Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Bdk. Mark 9:30b. Hal itu hanya
diajarkan kepada murid-murid. Orang-orang lain belum percaya bahwa Yesus adalah
Mesias, sehingga tentu tidak mungkin diajar bahwa Mesias harus menderita dan
bahkan mati. Lagi-lagi jelas bahwa Yesus tidam mengajarkan sebarang ajaran
kepada sebarang orang. Ia menyesuaikan tingkat ajaranNya dengan tingkat
kerohanian dan kebutuhan pendengarNya. Ini harus kita teladani.
Catatan: menyesuaikan ajaran tidak berarti
mengubah / mengkompromikan kepercayaan kita seperti yang dilakukan oleh Bambang
Noorsena. Untuk menyesuaikan dengan orang-orang Islam, ia lalu membuang
kepercayaan ajaran tentang keilahian Kristus dan tentang Allah Tritunggal. Ini
salah! Dalam menyesuaikan ajaran, kita harus tetap memberikan ajaran yang
benar!
2) Pemberitaan tentang hal ini
diulang-ulang oleh Yesus:
Rasanya pemberitaan / ajaran itu tidak
bisa diterima oleh murid-murid sehingga rasanya Yesus mengajar dengan sia-sia.
Tetapi kalau kita melihat Luk 24:6-8 maka kita bisa melihat bahwa setelah Yesus
bangkit, malaikat mengingatkan murid-murid tentang kata-kata Yesus itu, dan
mereka ingat akan kata-kata Yesus tersebut. Andaikata Yesus tidak
mengulang-ulang ajaran tersebut, mungkin sekali mereka tidak akan bisa
mengingatnya! Tetapi karena Yesus mengulang-ulang ajaran tersebut, mereka ingat
dan pastilah itu sangat menguatkan iman mereka pada saat itu. Jadi, apa yang Yesus
lakukan, yang kelihatannya sia-sia pada saat itu, ternyata akhirnya ada
hasilnya.
Penerapan:
Bertekunlah dalam memberitakan Injil /
memberitakan Firman Tuhan, sekalipun rasanya tidak ada hasilnya.
3) Ay 22: ‘diserahkan’.
Dalam bahasa Yunani: PARADIDOSTHAI
(berasal dari kata Yunani PARADIDOMI).
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
a) Kata Yunani ini digunakan dalam Mat
26:15,16,21,23-25,46,48 untuk menunjuk pada pengkhianatan Yudas Iskariot.
Karena itu:
NIV menterjemahkan: ‘The Son of Man is
going to be betrayed into the hands of men’.
KJV menterjemahkan: ‘The Son of Man
shall be betrayed into the hands of men’.
Orang-orang yang menerima penafsiran
ini menganggap bahwa pemberitaan kedua (dalam Mat 17:22-23) ini lebih lengkap
dari pada pemberitaan pertama (dalam Mat 16:21), karena dalam pemberitaan kedua
ini, disebutkan tentang pengkhianatan Yudas Iskariot.
b) Kata
Yunani ini bisa sekedar berarti: ‘handed over’ / ‘delivered’ (= diserahkan).
RSV/NASB:
‘is going to be delivered’ (= akan diserahkan).
Jadi ini tidak
mesti menunjuk pada pengkhianatan Yudas Iskariot, tetapi menunjuk pada:
·
tindakan
musuh-musuh Yesus sehingga Yesus dibunuh.
·
tindakan
Bapa dalam menyerahkan Yesus.
4) Bdk. Mark 9:32 Luk 9:45.
Ada 3 hal yang bisa kita lihat dari
ayat-ayat tersebut:
a) Mereka
tidak mengerti.
Mereka tidak mengerti bagaimana Yesus
bisa adalah Mesias, tetapi harus mati. Bdk. Yes 55:8-9. Ini sering menyebabkan
kita tidak mengerti Tuhan dan tindakan Tuhan, misalnya pada saat doa kita tidak
dijawab, adanya kekacauan dan Tuhan diam saja, gereja yang benar hancur
sedangkan gereja yang brengsek justru berkembang pesat. Tetapi dalam
ketidak-mengertian itu sebetulnya kita harus tetap percaya bahwa Tuhan pasti
melakukan yang terbaik.
b) Artinya
tersembunyi dari mereka.
