FONDASI KEKRISTENAN : Pegangan Katekisasi
oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.
A) Yesus
adalah Allah.
Bukti
bahwa Yesus adalah Allah:
1)
Yesus disebut Anak Allah.
Sebutan Anak
Allah harus diartikan menurut pengertian orang di sana pada
jaman itu, bukan menurut pengertian orang di sini pada jaman ini!
Sebutan Anak
Allah ini tidak berarti bahwa mula-mula ada Allah, yang
lalu beranak. Kalau diartikan seperti itu, jelas menunjukkan
bahwa Yesus itu tidak kekal, sehingga Ia pasti bukan Allah.
Sebutan Anak
Allah bagi Yesus berarti bahwa Ia mempunyai hakekat yang
sama dengan Allah Bapa dan itu berarti bahwa Ia adalah Allah
sendiri (Yoh 5:18 10:33 19:7).
Yoh 5:18 - Sebab
itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya,
bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia
mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian
menyamakan diriNya dengan Allah.
Semua orang Yahudi
tahu makna dari pengakuan Yesus sebagai Anak Allah, dan karena
itu mereka menganggapNya menghujat Allah dan berusaha membunuh
Dia.
2)
Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian
(Yes 9:5 Yoh 1:1 Roma 9:5 Fil
2:5b-7 Titus 2:13 Ibr 1:8 2Pet 1:1
1Yoh 5:20).
Beberapa dari
ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:
·
Yoh 1:1 - Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Kata
Firman (bahasa Yunani: LOGOS) di sini jelas menunjuk
kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan
bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan dari
Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai Anak Tunggal
Allah. Dan Yoh 1:1 ini secara explicit
mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.
·
Tit 2:13 (NIV): while we wait for the blessed
hope - the glorious appearing of our great God and Savior,
Jesus Christ (= sementara kita menantikan
pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita
yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).
Jadi terlihat
dengan jelas bahwa di sini Yesus Kristus disebut dengan sebutan our
great God and Savior (= Allah kita yang besar dan
Juruselamat kita).
·
Fil 2:6-7 berbunyi sebagai berikut: ... Kristus
Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Istilah dalam
rupa Allah dan kesetaraan dengan Allah sudah
secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.
·
2Pet 1:1 (NASB): ... by the righteousness of our
God and Savior, Jesus Christ (= oleh kebenaran
Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).
3)
Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yes 9:5
Yer 23:5-6 Yer 33:14-16 Mat 1:23 2Tim 1:10
Ibr 1:8,10).
Beberapa dari
ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:
·
Yes 9:5 jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan
dalam ayat itu Ia disebut sebagai Allah yang perkasa.
·
Yer 23:5-6 dan Yer 33:14-16 juga jelas merupakan nubuat
tentang Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Kristus disebut sebagai
TUHAN keadilan, dimana kata TUHAN tersebut dalam
bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH. Ini adalah ayat-ayat
yang sangat penting dalam menghadapi orang-orang Saksi Yehovah
karena dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan
YAHWEH / YEHOVAH.
Perlu diketahui
bahwa dalam Kitab Suci sebutan ADONAI (= Tuhan / Lord)
bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam
Yes 21:8). Demikian juga dengan sebutan Ibrani
ELOHIM [= Allah / God(s)], atau sebutan Yunani
THEOS (= God / Allah), bisa digunakan untuk menunjuk
kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Kel 4:16 Kel 7:1
Kel 12:12 Kel 20:3,23 Hakim 16:23-24
1Raja 18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6).
Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak
pernah digunakan untuk siapapun / apapun selain Allah, karena
YAHWEH adalah nama Allah (Kel 3:15 Yes 42:8)!
Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH,
itu jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.
·
Dalam Mat 1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang
artinya adalah God with us (= Allah dengan
kita).
·
Dalam Perjanjian Lama, sebutan Juruselamat dan
Penebus / Penolong ditujukan kepada Allah
(Yes 43:3,11 Yes 45:15 Yer 14:8 Hos 13:4),
tetapi dalam Perjanjian Baru, sebutan itu ditujukan kepada Yesus
(2Tim 1:10 Tit 1:4 Tit 2:13 Tit 3:6
2Pet 1:11 2Pet 2:20 2Pet 3:18).
·
Dalam Ibr 1:8,10 Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan
Allah dan Tuhan.
4)
Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi
seperti:
·
Kekal (Mikha 5:1b Yoh 1:1 Yoh 8:58
Yoh 10:10 Yoh 17:5 Ibr 1:11-12 Wah 1:8,17-18
Wah 22:13).
*
Mikha 5:1b, yang jelas merupakan suatu nubuat tentang
Kristus, mengatakan yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.
*
Yoh 1:1 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada pada
mulanya.
*
Yoh 8:58 mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham,
padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum Kristus
lahir.
*
Yoh 10:10, dan banyak ayat Kitab Suci yang lain,
mengatakan bahwa Yesus datang. Ini menunjuk
pada saat kelahiran Yesus. Tidak dikatakan dilahirkan
tetapi datang, karena datang
menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.
*
Yoh 17:5 mengatakan bahwa Yesus memiliki kemuliaan di
hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.
*
Ibr 1:11-12.
Ţ
Perhatikan kata-kata semuanya itu akan binasa, tetapi
Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu
tidak berkesudahan.
Ţ
Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas,
karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr 1:8-9
(dihubungkan oleh kata dan pada awal
Ibr 1:10), dan Ibr 1:8 berkata tentang
Anak.
