Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
A) Yesus pindah ke Galilea setelah mendengar
bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap (ay 12).
Ini Ia lakukan bukan karena takut
tetapi karena Ia tahu bahwa saatnya untuk mati belum tiba. Pada waktu Ia tahu
bahwa saatnya untuk mati sudah tiba, Ia bahkan sengaja melangkahkan kakiNya ke
Yerusalem (Mat 16:21-23 Mat
17:22-23 Mat 20:17-19 Mat 26:1-2).
B) Yesus tinggal di Kapernaum, di daerah
Zebulon dan Naftali untuk menggenapi Firman Tuhan (ay 13-16).
Ay 15-16 adalah kutipan bebas dari
Yes 9:1. Tuhan Yesus memang datang untuk menggenapi Perjanjian Lama (Mat
5:17).
C) Yesus mulai dengan pelayananNya
(ay 17).
Dia adalah Allah sendiri tetapi Ia
datang untuk melayani, bukan untuk dilayani.
Mat 20:28 - “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi
banyak orang.’”.
Bagaimana dengan saudara?
Penerapan:
·
Apakah
saudara merasa terlalu tinggi untuk melayani? Kalau Yesus yang adalah Allah itu
mau melayani, maka jelas bahwa kita tidak boleh merasa gengsi untuk menjadi
seorang ‘pelayan’ dalam gereja!
·
Apakah
saudara hanya mau dilayani dan tidak mau melayani?
D) Inti pemberitaan Firman Tuhan yang diberitakan
oleh Yesus sama dengan inti khotbah Yohanes Pembaptis (ay 17 bdk. Mat 3:2).
A) Panggilan
Tuhan Yesus (ay 19).
1) Mengikut Yesus (ay 19 - ‘Ikutlah Aku’).
Kalau saudara menjadi orang kristen,
pastikanlah bahwa saudara bukan sekedar mengikuti suami, istri, orang tua,
teman, pendeta, ataupun merk / aliran gereja tertentu, tetapi betul-betul
mengikut Yesusnya!
Mengikut Yesus ini mencakup beberapa
hal:
a) Saudara harus percaya kepada Yesus
sebagai Juruselamat dan Tuhan. Saudara tidak bisa mengikuti Dia tanpa
mempercayai Dia.
·
Kalau
saudara sekedar sudah dibaptis atau rajin ke gereja, atau bahkan rajin
melayani, tetapi hati saudara sebetulnya belum percaya kepada Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, sebetulnya saudara bukan pengikut Kristus!
·
Kalau
saudara percaya kepada Yesus sebagai dokter, pemberi berkat, pelaku mujijat,
pemberi kekayaan, dsb, tetapi tidak sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka saudara
juga bukan pengikut Kristus!
·
Ini
adalah langkah pertama dan terutama. Tanpa langkah ini semua langkah yang lain
tidak ada gunanya!
b) Belajar
Firman Tuhan.
Bagaimana saudara bisa mengikut Dia,
kalau saudara tidak tahu apa yang Ia inginkan? Dan untuk bisa tahu apa yang Ia
inginkan, saudara harus belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun. Untuk itu
bacalah seluruh Kitab Suci, ikutlah Pemahaman Alkitab yang baik, dan bacalah
buku-buku rohani yang baik.
c) Persekutuan
dengan Tuhan / saat teduh.
Saat teduh, dimana saudara bisa berdoa
secara pribadi dan membaca Firman Tuhan secara pribadi, adalah sesuatu yang
sangat penting dalam mengikut Kristus, dan karenanya hal itu harus saudara
lakukan dengan tekun! Bdk. Yoh 15:1-8.
d) Ketaatan.
Tidak ada gunanya saudara belajar
Firman Tuhan, kalau saudara tidak mentaatinya. Jadi, setiap kali mendengar,
membaca atau belajar Firman Tuhan, selalu perhatikan apakah ada dosa yang harus
saudara buang, atau hal baik yang harus saudara lakukan!
2) Menjadi penjala manusia.
Ada banyak kemiripan antara penjala
manusia dengan penjala ikan, misalnya:
a) Penjala ikan tidak bisa menunggu
supaya ikannya datang kepadanya, tetapi ia yang harus pergi ke tempat dimana
ada ikan.
