Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Silsilah Yesus ini sering dipersoalkan karena
kelihatannya mengandung pertentangan-pertentangan dengan bagian-bagian lain
dari Kitab Suci. Bahwa dalam Kitab Suci kita ada banyak hal yang kelihatannya
bertentangan, sering disoroti secara negatif oleh banyak orang. Sebetulnya
perlu kita ketahui bahwa:
1. Adanya hal-hal yang kelihatannya
bertentangan itu bisa disoroti secara positif, karena hal-hal itu menunjukkan
bahwa:
a. Para penulis Kitab Suci tidak
bersekongkol dalam menuliskan Kitab Suci.
b. Tidak ada orang yang merevisi Kitab
Suci, karena kalau memang demikian, maka pasti semua hal yang kelihatan bertentangan
itu sudah ‘disesuaikan’. Hal ini perlu saudara camkan karena ada agama lain
yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi sudah merevisi Kitab Suci kita ini.
2. Hal-hal yang kelihatannya
bertentangan itu bisa diharmoniskan / dijelaskan sehingga tidak bertentangan.
Pertentangan-pertentangan yang ada di
dalam / berhubungan dengan silsilah Yesus dalam Mat 1:1-17 ini:
1) Silsilah Yesus dalam
Mat 1:1-17 berbeda dengan silsilah Yesus dalam Luk 3:23-38.
Kalau kita menyoroti dan membandingkan
kedua silsilah itu pada bagian mulai dari Daud sampai kepada Yesus, maka akan
terlihat bahwa ada perbedaan nama-nama, bahkan ada perbedaan jumlah orang
(dalam Matius hanya 28 nama, sedangkan dalam Lukas ada 43 nama).
Mari kita soroti Mat 1:15b-16 dan
Luk 3:23b-24a.
Dalam Matius Dalam
Lukas
Matan Matat
¯
¯
Yakub Eli
¯
¯
Yusuf Yusuf
Jadi sebetulnya Yusuf itu anaknya siapa?
Anak Eli (menurut Lukas) atau anak Yakub (menurut Matius)?
Ada 2 cara untuk mengharmoniskan kedua
bagian / silsilah ini:
a) Bapa-bapa gereja, dimulai seorang
yang bernama Africanus (tahun 220 M), mengharmoniskan perbedaan ini dengan
cara sebagai berikut:
Matan ----------- Esta -----------
Matat
¯ ¯
Yakub ----- P ----- Eli
¯
Yusuf ----- Maria
¯
Yesus
Keterangan: Matan kawin dengan seorang perempuan
yang bernama Esta dan lalu mempunyai anak yang dinamakan Yakub. Setelah Matan
mati, Esta kawin lagi dengan Matat dan mempunyai anak yang dinamakan Eli. Jadi,
Yakub dan Eli adalah setengah saudara.
Eli lalu kawin dengan seorang perempuan
(P), tapi Eli mati sebelum istrinya itu sempat mendapatkan anak, dan karena itu
Yakub sebagai saudara Eli harus kawin dengan istri Eli untuk memberi keturunan
kepada Eli. Dari perkawinan itu lahirlah Yusuf. Jadi Yusuf adalah anak sah dari
Eli, tapi sebetulnya Yusuf diperanakkan oleh Yakub. Ini cocok, karena dalam
Matius dikatakan ‘Yakub memperanakkan Yusuf’, sedangkan dalam Lukas dikatakan ‘Yusuf, anak
Eli’.
Jadi
menurut penafsiran pertama ini, silsilah Yesus dalam Matius maupun Lukas
sama-sama diambil dari jalur Yusuf, tetapi Lukas mengambil jalur yang sah (secara hukum /
legal), sedangkan Matius mengambil jalur yang sebenarnya.
b) Penafsiran / pengharmonisan yang
kedua mengatakan bahwa Matius menuliskan silsilah Yesus dari pihak Yusuf,
sedangkan Lukas menuliskan silsilah Yesus dari pihak Maria. Jadi, Yakub
adalah ayah Yusuf (Mat 1:16), sedangkan Eli adalah ayah Maria (Luk 3:23).
