FONDASI KEKRISTENAN : Pegangan Katekisasi
oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.
Dalam Perjanjian
Lama ada 2 sakramen:
1) Sunat
(Kej 17:9-14).
2) Perjamuan
Paskah (Kel 12:1-28,43-51).
Catatan:
yang dimaksud dengan Paskah di sini bukanlah hari
Kebangkitan Yesus (Inggris: Easter), tetapi
hari keluarnya Israel dari Mesir (Inggris: Passover).
Dalam Perjanjian
Baru juga ada 2 sakramen:
1) Baptisan
(Mat 28:19), yang menggantikan Sunat (Kol 2:11-12).
2)
Perjamuan Kudus (Mat 26:26-28 1Kor 11:23-26),
yang menggantikan Perjamuan Paskah (Mat 26:26-28).
1) Baptisan
adalah perintah Tuhan (Mat 28:19).
a)
Baptisan memang tidak menyelamatkan kita. Ini terlihat dari
banyak kasus, misalnya:
ˇ
Yudas Iskariot jelas sudah dibaptis, tetapi ia tidak selamat,
karena ia tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.
ˇ
Simon tukang sihir juga menyatakan percaya dan dibaptis (Kis
8:13), tetapi dari kata-kata Petrus kepadanya dalam
Kis 8:20-23 terlihat bahwa ia belum diselamatkan.
b)
Sekalipun baptisan tidak menyelamatkan, tetapi orang yang percaya
harus dibaptis, karena ini adalah perintah Tuhan, dan karenanya
harus ditaati.
Ketaatan kita pada
perintah ini sekaligus menunjukkan bahwa kita berani mengakui
Kristus di depan orang atau berani mengakui diri kita sebagai
pengikut Kristus (bdk. Mat 10:32-33).
Peristiwa dimana
Musa hampir dibunuh oleh Tuhan karena lalai menyunatkan anaknya
(Kel 4:24-26), menunjukkan bahwa Allah tidak menganggap
ringan dosa dari orang yang melalaikan sakramen.
c)
Kalau seseorang percaya kepada Yesus dan tidak sempat dibaptis,
maka ia tetap selamat.
Ini terlihat dengan
jelas dalam diri penjahat yang bertobat di kayu salib
(Luk 23:39-43).
Karena itu bagi
orang yang belum percaya yang sedang sekarat, jauh lebih penting
mendengar Injil supaya ia bisa percaya kepada Kristus, dari pada
cepat-cepat dibaptis tanpa percaya sungguh-sungguh.
2) Formula
baptisan.
Yang dimaksud
dengan formula baptisan adalah kata-kata yang
diucapkan oleh pendeta pada waktu membaptis.
Dalam Kitab Suci
formula baptisan ini hanya ada di satu tempat yaitu Mat 28:19 -
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Karena itu pada
waktu pendeta membaptis, ia berkata: Aku membaptis engkau
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin.
Ada banyak orang
yang berdasarkan ayat-ayat seperti Kis 2:38 Kis 8:16
Kis 10:48 Kis 19:5 (dibaptis dalam nama
Yesus Kristus / dalam nama Tuhan Yesus) lalu mengubah
formula baptisan, sehingga pada waktu membaptis mereka
mengucapkan kata-kata: Aku membaptis engkau dalam nama
Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Ini salah karena:
a) Kis
2:38 Kis 8:16 Kis 10:48 Kis 19:5 itu bukanlah
formula baptisan.
Betul-betul tak
masuk akal, kalau Yesus sudah memberikan formula baptisan dalam
Mat 28:19, lalu rasul-rasul berani mengubahnya.
Kata-kata
dibaptis dalam nama Tuhan Yesus / Yesus Kristus hanya
berarti:
ˇ
dibaptis berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yesus.
ˇ
dibaptis atas otoritas Tuhan Yesus.
b)
Bapa, Anak dan Roh Kudus tidak sama dengan
Tuhan Yesus Kristus!
3)
Arti / makna baptisan.
a)
Lambang penyucian dosa (Kis 2:38 Kis 22:16).
Karena itu baptisan
dilakukan dengan menggunakan air.
