Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Mat 9:14-17 mempunyai 2 bagian paralel
yaitu Mark 2:18-22 dan Luk 5:33-39.
1) Dalam Matius, yang datang kepada
Yesus adalah murid-murid Yohanes (Pembaptis).
Dalam Markus, yang datang
kepada Yesus adalah orang-orang (Mark 2:18).
Dalam Lukas, yang datang
kepada Yesus adalah orang-orang Farisi (Luk 5:33).
Cara mengharmoniskan
bagian-bagian ini adalah dengan menafsirkan bahwa ‘orang-orang’ dalam Mark 2:18
adalah gabungan dari ‘murid-murid Yohanes’ dan ‘orang-orang Farisi’. Sekarang
ada 2 kemungkinan:
a) Kedua grup itu datang kepada Yesus,
tetapi Matius dan Lukas hanya menceritakan salah satu.
b) Orang-orang Farisi menghasut
murid-murid Yohanes untuk melancarkan kritik kepada Yesus tentang
murid-muridNya. Matius hanya menyoroti grup orang yang betul-betul datang
kepada Yesus yaitu murid-murid Yohanes. Lukas menyoroti grup yang menjadi
sumber terjadinya persoalan itu, yaitu orang-orang Farisi. Sedangkan Markus
menyoroti keduanya.
2) Baik dalam Matius, Markus, maupun
Lukas, bagian ini ditulis persis setelah cerita tentang panggilan Lewi / Matius
dan pesta yang diadakan oleh Lewi / Matius. Mungkin sekali peristiwa itu memang
terjadi persis sesudahnya. Jadi, melihat Yesus dan murid-muridNya makan dan
minum dalam pesta itu, maka orang-orang itu lalu mengkritik tentang hal puasa.
3) Bandingkan Mat 9:14 dengan Mat
9:11.
Dalam Mat 9:11, pada waktu
Yesus dianggap salah, kritik dilancarkan kepada murid-muridNya. Sebaliknya,
dalam Mat 9:14, pada waktu murid-murid Yesus dianggap salah, kritik dilancarkan
kepada Yesus.
Ini ciri khas orang yang
kurang ajar. Kalau si A salah, ia ceritakan kepada si B; kalau si B salah, ia
ceritakan kepada si A. Apakah saudara juga demikian? Bacalah Mat 18:15 dan
bertobatlah dari dosa saudara.
4) Tentang puasa, dalam Kitab Suci
sebetulnya keharusan puasa bagi seluruh bangsa Israel hanyalah 1 tahun 1 x
yaitu pada hari raya Pendamaian (Im 16:29-34 Im 23:26-32 Bil 29:7-11).
Tetapi orang-orang Farisi
berpuasa 2 x seminggu (Luk 18:12).
Murid-murid Yohanes
berpuasa mungkin karena:
·
sedih
karena penangkapan terhadap Yohanes.
·
ikut-ikutan
orang Farisi.
·
ajaran /
teladan Yohanes Pembaptis (bdk. Mat 11:18).
Jadi, mereka berpuasa bukan
karena diharuskan oleh Firman Tuhan (kalau memang itu adalah puasa yang
diharuskan oleh Firman Tuhan, pasti Yesus juga menyuruh murid-muridNya
berpuasa), tetapi karena keinginan mereka sendiri atau sekedar sebagai tradisi.
Tetapi mereka lalu memaksa orang lain (murid-murid Yesus) untuk juga berpuasa
mengikuti mereka. Ini jelas salah. Mereka tidak berhak melakukan hal itu. Hanya
Kitab Suci yang boleh dijadikan standard hidup.
