Eksposisi Kitab Keluaran
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Keluaran 4:18-31
Kel 4:18-23
1) Ay 18:
a) Musa
sudah mendapat panggilan Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi mengapa
ia tidak menceritakan hal ini kepada Yitro?
·
Calvin
menganggap Musa salah karena ia takut dianggap sebagai pendusta kalau ia
menceritakan panggilan Tuhan itu.
·
Kebanyakan
penafsir yang lain menganggap tindakan Musa itu bijaksana. Bukankah Tuhan juga
tidak menyuruhnya untuk menceritakan panggilan ini kepada Yitro? Juga, kalau
Musa memang rindu kepada keluarganya dan ia menggunakan hal itu sebagai alasan
dan ia menutupi alasan utama mengapa ia mau pergi ke Mesir, ia tidak bisa
dikatakan berdusta (bdk. 1Sam 16:1-3). Tetapi perlu diingat bahwa menutupi
sebagian kebenaran bisa sama dengan berdusta. Misalnya dalam kasus Abraham (Kej
12:10-20).
b) Musa
dipanggil Tuhan, tetapi ia toh menuruti aturan / etika. Ia minta ijin!
Bandingkan dengan Yakub yang minggat begitu saja dalam Kej 31! Menerima
panggilan Tuhan bukanlah alasan untuk mengabaikan etika.
2) Ay
19:
a) ‘sudah
berfirman’.
NASB/KJV/RSV menterjemahkan dengan past tense biasa,
yaitu ‘said’, yang menunjukkan bahwa
ay 19 terjadi setelah ay 18. Ini berarti bahwa setelah mendapat ijin
dari Yitropun Musa masih segan untuk berangkat sehingga Tuhan memberi perintah
lagi. Tetapi NIV menterjemahkan dengan menggunakan past perfect tense, yaitu ‘had said’, yang berarti bahwa
ay 19 terjadi sebelum ay 18. Dengan kata lain, ay 19
membicarakan ulang panggilan Tuhan kepada Musa dalam Kel 3:1-4:17.
b) Tuhan
mengatakan bahwa orang-orang yang mau membunuh Musa sudah mati.
·
Ini pasti
melegakan Yitro maupun Musa.
·
Tuhan bisa
melindungi anakNya dengan membunuh orang yang mau membunuh anakNya itu.
·
Ini mirip
dengan Mat 2:20.
3) Ay 20:
a) ‘keledai’.
Kata ‘keledai’ ini ada dalam bentuk tunggal. Jadi
mungkin Musa berjalan kaki sementara istri dan anak-anaknya naik keledai itu.
Ini jelas bukan kemewahan, dan memang hamba Tuhan / orang kristen tidak harus
kaya. Tetapi Musa membawa ‘tongkat Allah’ yang bisa ia pakai untuk melakukan
mujijat (bdk. ay 17,21). Jadi kuasa Allah menyertai Musa. Ini yang penting bagi
seorang hamba Tuhan. Tetapi perhatikan bahwa kuasa Allah yang menyertai
seseorang tidak harus dinyatakan dalam bentuk mujijat, tetapi bisa dalam bentuk
lain. Misalnya dalam hal mempertobatkan orang lain.
b) Musa membawa
keluarganya.
Panggilan Tuhan tidak boleh menyebabkan seseorang
mengabaikan keluarganya. Bdk. 1Kor 9:5
1Tim 3:4,5,12 Tit 1:6 1Tim 5:8.
4) Ay 21:
a) ‘segala
mujijat’, tetapi toh Firaun tidak bertobat.
·
ini
diberitahukan lebih dulu supaya nanti Musa tidak merasa gagal dan putus asa.
Kalau saudara memberitakan Injil dan mendapatkan orang seperti ini, jangan
kecewa dan putus asa.
·
pertobatan
tidak tergantung mujijat (bdk. Luk 16:27-31), tetapi tergantung kehendak
dan pekerjaan Tuhan. Karena itu, janganlah mendewakan mujijat.
·
ini menunjukkan
bahwa kekerasan hati Firaun sudah ditentukan oleh Tuhan. Ada banyak orang yang
tidak mau menerima bahwa ini menunjuk pada penentuan dosa / doktrin tentang
penentuan binasa (reprobation).
