Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Letak konteks:
·
setelah
baptisan dan pernyataan Allah Bapa (Mat 3:17).
·
pada saat
Ia mau terjun ke dalam pelayanan.
Ini menunjukkan bahwa setelah kita
menerima suatu pernyataan dari Tuhan, atau kalau kita mau menyenangkan Tuhan,
melalui pelayanan kepada Tuhan, belajar Firman Tuhan, lebih banyak berdoa, dsb,
setan pasti menyerang.
2) Roh Kudus dan setan sama-sama
bekerja sehingga pencobaan terjadi.
a) Yesus
penuh dengan Roh Kudus (Luk 4:1).
Jadi, orang yang penuh dengan Roh Kudus
/ dekat dengan Tuhan justru akan diserang setan. Ini bertentangan dengan ajaran
populer saat ini, yang mengatakan bahwa kalau kita beriman dan taat, maka
segala problem akan beres, semua penyakit akan sembuh, yang miskin akan menjadi
kaya, dan sebagainya.
b) Roh Kudus memimpin Yesus ke padang
gurun untuk dicobai Iblis (ay 1).
Ini seperti seorang pelatih tinju yang
memberikan sparring partner kepada
petinjunya. Tetapi pada saat yang sama Roh Kudus memenuhi Yesus untuk
menjagaNya agar tidak jatuh dalam menghadapi pencobaan tersebut. Tujuan Roh
Kudus adalah supaya Yesus menang!
Karena itu kalau saudara mengikuti
pimpinan Roh Kudus dan ternyata saudara mendapatkan serangan / pencobaan dari
setan, jangan terlalu heran / kecewa. Kalau Ia memimpin saudara ke sana, Ia
juga akan memperlengkapi saudara. Jadi, bersandarlah kepadaNya, dan lawanlah
serangan / pencobaan setan tersebut.
3) Yesus berpuasa 40 hari 40 malam.
Dalam Kitab Suci orang lain yang pernah
melakukan hal itu adalah Musa dan Elia. Dalam puasa ini, saya tidak setuju
dengan pandangan Calvin yang mengatakan bahwa ini adalah puasa total. Saya berpendapat,
seperti kebanyakan penafsir, bahwa Yesus hanya berpuasa terhadap makanan, bukan
terhadap air / minuman. Ini bisa dilihat dari:
·
Ay 2
mengatakan ‘lapar’, bukan ‘haus’.
·
Ay 3
mengatakan bahwa Iblis mencobai dengan roti, bukan dengan air.
Kalau Yesus juga berpuasa terhadap air, pasti setan akan mencobai dengan air,
bukan dengan roti.
·
Luk 4:2
mengatakan bahwa Yesus ‘tidak makan
apa-apa’.
Bahwa Yesus berpuasa 40 hari 40 malam,
tidak berarti bahwa kita juga harus berpuasa seperti itu! Ini sama seperti kalau
Yesus berjalan di atas air, tentu juga tidak berarti bahwa kita juga harus
berjalan di atas air. Ingat bahwa bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive
(= menggambarkan), bukanlah rumus / norma / hukum dalam kehidupan kita.
Calvin bahkan beranggapan bahwa kalau
pada jaman sekarang ada orang yang melakukan hal itu, itu merupakan suatu
ketololan. Tetapi saya sendiri tidak berani mengatakan kata-kata seperti itu,
karena bisa saja untuk tujuan tertentu Tuhan menyuruh seseorang untuk melakukan
puasa seperti itu.
A) Hal-hal
yang bisa kita pelajari dari pencobaan I ini:
1) Ada yang mengatakan bahwa pencobaan
ini diberikan Iblis untuk meragukan keilahian Yesus (‘Jika Engkau Anak Allah ...’). Tetapi ada banyak yang mengatakan
bahwa pencobaan I ini tidak dilakukan untuk meragukan keilahian Yesus.
Alasannya: kata bahasa Yunani EI, sekalipun memang bisa diterjemahkan ‘jika’,
bisa juga diterjemahkan ‘karena’. Kalau diterjemahkan ‘karena’, jelaslah bahwa
pencobaan pertama ini tidak meragukan keilahian Yesus, tetapi mungkin bisa
dikatakan sebagai ‘mbombongi’. Bdk. Mat 27:40b,42-43 Luk 23:35.
