Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ay 21 ini diperdebatkan!
a) Ada yang menganggap bahwa Yesus
betul-betul sudah ada di wilayah kafir, diluar Palestina.
b) Ada yang menganggap bahwa Yesus
hanya mengarah ke sana, tetapi
masih di wilayah Palestina. Alasannya:
·
Yesus tak
mungkin melanggar perintahNya sendiri dalam Mat 10:5,6.
·
Ay 22:
‘datanglah seorang perempuan Kanaan’. Terjemahan hurufiahnya: ‘came out’
(= keluar). Jadi perempuan itu keluar dari wilayah kafir itu untuk menemui
Yesus. Dan ini menunjukkan bahwa Yesus belum ada di wilayah kafir itu.
Tetapi, bagaimanapun, pandangan ke 2
ini rasanya tidak cocok dengan Mark 7:31.
2) ‘Menyingkir’.
Bdk. Mark 7:24 - “Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah
Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang
mengetahuinya, tetapi kedatanganNya tidak dapat dirahasiakan”.
Ia tak mau ada yang tahu, tapi toh
semua tahu. Bagaimana kehendak Kristus bisa tak terjadi? Ada 2 kemungkinan:
a) Itu hanyalah kehendak dari Kristus
sebagai manusia, sehingga bisa saja tak terjadi.
b) Itu kehendakNya sebagai Allah.
Perlu diperhatikan bahwa istilah
‘kehendak Allah’ dalam Kitab Suci bisa menunjuk pada beberapa hal:
·
Rencana
Allah yang kekal. Ini pasti terjadi.
·
Perintah
Allah. Ini bisa tak ditaati / tak terjadi .
·
Apa yang
menyenangkan Allah kalau terjadi.
Ini bisa tak terjadi.
Kalau keinginan Yesus dalam Mark 7:24
itu adalah kehendakNya sebagai Allah, pastilah itu adalah ‘kehendak Allah’
dalam arti ke tiga.
Ay 22:
1) ‘Perempuan Kanaan’. Rasanya
bertentangan dengan Mar 7:26 yang mengatakan bahwa perempuan itu seorang
Yunani, bangsa Siro Fenisia. Penjelasan:
a) Orang Yahudi biasa menyebut
bangsa-bangsa non Yahudi dengan sebutan ‘Yunani’. Mis: Ro 3:9 Gal 3:28.
b) Perempuan itu dari Tirus / Sidon
yang memang disebut Siro Fenisia. Dan orang Yahudi menyebut semua penghuni
daerah itu dengan sebutan ‘Kanaan’.
2) Perempuan itu punya problem dan ia
datang kepada Yesus / berdoa.
Ini sesuatu yang harus
ditiru. Dalam problem besar atau kecil, datanglah kepada Tuhan!
Ay
23-28:
I) Sikap Yesus terhadap doa
perempuan itu.
1) Tidak menjawab (ay 23a).
·
Ingat
‘tidak menjawab ‘ berbeda dengan ‘tidak mendengar’!
·
Memang
dari sudut manusia, apakah ‘Allah tidak menjawab’ atau ‘Allah tidak mendengar’,
kelihatannya sama.
Hanya ada 2 hal yang menyebabkan Allah
tidak mendengar doa kita:
a) Yang
berdoa bukan anak Allah.
b) Ada
dosa yang dipertahankan (Yes 59:1-2
Maz 66:18).
Asal 2 hal ini tidak ada dalam hidup
saudara, tidak mungkin Allah tak mendengar doa saudara. Tetapi Ia bisa tidak
menjawab doa saudara.
·
Allah
tidak menjawab, bukan karena Ia ‘jual mahal’, tetapi karena ia menguji! Jadi
kalau saudara mengalami hal itu teruslah berdoa!
2) Seakan-akan
menolak (ay 24).
a) Kata-kata Yesus dalam ay 24 ini
bukan dusta! Bdk. Mat 10:5,6.
Sebelum Yesus mati dan bangkit, tembok
pemisah antara Yahudi dan non Yahudi belum dihancurkan (bdk. Ef 2:14). Karena
itu, pada saat itu, tugas Yesus memang melayani orang Yahudi (bdk. Ro 15:8).
Kalau akhirnya Ia mengabulkan doa perempuan non Yahudi itu, itu karena Ia
sebagai Allah mempunyai kedaulatan dan berhak melakukan pengecualian. Atau Ia
sengaja mengabulkan doa perempuan non Yahudi itu sebagai suatu petunjuk bahwa
nanti Ia akan dinyatakan kepada / menjadi berkat bagi orang-orang non Yahudi
juga.
b) Jawaban Yesus dalam ay 24 ini aneh!
Rupa-rupanya, setelah Yesus tak
menjawab (ay 23a), perempuan itu terus minta (ini tidak dituliskan / diceritakan),
lalu murid-murid mengucapkan ay 23b. Lalu Yesus mengucapkan ay 24. Tetapi
ay 24 tidak berhubungan dengan ay 23b. Ada 2 kemungkinan penjelasan:
1. Ay 23 berarti murid-murid minta
supaya perempuan itu diusir begitu saja, tanpa dituruti permintaannya. Kalau
ini adalah arti yang benar, itu berarti bahwa jawaban Yesus dalam ay 24 hanya
ditujukan kepada perempuan itu dan Yesus mengabaikan kata-kata murid-murid
dalam ay 23b.
