Nabi Elisa
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
1) Pertama-tama, supaya saudara tidak
bingung oleh persamaan nama, perhatikan silsilah di bawah ini.
|
Ahab |
|
|
Izebel |
|
|
|
Yosafat |
|||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ahazia |
|
Yoram |
|
Atalya |
|
|
Yoram |
||||
|
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ahazia |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
(2Raja 8:25) |
|
2) Yoram, anak Ahab, menjadi raja
Israel dalam tahun ke 18 zaman Yosafat, raja Yehuda (ay 1).
Ada hal-hal yang kelihatannya
bertentangan dan perlu dijelaskan:
a)
1Raja
22:52 mengatakan bahwa Ahazia bin Ahab menjadi raja atas Israel dalam tahun ke
17 zaman Yosafat, raja Yehuda, dan Ahazia bin Ahab memerintah 2 tahun lamanya.
Tetapi Yoram, adik Ahazia, anak Ahab menggantikan kakaknya menjadi raja atas
Israel dalam tahun ke 18 zaman Yosafat raja Yehuda (2Raja 3:1). Ini bukan
kontradiksi, karena kalau dikatakan 2 tahun, bisa saja itu cuma sebagian dari
tahun pertama dan sebagian dari tahun kedua (bandingkan dengan Yesus bangkit
pada hari ke 3).
b)
2Raja 1:17
mengatakan bahwa Yoram bin Ahab itu menjadi raja pada tahun kedua zaman Yoram
bin Yosafat, raja Yehuda.
2Raja 3:1 mengatakan Yoram bin
Ahab ini menjadi raja dalam tahun ke 18 zaman Yosafat, raja Yehuda.
2Raja 8:16 mengatakan bahwa Yoram
bin Yosafat menjadi raja pada tahun ke 5 dari zaman Yoram bin Ahab.
Pengharmonisan:
Yoram
bin Ahab tahun
ke 5
jadi raja Yoram
bin Ahab
------------------|-----------------------------------------------------|-----------------------------
Yoram bin Yosafat
jadi raja bersama Yoram
bin Yosafat
Yosafat jadi
raja sendirian
1 2
-------|----------|------------------------------------------------------|-----------------------------
17 18
Pada waktu Yosafat masih menjadi raja
anaknya sudah diangkat menjadi raja (tahun ke 17 dari Yosafat), sehingga
mereka memerintah bersama-sama, dan tahun ke 18 dari Yosafat sama dengan
tahun ke 2 dari Yoram bin Yosafat. Lalu akhirnya, 2 tahun sebelum kematiannya,
Yosafat menyerahkan takhta sepenuhnya kepada Yoram bin Yosafat, dan ini terjadi
pada tahun ke 5 dari Yoram bin Ahab.
3) Yoram juga jahat, tetapi agak
berkurang jahatnya dibandingkan dengan Ahab dan Izebel, karena ia membuang Baal
(ay 2), tetapi ia masih berpegang pada dosa Yerobeam (ay 3), yaitu penyembahan
anak lembu.
Pulpit Commentary (hal 42) menyoroti ay
2 yang mengatakan bahwa patung-patung Baal itu tidak dihancurkan tetapi hanya
dijauhkan / disingkirkan. Jadi, ini masih kurang baik. Disamping itu,
penyingkiran Baal yang ia lakukan tidak berhasil, karena terlihat dari
2Raja 10:18-dst bahwa penyembahan Baal masih terus berlangsung di
negerinya, dan baru dihancurkan pada jaman Yehu. Ini tidak mengherankan karena
Izebel, ibunya, masih hidup dalam sepanjang pemerintahannya (bdk. 2Raja 9:30-37).
Kalau ia mau bertobat dengan sungguh-sungguh, ia bukan hanya harus
menghancurkan penyembahan anak lembu (dosa Yerobeam), tetapi juga harus
menghukum mati ibunya (bdk. Ul 13:6-dst. Catatan: tentu hukum ini
tidak berlaku lagi pada jaman sekarang).
Penerapan:
Orang berhenti ganja tetapi masih
rokokan. Menjadi orang kristen / pergi ke gereja, tetapi masih memegangi agama
lain. Berhenti ngerpek, tetapi masih nyontoh pada waktu ulangan / ujian. Rajin
Kebaktian, malas Pemahaman Alkitab / pelayanan. Semua ini cuma menunjukkan
‘setengah bertobat’, atau ‘reformasi sebagian’.
