Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ay 12-13 adalah suatu
perumpamaan, sehingga hanya ada satu penekanan utama dan semua detail-detail yang tidak berhubungan
dengan penekanan utama tersebut, harus diabaikan.
Penekanan utama dari perumpamaan ini
terlihat pada ay 14, yaitu: Allah menghargai orang yang sesat / hilang
(Jadi, jelas ada hubungan dengan ay 10, karena kalau Allah menghargai orang
yang hilang / sesat, maka kita jelas tidak boleh memandang rendah mereka).
Orang-orang yang menekankan detail-detail, mempersoalkan bagaimana
seorang gembala bisa meninggalkan 99 dombanya untuk mencari seekor domba yang
terhilang. Akhirnya timbul beberapa tafsiran yang aneh-aneh, seperti:
·
Ada yang
menghurufiahkan bagian tersebut dan berkata bahwa seorang pendeta harus
meninggalkan jemaatnya yang setia, untuk mencari jemaat yang terhilang.
·
Ada yang
berkata bahwa gembala biasanya bukan cuma 1 orang tetapi 2-3 orang, sehingga
bisa saja seorang pergi mencari domba yang sesat, sedangkan yang lain menjaga
domba yang tidak hilang.
·
Ada yang
menafsirkan bahwa 99 domba itu bukan manusia karena mereka dikatakan ‘tidak
sesat’ (ay 13). Mereka adalah para malaikat. Sedang domba yang terhilang
itu adalah manusia yang berdosa. Jadi, gembala yang meninggalkan 99 dombanya
untuk mencari 1 domba yang terhilang, menggambarkan Yesus yang meninggalkan
surga dan para malaikat, untuk berinkarnasi / menjadi manusia untuk mencari
manusia yang berdosa.
Saya berpendapat bahwa ‘gembala
meninggalkan 99 domba’ hanyalah background
/ latar belakang dari perumpamaan. Ini adalah detail yang tidak penting dan tidak boleh dipersoalkan. Yang
penting adalah penekanan utama dari perumpamaan itu, yaitu: Allah menghargai
orang yang sesat / terhilang.
Penerapan:
Kalau saudara adalah domba yang
terhilang, ingatlah bahwa Allah menghargai saudara! Dia ingin saudara kembali
kepada Dia!
2) Apakah ay 14 bertentangan dengan
doktrin Predestinasi, khususnya dengan penentuan untuk binasa? Saya
berpendapat: tidak!
Penjelasan:
a) Tujuan bagian ini adalah: Allah
menghargai orang yang sesat. Kalau Allah menghargai orang yang sesat, orang
kristen jelas juga harus demikian! Jadi, bagian ini memberi tanggung jawab
kepada kita untuk menghargai orang yang sesat, bahkan untuk mencari mereka
supaya mereka kembali kepada Tuhan. Tetapi ini tidak berarti bahwa Allah tidak
menentukan nasib orang-orang itu!
Contoh / illustrasi: Baca Kis 27:21-34. Dalam
Kis 27:21-25, terlihat jelas bahwa nasib mereka sudah dipastikan (pasti
selamat), tetapi dalam Kis 27:26-34 terlihat bahwa mereka punya tanggung
jawab untuk melakukan hal-hal tertentu supaya mereka selamat! Jadi, adanya
penentuan Allah, tidak membuang tanggung jawab. Dan sebaliknya, adanya tanggung
jawab, tidak berarti bahwa Allah tidak menentukan apa-apa!
b) Kontex di sini berbicara tentang
‘orang yang percaya’. Ini terlihat dari ay 6. Dan bahkan ay 12-13
berbicara tentang ‘domba yang hilang’.
Ay 14 juga berbicara tentang ‘anak-anak’! Karena itu, ay 14 bisa
ditafsirkan: Allah tidak menghendaki orang yang percaya lalu terhilang.
Keberatan terhadap pandangan ini: Dalam
ay 13 ada kata ‘jika’ yang menunjukkan domba yang hilang itu belum tentu
ketemu. Jadi, jelas bahwa domba yang hilang itu tidak menunjuk pada orang
kristen, karena tidak mungkin orang kristen bisa hilang lalu tidak ditemukan.
c) Dalam ay 14 ada kata
‘menghendaki’, yang jelas menunjuk pada ‘kehendak Allah’. Tetapi, istilah ‘kehendak
Allah’ dalam Kitab Suci bisa mempunyai bermacam-macam arti:
·
Rencana
Allah yang kekal. Ini pasti terjadi!
