
ke Hades, tetapi langsung dibawa oleh malaikat ke atas, ke pangkuan Abraham
(‘Dunia Orang Mati’, hal 41). Kalau ia bukan orang percaya, maka bagaimana
mungkin hanya dengan didoakan ia lalu bisa pindah ke surga? Perhatikan bahwa
berbeda dengan kasus-kasus lain yang ia ceritakan (lihat point no 2 dibawah
tentang ‘Ajaran Andereas Samudera’), maka di sini Andereas Samudera tidak
memberitakan Injil kepada ibu muda itu.
¨ Andereas Samudera:
“Perhatikan
apa yang diceritakan oleh John G. Lake dalam salah satu khotbahnya: Sebuah Alegori dari Beelzebul waktu kematian
Kristus.
Bolehkah saya menyampaikan
sesuatu yang saya baca dalam buku Apokrif Perjanjian Baru kepada anda?
Buku-buku ini telah diajukan dalam sidang di Nicea, tetapi tidak diterima.
Namun ada sesuatu yang menarik di dalamnya. Mungkin ini hanya sebuah alegori
(gambaran), tetapi di dalam Kitab Nikodemus ada kisah seperti ini:
Setelah penyaliban Tuhan
Yesus, anda ingat salah satu mujizat yang tercatat terjadi pada saat penyaliban
itu, yaitu banyak orang-orang suci yang telah mati bangkit dari kubur dan
muncul di kota Kudus. Bukan sedikit, tetapi banyak. Ada beberapa dari mereka
yang dikenal oleh imam besar hingga dua orang di antaranya dibawa oleh imam besar
ke rumah sembahyang dan diperiksa tentang kehadiran mereka dan ditanyai tentang
apa yang terjadi di alam maut sana waktu Kristus disalibkan. Lalu mereka mulai
menceritakan sebaik-baiknya apa yang mereka lihat di sana. Di alam maut telah
tersiar berita bahwa Kristus akan disalibkan dan akan dibawa turun ke daerah
itu. Ada sukacita besar terjadi di antara orang-orang suci itu.
Yesaya berkata, ‘Bukankah
sudah kukatakan demikian?’.
‘Bukankah aku juga
bernubuat begitu?’ bertanya Zakharia. Mereka semua diingatkan tentang hal-hal
itu, dan sukacita di antara mereka terus berlanjut.
Akhirnya Beelzebul, penjaga
alam maut dan daerah-daerah kegelapan lainnya muncul di antara mereka. Tak lama
kemudian Setan menampakkan diri juga dan mengumumkan kepada Beelzebul agar
bersiap-siap - karena Yesus segera akan disalibkan. Ada sebuah percakapan di
antara Beelzebul dan Setan. Beelzebul berkata kepadanya, ’Setan, bukankah Ia
itu Yesus dari Nazaret, yang dengan kodrat ilahiNya yang amat kuat telah datang
kemari lalu mengambil Lazarus waktu Ia ada di sini, dan kita tak mampu
menahannya?’
Setan menjawabnya, ‘Ya,
Dialah orang yang sama.’ Lalu Beelzebul berkata, ‘Bila kodrat ilahiNya
sedemikian kuat hingga dengan paksa Ia mengambil Lazarus dan kita tak sanggup
menahanNya, bagaimana kita akan dapat menahanNya di sini?’
Itu nampaknya merupakan
saran baru dalam benak si Jahat. Belum pernah terpikirkan olehnya hal seperti
itu sebelumnya. Lalu ia sendiri bertanya: ‘Apakah yang harus kita perbuat?’
Beelzebul menjawab, ‘Cegah
dia masuk sini!’
Tapi tiba-tiba Kristus
menampakkan diri dan menghancurkan pintu-pintu gerbang dan masuk ke situ, bukan
sebagai tawanan, tetapi sebagai pemenang. Ia adalah Kristus Sang Pemenang!
Jadi Beelzebul mengakhiri
perdebatannya dengan kata-kata ini: ‘Setan, awas! Apa yang telah kau peroleh
melalui Pohon Terlarang itu, semuanya telah lenyap karena pekerjaan di kayu
salib!’” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 43-45.
Pertanyaan saya:
apa maksud Andereas Samudera menceritakan cerita konyol ini? Ia tidak
memberikan komentar apakah ia percaya pada cerita ini atau tidak. Lalu apa
maksudnya? Ini memang bukan pengalamannya, tetapi ini jelas sama sekali tidak
mempunyai dasar Kitab Suci.
¨ Andereas Samudera:
“Mengapa Petrus menulis tentang orang-orang mati
di jaman Nuh itu, saya percaya karena jumlah orang mati saat itulah yang
merupakan mayoritas, atau karena mereka mati dalam jumlah masal. Saya percaya
milyaran manusia mati di jaman itu” - ‘Dunia orang mati’, hal 51.
Pertanyaan saya: apa dasar Kitab Sucinya untuk
mengatakan bahwa orang yang mati karena banjir Nuh itu berjumlah milyaran dan
merupakan mayoritas? Kalau dihitung-hitung dari Kitab Suci maka waktu antara
Adam dan Nuh hanya sekitar seribu tahun. Mungkinkah jumlah manusia sudah
mencapai milyaran? Perlu juga diperhitungkan bahwa orang jaman itu baru
mempunyai anak setelah berusia tua sekali (dari sudut pandang kita), misalnya:
*
Adam 130 tahun (Kej 5:3).
*
Set 105 tahun (Kej 5:6).
*
Enos 99 tahun (Kej 5:9).
*
dsb.
¨ Andereas Samudera:
“Orang mati
dapat memasuki tubuh orang hidup dengan banyak cara. Praktek seorang medium
yang mengundang arwah untuk memasuki dirinya, tentu menyebabkan arwah itu tinggal
dalam jiwanya. Menyembahyangi orang mati juga mengakibatkan arwah itu tinggal
dalam tubuh si penyembah. Seringkali orang mati masuk tubuh seseorang lewat
mimpi” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 78.
Pertanyaan saya: mana 2 atau 3 ayat yang melandasi kepercayaan
ini? Khususnya yang terakhir betul-betul merupakan sesuatu yang menggelikan.
Semua orang pernah atau bahkan sering bermimpi. Sehingga kalau hal itu bisa
menyebabkan roh orang mati merasuknya, maka pasti semua orang sudah kerasukan
roh orang mati.
¨ Andereas Samudera berulang-ulang berbicara tentang
seseorang yang ‘robek
jiwanya’ atau ‘jiwanya terbuka’ sehingga menyebabkan ia kerasukan roh orang mati,
seperti dalam kutipan-kutipan di bawah ini:
*
Andereas Samudera: “Saya segera mengerti mengapa ia jadi lesbi. Rupanya orang
tuanya ingin ia lahir sebagai laki-laki. Tapi karena ia sudah berbentuk
perempuan dalam kandungan ibunya sikap orang tuanya itu telah merobek
jiwanya dan mengakibatkan masuknya roh orang mati laki-laki” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 72.
*
Andereas Samudera: “Rupanya setelah lahir tiga laki-laki, ayah atau ibunya amat
ingin punya anak perempuan, tetapi ternyata lahir anak laki-laki lagi dan ini
amat menjengkelkan orang tuanya. Sejak dalam kandungan, keinginan orang tua
akan anak perempuan ini telah merobek jiwa anak ini dan masuklah roh
perempuan ke dalam jiwanya. Ketika ini saya jelaskan kepadanya, ia menambahkan
lagi bahwa sejak kanak-kanak ia memang seorang yang amat nakal dan ayahnya amat
membenci dia”
- ‘Dunia Orang Mati’, hal 74.
*
Andereas Samudera: “Saya percaya bahwa roh-roh orang mati itu adalah roh penasaran
karena mereka mati entah bunuh diri atau kecelakaan atau mati muda karena
penyakit. Mereka masih ingin hidup kembali di dunia ini, namun karena tubuhnya
telah rusak, mereka cari kesempatan melalui bayi-bayi yang robek jiwanya
dan terbuka karena penolakan orang tuanya. Saya juga percaya bahwa mereka
berhasil masuk ke dalam jiwa bayi itu atas rekayasa setan-setan.” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 75.
*
Andereas Samudera: “Bila seorang ibu mengandung anak dan ia mengalami shock karena
jatuh, atau kecelakaan lalu lintas atau hal-hal semacam itu, jiwanya terbuka
dan masuklah roh orang mati ke dalam jiwanya dan dengan mudah roh orang mati
itu masuk ke dalam bayi dikandungannya”
- ‘Dunia Orang Mati’, hal 84.
*
Andereas Samudera: “Waktu mamanya mengandung dia, pernah memergoki maling dan untuk
beberapa saat lamanya ia shock dan tak mampu bergerak.’
‘Rupanya waktu mamanya
shock itu jiwanya terbuka dan setan memasukkan roh orang mati karena
shock, lalu roh itu turun juga ke kandungan si ibu, masuk ke dalam jiwa
anaknya.’”
- ‘Dunia Orang Mati’, hal 87.
Pertanyaan saya: mana 2 atau 3 ayat yang mendukung
ajaran bahwa seseorang bisa robek / terbuka jiwanya sehingga lalu dimasuki roh
orang mati?
¨ Andereas Samudera juga berulang-ulang menceritakan bahwa
ia berdoa untuk kesembuhan jasmani dari orang yang sudah mati, yang
masih menderita secara fisik dalam diri orang hidup yang dirasuknya. Lihat
kutipan-kutipan di bawah ini:
*
Andereas Samudera: “‘Tiga puluh delapan tahun, saya jatuh dari genteng ketika
membetulkan genteng yang rusak dan kepala saya pecah.’
Saya berdoa agar kepalanya
yang pecah disembuhkan Tuhan Yesus dan setelah itu ia menerima Tuhan Yesus
sebagai Juruselamatnya lalu keluar. Sejak saat itu Hendra bebas dari sakit
kepalanya sama sekali” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 79.