*
Wah 1:8 dan Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai Alfa
dan Omega (huruf pertama dan terakhir dalam abjad
Yunani), dan Wah 1:17 dan Wah 22:13 mengatakan bahwa Ia
adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan
Wah 22:13 juga mengatakan bahwa Yesus adalah Yang
pertama dan Yang terkemudian, dan semua ini jelas
menunjukkan bahwa Ia ada dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya. Lalu Wah 1:18 mengatakan bahwa Ia hidup,
sampai selama-lamanya.
·
Suci / tak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).
·
Mahakuasa.
Mujijat-mujijat
yang Ia lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan
orang sakit, memberi makan 5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2
ikan, menenangkan badai, mengubah air menjadi anggur, berjalan di
atas air, mengusir setan, dsb, menunjukkan kemaha-kuasaanNya.
Memang nabi-nabi
dan rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi
ada beberapa perbedaan:
*
Tidak ada nabi / rasul yang bisa melakukan mujijat sesuai
kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa (Yoh 5:21).
*
Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya sendiri tetapi
dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka
melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Tetapi Yesus
melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri (bdk. Yoh 10:18),
dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain untuk melakukan
mujijat.
*
Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat sebanyak / sehebat
yang Yesus lakukan (Yoh 15:24).
·
Mahatahu (Mat 9:4 Mat 12:25 Yoh 2:24-25 Yoh
6:64).
·
Mahaada.
*
Ini terlihat dari Yoh 1, yang mula-mula menyatakan bahwa
Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah
(Yoh 1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu
lalu menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14).
Tetapi anehnya Yoh 1:18 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu
masih ada di pangkuan Bapa (NIV: ... but God the only
Son, who is at the Fathers side
...).
*
Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari janji yang Ia berikan
dalam Mat 18:20 dan Mat 28:20b. Dengan adanya janji
seperti itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang
pendusta!
·
Tidak berubah (Ibr 13:8).
5)
Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan
pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:
·
Penciptaan (Yoh 1:3,10 1Kor 8:6 Kol 1:16 Ibr
1:2,10).
·
Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).
·
Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).
·
Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21 Wah 21:5).
·
Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32 Yoh 5:22,27).
Bahwa Yesus akan
menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah
Allah sendiri. Mengapa?
*
Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman
Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah
begitu banyak.
Kalau Kristus
bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi
begitu banyak manusia itu dengan adil?
*
Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan
dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa
neraka bukanlah semacam masyarakat komunis dimana
hukuman semua orang sama), seperti:
Ţ
banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya
sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang
dosanya banyak.
Ţ
tingkat dosanya.
Misalnya, dosa
membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12
dan Kel 22:1).
Ţ
tingkat pengetahuannya.
Makin
banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin
berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).
Ţ
kesengajaannya.
Dosa
sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel
21:12-14).
Ţ
pengaruh dosa yang ditimbulkan.
Kalau seseorang
yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka
pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada
kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya
juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang
menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman
yang lebih berat (Mark 12:40b Luk 20:47b).
Ţ
apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.
Seseorang yang
mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih
berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan
uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa
terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang
melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam
Maz 35:19 Maz 69:5 Maz 119:78,86. Juga
dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai /
mencari dosa, seperti Maz 4:3.
*
Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang
yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan,
seperti:
Ţ
banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.
Ţ
jenis perbuatan baik yang dilakukan.
Ţ
besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus
berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak
dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena
janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4).
Ţ
motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.
Untuk bisa
melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah
seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan
karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!
Charles Hodge:
As Christ is to be the judge, as all men are to
appear before him, as the secrets of the hearts are to be the
grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers
believed Christ to be a divine person, for nothing less than
omniscience could qualify any one for the office here ascribed to
our Lord (= Karena Kristus akan menjadi Hakim,
karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia
dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa
penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah
Pribadi ilahi, karena hanya kemahatahuan yang bisa memenuhi
syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap
sebagai milik Tuhan kita) - I & II
Corinthians, hal 501.
Karena itu
adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa
Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak
mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!
6) Kitab
Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:
·
Penghormatan (Yoh 5:23).
·
Kepercayaan (Yoh 14:1).
·
Pengharapan (1Kor 15:19).
·
Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah
Tritunggal (Mat 28:19 2Kor 13:13).
7)
KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat di
bawah ini:
·
Yoh 10:30 - Aku dan Bapa adalah satu.
·
Yoh 14:7-10a - Sekiranya kamu mengenal
Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal
Dia dan kamu telah melihat Dia. Kata Filipus
kepadaNya: Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu
sudah cukup bagi kami. Kata Yesus kepadanya: Telah
sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak
mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah
Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa
Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?.
8)
Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh
5:23 Yoh 10:30 Yoh 14:7-10 Yoh 15:23
Mat 26:63-64).
Memang kalau
seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu
tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah.
Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendusta. Tetapi Yesus bukan
hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia
juga rela mati demi pengakuan tersebut!
Ada seorang penulis
buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan keilahian Yesus
dengan cara sebagai berikut:
Yesus
= Allah / Anak Allah
Tidak benar
Benar
Tahu
Tidak tahu
Pendusta Orang
gila
Allah / Anak Allah
Orang tolol
Keterangan:
Yesus mengaku
sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau mati untuk pengakuan itu.