2. Ay 23b berarti bahwa
murid-murid minta supaya Yesus mengabulkan doa perempuan itu supaya perempuan
itu lalu pergi dan tidak mengganggu mereka. Jadi mereka ‘berdoa’ searah dengan
permintaan perempuan itu, tetapi motivasinya egoisme! Kalau ini adalah arti
yang benar, maka jawaban Yesus dalam ay 24 ditujukan kepada murid-murid, dan mungkin
sekaligus kepada perempuan itu.
c) Yang manapun arti yang benar,
kata-kata Yesus dalam ay 24 tetap terlihat sebagai suatu penolakan.
3) Seakan-akan menolak dengan keras /
kasar (ay 26).
Dalam ay 25 perempuan itu terus
minta, sehingga Yesus mengucapkan ay 26 yang kedengarannya kasar sekali. Tetapi
ada hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) ‘Anjing’ merupakan sebutan yang
umum / lazim dari orang Yahudi bagi orang non Yahudi. Hal yang lazim / umum
menyebabkan hal itu tidak lagi kasar.
b) Kata ‘anjing’ dalam bahasa
Yunaninya menunjuk bukan pada anjing liar / gladak, tetapi anjing peliharaan.
c) Kita tidak tahu bagaimana mimik
wajah, sorot mata, nada suara Yesus pada waktu itu. Dan hal-hal ini sangat
mempengaruhi kata-kata Yesus tersebut. Bisakah saudara bayangkan Yesus
mengucapkan kata-kata tersebut dengan mata melotot, wajah merah, dan nada
membentak?
Tetapi, bagaimanapun
juga ay 26 tetap kelihatan sebagai penolakan yang keras!
4) Akhirnya
Yesus mengabulkan permintaan perempuan itu (ay 28).
Jangan menganggap bahwa bagian ini
menunjukkan bahwa doa dapat mengubah rencana / keputusan Tuhan (bdk. 1Yoh
5:14 Mat 6:10 Mat 26:39-42). Dari tadi Yesus
sebetulnya mau mengabulkan doa perempuan itu. Kalau tadi Ia kelihatannya
menolak, itu hanya karena Ia mau menguji, bukannya sungguh-sungguh menolak doa
perempuan itu. Jadi di sini tidak terjadi perubahan rencana / keputusan Allah!
II) Cara perempuan itu berdoa.
1) Ia
berdoa dengan kasih.
Kasih itu menyebabkan:
a) Ia berdoa dengan sungguh-sungguh.
Kalau saudara berdoa, perhatikan selalu
apakah saudara berdoa dengan sungguh-sungguh atau tidak.
b) Ia tidak malu mengikuti Yesus
sambil berteriak-teriak.
c) Ia rela disebut ‘anjing’.
d) Ia mau menyembah Yesus.
e) Ia menyatu dengan anaknya (ay 25:
‘tolonglah aku’, bukan ‘tolonglah anakku’).
Doa perempuan ini timbul dari kasih,
sehingga lain sekali dengan doa murid-murid (ay 23b) yang timbul dari
egoisme!
2) Ia
berdoa dengan rendah hati.
Ini terlihat dari:
a) Ay 22: ‘kasihanilah aku’. Ini
menunjukkan bahwa ia bukannya menuntut Tuhan untuk mengabulkan doanya. Ia tahu
bahwa Ia tidak berhak untuk menuntut.
b) Ia mau mengikuti Yesus sambil
berteriak-teriak; ia tidak malu.
c) Ia mau menyembah Yesus.
d) Ay 27: ia tidak tersinggung dengan
sebutan ‘anjing’ dan ia mau menerima ‘remah-remah’.
3) Ia berdoa dengan iman.
Ini terlihat dari:
a) Ia menyebut Yesus dengan sebutan
‘Tuhan’ dan ‘Anak Daud’.
Ini jelas menunjukkan bahwa ia pernah
mendengar tentang Yesus dan ia menanggapi apa yang ia dengar dengan baik.
b) Ia yakin bahwa Yesus bisa
menyembuhkan. Karena itu ia tidak bertanya apakah Yesus bisa atau tidak. Ia
langsung meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya!
c) Ia yakin bahwa ‘remah-remah’
(sebagian kecil dari berkat Tuhan) sudah cukup untuk menyembuhkan anaknya (ay
27).
d) Yesus memuji imannya (ay 28).
4) Ia berdoa dengan tekun.
Ketekunannya terlihat
dari:
a) Pada waktu Yesus ‘tidak menjawab’,
ia tetap berdoa.
b) Pada waktu Yesus seakan-akan
menolak, ia terus berdoa.
c) Pada waktu Yesus seakan-akan
menolak dengan keras, ia terus berdoa.
Ketekunan dalam doa memang merupakan
penekanan utama text / cerita ini. Karena ketekunannya itulah maka Yesus
mengabulkan doanya (bdk. Luk 18:1-8).
Maukah saudara meniru
ketekunan perempuan itu dalam berdoa?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com