*
Andereas Samudera: “Ketika saya berdoa, dengan segera roh ibunya bermanifestasi.
Saya melayani ibu itu seperti melayani orang yang hidup, bedanya hanya bahwa ia
berada dalam tubuh anaknya. Setelah ibu ini mau menerima Tuhan Yesus sebagai
Juruselamatnya di dalam hatinya, saya berdoa agar rasa sakit yang diderita
dalam jiwanya itu, yang terasa di kaki kanannya, disembuhkan. Ia mengalami
kesembuhan dan segera meninggalkan tubuh anaknya. Jadi ini menjawab persoalan
mengapa kakinya tak segera sembuh ketika saya doakan dalam pelayanan kebaktian
yang mula-mula. Waktu itu saya hanya berdoa bagi kaki anak muda ini, tidak
untuk kaki ibunya. Jiwa ibu itu masih menderita sakit di dalam tubuh anaknya” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 79-80.
Komentar saya:
rupanya Andereas Samudera tak pernah membaca Ef 3:20 - “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam
kita, ...”,
sehingga ia berpikir bahwa dalam mengabulkan keinginan kita Tuhan terbatas pada
kata-kata dalam doa kita. Tetapi Ef 3:20 itu jelas menunjukkan bahwa Tuhan
selalu mengerti akan kebodohan kita dalam berdoa, sehingga ia menjawab lebih
banyak dari yang kita doakan. Dengan kata lain, Ia menyempurnakan permintaan
kita dan lalu menjawabnya. Jadi, seandainya memang sakit kaki pemuda itu
disebabkan oleh sakit kaki ibunya, sedangkan Andereas Samudera berdoa untuk sakit
kaki anaknya, Tuhan juga bisa menjawab jauh lebih banyak dari yang ia doakan,
yaitu dengan menyembuhkan kaki ibunya! Rupanya Andereas Samudera mempunyai
Allah yang berbeda dengan Allah yang digambarkan oleh Paulus dalam Ef 3:20 itu!
*
Andereas Samudera: “Setelah saya berdoa agar Tuhan Yesus menyembuhkan luka-luka
ditubuhnya, ia segera merasa sembuh. Tak lama kemudian ia menerima Tuhan Yesus
sebagai Tuhannya dan keluar meninggalkan tubuh adiknya. Masih ada lagi satu roh
lagi yang bermanifestasi yaitu roh kakak laki-laki lain yang meninggal karena
kecelakaan sepeda motor. Ia memegang-megang dadanya karena dadanya hancur.
Setelah saya berdoa untuk memulihkan keadaan dadanya ia merasa sembuh dan
segera menerima Tuhan Yesus” - ‘Dunia
Orang Mati’, hal 91.
Pertanyaan saya: mana 2 atau 3 ayat yang mendukung
kepercayaan bahwa penyakit dalam hidup ini masih bisa terbawa setelah mati, dan
harus didoakan sehingga sembuh secara jasmani? Mengapa Yesus tidak pernah berdoa
untuk kesembuhan jasmani Yohanes Pembaptis yang dipenggal, supaya kepalanya
menyambung kembali dengan tubuhnya? Demikian juga mengapa rasul-rasul tidak
berdoa untuk leher rasul Yakobus yang juga dipenggal (Kis 12:1-2), atau
untuk isi perut Yudas Iskariot yang tertumpah ke luar (Kis 1:18)?
¨ Andereas Samudera:
“Di surga
ada gedung gereja yang bagus!” - ‘Dunia
Orang Mati’, hal 91.
Komentar saya:
betul-betul gila bahwa ia bisa mempercayai dusta roh jahat seperti ini! Mana
dasar Kitab Sucinya untuk mempercayai bahwa di surga ada gereja? Bandingkan
dengan Wah 21:22 - “Dan aku tidak melihat
Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait
Sucinya, demikian juga Anak Domba itu”.
¨ Andereas Samudera percaya bahwa kalau kita pergi ke kuburan,
kita bisa ‘ketempelan’ roh orang mati.
Andereas Samudera:
“Banyak
cerita di kalangan rakyat tentang hadirnya roh-roh penasaran di muka bumi ini.
Kehadiran mereka sering menuntut orang hidup untuk memberi sesaji atau meminta
orang pintar alias dukun-dukun tertentu untuk menangkal kehadiran roh semacam
ini. Orang Islam membaca surat Al-Fatihah untuk menolak roh-roh gentayangan
ini. Roh-roh penasaran ini sebenarnya adalah roh orang mati karena dibunuh,
kecelakaan, mati bunuh diri dan sebagainya. Mereka menyesal meninggalkan dunia
orang hidup, mereka masih ingin meneruskan hidupnya di dunia, tapi sudah tak
punya tubuh sendiri. Sasaran mereka adalah meminjam tubuh manusia. Bila ini tak
dapat mereka lakukan, mereka berusaha menempel atau mengikuti orang yang hidup
itu. Saya mendengar Pdt. Win Worley menyampaikan dalam khotbahnya di Bandung
bahwa orang yang pergi ke kuburan sering pulang membawa perasaan pusing kepala
dan berat di daerah tengkuknya. ‘Kalau anda bisa menerimanya, itu adalah roh
orang mati dari kuburan yang nempel di pundak atau tengkuk anda’ kata beliau.
...
Pada suatu saat pada tahun
1986 kami pulang dari pelayanan di Ujung Pandang dengan kapal, dari Surabaya
kami meneruskan perjalanan ke Bandung dengan mobil. Tiba di dekat waduk Saradan
saya mengajak seluruh team berhenti sebentar menengok kuburan masal dari
orang-orang Cina yang mati terbunuh pada waktu perang kemedekaan, tanpa
menyadari perbuatan ini akan berakibat fatal bagi saya. Seingat saya, ayah saya
juga dikubur ditempat itu. Setelah mencari-cari nama ayah saya di batu nisan
besar di kuburan itu dan tidak saya jumpai disitu, baru saya teringat bahwa
ayah saya dikubur di kuburan masal lain di dekat Kediri. Mohon maklum bahwa
saya sebenarnya tidak terlalu peduli di mana ayah saya dikuburkan. Lalu kami
meneruskan perjalanan dan bermalam di Jogyakarta. Karena hari sudah malam kami
menginap di sebuah hotel tua yang terkenal sejak jaman sebelum perang. Semalam
suntuk hampir seluruh team tak dapat tidur karena melihat banyak roh-roh tentara
Jepang yang berkeliaran dihotel itu. Rupanya banyak tentara Jepang mati dihotel
itu pada jaman perang dahulu. Esok harinya kami meneruskan perjalanan kami ke
Bandung. Tiba-tiba ban belakang kiri mobil kami pecah walaupun sebenarnya ban
itu masih agak baru. Karena tak ada ban serep, kami membeli ban baru dari
tukang ban di pinggir jalan, sambil memberitakan Injil kepada tukang ban dan
pemilik warung di dekat kami berhenti. Tukang ban itu menerima Tuhan Yesus di
hatinya. Puji Tuhan! Sampai di Bandung, saya kirim mobil ke bengkel untuk
diservis. Keluar dari bengkel tiba-tiba timing belt mobil itu putus dan ini
mengakibatkan klep-klep mesin mobil itu bengkok semuanya dan mobil macet total
di tengah jalan. Saya harus mengeluarkan biaya setengah juta untuk perbaikan
mobil ini. Sementara itu saya memasang kaset pada stereo tape deck di ruang
tamu saya. Alat ini jarang sekali saya bunyikan. Tiba-tiba tape deck ini
mengalami kerusakan mekanik. Sementara saya terbengong-bengong karena kerusakan
ini, sekeretaris saya Tina berseru dari atas loteng bahwa kelima tape deck
untuk merekam kaset-kaset khotbah saya semuanya rusak pada saat yang sama. Saya
merasa terheran-heran akan kerusakan bersama-sama ini. Saya tinggalkan alat itu
dan saya memasang kaset yang ingin saya dengarkan dengan memakai radio kaset di
dalam mobil. Ketika saya putar tombolnya, alat ini tidak hidup. Ketika sekali
lagi saya matikan dan nyalakan, ia hidup. Tapi ketika saya matikan dan hidupkan
sekali lagi ia tak mau hidup lagi. Saya bongkar sendiri alat itu dan menemukan
kerusakan pada saklar-potentiometernya. Barang itu tak ada di pasaran hingga
saya terpaksa memperbaikinya dengan membuat bagian mekaniknya dengan tangan
sendiri. Anda tahu saya mantan insinyur Elektro yang gemar membuat alat-alat
sendiri. Esok harinya saya ingin memasukkan sesuatu ke bagasi mobil. Ketika
saya tutup, tiba-tiba bagasi terbuka lagi. Ketika saya periksa, ada pergeseran
pada kunci bagasi ini. Ketika saya setel dan kemudian baut-bautnya saya putar
dengan kunci pas, salah satu baut itu patah di dalam lubangnya. Terpaksa kali
ini mobil itu masuk bengkel karena saya tak punya alat untuk mengeluarkan
potongan baut itu. Setelah ini saya mulai sadar, ada sesuatu tak beres di rumah
saya. Saya ajak ibu Dorcas Daud berdoa bersama-sama di rumah saya. Roh Kudus
memperlihatkan bahwa di rumah saya banyak sekali roh orang mati penasaran
berkeliaran dan mengganggu kami. Sesudah kami tengking keluar dari seluruh
rumah ini, kerusakan-kerusakan itu berhenti dan tak terulang lagi.