Penerapan:
Dalam gereja ada:
a) Hal-hal yang dilakukan karena
diperintahkan oleh Tuhan dalam Kitab Suci. Misalnya: Perjamuan Kudus, Baptisan,
pemberitaan Firman Tuhan, Pemberitaan Injil, doa, adanya tua-tua / diaken, dsb.
b) Hal-hal yang dilakukan karena
tradisi / kebijaksanaan manusia. Misalnya: adanya katekisasi sebelum baptisan,
pendeta memakai toga dalam kebaktian, adanya doa Bapa Kami dan 12 Pengakuan
Iman Rasuli dalam kebaktian, penggunaan organ / band dalam kebaktian, tepuk
tangan dalam kebaktian, dsb.
Hal-hal seperti ini tidak
mutlak, dan kita tidak boleh memaksa siapapun untuk melakukan hal-hal tersebut.
5) Yohanes Pembaptis adalah orang yang
mempersiapkan jalan bagi Yesus. Jadi, ajarannya pasti sejalan dan banyak
persamaannya dengan ajaran Yesus. Tetapi ada beda antara Yohanes Pembaptis dan
Yesus yaitu yang bisa saudara lihat dalam Mat 11:18-19.
Dalam hal yang penting / essential ( yaitu dalam hal ajaran),
Yohanes Pembaptis sama dengan Yesus. Mereka berbeda dalam hal-hal yang remeh.
Tetapi orang-orang Farisi / murid-murid Yohanes justru menyoroti perbedaannya
dan melupakan persamaannya.
Dalam hidup orang kristen /
gereja ada:
a) Hal-hal yang remeh, seperti:
·
cara
memuji Tuhan dengan / tanpa band,
dengan / tanpa tepuk tangan.
·
bolehkah
makan dideh / darah?
·
bolehkah
orang mati diperabukan?
b) Hal-hal yang cukup penting, seperti:
·
predestinasi,
ada atau tidak?
·
bisakah
keselamatan hilang?
·
haruskah
orang kristen berbahasa roh / lidah?
c) Hal-hal yang sangat penting / essential, seperti:
·
Kitab
Suci adalah Firman Allah.
·
Yesus dan
Roh Kudus adalah Allah sendiri.
·
Yesus
adalah satu-satunya jalan ke surga.
·
adanya
surga dan neraka.
·
kita
diselamatkan karena iman kepada Yesus dan bukan karena perbuatan baik /
ketaatan.
Membicarakan, mengetahui /
mengerti tentang perbedaan yang remeh / cukup penting adalah hal yang harus
dilakukan. Tetapi jangan terus menerus menyoroti hal-hal itu sehingga melupakan
persamaan dalam hal-hal yang essential
/ sangat penting. Kalau kita sebagai orang Reformed bertemu dengan orang
Arminian dan lalu berdebat tentang predestinasi dan melupakan bahwa kita
sama-sama percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat, maka kita
tidak bisa bersatu / saling mengasihi dengan dia. Kita lupa bahwa dia adalah
saudara seiman kita dan kita akan menganggapnya sebagai musuh kita!
6) Banyak orang beranggapan bahwa
‘mengumbar nafsu’ adalah dosa. Tetapi mereka lalu jatuh ke dalam extrim yang
lain dimana mereka lalu beranggapan bahwa orang harus menjadi pertapa untuk
bisa suci. Karena itu mereka lalu mengucilkan diri, berpuasa, dsb. Ini bukanlah
kekristenan! Dalam kekristenan, kesucian tidak didapat dengan menjadi pertapa.
1) Untuk bisa mengerti jawaban Yesus
ini, kita perlu mengerti tradisi orang Yahudi pada jaman itu dalam pernikahan.
Mereka berbulan madu di rumah. 1 minggu setelah pernikahan, rumah terus dibuka.
Teman-teman dekat mempelai bersama-sama dengan mempelai berdua dan mempelai
berdua diperlakukan sebagai raja dan ratu. Dalam keadaan seperti ini tentu
tidak mungkin ada seorang sahabat yang lalu berpuasa.
Tradisi inilah yang menjadi
latar belakang jawaban Yesus. Saat dimana Yesus (mempelai pria) bersama-sama
dengan murid-muridNya (sahabat-sahabat mempelai pria) adalah saat bersukacita,
bukan saat susah, sehingga tidak cocok untuk berpuasa.
