Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ini adalah suatu perintah untuk
berdoa. Doa bukan sekedar sesuatu yang diijinkan tetapi merupakan sesuatu yang
diperintahkan. Karena itu, ‘tidak berdoa’ merupakan suatu dosa (bdk. 1Sam
12:23).
Ada orang-orang yang
menganggap doa itu tak ada gunanya karena berdoa atau tidak berdoa toh tidak
ada bedanya. Orang yang tidak berdoa juga diberi makan, lulus ujian dan
sebagainya.
Tentang hal ini ada dua hal
yang perlu kita perhatikan:
a) Dalam hal jasmani, memang ada
kemungkinan orang yang tak berdoapun akan menerima sesuatu dari Tuhan. Tetapi
kita tetap harus membedakan antara pemberian Tuhan sebagai Pencipta kepada
manusia ciptaanNya dan pemberian Tuhan sebagai Bapa kepada anakNya.
b) Dalam hal rohani, orang yang tidak
minta tidak akan menerima. Misalnya: pengampunan dosa hanya diberikan oleh
Allah kepada mereka yang memintanya.
Jadi, berdoa ada gunanya
dan kita diperintahkan untuk berdoa. Seberapa banyak saudara berdoa?
2) Kata-kata ‘mintalah’, ‘carilah’,
dan ‘ketoklah’ dalam ay 7 ada dalam bentuk present imperative.
Dalam bahasa Yunani ada dua bentuk perintah yaitu:
·
aorist imperative: ini adalah perintah yang hanya perlu
dilakukan 1 x. Contoh: Yoh 2:7.
·
present imperative: ini adalah perintah yang harus
dilakukan terus-menerus. Contoh: Ef 5:18.
Kata-kata dalam Mat 7:7 itu
ada dalam bentuk present imperative
dan karena itu berarti bahwa kita harus terus menerus berdoa. Adakah saudara
sudah berdoa dengan tekun?
3) Tuhan hanya memberi yang baik
kepada kita (ay 11).
a) Ayat yang pararel dengan Mat 7:11
adalah Luk 11:13 - “Jadi jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang
meminta kepadaNya.’”.
Tetapi di situ disebutkan ‘Roh Kudus’ (dalam bahasa Yunani tanpa definite article ‘the’). Apa
artinya? Ada beberapa penafsiran:
1. Ada yang mengatakan bahwa yang
dimaksud betul-betul Roh Kudus (pribadi ke-3 dari Allah Tritunggal), tetapi ini
hanya berlaku untuk jaman itu. Mereka disuruh minta Roh Kudus karena pada saat
itu Roh Kudus belum turun (peristiwa itu terjadi sebelum hari Pentakosta). Pada
jaman ini setiap orang yang percaya kepada Kristus, pasti sudah menerima Roh
Kudus sehingga tak perlu minta lagi. (Ef 1:13 Ro 8:9-11).
2. Itu berarti ‘kehadiran dan
pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita’.
Pulpit Commentary: “Here
the Lord, ... pictures the case of one who deserves a special deepening of the
spiritual life, and prays some prayer for the presence of the Holy Spirit. Such
a prayer, says Christ, must be granted” (= Di sini Tuhan, ... menggambarkan kasus dari seseorang
yang layak mendapatkan pendalaman kehidupan rohani yang khusus, dan mendoakan
suatu doa untuk kehadiran dari Roh Kudus. Doa seperti itu, kata Kristus, pasti
dikabulkan) - hal 302.
3. Itu berarti hal-hal yang bersifat
rohani.
Calvin (hal 354) termasuk dalam
golongan ini.
4. Ada yang berkata bahwa istilah ‘Roh
Kudus’ mencakup ‘semua hal yang baik’.
William Hendriksen: “Here
Matthew’s version has ‘good gifts,’ while Luke’s has ‘the Holy Spirit.’ These
two are in perfect accord, for is not the Holy Spirit the very Source of all
that is good?” (= Di sini versi
Matius mengatakan ‘’pemberian yang baik’ sementara versi Lukas mengatakan ‘Roh
Kudus’. Kedua hal ini sesuai secara sempurna, karena bukankah Roh Kudus adalah
Sumber dari semua yang baik?) - hal 613-614.
Bandingkan Luk 11:13 ini dengan Yes
44:3b - “Aku akan mencurahkan RohKu
ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu”. Ini bisa dianggap sebagai ‘synonymous
parallelism’ (2 kalimat paralel yang sinonim / berarti sama), sehingga ‘RohKu’ = ‘berkatKu’.
Saya condong pada penafsiran yang
terakhir ini.
b) Waktu kita menafsirkan ay 7-8, kita harus memperhatikan
ay 9-11.