Jadi hati-hati bila anda
terpaksa pergi ke kuburan, jangan lupa membersihkan diri dengan mengusir pergi
roh-roh itu dari diri anda sebelum masuk rumah karena rupanya tak semua roh
orang mati segera pergi ke Hades bila mati. Terutama di kuburan-kuburan dimana
roh orang mati disembahyangi, mereka dikeluarkan dari Hades oleh penjaga mereka
atas permintaan mereka yang bersembahyang, dan roh-roh itu suka ikut terbawa
pulang ke rumah anda dan mengganggu anda” - ‘Dunia
Orang Mati’, hal 92-95.
Komentar saya:
*
Andereas Samudera mempercayai
bahwa kalau seseorang pergi ke kuburan ia bisa ketempelan roh orang mati, hanya
karena Pdt. Win Worley mengatakannya dan karena ia sendiri ‘mengalami’ hal itu,
tanpa memberikan dasar Kitab Suci secuilpun.
*
katanya Andereas Samudera
mempunyai karunia membedakan roh, mengapa lama sekali baru tahu kalau rumahnya
penuh roh orang mati?
*
kalau roh-roh orang mati
itu bisa naik dari Hades ke kuburan, mengapa mereka tidak bisa pergi sendiri
dari kuburan ke rumah kita? Mengapa harus nempel kita yang kebetulan pergi ke
kuburan? Dan kalau mereka belum pergi ke Hades pada waktu mereka mati, mengapa
mereka ada di kuburan, padahal mereka senang nempel kepada orang hidup?
Misalnya si A mati, waktu si A dibawa ke kuburan oleh keluarganya, untuk apa
roh si A ikut ke kuburan? Bukankah bisa saja roh si A itu tetap di rumah saja,
dan langsung nempel pada salah seorang keluarganya?
*
Andereas Samudera sendiri
berkata bahwa roh orang mati sukar ditengking (‘Dunia Orang Mati’, hal 68);
mengapa di sini kok bisa ditengking? Dan mengapa tidak diinjili?
c) Andereas
Samudera mengaku memiliki karunia membedakan roh.
Andereas Samudera:
“Ketika
pelayanan pelepasan mulai meledak di mana-mana, banyak orang Kristen menjadi
pengamat sambil berkata: ‘Hati-hati, Iblis itu bapa pembohong, disini
diperlukan karunia membedakan roh !!’ Tetapi mereka pada umumnya hanya bicara
saja, merasa puas menjadi ‘pengamat yang penuh kekhawatiran’ dan tak pernah
terjun dalam pelayanan ini serta meminta karunia membedakan roh yang
sesungguh-sungguhnya dari Tuhan. Saya telah terjun langsung bertahun-tahun
dan sungguh-sungguh meminta karunia ini, dan Roh Kudus yang mengajarkan
segala Kebenaran itu menumbuhkan karunia membedakan roh yang nyata dan
menunjukkan adanya lima golongan roh yang berbeda-beda, yang sering mengganggu
manusia dan membuat sengsara, yaitu:
1. Roh-roh setan, golongan malaikat-malaikat jatuh.
2. Roh-roh orang mati.
3. Roh-roh orang hidup.
4. Roh-roh berbentuk binatang.
5. Roh-roh duniawi” - ‘Dunia Orang
Mati’, hal 8.
Komentar saya:
·
Karunia tidak bisa diminta.
Di atas sudah saya berikan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa karunia diberikan
sesuai kehendak Tuhan, bukan sesuai kehendak kita. Kita harus melayani sesuai
dengan karunia yang ada pada kita, bukan menginginkan / berusaha mendapat
karunia yang tidak kita miliki (1Kor 7:7
12:11,18 Ro 12:4-8).
Banyak orang menggunakan 1Kor 12:31 (“Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling
utama”) dan 1Kor 14:1,39
untuk mengatakan bahwa karunia bisa diusahakan, dicari atau diminta dari Tuhan.
Tetapi ini salah karena kata-kata ‘berusahalah untuk memperoleh’ dalam ayat-ayat tersebut, dalam bahasa Yunaninya adalah zhloute
(ZELOUTE), yang:
*
artinya adalah ‘bersemangatlah untuk
sesuatu’ (Peter Masters dan John C.
Whitcomb) atau ‘hargailah
/ nilailah tinggi’ (Calvin). Ini tentu
berbeda sekali dengan ‘berusahalah memperoleh’.
*
merupakan kata perintah bentuk
jamak. Karena itu jelas bahwa perintah ini tidak ditujukan kepada individu
Kristen, tetapi kepada suatu gereja secara kolektif. Jadi gereja harus menilai
tinggi / menghargai karunia bernubuat yang dipersoalkan dalam ayat-ayat
tersebut.
Memang dalam persoalan ini ada perkecualian. Ada satu
karunia, yaitu karunia menafsirkan bahasa roh, yang bisa diminta tetapi itupun
hanya boleh diminta oleh orang yang sudah mempunyai karunia bahasa roh
(1Kor 14:13). Mungkin ini disebabkan kedua karunia itu berpasangan, dan
karunia bahasa roh tidak akan ada gunanya tanpa karunia menafsirkan bahasa roh.
·
Andereas Samudera
membanggakan dirinya mempunyai karunia membedakan roh, tetapi ia tertipu oleh
setan. Ini sesuai dengan kata-kata Paulus dalam 1Kor 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah
supaya ia jangan jatuh!”.
Dalam tulisannya di Internet Andereas Samudera juga
mengatakan: “Kami
menemukan perbedaan antara roh setan dan roh orang mati didalam pelayanan
pelepasan seseorang. Setan-setan benci Nama Yesus dan marah bila nama itu
disebut-sebut. Sedang orang-orang mati umumnya tidak mengenal siapa Yesus itu!”.
·
Rupanya Andereas Samudera
tidak pernah membaca tentang kecerdikan setan dalam Kitab Suci. Rupanya ia
mengira bahwa setan adalah seseorang yang polos dan jujur dan selalu bersikap
dan berkata apa adanya. Kelihatannya di sini, ia sendiri belum mempunyai
pengalaman dalam berperang melawan setan, dengan segala kelicikan dan
kecerdikannya. Seharusnya ia membaca dan merenungkan 2Kor 11:13-14 - “Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang,
yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan,
sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang”.
a) Hampir
semua orang kudus jaman Perjanjian Lama masuk ke Hades pada waktu mati, dan menjadi
tawanan perang setan / dijaga oleh setan. Yang dikecualikan adalah Henokh,
Abraham, Musa, dan Elia. Mereka ini langsung diangkat ke hadirat Allah (‘Dunia
Orang Mati’, hal 28-29).
b) Andereas
Samudera percaya bahwa di antara kematian dan kebangkitanNya Kristus turun ke
Hades, dan:
·
memerdekakan orang-orang
beriman jaman Perjanjian Lama dari tempat mereka ditawan dan memindahkan mereka
ke pangkuan Abraham. Dan sejak saat itu orang-orang beriman jaman Perjanjian
Baru yang mati tidak turun ke Hades, tetapi langsung dibawa ke pangkuan Abraham
(‘Dunia Orang Mati’, hal 41,46).
·
memberitakan Injil di sana.
Dengan demikian orang yang sudah mati, khususnya yang belum pernah mendengar
Injil, bisa mendengar Injil, bisa bertobat dan diselamatkan (‘Dunia Orang
Mati’, hal 46-49).
c) Andereas
Samudera bahkan percaya bahwa jaman sekarang inipun Yesus bisa diminta
untuk turun ke Hades dan memberitakan Injil kepada orang tertentu, supaya orang
itu bisa bertobat dan diselamatkan (‘Dunia Orang Mati’, hal 58-59). Bahkan
Andereas Samudera bisa berdoa supaya Tuhan Yesus turun ke Hades lagi dan
membawa seseorang naik ke surga (‘Dunia Orang Mati’, hal 40-41).
d) Andereas
Samudera percaya bahwa pada saat seseorang mati, rohnya masih bisa gentayangan
di dunia ini, dan merasuk orang yang masih hidup dan:
·
menajiskan orang hidup itu.
Andereas Samudera:
“Hadirnya
roh orang mati dalam tubuh orang hidup menajiskan tubuh itu” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 33.
Padahal dalam banyak contoh yang ia berikan, orang yang kerasukan
roh orang mati itu adalah orang kristen sejati. Bagaimana orang kristen yang
sudah dikuduskan oleh darah Kristus bisa menjadi najis? Lalu apa fungsinya
penebusan Kristus bagi orang itu?
·
menimbulkan problem pada
diri orang itu.
Dan ia sering menceritakan peristiwa dimana yang masuk
dan menimbulkan problem itu adalah roh dari anak orang itu, atau roh ibunya dan
sebagainya.
Pertanyaan saya:
Ini aneh, mengapa roh itu mau menyakiti keluarganya sendiri? Mengapa bertentangan
dengan cerita Lazarus dan orang kaya, yang menunjukkan bahwa orang kaya yang
ada di Hades itu justru menginginkan keluarganya bertobat, dan dengan demikian
berjuang untuk kebahagiaan keluarganya (Luk 16:27-31)?
e) Roh
yang merasuk ini bisa kita diinjili, dan kalau roh itu mau percaya
kepada Kristus maka ia akan selamat dan naik ke surga, dan otomatis
meninggalkan tubuh yang tadi dirasuknya, dan otomatis juga problem yang tadinya
ia timbulkan pada diri orang yang ia rasuk itu menjadi beres.
f) Kita
harus meneladani Tuhan Yesus dengan memberitakan Injil kepada roh orang mati.
g) Andereas
Samudera menganggap bahwa cara yang paling mudah dan cepat untuk mengeluarkan
roh orang mati dari diri orang hidup yang dirasuknya adalah dengan memberitakan
Injil kepada roh orang mati itu.