Penerapan:
Setan juga sering menyerang kita dengan
cara mbombongi. Misalnya dengan mengatakan:
·
kalau
kamu memang jantan, maka pukullah orang yang menghina kamu itu.
·
kalau
kamu bukan pengecut, ngebutlah dengan kecepatan setinggi mungkin.
·
kalau
kamu memang jantan, buktikanlah dengan berzinah.
·
kalau
kamu bukan pemuda / remaja yang ketinggalan jaman, gunakanlah ecstasy / pil koplo dan anutlah free sex.
·
kalau
kamu memang kaya, buktikanlah itu dengan membeli barang mewah sebanyak mungkin.
2) Pencobaan ini bertujuan untuk
mengalihkan Yesus dari hal rohani (puasa) kepada hal jasmani (makanan / roti).
Penerapan:
·
Setan
juga sering mengalihkan perhatian kita dari hal rohani (doa, Firman Tuhan, saat
teduh, kebaktian, pelayanan) kepada hal jasmani (bisnis, piknik, TV, pesta,
arisan, dsb)! Kalau Pemahaman Alkitab yang datang sedikit, kalau pesta yang
datang banyak!
·
Setan
juga mengalihkan gereja / kekristenan masa kini dari hal rohani kepada hal
jasmani. Ini terbukti dengan begitu banyaknya penekanan hal jasmani dalam
gereja / keristenan masa kini, seperti Theologia Kemakmuran yang menekankan
kekayaan duniawi, penekanan kesembuhan jasmani / mujijat, Social Gospel (=
penginjilan yang hanya memberikan bantuan sosial), dsb.
·
Setan
juga sering mengalihkan pikiran kita dari Tuhan / Firman Tuhan pada saat
kebaktian, sehingga kita memikirkan pekerjaan / keuangan.
Amos 8:4-6 - “Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin,
dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini dan berpikir: ‘Bilakah bulan
baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu,
supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal,
berbuat curang dengan neraca palsu, supaya kita membeli orang lemah karena uang
dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?’”.
Dan memang jaman sekarang makin lama
makin banyak orang yang pergi ke gereja pada hari Minggu dengan tujuan bisnis!
3) Pencobaan ini bertujuan supaya
Yesus tidak mempercayakan diri kepada BapaNya, tetapi menangani sendiri
persoalan lapar itu dengan cara yang tidak halal yaitu dengan menggunakan
keilahianNya. Perlu diketahui bahwa dalam kehidupanNya sebagai manusia, Yesus
tidak pernah menggunakan kuasa / keilahianNya bagi diriNya sendiri.
Penerapan:
Setan juga selalu menyerang kita supaya
kita tidak mempercayakan diri kita kepada Allah, tetapi menanganinya sendiri
dengan menggunakan cara yang tidak halal, seperti mencuri, korupsi, nyogok,
berdusta, menggunakan kuasa gelap / dukun, dsb.
4) Seperti Adam, Yesus dicobai dengan
menggunakan makanan. Tetapi kalau Adam I kalah, maka Adam ke II (Kristus)
menang! Padahal Adam I tidak puasa, bisa makan buah-buahan yang lain yang ada
di taman Eden. Jadi pencobaan bagi Kristus jauh lebih berat.
5) Setan menyerang titik lemah
(lapar), dan ia menyerang pada saat yang tepat.
Seorang yang bernama Arthur Wallis,
dalam bukunya yang berjudul ‘God’s Chosen
Fast’ (= Puasa Pilihan Allah) hal 77-78, menjelaskan adanya 3 tahap yang
dialami seseorang kalau melakukan puasa jangka panjang (tanpa makanan sama
sekali, tetapi minum air putih):
·
tahap I
yang biasanya berlangsung sekitar 2-3 hari (lamanya tahap-tahap ini bisa
berbeda untuk tiap orang), dimana orangnya merasa sangat lapar.