Ada banyak orang yang
menafsirkan ay 7-8 terlepas dari ay 9-11 sehingga mereka menyimpulkan bahwa
Allah akan memberikan segala sesuatu yang kita minta. Ini salah! Karena jelas
sekali ay 11 mengatakan bahwa Allah hanya memberi yang baik kepada kita. Yang
dimaksud dengan ‘yang baik’ itu jelas adalah yang baik dari
sudut pandang Allah, bukan sudut pandangan kita.
c) Kadang-kadang ada orang yang berdoa
untuk meminta sesuatu yang jelas-jelas adalah dosa tetapi dikabulkan. Bagaimana
hal itu terjadi? Penjelasan:
·
pengabulan
itu mungkin datang dari setan.
·
pengabulan
itu bisa datang dari Tuhan karena Tuhan hendak menghajar orang itu (1Sam
8:6-9).
d) Supaya doa kita tak sia-sia, maka
kita harus meminta apa yang baik. Supaya kita tahu apa yang baik, kita harus
belajar Firman Tuhan! Jadi, doa tidak bisa dipisahkan dari Firman Tuhan. Orang
yang tidak mengerti Firman Tuhan tidak akan bisa berdoa dengan baik / benar.
e) Kalau Allah mmberikan semua yang kita,
itu sebetulnya adalah malapetaka bagi kita karena kita akan menerima segala
sesuatu menurut kebijaksanaan kita. Kalau Allah menyensor permintaan kita, maka
kita akan menerima segala sesuatu sesuai kebijaksanaan Allah.
Illustrasi: kalau orang tua menuruti segala
permintaan anak, itu mencelakakan / membunuh anak itu!
Seseorang mengatakan:
“The
Lord’s answers to prayers are infinitely perfect, and they will show that often
when we were asking for a stone that looked like bread, He was giving us bread
that to our shortsightedness looked like stone” (= Jawaban-jawaban Tuhan
terhadap doa-doa adalah sempurna secara tak terbatas, dan mereka menunjukkan
bahwa seringkali pada saat kita meminta untuk suatu batu yang kelihatannya
seperti roti, Ia memberikan kepada kita roti yang bagi penglihatan kita yang
cupet terlihat seperti batu) - ‘Streams in the Desert’, vol 2,
January 7.
Confucius mengatakan kalimat ini secara
negatif: ‘Jangan lakukan kepada orang
lain sesuatu yang engkau tak ingin dilakukan terhadap dirimu sendiri’.
Tuhan Yesus mengajarkan sesuatu yang
positif dalam ay 12 ini. Yang positif lebih luas dari yang negatif.
Contoh: ‘Kasihilah sesamamu’ (positif) lebih luas dari ‘Jangan membunuh’ (negatif).
Untuk mentaati ajaran Confucius kita
hanya perlu berpikir: ‘Apakah aku senang
orang lain melakukan hal ini terhadap aku?’. Tetapi untuk melakukan ajaran Yesus dalam ay 12 ini
membutuhkan imaginasi: ‘Apa yang aku
ingin orang lakukan terhadap aku dalam situasi ini?’.
Ay 12b mirip dengan
Mat 22:40. Tetapi ay 12b salah terjemahan. NASB menterjemahkan ‘for this is the Law and the Prophets’
(= karena inilah hukum Taurat dan kitab para nabi).
Jadi, sebetulnya tak ada kata ‘seluruh’ dalam ay 12b. Dalam Mat 22:40 ada kata ‘seluruh’. Mengapa berbeda? Mat 22:37-39 membicarakan kasih pada Allah
dan kasih kepada manusia yang memang merupakan inti dari seluruh Perjanjian
Lama. Sedangkan Mat 7:12a hanya membahas tentang kasih kepada manusia saja.
Karena itu tak digunakan kata ‘seluruh’ dalam Mat 7:12b.
1) 2 pintu dan 2 jalan.
a) Ada yang menganggap bahwa pintu =
jalan. Tetapi ada 2 alasan yang tidak memungkinkan penafsiran seperti itu:
·
ay 13 dan
14 mengatakan ‘pintu dan jalan’ bukan ‘pintu atau jalan’.
·
‘pintu’ hanya dilewati sesaat saja; ‘jalan’ dilewati untuk jangka waktu yang cukup lama.
Ada yang menganggap ‘jalan’ mendahului ‘pintu’. Jadi, ‘pintu’ diartikan sebagai kematian (akhir dari ‘jalan’). Tetapi ay 13
dan ay 14 kedua-duanya mendahulukan ‘pintu’ dari pada ‘jalan’!
