FONDASI KEKRISTENAN : Pegangan Katekisasi
oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.
Berdoa adalah
berbicara kepada Tuhan. Sekalipun hal ini mungkin sekali sudah
dimengerti oleh semua orang, tetapi dalam kenyataannya, ada
banyak orang yang tidak menghayati definisi doa ini. Misalnya:
1)
Adanya sikap tidak hormat kepada Tuhan.
Ini
bisa terjadi:
a) Pada
waktu dirinya sendiri berdoa.
Misalnya:
ada banyak orang berdoa sambil menghadap TV yang suaranya tetap
keras, dan doanyapun dibuat cepat-cepat karena ingin segera
melanjutkan nonton TV.
b) Pada
waktu orang lain berdoa.
Misalnya:
·
tahu ada orang sedang berdoa tetapi toh membuat ribut.
·
ada banyak orang sering membangunkan orang yang
sedang berdoa.
2)
Pada saat memimpin persekutuan doa, banyak orang membuat doa itu
menjadi indah demi manusia yang mendengar. Kita
harus ingat bahwa pada waktu berdoa kita berbicara kepada
Tuhan dan bukan kepada manusia.
3)
Berdoa dengan sikap munafik / tidak jujur, misalnya dengan
berkata: Tuhan, aku percaya bahwa Engkau pasti menyembuhkan
penyakit ini, padahal hatinya tidak percaya.
Kalau saudara
bersikap munafik / berdusta pada waktu berbicara kepada manusia,
mungkin itu bisa berguna, karena orang itu tidak akan tahu
kemunafikan / dusta saudara. Tetapi pada waktu berdoa, saudara
berbicara kepada Tuhan yang maha tahu, yang tahu seluruh isi hati
/ pikiran saudara. Ada gunanyakah bersikap munafik / berdusta
dalam doa? Lebih baik, keluarkan / katakan apa saja yang ada di
dalam hati saudara kepada Tuhan secara jujur. Dari pada berdoa:
Tuhan ampunilah orang yang jahat kepadaku itu, dan
berkatilah dia, padahal saudara menginginkan orang itu
mati, lebih baik saudara berdoa: Tuhan, sebetulnya aku
benci kepada orang itu dan aku ingin Engkau membunuh dia, tetapi
karena Engkau menyuruh aku mengasihi musuh dan mendoakannya, maka
tolong aku mengampuni dan mengasihinya.
4)
Berdoa secara otomatis / sekedar sebagai kebiasaan
(tanpa dihayati), misalnya: doa makan.
Pada waktu
menaikkan doa-doa rutin seperti ini sering orang berdoa secara
otomatis, dan pikirannyapun tidak ditujukan kepada Tuhan.
Ada yang berdoa
sambil:
·
berlutut (Dan 6:11).
·
berdiri (Luk 18:11,13).
·
duduk (1Raja 19:4).
·
berjalan (2Sam 15:30-31).
Kesimpulan: Kitab
Suci tidak menentukan posisi tubuh pada waktu berdoa. Yang
penting adalah sikap hati kita (bdk. Yoh 4:23-24).
1) Doa
pujian (Mat 6:9-10).
Kita bisa memuji
Tuhan atas apa adanya Dia, yaitu sebagai Allah yang maha kuasa,
maha mulia, maha kasih, dsb. Kita juga bisa memuji Dia atas
segala berkat / kasih yang Ia limpahkan kepada kita.
2) Doa
permohonan (Yoh 16:24).
Ada orang yang
tidak mau meminta apa-apa kepada Tuhan, dengan alasan ia berserah
kepada Tuhan. Sikap apatis seperti ini adalah salah, karena Tuhan
menyuruh kita meminta kepadaNya (Yoh 16:24 Mat 7:7).
Kita boleh, dan
bahkan harus, meminta kepada Tuhan, baik dalam hal jasmani,
maupun rohani (Mat 6:11,13).
a)
Dalam hal jasmani, seperti minta kesehatan / kesembuhan,
perlindungan, keharmonisan keluarga, uang, mobil, berkat dalam
study / pekerjaan, pacar, dsb.
b)
Dalam hal rohani, seperti penyadaran dosa, pengampunan dosa,
bimbingan Roh Kudus, pencerahan supaya mengerti Firman Tuhan,
pengurapan dalam pelayanan, pertumbuhan iman dan hubungan dengan
Tuhan, dsb.