Mereka berkata bahwa Firaun dikeraskan hatinya sebagai hukuman atas
dosa-dosanya sebelum saat ini (bdk. Ro 1:24,26,28). Ini memang tidak
salah. Tetapi coba pikir, bukankah semua manusia berdosa? Mengapa ada yang
dikeraskan dan ada yang tidak? Bukankah jelas ada pemilihan dari Allah? Bdk. Ro
9:15-18.
b) Tuhan
yang mengeraskan hati Firaun.
R. L. Dabney:
“When
it is said that God hardens the non-elect, it is not, and cannot be intended, that
He exerts positive influence upon them to make them worse. ... God is only the
negative cause of hardening - the positive depravation comes only from the
sinner’s own voluntary feelings and acts. And the mode in which God gives place
to, or permits this self-inflicted work, is by righteously withholding His
restraining word and Spirit; and second, by surrounding the sinner (through His
permissive providence) with such occasions and opportunities as the guilty
man’s perverse heart will voluntarily abuse to increase his guilt and obduracy” [= Ketika dikatakan bahwa Allah mengeraskan orang yang
bukan pilihan, itu tidak berarti bahwa Ia menggunakan pengaruh positif pada
mereka untuk membuat mereka makin jelek. ... Allah hanyalah merupakan penyebab
negatif dari pengerasan - kebejadan positif datang hanya dari perasaan dan
tindakan sukarela dari orang berdosa itu. Dan cara dimana Allah memberi tempat,
atau mengijinkan pekerjaan yang timbul dengan sendirinya ini, adalah dengan
secara benar menahan firman dan RohNya yang mengekang; dan kedua, dengan
melingkupi orang berdosa itu (melalui ProvidenceNya yang mengijinkan) dengan
kejadian dan kesempatan yang akan disalahgunakan secara sukarela oleh orang
yang hatinya bengkok dan salah untuk meningkatkan kesalahannya dan
kebandelannya] - ‘Lectures
in Systematic Theology’, hal 242-243.
Jadi, dalam pembuatan Rencana / ketetapan Allah, Allah
secara aktif menentukan dosa. Tetapi dalam pelaksanaan Rencana Allah itu (Providence of God), Allah bekerja secara
pasif sehingga dosa itu terjadi.
5) Ay 22:
a) Firman
Tuhan tetap disampaikan kepada orang yang mengeraskan hati. Bdk. Yeh 2:3-5. Yes
55:1 mengatakan Firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia. Kalau Firaun
mengeraskan hati, apakah itu berarti bahwa Firman Tuhan itu sia-sia? Tidak!
Kalau Firman Tuhan tidak dipakai oleh Allah untuk mempertobatkan, maka Firman
Tuhan itu akan dipakai untuk menghakimi / menghukum orang itu pada akhir jaman
(Yoh 12:48).
b) Israel
adalah anak sulung.
·
Ini adalah
untuk pertama kalinya Israel disebut sebagai anak.
·
Ini alasan
Allah untuk mengambil Israel dari tangan Firaun.
·
Israel adalah
bangsa budak, tetapi toh adalah anak Allah. Orang kristen juga sering dianggap
hina, tetapi adalah anak Allah.
·
‘anak sulung’
secara implicit menunjukkan bahwa bangsa-bangsa lain juga akan dipanggil oleh
Allah untuk menjadi ‘adik Israel’. Kalau tidak, seharusnya di sini digunakan
istilah ‘anak tunggal’.
6) Ay
23: kehendak Allah tidak bisa ditolak. Allah akan memaksa Firaun. Bandingkan
dengan Yunus.
Kel 4:24-26
1) Mengapa
Tuhan mau membunuh Musa? Karena ia tidak menyunatkan anaknya. Dalam Kej
17:9-14, terdapat perjanjian Allah dengan Abraham. Semua keturunan laki-laki
harus disunat pada waktu berumur 8 hari. Musa pasti tahu peraturan ini. Dari
mana kita tahu bahwa Musa tahu tentang peraturan sunat ini? Dalam ay 20
dikatakan Musa membawa ‘anak-anaknya lelaki’ (bentuk jamak), tetapi dalam ay 25
yang disunat adalah ‘anaknya’ (bentuk tunggal). Jadi, jelas bahwa salah satu
dari 2 anak Musa ini sudah disunat, hanya satu yang belum.
Ada yang mengatakan bahwa anak pertamalah yang belum
disunat karena pada waktu itu Musa masih orang baru di Midian. Tetapi ini tidak
mungkin, karena kalau demikian hukuman Tuhan pasti sudah datang pada saat itu.