Matan Matat
¯
¯
Yakub Eli
¯
¯
Yusuf ---------- Maria
¯
Yesus
Tetapi untuk mencapai / mendapatkan hal
ini ada 2 penafsiran yang ditempuh tentang Luk 3:23 yang berbunyi: “Ketika Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur
kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf,
anak Eli”.
1. Kata-kata ‘anak Eli’ dalam Luk 3:23 ditujukan kepada
Yusuf, dan diartikan sebagai ‘menantu Eli’.
“Ia adalah anak Yusuf, anak Eli”.
Menafsirkan kata ‘anak’ sebagai ‘menantu’ bukanlah merupakan sesuatu yang aneh,
karena dalam Rut 1:11-13, Naomi juga menyebut kedua menantunya dengan
sebutan ‘anak-anakku’ (NIV:
‘my daughters’).
2. Kata-kata ‘anak Eli’ dalam Luk 3:23 ditujukan kepada
‘Ia’ (Yesus), dan diartikan sebagai ‘cucu Eli’.
“Ia adalah anak Yusuf, anak Eli”.
Menafsirkan kata ‘anak’ sebagai ‘cucu’ juga bukan merupakan hal yang aneh,
karena dalam Kitab Suci, istilah ‘anak’ sering menunjuk kepada ‘keturunan’, dan istilah ‘bapa / ibu’ sering menunjuk kepada ‘nenek moyang’. Bahwa hal seperti ini sering terjadi
terlihat dari:
·
Kej 46:16-18
dimana ada 3 generasi yang dalam Kitab Suci Indonesia disebut sebagai ‘keturunan
Zilpa’. Tetapi
terjemahan yang hurufiahnya seharusnya adalah ‘sons of Zilpa’ (= anak-anak Zilpa).
·
2Taw 28:1
dimana Daud disebut sebagai ‘bapa leluhur’ Ahas.
NIV memberikan terjemahan hurufiah ‘David, his father’ (= Daud bapanya).
Disamping itu, ada dukungan sebagai
berikut terhadap penafsiran ini: Kalau Luk 3:23-38 ini dilihat dalam
bahasa Yunaninya, maka terlihat bahwa semua nama didahului oleh kata Yunani TOU
(= of the), kecuali nama Yusuf.
Pulpit Commentary: “This
absence of the article TOU certainly puts the name of Joseph in a special
position in the series of names, and leads us to suppose that the genealogy is
not that of Joseph, but of Heli. ... The twenty-third verse would then read
thus: ‘And Jesus, ... (being as was supposed the son of Joseph),’ after which
parenthesis the first link in the chain would be Jesus, the heir and grandson,
and in that sense the son of Heli” [= Absennya kata TOU ini jelas menempatkan
nama Yusuf dalam posisi yang khusus dalam deretan nama-nama itu, dan memimpin
kami untuk menganggap bahwa silsilah itu bukanlah dari Yusuf, tetapi dari Eli.
... Jadi, ayat 23 seharusnya berbunyi: ‘Dan Yesus, ... (dianggap sebagai anak
Yusuf)’, dan setelah tanda kurung maka mata rantai yang pertama dalam rantai
itu adalah Yesus, pewaris dan cucu, dan dalam arti itu, anak Eli].
Beberapa terjemahan Luk 3:23 yang
mendukung penafsiran ini:
Lenski: “And
he himself Jesus when beginning was about thirty years old, being a son (as was
supposed of Joseph) of Heli ...” [= Dan Ia sendiri, Yesus, ketika sedang
memulai berusia kira-kira 30 tahun, adalah anak (dianggap dari Yusuf) dari Eli
...].
Greijdanus: “And
he himself, Jesus, when he began, was about thirty years old, being a son, as
was supposed of Joseph, of Heli ...” (= Dan Ia sendiri, Yesus, ketika Ia mulai,
berusia kira-kira 30 tahun, merupakan anak, dianggap dari Yusuf, dari Eli ...).
Berkeley Version: “Jesus
Himself, supposedly Joseph’s son, began his ministry at about thirty, being a
descendant of Heli ...” (= Yesus sendiri, dianggap sebagai anak Yusuf, mulai pelayananNya
pada usia kira-kira 30 tahun, adalah keturunan dari Heli ...).