Ada 2 kemungkinan
tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR.
Kalau pengakuan itu
TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa
pengakuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa
pengakuanNya tidak benar.
Kalau Yesus tahu
bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti adalah seorang
PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk suatu
dusta).
Kalau Yesus tidak
tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia pasti adalah ORANG
GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang Ia
sendiri katakan.
Kalau pengakuan
Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus adalah ALLAH / ANAK
ALLAH.
Jadi sekarang,
hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:
·
Yesus adalah pendusta / orang tolol.
·
Yesus adalah orang gila.
·
Yesus betul-betul adalah Allah / Anak Allah.
Yang mana yang
menjadi pilihan saudara?
C. S. Lewis:
A man who was merely a man and said the sort of
things Jesus said wouldnt be a great moral teacher.
Hed either be a lunatic ... or else hed be the Devil
of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is,
the Son of God, or else a madman or something worse
(= Seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan
mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang
guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia
adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau
orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah
orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).
9)
Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan
tunduk kepada Yesus (Mat 8:28-32).
10)
Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.
Dalam Ibr 1:6
Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah
Anak / Yesus.
Yesus sendiri mau
disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat 14:33 Mat 28:9,17
Yoh 9:38 Yoh 20:28), padahal Yesus sendiri
berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).
Perhatikan juga
bahwa:
·
rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26 Kis 14:14-18).
·
malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sembah itu
kepada Allah (Wah 19:10 Wah 22:8-9).
·
Herodes dihukum mati oleh Tuhan karena menerima penghormatan
ilahi (Kis 12:20-23).
Karena itu, kalau
Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah
bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang
yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri!
Yang mana yang saudara pilih?
B) Yesus
adalah manusia.
1)
Setelah inkarnasi (kristen percaya pada inkarnasi, bukan pada
reinkarnasi!), maka Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan
sungguh-sungguh manusia (100% Allah dan 100% manusia), tetapi Ia
hanya 1 pribadi.
Herschel H.
Hobbs: It is just as great a heresy to deny His
humanity as to deny His deity (= Menyangkal
kemanusiaanNya adalah sama sesatnya dengan menyangkal
keilahianNya) - The Epistles of John, hal
21.
2) Bukti
bahwa Yesus adalah manusia:
a)
Ia disebut orang / seorang manusia (Yoh 8:40
Kis 2:22 Ro 5:15 1Kor 15:21).
b)
Ia menyebut diriNya sendiri Anak Manusia (Mat 24:44).
c)
Kitab Suci mengatakan bahwa Ia telah menjadi manusia / daging
(Yoh 1:14 1Tim 3:16 Ibr 2:14 1Yoh 4:2).
Semua ayat-ayat ini
sebetulnya terjemahan hurufiahnya menggunakan kata
daging. Ini merupakan suatu synecdoche (= gaya
bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya), yang bukan
hanya menunjuk pada daging / tubuh manusia, tetapi pada seluruh
manusia. Dengan demikian ayat-ayat tersebut tidak boleh diartikan
bahwa Kristus hanya mempunyai tubuh manusia tetapi tidak
mempunyai jiwa / roh manusia.
d) Kitab
Suci menggambarkan Kristus sebagai seseorang yang:
1. Mempunyai
tubuh (darah, daging, dan tulang) dan jiwa / roh.
·
Bahwa Kristus betul-betul mempunyai tubuh (darah, daging, tulang)
ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Mat 26:26,28 Luk 24:39
Ibr 2:14.
·
Bahwa Kristus mempunyai jiwa / roh ditunjukkan oleh:
*
ayat-ayat seperti (Mat 26:38 Mat 27:50 Luk 23:46
Yoh 11:33 Yoh 12:27 Yoh 13:21 1Yoh 3:16).
Dalam
Mat 26:38 kata hati seharusnya adalah
jiwa (bahasa Yunani: PSUCHE).
Dalam
Mat 27:50 dan Luk 23:46, kata nyawa
seharusnya adalah roh (bahasa Yunani: PNEUMA).
Dalam
Yoh 11:33 kata hati seharusnya adalah
roh.
Dalam
Yoh 12:27 Kitab Suci Indonesia memberikan terjemahan yang
benar, yaitu jiwaKu.
Dalam
Yoh 13:21 terjemahan hurufiahnya adalah: was
troubled in spirit (= terganggu / susah dalam roh).
Dalam
1Yoh 3:16 kata nyawa seharusnya adalah
jiwa.
*
adanya pikiran manusia (Mat 24:36 Luk 2:40,52),
perasaan manusia (Mat 8:10 Mat 9:36 Mat 26:37,38
Mark 3:5 Mark 6:6 Luk 7:9 Yoh 11:33,35
Yoh 12:27), dan kehendak manusia (Mat 26:39).
Ini semua jelas menunjukkan adanya jiwa / roh manusia.
2. Mengalami
pertumbuhan / perkembangan (Luk 2:40,52).
3.
Mengalami segala sesuatu yang dialami oleh manusia-manusia yang
lain (kecuali dalam hal melakukan dosa), seperti: lahir
(Luk 2:7), lapar (Mat 4:2), haus (Yoh 4:7 Yoh 19:28),
letih (Yoh 4:6), tidur (Mat 8:24), penderitaan
(Ibr 2:10,18 Ibr 5:8), dan mati (Yoh 19:30).
e)
Ayat-ayat seperti Ro 8:3 Fil 2:7-8 Ibr 2:14-17
jelas menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah manusia.