3) Doa
syukur (1Tes 5:18 Luk 17:11-19).
Banyak orang yang
hanya rajin meminta, tetapi pada waktu doanya dikabulkan atau
pada waktu menerima sesuatu yang baik dari Tuhan, tidak bersyukur
kepada Tuhan.
Ada banyak hal
untuk mana kita harus bersyukur, seperti:
a)
Keselamatan dalam Kristus.
b)
Pengampunan dosa yang Tuhan berikan dari hari ke hari.
c)
Segala berkat jasmani maupun rohani yang Tuhan berikan kepada
saudara.
d)
Segala hal yang jelek yang tidak menimpa saudara.
Kalau saudara
sedang mengalami hal yang tidak menyenangkan, mungkin saudara
perlu melihat orang lain yang lebih menderita dari saudara, dan
bersyukurlah bahwa saudara tidak mengalami apa yang dia alami.
Ada orang yang berkata: Orang yang tidak mempunyai sepatu
akan terus mengomel, sampai ia bertemu dengan orang yang tidak
punya kaki.
e)
Segala hal yang tidak menyenangkan yang menimpa saudara, karena
itu pasti membawa kebaikan bagi saudara (Ro 8:28).
4) Doa
pengakuan dosa (1Yoh 1:9 Mat 6:12).
Ini harus
dilakukan:
a)
Dengan hati yang sungguh-sungguh menyesal (Maz 51:18-19).
b)
Sesering mungkin, sedikitnya setiap hari sekali.
Mengapa? Karena
sebelum dosa itu saudara akui, dosa itu menghalangi persekutuan
saudara dengan Tuhan, dan ini menyebabkan saudara jatuh ke dalam
dosa yang lain.
c)
Secara mendetail (menyebut dosa-dosa saudara satu per
satu, bukan secara umum).
Jadi,
jangan berdoa Tuhan ampuni dosaku sepanjang bulan / minggu
yang lalu, tetapi berdoalah: Tuhan ampuni aku tadi
berdusta kepada si A, dan ampuni juga aku tadi ngelamun di
gereja, dan ampuni aku tadi mata duitan, dsb.
Kalau saudara
betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara, maka pada waktu saudara sudah mengaku dosa dengan
sungguh-sungguh, saudara harus yakin berdasarkan Firman Tuhan
bahwa Tuhan sudah mengampuni dosa saudara (1Yoh 1:9). Setan
sering menggoda / berbisik supaya saudara tidak yakin akan
pengampunan Tuhan, dengan alasan dosa saudara itu adalah dosa
yang besar atau terjadi secara berulang-ulang, atau karena dosa
itu dilakukan dengan sengaja, dsb. Tetapi saudara harus memilih,
mau percaya kepada setan atau kepada Firman Tuhan?
5) Doa
syafaat / doa untuk orang lain (1Tim 2:1-2 1Sam 12:23).
Ada banyak orang
yang harus kita doakan:
a)
Pemerintah (1Tim 2:1-2).
b)
Hamba Tuhan & semua orang kudus / kristen (Ef 6:18-20).
c)
Orang yang belum bertobat, supaya mereka bertobat (Kis 26:29).
d)
Orang sakit (Yak 5:14).
e)
Musuh (Mat 5:44).
Ada beberapa
kemungkinan tentang sikap Tuhan terhadap doa manusia.
1) Tuhan
tidak mendengar / tidak menggubris doa itu.
Hal itu bisa
terjadi, karena:
a)
Orang yang berdoa itu bukan anak Allah / belum percaya kepada
Yesus dengan sungguh-sungguh.
Dasarnya:
·
Yoh 14:6 dan 1Tim 2:5 menunjukkan bahwa hanya melalui Yesus
kita dapat datang kepada Bapa. Orang yang belum percaya kepada
Yesus, dosa-dosanya belum beres, dan dosa-dosanya itu memisahkan
dia dengan Allah yang maha suci (Yes 59:2)!
