Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) ‘Enam hari kemudian’ (= Mark 9:2).
Tetapi Luk 9:28 mengatakan ‘delapan
hari’.
Cara mengharmoniskan bagian-bagian yang
kelihatannya bertentangan / kontradiksi ini:
a) Luk
9:28 mengatakan ‘kira-kira delapan hari’.
b) Matius dan Markus hanya menghitung
hari-hari yang ada di antara Mat 16:21-28 dan Mat 17:1, sedangkan Lukas juga
menghitung hari-hari dimana Mat 16:21-28 dan Mat 17:1 terjadi (lihat gambar di
bawah).
Mat 16:21-28 Matius
/ Markus Mat
17:1
║ ┌────────────┴────────────┐ ║
▼ │ │ ▼
|_____|__1__|__2__|__3__|__4__|__5__|__6__|_____|
| 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
│ │
└────────────────┬────────────────┘
Lukas
2) Yesus hanya membawa 3 orang murid,
yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus. Mengapa?
a) Karena 3 orang murid ini adalah
murid-murid yang paling dekat dengan Dia. Bandingkan dengan Mark 5:37 dan Mat
26:37.
b) Kitab Suci berulang-ulang
menekankan perlunya 2-3 orang saksi supaya suatu perkara dianggap sah (Ul
17:6 Ul 19:15 Mat 18:16 2Kor 13:1 1Tim
5:19).
Yesus tidak mau membawa semua
murid-muridNya, mungkin karena perahasiaan yang Ia inginkan (bdk. ay 9) akan
sukar terlaksana. Jadi, supaya rahasia terjaga, Ia harus membawa sesedikit
mungkin murid. Tetapi karena Kitab Suci menekankan 2-3 saksi, maka Ia tidak
bisa membawa kurang dari itu.
3) ‘gunung yang tinggi’.
Banyak penafsir yang berusaha untuk
mengetahui gunung apa yang dimaksud di sini. Tetapi ini merupakan usaha yang
sia-sia dan bodoh. Kita tidak perlu / boleh berusaha untuk mengetahui tentang:
a) Hal-hal
yang memang Allah sembunyikan dari kita.
b) Hal-hal
yang tidak berguna. Apa gunanya mengetahui gunung itu gunung apa?
Dalam belajar Kitab Suci kita harus
berani / mau belajar tentang hal-hal yang rumit, tetapi jangan belajar tentang
hal-hal rumit yang tidak berguna.
1) ‘Berubah rupa’. NIV: ‘he was transfigured’ (= ).
Kata bahasa
Yunaninya: METEMORPHOTE. Mungkin saudara pernah mendengar kata METAMORFOSE (=
perubahan bentuk pada binatang-binatang tertentu, seperti ulat berubah menjadi
kupu-kupu). Tetapi perubahan yang Yesus alami, bukanlah perubahan bentuk
seperti itu. Perubahan yang dimaksudkan di sini hanyalah yang digambarkan oleh
ay 2, yaitu Yesus dan pakaianNya bersinar penuh kemuliaan.
2) Ini menunjukkan keilahian Yesus.
Ini membuktikan
bahwa selama masa perendahan diri, Yesus tetap adalah Allah. Jelas bahwa teori Kenosis,
yang didasarkan pada Fil 2:5-7, yang mengatakan bahwa pada masa perendahan diri
Yesus mengesampingkan sifat-sifat ilahiNya, tidak bisa dipertahankan.
Doktrin yang
benar tentang masa perendahan diri Yesus adalah bahwa Yesus / Logos tidak
berubah dalam hakekat, sifat-sifat, maupun kegiatanNya!
3) Dengan menunjukkan keilahianNya,
terlihat dengan jelas bahwa pada saat Ia menderita dan mati, Ia melakukan semua
itu bukan karena terpaksa, tetapi karena Ia memang rela.
1) Musa dan Elia.
a) Merupakan sesuatu yang
diperdebatkan apakah mereka berdua betul-betul muncul di gunung ini, atau itu
hanya merupakan suatu penglihatan.