3) Keberatan
terhadap kemanusiaan Yesus dan jawabannya:
a)
Ada orang yang mengatakan bahwa kalau Yesus adalah manusia yang
suci, maka sebetulnya Ia bukan manusia, karena semua manusia
berdosa. Untuk menjawab keberatan ini perlu diketahui bahwa dosa
tidak termasuk dalam hakekat manusia. Sebelum jatuh ke dalam
dosa, Adam dan Hawa sudah adalah manusia!
b)
Ada juga yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah manusia yang sama
seperti kita karena dalam pembuahannya tidak digunakan air mani
laki-laki. Untuk menjawab serangan ini, kita bisa menunjuk pada
Adam dan Hawa, yang dalam pembentukannya juga tidak menggunakan
air mani laki-laki. Bahkan boleh dikatakan bahwa dalam
pembentukan mereka tidak ada pembuahan apapun. Tetapi mereka
tetap adalah manusia sungguh-sungguh, sama seperti kita.
Seseorang pernah
berkata bahwa Allah bisa dan pernah mencipta manusia dengan 4
cara:
·
Tanpa menggunakan laki-laki ataupun perempuan, yaitu pada waktu
Ia menciptakan Adam.
·
Tanpa menggunakan perempuan tetapi dengan menggunakan laki-laki,
yaitu pada waktu Ia menciptakan Hawa.
·
Tanpa menggunakan laki-laki tetapi dengan menggunakan perempuan,
yaitu pada waktu Ia menciptakan manusia Yesus.
·
Dengan menggunakan laki-laki dan perempuan, yaitu pada waktu Ia
menciptakan semua manusia selain Adam, Hawa, dan manusia Yesus.
Jadi kesimpulannya,
bahwa manusia Yesus diciptakan oleh Allah hanya dengan
menggunakan seorang perempuan, tidak menyebabkan Ia bukanlah
manusia yang sejati.
4) Hal
yang perlu diwaspadai.
Sesuatu yang
penting sekali untuk diwaspadai / diperhatikan adalah: Ada banyak
ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada banyak ayat yang
menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan
ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk membuktikan
bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan
ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk
membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah!
Illustrasi:
Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga
adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan
memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta.
Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu
olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada
orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu
sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, waktu
melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai
bukti bahwa saya bukan pendeta!
Analoginya, karena
Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan
ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan
bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang
menunjukkan kemanusiaan Yesus (seperti Yoh 14:28 dan Mat
24:36) untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!
Orang-orang Saksi
Yehovah sering menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan
Kristus untuk membuktikan bahwa Kristus bukanlah Allah.
Misalnya:
·
Mat 24:36 yang menunjukkan pikiran manusia yang terbatas
dalam diri Yesus, dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukanlah
Allah.
·
Yoh 14:28 yang jelas juga menekankan Yesus sebagai manusia
(pikiran manusialah yang saat itu timbul) dipakai untuk
membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah, atau bahwa Yesus lebih
rendah dari pada Allah.
·
Ibr 5:8 yang mengatakan bahwa Yesus telah belajar
menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, yang jelas
juga menunjukkan Yesus sebagai manusia, dipakai untuk menunjukkan
bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu belajar.
·
Mat 4:1-11 yang menunjukkan bahwa Yesus dicobai, dipakai
sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena
Allah tidak bisa dicobai (bdk. Yak 1:13).
·
Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berdoa, juga mereka pakai
untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah, karena Allah tidak
perlu berdoa.
5) Mengapa
Yesus menjadi manusia?
a)
Karena Ia mau memikul hukuman dosa manusia (Ibr 2:14-17).
Andaikata Ia mau
memikul hukuman dosa malaikat, maka Ia harus menjadi malaikat.
Tetapi karena Ia mau memikul hukuman dosa manusia, maka Ia harus
menjadi manusia.
b)
Supaya bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia.
1Tim 2:5 - Karena
Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara
Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.
c)
Supaya bisa menjadi teladan bagi kita (Yoh 13:14-15).
d)
Supaya bisa mati.
Upah dosa ialah
maut / kematian (Ro 6:23). Allah tidak bisa mati. Jadi
supaya bisa memikul hukuman dosa yaitu kematian, Yesus menjadi
manusia.
C)
Kematian Yesus untuk menebus dosa manusia.
Allah itu kasih,
dan karena itu Ia ingin manusia bebas dari hukuman dosa. Tetapi
Allah tidak bisa menghapuskan / mengampuni dosa begitu saja,
karena Ia juga adalah Allah yang adil, yang harus menghukum
setiap orang berdosa. Kalau Allah mau manusia bebas dari hukuman
dosa, maka Allah sendiri harus menanggung / memikul hukuman dosa
itu bagi manusia. Dengan kata lain Allah harus menjadi substitute
/ pengganti dalam memikul hukuman dosa. Karena itulah, maka Allah
lalu menjadi manusia (yaitu Yesus) dan Ia sendiri menanggung
hukuman yang Ia sendiri jatuhkan. Jadi, pada waktu Yesus ada di
kayu atas kayu salib, Ia menanggung / memikul hukuman dosa
manusia (Yes 53:4-6).
Bahwa
Kristus adalah substitute / pengganti kita dalam memikul
hukuman dosa, terlihat dari:
1)
Ayat-ayat Kitab Suci seperti 2Kor 5:15 dan Yes 53:4-6.
