Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ay 31-32: ‘sesawi’ bisa menjadi
pohon. Yang dimaksud dengan ‘sesawi’ di sini bukanlah sesawi yang kita kenal.
Ini betul-betul bisa menjadi pohon setinggi 10-15 kaki (3 - 4½ meter).
2) Ay 31-32: biji kecil bisa menjadi
pohon yang besar dengan dahan-dahan sehingga burung-burung bisa bersarang
padanya. Artinya: Berita Injil kelihatannya remeh dan sederhana, tetapi bisa menimbulkan
akibat yang luar biasa yaitu menyelamatkan dan mengubah hidup seseorang.
Contoh: 2Raja 5:3 Yoh 1:41.
Kalau kita ingin memberitakan Injil,
setan selalu berusaha mengecilkan hati kita sehingga kita menganggap kata-kata
kita akan sia-sia. Pada saat seperti itu kita harus ingat akan perumpamaan ini
supaya kita tetap memberitakan Injil.
Jangan baru mau memberitakan Injil
kalau sudah bisa berkhotbah dengan baik. Kata-kata yang sederhana seperti
‘dalam Yesus ada damai’ atau ‘dalam Yesus ada pengampunan / keselamatan’ bisa
dipakai oleh Allah dengan hebat!
3) Ay 31-32: biji sesawi.
Ay 33: ragi.
Dua perumpamaan ini artinya sama,
tetapi William Hendriksen mengatakan bahwa perumpamaan tentang biji sesawi
menekankan outward growth (= pertumbuhan di luar / lahiariah), sedangkan
perumpamaan tentang ragi menekankan inward growth (= pertumbuhan di dalam).
4) Kedua perumpamaan ini diberikan
oleh Yesus kepada murid-muridNya supaya mereka tidak kecewa atau kecil hati
melihat permulaan perkembangan Injil.
5) Ay 34-35.
Ay 35 dikutip dari Maz 78:2.
Dalam Kitab Suci Indonesia ay 35
berbeda dengan Maz 78:2, tetapi dalam NIV sama.
1) Kedua perumpamaan di sini artinya
sama dan mempunyai hanya 1 arti / penekanan / tujuan, yaitu: kita harus memilih
/ mengutamakan Kerajaan Surga / keselamatan / Yesus dari pada dunia / segala
sesuatu.
Bandingkan dengan:
Penerapan:
Renungkan dalam hidup saudara! Apakah Yesus
/ keselamatan / Kerajaan Surga lebih penting bagi saudara dibandingkan dengan
uang / dunia / kesenangan dsb?
2) Karena kedua perumpamaan ini
tujuannya hanya satu, maka detail-detail yang tak sesuai dengan tujuan
perumpamaan harus diabaikan. Contoh:
Hal-hal seperti ini tak sesuai dengan
tujuan perumpamaan dan karena itu harus diabaikan.
1) Perumpamaan ini sama artinya /
tujuannya dengan perumpamaan tentang lalang di antara gandum.
2) Jaring tidak bisa membedakan ikan
yang baik dan ikan yang tidak baik. Tetapi nelayan bisa membedakannya. Pendeta
/ Majelis tidak bisa membedakan orang kristen KTP dengan orang kristen yang
sejati, tetapi nanti kedua golongan ini akan dipisahkan. Tak ada gunanya
saudara ikut terjaring, kalau saudara adalah orang kristen KTP. Toh nanti
saudara akan dibuang. Bdk. 2Tim 2:19
Yoh 10:27.
1) Ay 51: pengertian adalah sesuatu
yang penting!
2) ‘Ahli Taurat’ di sini artinya berbeda
dengan biasanya. Di sini artinya adalah orang yang sudah belajar / menerima
Firman Tuhan / Injil dari Yesus, dan jelas di sini menunjuk kepada murid-murid
Yesus sendiri.
3) ‘Tuan rumah yang mengeluarkan
harta’ menunjuk kepada pemberitaan Firman Tuhan / Injil.
Jadi setelah murid-murid belajar Firman
Tuhan / Injil, sekarang mereka harus menjadi pemberita Firman Tuhan / Injil.
Semua orang kristen juga harus demikian. Setelah saudara belajar Firman Tuhan /
Injil, saudara harus memberitakannya.
4) ‘harta baru dan lama’ menunjuk pada
pemberitaan Firman Tuhan yang harus bervariasi. Misalnya:
Kalau bagi pengajar diharuskan untuk
mengajar dengan bervariasi, maka bagi jemaat tentu juga harus mendengar ajaran
yang bervariasi. Jangan hamnya mau mendengar Firman Tuhan kalau themanya
menyenangkan saudara.
1) Bagian ini paralel dengan Mark
6:1-6. Tetapi dengan Luk 4:16-30, ada yang menganggap paralel, ada yang
menganggap tidak paralel.
2) Yesus berkhotbah di tempat asalnya
(ay 54).
Ini merupakan tindakan yang berani,
karena tempat asal adalah tempat yang paling sukar!
Penerapan:
Kita juga harus memberitakan Injil di
rumah kita, kepada keluarga, pembantu rumah tangga dan sebagainya.
3) ‘Takjub’ (ay 54b). Bukan karena
indahnya khotbah Yesus, tetapi mereka heran dari mana kuasa Yesus, yang adalah
anak tukang kayu itu, mendapatkan hikmat dan kuasa. Jadi mereka sebetulnya
tidak peduli pada Firman Tuhannya. Memang manusia sering takjub pada hal-hal
yang salah dan ini menyebabkan mereka tak peduli pada Firman Tuhan! Misalnya:
takjub pada kepandaian / karunia / kharisma dari pendeta / pengkhotbah, bisa
menyebabkan kita tidak mempedulikan Firman Tuhan yang ia beritakan.
4) Ay 55-56: pikiran ini (dimana
mereka menyoroti Yesus dari sudut manusia) sudah ada dalam pikiran mereka
sebelum Yesus mulai berbicara. Prasangka ini menjadi penghalang di dalam mereka
mendengar Firman Tuhan!
Penerapan:
5) Ay 57: Yesus ditolak dimana Ia
sangat dikenal (secara daging).
Karena itu tak perlu heran kalau Yesus
ditolak oleh orang yang kristen sejak kecil, karena mereka kenal Yesus secara
daging.
6) Ay 57: kata-kata Yesus ini tidak
mutlak, tetapi pada umumnya memang demikian. Hubungan dekat (darah) dengan
seorang hamba Tuhan bisa menyebabkan kita menolak Firman Tuhan yang ia
sampaikan.
7) Ay 58:
Iman bukan syarat mutlak terjadinya
mujijat (bdk. Mat 8:23-27 dimana murid-murid tidak beriman tetapi mengalami
mujijat. Juga Mat 11:20-24!). Tetapi mengapa di sini kelihatannya iman menjadi syarat
terjadinya mujijat? Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
a) Di
sinipun mujijat terjadi, tetapi tidak banyak (ay 58 bdk. Mark 6:5).
b) Ada
2 macam ketidakpercayaan:
·
ketidakpercayaan
seperti dalam Mark 9:23-24 dimana orangnya ingin percaya, tetapi tetap masih
ragu-ragu. Orang seperti ini bisa mengalami mujijat.
·
ketidakpercayaan
yang keras kepala (stubborn unbelief) seperti dalam Mat 12:24 Mat 13:54-57 dan sebagainya. Yang ini
sukar sekali atau bahkan tidak bisa mengalami mujijat!
Kesimpulan: sekalipun iman bukan syarat
mutlak terjadinya mujijat, tetapi tetap ada hubungannya dengan terjadinya
mujijat.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com