4) Perang melawan Moab.
a)
Orang
Moab, yang tadinya takluk dan membayar upeti kepada Israel, berontak. Dan Yoram
bin Ahab lalu mengajak Yosafat, raja Yehuda, untuk berperang melawan Moab.
b)
Yosafat
mau saja untuk diajak berperang (ay 7), padahal sudah 2 x ia dihukum /
dihajar Tuhan gara-gara aliansinya dengan Israel (1 x dengan Ahab dan 1 x
dengan Ahazia).
Mungkin ia mau karena:
·
Yoram
membuang penyembahan Baal.
·
ia
sendiri baru diserang oleh Moab (bdk. 2Taw 20:1-35).
·
ada
hubungan keluarga antara mereka, karena Yoram anak Yosafat menikah dengan
Atalya, anak Ahab (2Raja 8:18,26
2Taw 18:1 2Taw 21:6).
c)
Raja Edom
ikut bergabung dengan Israel dan Yehuda (ay 9).
Dalam 2Taw 20 ia bergabung dengan
Moab dan Amon melawan Yehuda, tetapi akhirnya bani Moab dan Amon justru
menyerang mereka (Catatan: Seir adalah daerah Edom - bdk. Kej 32:3). Ini
yang menyebabkan sekarang Edom mau bergabung dengan Israel dan Yehuda untuk
menyerang Moab.
5) Problem
air (ay 9).
Pada waktu menghadapi bahaya / problem
ini, Yoram putus asa. Ia bukannya lari kepada Tuhan tetapi bahkan mencela Tuhan
(ay 10). Tetapi Yosafat justru lari kepada Tuhan dengan berusaha menemukan
seorang nabi Tuhan yang bisa memberi petunjuk (ay 11).
Pulpit Commentary: “Undoubtedly
he ought to have had inquiry made of the Lord before he consented to accompany
Jehoram on the expedition. But one neglect of duty does not justify persistence
in neglect” (= Tak diragukan lagi ia seharusnya bertanya kepada
Tuhan sebelum ia menyetujui untuk menemani Yoram dalam expedisi itu. Tetapi
satu kelalaian terhadap kewajiban tidak membenarkan ketekunan dalam kelalaian) - hal 43.
6) Seorang pegawai raja Israel lalu
mengatakan bahwa di sana ada Elisa, yang dahulu melayani Elia (ay 11b).
Kata-kata ‘yang dahulu melayani Elia’ (ay 11b) diterjemahkan secara
hurufiah oleh KJV: ‘which poured water on
the hands of Elijah’ (= yang mencurahkan air pada tangan Elia).
1) Sikap Elisa terhadap Yoram.
Pada waktu Yoram dan Yosafat menghadap
Elisa, Elisa mengucapkan kata-kata yang bukan saja keras tetapi juga sangat
tidak enak didengar telinga, dan menyerang Yoram secara frontal (ay 13a).
Yoram merendahkan diri dengan mengucapkan
ay 13b, tetapi Elisa lagi-lagi mengucapkan kata-kata keras dalam
ay 14: ‘jika tidak karena Yosafat,
raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat
kepadamu’.
Ini menunjukkan bahwa Elisa menghormati
seseorang bukan karena kedudukan ataupun kekayaannya, tetapi karena
kerohaniannya.
Ada beberapa hal yang bisa dipelajari
dari sini:
a)
Mengapa
Elisa bisa tidak memandang muka dan bersikap keras terhadap seorang raja?
Karena ia selalu mengingat bahwa ia melayani Tuhan (ay 14: ‘Demi Tuhan semesta alam yang hidup, yang di hadapanNya
aku menjadi pelayan’).
Penerapan:
Ini perlu dicamkan oleh semua hamba
Tuhan. Selalulah mengingat bahwa saudara adalah hamba Tuhan, dan karena itu
janganlah memandang muka ataupun menjadi hamba manusia!
b)
‘Reformasi’
setengah-setengah yang dilakukan Yoram, belum cukup untuk menyenangkan Tuhan /
Elisa.
Pulpit Commentary: “Jehoram
must not be allowed to suppose that he has done enough by his half-repentance
and partial reformation; he must be rebuked and shamed, that he may, if
possible, be led on to a better frame of mind” (= Yoram tidak
boleh dibiarkan untuk menganggap bahwa setengah pertobatan dan sebagian
reformasi yang ia lakukan itu sudah cukup; ia harus ditegur dan dipermalukan,
sehingga jika mungkin ia bisa dibimbing pada kerangka berpikir yang lebih baik) - hal 43.
c)
Tuhan
tetap memperhatikan dan melindungi Yosafat yang adalah orang saleh, dan demi
dia Elisa / Tuhan mau memberikan pertolongan. Dan Yoram yang jahat ‘kecipratan
berkat’ karena dekat dengan orang saleh. Bandingkan dengan Potifar yang
diberkati karena adanya Yusuf, dan Laban yang diberkati karena adanya Yakub.