Yes 53:4-6 - Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil
jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan
kepadanya kejahatan kita sekalian.
Catatan:
kata-kata penyakit dan sembuh tidak boleh
diartikan secara jasmani, tetapi secara rohani. Jadi
penyakit menunjuk pada penyakit rohani, yaitu dosa,
dan sembuh menunjuk pada kesembuhan rohani, yaitu
penerimaan pengampunan dosa / pembenaran.
2Kor 5:15 - Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi
untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka.
Catatan:
dalam ayat ini ada kata-kata Kristus telah mati untuk
semua orang dan telah mati dan dibangkitkan untuk
mereka, dimana kata untuk dalam bahasa
Yunaninya adalah HUPER yang berarti: for (=
untuk); in behalf of (= untuk kepentingan), for
the sake of (= demi).
2)
Kristus tidak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).
Andaikata
Ia berdosa, maka pada saat Ia mati, Ia mengalami hukuman untuk
diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia mati,
Ia mengalaminya untuk kita!
3)
Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah penyaliban, bukan
pemenggalan, perajaman, dsb.
Mengapa
harus salib? Karena salib adalah hukuman yang terkutuk,
dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia menanggung
kutuk yang seharusnya untuk kita (Gal 3:10b,13 bdk.
Ul 21:23).
Gal 3:10b - Terkutuklah
orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis
dalam kitab hukum Taurat.
Gal 3:13 - Kristus
telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: Terkutuklah orang
yang digantung pada kayu salib!.
Memang
sebetulnya kematian karena hukuman gantung juga merupakan
kematian yang terkutuk, tetapi kalau Kristus mati karena hukuman
gantung, maka Ia tidak mencurahkan darah. Padahal pencurahan
darah itu harus ada, karena:
a)
Dengan demikian Ia menggenapi Type / gambaran domba korban dosa
dalam Perjanjian Lama.
b)
Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa (Ibr 9:22).
Jadi,
Kristus tidak boleh mati karena hukuman gantung, tetapi harus
karena penyaliban.
4)
Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.
Kalau
kita masuk neraka untuk menerima hukuman karena dosa-dosa kita,
maka jelas bahwa kita akan mengalami hukuman yang luar biasa!
Kristus menjadi substitute / pengganti kita, dan karena
itu Ia harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Kristus
memang mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, yaitu:
a)
Pencambukan.
Untuk
bisa mengerti betapa hebatnya pencambukan yang Kristus alami bagi
kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di bawah ini.
William
Hendriksen: The Roman scourge consisted of a
short wooden handle to which several thongs were attached, the
ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply
pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the
victims back, bared and bent. Generally two men were
employed to administer this punishment, one lashing the victim
from one side, one from the other side, with the result that the
flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated
veins and arteries, sometimes even entrails and inner organs,
were exposed. Such flogging, from which Roman citizens were
exempt (cf Acts 16:37), often resulted in death
[= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi
beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan
potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan
tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada
punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkukkan. Biasanya 2
orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang
mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang
lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang
koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri
yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ
bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti
itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi
(bdk. Kis 16:37), sering berakhir dengan kematian].
William Barclay:
Roman scourging was a terrible torture. The victim
was stripped; his hands were tied behind him, and he was tied to
a post with his back bent double and conveniently exposed
to the lash. The lash itself was a long leather thong, studded at
intervals with sharpened pieces of bone and pellets of lead. Such
scourging always preceded crucifixion and it reduced the
naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding
weals. Men died under it, and men lost their reason under
it, and few remained conscious to the end of it
[= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban
ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada
suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka
terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali kulit yang
panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan
butiran-butiran timah yang runcing. Pencambukan seperti itu
selalu mendahului penyaliban dan pencambukan itu
menjadikan tubuh telanjang itu menjadi carikan-carikan daging
mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah. Ada
orang yang mati karenanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya
(menjadi gila?) karenanya, dan sedikit orang bisa tetap sadar
sampai akhir pencambukan].
Sebetulnya
saudara dan sayalah yang seharusnya dicambuki sebagai hukuman
atas dosa-dosa kita, tetapi Kristus telah memikul hukuman kita.
Dengan demikian kalau kita mau percaya kepadaNya, kita bebas dari
hukuman dan mendapatkan hidup yang kekal.
b)
Penyaliban.
Untuk
bisa mengerti betapa hebatnya penyaliban yang Kristus alami bagi
kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di bawah ini.
Pulpit
Commentary: Nails were driven through the hands
and feet, and the body was supported partly by these and partly
by a projecting pin of wood called the seat. The rest for the
feet, often seen in picture, was never used (=
Paku-paku menembus tangan dan kaki, dan tubuh disangga / ditopang
sebagian oleh paku-paku ini dan sebagian lagi oleh sepotong kayu
yang menonjol yang disebut tempat duduk. Tempat
pijakan kaki, yang sering terlihat dalam gambar, tidak pernah
digunakan).
William Barclay:
When they reached the place of crucifixion, the cross
was laid flat on the ground. The prisoner was stretched upon it
and his hands nailed to it. The feet were not nailed, but only
loosely bound. Between the prisoners legs projected a
ledengane of wood called the saddle, to take his weight when the
cross was raised upright - otherwise the nails would have torn
through the flesh of the hands. The cross was then lifted upright
and set in its socket - and the criminal was left to die ...