Demikian juga kalau kita mau menjadi
penjala manusia. Kita tidak boleh hanya menunggu di gereja dengan harapan semua
orang akan datang ke gereja, tetapi kita harus pergi mencari jiwa (Mat 28:19).
Kita harus pergi kepada orang yang belum percaya kepada Yesus, dan memberitakan
Injil kepada mereka, supaya mereka bisa percaya kepada Yesus dan diselamatkan!
Penerapan:
Ada pendeta-pendeta yang tidak mau
berkhotbah di gereja-gereja yang sesat, dan ia menghendaki supaya orang-orang
di gereja-gereja itu yang datang kepadanya. Ini jelas merupakan sikap sombong
yang tidak pada tempatnya, dan bertentangan dengan jiwa penginjilan.
b) Penjala ikan harus mempunyai
ketekunan, dan mereka harus terus berjuang sekalipun mereka berkali-kali
menarik jala yang kosong.
Demikian juga dengan penjala manusia.
Ingat bahwa Pemberitaan Injil adalah suatu pekerjaan yang paling membutuhkan
ketekunan. Pada waktu memberitakan Injil, saudara bisa tidak digubris, tetapi
sebaliknya diejek, dibantah, atau bahkan dianiaya dan dibunuh. Sering juga
terjadi bahwa kita kelihatannya berhasil mempertobatkan seseorang, tetapi
setelah beberapa minggu / bulan, orang itu mundur dan terhilang. Menghadapi
semua ini, kita harus tetap tekun dalam memberitakan Injil!
Illustrasi: seorang bernama Bob Wieland (40
tahun), ikut lomba lari marathon, sekalipun ia tidak mempunyai kaki gara-gara
perang Vietnam. Ia masuk finish terakhir dengan catatan waktu 4 hari, 2 jam, 48
menit, 17 detik, mulai 2 November 1986 - 6 November 1986! Inilah ketekunan!
Dalam pemberitaan Injil, tirulah ketekunannya!
1Kor 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. Kitab Suci Indonesia agak kurang
tepat terjemahannya.
KJV: ‘Therefore, my beloved brethren, be ye
stedfast, unmoveable, always abounding in the work of the Lord, forasmuch as ye
know that your labour is not in vain in the Lord’ (= Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan selalulah berlimpah-limpah dalam pekerjaan
Tuhan, karena engkau tahu bahwa pekerjaanmu tidaklah sia-sia dalam Tuhan).
c) Penjala ikan harus mempunyai
keberanian.
Khususnya di danau Galilea, setiap saat
angin ribut bisa datang dengan mendadak tanpa ada tanda-tanda lebih dulu.
Bdk. Mat 8:24 - “Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di
danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur”.
Jadi, penjala ikan di sana menghadapi
resiko yang sangat besar.
Demikian juga dengan menjadi penjala
manusia. Kalau kita memberitakan Injil / Firman Tuhan, maka ada resiko yang
harus berani kita ambil. Bagaimanapun bijaksananya dan benarnya cara yang kita
lakukan dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan, hal itu selalu bisa
menimbulkan kemarahan, kebencian, permusuhan, penganiayaan terhadap diri kita
(bdk. ay 12 yang menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap karena
menegur Herodes).
B) Orang-orang
yang dipanggil oleh Yesus.
1) Mereka sedang sibuk (ay 18,21).
Dan kesibukan mereka ini bukanlah
kesibukan yang berdosa, seperti sibuk merampok, sibuk berzinah, dsb. Kesibukan
mereka adalah kesibukan yang positif / baik karena mereka sibuk melakukan
pekerjaan yang halal. Tetapi mereka tetap dipanggil oleh Yesus untuk mengikut
Dia dan melayani Dia.
Penerapan:
Jangan menolak panggilan Tuhan (baik
untuk ikut Pemahaman Alkitab maupun pelayanan) dengan alasan sibuk! Kalau
saudara melakukan hal itu, dan suatu kali saudara membutuhkan Tuhan dan berdoa
kepadaNya, jangan salahkan Tuhan kalau Ia berkata: “Aku terlalu sibuk untuk
mendengar ataupun mengabulkan doamu!”.