·
Perintah-perintah
/ hukum-hukum Allah. Ini bisa tidak terjadi / tidak ditaati!
·
Hal yang
akan menyenangkan Allah kalau terjadi. Ini juga belum tentu terjadi!
Kalau untuk ay 14, istilah
‘kehendak Allah’ menunjuk pada arti yang ke tiga, maka jelaslah bahwa ayat itu
tidak menentang Predestinasi.
d) Doktrin tentang Reprobation (Penentuan Binasa) mempunyai
dasar Kitab Suci yang cukup kuat, seperti:
·
ayat-ayat
tentang Election (Penentuan Selamat)
seperti: Kis 13:48 Kis
18:10 Ef 1:4,5,11 Ro 9:6-29 2Tes 2:13 2Tim 1:9 2Tim 2:10
Tit 1:1
Mat 11:25-27
Ro 8:29-30.
Kalau Election (Penentuan Selamat) memang ada, maka pasti Reprobation (Penentuan Binasa) juga ada.
Ini adalah konsekwensi yang tidak terhindarkan. Kalau sebagain ditentukan untuk
selamat, maka otomatis bagian yang lain ditentukan untuk binasa.
·
Yoh 17:12 Ro 9:13,17-18,21-22 Amsal 16:4.
Karena itu, ay 14 tidak boleh
ditafsirkan sehingga menabrak ayat-ayat tersebut di atas!
1) ‘Saudaramu’.
Ini menunjukkan bahwa orang itu adalah
orang kristen. Kalau ia bukan orang kristen, ay 15 tetap boleh dijalankan
(kita boleh menegur), tetapi kita tidak boleh mengucilkan dia / melakukan
siasat gerejani terhadap dia! (bdk. 1Kor 5:9-13).
2) ‘Berbuat dosa’.
Dosa apa yang dimaksudkan di sini?
a) Dosa yang bersifat rahasia (tidak
diketahui umum). Apa dasarnya pandangan ini?
·
Ada yang menggunakan
kata-kata ‘against you’ (= menentang
kamu) dalam ay 15 sebagai dasar. Orang itu berbuat dosa terhadap kamu.
Jadi, hanya kamu yang tahu. Orang banyak tidak tahu hal itu.
Tetapi dasar ini kurang kuat karena ada
manuscript yang memakai kata-kata ‘against
you’ itu, dan ada yang tidak. Karena itulah terjemahan Kitab Suci
berbeda-beda:
Kitab Suci Indonesia: tidak ada
kata-kata seperti itu.
NIV/KJV/RSV: ada kata-kata itu.
NASB: tidak ada (tetapi ada di foot note).
Pihak yang menganggap ada, berpendapat:
bagian ini sebetulnya ada, tetapi sengaja dibuang oleh orang-orang tertentu,
supaya ay 15 itu menjadi lebih umum sifatnya (bukan hanya dosa terhadap
kamu, tetapi semua dosa).
Pihak yang menganggap tidak ada,
berpendapat: bagian ini sebetulnya tidak ada, tetapi ditambahkan oleh
orang-orang tertentu, karena adanya kata-kata ‘terhadap aku / against me’ dalam ay 21 yang
merupakan tanggapan Petrus terhadap ajaran Yesus dalam ay 15 ini.
Siapa yang benar dari ke dua pihak ini
sukar ditentukan. Karena itulah saya anggap dasar ini kurang kuat.
·
Dasar
yang lebih kuat adalah ayat-ayat Kitab Suci yang lain seperti 1Tim 5:20
& Gal 2:11-14 yang menunjukkan bahwa ada saat-saat dimana Kitab Suci
membenarkan dan bahkan memerintahkan peneguran di depan umum (bukan di bawah 4
mata).Mengapa? Karena dosanya bukan bersifat rahasia (sudah diketahui umum).
Kalau kita melihat 1Kor 5:1-5, maka Paulus tidak menyuruh menegur secara
pribadi, tetapi langsung membicarakan persoalan itu dalam rapat umum
(1Kor 5:4-5). Mengapa? Karena dalam 1Kor 5:1 terlihat jelas bahwa
dosa orang itu sudah diketahui umum.