Sometimes prisoners hung for as long as a week, slowly dying of
hunger and thirst, suffering sometimes to the point of actual
madness [= Ketika mereka sampai di tempat
penyaliban, salib itu ditidurkan di atas tanah. Orang hukuman itu
direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada salib itu.
Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di
antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya),
menonjol sepotong kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat
orang itu pada waktu salib itu ditegakkan - kalau tidak maka
paku-paku itu akan merobek daging di tangannya. Lalu salib itu
ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu
dibiarkan untuk mati ... Kadang-kadang, orang-orang hukuman
tergantung sampai satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar
dan haus, menderita sampai pada titik dimana mereka menjadi gila].
Catatan:
William Barclay menganggap bahwa yang dipaku hanyalah tangan
saja. Kaki hanya diikat secara longgar, tetapi tidak di paku. Ini
ia dasarkan pada:
·
tradisi.
·
Yoh 20:25,27 yang tidak menyebut-nyebut tentang bekas paku
pada kaki.
Tetapi saya tidak
setuju dengan Barclay, dan saya berpendapat bahwa Yesus dipaku
bukan hanya tangannya, tetapi juga kakinya. Alasan saya:
¨
penulis-penulis lain ada yang mengatakan bahwa tradisinya tak
selalu seperti yang dikatakan oleh Barclay (misalnya penulis dari
Pulpit Commentary yang saya kutip di atas). Juga tentang pemakuan
kaki ini caranya tidak selalu sama. Kadang-kadang kedua kakinya
dipaku menjadi satu, dan kadang-kadang kedua kakinya dipaku
sendiri-sendiri secara terpisah.
¨
Maz 22, yang adalah mazmur / nubuat tentang salib (baca
seluruh mazmur itu dan perhatikan ay 2,8-9,16,17b,19 yang
jelas menunjukkan bahwa ini adalah Mazmur tentang salib), berkata
pada ay 17b: mereka menusuk tangan dan kakiku.
¨
Dalam Luk 24:39-40, Tuhan Yesus menunjukkan tangan dan
kakiNya! Pasti karena ada bekas pakunya!
Sama seperti
pencambukan, penyaliban adalah hukuman yang sebetulnya dijatuhkan
kepada kita. Tetapi Yesus sudah memikulnya bagi kita sehingga
kita tidak lagi perlu dihukum, asal kita mau percaya kepada
Yesus!
Selanjutnya Barclay
mengutip seorang yang bernama Klausner sebagai berikut:
The
criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from
the scourging. There he hung to die of hunger and thirst and
exposure, unable even to defend himself from the torture of the
gnats and flies which settled on his naked body and on his
bleeding wounds [= Kriminil itu dilekatkan /
dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah
karena pencambukan. Disana ia tergantung untuk mati karena lapar,
haus dan kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri
dari siksaan dari nyamuk dan lalat yang hinggap pada tubuhnya
yang telanjang dan pada luka-lukanya yang berdarah].
Barclay lalu
mengatakan:
It is
not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered -
willingly - for us (= Itu bukanlah suatu
gambaran yang bagus, tetapi itulah yang diderita oleh Yesus
Kristus - dengan sukarela - bagi kita).
Ada satu hal
yang harus diwaspadai kalau kita mendengar tentang hebatnya
penderitaan yang Yesus alami bagi kita, yaitu kalau kita sekedar
merasa kasihan kepadaNya. Dalam Luk 23:27-32 bisa kita lihat
bahwa ada banyak perempuan merasa kasihan dan menangisi Yesus,
yang lalu justru ditegur oleh Yesus. Dan Pulpit Commentary
mengomentari peristiwa ini dengan berkata:
He does
not want our pity. This would be a wasted and mistaken
sentiment (= Ia tidak membutuhkan / menghendaki
belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang sia-sia dan
salah).
Yesus berkorban
bagi saudara bukan supaya saudara merasa kasihan kepadaNya,
tetapi supaya saudara percaya kepadaNya dan diselamatkan! Kalau
saudara hanya mempunyai perasaan kasihan kepada Yesus, tetapi
tidak percaya kepadaNya, saudara sudah ditipu oleh setan. Dengan
adanya perasaan kasihan itu saudara seakan-akan adalah orang yang
pro Yesus, tetapi ketidakpercayaan saudara membuktikan bahwa
saudara tetap adalah orang yang anti Yesus!
5)
Kristus menolak anggur bius (Mat 27:34).
Banyak
penafsir beranggapan bahwa Ia menolak anggur itu, karena:
·
anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi
rasa sakit.
·
Ia sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul
hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya
dikurangi. Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita!
6)
Kristus mengalami kehausan (Yoh 19:28 bdk. Maz 22:16).
Ingat
bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa.
Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam
Luk 16:23-24. Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu,
dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini
menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal
kita mau percaya kepada Yesus!
7)
Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah (Mat 27:46).
Keterpisahan
dengan Allah merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2 2Tes
1:9). Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena
itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya.
Inilah neraka yang Ia pikul bagi kita!
8)
Kristus mati.
Upah
dosa ialah maut (Ro 6:23), dan karena itu Kristus, yang
menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami
kematian.
Kristus memang
telah menderita dan mati sebagai substitute
/ pengganti orang berdosa. Tetapi ini tidak ada gunanya bagi
saudara kalau saudara tidak percaya dan menerima Dia sebagai
Juruselamat dan Tuhan dalam kehidupan saudara!