Bdk. Amsal 1:24-28 - “Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil,
dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan,
kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga
akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang
ke atasmu, apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka
melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang
menimpa kamu. Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan
kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku”.
2) Mereka adalah orang-orang yang
tidak berpendidikan.
a) Tuhan memanggil orang-orang bodoh
untuk mempermalukan orang-orang pandai.
1Kor 1:27-29 - “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang
hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah
untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang
memegahkan diri di hadapan Allah”.
Karena itu kalau saudara adalah orang
yang bodoh / tidak berpendidikan, jangan merasa bahwa Tuhan tidak mau dan tidak
bisa memakai saudara. Sebetulnya yang memegang peranan penting bukan diri kita
sebagai alat, tetapi Tuhannya sebagai pemakai alat tersebut.
Ilustrasi: senjata yang sederhana di tangan
Bruce Lee bisa menjadi sesuatu yang hebat. Demikian juga sekedar pensil dan
kertas di tangan seorang pelukis bisa menghasilkan gambar yang bagus.
Tetapi di sisi lain, jangan menjadi
orang fanatik yang bodoh, yang senang dan bangga akan kebodohan mereka.
Calvin: “When
our Lord chose persons of this description it was not because he preferred
ignorance to learning: as some fanatics do, who are delighted with their
ignorance, and fancy that, in proportion as they hate literature, they approach
the nearer to the apostles” (= Pada waktu Tuhan kita memilih orang-orang seperti ini
itu bukanlah karena Ia lebih senang orang bodoh dari pada yang terpelajar,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang fanatik, yang senang dengan
kebodohan mereka, dan berkhayal bahwa makin mereka membenci literatur makin
mereka mirip dengan rasul-rasul).
Dalam persoalan pemanggilan orang bodoh
/ tak terpelajar ini, kita perlu mengingat bahwa pada waktu Yesus memanggil
orang bodoh / tak berpendidikan, Ia bukannya lalu membiarkan mereka bodoh / tak
berpendidikan terus. Sebaliknya Yesus mengajar mereka sehingga menjadi pandai
(dalam hal rohani).
Perlu juga diingat bahwa dalam Kitab
Suci orang kristen sering disebut dengan istilah ‘murid’. Mengapa? Karena
‘murid’ adalah seorang yang belajar!
Jadi, keadaan bodoh / tak berpendidikan
bukan halangan untuk melayani Tuhan, tetapi bagaimanapun ia harus mau belajar!
b) Ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak
mau memakai orang yang pandai. Paulus adalah orang pandai dan iapun dipakai
oleh Tuhan. Jadi yang penting bukan orangnya, tetapi Tuhan yang memakai orang
itu.
C) Sikap
terhadap panggilan Tuhan:
1) Segera (ay 20,22).
Yesus tidak senang dengan penundaan.
Yoh 4:35-36 - “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim
menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga
penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal,
sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita”.
Luk 9:59-60 - “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ‘Ikutlah Aku!’
Tetapi orang itu berkata: ‘Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.’
Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Biarlah orang mati menguburkan orang mati;
tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.’”.
Mengapa Yesus tidak senang dengan
penundaan? Karena:
a) Pelayanan / pemberitaan Injil
adalah suatu tindakan penyelamatan terhadap orang yang setiap saat bisa masuk
ke neraka. Jadi, ini merupakan sesuatu yang bersifat mendesak!
b) Pada
saat menunda, kita sudah tidak taat!
Kalau suatu saat saudara berkata kepada
pembantu saudara: ‘Ambilkan saya minum’, dan ia menjawab: ‘Besok saja saya
ambilkan’, apakah saudara menganggap bahwa ia mentaati saudara?
c) Dari
penundaan biasanya datang pembatalan.
2) Rela meninggalkan apa saja (ay
20,22).