·
Yoh 16:23-24 menunjukkan bahwa doa harus dinaikkan
dalam nama Yesus.
Jangan
berpikir bahwa ini berarti bahwa kita harus sekedar mengucapkan
kata-kata dalam nama Yesus pada akhir doa itu. Sama
sekali tidak. Mengapa? Karena dalam Kitab Suci tidak pernah
ada doa yang diakhiri dengan kata-kata dalam nama
Yesus. Bahkan pada waktu Yesus mengajarkan doa Bapa Kami,
Ia tidak menggunakan kata-kata dalam nama Yesus pada
akhir dari doa itu. Kalau demikian apa arti Yoh 16:23-24 itu?
Artinya adalah: pada waktu kita berdoa, dalam diri kita harus ada
suatu pengertian dan kesadaran bahwa hanya karena jasa penebusan
Yesuslah maka kita bisa / boleh menghadap Allah. Tanpa pengertian
dan kesadaran itu doa kita tidak didengar Allah (bdk. Ibr
10:19-22).
Dalam
persoalan ini ada satu hal yang perlu diwaspadai: Kalau pada
suatu waktu kita memegangi dosa tertentu secara sengaja / sadar,
maka mungkin sekali kita takut berdoa, karena kita tahu Allah
tidak akan mendengarkan doa kita. Ini adalah sesuatu yang wajar.
Tetapi sebaliknya, kalau kita hidup saleh, dan kita lalu berdoa
dengan keyakinan bahwa doa kita pasti didengar karena kita
sudah hidup saleh, maka itu salah! Bagaimanapun salehnya kita
hidup, kita masih penuh dengan dosa, dan karena itu setiap saat
kita harus sadar bahwa kita hanya bisa diterima oleh Allah karena
jasa penebusan Kristus!
Penerapan:
¨
Kalau saudara bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada
Kristus, dan saudara merasa heran mengapa doa saudara selama ini
tidak dikabulkan oleh Tuhan, maka pertama-tama datanglah dan
percayalah kepada Yesus!
¨
Kalau saudara adalah orang kristen dan suatu hari saudara
memberikan counseling kepada orang yang belum percaya yang
sedang mengalami kesukaran, janganlah saudara menyuruh dia
berdoa. Injili dia lebih dulu dan desak dia untuk percaya kepada
Yesus, baru suruh dia berdoa untuk problemnya. Beri orang itu
pengertian bahwa hanya melalui Yesus orang bisa datang kepada
Bapa.
Catatan:
Kadang-kadang Tuhan bisa mengabulkan doa orang yang belum
percaya, dengan tujuan mempertobatkan orang itu.
b)
Ada dosa yang belum diakui / ditinggalkan atau bahkan dipegangi
dengan sikap tegar tengkuk (Yes 59:1-2).
Contoh dosa yang
bisa menghalangi doa:
·
tidak perduli pada teguran / nasehat Firman Tuhan
(Amsal 1:24-31 Zakh 7:8-13).
·
ada niat jahat dalam hati (Maz 66:18).
·
ada kesombongan, khususnya kesombongan rohani (Luk 18:9-14).
·
tidak mau menolong orang yang membutuhkan pertolongan (Amsal
21:13).
·
ada berhala (Yer 11:10-11).
2)
Tuhan mendengar doa itu, tetapi tidak mengabulkannya.
Ini berbeda dengan
yang no 1 di atas. Yang no 1 di atas doanya tidak
digubris; sedangkan yang no 2 ini doanya didengar, tetapi
tidak dikabulkan.
Illustrasi:
Kalau anak tetangga minta sesuatu kepada saudara, saudara tidak
menggubrisnya, karena anak itu bukan anak saudara. Tetapi kalau
anak saudara minta sesuatu yang kurang baik kepada saudara,
saudara mendengarnya tetapi tidak mengabulkannya.
Hal ini bisa
terjadi karena:
a) Apa
yang kita minta itu tidak baik dalam pandangan Tuhan (Mat 7:11).