Andereas Samudera:
“Ada
orang-orang yang menganggap saya orang yang kurang pekerjaan, sementara masih
banyak orang hidup belum diberitakan Injil, buat apa memberitakan injil kepada
orang mati? Jangan salah mengerti! Saya tidak dengan sengaja mau mengundang
orang-orang mati untuk diinjili! Itu tidak benar. Hanya bila dalam rangka
menolong seseorang keluar dari masalahnya saya melakukan pelayanan
inner-healing atau pelepasan, lalu roh-roh orang mati itu dimunculkan oleh kuasa
urapan Roh Kudus, cara yang paling cepat untuk mengeluarkan roh orang mati
ini adalah dengan memberitakan Injil kepadanya. Bila mereka sekedar
diusir-usir keluar saja, biasanya memakan waktu yang amat lama karena biasanya
roh-roh orang mati itu sering bandel karena ikatan batin dengan si hidup yang
amat kuat. Dengan memberitakan Injil kepada mereka, pekerjaan menjadi lebih
mudah dan cepat, sekaligus roh-roh itu diselamatkan” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 68.
Sudah pasti ajaran ini hanya ia dasarkan pada pengalamannya,
dan sama sekali tidak ada dasar Kitab Sucinya.
h) Contoh-contoh
pelayanan yang ia lakukan berdasarkan ajarannya ini:
Andereas Samudera:
“Tiap hari
Jumat di rumah saya selalu ada pelayanan konseling dan doa pelepasan. Pada
suatu hari Jumat kami kedatangan seorang nona dan seorang pemuda. Mereka tidak
kenal satu sama lain. Yang seorang lesbian dan yang lain homosexual. Pada saat
yang sama saya layani yang wanita dan ibu Dorcas melayani yang laki-laki.
Ketika saya tanya apa permasalahan nona itu, namanya kita sebut saja Surti, ia
menjawab:
‘Saya seorang lesbi dan
saya ingin bertobat sungguh-sungguh’
‘Anda anak keberapa dalam
keluarga?’
‘Saya anak keempat’
‘Kakak-kakakmu laki-laki
atau perempuan?’
‘Semua perempuan’
Saya segera mengerti
mengapa ia jadi lesbi. Rupanya orang tuanya ingin ia lahir sebagai laki-laki.
Tapi karena ia sudah berbentuk perempuan dalam kandungan ibunya, sikap orang
tuanya itu telah merobek jiwanya dan mengakibatkan masuknya roh orang mati
laki-laki.
‘Siapa nama perempuan yang
jadi pasanganmu itu?’
‘Tuty’
‘Anda harus memutuskan dan
menolak hubungan dengan Tuty itu! Coba ikuti doa saya! ‘Tuty, saya mulai hari
ini harus berpisah dengan engkau karena saya mau bertobat dan mengikut Tuhan
Yesus. Selamat tinggal Tuty, kita tidak akan jumpa lagi satu sama lain
selama-lamanya.’
Tiba-tiba ia menangis dan
berteriak melengking keras dan roboh kelantai. Saya tahu roh Tuty telah keluar
dari Surti. Kemudian saya usir keluar roh lesbi dari jiwanya. Ini adalah jenis
setan yang mengatur terjadinya kekacauan ini. Roh ini juga keluar dengan
teriakan dan Surti roboh lagi kelantai. Jadi dalam hal ini ada tiga jenis roh
yang bekerjasama: roh orang hidup, yaitu transfer spirit; roh setan yang
menguasai lesbianisme dan satu lagi, roh orang mati laki-laki.
Setelah itu saya berkata:
‘Sekarang roh orang mati
anak laki-laki yang masuk ke dalam kandungan mamanya Surti karena orang tuanya
ingin anak laki-laki itu juga keluar! Aku tak peduli siapa namamu, aku pisahkan
engkau dari Surti dan keluar!’
‘Johny,Johny!’ Tiba-tiba ia
bangkit berdiri dan berusaha memukul saya. Saya terpaksa berdiri dan tertawa
melihat reaksi ini. Seorang anggota team wanita segera bertindak dan berusaha
menahan ia agar tidak memukul saya. Tetapi si Johny dalam tubuh wanita ini
lebih kuat dan membuatnya terpelanting.
‘Sudah Johny, ayo duduk,
saya akan tolong kamu!’ Ia segera duduk dan saya mulai bertanya lagi.
‘Kamu masuk sejak kapan
dalam tubuh Surti ini?’
‘Tidak tahu’
‘Dari sejak si Surti dalam
kandungan?’ Ia mengangguk.
‘Begini ya, Tuhan Yesus
mengasihi kamu juga. Bila kamu tetap tinggal di sini, suatu hari kelak kamu
akan dibuang ke neraka karena kamu salah masuk dalam tubuh orang lain. Ini
dilarang oleh Tuhan. Kalau kamu mau diselamatkan dari neraka, kamu harus
bertobat dan minta ampun kepada Tuhan Yesus, yang telah mati bagi dosa-dosamu
di kayu salib dua ribu tahun yang lalu. Sekarang coba ikuti doaku ....’
Saya ajak dia meminta ampun
dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhannya, lalu saya berdoa agar meterai Roh
Kuduspun diberikan kepadanya. Tiba tiba ia berteriak melengking dan terjungkal;
dan roh itupun meninggalkannya. Surti bebas dari tabiat lesbianismenya.
Pada waktu yang bersamaan,
di seberang ruang doa ini pemuda homosex yang dilayani ibu Dorcas juga
mengalami kelepasan yang sama dari roh homosexualnya!” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 71-73.
Komentar saya:
·
pada jaman Kitab Suci,
orang Israel / Yahudi sangat menganggap rendah orang perempuan. Karena itu
mereka pasti jauh lebih senang kalau mendapatkan anak laki-laki dari pada perempuan.
Tetapi mengapa semua anak perempuan mereka tidak menjadi lesbian?
·
saya mempunyai 4 orang
kakak perempuan, sedangkan saya adalah anak bungsu dan satu-satunya laki-laki.
Pada waktu 3 x berturut-turut mendapatkan anak perempuan, ayah saya juga sangat
menginginkan anak laki-laki. Pada waktu anak ke 4 lahir dan ternyata perempuan
lagi, ayah saya sangat kecewa. Tetapi kakak ke 4 saya itu toh tidak ‘robek
jiwanya’ dan lalu kemasukan roh anak laki-laki. Ia sama sekali tidak lesbian.
Andereas Samudera:
“Sutono
adalah seorang anak Tuhan yang bekerja disebuah bank di Jakarta. Suatu hari ia
menelpon saya untuk mencari kelepasan dari persoalan pribadinya. Waktu saya
katakan ia dapat menjumpai saya di Jakarta, ia tetap memilih untuk datang ke
Bandung saja. Rupanya ia tak ingin masalahnya diketahui orang Jakarta. Ketika
ia datang, ia bercerita kepada saya:
‘Pak Andereas, saya
mempunyai masalah dalam pergaulan saya. Teman-teman saya suka berkata bahwa
saya ini lebih feminin dari pada maskulin. Saya selalu marah bila hal itu
disebutkan. Hal ini sudah terjadi sejak saya remaja. Untuk membuktikan saya
benar-benar laki-laki, saya sampai sengaja pada suatu hari pergi ke pelacur.
Hal ini menyiksa saya terus menerus.’
‘Anda anak keberapa dalam
keluarga?’
‘Keempat!’
‘Kakak-kakakmu laki-laki
atau perempuan?’
‘Ketiga-tiganya laki-laki.’
Saya sudah menduga
jawabannya akan seperti itu.
‘Nampaknya anda adalah anak
tertolak sejak kelahiran.’
Rupanya setelah lahir tiga
laki-laki, ayah atau ibunya amat ingin punya anak perempuan, tetapi ternyata
lahir anak laki-laki lagi dan ini amat menjengkelkan orang tuanya. Sejak dalam
kandungan, keinginan orang tua akan anak perempuan ini telah merobek jiwa anak
ini dan masuklah roh perempuan ke dalam jiwanya. Ketika ini saya jelaskan kepadanya,
ia menambahkan lagi bahwa sejak kanak-kanak ia memang seorang yang amat nakal
dan ayahnya amat membenci dia.
‘Saya ingat betul ketika
saya kecil, saya pernah diperlakukan kejam sekali oleh ayah. Ia memperlakukan
saya seperti musuhnya saja. Dihajar, dikejar-kejar dan dipukul, ia kejam sekali
kepada saya!’ Matanya mulai berkaca-kaca sementara bercerita.
Kebencian ayahnya telah
terjadi sejak kelahiran Sutono, karena rupanya ia tak suka anak keempat ini
sebagai laki-laki. Orang Cina bilang ini ‘ciong’ atau ketidak-cocokan antara
anak-orang tua.
Ketika saya mulai ajak dia
berdoa untuk mengampuni ayahnya, ia tiba-tiba berteriak:
‘Tidak bisa! Ia terlalu
jahat, pak! Saya tidak mau mengampuninya!’
‘Tetapi Firman Tuhan
berkata bahwa bila anda tidak mengampuninya maka dosa-dosamu pun tidak akan
diampuni.’
‘Ia terlalu jahat, saya
tidak akan mengampuninya!’
Sesaat saya tak tahu apa
yang harus saya lakukan. Tetapi tiba-tiba saya berdoa:
‘Aku ikat dahulu roh
kebencian dan pahit hati ini dan kumasukkan ke dalam peti dan kumeteraikan
dalam nama Tuhan Yesus.’
Saya tengking trauma atau
rekaman peristiwa-peristiwa pahit masa kanak-kanaknya dahulu, baru kemudian roh
kebencian dan kepahitan kepada ayahnya itu saya keluarkan. Setelah itu saya
berbicara kepada roh-roh perempuan di dalam jiwanya itu:
‘Sekarang roh perempuan
yang masuk ke dalam jiwa Sutono, aku tak peduli siapa namamu, keluar dan
tinggalkan dia, dalam nama Tuhan Yesus!’
Tiba-tiba ia berdiri sambil
berteriak:
‘Lian Nio, Lian Nio! Nama
saya Lian Nio!’