2) Yesus berkata bahwa pada saat
mempelai pria ‘diambil dari mereka’, maka mereka akan berpuasa. Sukar untuk
menafsirkan dengan pasti apa maksud ayat ini.
Yesus Yesus Yesus Yesus Yesus
ada tidak
ada ada tidak
ada ada?
_____________________________________________________________
M B N
P
Saat dimana Yesus ‘diambil
dari mereka / murid-muridNya’ bisa menunjuk kepada:
a) Saat Yesus mati disalib. Mayoritas
penafsir mengambil pandangan ini. Ini berarti bahwa setelah kematian Yesus
barulah murid-murid berpuasa. Tetapi problem dengan pandangan ini adalah: Kitab
Suci tidak pernah menceritakan bahwa murid-murid Yesus berpuasa antara kematian
dan kebangkitan Yesus!
b) Saat Yesus naik ke surga. Problem
dengan pandangan ini adalah: saat Yesus naik ke surga, bukan merupakan saat
dukacita bagi murid-murid Yesus. Padahal ay 15 secara implicit menunjukkan bahwa itu adalah saat dukacita.
Hal-hal
lain yang menyebabkan bagian ini sukar ditafsirkan dengan pasti:
·
Pada hari
Pentakosta, Roh Kudus turun sehingga Yesus hadir / ada lagi bersama
murid-muridNya. Tetapi bagaimanapun, ini bukanlah kehadiran jasmani, tetapi kehadiran
secara rohani. Apakah kita harus menganggap Yesus ada atau tidak ada bersama
murid-muridNya?
·
Puasa-puasa
yang dilakukan dalam Kisah Rasul semua terjadi setelah Pentakosta. Tetapi dilakukan
bukan karena dukacita tetapi biasanya berhubungan dengan pelayanan (Kis 13:2-3
Kis 14:23).
Semua ini menyebabkan saya
tidak bisa mengambil kesimpulan yang pasti tentang arti ayat ini.
3) Dari ay 15 ini jelas bahwa Yesus
mengatakan bahwa saat yang tepat untuk berpuasa adalah pada waktu kita sedih.
Jadi tidak sepatutnya kita berpuasa sekedar sebagai tradisi, tanpa tujuan /
sebab apa-apa. Jadi, mungkin kita bisa berpuasa pada saat kita merasa sedih
karena ada dosa yang menyebabkan kita lalu tidak merasakan kehadiran Kristus
dalam hidup kita.
Ini
adalah 2 perumpamaan:
·
Kain yang
belum susut akan menyusut kalau kena air, sehingga akan menyebabkan baju tua
itu sobek lebih besar lagi.
·
Anggur
yang baru mengeluarkan gas. Kantong kulit yang baru masih mempunyai sifat
lentur / elastis sehingga bisa menahan tekanan gas itu. Tetapi kantong kulit
yang sudah tua, sudah kehilangan sifat lentur / elastisnya sehingga akan pecah
bila diisi dengan anggur baru.
Perlu diketahui bahwa bagian ini adalah
bagian yang sangat sukar, sehingga muncul bermacam-macam penafsiran tentang
bagian ini:
1) Calvin:
Baju / kantong tua mudah
pecah / sobek. Ini menggambarkan kelemahan murid-murid Yesus. Kain yang belum
susut / anggur baru menggambarkan disiplin yang terlalu keras. Jadi, artinya:
belum waktunya menyuruh murid-murid yang lemah itu melakukan disiplin yang
begitu keras seperti puasa.
2) William Barclay:
Arti ay 16: kadang-kadang
‘menambal’ adalah suatu ketololan. Kita harus memulai dengan sesuatu yang baru.
Arti ay 17: pikiran kita
harus lentur / elastis, dalam arti kita harus mau menerima ide-ide baru.