Dalam Mat 11:25-27 dan Mat 16:16-17
terlihat bahwa seseorang bisa mengerti karena Tuhan menyatakan kepadanya. Dalam
Mark 9:32 dan Luk 9:45 terlihat bahwa kalau Tuhan tidak menyatakan maka manusia
tidak bisa mengerti. Jelas bahwa pengertian tergantung kepada Tuhan. Karena itu
sebelum saudara membaca / mendengar Firman Tuhan saudara harus dengan
sungguh-sungguh berdoa supaya Tuhan memberi pengertian / terang sehingga
saudara bisa mengerti. Bagaimanapun seringnya saudara menaikkan doa itu,
janganlah saudara berdoa hanya sebagai rutinitas belaka!
c) Mereka tidak mengerti, tetapi
mereka takut / segan untuk bertanya. Ini merupakan sesuatu yang salah dan
bodoh! Tetapi, berapa banyak dari saudara yang juga segan / takut bertanya
tentang hal-hal yang tidak saudara mengerti?
5) Ay 23b: murid-murid menjadi sedih.
Mengapa?
a) Karena mereka tidak mengerti
kata-kata Yesus itu.
Kalau mereka mengerti bahwa tanpa
kematian Yesus mereka tidak mungkin diampuni / diselamatkan, maka sikap mereka
akan lain. Jelas bahwa pengertian Firman Tuhan yang lengkap dan benar merupakan
sesuatu yang penting dan akan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
b) Karena
mereka tidak memperhatikan kata ‘bangkit’ dalam kata-kata Yesus itu.
Mereka mungkin hanya mendengar bahwa
Yesus harus menderita dan mati, dan mereka tidak mendengar lebih jauh.
Andaikata mereka mendengar bahwa setelah mati, Ia akan bangkit, mungkin mereka
tidak akan sedih. Jelas bahwa mendengar dan membaca Firman Tuhan dengan teliti
merupakan sesuatu yang sangat penting!
c) Karena
mereka cinta kepada Yesus!
‘Tolol tetapi cinta Tuhan’ jauh lebih
baik dari pada ‘pandai tetapi tidak cinta Tuhan’, atau ‘pandai, tetapi sudah
kehilangan cinta semula kepada Tuhan’.
Renungkan: saudara termasuk golongan
yang mana? Apakah saudara mencintai Tuhan?
·
‘pemungut
bea Bait Allah’. NIV: ‘the collectors of
the two-drachma tax’’ (= ).
·
tentang bea ini lihat dalam Kel 30:11-16 (1/2 syikal = 2
dirham).
·
guna dari bea ini adalah untuk korban binatang dalam
Bait Allah, untuk anggur, tepung, minyak, kemenyan yang dugunakan dalam Bait
Allah, dan juga untuk pakaian imam / imam besar yang bertugas dalam Bait Allah.
1) Petrus menjawab: Memang membayar!
Ada 2 kemungkinan:
a) Petrus menjawab demikian karena ia
cukup kenal Yesus dan ia tahu Yesus pasti membayar.
b) Petrus menjawab demikian karena ia
takut. Apalagi Yesus baru mengucapkan ay 22-23 tentang penderitaan /
kematianNya. Jadi, Petrus mengucapkan kata-kata ini untuk ‘melindungi’ Yesus!
Penerapan:
Jangan ‘melindungi’ Tuhan dengan
kata-kata yang ngawur!
2) Yesus mendahului Petrus dengan
pertanyaan.
Ini menunjukkan kemaha-tahuan Yesus dan
membuktikan bahwa Yesus adalah Allah!
3) Ay 25: ‘dari rakyatnya atau dari
orang asing’.
Kata ‘rakyat’ seharusnya adalah
‘anak-anak / sons’.
Yang dimaksud dengan ‘anak-anak /
sons’:
1) Yesus tidak mau menjadi batu
sandungan, sehingga sekalipun seharusnya Ia tidak perlu membayar, tetapi Ia toh
mau membayar!