Jadi, ay 15 menyuruh menegur di
depan 4 mata, jelas karena ini adalah dosa yang bersifat rahasia (tidak
diketahui umum).
b) Dosa yang bisa dibuktikan dengan jelas
dari Kitab Suci / Firman Tuhan. Dasarnya: kata ‘tegurlah’ (ay 15) dalam
bahasa Yunaninya adalah ELEGXON yang berarti ‘to reprove’ (= memarahi), tetapi bisa berarti ‘to argue’ (= berdebat, berargumentasi). Jadi kata Yunaninya
menunjukkan bahwa di dalam kita menegur, kita harus memberikan argumentasi yang
kuat bahwa dia memang bersalah! Dan suatu argumentasi baru bisa kuat kalau ada
dasar Kitab Suci yang jelas!
c) Dosa yang menyolok & memalukan,
kalau diketahui umum.
Dasarnya: bdk. 1Kor 5:1-2,6-8. Contoh
dosa: 1Kor 5:9-11.
Kalau dosanya adalah dosa yang relatif
ringan, misalnya orangnya sering datang terlambat, maka ay 15 boleh dilakukan,
tetapi ay 16-17 tidak perlu.
3) ‘Tegorlah di bawah 4 mata’.
a) Hal yang salah yang biasanya
dilakukan kalau kita melihat / tahu ada orang kristen yang berbuat dosa:
·
diam
saja, dengan alasan: harus sabar, tidak boleh menghakimi.
·
menyebar
gossip (bdk. 1Kor 13:7 Amsal
10:12).
·
langsung
lapor kepada Pendeta dan minta dia yang menegur.
·
menegur
dengan surat kaleng (ini menegur di bawah 2 mata!).
Bertobatlah dari hal-hal ini!
b) Tegoran di sini harus merupakan
wujud dari kasih (Amsal 27:5-6).
Kasih tidak berarti ‘sabar’ terus!
Ingat bahwa ‘sabar’ terhadap dosa berarti ‘merestui dosa’! Orang yang tidak berani
menegor, biasanya karena ia mengasihi dirinya sendiri (takut dimusuhi kalau ia
menegor).
Tetapi bisa juga seseorang menegor
bukan sebagai perwujudan dari kasih. Ini adalah tegoran dengan motivasi yang
salah!
4) Beberapa pesan untuk orang berdosa
yang ditegur:
a) Perhatikan
Amsal 10:17 12:1,15 15:12,32 28:13-14!
b) Ingat bahwa tegoran bisa merupakan
bukti cinta dari orang yang menegor.
c) Ingat bahwa dengan tidak mau
bertobat, saudara memaksa orang yang
menegor saudara untuk melakukan ay 16, bahkan ay 17!
1) ‘Jika ia tidak mau mendengarkan
engkau’.
Kalau hal ini terjadi, barulah saudara
boleh melanjutkan dengan tahap berikutnya (perhatikan bahwa kata-kata yang
serupa diulang 2 x dalam ay 17).
Tetapi perhatikan bahwa penolakan yang ia
berikan adalah penolakan yang sungguh-sungguh, yang menunjukkan sikap bandel /
tegar tengkuk! Jadi, pastikan bahwa itu bukanlah penolakan yang disebabkan
karena:
·
panasnya
perdebatan dengan saudara.
·
pendekatan
yang salah (cara, waktu) pada waktu menegur.
·
ia tak
mengerti teguran saudara dengan benar.
·
ia dengan
tulus menganggap bahwa Kitab Suci membenarkan tindakannya.
2) ‘Bawalah seorang atau 2 orang
lagi’.
a) Ini bukanlah orang yang harus tahu
sendiri dosa orang itu!
Mereka memang disebut ‘saksi’, tetapi
perhatikan ay 16! Mula-mula hanya dikatakan ‘satu atau dua orang lagi’
(tidak ada kata ‘saksi’!), setelah itu, bersama dengan orang yang pertama kali
menegor, barulah disebut ‘dua atau tiga orang saksi’. Jadi, jelas bahwa
mula-mula mereka bukan saksi. Mereka tidak tahu dosa orang itu! Tetapi lalu
diberi tahu oleh orang yang pertama dan lalu diajak untuk menegor dan sekaligus
menjadi saksi tentang kebandelan orang itu. Dengan demikian, kalau nanti
persoalan ini disampaikan kepada gereja / jemaat, mereka bisa memberi kesaksian
bahwa orang itu memang membandel (bdk. Ul 19:15).
b) Sedapat
mungkin orang yang akan dijadikan saksi adalah:
·
orang
yang bisa menjelaskan / memberikan counseling
(ay 17: kata-kata ‘mendengarkan mereka’ secara tidak langsung menyatakan
hal ini).