D) Kebangkitan
Yesus.
1) Arti
kebangkitan Yesus.
a) Musuh
(Iblis dan maut) sudah dikalahkan (Kej 3:15 1Kor
15:57).
·
Baik Iblis maupun maut sebetulnya sudah dikalahkan pada waktu
Yesus bangkit dari antara orang mati. Tetapi sekarang Iblis dan
maut masih diberi kesempatan untuk menakut-nakuti / menggoda
manusia. Pada kedatangan Kristus yang kedua nanti, barulah maut
dihancurkan selama-lamanya (1Kor 15:53-55 Wah 21:4)
dan Iblis dibuang ke dalam neraka (2Tes 2:8 Wah 20:10),
sehingga tidak lagi bisa menggoda kita. Ini adalah sesuatu yang
sudah pasti akan terjadi, dan hal ini bahkan diketahui dan diakui
oleh setan sendiri (Mat 8:29).
·
Karena itu orang kristen tidak boleh takut kepada setan maupun
kepada kematian. Orang kristen memang tetap akan mengalami
kematian jasmani, tetapi bagi orang kristen kematian itu bukan
lagi merupakan hukuman dosa, tetapi merupakan pintu gerbang
menuju surga.
b)
Hutang dosa telah dibayar lunas dan pembayarannya telah diterima
oleh Allah.
·
Yesus membayar hutang dosa kepada Allah, bukan kepada setan!
Ini perlu
ditekankan karena adanya ajaran yang mengatakan bahwa pada waktu
manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi milik setan. Karena
itu Yesus mati untuk membayar kepada setan supaya bisa
mendapatkan manusia kembali. Ini adalah ajaran yang salah /
sesat, karena pada waktu manusia berbuat dosa, manusia berbuat
dosa kepada Allah, bukan kepada setan. Karena itu pembayaran
hutang dosa jelas harus ditujukan kepada Allah. Setan sama sekali
tidak berhak menerima pembayaran hutang dosa itu!
·
Kalau pembayaran itu tidak diterima oleh Allah, atau kalau hutang
dosa itu belum lunas, maka Yesus harus tetap ada di dalam
kematian yang merupakan upah dosa (Ro 6:23). Bahwa Ia bisa
bangkit, menunjukkan bahwa pembayaran hutang itu telah diterima
oleh Allah, dan hutang dosa manusia sudah betul-betul lunas.
Karena itu, fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang
mati, menjamin keselamatan kita!
c)
Menunjukkan apa yang akan dialami oleh orang-orang yang percaya
kepada Kristus. Kebangkitan Kristus merupakan pola yang akan
diikuti oleh orang yang percaya kepadaNya (Ro 6:4,5,8 1Kor
6:14 1Kor 15:20-23 2Kor 4:14 Fil 3:21
Kol 2:12 1Tes 4:14).
d) Menunjukkan
bahwa Yesus adalah Anak Allah (Ro 1:4).
2) Penyangkalan
terhadap kebangkitan Yesus.
a)
Yesus sebetulnya tidak bangkit, tetapi mayatNya dicuri oleh
murid-muridNya (Mat 28:11-15).
Pandangan ini tidak
masuk akal, sebab:
·
Adanya batu besar yang menutup kubur, meterai, dan penjagaan yang
ketat (Mat 27:62-66).
Perlu diingat bahwa
pada jaman itu penjaga yang lalai dalam tugasnya menghadapi
hukuman mati (bdk. Kis 12:19 Kis 16:27). Karena itu
tidak mungkin para penjaga kubur Yesus itu lalai dalam menjaga
kubur sehingga mayat Yesus bisa dicuri.
·
Kain kapan tetap ada dalam kuburan (Yoh 20:5-7).
Kalau murid-murid
mencuri mayat Tuhan Yesus, pasti mereka tidak akan berlama-lama
di dalam kubur. Mereka pasti tidak akan membuka kain kapan itu di
dalam kuburan, tetapi akan membawa mayat Yesus beserta kain
kapannya.
·
Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.
·
Murid-murid mati syahid untuk Yesus.
Kalau murid-murid
mencuri mayat Yesus, mereka pasti tahu bahwa Yesus adalah seorang
pendusta, dan tidak mungkin mereka mau mati untuk seorang
pendusta.
·
Kalau memang ada pencuri yang mencuri mayat Yesus pada waktu
penjaga-penjaga sedang tertidur, dari mana para penjaga itu tahu
bahwa yang mencuri adalah murid-murid Yesus? Dan kalaupun dari
penyelidikan mereka akhirnya bisa tahu hal itu, mengapa mereka
tidak berusaha menangkap murid-murid Yesus untuk mendapatkan
mayat Yesus kembali?
b)
Yesus tidak bangkit, tapi mayatNya dicuri oleh tentara Romawi /
para pemimpin agama.
Pandangan
ini juga tidak masuk akal, sebab:
·
Pada saat murid-murid mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit,
pencuri mayat itu dengan mudah bisa menunjukkan mayat Yesus, dan
membuktikan bahwa Yesus tidak bangkit. Tetapi ternyata hal ini
tidak pernah mereka lakukan.
·
Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.
c)
Yesus tidak bangkit, tetapi sadar dari pingsanNya.
Pandangan
ini juga tidak masuk akal, sebab:
·
Yesus mengalami luka-luka berat, baik karena pencambukan,
penyaliban, maupun penusukan tombak.