‘Dari mana kau berasal?’
‘Dari kuburan!’
‘Apakah engkau masih famili
dengan Sutono?’
‘Tidak!’
‘Mengapa engkau masuk ke
dalam jiwa Sutono?’
‘Tidak tahu!’
Saya percaya bahwa roh-roh
orang mati itu adalah roh penasaran karena mereka mati entah bunuh diri
atau kecelakaan atau mati muda karena penyakit. Mereka masih ingin hidup
kembali di dunia ini, namun karena tubuhnya telah rusak, mereka cari
kesempatan melalui bayi-bayi yang robek jiwanya dan terbuka karena penolakan
orang tuanya. Saya juga percaya bahwa mereka berhasil masuk ke dalam jiwa bayi
itu atas rekayasa setan-setan.
‘Lian Nio, sekarang saya
beritahu bahwa engkau tidak dapat tinggal dalam jiwa Sutono. Bagaimanapun
engkau harus keluar. Dan bila engkau tidak bertobat dan meminta ampun kepada Tuhan
Yesus, engkau akan dibuang kelak ke neraka. Sekarang bertobat dan ikuti doa
saya: ‘Tuhan Yesus saya minta ampun atas dosa-dosa saya, dan saya percaya
Engkau telah mati untuk saya di kayu salib menebus dosa-dosa saya. Sekarang,
saya menerima Tuhan Yesus di hati saya’ ...’
Roh Lian Nio itu mengikuti
doa saya dan ketika saya suruh ia keluar, ia meninggalkan Sutono yang tubuhnya
rebah tergeletak di lantai.
Beberapa bulan kemudian
saya menerima undangan pernikahan Sutono dan menghadirinya.
Hampir dua tahun
kemudian saya jumpa lagi dia dan
kini istrinya hampir melahirkan anak yang kedua. Ia telah membuktikan dirinya
seorang laki-laki sejati!” - ‘Dunia
Orang Mati’, hal 73-76.
Komentar saya:
·
dari bagian Kitab Suci mana
Andereas Samudera belajar untuk mengikat roh kebencian / kepahitan dan
memasukkannya ke dalam peti dan memeteraikannya di sana?
·
ia bicara tentang orang
yang mati bunuh diri, tetapi masih ingin hidup di dunia ini. Ini dikatakannya
sedikitnya 2 x dalam bukunya, yaitu hal 75 dan hal 93. Padahal bukankah itu
suatu kontradiksi? Kalau ia memang masih ingin hidup di dunia ini, ia pasti
tidak bunuh diri. Orang bunuh diri karena ia bosan atau tidak mau hidup lebih
lama di dunia ini!
· mengapa kalau orang laki-laki kerasukan roh orang perempuan ia lalu menjadi homo? Dan mengapa kalau orang perempuan kerasukan roh orang laki-laki ia lalu menjadi lesbi? Dimana dan apa peranan dari roh yang asli? Dengan adanya 2 roh, bukankah seharusnya ia menjadi orang yang bisexual atau orang yang berkepribadian ganda?
Andereas Samudera:
“Tina telah
lulus SMA dan ingin meneruskan di bagian arsitektur. Dua tahun berturut-turut
ia mendaftar di Universitas Parahyangan tetapi ditolak terus. Sementara itu ia
membantu saya sebagai sekretaris yang mengurus pelayanan team Revival. Pada
suatu hari ia minta didoakan karena merasa aneh bahwa ia sebagai wanita selalu
cenderung ingin mengerjakan pekerjaan laki-laki, tetapi sebaliknya tak suka
memasak atau membuat pakaian, walaupun ibunya seorang modiste, pembuat pakaian
wanita.
Ia anak bungsu dari tiga
wanita bersaudara. Ketika saya berdoa baginya, saya menemukan roh anak
laki-laki di dalam jiwanya. Rupanya roh ini masuk ke dalam jiwa Tina ketika di
kandungan ibunya, kedua orang tuanya sangat berharap akan anak laki-laki.
Ketika roh ini diusir keluar, kurang lebih sebulan kemudian Tina melaporkan
bahwa kini ia senang sekali belajar mendesain pakaian wanita. Juga bahwa ia
yang semula merasa tak pantas saja bila berpakaian wanita, kini dapat merasa
enak dan pas memakai pakaian wanita” - ‘Dunia Orang Mati’, hal
76-77.
Komentar saya: Waktu Ishak dan Ribka mempunyai anak kembar, yaitu Yakub dan Esau, diceritakan oleh Kitab Suci bahwa berbeda dengan Esau yang senang berburu, maka Yakub senang tinggal di kemah (Kej 25:27). Jadi, kalau Esau adalah seorang yang macho, maka Yakub bersifat seperti perempuan. Tetapi Ishak dan Ribka betul-betul bodoh, karena tidak memberitakan Injil atau mengusir roh orang perempuan dari diri Yakub! Seharusnya mereka berdua belajar dari Andereas Samudera!
Andereas Samudera:
“Gejala
psikosomatik sebenarnya adalah penyakit yang masih terekam dalam jiwa orang
mati yang memasuki tubuh orang hidup. ... Seringkali orang mati masuk tubuh
seseorang lewat mimpi ...
Hendra pada suatu hari
datang minta didoakan karena kepalanya sangat sakit, seperti mau pecah katanya.
Ketika saya bertanya kepadanya:
‘Sejak kapan anda menderita
sakit itu?’
‘Sudah dua minggu ini.’
‘Apa yang anda alami dua
minggu yang lalu?’
Saya bermimpi ayah saya
yang telah meninggal datang kepada saya.’
‘Ayah meninggal karena apa?’
‘Ia jatuh dari atas
genteng.’
Segera setelah saya letakkan
tangan atas kepalanya ia jatuh rebah dalam urapan dan mulai bermanifestasi.
Ketika saya bertanya:
‘Kamu roh ayahnya bukan?’
‘I...i...i..ya’ sambil
mengangguk.
‘Mengapa kamu masuk kesini?”
‘Saya kesepian sendiri.
Saya datang untuk mengajak anak saya menemani saya!’
‘Anakmu sudah menerima
Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, ia sekarang telah menjadi anak Allah, bukan
anakmu lagi. Kamu mati umur berapa? Dan bagaimana engkau mati?’
‘Tiga puluh delapan tahun,
saya jatuh dari genteng ketika membetulkan genteng yang rusak dan kepala
saya pecah.’
Saya berdoa agar kepalanya
yang pecah disembuhkan Tuhan Yesus dan setelah itu ia menerima Tuhan Yesus
sebagai Juruselamatnya lalu keluar. Sejak saat itu Hendra bebas dari sakit
kepalanya sama sekali. Sakit semacam ini digolongkan sebagai sakit ‘kejiwaan’
atau ‘psikosomatik’ oleh para dokter. Tak ada obatnya dalam dunia medis,
kecuali diberi obat penenang seumur hidup”
- ‘Dunia Orang Mati’, hal 77-79.
Komentar saya:
· Kitab Suci bagian mana yang mengajarkan bahwa orang yang sudah menjadi anak Allah bukan lagi anak dari orang tuanya? Orang yang percaya kepada Kristus memang menjadi anak Allah secara rohani, tetapi secara jasmani ia tetap anak orang tuanya! Kelihatannya ajaran Andereas Samudera dalam persoalan ini mempunyai kemiripan dengan ajaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada jaman Yesus. Bandingkan dengan Mat 15:3-6 - “Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri”.
·
berdoa untuk kesembuhan
dari kepala yang pecah bagi suatu roh, merupakan suatu kegilaan yang
tidak terbayangkan bagi saya. Apakah ia tidak pernah berpikir bahwa tubuh
dari orang mati, apakah dikuburkan atau dikremasi, tetap akan hancur?
Andereas Samudera:
“Seorang
pemuda menderita sakit rematik di kakinya dan maju ke depan untuk didoakan. Saya
tak pernah gagal mendoakan orang sakit rematik selama ini. Lewat beberapa
minggu kemudian pemuda ini datang ke Bandung, ia mengeluh bahwa kakinya masih
sakit setelah didoakan. Saya mulai mencurigai adanya penyebab penyakit yang
khusus. Dalam konseling dengan anak muda ini saya temukan bahwa penyakit itu
terjadi setelah ibunya meninggal karena kanker di kaki kanannya.
‘Saya yang terus mendampingi
ibu saya hingga meninggal. Sering ia minta dipijit kakinya oleh saya kalau
sedang merasa pegal dan sakit’, kata anak muda ini.
Ketika saya berdoa, dengan
segera roh ibunya bermanifestasi. Saya melayani ibu itu seperti melayani
orang yang hidup, bedanya hanya bahwa ia berada dalam tubuh anaknya.
Setelah ibu ini mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya di dalam
hatinya, saya berdoa agar rasa sakit yang diderita dalam jiwanya itu, yang
terasa di kaki kanannya, disembuhkan. Ia mengalami kesembuhan dan segera
meninggalkan tubuh anaknya. Jadi ini menjawab persoalan mengapa kakinya tak
segera sembuh ketika saya doakan dalam pelayanan kebaktian yang mula-mula.
Waktu itu saya hanya berdoa bagi kaki anak muda ini, tidak untuk kaki ibunya.
Jiwa ibu itu masih menderita sakit di dalam tubuh anaknya.
Tetapi ternyata kemudian
setelah itu di dalam anak muda ini masih ada roh kakaknya yang mati terbakar
karena kecelakaan mobil dijalan raya. Juga ada roh lain lagi yaitu saudara
sepupunya yang mati dalam kecelakaan sepedamotornya. Kedua roh orang mati ini
mendengar berita keselamatan dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya
dan disembuhkan jiwanya dari kesengsaraan karena kebakaran dan kecelakaan itu,
sebelum mereka meninggalkan anak muda ini. Ketika ia sadar kembali, masih
ada sakit di kakinya. Rupanya ini tinggal sakit rematik yang tinggal di kaki
anak muda itu sendiri. Saya tengking sekali lagi dan dengan segera ia mengalami
kesembuhan sempurna” - ‘Dunia Orang Mati’, hal
79-80.