Golongan yang
mengatakan bahwa itu hanya merupakan penglihatan menggunakan Mat 17:9 sebagai dasar, karena di sana
dikatakan: “Pada waktu mereka
turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: ‘Jangan kamu ceriterakan penglihatan
itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang
mati.’”.
Catatan: kata ‘penglihatan’ di sini, diterjemahkan oleh KJV/RSV/NASB sebagai ‘vision’.
Tasker mengatakan
bahwa terjemahan ‘the vision’
bukanlah terjemahan yang baik. Ia menganggap bahwa ‘what you have seen’ (= apa yang telah kaulihat) sebagai terjemahan
yang lebih baik. Tetapi perlu diketahui bahwa kata Yunani yang dipakai di sini,
yaitu HORAMA, muncul 13 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Mat 17:9 Kis 7:31 Kis 9:10,12
Kis 10:3,17,19 Kis
11:5 Kis 12:9 Kis 16:9,10 Kis 18:9 dan Wah 9:17 dan selalu diterjemahkan ‘vision’ (= penglihatan).
Sekarang mari
kita bandingkan dengan Kis 16:9-10 - “Pada malam harinya
tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia
berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan
tolonglah kami!’ Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah
kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan
itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk
memberitakan Injil kepada orang-orang di sana”.
Catatan: kata Yunani
yang diterjemahkan ‘penglihatan’, baik dalam Mat 17:9
maupun Kis 16:9-10, adalah sama yaitu HORAMA.
Bagaimana kita
akan menafsirkan penglihatan Paulus tentang orang Makedonia ini? Tentu kita
tidak akan menafsirkan bahwa orang Makedonia itu betul-betul dibawa oleh Tuhan
ke hadapan Paulus, karena itu hanya merupakan penglihatan.
Bandingkan juga
dengan Kis 12:9 - “Lalu ia mengikuti malaikat itu ke
luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu
sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan”.
Jelas bahwa ayat
ini menunjukkan bahwa kalau sesuatu hanya merupakan vision / penglihatan, maka itu tidak sungguh-sungguh terjadi.
Demikian juga dengan penampakan Musa dan Elia. Kalau itu memang hanya merupakan
vision / penglihatan, maka itu
berarti bahwa mereka berdua tidak betul-betul dipindahkan dari surga ke gunung
itu.
Ada yang
mengatakan bahwa penampakan Musa dan Elia tidak mungkin hanya merupakan suatu vision / penglihatan, karena:
·
kalau demikian maka transfigurasi / perubahan /
pemuliaan Yesus juga tidak sungguh-sungguh terjadi. Tetapi tidak mungkinkah
bahwa transfigurasinya betul-betul terjadi, tetapi Musa dan Elianya hanyalah
suatu penglihatan?
·
karena dalam penampakan tersebut Tuhan Yesus bisa
bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Tetapi vision
/ penglihatan memang bisa berbicara, seperti dalam Kis 16:9, dimana orang
Makedonia itu berbicara kepada Paulus.
Calvin menganggap bahwa mungkin sekali
Musa dan Elia betul-betul datang.
Calvin: “It
is asked, Were Moses and Elijah actually present? or was it only an apparition
that was exhibited to the disciples, as the prophets frequently beheld visions
of things that were absent? Though the subject admits, as we say, of arguments
on both sides, yet I think it more probable that they were actually brought to
that place. There is no absurdity in this supposition; for God has bodies and
souls in his hand, and can restore the dead to life at his pleasure, whenever
he sees it to be necessary” (= Dipertanyakan apakah Musa dan Elia betul-betul hadir?
atau apakah itu hanya merupakan suatu penampakan yang ditunjukkan kepada
murid-murid, seperti nabi-nabi sering melihat penglihatan tentang hal-hal yang
sebetulnya tidak berada di sana? Sekalipun persoalan ini memungkinkan
argumentasi dari kedua belah pihak, tetapi saya menganggapnya lebih mungkin
bahwa mereka betul-betul dibawa ke tempat itu. Tidak ada yang mustahil dalam
anggapan ini; karena Allah memegang tubuh dan jiwa dalam tanganNya, dan bisa
menghidupkan kembali orang yang mati sesuai kehendakNya, pada saat Ia
menganggapnya perlu) -
hal 310.
b) Musa dan Elia mempunyai
pengalaman-pengalaman yang hebat yang bersamaan:
·
Pengalaman pribadi di atas gunung bersama Tuhan (Kel
31 1Raja 19:9-18).