William Hendriksen: “Now
Jesus himself, supposedly Joseph’s son, was about thirty years old when he
began (his ministry), being a son of Heli ...” [= Yesus
sendiri, dianggap sebagai anak Yusuf, berusia kira-kira 30 tahun ketika Ia
mulai (pelayananNya), adalah anak dari Eli ...].
Kalau dipertanyakan yang mana yang
benar dari penjelasan-penjelasan ini, maka tentu saja tidak bisa dipastikan
secara mutlak. Ini tidak perlu membuat kita kecewa atau kecil hati, karena
sekalipun tidak bisa dipastikan secara mutlak, tetapi yang penting adalah bahwa
kita sudah melihat adanya kemungkinan bahwa kedua bagian yang kelihatannya
bertentangan itu ternyata bisa diharmoniskan sehingga tidak harus bertentangan!
John Murray: “Oftentimes,
though we may not be able to demonstrate the harmony of Scripture, we are able
to show that there is no necessary contradiction” (= Seringkali,
sekalipun kita tidak bisa menunjukkan keharmonisan Kitab Suci, kita bisa
menunjukkan bahwa disana tidak harus terjadi kontradiksi) - ‘Collected
Writings of John Murray’, vol I, hal 10.
Tetapi saya sendiri sangat condong pada
penafsiran yang kedua karena:
a. Dalam Luk 3:23, Lukas sudah
mengatakan bahwa Yesus adalah anak Yusuf menurut anggapan orang. Jadi
jelas bahwa ia berkata bahwa sebenarnya Yesus bukan anak Yusuf. Karena itu
adalah sesuatu yang aneh kalau ia lalu memberikan silsilah Yesus melalui Yusuf.
Jauh lebih cocok kalau ia memberikan silsilah Yesus melalui Maria.
b. Matius menekankan Yesus sebagai
Raja, sehingga ia menuliskan silsilah Yesus dari sudut ‘ayah’Nya (adalah aneh
kalau menuliskan silsilah seorang raja dari sudut ibunya), tetapi Lukas
menekankan Yesus sebagai manusia, dan sebagai manusia, Yesus bukan anak Yusuf,
tetapi anak Maria. Karena itu Lukas menuliskan silsilah Yesus dari sudut Maria.
c. Dukungan kitab Talmud.
Orang Yahudi mempunyai kitab yang
disebut Talmud. Kata ‘Talmud’
adalah kata bahasa Ibrani yang berarti ‘instruction’
(= instruksi), yang berasal dari akar kata LAMAD, yang berarti ‘to learn’ (= belajar). Talmud merupakan
kumpulan tulisan-tulisan yang berisikan hukum-hukum Yahudi, baik hukum negara
maupun hukum agama. Talmud ini terdiri dari 2 bagian, yaitu Mishnah (textnya)
dan Gemara (penafsirannya).
Dan dalam kitab Talmud itu, Maria
disebutkan sebagai ‘the daughter of Heli’
(= anak perempuan Eli).
Catatan: ini tidak berarti saya percaya pada
otoritas kitab Talmud. Dalam banyak hal lain kitab ini jelas-jelas sesat!
d. Matius menceritakan peristiwa
kelahiran Yesus dengan menyoroti Yusuf (baca Mat 1:18-2:23 - malaikat
berulangkali datang kepada Yusuf); sedangkan Lukas menceritakan kelahiran Yesus
dengan menyoroti Maria (baca Luk 1:26-38 - malaikat datang kepada Maria).
Karena itu sangat sesuai kalau dalam
penulisan silsilah Yesus, Matius menuliskan silsilah dari pihak Yusuf, dan
Lukas menuliskan silsilah dari pihak Maria.
e. Matius menuliskan Injilnya untuk
orang Yahudi, sehingga ia menuliskan silsilah Yesus hanya sampai Abraham,
kepada siapa janji Tuhan tentang bangsa Israel pertama kali diberikan. Tetapi
Lukas menulis untuk orang non Yahudi, dan karena itu ia meneruskan silsilah
Yesus sampai kepada Adam, untuk menunjukkan bahwa Yesus betul-betul termasuk
dalam umat manusia, karena Ia juga adalah keturunan Adam.