Komentar saya:
·
alangkah hebatnya karunia
kesembuhan yang dimiliki Andereas Samudera ini, karena tak pernah gagal dalam
menyembuhkan orang sakit rematik. Pasti Andereas Samudera lebih hebat dari
Paulus, yang waktu mendapatkan duri dalam daging, berdoa untuk kesembuhannya,
tetapi tidak dikabulkan oleh Tuhan (2Kor 12:7-10).
·
penyakit rematik pemuda ini
juga lucu. Katanya itu disebabkan karena roh ibunya, yang mati karena kanker
pada kakinya, merasuk dia. Tetapi ternyata setelah semua roh orang mati
dikeluarkan, masih ada rematik yang asli. Jadi rematik itu karena roh mamanya
atau bukan? Atau ada rematik ganda? Betul-betul menggelikan!
Andereas Samudera:
“Ada kasus
lain yang membingungkan banyak hamba-hamba Tuhan yang terkenal, yaitu gejala
penyakit berzinah yang tak teratasi, walaupun sudah sering ditengking
oleh hamba-hamba Tuhan yang diurapi. Mereka telah menengking setan-setan
perzinahan dari orang yang berzinah itu dan yakin bahwa setan perzinahan telah
keluar dari padanya. Namun gejala perzinahan ini muncul lagi dan muncul lagi
dalam hidup orang tersebut. Apakah Nama Yesus, darah Yesus dan Salib tak punya
kuasa untuk melepaskan orang dari dorongan perzinahan? Mustahil!
Persoalannya adalah bahwa pengetahuan si hamba Tuhan tidak lengkap. Jawabannya
terletak di dunia orang mati! ...
Pada suatu hari datang Pak
Harsono, seorang tokoh Kristen yang terkenal. Beliau datang dari jauh untuk
minta dilayani pelapasan. Dengan jujur ia mengakui telah melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh selama puluhan tahun, tetapi bila datang godaan untuk berzinah,
ia tidak tahan untuk tidak pergi ke pelacur. Ia telah meminta hamba-hamba Tuhan
yang terkenal untuk berdoa baginya. Paling lama ia dapat bertahan tiga bulan
saja lalu jatuh lagi dalam dosa itu. ...
Kemudian saya bertanya:
‘Apakah ayah masih hidup?’
‘Sudah meninggal Pak
Andereas’
‘Bagaimana hidupnya dahulu?’
‘Memang selama hidupnya
dahulu, beliau selalu berzinah sampai saat meninggalnya. Itu yang menyiksa ibu
saya hingga beberapa kali mereka hampir bercerai.’
‘Tahu tidak apa yang
sebenarnya terjadi? Sekalipun ayah
anda telah bertobat, tetapi tabiat buruknya masih melekat dalam jiwanya
dan ikatan batin ayah dan anak telah mengakibatkan roh serta jiwa ayah berada
dalam jiwa anda. Ayah anda masih melakukan perzinahan, tetapi ia memakai tubuh
anda!’
‘Apakah itu dapat terjadi?’
Kemudian saya mulai
menerangkan beberapa ayat tentang dunia orang mati kepadanya. Ia merasa begitu
lega mendengar semua keterangan ini. Setelah saya mulai berdoa, saya berbicara
kepada roh ayahnya.
‘Dalam nama Tuhan Yesus saya
berbicara kepada roh ayah Pak Harsono ini. Anda selama hidup terus berzinah dan
kini masih juga memakai tubuh anakmu untuk melakukan perzinahan; walaupun
katanya sudah dibaptis. Tapi bila anda terus berbuat seperti ini, anda akan
dibuang ke neraka oleh Tuhan Yesus. Mintalah ampun kepada Tuhan Yesus sekarang
lalu tinggalkan tubuh anakmu ini. Sekarang aku pisahkan roh-jiwa ayah ini dari
Pak Harsono dan dalam nama Tuhan Yesus aku perintahkan tinggalkan tubuh ini!’
Kira-kira enam bulan
kemudian saya berjumpa beliau lagi dan saya bertanya kepadanya secara sepintas:
‘Bagaimana dengan masalah
anda itu?’
‘Sudah beres, pak!’
Hampir setahun kemudian ia
sempat duduk disamping saya dan ia bercerita kepada saya:
‘Sejak saya didoakan dahulu,
saya benar-benar terlepas dari persoalan itu. Kini saya merasakan pertumbuhan
rohani saya cepat sekali. Saya mulai mengerti apa itu hikmat Kristus dan gairah
dalam pelayanan makin bertambah-tambah. Saya makin sensitif terhadap kehendak
Tuhan sekarang. Puji Tuhan!’
Ia telah mengalami
kelepasan yang sungguh-sungguh karena pengetahuan tentang dunia orang mati yang
tepat” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 80-83.
Komentar saya:
· Kitab Suci bagian mana yang mengajar bahwa kalau ada dosa, harus ditengking roh jahatnya? Dalam menghadapi perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah, Yesus tidak menengking setan / roh orang mati yang ada di dalam perempuan itu, juga tidak memberitakan Injil kepada roh orang mati di dalam perempuan itu, tetapi hanya berkata: ‘Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang’ (Yoh 8:11b). Apakah pengetahuan Tuhan Yesus juga tidak lengkap?
·
ayah Pak Harsono ini
dikatakan sudah bertobat. Kalau memang demikian:
*
mestinya waktu mati
langsung pergi ke surga / pangkuan Abraham, seperti yang dipercaya oleh
Andereas Samudera sendiri (‘Dunia Orang Mati’, hal 41). Tetapi mengapa di sini
ia merasuk anaknya?
*
bagaimana mungkin sang ayah
ini masih bisa terus berzinah dalam diri anaknya? Padahal Ibr 12:23
berbicara tentang ‘roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna’, dan menunjukkan bahwa pada saat mati atau sesaat
setelah mati orang yang percaya langsung dikuduskan secara sempurna.
*
untuk apa sang ayah yang
sudah bertobat itu diinjili lagi, dan bahkan diancam akan dibuang ke neraka?
Andereas Samudera:
“Di Garut
beberapa orang maju ke depan karena panggilan untuk menerima baptisan Roh
Kudus. Beberapa orang dengan segera tumbang atau berbahasa Roh. Ada seorang
nona yang terus berdiri diam tanpa menerima apa-apa. Selesai pelayanan nona ini
mendekati saya dan bertanya sesuatu.
‘Pak, saya mau bertanya,
mengapa saya sering bermimpi dan melihat seseorang melakukan hubungan sex dalam
mimpi itu.’
Saya melihat nona ini masih
muda dan saya yakin bukan ia yang tukang berzinah. Saya membuka hati kepada
Roh Kudus dan tiba-tiba saya bertanya:
‘Bapamu masih hidup tidak?’
‘Sudah meninggal pak.’
‘Apakah bapakmu suka
berzinah tidak?’
Saya tidak tahu, sebab ayah
sudah bercerai dari ibu saya lama sekali’
‘Mari kita berdoa’
Saya yakin sekali bahwa itu
adalah roh bapaknya yang dulu suka berzinah dan tinggal dalam alam roh
puterinya dan memperlihatkan kebiasaannya terus menerus di dalam mimpi
puterinya.
Ketika saya tengking roh
bapaknya tiba-tiba ia berteriak keras sekali dan roboh dalam urapan Roh Kudus.
Ketika ia sadar ia tak ingat sama sekali apa yang terjadi barusan. Tetapi ia
mengalami kelepasan dan merasakan kepalanya ringan” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 83-84.
Komentar saya:
·
dari mana Andereas Samudera
bisa yakin bahwa bukan si nona yang adalah tukang berzinah? Hanya karena nona
itu masih muda? Bukankah banyak orang muda yang adalah tukang berzinah?
·
kalau bapaknya adalah tukang
berzinah, mengapa ia sekarang bukannya berzinah menggunakan tubuh puterinya,
tetapi hanya menunjukkan perzinahan dalam mimpi putrinya itu?
·
mengapa roh sang bapak ini
langsung ditengking, dan tidak diinjili lebih dahulu, dan mengapa bisa
ditengking tanpa diinjili?
Andereas Samudera:
“Bila
seorang ibu mengandung anak dan ia mengalami shock karena jatuh, atau
kecelakaan lalu lintas atau hal-hal semacam itu, jiwanya terbuka dan masuklah
roh orang mati ke dalam jiwanya dan dengan mudah roh orang mati itu masuk ke
dalam bayi dikandungannya.
Ketika dilahirkan, anak ini
mungkin sekali akan sering terkena gejala panas tinggi (stuip). Itu adalah
manifestasi orang mati yang sakit panas waktu matinya.
Atau di rumah-rumah sakit,
dimana banyak orang mati hampir setiap saat, bayi-bayi yang baru lahir sering
terkena gangguan sakit panas, kemungkinan besar karena ada orang sakit yang
baru meninggal melihat kesempatan untuk memasuki jiwa bayi yang baru lahir itu.
Anak-anak ini setelah agak besar menampakkan gejala sakit ayan. Bisa juga ayan
tidak dimulai dari masa bayi, tetapi setelah seseorang menjadi dewasa. ...
Di Malang, ketika saya
mengadakan seminar pelepasan seorang diri selama tiga hari di aula maritim;
urapan Roh Kudus turun dengan hebat dan banyak orang mengalami manifestasi
sekaligus. Saya bersyukur mendapat bantuan siswa-siwa Sekolah Alkitab di
Lawang. Tapi salah satu siswa ini datang kepada saya minta didoakan karena ia
menderita sakit epilepsi. Saya bertanya kepadanya:
‘Apakah anda menderita ini
sejak kecil?’