·
Mereka berpuasa 40 hari (Kel 24:18 Kel 34:28 1Raja 19:8).
Tetapi
bagaimanapun bukan itu alasan yang menyebabkan mereka tampil bersama Yesus di
sini. Tuhan menampakkan
Musa dan Elia di dunia bersama-sama dengan Yesus, karena Ia mempunyai maksud
khusus. Apakah maksud khusus itu? Bacalah kata-kata Calvin dan Hendriksen di
bawah ini.
Calvin: “why
did these two appear rather than others who equally belonged to the company of
the holy fathers? It was intended to demonstrate that Christ alone is the
end of the Law and of the Prophets; ... Elijah was selected, in preference
to others, as the representative of all the Prophets; because, though he left
nothing in writing, yet next to Moses he was the most distinguished of their
number, restored the worship of God which had been corrupted, and stood
unrivalled in his exertions for vindicating the Law and true godliness, which
was at that time almost extinct” (= mengapa dua orang ini yang muncul dan
bukannya orang-orang lain yang termasuk dalam kumpulan bapa-bapa kudus? Itu
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kristus sendiri adalah tujuan dari hukum taurat
dan kitab para nabi; ... Elia dipilih lebih dari yang lain, sebagai wakil
dari nabi-nabi, karena sekalipun ia tidak meninggalkan tulisan apapun, tetapi
setelah Musa ia adalah yang paling terkenal dari kelompok mereka, ia memulihkan
ibadah kepada Allah yang telah rusak, dan tak tertandingi dalam usahanya untuk
membela hukum taurat dan kesalehan yang sejati, yang pada saat itu hampir
punah) - hal 310,311.
William
Hendriksen: “Why just these two?
Leaving aside all useless speculation, the simplest and best answer still seems
to be that Moses and Elijah represented respectively the law and the
prophets, both of which Jesus had come to fulfil (Matt. 5:17; Luke
24:27,44)” [= Mengapa hanya 2 orang ini?
Mengesampingkan semua spekulasi yang tak berguna, jawaban yang paling sederhana
dan paling baik kelihatannya adalah bahwa Musa dan Elia mewakili kitab
taurat dan nabi-nabi, untuk mana Yesus telah datang untuk menggenapi
(Mat 5:17; Luk 24:27,44)] - hal 667.
Jadi, Musa
mewakili kitab-kitab Taurat, dan Elia mewakili kitab nabi-nabi (bdk. Ro
10:4 Ef 2:15). Memang seluruh
Perjanjian Lama menunjuk kepada Yesus dan digenapi dalam Yesus!
2) Musa dan Elia berbicara dengan
Yesus. Tentang apa?
Luk 9:31 (NIV): ‘about
his departure, which he was about to bring to fulfillment at Jerusalem’ (=
tentang kepergianNya, yang akan segera Ia genapi di Yerusalem).
Jadi, mereka
membicarakan kematian Yesus yang akan segera terjadi.
Leon Morris (Tyndale): “Only
Luke tells us that the subject of the conversation was Jesus’ departure, i.e.
His death (cf. 2Pet. 1:15). That such a topic was chosen at such time shows how
central the death of Jesus is. The use of the word EXODOS for death is unusual
and we should probably discern some Exodus typology. The Exodus had delivered
Israel from bondage. Jesus by His ‘exodus’ would deliver His people from a far
worse bondage” (= ) - ‘The
Gospel According to St. Luke’, hal 172.
1) Bandingkan dengan Mark 9:5-6 dan
Luk 9:33 yang mengatakan bahwa Petrus tidak tahu apa yang ia katakan.
Kata-kata ini memang bodoh sekali.
Mengapa?