Sekalipun ini
adalah arti yang paling populer, tetapi ini bukan arti yang
paling penting / utama.
b)
Lambang persatuan dengan Kristus (Ro 6:3-6 1Kor 12:13
Gal 3:27-28 Kol 2:11-12).
4)
Cara baptisan.
Ada 3 cara, yaitu
percik, tuang, dan selam.
Orang yang
menggunakan baptisan percik atau tuang, biasanya memilih baptisan
percik atau tuang karena segi praktisnya (lebih-lebih kalau
dilakukan terhadap bayi atau orang tua), disamping itu cukup
alkitabiah.
Orang-orang yang
menggunakan baptisan selam biasanya tidak mengakui baptisan
percik dan baptisan tuang sebagai baptisan yang sah.
Alasan-alasan yang biasanya mereka pakai ialah:
a. Kata
Yunani BAPTIZO / BAPTO berarti diselam.
b. Yesus
dibaptis dengan baptisan selam.
Terhadap ini saya
menjawab bahwa:
a) Kata
Yunani BAPTIZO / BAPTO tidak harus berarti selam.
Ini terlihat dari:
ˇ
Luk 11:38 - mencuci tangannya.
Kata Yunaninya
adalah EBAPTISTHE.
Orang mencuci
tangan tidak harus merendam tangannya dalam air, tetapi bisa
dengan mencurahkan air pada tangan. Jadi jelas bahwa
baptis di sini tidak harus berarti celup /
selam.
ˇ
1Kor 10:2 - dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Kata Yunaninya
adalah EBAPTISANTO.
Dua hal yang harus
diperhatikan:
*
Orang Israel berjalan di tempat kering (Kel 14:22). Yang
terendam air adalah orang Mesir!
*
Awan tidak ada di atas mereka, tetapi di belakang mereka (Kel
14:19-20). Juga awan itu tujuannya untuk memimpin / melindungi
Israel; itu bukan awan untuk memberi hujan. Kalau toh awan itu
memberi hujan, itu lebih cocok dengan baptisan percik, bukan
selam.
Jadi jelas bahwa
orang Israel tidak direndam / diselam dalam awan dan dalam laut!
Barnes
Notes: This passage is a very important one to
prove that the word baptism does not necessarily mean entire
immersion in water. It is perfectly clear that neither the cloud
nor the waters touched them (= Text ini adalah
text yang sangat penting untuk membuktikan bahwa kata baptisan
tidak harus berarti penyelaman seluruhnya di dalam air. Adalah
sangat jelas bahwa baik awan maupun air tidak menyentuh mereka).
ˇ
Ibr 9:10 - pelbagai macam persembahan. Ini salah
terjemahan.
Terjemahan Lama:
berbagai-bagai basuhan.
NASB: various
washings (= bermacam-macam pembasuhan).
NIV: various
ceremonial washings (= bermacam-macam pembasuhan yang
bersifat upacara keagamaan).
RSV: various
ablutions (= bermacam-macam pembersihan / pencucian)
KJV: divers
washings (= bermacam-macam pembasuhan).
Kata Yunaninya
adalah BAPTISMOIS. Jadi terjemahan hurufiahnya adalah
bermacam-macam baptisan.
Kalau kita
memperhatikan kontex dari Ibr 9 itu, maka pasti Ibr 9:10 ini
menunjuk pada pemercikan dalam
Ibr 9:13,19,21. Karena itu jelas bahwa di sini kata
baptis tidak diartikan selam / celup, tetapi percik.
b) Yesus
belum tentu dibaptis dengan baptisan selam.
Mat 3:16
mengatakan Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar
dari air. Tetapi kata-kata keluar
dari air tidak harus berarti bahwa tadinya Yesus
direndam dalam air lalu keluar dari air. Kata-kata itu bisa
berarti bahwa Yesus berdiri di sungai tanpa direndam (air hanya
sebatas lutut atau betis), lalu dibaptis dengan tuang / percik,
lalu Ia keluar dari air / sungai. Jadi jelas bahwa Mat 3:16
tidak bisa dijadikan dasar bahwa satu-satunya cara membaptis yang
benar adalah dengan menggunakan baptisan selam.
c)
Ada banyak kasus dimana rasanya tidak mungkin dilakukan baptisan
selam.