Sekarang, kalau ternyata silsilah yang
Lukas tuliskan itu adalah silsilah dari Yusuf, yang sebetulnya bukan bapa
jasmani dari Yesus, maka semua ini sia-sia. Dengan silsilah ini ia tidak bisa
menunjukkan bahwa Yesus betul-betul adalah keturunan Adam.
Memang ada keberatan terhadap
penafsiran kedua ini, yaitu:
1. Tidak ada orang yang membuat
silsilah dari sudut ibunya.
Jawabnya: perlu diingat bahwa ini
adalah kasus khusus, karena Yesus memang tidak punya bapa dunia / jasmani, jadi
tidak aneh bahwa untuk Yesus lalu dibuatkan silsilah dari sudut ibuNya!
2. Kalau memang Luk 3:23-38
adalah silsilah Yesus melalui Maria, mengapa nama Maria tidak ada dalam
silsilah?
Jawabnya: mungkin Lukas tidak mau
memasukkan nama perempuan, karena hal ini memang tidak lazim.
Ada satu pertanyaan lagi yang perlu
dibahas tentang silsilah Yesus dalam Matius dan Lukas ini: mengapa Kitab Suci
tidak secara jelas / terang-terangan saja mengatakan bahwa Matius menuliskan
silsilah Yesus dari sudut Yusuf dan Lukas menuliskan silsilah Yesus dari sudut
Maria?
Jawab: Dalam 2Pet 3:16b rasul Petrus berkata: “Dalam surat-suratnya
itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak
memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutar-balikkannya
menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan
yang lain”.
Penjelasan:
·
Yang
dimaksud dengan ‘surat-suratnya’ adalah surat-surat Paulus (lihat 2Pet 3:15).
·
Kata-kata
‘orang-orang
yang tidak memahaminya’
diterjemahkan ‘ignorant’ (= bodoh) oleh NIV dan ‘untaught’ (= tidak diajar) oleh NASB.
Ini tentu tidak menunjuk pada orang
yang tidak mengerti firman tetapi rindu untuk mengerti, tetapi menunjuk kepada
orang yang sekalipun tidak mengerti tetapi tidak mau belajar. Mungkin juga ini
menunjuk kepada orang yang tidak mengerti Hermeneutics (= ilmu penafsiran Kitab
Suci) tetapi sok pinter dalam menafsirkan Kitab Suci.
·
Kata-kata
‘yang
tidak teguh imannya’ diterjemahkan ‘unstable
people’ (= orang yang tidak stabil) oleh NIV dan ‘the unstable’ (= orang yang tidak stabil) oleh NASB. Jadi, kata ‘iman’ sebetulnya tidak ada, dan karena itu
bagian ini bukan menunjuk kepada orang yang imannya lemah / kurang kuat, tetapi
menunjuk kepada orang yang mudah berubah-ubah pandangannya (sebentar ikut agama
A, sebentar ikut agama B, dst).
·
Kata-kata
‘tulisan-tulisan
yang lain’
diterjemahkan ‘the other Scriptures’
(= Kitab Suci yang lain) oleh NIV dan ‘the
rest of the Scriptures’ (= sisa Kitab Suci) oleh NASB, maksudnya adalah
bagian-bagian Kitab Suci yang lain, selain tulisan Paulus.
·
Jadi,
2Pet 3:16 ini menunjukkan bahwa bagian-bagian yang sukar dalam Kitab Suci /
tulisan Paulus itu ada supaya orang yang bodoh dan tidak mau belajar Kitab Suci
dengan serius tersesat dan lalu binasa! Ini sejalan dengan Mat 13:10-15.
Perhatikan khususnya Mat 13:11-12 yang berbunyi: “Jawab Yesus:
Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada
mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun
juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.
Kata-kata ‘siapa yang mempunyai’ menunjuk kepada orang yang mempunyai
keinginan mengerti Firman Tuhan. Orang-orang ini akan diberi pengertian yang
berkelimpahan. Sedangkan kata-kata ‘siapa yang tidak mempunyai’ menunjuk kepada orang yang tidak
mempunyai keinginan untuk mengerti Firman Tuhan. Mereka tidak akan diberi
pengertian, sehingga akan tersesat.