Tetapi perlu diingat bahwa dekat dengan
orang saleh seringkali juga kecipratan serangan setan!
2) Elisa
meminta untuk dipanggilkan seorang pemain kecapi (ay 15).
a) Kemarahan yang suci sekalipun
(terhadap Yoram) membuat hati / pikiran Elisa tidak tenang, sehingga sukar
bersekutu dengan Allah dan mendengar suaraNya.
Penerapan:
Kalau saudara berbakti di gereja dimana
khotbahnya sesat atau tidak karuan, maka ada 2 kemungkinan:
·
saudara
‘sabar’ dan tidak marah. Ini menunjukkan saudara adalah orang brengsek yang
tidak menghargai kebenaran (bdk. Wah 2:2
2Kor 11:4).
·
saudara
marah, dengan kemarahan yang suci, dan ini tetap mengganggu kebaktian saudara
dan persekutuan saudara dengan Allah.
Jadi, apakah baik kalau pergi ke gereja
yang saudara tahu adalah gereja sesat / brengsek?
b) Elisa minta dipanggilkan seorang
pemain kecapi untuk menenangkan hatinya sehingga ia bisa mendengar suara Tuhan.
Andaikata Elisa mengalami
ketidaktenangan karena dosa, maka pasti musik apapun tak akan bisa menenangkan
hatinya. Dalam kasus ada dosa, maka yang dibutuhkan adalah pertobatan /
pengakuan dosa. Tetapi karena ketidaktenangan yang ia alami bukan terjadi
karena dosa, maka musik / lagu rohani bisa menenangkan hati / pikirannya.
Ini menunjukkan:
·
betapa
pentingnya penenangan pikiran / hati untuk bisa bersekutu dengan Tuhan,
mendengar suara Tuhan, dsb.
·
musik / nyanyian
merupakan alat yang penting sekali untuk menenangkan pikiran / hati. Mungkin
jenis musik / lagunya juga menentukan. Misalnya menenangkan pikiran / hati
dengan band saya kira tidak cocok, juga lagu yang kalem tentu berbeda dengan
lagu yang gembira / cepat. Ini harus dipikirkan oleh chairman / pemimpin liturgi.
Pulpit Commentary: “Music
was cultivated in the school of the prophets (1Sam 10:5; 1Chron 25:1-3), and
was employed to soothe and quiet the soul, to help it to forget things earthly
and external, and bring it into that ecstatic condition in which it was most
open to the reception of Divine influence” [= Musik dilatih dalam sekolah nabi-nabi
(1Sam 10:5; 1Taw 25:1-3), dan digunakan untuk menyejukkan dan menenangkan
jiwa, menolongnya untuk melupakan hal-hal duniawi dan luar / lahiriah, dan
membawanya pada kondisi yang sangat gembira dimana ia paling terbuka pada
penerimaan pengaruh ilahi]
- hal 44. Bdk. dengan Daud yang main kecapi di hadapan Saul.
Penerapan:
¨ jangan datang terlambat dalam Kebaktian
atau Pemahaman Alkitab sehingga saudara harus langsung mendengar Firman Tuhan
tanpa penenangan hati / pikiran. Nyanyian sebelum Firman Tuhan sangat penting,
bukan hanya sebagai pujian kepada Tuhan, tetapi juga untuk menenangkan hati /
pikiran kita sehingga kita bisa mendengar Firman Tuhan dengan lebih baik.
¨ kalau mau berdoa / Saat Teduh dan hati
sedang kacau, cobalah untuk menyanyi beberapa lagu lebih dulu. Atau bisa juga
saudara menggunakan cassette lagu rohani.
Clarke (hal 488) mengatakan bahwa ada imam-imam
kafir yang meniru apa yang dilakukan nabi-nabi dalam penggunaan musik, tetapi
akibatnya sangat berbeda. Kalau nabi-nabi dipenuhi Roh Allah dan mendapatkan
ketenangan, maka imam-imam kafir itu justru dirasuk setan dan melakukan
gerakan-gerakan yang liar (Bandingkan dengan jaran kepang yang juga pakai
musik). Jadi, iman seseorang menentukan pengaruh lagu / musik baginya.
Penerapan:
Jangan terlalu berharap untuk menghibur
/ menenangkan orang yang non kristen (baik ia kristen KTP atau kafir total) dengan
menggunakan musik / lagu rohani. Paling-paling orang itu akan mendapatkan
penenangan semua / sementara, seperti yang didapat Saul ketika Daud memainkan
kecapi baginya (1Sam 16:14-23). Bisa-bisa itu tak berguna sama sekali
baginya.