Dalam Kitab Suci
ada banyak contoh dimana baptisan tidak dilakukan di sungai. Juga
tidak diceritakan adanya kolam yang memungkinkan baptisan selam
(Kis 2:41 Kis 9:13 Kis 10:47-48 Kis 16:33).
Kis 16:33 adalah contoh yang paling kuat untuk menunjukkan
bahwa baptisan tidak dilakukan dengan penyelaman karena hal itu
terjadi di dalam penjara!
Charles Hodge,
seorang ahli theologia Reformed dan pendukung baptisan percik,
berkata:
In Acts
2:41, three thousand persons are said to have been baptized at
Jerusalem apparently in one day at the season of
Pentecost in June; and in Acts 4:4, the same
rite is necessarily implied in respect to five thousand more. ...
There is in summer no running
stream in the vicinity of Jerusalem, except the mere rill of
Siloam of a few rods in length; and the city is and was supplied
with water from its cistern and public reservoirs. From neither
of these sources could a supply have been well obtained for the
immersion of eight thousand persons. The same scarcity of water
forbade the use of private baths as a general custom
[= Dalam Kis 2:41, dikatakan bahwa 3000 orang dibaptiskan di
Yerusalem, dan itu jelas terjadi dalam satu hari pada
musim Pentakosta di bulan Juni; dan dalam Kis 4:4,
secara tidak langsung bisa dipastikan bahwa upacara yang sama
dilakukan terhadap 5000 orang lebih. ... Pada musim
panas, tidak ada sungai mengalir di Yerusalem dan
sekitarnya, kecuali sungai kecil dari Siloam yang panjangnya
beberapa rod (NB: 1 rod = 5 meter); dan kota itu, baik sekarang
maupun dulu, disuplai dengan air dari bak / tangki air dan waduk
/ kolam air milik / untuk umum. Tidak ada dari sumber-sumber ini
yang bisa menyuplai air untuk menyelam 8000 orang. Kelangkaan air
yang sama melarang penggunaan bak mandi pribadi sebagai suatu
kebiasaan umum] - Systematic Theology, vol
III, hal 534.
Catatan:
Kis 4:4 seharusnya menjadi 5000 orang, bukan
bertambah dengan 5000 orang.
Charles Hodge lalu
menambahkan sebagai berikut:
The
baptismal fonts still found among the ruins of the most ancient
Greek churches in Palestine, as at Tekoa and Gophna, and going
back apparently to very early times, are not large enough to
admit of baptism of adult persons by immersion, and were
obviously never intended for that use (= Bak-bak
untuk membaptis yang ditemukan di antara reruntuhan dari
gereja-gereja Yunani kuno di Palestina, seperti di Tekoa dan
Gophna, dan jelas berasal dari waktu yang sangat awal, tidak
cukup besar untuk baptisan orang dewasa dengan cara penyelaman,
dan jelas tidak pernah dimaksudkan untuk penggunaan seperti itu)
- Systematic Theology, vol III, hal 534.
Sekarang mari kita
melihat baptisan sida-sida dalam Kis 8:26-40. Apakah ini adalah
baptisan selam? Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dari bagian
ini:
ˇ
Kis 8:36 - ada air.
Yunani: TI HUDOR [a
certain water / some water (= air tertentu / sedikit air)].
Jadi ini menunjuk pada sedikit air, sehingga tidak memungkinkan
baptisan selam.
Charles Hodge:
He was travelling through a desert part of the
country towards Gaza, when Philip joined him, And as they
went on their way they came unto a certain water (EPI TI HUDOR,
to some water).There is no known stream in that region of
sufficient depth to allow of the immersion of a man
[= Ia sedang bepergian melalui bagian padang pasir dari negara
itu menuju Gaza, ketika Filipus bergabung dengannya, Dan
ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka mereka sampai pada
air tertentu (EPI TI HUDOR, kepada sedikit air). Di daerah
itu tidak diketahui adanya sungai dengan kedalaman yang cukup
untuk memungkinkan penyelaman seorang manusia] - Systematic
Theology, vol III, hal 535.
ˇ
Kis 8:38-39 berkata turun ke dalam air ... keluar dari
air.
Apakah ini menunjuk
pada baptisan selam? Seperti pada baptisan Yesus, istilah ini
bisa diartikan 2 macam, yaitu:
*
sida-sida itu betul-betul terendam total, lalu keluar dari air.
