Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Kata-kata dalam ay 18 ini
sudah pernah diucapkan oleh Yesus dalam Mat 16:19, tetapi pada saat itu, kata-kata
itu ditujukan kepada Petrus sebagai wakil dari semua murid, dan karena itu kata
‘mu / kau’ (you) yang digunakan ada
dalam bentuk tunggal (dalam bahasa Yunaninya). Sedangkan dalam ay 18 ini,
kata-kata ini ditujukan kepada semua murid dan karena itu kata ‘kamu’ (you) yang digunakan ada dalam bentuk
jamak. Ayat ini memastikan bahwa kata-kata dalam Mat 16:19 itu tidak
berlaku hanya untuk Petrus sehingga juga menegaskan bahwa Petrus bukanlah
penguasa tertinggi dari gereja.
2) Arti ay 18 ini:
Dalam tradisi Yahudi, ‘mengikat’
diartikan melarang, dan ‘melepaskan’ diartikan mengijinkan. Jadi, ayat ini
menunjukkan bahwa Tuhan akan bersikap / bertindak sejalan dengan keputusan
gereja untuk mengucilkan atau menerima kembali seseorang yang tadinya dikucilkan.
Karena itu, kita tidak boleh menganggap enteng pengucilan dari gereja!
3) Tentu saja ay 18 ini ada
syaratnya, yaitu bahwa gereja memang ada di pihak yang benar dan orang yang
dikucilkan itu memang salah dan layak disiasat / dikucilkan (ay 15 - orang
itu berbuat dosa!). Kalau ternyata yang salah adalah gerejanya dan orang yang
dikucilkan itu justru yang benar, maka jelas ay 18 ini tidak berlaku!
Contoh: Martin Luther dikucilkan tetapi
ia yang benar! Tentu saja Tuhan tidak mendukung pengucilan yang seperti itu.
1) Ada 2 pandangan tentang ayat-ayat
ini:
a) Ada yang berpendapat bahwa
ay 19-20 harus dihubungkan dengan ay 18. Jadi, ay 19-20
ditambahkan di sini untuk menunjukkan bahwa ay 18 baru berlaku kalau ada
‘doa’ (ay 19) dan ‘pertemuan dalam nama Yesus’ (ay 20). Dengan
demikian, ay 19-20 tidak berlaku umum / dalam segala keadaan.
b) Tetapi, ada pandangan lain yang
berkata bahwa ay 19-20 boleh dikatakan terpisah dari ay 18 sehingga
ay 19-20 adalah ayat yang berlaku umum.
2) Ay 19 punya persamaan dengan
ay 18 yaitu ada keserasian antara apa yang dilakukan oleh gereja di dunia
dan apa yang dilakukan oleh Allah di surga.
Tentu ini hanya berlaku kalau gerejanya
adalah gereja yang benar!
3) Ay 19: ‘apapun juga’ akan
dikabulkan!
Ini harus ditafsirkan dengan
memperhatikan:
a) Ayat-ayat
seperti Mat 7:11
1Yoh 5:14.
Mat 7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya”.
1Yoh 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu
bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut
kehendakNya”.
Jadi jelas bahwa kalau permintaan kita
tidak baik (dalam pandangan Tuhan) atau tidak sesuai dengan kehendak / Rencana
Tuhan, maka Tuhan tidak akan mengabulkannya.
b) Kontex
(ay 15-18).
Doa ini berhubungan dengan disiplin
gerejani. Jadi ini adalah doa untuk meminta hikmat / pimpinan dari Tuhan dalam
melaksanakan disiplin gerejani.
Catatan: Ini kalau saudara mengambil pandangan
pertama dari 2 pandangan pada no 1 di atas.
4) Ay 19: ‘sepakat’.
Sesuatu yang sangat penting dalam
persekutuan doa, adalah kesepakatan atau kesatuan hati / pikiran.
5) Bandingkan ay 19-20 dengan
ay 10,12-14.
Kalau satu orang saja dihargai
(ay 10,12-14), maka pasti dua atau tiga orang juga dihargai oleh Tuhan.