·
tahap II
yang biasanya juga berlangsung sekitar 2-3 hari, dimana orangnya tidak lagi
merasa terlalu lapar, tetapi merasa badannya lemas, kepalanya pusing dan ia
malas untuk bergerak. Ini dikatakannya sebagai bagian yang terberat dalam
melakukan puasa jangka panjang.
·
tahap
III.
Pada tahap III ini orang yang
tadinya lemas itu mulai pulih kekuatannya, dan ia tidak lapar lagi. Pada tahap
ini orangnya merasa bahwa ia bisa puasa terus tanpa problem. Tetapi kalau puasa
ini diteruskan, maka pada saat tertentu, rasa lapar tahu-tahu muncul lagi
dengan sangat hebatnya. Ini menunjukkan bahwa lemak tubuh sudah habis, dan
kalau puasa itu tetap diteruskan, ini menjurus pada starvation (= mati kelaparan), dan ini sama dengan bunuh diri.
Beberapa waktu yang lalu diceritakan di TV tentang orang-orang yang melakukan
mogok makan. Mereka tidak apa-apa sampai pada titik ini. Tetapi pada titik ini,
kalau mereka tetap mogok makan, mereka akan mati dalam waktu kira-kira 1
minggu.
Lamanya tahap III ini tentu saja sangat
berbeda untuk setiap orang, karena sangat tergantung pada gemuk / kurusnya
orang yang berpuasa. Orang gemuk, karena cadangan lemak yang banyak, bisa
bertahan lebih dari 40 hari, sedangkan orang kurus mungkin hanya bertahan 20
hari.
Dari pengertian tentang ketiga tahap
puasa ini, tidak aneh / tidak salah kalau dikatakan bahwa ‘setelah
berpuasa 40 hari dan 40 malam, akhirnya laparlah Yesus’ (ay 2). Ini menunjukkan bahwa Yesus
sudah sampai pada akhir dari tahap III.
Setan tentu juga tahu akan hal ini, dan
ia tahu bahwa pada saat itu Yesus sangat lapar, dan Ia harus makan kecuali Ia
mau bunuh diri. Pada saat itulah setan menyerang menggunakan roti!
Penerapan:
Setan tahu titik lemah kita dan setan
juga menyerang titik lemah kita pada saat yang tepat. Misalnya:
¨
saudara
lemah dalam persoalan sex. Maka setan bukan hanya akan menyerang titik lemah
itu, tetapi juga menyerangnya pada saat yang tepat, misalnya pada waktu saudara
sedang bertengkar dengan istri saudara.
¨
saudara
adalah seorang yang tamak. Maka setan terus akan memanfaatkan titik lemah itu,
dan ia mungkin sekali bahkan akan memberikan saudara kesempatan bisnis yang
saatnya bertepatan dengan kebaktian / Pemahaman Alkitab. Ini sekaligus akan
memberikan serangan dobel kepada saudara.
¨
saudara
adalah seorang pemarah. Maka setan akan memberikan banyak orang / hal yang
menjengkelkan saudara, dan itu mungkin sekali diberikannya pada saat yang
tepat, yaitu pada saat saudara memang sudah sumpek. Ini membuat saudara meledak
dalam kemarahan!
¨
anak
saudara sedang sakit berat dan hampir mati, dan lalu ada orang yang cerita
tentang dukun yang hebat.
¨
saudara
sedang malas untuk kebaktian, ada teman datang dan mengajak piknik.
¨
saudara
sedang sangat butuh uang, lalu ada kesempatan untuk korupsi / mencuri.
B) Jawaban
Yesus terhadap pencobaan I (ay 4).
1) Yesus menangkis serangan setan
dengan menggunakan Firman Tuhan yang Ia kutip dari Ul 8:3. Di sini kita lihat
pentingnya pengertian dan ingatan terhadap Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah
senjata / pedang Roh (Ef 6:17) yang harus kita gunakan pada saat setan
menyerang. Karena itu, jangan mengabaikan Pemahaman Alkitab / Saat Teduh, dan
banyaklah membaca buku-buku rohani yang baik!