*
sida-sida itu turun ke dalam air yang hanya sampai pada lutut
atau mata kakinya, lalu keluar dari air.
Untuk mengetahui
yang mana yang benar dari 2 kemungkinan ini, bacalah
Kis 8:38-39 itu sekali lagi. Perhatikan bahwa di situ
dikatakan: dan keduanya turun ke
dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu,
dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka
keluar dari air, ....
Kalau istilah
turun ke dalam air dan keluar dari air
diartikan sebagai baptisan selam, itu menunjukkan bahwa Filipus,
sebagai orang yang membaptis, juga ikut diselam! Ini jelas tidak
mungkin. Jadi dari 2 kemungkinan di atas, yang benar adalah
kemungkinan kedua. Ini juga cocok dengan point pertama di atas
yang menunjukkan bahwa air di situ cuma sedikit, sehingga tidak
memungkinkan baptisan selam.
d) Hal-hal
lain yang mendukung baptisan percik:
ˇ
Penekanan arti baptisan adalah sebagai simbol penyucian / purification.
Padahal dalam Kitab Suci purification selalu
disimbolkan dengan percikan:
*
Kel 24:8 - Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, karena
kata menyiramkannya seharusnya adalah
memercikkannya. NIV: sprinkled (=
memercikkan).
*
Kel 29:16,21 - Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, karena
kata kausiramkan seharusnya adalah
percikkanlah [NIV: sprinkle (=
percikkanlah)].
*
Im 7:14 - Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, karena kata
menyiramkan seharusnya adalah memercikkan
[NIV: sprinkles (= memercikkan)].
*
Im 14:7,51 - memercik.
*
Im 16:14 - memercikannya.
*
Bil 8:7 - percikkanlah.
*
Bil 19:18 - memercikkannya.
*
Yes 52:15 (NIV) - He will sprinkle many
nations (= Ia akan memerciki banyak bangsa).
*
Ibr 9:13 - percikan.
*
Ibr 9:19,21 - memerciki dan dipercikinya.
*
Ibr 10:22 - Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, karena
kata telah dibersihkan seharusnya adalah telah
diperciki [NIV: sprinkled to cleanse (=
diperciki untuk membersihkan)].
*
Ibr 12:24 - darah pemercikan.
ˇ
Luk 3:16 - Aku membaptis kamu dengan air
(I baptize you with water).
Kata with
water / dengan air (Yunani: HUDATI)
ini tidak cocok diartikan sebagai selam, karena kita tidak
berkata aku menyelam kamu dengan air tetapi
kita berkata aku menyelam kamu di dalam air.
Tetapi kalau baptisan itu adalah percik / tuang, maka kata-kata
dengan air itu cocok.
Mat 3:11
memang menggunakan kata Yunani EN, tetapi kata EN bukan hanya
bisa diartikan sebagai in (= di dalam), tetapi juga
sebagai with (= dengan).
Kesimpulan:
Baptisan selam
bukan satu-satunya baptisan yang sah. Karena itu kalau saudara
sudah dibaptis dengan baptisan percik atau tuang, jangan percaya
kepada orang yang mengharuskan saudara dibaptis ulang dengan
baptisan selam. Ingat bahwa pada waktu saudara dibaptis ulang,
saudara menghina baptisan yang pertama!
5) Orang
yang dibaptis.
a) Orang
dewasa.
Syarat: orangnya
percaya kepada Kristus (Kis 2:41 Kis 8:37 Kis
16:14-15 Kis 16:31-34).
Pendeta tidak bisa
mengetahui apakah seseorang betul-betul percaya kepada Kristus
atau tidak, dan karena itu pendeta membaptis berdasarkan
pengakuan orang itu bahwa ia percaya kepada Yesus. Perkecualian
hanya pada kasus dimana terlihat dengan jelas bahwa orangnya
belum sungguh-sungguh percaya, misalnya kalau ia masih
menggunakan kuasa gelap. Dalam hal ini pendeta bisa menolak untuk
membaptis, sekalipun orang itu mengaku percaya kepada Yesus dan
mau dibaptis.
b) Bayi
/ anak kecil.
