Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Orang-orang membawa anak-anak kecil
kepada Yesus. Ini adalah tindakan yang sangat penting! Ada banyak orang tua yang
melalaikan hal ini dan membiarkan anak-anak mereka bertumbuh menjadi dewasa
tanpa pengenalan yang benar dan cukup tentang Kristus. Kalau anak-anak mereka
sudah besar / dewasa dan anak-anak itu hidup brengsek, baru mereka bingung dan
berdoa kepada Tuhan. Seharusnya semua orang tua berusaha membawa anak-anak
mereka sedini mungkin kepada Kristus (bdk. Amsal 22:6).
2) Murid-murid Yesus memarahi
orang-orang yang membawa anak-anak mereka kepada Yesus dan dengan ini
murid-murid itu menghalangi anak-anak untuk datang kepada Yesus.
a) Mungkin sekali motivasi murid-murid
itu baik.
Mereka begitu mencintai Yesus dan
mereka tak mau Yesus terlalu lelah. Tetapi bagaimanapun juga, tindakan mereka
tetap salah! Dan karena itu maka Yesus menjadi marah kepada mereka (Mark 10:14).
Jelas bahwa tindakan yang salah,
sekalipun motivasinya benar, tetap tidak bisa diterima!
b) Meremehkan anak / pelayanan
terhadap anak, jelas merupakan tindakan / sikap yang keliru!
Contoh:
·
gereja
yang tidak mempunyai sekolah minggu, atau yang meremehkan pelayanan sekolah
minggu.
·
orang tua
yang malas untuk mengantar anaknya ke sekolah minggu.
·
orang
kristen yang hanya memberitakan Injil kepada orang dewasa saja, tidak kepada
anak.
c) Menghalangi anak datang kepada
Yesus, lebih-lebih merupakan tindakan yang salah!
Contoh: orang tua yang melarang anak ke
gereja / sekolah minggu dengan alasan:
·
takut
pelajaran sekolahnya mundur.
·
belum
tahu jodohnya agama apa.
1) Yesus mau menerima anak kecil /
bayi [dalam Luk 18:15, NIV/NASB menterjemahkan ‘babies’ (= bayi-bayi), sedangkan KJV/RSV menterjemahkan ‘infants’ (= bayi-bayi)].
Sekalipun saat itu tidak terjadi
baptisan (karena saat itu baptisan Kristen belum ada!), tetapi di sini Yesus
mau menerima anak kecil / bayi yang belum mengerti tentang Dia / belum beriman
kepadaNya, dan ini merupakan salah satu dasar dari baptisan bayi!
2) ‘Orang-orang seperti itu’
(ay 14) adalah orang yang seperti anak kecil, dalam:
·
kerendahan
hati.
·
ketulusan.
·
ketidak-bersandaran
pada diri sendiri.
Sifat-sifat seperti ini penting untuk
bisa percaya kepada Kristus, dan karena itu Yesus berkata bahwa orang-orang
yang seperti anak kecil itulah yang empunya Kerajaan Allah (bdk.
Mark 10:15).
1) Seorang datang kepada Yesus. Ia
kaya dan Luk 18:18 menyebutkan bahwa ia adalah seorang pemimpin. Tetapi
orang itu mau datang kepada Yesus dengan bertelut (Mark 10:17) dan mau
bertanya kepada Yesus. Ini menunjukkan kerendahan hatinya. Ia tidak seperti
orang Farisi dan ahli Taurat yang sombong dan selalu menyerang Yesus.
2) Orang ini kaya dan punya jabatan.
Tetapi ia memikirkan hal-hal rohani, yaitu hidup yang kekal. Ini sesuatu yang
bagus! Banyak orang hanya memikirkan hal-hal duniawi / jasmani saja.
3) Tetapi, orang ini percaya pada
doktrin sesat ‘salvation by works’
(kesela- matan melalui ketaatan / perbuatan baik). Doktrin sesat ini
bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci seperti: Gal 2:16,21 Ef 2:8-9 Fil 3:8-9.