Calvin: “Those
who voluntarily throw away that armour, and do not laboriously exercise
themselves in the school of God, deserve to be strangled, at every instant, by
Satan, into whose hands they give themselves up unarmed” (= Mereka yang
secara sukarela membuang senjata itu, dan tidak melatih diri mereka sendiri
dengan susah payah dalam sekolah Allah, layak dijerat, pada setiap saat, oleh
Iblis, kedalam tangan siapa mereka menyerahkan diri mereka sendiri tanpa
senjata).
2) Ada 2 penafsiran tentang arti dari
kata-kata ‘setiap firman yang keluar dari mulut Allah’:
a) Ini menunjuk pada Firman Allah atau
pengajaran Kitab Suci.
Kalau diambil arti ini, maka seluruh
jawaban Yesus itu maksudnya adalah: karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa
/ roh, maka manusia hidup bukan dari roti saja (makanan jasmani), tetapi juga
dari Firman Allah / pengajaran Kitab Suci (makanan rohani).
Tetapi penafsiran ini rasanya tidak
cocok dengan:
·
konteks
Mat 4:3-4 / Luk 4:3-4.
Setan menyuruh Yesus mengubah batu
menjadi roti, dan Yesus menjawab: manusia hidup bukan dari roti saja tetapi
dari pengajaran Kitab Suci. Ini rasanya aneh / tidak cocok!
·
Ul 8:3
(dari mana Yesus mengutip kata-kata itu), yang berbunyi: “Jadi Ia
merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN”.
Kalau kata-kata ‘segala yang diucapkan TUHAN’ itu diartikan pengajaran Kitab Suci,
maka Ul 8:3 itu juga menjadi kacau artinya.
b) Ini menunjuk pada kehendak Allah
(Calvin).
Jadi maksud Yesus adalah: sekalipun
tidak ada roti, kalau Allah menghendaki Ia hidup, Ia akan hidup. Penafsiran
ini lebih cocok dengan konteks Mat 4:3-4 / Luk 4:3-4 maupun Ul 8:3!
Calvin: “In
like manner, the Apostle says, that he ‘upholdeth all things by his powerful
word’ (Heb i. 3); that is, the whole world is preserved, and every part of it
keeps its place, by the will and decree of Him, whose power, above and below,
is everywhere diffused” [= Dengan cara yang sama, sang rasul berkata bahwa Ia
‘menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan’
(Ibr 1:3); artinya, seluruh dunia / alam semesta dipelihara, dan setiap
bagiannya dijaga pada tempatnya, oleh kehendak dan ketetapanNya, yang kuasaNya,
di atas dan di bawah, tersebar dimana-mana].
Maksud Calvin adalah: kalau kata
‘firman’ dalam Ibr 1:3 itu bisa diartikan ‘kehendak Allah’, maka tentu
dalam Mat 4:4 ini juga bisa.
Penerapan:
Dalam keadaan
terjepit / krisis yang bagaimanapun hebatnya, yang mengancam nyawa sekalipun,
ingatlah bahwa hidup / mati tergantung kehendak Tuhan!
3) Jawaban Yesus ini mengarah kepada
hal rohani (kehendak Allah). Setan mengarahkanNya pada hal jasmani, tetapi
Yesus tetap mengarah pada hal rohani.
Ini harus kita turuti / teladani. Ingat
kata-kata Yesus dalam Mat 16:26 - “Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.
4) Jawaban ini menunjukkan kepercayaan
Yesus kepada BapaNya. Ia tidak mau menggunakan keilahianNya dan Ia percaya
BapaNya akan memeliharaNya.
A) Hal-hal
yang bisa kita pelajari dari pencobaan II ini:
1) Urut-urutan pencobaan / letak
pencobaan II ini.
Pencobaan ke II dalam Matius
ditempatkan dalam urutan ke III dalam Lukas 4. Yang benar adalah urut-urutan
dalam Matius, karena setelah pencobaan ke III dalam Matius, Iblis diusir. Ini
bukan suatu kontradiksi, dan Lukas bukannya salah, hanya saja ia tidak menulis
berdasarkan urut-urutan waktu (tidak chronologis).