Dasar dari baptisan
bayi / anak kecil:
ˇ
dalam Perjanjian Lama, sunat dilakukan terhadap bayi
(Kej 17:9-14). Lalu dalam Perjanjian Baru, sunat dihapus
(Kis 15:1-2 Kis 21:21 Gal 2:3-5 Gal 5:2-6
Gal 6:12-15) dan diganti dengan baptisan (Kol 2:11-12).
Karena itu, kalau sunat dilakukan terhadap bayi, mengapa baptisan
tidak?
ˇ
Ada 3 peristiwa dalam Kitab Suci dimana dilakukan baptisan
sekeluarga / seisi rumah, yaitu Kis 16:15 Kis 16:33
1Kor 1:16. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dari
peristiwa-peristiwa ini:
*
mungkin sekali dalam peristiwa-peristiwa ini ada bayi / anak yang
juga dibaptis.
*
3 peristiwa itu menunjukkan bahwa baptisan sekeluarga / seisi
rumah adalah sesuatu yang umum. Dan kalau dalam keluarga ada
bayi, maka pasti ikut dibaptis.
ˇ
syarat baptisan dimana orangnya harus percaya adalah syarat bagi
orang dewasa, bukan bagi bayi.
6) Pengulangan
baptisan.
Setiap baptisan
yang dilakukan gereja yang secara teoritis mengakui Allah
Tritunggal (termasuk Gereja Roma Katolik), adalah sah dan tidak
perlu diulang. Bahkan sekalipun pada waktu dibaptis orangnya
belum sungguh-sungguh percaya, dan lalu suatu hari ia bertobat
dengan sungguh-sungguh, ia tidak perlu dibaptis ulang.
Baptisan ulang
hanya perlu / harus dilakukan kalau:
a)
Baptisan itu dilakukan oleh gereja sesat yang secara teoritis
tidak mengakui Allah Tritunggal, seperti Saksi Yehovah.
Karena itu
hati-hatilah dalam memilih gereja, karena sekarang juga ada
gereja-gereja Liberal, yang secara teoritis tidak lagi mengakui
Allah Tritunggal.
b)
Baptisan itu dilakukan bukan dengan menggunakan air, seperti
baptisan menggunakan bendera dari orang Bala Keselamatan. Ini
bukan baptisan, dan karena itu jelas harus diulang.
1)
Ini juga diperintahkan oleh Tuhan (Mat 26:26-28 1Kor
11:23-26).
Sama seperti
baptisan, sekalipun Perjamuan Kudus tidak bisa mengampuni dosa
ataupun menyelamatkan kita, tetapi karena ini diperintahkan oleh
Tuhan, harus kita taati.
Berbeda dengan
baptisan yang dilakukan hanya 1 x, maka Perjamuan Kudus harus
dilakukan berulang-ulang (1Kor 11:25b - setiap
kali kamu meminumnya).
Dalam memerintahkan
Perjamuan Kudus, Tuhan tidak menentukan berapa sering kita harus
melakukan Perjamuan Kudus. Jadi itu tergantung kebijaksanaan
gereja.
2) Simbol
yang kelihatan dalam Perjamuan Kudus.
Simbol-simbol yang
kelihatan dalam Perjamuan Kudus ialah:
a) Roti
dan anggur yang menggambarkan tubuh dan darah Kristus.
b)
Pemecahan roti dan penuangan anggur, yang menggambarkan
penghancuran tubuh Kristus dan pencurahan darah Kristus.
3) Arti
Perjamuan Kudus.
Ada 4 pandangan
tentang arti Perjamuan Kudus:
a) Pandangan
Gereja Roma Katolik.
ˇ
Pada waktu pastor / imam berkata: HOC EST CORPUS MEUM
(= This is My body / Inilah
tubuhKu), maka roti betul-betul berubah menjadi tubuh
Kristus, dan anggur betul-betul berubah menjadi darah Kristus.
ˇ
doktrin ini disebut TRANSUBSTANTIATION (= a change of
substance / perubahan zat).
ˇ
Thomas Aquinas (1225-1274):
The
substance of bread and wine are changed into the body and blood
of Christ during communion while the accidents (appearence,
taste, smell) remain the same [= Zat dari roti
dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus pada saat
komuni, sementara accidentsnya
(penampilannya / kelihatannya, rasanya, baunya) tetap sama].