·
Yesus ada dalam kubur seorang diri, tanpa makanan, minuman,
obat-obatan, dan tidak ada dokter atau perawat yang menolongNya.
Dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin Yesus justru jadi
sembuh setelah hari yang ketiga?
d)
Yesus tidak bangkit, tetapi keluar dari persembunyianNya,
sedangkan yang mati disalib adalah orang lain yang mirip Yesus.
Pandangan
ini juga tidak masuk akal, sebab:
·
Orang-orang yang membenci Yesus tidak mungkin keliru menyalibkan
orang lain, karena orang yang benci pada seseorang pasti
mengingat wajah musuhnya.
·
Murid-murid yang mencintai Yesus juga tidak mungkin keliru
mengenali Guru mereka, sehingga mereka menjadi takut setelah
Yesus mati.
·
Waktu Yesus keluar dari persembunyianNya, mayat Yesus
palsu seharusnya tetap ada di dalam kubur. Tetapi kenyataannya
adalah: kubur itu kosong.
e) Yesus
tidak bangkit, murid-murid hanya mengalami halusinasi.
Pandangan
ini juga tidak masuk akal, sebab:
·
Murid-murid tidak pernah mengharapkan kebangkitan Yesus.
·
Halusinasi itu bisa dilihat oleh banyak orang
sekaligus.
·
Dalam halusinasi itu Yesus bisa bercakap-cakap, bisa
dipegang, dan juga bisa makan (Luk 24:36-43).
f)
Yesus bangkit, bukan secara jasmani, tetapi secara rohani
(pandangan dari Saksi Yehovah).
Pandangan ini juga
tidak masuk akal, sebab:
·
Apa gerangan yang dimaksud dengan kebangkitan rohani? Roh Yesus
tidak pernah mati! Ia memang pernah mengalami kematian rohani,
yaitu pada waktu Ia ditinggal oleh Bapanya (Mat 27:46). Tetapi
dalam arti sebenarnya roh tidak bisa mati!
·
Kubur Yesus kosong, dan ini menunjukkan bahwa Yesus pasti bangkit
secara jasmani.
·
Setelah kebangkitan, Yesus bisa makan (Luk 24:41-43), bisa
dilihat / dipegang (Mat 28:9 Luk 24:38-40 Yoh
20:27).
3) Pentingnya
kepercayaan pada kebangkitan Yesus.
Kepercayaan akan
kebangkitan Yesus adalah sesuatu yang sangat penting, sebab:
a)
Kebangkitan Yesus dinyatakan secara sangat jelas oleh Kitab Suci,
sehingga tidak percaya pada kebangkitan Yesus berarti sama dengan
tidak percaya pada Kitab Suci / Firman Tuhan.
b)
Orang yang tidak percaya pada kebangkitan Yesus, tidak akan
selamat.
Ro 10:9 - Sebab
jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Karena itu, Paulus
dalam penginjilannya sangat mementingkan berita tentang
kebangkitan Yesus (1Kor 15:3-4).
4) Hubungan
antara kematian dan kebangkitan Kristus.
Salib, kematian dan
penguburan Kristus kelihatannya menunjukkan kelemahan dan
kekalahan. Tetapi kebangkitan Kristus betul-betul menunjukkan
kemenanganNya, dan kebangkitanNya menyebabkan kematianNya
mempunyai kuasa dan manfaat dalam hidup kita (1Kor 15:14,17).
Karena itu,
kematian dan kebangkitan Kristus tidak boleh dipisahkan. Kitab
Suci dalam banyak bagian menyebutkan kematian dan kebangkitan
Kristus sekaligus (Ro 4:25 Ro 6:4 2Kor 13:4
Fil 3:10).
Memang ada
bagian-bagian Kitab Suci yang hanya berbicara tentang kematian
atau kebangkitan saja. Pada saat kita melihat bagian yang hanya
berbicara tentang kematian Kristus, kita harus juga mengingat
kebangkitanNya. Sebaliknya, pada saat kita melihat bagian yang
hanya berbicara tentang kebangkitan Kristus, kita juga harus
mengingat kematianNya.
Calvin: So
then, let us remember that whenever mention is made of His death
alone, we are to understand at the same time what belongs to His
resurrection. Also, the same synecdoche applies to the word
resurrection: whenever it is mentioned separately
from death, we are to understand it as including what has to do
especially with His death (= Jadi, marilah kita
mengingat bahwa kalau hanya disebutkan tentang kematianNya,
kita harus mengartikan pada saat yang sama, apa yang termasuk
dalam kebangkitanNya. Juga synecdoche yang sama berlaku terhadap
kata kebangkitan: kalau kata itu disebutkan
terpisah dari kematian, kita harus menafsirkan kata itu beserta
apa yang termasuk dalam kematianNya) - Institutes of
the Christian Religion, Book II, Chapter XVI, No 13.
Contoh:
·
Ro 10:9 mengatakan bahwa orang yang percaya bahwa Yesus
sudah bangkit dari antara orang mati, akan diselamatkan. Ini
tentu tidak boleh diartikan bahwa orang itu tidak perlu percaya
tentang kematian Kristus untuk menebus dosanya.
·
Ibr 2:14 mengatakan bahwa oleh kematianNya Yesus memusnahkan
Iblis. Ini rasanya tidak cocok, dan karenanya kata
kematian di sini harus diartikan mencakup juga akan
kebangkitan Yesus.
email us at : gkri_exodus@lycos.com