Petrus mengeluarkan kata-kata bodoh
karena ia tidak berpikir sebelum berbicara! Apakah saudara juga sering
mengucapkan kata-kata tanpa dipikir? Bdk. Hakim 11:30-35 Mat 14:6-11.
2) Petrus adalah orang yang aktif; ia
ingin berbuat sesuatu (mendirikan kemah).
Tetapi ini adalah saat untuk berdiam
diri di hadapan Tuhan! Ia seharusnya memperhatikan, merenung, dan sebagainya.
Kita memang harus tahu kapan kita harus bertindak, dan kapan kita harus berdiam
diri!
1) Allah tidak menunjukkan wujud. Bdk.
Ul 4:15-16.
Awan menghalangi murid-murid untuk
melihat kemuliaan Allah secara langsung. Hanya Firman Tuhan yang terdengar oleh
mereka. Ini sesuatu yang penting bagi kita! Kita tidak bisa mengikut Tuhan
dengan ‘melihat’ Tuhan! Firman Tuhan diberikan kepada kita. Itulah yang harus
kita pelajari dan melalui Firman Tuhan itulah kita mengikut Tuhan!
2) Ay 5b:
a) Yesus = Anak. Jelas bahwa Ia jauh
lebih besar dari pada Musa dan Elia yang adalah hamba. Bdk. Ibr 13:1-6.
b) Harus dengar dan taat hanya kepada
Yesus. Bukan kepada yang lain!
Kata-kata dalam ay 5b ini jelas
meninggikan Yesus dan merendahkan yang lain, bahkan merendahkan Musa dan Elia.
Ajaran yang benar memang selalu meninggikan Yesus dan merendahkan manusia,
siapapun ia adanya! Karena itu jangan mendewakan / mengkultus-individukan
pendeta / pengkhotbah yang top.
1) Tersungkur! Jangan menjadikan ayat
ini sebagai dasar untuk membenarkan ajaran dan praktek tentang ‘nggeblak’ (slain
of / by the Spirit)! Murid-murid di sini tidak sedang menerima / dipenuhi
oleh Roh Kudus! Mereka hanya sangat ketakutan karena penglihatan itu.
Juga perhatikan bahwa Yesus menyentuh
mereka dan menyuruh mereka berdiri. Tuhan tidak senang membuat anakNya
nggeblak. Ia bahkan menyentuh dan menyuruh mereka berdiri. Bdk. Yeh 2:1-2 Yeh 3:23-24 Daniel 10:8-19. Bandingkan juga dengan ajaran jaman sekarang
yang melarang membangunkan orang yang nggeblak / tumbang dalam Roh!
2) Apa yang Yesus lakukan di sini
sesuai dengan fungsi Kristus, yaitu memimpin kita supaya bisa / boleh datang ke
hadirat Allah dengan keberanian (bdk. Ef 2:18 Ef 3:12 Ibr
10:19-22).
Saudara bisa menjadi anak Allah,
saudara dibenarkan dan diterima oleh Allah, bukan karena kebenaran saudara
sendiri, tetapi karena saudara ada di dalam Kristus! Ingat bahwa ini berlaku
bukan hanya untuk saat pertama saudara datang kepada Allah, tetapi juga setelah
saudara menjadi orang kristen! Setiap kali saudara mau berbakti, berdoa, dsb., jangan
mengandalkan kesucian / perbuatan baik saudara sendiri. Ingat bahwa keberadaan
saudara di dalam Kristus yang menyebabkan saudara diterima oleh Allah!
Penerapan:
Kalau kita mau berdoa, setan sering
mengingatkan dosa-dosa kita (bukan dosa yang kita pegangi, tetapi dosa-dosa
yang sudah kita sesali) dan berkata kepada kita bahwa kita tidak layak datang
kepada Tuhan. Pernahkah saudara mengalami hal seperti itu? Ingat bahwa kata-kata
itu pasti datang dari setan! Dan pada saat seperti itu, ingatlah bahwa saudara
diterima oleh Allah, karena saudara ada di dalam Kristus, bukan karena
perbuatan baik saudara!