·
orang
yang mempunyai otoritas / jabatan dalam gereja, karena mereka harus menjadi
saksi kepada jemaat / gereja.
·
orang
yang rohani, karena mereka akan ikut menegor dosa seseorang.
1) ‘Jemaat’ [dalam bahasa Inggris: ‘church’ (= gereja)].
Perhatikan bahwa Yesus tak berkata
bahwa persoalan itu harus disampaikan kepada 1 individu tertentu yang dianggap
paling tinggi pangkatnya dalam gereja (Pendeta, Penginjil, Ketua Majelis, Ketua
Synode, Pendiri dsb). Mengapa tidak? Karena memang dalam suatu gereja tidak
boleh ada 1 individu yang mempunyai kekuasaan tertinggi! Kekuasaan tertinggi
ada pada suatu badan / grup, yaitu tua-tua (majelis).
Penyampaian kepada jemaat / gereja ini
bisa melalui prosedur sebagai berikut:
a) Mula-mula
sampaikan kepada majelis / tua-tua.
b) Lalu
Majelis menegur orang yang berdosa itu lagi.
c) Kalau
orang itu tetap tak mau bertobat, maka orang itu harus dikucilkan.
Siapa yang memutuskan hal ini? Ada 3
pandangan:
·
Majelis /
tua-tua.
·
Seluruh
jemaat.
·
Majelis
mengarahkan / memimpin jemaat untuk memutuskan, tetapi jemaat ikut memutuskan.
d) Kalau sudah diputuskan untuk
mengucilkan, keputusan ini harus diumumkan kepada jemaat, dan jemaat harus
mentaati keputusan itu!
2) ‘Dianggap sebagai pemungut cukai /
orang yang tak kenal Allah’.
Artinya: ia dianggap sebagai bukan
kristen sehingga tidak diperbolehkan ikut Perjamuan Kudus (bdk.
1Kor 11:27-31).
Disamping itu berdasarkan
1Kor 5:9-13 dan 2Tes 3:6,14-15 maka jemaat tidak boleh bergaul dengan
dia. Tetapi orang itu diijinkan untuk datang ke gereja dan mendengar Firman
Tuhan (ingat bahwa tujuan pengucilan ini adalah supaya ia bertobat!).
3) Kalau suatu kali ia bertobat, maka
ia harus diampuni dan diterima kembali (2Kor 2:5-11) dan juga harus
diumumkan kepada jemaat lagi.
1) Bagian ini berbicara tentang
disiplin gerejani (church discipline).
Kata ‘discipline’ berasal dari kata bahasa Latin DISCO yang berarti ‘to learn’ (= belajar / mempelajari)
atau DISCIPLINA yang berarti ‘learning’
(= pengetahuan). Jadi, kata ini berhubungan dengan education / pendidikan.
Pendidikan bisa dilakukan:
·
secara
positif: dengan pengajaran Firman Tuhan.
·
secara
negatif: dengan pelaksanaan siasat gerejani.
Kalau yang positif ditekankan, maka jemaat
akan disucikan oleh Firman Tuhan sehingga yang negatif tidak perlu
sering-sering dilakukan. Tetapi kalau yang positif diabaikan, maka yang negatif
mungkin harus dilakukan terhadap setiap orang dalam gereja itu, sehingga
akhirnya tidak mungkin dilaksanakan. Jadi, jelaslah bahwa pengajaran Firman
Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting dalam gereja!
2) Adanya bagian ini menyebabkan Jay
Adams mengatakan kalimat ini:
“Christians must never promise absolute confidentiality
to any person” (= Orang kristen tidak pernah boleh menjanjikan
perahasiaan mutlak kepada siapapun juga).
Mengapa? Karena janji seperti itu bisa
menghalangi kita untuk mentaati ay 15-17 ini pada saat hal itu perlu
dilakukan.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com