Jangan pernah
berpikir bahwa asal saudara beriman dan tekun, doa saudara pasti
akan dikabulkan. Pandangan ini sangat populer pada jaman ini
tetapi salah! Mat 7:11 dengan jelas menunjukkan bahwa Tuhan
hanya mengabulkan doa kita kalau permintaan kita itu baik, dan
yang dimaksud dengan baik tentu baik dalam
pandanganNya. Dan ingat bahwa karena Tuhan mempunyai
pemikiran yang jauh lebih tinggi dari pada kita (bdk. Yes
55:8-9), maka bisa saja apa yang baik dalam pandangan
kita adalah tidak baik dalam pandangan Tuhan.
Bandingkan dengan 2Kor 12:7-10 dimana doa Pauluspun ditolak oleh
Tuhan karena dianggap tidak baik.
b) Doa
itu tidak sesuai dengan kehendak / rencana Tuhan (1Yoh 5:14).
Hal lain yang tidak
memungkinkan doa dikabulkan, adalah kalau doa itu bertentangan /
tidak sesuai dengan kehendak / rencana Allah (bdk. Mat 20:20-23).
Bahkan doa Yesus yang tidak sesuai kehendak / rencana Allah tidak
dikabulkan (Mat 26:39a).
c) Doa
itu hanya untuk memuaskan nafsu kita (Yak 4:3).
3)
Tuhan mendengar doa itu, tetapi menunda pengabulannya.
Ini bisa terjadi
karena:
a)
Waktu Tuhan belum tiba, atau, karena Tuhan punya rencana dengan
penundaan itu.
Contoh:
·
Yusuf dalam Kej 40:1-41:45.
Sekalipun
tidak dikatakan bahwa Yusuf berdoa supaya Tuhan membebaskannya
dari penjara itu, tetapi jelas bahwa ia berdoa. Tetapi ternyata
pembebasannya tertunda sampai 2 tahun. Tetapi dari penundaan itu
muncul hal yang luar biasa, yaitu Yusuf menafsirkan mimpi Firaun
sehingga akhirnya ia menjadi orang ke dua di seluruh Mesir.
·
Maria dan Marta dalam Yoh 11:3-6.
b) Tuhan
mau menguji ketekunan kita (Luk 18:1-8).
c)
Adanya sabotase dari setan (Daniel 10:1-14).
Tentu saja sabotase
setan ini hanya bisa terjadi karena Tuhan mengijinkan hal itu.
4) Tuhan
mendengar doa itu dan langsung mengabulkannya.
Contoh: 1Raja
18:36-38.
Ada 2 hal yang
perlu diperhatikan tentang pengabulan doa.
a)
Doa setiap orang kristen bisa dikabulkan.
Ada banyak orang
kristen yang senang didoakan oleh hamba Tuhan, karena mereka
mempunyai pemikiran bahwa doa pendeta itu lebih manjur, lebih
didengar / dikabulkan oleh Tuhan. Ini adalah pemikiran yang
salah! Setiap orang kristen yang sejati doanya bisa didengar /
dikabulkan oleh Tuhan. Karena itu, sekalipun orang kristen boleh
saja meminta pendeta untuk mendoakannya, tetapi orang kristen
tidak boleh bergantung pada doa pendeta. Ia juga harus berdoa
sendiri.
b)
Bukan hanya Tuhan yang bisa mengabulkan doa; setan juga bisa.
Karena itu jangan
terlalu heran kalau ada orang yang berdoa secara salah, misalnya
tanpa melalui Kristus, atau menujukannya kepada Maria / orang
suci, dsb, tetapi doanya dikabulkan. Setan mengabulkan doa supaya
orang yang berdoa itu mengira bahwa ia ada di dalam jalan yang
benar dan terus berdoa dengan cara yang salah!
Ingat! Apakah Tuhan
menjawab doa kita dengan tidak, tunggu, atau
ya, semuanya adalah untuk kebaikan kita (Ro 8:28).
1)
Kita harus mempunyai hubungan / persekutuan yang baik dengan
Tuhan (Yoh 15:1-7).