‘Tidak, baru kira-kira
setahun setengah ini.’
‘Apa yang anda lakukan
setahun setengah yang lalu?’
‘Saya membeli alat
orthopaedi untuk meninggikan tinggi badan saya. Katanya itu mampu meninggikan
tubuh seseorang hingga 10 cm.’
‘Bagaimana bentuk alat itu?’
‘Itu hanya alat sederhana
berupa kaitan untuk dipasan pada leher seseorang dan alat itu digantung di
ambang pintu. Setiap hari saya harus bergantung-gantung seperti itu sepuluh
hingga limabelas menit.’
‘Wah, rupanya ada roh
orang mati gantung diri yang lewat sementara anda bergantung-gantung itu dan
menyangka tubuh anda sebagai tubuhnya. Sejak itu anda bermanifestasikan roh
orang mati yang sekarat gantung diri itu.!’
Setelah ia berdoa
meminta ampun kepada Tuhan, saya tengking roh orang mati itu keluar dan ia
mengalami kesembuhan total” - ‘Dunia Orang Mati’, hal
84-86.
Komentar saya:
·
untuk apa siswa ini minta
ampun kepada Tuhan? Apa dosa / kesalahannya? Apakah menggunakan alat itu adalah
suatu dosa?
·
mengapa roh orang mati itu
tidak diinjili? Dan mengapa tanpa diinjili tetap bisa keluar? Padahal ia
berkata di bawah ini.
Andereas Samudera:
“Bila
mereka sekedar diusir-usir keluar saja, biasanya memakan waktu yang amat lama karena
biasanya roh-roh orang mati itu sering bandel karena ikatan batin dengan si
hidup yang amat kuat. Dengan memberitakan Injil kepada mereka, pekerjaan
menjadi lebih mudah dan cepat, sekaligus roh-roh itu diselamatkan” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 68.
·
kalau orang yang bergantung
seperti itu bisa kerasukan roh orang yang mati gantung diri, maka saya kira
orang berenang juga bisa kerasukan roh orang yang mati tenggelam, orang yang
main tenis bisa kerasukan roh orang yang mati karena serangan jantung pada saat
tenis, orang yang sedang tidur bisa kerasukan roh orang yang mati pada saat
tidur, dan sebagainya. Dengan kata lain, apapun yang kita lakukan, bisa
menyebabkan kita kerasukan roh orang mati.
Andereas Samudera:
“Lina,
seorang penjahit pakaian yang cukup terkenal di Jakarta datang dengan stress
yang nampak dari wajahnya. Ia selalu gagap, gugup dan pelupa. Ia sendiri sadar
akan keadaannya itu dan merasa menderita sekali.
Ketika datang dari Jakarta
ke Bandung mencari kelepasan, ia mengisi questionnaire pelepasan dan berdasar
itu kami mulai berdoa. Tiba tiba saya merasa bahwa di dalam jiwanya ada roh
nenek-nenek.
Ketika roh nenek ini kami
keluarkan, setelah kami beritakan Injil kepadanya, ia mengalami kelepasan yang
luar biasa.
Sesudah itu ia mulai
bercerita, benar sekali bahwa ia sangat disayang oleh neneknya sebelum sang
nenek meninggal. Setelah pelayanan ini Lina benar-benar terbebas dan wajahnya
ceria sekali, berbicara dengan mantap dan semangatnya menyala nyala untuk
melayani Tuhan” - ‘Dunia Orang Mati’, hal
88-89.
Komentar saya:
Banyaknya kemungkinan yang menyebabkan seseorang bisa
kerasukan menimbulkan pertanyaan:
·
apakah Andereas Samudera
percaya ada orang hidup yang tidak kerasukan roh orang mati?
·
kalaupun seseorang telah
dibersihkan dari roh orang mati yang merasuknya, apa jaminannya bahwa sebentar
lagi ia tidak akan kerasukan roh orang mati yang lain?
Andereas Samudera:
“Baru-baru
ini datang seorang ibu muda yang baru kematian anaknya yang pertama. Yani
adalah istri seorang tentara yang bertugas di daerah Cikajang yang amat dingin
di dekat Garut. Setelah bayinya lahir, segera dibawa pulang ke Cikajang. Diduga
karena tak tahan dingin bayi ini meninggal karena kejang. Sesudah peristiwa itu
Yani sering kejang-kejang dengan disertai marah-marah kepada suaminya. Ia telah
beberapa kali dilayani pelepasan oleh beberapa hamba Tuhan, tetapi
kejang-kejang itu tetap ada.
Ketika saya ajak ia ke
ruang doa, dengan segera ibu muda ini bermanifestasi, walaupun belum saya
doakan, kepalanya menoleh ke kiri dan badannya melilit-lilit serta tangan
kanannya terjulur dengan kejangnya.
Dengan segera saya
mengidentifikasi roh anaknya yang mati kejang. Saya ajak ibu itu berdoa bagi
kesembuhan jiwa bayi yang ada dalam ibunya ini, saya minta Tuhan Yesus
mengangkat bayi ini keluar. Ibu itu meregang, berteriak, menangis dan kemudian
menguap beberapa kali dan ia terlepas
Setelah itu saya keluarkan
semua roh-roh yang berkaitan seperti stress, perasaan kecewa, kehilangan anak, jengkel
kepada suami, kutuk kegagalan / kematian anak dan banyak lagi. Tiba-tiba terbit dalam
pikiran saya hadirnya roh kuntilanak. Ini adalah roh perempuan yang mati karena
beranak. Di alam roh ia terus menerus mencari anaknya. Ternyata apa yang
dinyatakan Roh Kudus dalam pikiran saya, bermanifestasi ketika saya tengking.
Setelah ini Yani menjadi sangat tenang dan damai, dan dapat mulai merasakan
urapan yang hangat mengalir di tangan-tangannya” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 89-90.
Komentar saya:
·
lagi-lagi di sini hanya ada
penengkingan, tidak ada penginjilan. Mengapa?
· apakah orang yang mengalami stress, kekecewaan, kegagalan, dsb, mengalami semua itu karena adanya roh yang merasuknya? Aneh sekali, karena waktu Yohanes Pembaptis masuk ke penjara, dan mendengar tentang pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus, ia rupa-rupanya juga mengalami kekecewaan. Tetapi waktu ia mengirim utusan kepada Yesus, Yesus bukannya menyuruh menengking ataupun menginjili roh dalam diri Yohanes Pembaptis, tetapi Yesus hanya mengatakan: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku”. Dengan kata lain, Yesus hanya memberitakan Firman Tuhan kepada Yohanes Pembaptis!
·
apa yang Andereas Samudera
katakan tentang kuntilanak itu begitu gila sehingga saya kira saya tak perlu
memberikan komentar apapun.
Andereas Samudera:
“Nina
datang untuk didoakan pelepasan karena banyak tekanan batin dan beberapa kali
ingin membunuh diri. Ia puteri ke-12 dari seorang Chinese totok dari Tiongkok.
Setelah banyak kuasa dari dukun dan trauma masa lampau kami lepaskan darinya,
kami berdoa agar ia dipenuhi Roh Kudus dan berbahasa Roh. Setelah sekian lama
ia nampak berusaha mengeluarkan bahasa Roh tapi tak berhasil, kami ingin
tahu apa yang dialaminya.
‘Saya merasa ada sesuatu
yang ingin saya ucapkan tapi tak bisa keluar karena ada sesuatu yang
menahannya.’
Segera saya memperoleh
hikmat bahwa di dalam jiwanya pasti ada roh laki-laki yang telah memasuki
jiwanya sejak dikandung ibu, karena ayahnya, seperti adat Chinese totok, pasti berharap seorang
anak laki-laki. Setelah saya ajak dia berdoa sekali lagi dan menolak roh
laki-laki itu dari jiwanya, saya letakkan tangan atas kepalanya untuk
mengalirkan urapan Allah kepadanya. Dengan segera ia mengayunkan tangannya
menolak tangan saya di atas kepalanya. Ketika kami mulai usir keluar roh ini ia
protes:
‘Aku kan kakaknya
laki-laki! Aku menjagai adikku!’
‘Kamu roh kakaknya yang
sudah mati?’
‘Ya!’
‘Bagaimana kamu mati?’
‘Tidak tahu, aku lahir
sudah cacat, seluruh tubuhku seperti terbakar!’
Ia gigih tak mau keluar
dari tubuh adiknya karena ia merasa sayang kepada adik perempuannya ini. Saya
ancam dia akan masuk ke dalam api neraka kelak bila tak mau keluar dari tubuh
adiknya. Tuhan menolong saya dengan memperlihatkan kepada roh ini api
neraka yang mengerikan. Tetapi setelah itu ia diberi kesempatan
memandang surga juga dari jauh. Saya bertanya kepadanya:
‘Apa yang kamu lihat?’
‘Di surga ada gedung
gereja yang bagus!’
Ketika saya meminta Tuhan
Yesus menampakkan dirinya, ia melihat seseorang berjubah putih dan tangannya
berlubang. Setelah saya berdoa agar Tuhan Yesus menyembuhkan luka-luka
ditubuhnya, ia segera merasa sembuh. Tak lama kemudian ia menerima Tuhan Yesus
sebagai Tuhannya dan keluar meninggalkan tubuh adiknya. Masih ada lagi satu roh
lagi yang bermanifestasi yaitu roh kakak laki-laki lain yang meninggal karena
kecelakaan sepeda motor. Ia memegang-megang dadanya karena dadanya hancur.
Setelah saya berdoa untuk memulihkan keadaan dadanya ia merasa sembuh dan
segera menerima Tuhan Yesus. Tetapi ketika saya suruh ia keluar dari adiknya,
ia tak mau karena ia amat menyayangi adik perempuan ini. Namun sesudah dibujuk
berulang kali ia akhirnya berkata:
‘Terserah Nina-lah, kalau
ia mau saya pergi ya sudah!’