2) Kalau pencobaan I mencobai
Yesus supaya tidak percaya kepada BapaNya, maka pencobaan II mencobai
Yesus untuk terlalu ‘percaya’ kepada BapaNya, sehingga mencari bahaya
dengan cara meloncat dari bubungan Bait Allah. Memang setan sering menyerang
kita, atau dengan extrim kiri, atau dengan extrim kanan.
Penerapan:
Setan juga sering mencobai kita untuk
menjadi terlalu ‘percaya’ kepada Allah. Misalnya:
·
sengaja
berbuat dosa, karena percaya keselamatan tidak bisa hilang.
·
sengaja
berurusan dengan kuasa gelap, karena ‘percaya’ Allah bisa melindungi.
3) Pencobaan I ditolak oleh Yesus
dengan menggunakan Firman Tuhan, maka sekarang setan juga menggunakan Firman
Tuhan (Maz 91:11-12) yang disalah-tafsirkan. Karena itu kita perlu
waspada; tidak setiap orang yang menggunakan Kitab Suci memberikan pengajaran
yang benar. Semua orang sesat bisa mencari-cari dasar Kitab Suci untuk
mendukung pandangan mereka. Contoh:
·
orang-orang
Saksi Yehovah menggunakan Yoh 14:28 untuk mengatakan bahwa Yesus lebih
rendah dari pada Bapa, padahal ayat itu jelas menyoroti Yesus sebagai manusia.
Dalam Yoh 10:30, yang menyoroti Yesus sebagai Allah, dikatakan bahwa Yesus
dan Bapa adalah satu.
·
Theologia
Kemakmuran menggunakan 2Kor 8:9 untuk menekankan bahwa orang kristen harus
kaya, padahal kalau kita membaca kontext dari ayat tersebut, jelas bahwa yang
dimaksudkan adalah kaya rohani, bukan kaya jasmani.
Satu hal yang harus ditekankan di sini
adalah bahwa setan juga tahu dan hafal Kitab Suci. Karena itu kalau kita tidak
mau belajar dan menghafal Kitab Suci, kita akan dengan mudah ditipunya!
B) Jawaban
Yesus terhadap pencobaan II (ay 7).
1) Ay 7 ini dikutip oleh Yesus
dari Ul 6:16 yang jelas berhubungan dengan ajaran setan yang
menyalahtafsirkan Maz 91:11-12 itu. Di sini kita lihat lagi pentingnya
mempelajari Firman Tuhan dan menghafalkannya. Kita membutuhkannya pada waktu
kita mendengar pemberitaan Firman Tuhan dari siapa saja. Kita harus mengecek
setiap khotbah dengan Firman Tuhan apakah khotbah itu bertentangan dengan
bagian lain dari Kitab Suci atau tidak.
Bdk. Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari
pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan
segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk
mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian”.
Perhatikan bahwa dalam ayat ini orang
Yahudi di Berea dipuji karena mengecheck khotbah Paulus, yang adalah seorang rasul,
dengan menggunakan Kitab Suci! Karena itu kalau saudara adalah orang yang
mengaminkan segala kata-kata pendeta tanpa mengechecknya dengan Kitab Suci, itu
jelas merupakan sikap yang salah dan bahkan berbahaya!
2) Arti ‘mencobai Allah’ dalam Mat
4:7.
Calvin: “In
this passage, the word ‘tempt’ denotes the neglect of those means which he puts
into our hands, ... In short, whoever desires to make an experiment of the
divine power, when there is no necessity for it, tempts God by subjecting his
promises to an unfair trial” (= Dalam bagian ini, kata ‘mencobai’ menunjukkan
pengabaian sarana yang Ia letakkan dalam tangan kita, ... Singkatnya, siapapun
yang ingin membuat percobaan dengan kuasa ilahi, pada saat tidak ada keperluan
untuk itu, mencobai Allah dengan meletakkan janjiNya pada ujian yang tidak
fair).