Penerapan:
Karena itu, kalau saudara bukanlah
seseorang yang ingin belajar Kitab Suci secara serius, saudara ada dalam
bahaya! Kalau saudara maunya cuma mendengar khotbah yang penuh dengan lelucon
dan cerita / kesaksian, saudara ada dalam bahaya! Karena itu ambillah keputusan
untuk belajar Firman Tuhan secara serius, melalui Kebaktian, Pemahaman Alkitab,
Camp / Retreat, Seminar, dan juga melalui buku-buku rohani, dan cassette khotbah!
2) Silsilah Yesus dalam Injil Matius
tidak sesuai dengan cerita dalam kitab 2Raja-Raja.
a) Mat 1:8 mengatakan bahwa ‘Yoram
memperanakkan Uzia’.
Sedangkan dalam kitab 2Raja-Raja:
Yoram
¯
Ahazia (2Raja 8:24-25).
¯
Yoas (2Raja 11:2).
¯
Amazia (2Raja 14:1).
¯
Azarya (2Raja 15:1).
Keterangan: Uzia (bahasa Yunani) = Azarya (bahasa
Ibrani).
Jadi, Matius meloncati 3 orang yaitu
Ahazia, Yoas dan Amazia.
b) Mat 1:11 mengatakan bahwa ‘Yosia
memperanakkan Yekhonya’.
Sedangkan dalam kitab 2Raja-Raja:
Yosia
¯
Elyakim / Yoyakim (2Raja 23:34)
¯
Yoyakhin (2Raja 24:6)
Keterangan: Yekhonya (bahasa Yunani) = Yoyakhin
(bahasa Ibrani).
Jadi, lagi-lagi Matius meloncati 1
orang, yaitu Elyakim / Yoyakim.
Sekalipun Matius meloncat-loncat,
Matius tidak bisa dikatakan salah, karena di atas telah kita pelajari bahwa
dalam Kitab Suci kata ‘memperanakkan’ bisa diterjemahkan ‘menurunkan’, dan kata ‘anak’ bisa diartikan ‘keturunan’.
Matius meloncat-loncat mungkin untuk
mendapatkan Mat 1:17 - ‘ada 14 keturunan dari Abraham sampai Daud, ada 14
keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan 14 keturunan dari
pembuangan ke Babel sampai Kristus’. Dengan demikian silsilah itu lebih mudah untuk diingat.
Pertama-tama perlu kita perhatikan
bahwa dalam silsilah Yesus ini ada:
1) Nama-nama
wanita: Tamar, Rahab, Rut, istri Uria, Maria (ay 3,5,6,16).
Perlu diketahui bahwa pada jaman itu
wanita tidak dihargai, dan hal ini bisa terlihat dari:
·
Anak
laki-laki Adam dan Hawa ada 3 yang disebutkan namanya dalam Kitab Suci, yaitu
Kain, Habel dan Set. Adam dan Hawa masih mempunyai anak-anak lain, baik
laki-laki maupun perempuan (Kej 5:4), tetapi tidak ada satupun anak perempuan
Adam dan Hawa yang disebutkan namanya.
·
Ada 8
orang yang masuk dalam bahtera Nuh, dan dari 8 orang itu hanya 4 laki-laki yang
diketahui namanya (yaitu Nuh, Sem, Ham dan Yafet), sedangkan yang 4 perempuan
tidak disebutkan namanya.
·
Ayah
Abraham disebutkan namanya, yaitu Terah (Kej 11:27), tetapi ibunya tidak
disebutkan namanya.
·
Yakub
punya 12 anak laki-laki dan 1 perempuan (disebutkan namanya yaitu Dina - Kej
30:21). Anak-anak yang laki-laki lalu menjadi suku-suku bangsa Israel, tetapi
dari yang perempuan tidak terjadi suku bangsa apapun.
·
Nama
saudara-saudara Yesus hanya disebutkan yang laki-laki, tetapi saudara-saudara yang
perempuan tidak disebutkan namanya (Mat 13:55,56).
·
Dalam
berbakti di Bait Allah, perempuan tidak boleh bercampur dengan laki-laki.