Ada banyak orang
kristen yang hanya berdoa kalau ada kesukaran. Mereka
memperlakukan Tuhan seperti ban serep. Ban serep tidak digubris,
sampai pemiliknya kegembosan ban. Demikian juga Tuhan sering
tidak digubris sampai kesukaran yang hebat datang. Tetapi ini
tentu tidak pada tempatnya. Kita harus mempunyai persekutuan yang
baik dengan Tuhan, yaitu dengan berdoa dan membaca Firman Tuhan
setiap hari. Juga, karena dosa merusak persekutuan kita dengan
Tuhan, maka dosa harus dibuang.
2)
Kita harus berdoa dengan tujuan supaya Tuhan dipermuliakan (1Kor
10:31).
Jangan berdoa hanya
demi kepentingan diri saudara sendiri dan keluarga saudara.
Berdoalah demi kemuliaan Tuhan, misalnya dengan minta supaya diri
saudara bisa lebih dikuduskan, dan bisa melayani Tuhan sesuai
kehendak Tuhan, atau supaya bisa membawa banyak jiwa datang
kepada Tuhan. Juga berdoalah untuk gereja, hamba Tuhan, dsb.
Doa untuk sesuatu
yang kelihatannya bersifat jasmani sekalipun, bisa dilakukan
untuk kemuliaan Tuhan. Misalnya kalau saudara berdoa meminta
mobil. Saudara memang bisa minta mobil supaya bisa
bersenang-senang dengan mobil itu. Ini motivasi yang egois.
Tetapi saudara juga bisa minta mobil, dengan motivasi supaya
mobil itu bisa digunakan untuk melayani Tuhan. Ini doa untuk
kemuliaan Tuhan.
3)
Kita harus berdoa sesuai dengan Firman Tuhan.
Firman Tuhan memang
merupakan pedoman dalam hidup kita (Maz 119:105), dan itu jelas
juga berarti bahwa Firman Tuhan merupakan pedoman dalam kehidupan
doa kita. Jadi, doa tidak bisa dipisahkan dari Firman Tuhan!
Orang yang banyak mengerti Firman Tuhan akan bisa berdoa dengan
lebih baik.
Contoh doa yang
tidak sesuai dengan Firman Tuhan:
·
kalau saudara berdoa supaya Tuhan membunuh orang yang saudara
benci, ini tentu merupakan doa yang tidak sesuai dengan Firman
Tuhan.
·
kalau saudara berdoa supaya setan tidak menggoda saudara, dan
supaya setan diusir dan bahkan dibuang ke neraka. Ini juga tidak
sesuai dengan Firman Tuhan, dan tidak akan dikabulkan. Firman
Tuhan berkata bahwa setan baru akan dibuang ke neraka pada akhir
jaman (Wah 20:7-10), dan sebelum saat itu ia masih diberi
kebebasan untuk menggoda kita. Karena itu saya berpendapat bahwa
sia-sialah orang yang berdoa menengking setan dari ruang
kebaktian!
4)
Berikan waktu yang cukup untuk berdoa, jangan berdoa dengan
tergesa-gesa (Mark 1:35 - Yesus berdoa pagi-pagi benar).
Acara TV pada malam
hari bisa merusak doa pagi, karena kalau saudara terlambat tidur,
saudara mungkin sekali juga akan terlambat bangun, sehingga
saudara akan berdoa dengan tergesa-gesa. Dalam keadaan
tergesa-gesa, tidak mungkin saudara bisa berdoa dengan baik.
5)
Kita harus berdoa dengan sungguh-sunguh, artinya kita betul-betul
mengharapkan jawaban atas doa kita itu (Luk 22:44).
Jangan berdoa
dengan sikap acuh tak acuh, atau dengan sikap dijawab baik,
tidak dijawab ya sudah. Misalnya:
·
kalau saudara berdoa untuk pertobatan seseorang. Kalau dalam hati
saudara, saudara tidak sungguh-sungguh mengharapkan pertobatan
orang itu, maka mungkin tidak ada gunanya saudara berdoa.
·
kalau saudara berdoa untuk gereja, pendeta, dsb, apakah saudara
sungguh-sungguh menginginkan Tuhan menjawab doa saudara?
6)
Kita harus berdoa dengan iman (Mark 11:23-24).