Contoh:
·
Banyak
orang kristen tidak mau membeli obat atau pergi ke dokter pada waktu sakit,
padahal mereka bisa melakukan hal itu. Dan mereka menganggap bahwa dengan tidak
pergi ke dokter dan tidak membeli obat, tetapi hanya berdoa saja, mereka
beriman kepada Allah. Ini bukan beriman kepada Allah, tetapi mencobai Allah!
·
Ada gempa
bumi tetapi tidak mau keluar rumah, karena percaya Allah bisa melindungi.
·
Ada ujian
tetapi tidak mau belajar karena percaya Allah bisa memberkati.
·
Sudah
tahu banyak rampok, sengaja keluar malam-malam ke daerah yang rawan.
A) Hal-hal
yang bisa kita pelajari dari pencobaan III ini:
1) Bagaimana terjadinya
pencobaan-pencobaan (1-3) ini?
a) William Barclay berkata bahwa
pencobaan-pencobaan ini terjadi dalam pikiran Yesus. Tetapi ini jelas salah,
karena kalau Yesus berpikir seperti itu, Ia sudah berdosa!
b) Hal ini sungguh-sungguh terjadi.
Jadi Yesus betul-betul dibawa oleh
Iblis ke bubungan Bait Allah (pencobaan 2), dan lalu ke puncak gunung
(pencobaan 3). Pandangan ini juga rasanya tidak benar karena:
·
sukar
terbayangkan Yesus betul-betul pergi bersama-sama / jalan-jalan dengan setan.
·
Ay 8
(bdk. Luk 4:5) mengatakan bahwa dalam sekejap mata setan memperlihatkan
semua kerajaan dunia kepada Yesus. Ini tidak mungkin bisa terjadi! Di gunung
yang mana saudara bisa melihat semua kerajaan dunia?
c) Calvin
menganggap terjadinya adalah melalui vision
/ penglihatan.
Bandingkan dengan Yeh 40:1b-2,
yang berbunyi: “... pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawaNya
aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku
di atas sebuah gunung yang tinggi sekali”.
Bandingkan juga dengan Wah 21:10 yang
berbunyi: “di dalam roh ia membawa aku ke gunung yang tinggi”.
2) Apakah kata-kata setan dalam
ay 9 (bdk Luk 4:6-7) itu
benar?
a) Ada
yang berkata ‘ya’ dengan alasan:
·
Ef
2:2 Ef 6:12 1Yoh 5:19.
·
Yesus
sendiri menyebut Iblis sebagai ‘penguasa dunia’ (Yoh 12:31 14:30 16:11).
·
Yesus
tidak membantah claim dari setan itu.
b) Jawaban
yang benar adalah ‘tidak’ karena:
·
Ef 2:2 Ef 6:12 1Yoh 5:19 hanya menunjukkan bahwa setan punya kuasa /
pengaruh yang besar di dunia, khususnya di antara orang yang tidak percaya.
·
Dalam
Yoh 12:31 14:30 16:11 Yesus memang menyebut Iblis
sebagai ‘penguasa dunia’, tetapi ini tidak dalam arti mutlak.
·
Maz 2
menunjukkan bahwa Allah / Yesus yang berkuasa.
·
Yesus
berkali-kali mengusir setan.
·
Setan
adalah pendusta (Yoh 8:44).
Jadi, penguasa / pemilik alam semesta
adalah Allah (Maz 24:1-2), bukan setan! Allah tidak pernah kehilangan
kontrol atas seluruh alam semesta!
Bdk. Maz 103:19 - “TUHAN sudah menegakkan takhtaNya di sorga dan
kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu”.
Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa
dalam menggoda, setan sering berdusta (bdk. Kej 3:4-5). Karena itu,
hati-hati dengan dusta setan yang menawarkan hal-hal yang indah kepada saudara!
3) Tujuan pencobaan III ini adalah:
a) Supaya Yesus mendapatkan mahkota
tanpa salib.
Kalau Yesus menggunakan cara yang
seharusnya, maka Ia harus menderita dan mati disalib, baru bisa mengumpulkan
orang-orang untuk datang kepadaNya. Tetapi dengan cara setan ini, Ia hanya
perlu tunduk kepada setan, dan seluruh dunia akan diberikan kepadaNya.