Yang penting bukanlah banyaknya orang
dalam gereja, tetapi apakah orang-orang itu betul-betul berkumpul dalam nama
Yesus atau tidak. Berkumpul dalam nama Yesus tidak berarti bahwa
persekutuan itu dibukan dengan doa / ucapan dalam nama Yesus, tetapi artinya
adalah bahwa mereka mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus dan mereka percaya
akan jasa penebusan Kristus untuk diri mereka. Dengan kata lain, mereka adalah
orang kristen yang sejati.
Kalau saudara adalah orang yang selalu
menyoroti jumlah orang yang hadir dalam persekutuan / kebaktian, maka
perhatikan kata-kata penafsir di bawah ini:
·
“Jesus is just as
much present in the little congregation as in the great mass meeting” (= Yesus sama
hadirnya dalam jemaat yang kecil seperti dalam pertemuan masa yang besar).
·
“Jesus is not
the slave of numbers” (= Yesus bukanlah budak dari jumlah).
Karena itu kalau kita berbakti /
mengadakan persekutuan doa hanya dengan sedikit orang, selama kebaktian /
persekutuan doa itu dilakukan ‘dalam nama Yesus’, maka kita tidak boleh merasa
malas, kecil hati, dsb! Tetapi kita juga tidak boleh sengaja tidak hadir dengan
pemikiran bahwa yang hadir sedikit atau banyak toh sama saja!
1) Ay 21 diucapkan Petrus sebagai
reaksi atas ajaran Yesus pada ay 15 yang secara implicit menunjukkan bahwa kalau orang itu bertobat, kita harus mau
mengampuni dia.
Pada saat itu para rabi Yahudi,
berdasarkan penafsiran yang salah dari ayat-ayat seperti Amos 1:3 2:1,4,6 dsb, mengajarkan bahwa mereka
hanya perlu mengampuni sampai 3 x saja, dan kesalahan ke 4 tidak perlu
diampuni.
Jadi, kelihatannya, 7 x sudah banyak.
Tetapi bagi Yesus itu masih kurang banyak. Yesus menghendaki 70 x 7 x. Ini
tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah (490 x). Artinya adalah: kita harus
mau mengampuni terus-menerus.
2) Bandingkan ay 21-22 dengan Luk
17:4.
Tidak jelas apakah 2 bagian ini paralel
atau tidak! Ada 2 hal yang penting untuk diperhatikan:
a) Dalam
ay 21 bilangan 7 mempunyai arti hurufiah.
Dalam ay 22 bilangan 70 x 7 tidak boleh diartikan secara hurufiah.
Dalam Luk 17:4 bilangan 7 tidak boleh
diartikan secara hurufiah.
Dengan penafsiran seperti ini, maka
Luk 17:4 tidak bertentangan dengan ay 21-22.
b) Perhatikan
juga bahwa:
Luk 17:4 memberi kata-kata ‘dalam
sehari’.
Disamping itu, Luk 17:4
menunjukkan bahwa kita harus mengampuni sebanyak orang itu minta ampun!
Bagaimana kalau orangnya tidak minta ampun? Saya berpendapat: tetap harus
mengampuni, tetapi tidak perlu menyatakan hal itu kepada orang itu.
1) Penjelasan tentang perumpamaan ini:
a) Hamba pertama
berhutang 10.000 talenta.
Ini adalah jumlah yang sangat besar
(kira-kira 10-15 juta US dolar!). Ia tidak mungkin bisa membayar jumlah itu
(Catatan: ia mengucapkan ay 26 bukan karena ia yakin bisa membayar, tetapi
hanya karena ia takut).
Perlu diketahui bahwa 1 talenta sama
dengan 6.000 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah seorang buruh kasar dalam 1
hari (Mat 20:2,13). Jadi, seorang buruh kasar membutuhkan waktu 1000
minggu (hampir 20 tahun) untuk mendapatkan 1 talenta. Untuk mendapatkan 10.000
talenta, ia membutuhkan waktu 200.000 tahun!
Penerapan:
Inilah gambaran dosa kita terhadap
Tuhan. Sangat banyak, dan kita tidak mungkin bisa membayar! Tetapi Yesus sudah
membayar hutang dosa itu. Karena itu percayalah dan terimalah Dia sebagai
Juruselamat saudara!
b) Ay 25b:
ia dan keluarganya dan miliknya harus dijual.