Mereka meninggalkan pekerjaan dan
keluarganya (bdk. Mat 10:37). Memang tidak semua orang dipanggil Tuhan
untuk meninggalkan keluarga / pekerjaan (contoh: Mark 5:18-20), tetapi
kalau saudara diminta meninggalkan keluarga / pekerjaan / study, maukah
saudara taat?
Catatan: Tuhan bisa memanggil seseorang untuk
meninggalkan orang tua, kakak, adik. Ini yang saya maksud dengan ‘keluarga’.
Tetapi Tuhan tidak mungkin memanggil seseorang untuk meninggalkan istrinya /
suaminya!
3) Mereka menanggapi panggilan Tuhan
secara keseluruhan.
·
Ada orang
yang mau ikut Yesus tetapi tidak mau menjala manusia.
·
Ada orang
yang mau menjala manusia, tetapi dirinya sendiri tidak mau ikut Yesus (tidak
mau belajar Firman Tuhan dsb).
Ini adalah orang yang menanggapi hanya
sebagian dari panggilan Yesus. Tetapi murid-murid Yesus mengikut Yesus dan juga
menjala manusia. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara menanggapi panggilan
Tuhan secara keseluruhan atau hanya sebagian?
1) Murid-murid
belajar melayani dengan melihat Yesus melayani.
a) Bagi kita yang sudah bisa melayani,
harus mengajak orang yang belum bisa melayani dalam pelayanan, supaya mereka
bisa melayani.
b) Bagi kita yang belum bisa melayani,
harus mau belajar melayani, baik dari buku-buku, Pemahaman Alkitab, maupun dari
orang-orang yang sudah bisa melayani.
Awas! Ada beda antara orang yang tidak
bisa melayani dalam suatu pelayanan tertentu karena memang ia tidak berkarunia
di situ dan orang yang tidak bisa karena belum / tidak mau belajar melayani!
2) Tuhan
Yesus melayani dalam rumah ibadat / synagogue (ay 23).
Baik Tuhan Yesus maupun rasul-rasul
sangat menekankan pelayanan dalam rumah ibadat / synagogue dan Bait Allah
(Mat 9:35 Mat 13:54 Mark 1:39 Luk 4:15-33 Luk 13:10 Yoh 18:20 Kis 3:11-dst Kis 4:2 Kis
5:20-dst Kis 9:20 Kis 13:5-44 Kis 14:1 Kis 17:2,10 Kis
18:4,19,26).
Memang Tuhan Yesus juga melakukan
pelayanan di luar Bait Allah / rumah ibadat, misalnya dalam Yoh 4 pada
waktu Ia melayani perempuan Samaria. Tetapi bagaimanapun jelaslah bahwa Yesus
sangat menekankan pelayanan dalam rumah ibadat / Bait Allah. Ini mengajar kita
untuk juga menekankan pelayanan di dalam gereja.
Penerapan:
Apakah saudara menekankan pelayanan di
dalam gereja? Pelayanan apa yang saudara lakukan di dalam gereja? Adalah
merupakan sesuatu yang aneh bahwa jaman sekarang ada banyak orang mau aktif
dalam persekutuan-persekutuan, tetapi sama sekali tidak aktif di gereja!
3) Tuhan
Yesus melayani secara rohani dan jasmani (ay 23).
Tetapi dalam ay 23 itu pelayanan
rohani disebut lebih dahulu (bdk. Mat 9:1-8 - pengampunan dosa didahulukan
dari pada penyembuhannya). Jadi kitapun harus lebih menekankan pelayanan
rohani, tanpa mengabaikan pelayanan jasmani.
Penerapan:
·
Banyak
gereja-gereja yang penekanan pelayanannya sering lebih dititik-beratkan pada
kesembuhan, yang jelas merupakan pelayanan jasmani. Ini salah!
·
Dalam
kalangan gereja-gereja Protestan yang liberal, pelayanan yang sering ditekankan
adalah memberikan bantuan sosial bagi orang yang menderita seperti yatim piatu,
korban bencana alam, dsb. Ini lagi-lagi hanya pelayanan jasmani, dan ini
merupakan sesuatu yang salah. Gereja harus menekankan pemberitaan Injil / Firman
Tuhan dan bukannya berubah menjadi suatu badan sosial belaka!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com