Penerapan:
·
Bandingkan
ini dengan ajaran Theologia Kemakmuran, atau banyak ajaran lain dalam kalangan
Kharismatik yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus semua problem bakal beres.
Ini menjanjikan mahkota tanpa salib!
·
Semua
ajaran yang mengijinkan kompromi supaya terhindar dari kesukaran / penderitaan,
sejalan dengan godaan setan ini. Misalnya: seorang sekretaris boleh menuruti
perintah bossnya untuk berdusta, misalnya dengan mengatakan bossnya tidak ada
padahal ada. Ini lagi-lagi merupakan ajaran yang menghendaki mahkota tanpa
salib.
·
Nyogok,
ngerpek / nyontek, dan korupsi termasuk tindakan yang menginginkan hasil cepat
tanpa salib.
b)
Supaya
Yesus mendapat hasil yang banyak dan cepat tetapi:
·
tunduk
kepada setan.
·
bekerja sama
dengan setan.
·
menggunakan
cara yang tidak halal.
Setan juga mencobai manusia dengan cara
ini, misalnya:
¨
pergi ke
dukun untuk dapatkan ‘pesogen’ (jimat untuk menjadikan kaya), atau menggunakan
kuasa gelap / jimat supaya usahanya sukses.
Kalau saudara adalah orang yang senang
menggunakan kuasa gelap untuk mendapatkan keinginan saudara, perhatikan
kata-kata dalam Yes 47:9b - “Kepunahan
dan kejandaan dengan sepenuhnya akan menimpa engkau, sekalipun banyak sihirmu
dan sangat kuat manteramu”.
¨
korupsi,
mencuri, nyogok, ngerpek.
¨
bekerja
pada hari Sabat.
¨
melakukan
pelayanan gereja dengan menggunakan kuasa gelap (seperti nggeblak, dan mungkin
juga kesembuhan)!
¨
menggodai
hamba Tuhan supaya memberitakan khotbah yang enak di telinga.
Pokoknya setan berusaha supaya manusia
mau mencapai ambisinya dengan menggunakan cara yang tidak halal, atau bahkan
dengan menggunakan kuasa setan.
B) Jawaban
Yesus terhadap pencobaan III (ay 10):
1) Yesus mengusir setan. Ini
menunjukkan Yesus lebih besar / berkuasa dari setan.
2) Yesus mengutip Ul 6:13.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
a) Lagi-lagi Ia menggunakan Firman
Tuhan! Jadi, Yesus tidak pernah mengganti senjataNya! Tiga kali Ia diserang,
dan tiga kali Ia menggunakan Firman Tuhan untuk menangkis serangan setan!
b) Ada
perbedaan antara Ul 6:13 dengan Mat 4:10.
Ul 6:13 - “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia
haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”.
Tetapi dalam
terjemahan NIV ada kata ‘only’ (= hanya).
NIV: ‘Fear the LORD your God, serve him only
and take your oaths in his name’ (= Takutlah
kepada TUHAN, Allahmu, beribadahlah hanya kepada Dia dan bersumpahlah
dalam namaNya).
Terjemahan NIV ini salah, karena
sebetulnya kata ‘only’ (= hanya) itu tidak ada.
Memang secara implicit, kalau
kita harus beribadah kepada Yahweh, maka jelas kita hanya boleh beribadah
kepada Dia. Tetapi secara explicit, tidak ada kata ‘hanya’. Tetapi pada waktu Yesus mengutip Ul 6:13 ini dalam
Mat 4:10, Ia menjadikan kata ‘hanya’ itu menjadi explicit.
Mat 4:10 - “Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab
ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada
Dia sajalah engkau berbakti!’”.
3) Ay 10 - “Maka
berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.
Ayat ini menunjukkan
bahwa hanya Allahlah yang boleh disembah!
Kita tidak boleh
menyembah apapun / siapapun selain Allah, seperti:
·
setan.
Misalnya: gereja setan.
·
malaikat
(Wah 19:10 Wah 22:8-9).