Pada saat itu hal itu memang biasa
dilakukan (bdk. Kel 22:3
Im 25:39,47
2Raja 4:1). Jadi, kalau raja itu mau bertindak adil, itulah
yang akan terjadi.
Ini sengaja diucapkan oleh raja, supaya
orang itu tahu apa yang seharusnya ia dapatkan, sehingga nanti kalau hutangnya
dihapuskan, ia akan makin merasakan besarnya kasih / anugerah raja itu.
c) Ay 27:
raja menghapuskan hutang itu.
Ternyata raja itu mau bertindak dengan kasih,
sehingga hutang itu dihapuskan. Coba bayangkan, apa yang dirasakan oleh hamba
itu? Apakah itu juga saudara rasakan pada waktu dosa saudara dihapuskan?
d) Ay 28:
hamba kedua berhutang 100 dinar kepada hamba pertama.
Perbandingan kedua hutang dari ke dua
hamba itu:
·
Kalau 100
dinar ditukar dengan mata uang 6 penny, maka seluruhnya bisa dimasukkan ke
dalam saku.
·
Kalau
10.000 talenta ditukar dengan mata uang 6 penny, maka dibutuhkan 8.600 orang,
dimana masing-masing mengangkat 1 karung yang beratnya 27 kg, untuk mengangkut
semua uang itu. Kalau mereka berbaris dengan jarak 1 meter antara tiap orang,
maka mereka akan membentuk barisan sepanjang 8,6 km!
Inilah perbandingan antara dosa /
kesalahan orang lain kepada kita dan dosa kita kepada Allah!
e) Sikap
hamba pertama kepada hamba ke kedua.
Ia menangkap dan mencekik
hamba kedua itu, baru menyuruh orang itu membayar (ay 28). Sekalipun
sikap / kata-kata dari hamba kedua itu (ay 29) sama persis dengan
sikap / kata-kata hamba pertama ketika raja menagih hutangnya (ay 26),
sehingga seharusnya mengingatkannya bahwa ia baru saja mengalami nasib seperti
itu, tetapi ternyata hal itu tidak membuatnya berbelas kasihan kepada
hamba kedua. Ia bahkan melakukan ay 30, yaitu memasukkan
hamba kedua itu ke dalam penjara.
Penerapan:
Setiap kali saudara tidak mau
mengampuni orang lain, saudara melakukan apa yang dilakukan oleh
hamba pertama itu!
f) Pada saat raja tahu hal itu,
hutang hamba pertama diberlakukan kembali (ay 32-34).
Ini tidak boleh diartikan bahwa:
·
Tuhan
memang suka mengungkit dosa yang sudah Dia ampuni.
·
Keselamatan
bisa hilang.
Karena penafsiran seperti itu
bertentangan dengan seluruh Kitab Suci!
Arti yang benar: Sekalipun Tuhan murah
hati, tetapi kalau kita tidak mau mengampuni orang lain, kita tidak diampuni
oleh Tuhan.
Kesimpulan dari perumpamaan ini:
·
dosa kita
sangat besar, kita tidak bisa membayarnya.
·
Tuhan
sudah mengampuni dosa kita.
·
dosa
orang lain kepada kita relatif kecil.
·
kita
harus mau mengampuni orang lain.
·
kalau kita
tidak mau ampuni, kita tidak diampuni!
2) Dari ay 21-22,35, jelaslah
bahwa penekanan utama dari perumpamaan ini adalah: kita harus mau mengampuni
orang lain.
Semua detail-detail yang tidak berhubungan dengan penekanan utama ini,
tidak perlu dibahas dan tidak perlu diperdulikan. Kalau tetap mau dibahas, bisa
menimbulkan ajaran-ajaran yang salah, seperti:
·
dari
ay 31 ditafsirkan bahwa Allah tidak mahatahu, sehingga perlu diberi
informasi.
·
ay 31
berbicara tentang ‘kawan-kawan’. Orang-orang ini tidak punya hutang. Siapa
mereka? Malaikat? Orang suci?
·
dari
ay 27,32-34 ditafsirkan bahwa keselamatan bisa hilang.
Semua ini jelas bukan tujuan dari
perumpamaan ini!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com