·
Juga,
beberapa penafsir mengatakan bahwa orang Yahudi laki-laki setiap pagi menaikkan
doa syukur karena dia tidak diciptakan sebagai hamba, orang kafir / non Yahudi,
atau orang perempuan!
Karena itu, kalau dalam silsilah Yesus
ini ada nama-nama perempuan, itu betul-betul merupakan suatu keanehan!
2) Nama-nama orang kafir / non Yahudi,
yaitu Rut (ay 5), yang adalah orang Moab (bdk. Rut 1:4), dan Rahab
(ay 5), yang adalah orang Yerikho / Kanaan (Yos 2:1).
Pada jaman itu ada batasan yang sangat
keras antara orang Yahudi dengan orang kafir / non Yahudi (bdk.
Ul 7:1-4 Kis 10:28 Gal 2:11-14). Orang kafir yang sudah
masuk agama Yahudi sekalipun, kalau berbakti tidak boleh bercampur /
bersama-sama dengan orang Yahudi.
Dengan bangsa Moab, bahkan ada batasan
yang lebih keras lagi (Ul 23:3).
Karena itu, kalau dalam silsilah Yesus
ini ada nama-nama orang kafir, bahkan satu diantaranya adalah orang Moab, itu
betul-betul aneh!
3) Nama-nama
orang jahat, yaitu:
·
Yehuda
dan Tamar (ay 3), yang kebejatannya bisa saudara baca dalam Kej 38.
·
Rahab (ay
5), yang jelas adalah seorang pelacur (Yos 2:1).
·
Manasye
(ay 10), yang kejahatannya bisa saudara baca dalam 2Raja 21:1-18.
·
Amon
(ay 10), yang kejahatannya bisa saudara baca dalam 2Raja 21:19-26.
Pada jaman itu juga ada batasan yang
keras sekali antara orang jahat dan orang baik (bdk. Mat 9:9-11 Luk 7:37-39). Orang Farisi pada jaman itu,
kalau akan berpapasan dengan ‘orang berdosa’, memilih untuk berbelok dan
menghindari ‘orang berdosa’ itu!
Karena itu, adanya nama-nama orang
jahat dalam silsilah Yesus ini lagi-lagi merupakan suatu keanehan!
Adanya nama-nama perempuan, orang kafir
dan orang jahat dalam silsilah Tuhan Yesus merupakan sesuatu yang aneh. Di atas
telah kita pelajari bahwa Matius meloncat-loncat dalam menulis silsilah Tuhan
Yesus. Kalau ia mau, ia bisa saja meloncati nama-nama perempuan, orang kafir,
orang jahat itu. Tetapi ia tidak meloncati nama-nama itu. Pasti ia punya tujuan
tertentu. Dia ingin menunjukkan bahwa dalam
diri Tuhan Yesus, semua batasan / tembok pemisah telah dihancurkan! Semua yang
ada di dalam Kristus adalah satu.
1Kor 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi
satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”.
Gal 3:28 - “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani,
tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.
Ef 2:14-19 - “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah
mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan, sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah
oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan
memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada
mereka yang ‘dekat’, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh
jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga
Allah”.
Kol 3:11 - “dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi,
orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak
atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu”.
Penerapan:
Dalam Kristus tidak boleh ada batasan
antara:
·
laki-laki
dan perempuan.
Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa
kita boleh melakukan free sex! Ini
juga tidak boleh diartikan bahwa dalam keluarga, istri punya kedudukan yang
setingkat dengan suami!
Artinya adalah: baik laki-laki maupun perempuan,
kalau percaya kepada Yesus, sama-sama diampuni, sama-sama menjadi anak Allah,
boleh berbakti bersama-sama dalam gereja, dan juga boleh sama-sama melayani
Tuhan!
·
bangsa /
suku bangsa yang satu dengan yang lain.
Kita tidak boleh menganak-emaskan
bangsa / suku bangsa kita sendiri, dan menganak-tirikan / menolak / merendahkan
bangsa / suku bangsa tertentu dalam gereja. Adanya gereja yang boleh dikatakan
menjadi ‘milik’ dari bangsa / suku bangsa tertentu, seperti GKJW, HKBP, GPIB,
GKT, GKA, dsb, sebetulnya tidak salah, selama mereka tidak menolak orang dari
bangsa / suku yang lain yang mau berbakti di gereja mereka. Tetapi ada gereja
suku semacam itu yang dalam kebaktiannya menggunakan bahasa sukunya, tanpa
diterjemahkan. Menurut saya ini salah, karena orang dari suku lain tidak
akan bisa berbakti di sana, dan karena itu ini sama saja dengan mendirikan
tembok pemisah.