Keberatan saya:
kelihatannya ay 16-17 merupakan 2 perumpamaan yang menunjuk pada 1 arti yang
sama. Yesus sering memberikan beberapa perumpamaan berturut-turut untuk
menekankan suatu kebenaran tertentu. Contoh: Luk 15 memberikan 3 cerita
berturut-turut yang mempunyai penekanan / arti / fokus yang sama.
3) William Hendriksen:
Kain yang belum susut /
anggur baru menunjuk pada keselamatan / kekayaan rohani dalam Kristus.
Baju baru / kantong baru
menunjuk pada rasa syukur dan sukacita. Inilah sikap yang tepat untuk menerima
berkat-berkat rohani di dalam Kristus.
4) Anggur baru / kain yang belum susut
menunjuk pada keselamatan karena iman.
Baju / kantong tua menunjuk
pada keselamatan karena perbuatan baik.
Dua ajaran ini tak cocok
untuk digabungkan.
5) Kain yang belum susut / anggur baru
menunjuk pada kekristenan.
Baju / kantong tua menunjuk
pada Yudaisme / agama Yahudi.
Dua ajaran ini tidak bisa
digabungkan. Yesus anti pada syncretisme (= penggabungan 2 agama atau lebih).
6) Kekristenan bukanlah Yudaisme yang
ditambal-tambal. Harus buang sama sekali dan mulai dengan suatu yang baru.
Saya
paling condong pada arti ke 5.
Ayat ini tidak ada dalam Matius dan
Markus. Ayat ini juga ditafsirkan bermacam-macam:
1) Anggur tua menunjuk pada ajaran
Yesus (lebih enak).
Jadi, maksud Yesus dengan
Luk 5:39 ini ialah: murid-muridKu sudah mengecap ajaranKu yang lebih enak
sehingga mereka pasti tidak akan mau kembali pada ajaran orang Farisi /
Yudaisme (anggur baru).
Keberatan saya:
·
ajaran
orang Farisi ada lebih dulu dari ajaran Yesus, sehingga aneh kalau digambarkan
dengan anggur baru.
·
dalam Mat
9:17 anggur baru menunjuk pada kekristenan / ajaran Yesus.
2) Anggur tua menunjuk pada ajaran
Yesus, karena anggur tua tidak mempunyai kemegahan seperti anggur baru. Tetapi
toh anggur tua lebih enak / lebih baik dari anggur baru (ajaran orang Farisi).
Keberatan
saya: dalam Mat 9:17 anggur baru menunjuk pada ajaran Yesus.
3) Anggur tua menunjuk pada ajaran
orang Farisi; anggur baru menunjuk pada ajaran Yesus.
Ayat ini menyerang
kekolotan orang Farisi yang tidak mau berubah / tak mau menerima ajaran baru.
Keberatan terhadap penafsiran
ini: mengapa anggur tua yang lebih enak ditujukan pada ajaran orang Farisi?
Bukankah ajaran Yesus yang lebih enak?
Jawabnya: ini adalah suatu
perumpamaan. Tujuannya hanya menyerang kekolotan orang Farisi tanpa
mempersoalkan ajaran siapa yang lebih enak. Bandingkan dengan Luk 18:1-8 dimana
Allah digambarkan sebagai hakim yang lalim.
Saya menerima penafsiran no
3 ini.
Penerapan:
Jangan bersikap kolot.
Jangan terus berpegang pada apa yang ada dalam otak saudara. Saudara harus mau:
·
mengubah
pikiran saudara dengan yang baru.
·
menambah
pikiran saudara dengan yang baru.
Tetapi tentu saja ada syaratnya, yaitu
ajaran yang baru itu harus sesuai dengan Kitab Suci / berdasarkan Kitab Suci!
Jadi kalau saudara menerima ajaran seperti Toronto Blessing, yang tidak ada
dasar Kitab Sucinya (kecuali yang dipaksakan), maka itu bukan berpikiran
terbuka, tetapi justru tolol!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com