Ingat bahwa iman
adalah keyakinan yang berdasarkan pada Firman Tuhan. Kalau ada
janji Tuhan untuk memberikan apa yang saudara doakan itu, maka
saudara bisa berdoa dengan iman.
Misalnya:
·
saudara sudah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, dan
sekarang saudara minta supaya Tuhan mencukupi kebutuhan saudara
(bdk. Mat 6:33).
·
saudara sedang mengalami kesukaran, dan saudara minta hikmat
Tuhan untuk menghadapi kesukaran itu (Yak 1:2-8).
·
saudara jatuh ke dalam dosa, dan menyesalinya / mengakuinya
kepada Tuhan, dan minta ampun atas dosa itu (1Yoh 1:9).
Orang yang yakin
tanpa dasar Firman Tuhan, tidak bisa disebut sebagai beriman.
Dalam hal-hal yang tidak ada dasar Kitab Sucinya (tak ada janji
Tuhan untuk memberikan hal itu) kita tetap boleh berdoa, tetapi
tentu kita tidak bisa yakin bahwa Tuhan akan mengabulkan doa
kita. Paling-paling kita bisa yakin bahwa Allah bisa mengabulkan
doa kita.
7)
Kita harus berdoa menggunakan otak / pikiran, bukan hanya
perasaan atau asal ngomong (bdk. 1Kor 14:14-15a).
Banyak orang
berpendapat bahwa doa yang disertai puasa, lebih berkuasa / lebih
dijawab oleh Tuhan. Tetapi ini tidak benar! Memang, dalam Kitab
Suci ada orang yang berdoa sambil berpuasa dan doanya lalu
dikabulkan (2Taw 20:3,4,14-17 Ezra 8:21-23). Tetapi, ada
juga yang berdoa sambil berpuasa, tetapi doanya tetap ditolak
oleh Tuhan (2Sam 12:16,18,21-23). Dan banyak orang yang
berdoa tanpa puasa, tetapi doanya dikabulkan oleh Tuhan (Luk
1:7,13 Kis 4:29,31).
1) Doa
versi Dr. Paul Yonggi Cho.
Dalam bukunya yang
berjudul Dimensi ke empat, dan juga dalam
buku-bukunya yang lain, dan dalam khotbah-khotbahnya, Dr. Paul
Yonggi Cho dari Korea mengajarkan suatu doa dimana kita harus
membayangkan bahwa apa yang kita doakan itu betul-betul terjadi.
Dan dari tindakan membayangkan ini akan muncul kekuatan dimensi
ke 4 yang menyebabkan apa yang kita bayangkan itu lalu menjadi
kenyataan.
Dr. Paul Yonggi Cho
mengatakan bahwa dalam Kej 15:5-6 Abram / Abraham lalu memandang
bintang-bintang di langit, dan pada waktu ia memandang
bintang-bintang itu, maka ia membayangkan bahwa bintang-bintang
itu berubah menjadi kepala-kepala bayi (entah dari mana ia
mendapatkan ide tolol ini!). Berdasarkan hal ini, Dr. Paul Yonggi
Cho mengatakan bahwa supaya kita bisa mendapatkan apa yang kita
inginkan atau doakan, maka kita harus membayangkannya. Inilah
yang ia sebut dengan kekuatan dimensi ke 4!
Saya berpendapat
bahwa ini adalah ajaran yang salah yang sama sekali tidak
mempunyai dasar Kitab Suci!
2) Doa
dengan bahasa Roh (bdk. 1Kor 14:14-15a).
3) Doa
bersuara, dimana semua orang membuka suara sendiri-sendiri.
Ini sebetulnya
bukan persekutuan doa, karena setiap orang berdoa
sendiri-sendiri. Tradisi Alkitab dalam melakukan persekutuan doa
adalah hanya satu orang berdoa dengan suara keras sedangkan yang
lain mengaminkan dalam hati (1Kor 14:16).