·
manusia
(Kis 10:25-26
Kis 14:14-18). Ini termasuk sungkem dan paikwi kepada orang tua /
kakek / nenek. Memang dalam Perjanjian Lama ada banyak penyembahan yang
dilakukan terhadap manusia seperti raja, nabi dan sebagainya. Tetapi ingat
bahwa pada jaman Perjanjian Lama kata-kata Yesus dalam Mat 4:10 ini belum
diucapkan. Ul 6:13 memang sudah ada, tetapi ingat bahwa dalam Ul 6:13 kata
‘hanya’ itu tidak ada. Baru pada waktu Yesus mengutipnya dalam Mat 4:10
kata ‘hanya’ itu ditambahkan. Jadi sejak Mat 4:10 itu diucapkan, tidak
boleh lagi ada penyembahan terhadap manusia, sekalipun motivasi / tujuannya
hanya untuk penghormatan. Ini terlihat dengan jelas misalnya dalam
Kis 10:25-26 dimana Petrus menolak penyembahan dari Kornelius, sekalipun
jelas bahwa Kornelius bukan menyembahnya sebagai Allah, tetapi hanya sekedar
sebagai penghormatan saja.
·
orang
mati, baik itu orang tua, nenek moyang atau Maria / ‘orang suci’.
·
berhala
(Kel 20:4-6).
Tetapi Yesus mengijinkan orang
menyembah diriNya sendiri (Mat 14:33
Mat 28:9,17 Yoh 9:38 Yoh 20:28), karena Ia memang adalah
Allah sendiri.
1) Iblis pergi dan menunggu saat yang
baik.
Luk 4:13 - “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur
dari padaNya dan menunggu waktu yang baik”.
Sekalipun di sini ia sudah dikalahkan,
dan ia tidak berhasil menjatuhkan Yesus ke dalam dosa, tetapi ia bukannya lalu
pergi selama-lamanya. Ia memang pergi, tetapi ia menunggu saat yang baik untuk
menyerang / mencobai lagi. Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari sini:
a) Setan mempunyai ketekunan yang luar
biasa dalam mencobai, baik dalam mencobai Yesus maupun dalam mencobai kita.
Apakah saudara tekun
dalam:
·
belajar
Firman Tuhan?
·
berdoa?
·
berjuang
melawan pencobaan / dosa? Bdk. Ibr 12:1-4.
Kalau setannya tekun dalam mencobai,
sedangkan kita tidak tekun dalam belajar Firman Tuhan, berdoa dan berjuang
melawan pencobaan, maka bagaimana kita bisa menang?
b) Kalau saudara berhasil mengatasi
serangan / pencobaan setan, jangan lalu ‘mabuk / lupa daratan’ oleh kemenangan
itu. Ingat bahwa ia menunggu saat yang baik untuk menyerang saudara lagi! Jadi
tetaplah waspada dan berjaga-jaga.
2) Malaikat-malaikat melayani Yesus
(ay 11 Mark 1:13b).
Ini pasti termasuk memberi Yesus makan.
Yesus tidak mau menggunakan cara yang tidak halal untuk mendapatkan makanan,
dan sekarang Ia mendapatkan makanan dari malaikat!
Penerapan:
Kalau saudara mempunyai kebutuhan yang
hebat, misalnya kesembuhan atau uang atau pasangan hidup, dan setan menawarkan
kepada saudara untuk bisa mendapatkan hal-hal itu secara salah, misalnya dengan
mendapatkan kesembuhan melalui dukun, mendapatkan uang dengan korupsi,
mendapatkan pasangan hidup yang tidak seiman, dsb, maka jangan turuti tawaran
setan itu. Sekalipun tawaran setan itu kelihatannya adalah satu-satunya jalan
keluar, saudara tetap harus menolaknya! Kalau saudara menolak tawaran setan
itu, dan Tuhan menganggap bahwa apa yang saudara inginkan itu memang merupakan
kebutuhan saudara, maka Tuhan sendiri akan menyediakan kebutuhan saudara itu
pada saatNya dan dengan caraNya sendiri!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com