ˇ
Dengan demikian Perjamuan Kudus dalam Roma Katolik dianggap
sebagai pengulangan pengorbanan Kristus.
Keberatan
terhadap pandangan ini:
¨
tubuh Kristus bukan Allah, sehingga tidak maha ada. Sekarang
tubuh Kristus ada di surga, dan karenanya Yesus tidak bisa hadir secara
jasmani dalam Perjamuan Kudus!
¨
Kitab Suci menyatakan bahwa Yesus dikorbankan hanya satu kali
saja (Ibr 9:28 - demikian pula Kristus
hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa
banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya
sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan
keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia).
b) Martin
Luther / Gereja Lutheran.
ˇ
Roti dan anggur tetap tidak berubah tetapi Kristus hadir secara
jasmani baik di dalam, dengan / bersama, di bawah (in, with
and under) roti dan anggur.
ˇ
Doktrin ini disebut CONSUBSTANTIATION.
Keberatan
terhadap pandangan ini:
Sama seperti
terhadap pandangan Roma Katolik, pandangan Luther / Lutheran
tetap menunjukkan bahwa tubuh Kristus harus maha ada (karena
tubuh Kristus itu harus hadir di setiap tempat yang mengadakan
Perjamuan Kudus, dan sekaligus juga di surga). Ini tidak benar.
Tubuh Kristus bukan Allah sehingga tidak maha ada.
c) Zwingli
/ Gereja Baptis.
Perjamuan Kudus
hanyalah peringatan pengorbanan Kristus.
d) Pandangan
Calvin / Reformed.
ˇ
Kristus bukan hadir secara jasmani, tetapi secara rohani. Jadi
Perjamuan Kudus adalah suatu persekutuan dengan Kristus (1Kor
10:16 - Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya
kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?
Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan
tubuh Kristus?).
ˇ
Perjamuan Kudus bukan sekedar merupakan peringatan. Kalau memang
sekedar peringatan, mengapa ada ayat-ayat seperti 1Kor 11:26-30?
ˇ
Roti menguatkan kita dan anggur memberikan sukacita. Bahwa dalam
Perjamuan Kudus digunakan roti dan anggur menunjukkan bahwa
Perjamuan Kudus bisa menguatkan iman kita dan memberikan
sukacita. Tetapi tentu saja syarat dalam 1Kor 11:27-32 harus
ditaati.
ˇ
Perjamuan Kudus juga menggambarkan persekutuan orang percaya,
karena makan dan minum dari roti dan anggur yang satu / sama
(bdk. 1Kor 10:17 - Karena roti adalah satu,
maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua
mendapat bagian dalam roti yang satu itu).
Catatan:
sebetulnya kata satu dalam 1Kor 10:17 ini tidak cocok
dengan penggunaan hosti dalam Perjamuan Kudus, karena dalam
penggunaan hosti satu roti itu tidak terlihat.
Charles Hodge:
The custom, therefore, of using a wafer placed
unbroken in the mouth of the communicant, leaves out an important
significant element in this sacrament (= Karena
itu, kebiasaan / tradisi menggunakan hosti, yang diletakkan
secara utuh di dalam mulut dari peserta Perjamuan Kudus,
menghapuskan suatu elemen berarti yang penting dalam sakramen
ini).
4) Siapa
yang boleh mengikuti Perjamuan Kudus?
1Kor 11:27-32
jelas menunjukkan bahwa tidak sembarang orang boleh mengikuti
Perjamuan Kudus. Orang yang boleh ikut hanyalah orang yang
memenuhi semua syarat di bawah ini.
a)
Sudah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat
dan Tuhan.
b)
Sudah dibaptis.
Dalam Perjanjian
Lama, orang yang belum disunat tidak boleh mengikuti Perjamuan
Paskah (Kel 12:44,48). Karena itu dalam Perjanjian Baru
orang yang belum dibaptis juga tidak boleh mengikuti Perjamuan
Kudus. Ini sebetulnya logis, karena orang yang belum mengikuti
sakramen pertama tentu tidak boleh mengikuti sakramen yang kedua.
c)
Tidak hidup dalam dosa / memegangi dosa dengan sikap tegar
tengkuk.
-TAMAT-
email us at : gkri_exodus@lycos.com