Ada beberapa hal yang bisa kita bahas
di sini:
a) Yesus
mau membuang haknya demi orang lain (bdk. 1Kor 9:4-18).
Ini mengajar kita untuk tidak
mempertahankan hak, kalau ternyata dengan mempertahankan hak itu kita bisa
menjadi batu sandungan bagi orang lain.
b) Ay 27 ini harus ditekankan secara
seimbang dengan Mat 15:12-14 dimana Yesus tidak peduli kalau Ia menjadi batu
sandungan.
Jadi, orang kristen memang harus
berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan, tetapi pada saat yang sama harus
kita ingat, bahwa dalam sikon tertentu, kita harus berani menjadi batu
sandungan!
Seseorang mengatakan:
“A Christian should not hesitate to give offence, but he
should avoid giving needless offence”
(= ).
Ada saat-saat dimana kita hanya bisa
tidak menjadi batu sandungan, kalau kita berkompromi dengan dosa. Dalam hal ini
kita harus berani menjadi batu sandungan.
c) Ini
merupakan penjelasan lebih jauh dari point b) di atas.
Di sini Yesus bisa memilih 2 tindakan
yang sama-sama tidak salah (yaitu membayar bea atau tidak membayar bea), tetapi
tindakan yang kedua bisa menjadi batu sandungan, sedangkan tindakan yang
pertama tidak. Maka Ia harus memilih tindakan yang tidak menyandungi orang lain
(bdk. 1Kor 8:8-13).
Tetapi seringkali kita harus memilih
antara:
·
tindakan
yang benar, tetapi menyandungi orang.
·
tindakan
yang salah, tetapi tidak menyandungi orang.
Dalam hal ini, kita tidak boleh
berkompromi dengan dosa. Tidak peduli tindakan itu menyandungi orang, kita
harus memilih tindakan yang benar tersebut.
Contoh: ada seseorang yang diceraikan
istrinya, dan istrinya lalu menikah lagi. Tetapi suami kedua lalu meninggalkan
istri ini, dan lalu istri ini ingin rujuk dengan suami pertamanya. Mereka mempunyai
6 anak yang mendukung dan bahkan sangat menginginkan rujuknya papa mamanya.
Tetapi Ul 24:1-4 jelas melarang rujuk yang seperti itu, dan sebagai pendeta
saya harus menolak untuk menikahkan ulang pasangan yang sudah bercerai ini.
Mungkin sekali saya menjadi batu sandungan bagi keluarga ini, tetapi dalam hal
ini saya harus berani menjadi batu sandungan!
Contoh lain: saudara diajak oleh keluarga saudara
yang non kristen untuk pergi ke luar kota pada hari Sabtu - Minggu, yang akan
menyebabkan saudara tidak mungkin pergi ke gereja pada hari Minggunya. Dengan
demikian saudara diperhadapkan pada pemilihan 2 tindakan:
·
saudara
pergi dengan mereka. Ini jelas merupakan suatu dosa karena saudara tidak pergi
ke gereja, tetapi saudara tidak menyandungi keluarga saudara (tidak membuat
mereka marah kepada gereja kekristenan / Yesus dsb).
·
saudara
tidak mau pergi dengan keluarga saudara tersebut dan saudara memilih untuk
pergi ke gereja. Ini tindakan yang benar, tetapi ini bisa menyandungi keluarga
saudara tersebut (membuat mereka benci pada kekristenan dsb).
Dalam hal ini, apapun resikonya,
saudara harus berani menjadi batu sandungan bagi mereka! Saudara harus memilih
tindakan yang benar, sekalipun itu bisa menyandungi mereka. Kalau mereka
tersandung, itu salah mereka sendiri!
d) Apakah dengan membayar bea tersebut
Yesus tidak menyumbang kepada setan, mengingat Yudaisme saat itu banyak yang
salah dan bahkan sesat? Untuk menjawab pertanyaan itu perhatikan hal-hal ini:
·
Ajaran
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat memang banyak salahnya dan menjurus
pada kesesatan. Tetapi ingat bahwa bea itu gunanya bukan untuk mendukung
pengajaran yang sesat dari
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Gunanya bea itu adalah untuk
kelancaran dari hal-hal yang dikerjakan dalam Bait Allah (korban binatang,
minyak, tepung, kemenyan, pakaian imam, dsb). Hal-hal itu memang diperintahkan
oleh Allah dalam Kitab Suci / Perjanjian Lama, sehingga semua itu sesuai dengan
kehendak Allah.