1Kor 14:16 ini
melarang doa pengucapan syukur dengan bahasa roh, karena
pendengar, yang tentu saja tidak mengerti doa itu, tidak bisa
mengaminkan doa itu. Dari ayat ini terlihat suatu prinsip dalam
persekutuan doa, yaitu satu orang berdoa dengan suara keras, dan
yang lain mendengarkan dan ikut mengaminkan (tindakan mengaminkan
ini cukup dilakukan dalam hati, bukan dengan suara keras sehingga
menganggu konsentrasi orang lain). Supaya saudara tidak
menganggap bahwa ini sekedar merupakan tafsiran saya, saya
berikan tafsiran / komentar Calvin tentang ayat ini, dimana ia
berkata:
Pauls
expression, however, intimates, that some one of the ministers
uttered or pronounced prayers in a distinct voice, and that the
whole assembly followed in their minds the words of that one
person, until he had come to a close, and they all said Amen - to
intimate, that the prayer offered up by that one person was that
of all of them in common (= ungkapan Paulus
menunjukkan bahwa salah seorang pendeta menaikkan doa dengan
suara yang jelas dan seluruh jemaat mengikuti dalam pikiran
mereka kata-kata dari orang itu, sampai ia selesai, dan mereka
semua berkata Amin - untuk menunjukkan bahwa doa yang dinaikkan
oleh satu orang itu adalah doa mereka semua).
Bandingkan juga
dengan ayat-ayat di bawah ini:
·
1Taw 16:7-36.
Dalam ay 7
ditunjukkan bahwa beberapa orang memimpin nyanyian (dalam
menyanyi bisa saja beberapa orang menyanyi bersama-sama, karena
kata-katanya sama, tetapi dalam berdoa tidak!); nyanyian itu ada
dalam ay 8-36a, lalu pada ay 36b jemaat mengucapkan
amin.
·
Maz 106:1-48.
Sekalipun tidak
disebutkan secara explicit, tetapi dari kata-kata dalam
mazmur ini terlihat bahwa itu adalah suatu doa. Pada ay 48b
(pada akhir dari doa itu) maka semua jemaat mengucapkan
amin.
·
Ul 27:14-26.
Ini adalah
pembacaan Firman Tuhan / ayat Kitab Suci. Beberapa orang
membacakannya (ay 14), dan setiap ayat ditutup dengan
amin oleh seluruh jemaat.
4) Doa
diiringi musik.
Praktek ini
dilakukan di hampir semua gereja, padahal tidak ada dasar Kitab
Sucinya. Tetapi apa alasan untuk menyalahkan praktek ini?
·
Berdoa harus dilakukan dalam ketenangan (Mark 1:35) supaya
memudahkan konsentrasi. Dengan adanya musik akan mengganggu
konsentrasi kita. Mungkin saudara berkata bahwa saudara tidak
terganggu konsentrasinya. Maka saya ingin bertanya: apakah pada
saat itu saudara mendengarkan musik itu? Kalau ya, berarti
konsentrasi pasti terpecah; kalau tidak, lalu untuk apa musiknya
dimainkan?
·
Pemain musiknya tidak bisa ikut berdoa.
5) Doa
dan nyanyi bersama-sama.
Ada chairman yang
memerintahkan supaya sebagian jemaat berdoa dan sebagian yang
lain menyanyi. Kegilaan ini harus ditentang dengan alasan yang
sama seperti no 4 di atas.
6) Doa
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Doa seperti ini,
sekalipun kelihatannya indah, tetapi bertentangan dengan ajaran
Yesus yang menyuruh kita berdoa dalam namaNya (Yoh 14:13-14).
7)
Doa dalam acara TV, dimana tumpukan kertas permohonan doa,
didoakan sambil ditumpangi tangan.
Kalau memang cara
ini boleh dilakukan maka tidak dibutuhkan lagi ketekunan berdoa
bagi siapapun. Dan kalau cara ini boleh dilakukan maka perlu
dipertanyakan: untuk apa pemirsa TV disuruh untuk mengirimkan
permohonan mereka melalui surat. Tidak bisakah permohonan itu
hanya dalam hati, dan pengkhotbah TV lalu berdoa: Ya Tuhan
kabulkan semua permintaan mereka?. Bukankah cara ini bisa
menghemat uang perangko?
email us at : gkri_exodus@lycos.com