Anak kedualah yang belum disunat. Mengapa?
·
Karena mereka
sedang dalam perjalanan. Mungkin anak itu lahir beberapa hari sebelum mereka
berangkat sehingga seharusnya disunat dalam perjalanan. Ini tentu merepotkan
sehingga mereka menunda penyunatan itu.
·
Mungkin karena
Zipora melarang penyunatan itu. Ia melihat penderitaan anak pertama waktu
disunat dan ia tidak mau anak kedua mengalami hal itu. Musa ingin ‘damai’
dengan istri dan ia tak menyunat anak kedua itu. Perhatikan bahwa orang yang
ingin ‘damai’ dengan manusia bisa geger dengan Tuhan.
2) Tuhan mau membunuh Musa (ay 24).
a) Ini
menunjukkan bahwa pengabaian terhadap sakramen adalah sesuatu yang serius.
Karena itu jangan mengabaikan sakramen, baik Baptisan maupun Perjamuan Kudus.
Memang sekarang sunat bukan lagi merupakan sakramen, karena digantikan oleh
baptisan.
b) Tuhan
tidak menegur dengan Firman Tuhan karena dosa Musa adalah dosa yang disengaja /
disadari. Jadi, Tuhan langsung menghajar supaya Musa bertobat. Penderitaan
memang bisa merupakan hajaran Tuhan supaya kita bertobat dari dosa-dosa
tertentu. Karena itu kalau ada penderitaan terus menerus saudara harus
introspeksi.
c) Pengabaian
Firman Tuhan yang rasanya remeh (hanya sunat, suatu tanda lahiriah)
hampir-hampir menghancurkan seluruh rencana Allah untuk membebaskan Israel.
Karena itu hati-hati dengan dosa.
3) Penyunatan
dilakukan oleh Zipora, mungkin karena Tuhan memberi Musa penyakit yang cukup
berat sehingga Musa tidak bisa melakukan penyunatan itu.
4) Arti
dari kata-kata Zipora (ay 25-26). Ini sukar. Ada beberapa kemungkinan:
·
dengan
melakukan sunat (berdarah), Zipora telah membeli / menyelamatkan Musa.
·
ini menunjukkan
kemarahan Zipora kepada Musa. Zipora taat karena terpaksa. Mungkin karena
itulah maka ia disuruh pulang oleh Musa (bdk. Kel 18:2-4). Ini merupakan pandangan
dari mayoritas penafsir.
Kel 4:27-31
1) Ay
27: dalam ay 14 ia sudah mencari Musa, tetapi belum menemukannya. Dalam ay 27
ia mendapat petunjuk lagi sehingga ia menemukan Musa.
2) Ay 28: Harun mendengar Firman Tuhan yang
disampaikan oleh Musa.
a) Tiap orang harus mau diajar oleh orang
lain.
Calvin: “If, then, there are any who object to
be taught by the medium of man’s voice, they are not worthy of having God as
their Teacher and Master“ (= Jadi, jika ada orang yang keberatan untuk diajar
melalui suara manusia, mereka tidak layak mempunyai Allah sebagai Guru dan
Tuan).
b) Musa
adalah adik Harun. Ia memberitakan Firman Tuhan kepada orang yang lebih tua dan
orang yang lebih tua itu harus mendengar. Orang yang mengerti Firman Tuhan,
sekalipun ia masih muda, tidak boleh takut untuk memberitakan Firman Tuhan
kepada yang lebih tua (bdk. Maz 119:98-100
Yer 1:7-8). Orang yang lebih tua harus mau merendahkan diri untuk
belajar dari yang lebih muda.
3) Ay
30-31: Tuhan meyakinkan dengan mujijat.
a) Kadang-kadang
Tuhan meyakinkan seseorang hanya dengan menggunakan Firman Tuhan, kadang-kadang
dengan Firman Tuhan dan mujijat. Kadang-kadang dengan menggunakan Firman Tuhan
dan mujijatpun orangnya tak bertobat, seperti dalam kasus Firaun.
b) Harunlah
yang melakukan mujijat (bdk. Kel 7:19
Kel 8:5,16).
c) Orang Israel
percaya.
Kel 3:18 (NIV): ‘the elders of Israel will listen to you’ (= tua-tua Israel akan
mendengarkan engkau).
Ini penggenapan dari Kel 3:18. Firman Tuhan pasti
digenapi.
-AMIN-