·
jaman
sekarang ada banyak gereja, dengan bermacam-macam merk dan aliran, sehingga
kalau kita melihat ada gereja-gereja yang brengsek, kita bisa tidak memberi
persembahan ke gereja itu, tetapi memberikannya ke gereja yang benar. Tetapi
pada jaman itu Bait Allah adalah ‘satu-satunya gereja’, sehingga mau tidak mau
persembahan / pajak harus diberikan ke sana!
2) Yesus menyuruh Petrus memancing
ikan, dan ikan itu ada uangnya, dan sebagainya.
Ada beberapa penafsiran tentang bagian
ini:
a) Bagian
ini tidak bersifat hurufiah.
William Barclay mengatakan bahwa bagian
ini berarti: Yesus menyuruh Petrus untuk kembali pada pekerjaan lamanya, yaitu
memancing ikan, lalu menjual ikan itu supaya mendapat uang untuk membayar bea!
Alasannya:
·
orang
Timur sering mendramatisir pada waktu bercerita.
·
betapapun
miskinnya mereka, mereka tidak membutuhkan mujijat hanya untuk mendepatkan uang
4 dirham (kira-kira itu sama dengan upah kerja 4 hari dari buruh kasar).
·
dalam
Mat 4:3-4 Yesus tidak mau menggunakan keilahianNya / kemaha-kuasaanNya
untuk diriNya sendiri.
b) Bagian
ini bersifat hurufiah.
Di sini ada 2 macam penafsiran lagi:
·
Ini
adalah mujijat. Yesus mencipta ikan dan uang itu, atau Yesus mencipta uang
dalam ikan tersebut.
Keberatan: dalam Mat 4:3-4 Yesus tidak mau
menggunakan kemaha-kuasaanNya untuk diriNya sendiri.
·
Ini bukan
mujijat, tetapi hanya soal kemaha-tahuan Yesus. Bahwa bisa ada uang dalam perut
seekor ikan, bukanlah merupakan sesuatu yang terlalu aneh, karena ikan-ikan
tertentu senang menelan barang-barang apapun yang berkilauan, sehingga bisa
saja ada orang yang uangnya jatuh ke air dan lalu ditelan oleh seekor ikan. (Catatan: ‘mata uang 4 dirham’ dalam ay 27 itu adalah 1 keping mata uang
yang bernilai 4 dirham). Demikian juga kalau Petrus memancing ikan, lalu
mendapatkan ikan itu, itu bukan sesuatu yang aneh. Jadi semua ini bukan
mujijat, tetapi hanya menunjukkan kemaha-tahuan Yesus!
Pulpit Commentary: “Though
supernatural element is clearly present, the precisely miraculous element is
absent” (= Sekalipun elemen
supranatural jelas ada, tetapi elemen mujijat yang tepat tidak ada).
Saya condong pada penafsiran ini.
3) Sekalipun tidak diceritakan, tetapi
jelas Petrus mentaati perintah tersebut.
Ini menunjukkan iman yang hebat!
Cobalah renungkan: andaikata saudara yang mendapat perintah yang begitu tidak
masuk akal, maukah saudara mentaatinya?
Dalam hidup kita, Tuhan sering menyuruh
kita untuk melakukan hal-hal yang bagi kita merupakan suatu yang tidak masuk
akal. Tetapi kalau itu betul-betul perintah Tuhan, Ia sendiri akan bekerja
sehingga yang mustahil itu bisa terjadi. Beranikah / maukah saudara taat pada
perintah Tuhan yang rasanya tidak masuk akal? Iman memandang kepada Tuhan yang
maha kuasa, dan bukan pada kemustahilan / ke-tidak-masuk-akal-an perintahNya!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com