Satu hal lagi yang harus diperhatikan
adalah bahwa Elisa menggunakan musik ini hanya sebagai persiapan bagi
dirinya untuk bisa mendapatkan pesan Tuhan dan menubuatkannya. Ini tidak
berarti bahwa pada waktu ia bernubuat / menyampaikan pesan Tuhan, musiknya
terus berjalan. Jadi, jangan menggunakan bagian ini sebagai dasar untuk
mengiringi pembacaan Kitab Suci / penyampaian khotbah dengan musik. Ini mungkin
lebih jelek lagi dari mengiringi doa dengan musik.
3) Pesan
Tuhan melalui Elisa (ay 16-19).
a) Mereka disuruh membuat parit (ay
16-17).
·
Parit itu
berfungsi untuk menahan air. Rupanya tempat itu menurun, sehingga kalau tidak
ada parit, nanti airnya turun ke bawah.
Sebetulnya ini perintah yang tidak
masuk akal dan bahkan menggelikan!
·
Ay 17b: ‘ternak sembelihan dan hewan pengangkut’.
Binatang yang ada pada mereka, sebagian
dibawa sebagai bahan makanan, dan sebagian yang lain sebagai binatang
pengangkut.
b) Ay 18a: ‘Dan itupun adalah perkara ringan di mata Tuhan’.
Apa yang sukar / mustahil bagi manusia,
merupakan hal yang mudah bagi Tuhan.
c) Elisa juga menubuatkan kekalahan
Moab (ay 18b-19).
Ay 19b: ‘kamu akan menumbangkan segala pohon yang baik’.
Ini kelihatannya bertentangan dengan
Ul 20:19-20 - “Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama
mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon
sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan,
tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu
bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung. Hanya pohon-pohon, yang engkau
tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk
mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau,
sampai kota itu jatuh”.
Untuk ini ada macam-macam penafsiran:
·
Elisa
bukan memerintahkan tetapi hanya menubuatkan.
·
Elisa
mengecualikan Moab.
·
Ul 20:19-20
itu dianggap hanya sebagai kebijaksanaan, bukan sebagai larangan, dan karena
itu hanya diterapkan terhadap negara yang akan mereka duduki, bukan terhadap
negara yang sekedar akan mereka kalahkan.
1) Ay 20: rupanya Tuhan memberi
hujan di atas sehingga banjir, dan airnya mengalir ke arah perkemahan mereka,
dan mengisi parit-parit itu.
2) Ay 22: pantulan sinar matahari pada
air oleh orang Moab terlihat merah seperti darah. Dan mereka berpikir bahwa
Israel, Yehuda dan Edom telah berperang satu sama lain. Tetapi pada waktu
mereka mendatangi perkemahan orang Israel untuk menjarah, mereka diserang dan
dikalahkan.
3) Ay 27a: raja Moab mempersembahkan
anak sulungnya sebagai korban bakaran.
Dalam banyak agama kafir,
mempersembahkan anak sebagai korban adalah sesuatu yang umum. Alangkah
berbedanya dengan kekristenan, dimana Allahlah yang mengorbankan Anak
TunggalNya bagi kepentingan kita.
Pulpit Commentary: “The
practice rested on the idea that God was best pleased when men offered to him
what was dearest and most precious to them; ... The Law condemned it in the
strongest terms as a profanation of the Divine Name (Lev 18:21; 20:1-5)” [= Praktek ini
didasarkan pada gagasan bahwa Allah paling diperkenan pada waktu manusia
mempersembahkan apa yang paling dikasihinya dan yang paling berharga baginya;
... Hukum Taurat menyalahkan hal itu dengan istilah yang terkuat sebagai suatu
pencemaran terhadap nama ilahi (Im 18:21; 20:1-5)] - hal 47.
4) Ay
27b sangat membingungkan.
Pulpit Commentary (hal 47) mengatakan
bahwa yang marah adalah rakyat Moab, dan mereka lalu meninggalkan kota itu.
Adam Clarke menganggap yang marah
adalah Allah, dan orang Israel sendiri begitu ngeri melihat pengorbanan anak
tersebut sehingga mereka meninggalkan kota itu.
Matthew Poole menganggap yang marah
adalah Israel, dan mereka lalu meninggalkan kota itu.
Seluruh nubuat Elisa terjadi dengan tepat, dan petunjuk Tuhan
melalui Elisa menyelamatkan Yoram, Yosafat dan Edom dan bahkan memberikan
kemenangan kepada mereka atas Moab. Karena itu, kalau menghadapi bahaya atau
problem, mintalah petunjuk / pimpinan Tuhan.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com