Mereka hanya melihat Yesus saja; Musa dan Elisa hilang!
Calvin:
“When it is said that in the end they saw
Christ alone, this means that the Law and the Prophets had a temporary glory,
that Christ alone might remain fully in view. If we would properly avail
ourselves of the aid of Moses, we must not stop with him, but must endeavour to
be conducted by his hand to Christ, of whom both he and all the rest are
ministers. This passage may also be applied to condemn the superstitions of
those who confound Christ not only with prophets and apostles, but with saints
of the lowest rank, in such a manner as to make him nothing more than one of
their number” (= Ketika dikatakan bahwa pada akhirnya mereka hanya
melihat Kristus saja, ini berarti bahwa kitab Taurat dan nabi-nabi mempunyai
kemuliaan sementara, supaya Kristus sendiri tertinggal dalam pemandangan. Jika
kita mau secara benar membantu diri kita sendiri dengan pertolongan Musa, kita
tidak boleh berhenti pada dia, tetapi harus berusaha untuk dipimpin oleh
tangannya kepada Kristus, terhadap siapa ia dan semua nabi yang lain adalah pelayan.
Text ini juga bisa diterapkan untuk mengecam tahyul-tahyul dari mereka yang
mencampur-adukkan Kristus bukan hanya dengan nabi-nabi dan rasul-rasul, tetapi
juga dengan orang-orang kudus dari tingkat yang paling bawah, dengan cara
sedemikian rupa sehingga membuat Dia tidak lebih dari salah satu dari mereka) - hal 316.
1) Yesus berbicara tentang ike.Nya
dari orang mati (ay 9).
Dalam Mark 9:10 dikatakan bahwa
murid-murid berdebat tentang arti dari ‘kebangkitan dari antara orang mati’
itu. Mungkin mereka menafsirkan kata-kata itu secara salah. Yesus memaksudkan
kata-kata itu secara hurufiah, mereka menafsirkannya secara simbolis /
figurative, sehingga mereka berpikir bahwa saat pemerintahan Kristus akan
segera dimulai. Karena itu mereka lalu menanyakan tentang Elia (ay 10). Mereka
merasa heran karena Mal 4:5 mengatakan Elia harus menjadi pendahulu Kristus.
Sekarang Kristus sudah akan memerintah, tetapi Elianya kok belum muncul? (Ingat
bahwa pemunculan Elia yang mereka maksudkan adalah semacam reinkarnasi dari
Elia, jadi bukan sekedar penampakan seperti dalam ay 3 di atas).
2) Hubungan Elia dan Yohanes
Pembaptis.
a) Dari Mal 4:5 Mat 11:14 Mat 17:10-13 kelihatannya Yohanes
Pembaptis adalah Elia atau reinkarnasi dari Elia.
Mat 17:10-13 - “Lalu murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Kalau
demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?’
Jawab Yesus: ‘Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku
berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan
memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan
menderita oleh mereka.’ Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia
berbicara tentang Yohanes Pembaptis”.
b) Tetapi Kitab Suci jelas sekali
menentang reinkarnasi, karena dalam Ibr 9:27 dikatakan bahwa “manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.
Disamping itu Yohanes Pembaptis sendiri
dengan jelas berkata bahwa ia bukanlah Elia.
Yoh 1:21a - “Lalu
mereka bertanya kepadanya: ‘Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?’ Dan ia
menjawab: ‘Bukan!’”.
c) Elia dan Yohanes Pembaptis memang
mempunyai beberapa persamaan seperti:
·
pakaian
(2Raja 1:8 Mat 3:4).
·
semangat
/ keberanian (Mat 3:7-dst
Mat 14:3-4
1Raja 18:16-19). Karena itulah maka Luk 1:17 mengatakan bahwa
Yohanes Pembaptis ‘berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia’. Perlu diketahui bahwa kata ‘roh’ bisa diartikan ‘semangat’.
Jadi, kesimpulannya adalah: Yohanes
Pembaptis bukanlah Elia / reinkarnasi dari Elia, tetapi hanyalah orang yang
mempunyai banyak persamaan dengan Elia.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com