·
orang
jahat dan orang baik.
Ingat bahwa sebetulnya di hadapan Allah
kita semua adalah orang bejat yang penuh dosa. Jadi jangan merendahkan orang
kristen yang berasal dari latar belakang yang gelap (seperti pelacur, penjahat,
dsb). Kalau mereka ada di dalam Kristus, mereka harus kita anggap dan
perlakukan sebagai saudara kita!
·
orang tua
dengan muda. Ini memang tidak berarti bahwa orang muda boleh bersikap tidak
sopan terhadap orang tua. Ini juga tidak berarti bahwa seorang kakek yang
berusia 80 tahun diharuskan bergaul dengan remaja yang berusia 16 tahun dalam
gereja. Tetapi bagaimanapun kita harus menyadari bahwa baik tua maupun muda adalah
satu dalam Kristus. Jangan sampai orang tua menganggap rendah yang muda karena
belum banyak makan asam garam, dan sebaliknya orang yang muda jangan menghina
yang tua karena kolot dsb.
·
orang
kaya dengan orang miskin.
Gereja tidak boleh bersikap ramah
terhadap orang kaya, tetapi acuh tak acuh terhadap yang miskin (bdk.
Yak 2:1-4)! Orang kristen yang kaya tidak boleh merasa terhina kalau harus
duduk di sebelah orang yang miskin dalam gereja. Jangan lupa bahwa Yesus dan
rasul-rasul juga miskin! Sebaliknya, orang yang miskin juga tidak boleh merasa
rendah diri dalam bergaul dengan orang yang kaya.
·
majikan
dengan pelayan / pegawai. Ini tidak boleh diartikan bahwa pelayan / pegawai
boleh kurang ajar kepada majikan / tidak mentaati majikan. Dalam pekerjaan, mereka
harus menghormati dan mentaati majikan, tetapi dalam gereja, mereka setingkat!
·
persekutuan
yang satu dengan yang lain, atau gereja yang satu dengan yang lain (bdk. Ro 15:25-26 1Kor 16:1-3). Adalah aneh, kalau
ada gereja tertentu yang tidak mau memberikan surat atestasi ke gereja
tertentu yang lain, dengan alasan tidak ada hubungan dengan gereja itu!
Lebih-lebih pendeta / gereja yang melarang jemaatnya untuk pergi ke gereja
lain, padahal gereja lain itu tidak mereka anggap sebagai gereja yang sesat!
Bagaimana gereja-gereja tersebut bisa mengucapkan kata-kata ‘Gereja yang
Kudus dan Am’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli, tetapi tetap bersikap
seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti!
·
komisi yang
satu dengan yang lain dalam gereja. Setiap anggota komisi / departemen dalam
gereja harus sadar bahwa mereka berjuang bagi Tuhan, dan bukan bagi komisi /
departemen masing-masing! Karena itu jangan lalu tidak mau tahu dengan komisi /
departemen yang lain.
Batasan yang tetap dan bahkan harus ada
adalah batasan antara orang yang ada di dalam Kristus dengan orang yang ada di
luar Kristus:
¨
2Kor 6:14
memberikan larangan menikah antara orang yang percaya (kepada Kristus)
dengan orang yang tidak percaya (kepada
Kristus).
¨
Ef 5:5-7
(bdk. 1Kor 5:9-13) menunjukkan bahwa kita tidak boleh sembarangan bergaul
dengan orang yang tidak percaya. Kita boleh bergaul untuk memberitakan Injil
kepada mereka dan kita harus mempengaruhi mereka, bukan dipengaruhi oleh mereka.
¨
gereja
yang sesat, nabi palsu, orang kristen KTP adalah orang yang di luar Kristus.
Karena itu, orang kristen yang sejati tidak boleh menganggap dirinya satu
dengan mereka.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com