Jadi, ‘pintu’ bisa diartikan sikap terhadap Kristus (tindakan sesaat saja).
Sedangkan ‘jalan’ diartikan seluruh hidup kita / sikap
kita terhadap Firman Tuhan.
b) Pintu / jalan yang sempit
menunjukkan ada banyak hal yang harus ditinggalkan yaitu segala dosa. Bahkan
kadang-kadang keluarga, uang dan sebagainya.
Pintu / jalan yang lebar
menunjukkan kita bisa membawa segala sesuatu yang kita senangi (seadanya
dosa-dosa kita).
c) Pintu / jalan yang lebar
menggambarkan hidup yang gampang dan enak. Bisa nyogok, curi, dusta, kompromi,
ngerpek, punya banyak istri, zinah dan sebagainya.
Pintu / jalan sempit
menggambarkan kesukaran! Mat 7:13 mengatakan ‘Masuklah
...’. Tetapi ayat
pararelnya yaitu Luk 13:24 mengatakan ‘Berjuanglah
...’ [NIV: ‘Make every effort ...’ (= Lakukan setiap usaha)]. Ini semua
jelas menunjukkan bahwa kita tidak mungkin masuk surga tanpa melalui kesukaran
(bdk. Kis 14:22 Fil 1:29 2Tim 3:12).
d) Yesus hanya memberikan 2 pilihan:
·
pintu
sempit - jalan sempit - kehidupan (surga).
·
pintu
lebar - jalan lebar - kebinasaan (neraka).
Ada banyak orang yang
menginginkan jalan yang ke 3 yaitu ‘jalan yang cukupan’. Karena itu mereka
hidup berkompromi dengan dunia!
Theologia Kemakmuran mengajarkan
bahwa pintu dan jalan yang lebar akan menuju pada kehidupan / surga, dan jelas
bertentangan dengan kata-kata Yesus di sini.
e) Problem: Im 26:1-13 mengatakan
kalau ikut Tuhan bakal enak dan sebaliknya Im 26:14-39 mengatakan kalau
tidak ikut Tuhan bakal menderita. Baca juga Ul 30:15-20 dan
Yos 1:1-9. Semua ini rasanya bertentangan dengan Mat 7:13-14.
Penjelasan
Calvin:
1. Orang-orang suci Perjanjian Lama
juga menderita. Jadi, jelas bahwa ketaatan kepada Tuhan tidak menyebabkan hidup
jadi enak tanpa kesukaran.
2, Dalam Perjanjian Lama Allah
mendidik bangsa Israel seperti mendidik anak-anak. Allah ingin mereka melihat
kasihNya / berkat surgawi melalui berkat-berkat jasmani.
Dalam Perjanjian Baru Allah
mendidik orang Kristen seperti mendidik orang dewasa. Allah ingin kita melihat
kasihNya / berkat surgawi sekalipun kita tak mengalami berkat jasmani. Mengapa?
Karena sudah ada salib Kristus, sehingga tanpa berkat jasmani yang
berkelimpahan kita sudah harus bisa melihat kasih Allah. Tetapi orang-orang
dalam Perjanjian Lama hidup sebelum salib Kristus, sehingga tanpa adanya berkat
jasmani sukar untuk bisa melihat kasih Allah.
3. Berkat / kutuk jasmani dalam
Perjanjian Lama merupakan type / bayangan dari berkat / kutuk rohani dalam
Perjanjian Baru.
2) 2 grup manusia: banyak dan sedikit.
a) Kecenderungan manusia adalah
memilih yang gampang, memilih dosa, mengikuti orang banyak. Karena itulah jalan
lebar dipilih oleh banyak orang.
b) ‘sedikit’ maksudnya dalam perbandingan dengan
yang ikut jalan lebar, karena Wah 7:9 jelas mengatakan ‘tak terhitung banyaknya’ orang yang masuk surga.
c) Orang yang sungguh-sungguh ikut
Tuhan / orang Kristen asli selalu merupakan golongan minoritas! Ingat jaman
Elia, Sodom dan Gomora, Nuh, Tuhan Yesus. Jadi, kalau mau jadi orang Kristen
sungguh-sungguh jangan harapkan akan disenangi / didukung banyak orang!
3) 2 tujuan: kehidupan (surga) dan
kebinasaan (neraka).
a) Tidak ada tempat yang ke 3 (tempat
penantian, api penyucian dan sebagainya)!
b) Supaya kita mau ikut jalan sempit,
Yesus menghubungkan jalan sempit dengan kehidupan (bdk. Ro 8:18 2Kor 4:17).
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com