Saya berdoa agar Roh Kudus
mengijinkan roh Nina berbicara sendiri. Dan dalam manifestasi roh, Nina berkata:
‘Ia ada di dalam saya juga
toh tak ada gunanya!’
Segera setelah ucapan Nina
ini roh kakaknya meninggalkan Nina dengan tenang.
Ketika Nina sadar kembali ia
merasa heran akan semua pengalaman ini. Ia bercerita bahwa ia tadi melihat
seorang bayi yang tubuhnya seperti terbakar dan melepuh. Ia tak kenal kakak ini
karena waktu itu ia belum dilahirkan ketika kakaknya meninggal.
Tetapi kakak yang seorang
lagi memang telah berusia 18 tahun ketika meninggal oleh kecelakaan motor itu.
Ia sendiri berusia 10 tahun waktu itu. Kakak ini yang paling sayang kepadanya
dan selalu membelanya bila ia diganggu oleh kakak-kakaknya yang lain.
Ketika Nina pulang, ia
bertanya kepada ibunya di rumah, tentang kakaknya yang mati ketika masih bayi
itu. Ibunya terheran-heran bahwa Nina melihat bentuk tubuh kakaknya dalam
vision seperti itu, karena memang ketika ibunya melahirkan anak kembar, yang
satu segera mati karena tubuhnya seperti hangus terbakar. Itu terjadi karena
ayahnya pernah membakar seekor ular yang tertangkap di rumah, kata ibunya.
Yang satu lagi juga meninggal sesudah ia agak besar.
Sesudah pelayanan ini Nina
mulai berbahasa roh dan bertumbuh pesat secara rohani” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 90-92.
Komentar saya:
·
kata-kata ‘berusaha mengeluarkan
bahasa Roh tapi tak berhasil’ merupakan
sesuatu yang aneh, karena dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang berusaha
untuk mengeluarkan bahasa roh. Bahasa roh yang diusahakan pasti bukan
datang dari Roh Kudus, tetapi dari orang itu sendiri atau dari setan.
·
saya ingin bertanya kepada
Andereas Samudera: kalau setiap kali ia memberitakan Injil ia bisa meminta
Yesus untuk menunjukkan surga / neraka kepada orang yang diinjili, apakah masih
ada orang yang tidak bertobat dari antara orang-orang yang ia injili? Dalam
hidupnya Yesusnya sendiri maupun rasul-rasul, sekalipun mengajarkan banyak hal
tentang surga / neraka, tetapi tidak pernah menunjukkan surga / neraka kepada
orang-orang yang mereka injili.
Kalau Tuhan / Abraham tidak mengijinkan Lazarus untuk kembali ke
dunia dan bersaksi tentang surga dan neraka kepada 5 saudara dari orang kaya
(Luk 16:27-31), maka bukankah aneh kalau Yesusnya sendiri mau melakukan
hal itu?
·
setelah kenaikanNya ke
surga setiap kali Yesus menampakkan diri, Ia selalu menampakkan diri dalam
kemuliaan (kepada Paulus - Kis 9:3-9, Stefanus - Kis 7:55, Yohanes - Wah
1:12-16). Mengapa di sini tidak?
Cerita yang tadi sudah saya kutip di atas saya kutip lagi
di sini, tetapi lebih lengkap.
Andereas Samudera:
“Seorang
ibu yang banyak menderita karena kemiskinan dan beranak banyak, datang dalam
pelayanan pelepasan yang kami adakan setiap hari Jumat. Ini terjadi kira-kira
pada tahun 1986, sesudah Pdt. Win Worley datang ke Indonesia pertama kalinya.
Ibu ini dahulu sering pergi ke dukun-dukun dan kelenteng-kelenteng. Terlebih
pula ia sering jadi medium untuk mengundang arwah-arwah dan memberi petunjuk
dan ramalan-ramalan dalam keadaan seperti itu. Setelah banyak roh dukun dan
kelenteng kami usir keluar, disertai manifestasi batuk-batuk atau
muntah-muntah, tiba-tiba ketika saya terus membakar dalam roh agar roh-roh yang
bersembunyi itu keluar dari jiwanya, ada suara anak kecil yang berbicara:
‘Oom, saya jangan dibakar,
saya bukan setan’
‘Siapa kamu?’
‘Saya anaknya mama ini.’
‘Kamu sudah mati?’
‘Iya, saya mati waktu masih
kecil!’
‘Mengapa kamu ada disini?
Bukankah kamu seharusnya ada di surga?’
Terus terang saya hanya
mencoba-coba bertanya berdasarkan kesaksian Marietta Davis, bahwa anak-anak
yang mati di bawah umur dibawa kesurga dan diberi tempat khusus untuk
membesarkan dan mendidik mereka disana. Tetapi roh itu menjawab:
‘Betul oom, saya disekolahkan
disana, seperti sekolah minggu’
‘Mengapa engkau ada disini?’
‘Oma saya datang mengajak
saya menengok mama karena mama hidupnya sangat menderita!’
‘Tapi kamu tak boleh
lama-lama disini, kamu harus segera balik kesurga, kalau tidak kamu akan
dihukum Tuhan Yesus.’
‘Ya, ya, oom, saya mau
kembali kesana, sudah ya, saya pergi, daag ...’ dan keluarlah roh anak itu dari
tubuh ibunya dengan mudah, tanpa muntah tetapi roboh ke lantai. Sesudah itu
saya keluarkan juga roh kakek, nenek dan beberapa roh yang lain.
Pengalaman ini membuat saya
bergumul selama tiga hari lamanya. Saya bertanya kepada Tuhan akan
kebenarannya. Adakah saya ditipu setan yang menyamar sebagai orang mati? Selama
ini doktrin yang saya terima dari gereja saya adalah bahwa orang mati tidak dapat
menampakkan diri atau berbicara kepada orang hidup. Itu adalag setan yang
menyamar sebagai orang mati. Demikianlah ajaran yang saya terima selama ini. Saya
terus bertanya pagi dan petang dalam doa saya kepada Tuhan. Senin pagi
berikutnya ketika saya berdiam diri dan membaca Alkitab, perhatian saya
tiba-tiba tertuju kepada kitab Imamat pasal 20 yang berbicara tentang kekudusan
umat Tuhan. Saya sangat tertarik kepada istilah perbuatan sumbang dan
segala bentuk penyimpangan seks yang diuraikan di pasal ini. Pada akhir pasal
ini saya tiba-tiba menemukan jawaban Tuhan atas pertanyaan saya:
Imamat 20:27 - Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk
arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus
dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.
Ternyata
di jaman Musa dahulu ada orang-orang yang dirasuk arwah, yaitu roh orang mati.
Juga roh peramal. Yang kedua ini saya yakin pasti roh setan yang menyesatkan
manusia dengan ramalan-ramalan nasib di masa akan datang. Tetapi arwah adalah
roh orang mati. Dalam King James Bible kata arwah diterjemahkan sebagai
‘familiar spirit’ tetapi dalam Strong Concordance tidak ditemukan kata Ibrani
untuk ‘familiar’. Saya berpendapat bahwa kata ‘familiar’ adalah tambahan saja
oleh penterjemah King James untuk membedakannya dari jenis roh setan yang lain.
Kata ‘spirit’ berasal dari kata Ibrani ‘obe’ yang dipakai juga pada Ulangan
18:11 dan banyak ayat lain dalam gabungannya dengan istilah ‘familiar spirit’.
Kata ‘obe’ itu sendiri berarti sama dengan ‘awb’ yang berarti ‘bapa / ayah’
Dalam
masa Perjanjian Lama tak ada pelayanan pelepasan. Bila seseorang kerasukan roh
orang mati atau roh peramal, hanya satu saja yang akan mereka alami bila
kedapatan, yaitu dirajam dengan batu sampai mati. Di dalam jaman Perjanjian
Baru tak ada lagi praktek merajam orang yang kerasukan arwah dengan batu.
Sekarang Tuhan memberikan kepada orang-orang Perjanjian Baru kuasa untuk
mengusir setan-setan dan roh-roh najis dari tubuh seseorang dengan Nama Yesus. Orang-orang
yang dirasuk arwah, bila tak dilepaskan, nasib hidupnya akan selalu seperti
ditimpa oleh batu, banyak sengsara dan penderitaan, seperti yang dialami ibu
yang saya doakan itu. Setelah pelayanan pelepasan, ibu itu dengan segera mengalami
pencurahan berkat-berkat yang luar biasa. Ia dapat membeli rumah sendiri di
Bandung untuk tempat tinggal keluarganya dan usahanya maju karena diberkati
Tuhan” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 18-21.
Komentar saya:
·
dari cerita ini sebetulnya
terlihat dengan jelas bahwa ia mulai mempercayai ajaran ini semata-mata
berdasarkan pengalaman. Setelah ia mempercayai hal itu, baru ia berusaha
mencari-cari dasar Kitab Sucinya.
·
ia memang mengatakan bahwa
ia berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan jawaban. Tetapi kalau jawaban itu memang
datang dari Tuhan, mengapa jawaban itu didasarkan pada ayat yang salah
terjemahan? Perlu saudara ketahui bahwa kata ‘dirasuk’ dalam Im 20:27 versi Kitab Suci Indonesia adalah salah
dan seharusnya tidak pernah ada. Ini akan
saya bahas lebih jauh dalam pelajaran II, point no 5.
·
Andereas Samudera perlu
mengetahui / mengingat bahwa setan juga bisa menggunakan ayat Kitab Suci, yang
tentu saja ia gunakan dengan cara yang salah, seperti dalam kasus pencobaan di
padang gurun terhadap Tuhan Yesus (Mat 4:6).
email us at : gkri_exodus@lycos.com