Ingat bahwa kita adalah manusia berdosa
yang tidak bisa berbuat baik. Kalaupun kita bisa berbuat baik, perbuatan baik
kita tidak bisa menghapus dosa-dosa kita. Karena itu janganlah sekali-kali
percaya bahwa saudara bisa selamat / masuk surga dengan usaha saudara berbuat
baik. Kita hanya bisa diselamatkan kalau kita percaya / beriman kepada Yesus
yang sudah mati untuk menebus dosa-dosa kita.
1) Ay 17a. (bdk.
Mark 10:18).
a) Bagian ini sering dipakai untuk
membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Tetapi penafsiran seperti ini jelas
salah karena bertentangan dengan banyak ayat-ayat Kitab Suci yang jelas menunjukkan
bahwa Yesus adalah Allah (Yoh 1:1
Ro 9:5
Tit 2:13 Ibr 1:8 1Yoh 5:20).
b) Penjelasan ay 17a: Tadi,
pemuda itu menyebut Yesus dengan sebutan ‘guru yang baik’ (Mark 10:17). Ini
berarti bahwa sekalipun ia menganggap Yesus itu baik, tetapi Yesus tetap
dianggapnya sebagai manusia biasa. Yesus mengucapkan ay 17a /
Mark 10:18, karena Yesus ingin pemuda itu percaya bahwa Ia baik dan
sekaligus adalah Allah.
2) Ay 17b (bdk.
Im 18:15 Ro 2:13 Ro 10:5).
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Kitab
Suci memang mengajarkan bahwa kalau seseorang mentaati Firman Tuhan, maka ia
akan hidup. Tetapi ketaatan itu haruslah merupakan ketaatan yang sempurna!
(Perhatikan kata ‘segala’ dalam ay 17b). Jelas bahwa tidak mungkin ada
orang yang bisa taat secara sempurna, dan karena itulah maka tidak ada
seorangpun bisa dibenarkan oleh Allah karena ketaatan / perbuatan baiknya
sendiri. Jadi, tujuan Yesus mengucapkan ay 17b, bukanlah untuk mengajarkan
keselamatan / pembenaran melalui ketaatan / perbuatan baik! Tujuan Yesus justru
adalah untuk menyadarkan pemuda itu bahwa ia tidak mungkin mendapatkan hidup
yang kekal dengan usahanya sendiri.
1) Ternyata usaha Yesus untuk
menyadarkan pemuda itu bahwa ia tidak mungkin bisa masuk surga dengan usahanya
sendiri, belum berhasil. Mengapa? Karena pemuda itu adalah orang yang merasa
dirinya benar (self righteous person).
Ini terlihat dari ay 20. Bdk. Mat 5:3.
2) Ay 20 menunjukkan bahwa pemuda
itu mengira bahwa ia sudah taat. Ia merasa dirinya baik. Semua ini terjadi
karena ia buta terhadap dosa-dosanya.
Ketidakmauannya untuk menjual hartanya
dan membagikannya kepada orang miskin (ay 21-22), membuktikan bahwa
sebetulnya ia tidak mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri (ay 19).
1) Perintah Yesus dalam ay 21 ini
tidak berlaku umum, tetapi hanya untuk pemuda ini. Tetapi, andaikata Tuhan
memerintahkan hal ini kepada saudara, maukah saudara taat? Atau saudara akan
meniru pemuda itu?
2) Tujuan perintah Yesus dalam
ay 21: menunjukkan dosa pemuda itu, yaitu adanya ‘allah lain’ dalam diri
pemuda itu, yaitu uang / harta, yang ia cintai lebih dari Allah / sesama
manusia, bahkan lebih dari hidup yang kekal!
Penerapan:
Apakah uang, pekerjaan, study, suami / istri / keluarga, hobby
merupakan allah lain dalam hidup saudara?
Bandingkan dengan Abraham yang mau
mempersembahkan Ishak kepada Allah (Kej 22).
3) Ay 22: pemuda itu menolak
untuk mentaati Yesus, dan ia pergi meninggalkan Yesus dengan sedih.
·
Setiap
orang yang mau percaya dan taat kepada Yesus akan menerima damai dan sukacita,
tetapi orang yang menolak Yesus tidak akan pernah mendapat damai dan sukacita
yang sejati.
·
Ia pergi
dengan sedih, bukan dengan marah. Ini menunjukkan bahwa ia sadar bahwa Yesus
memang benar, tetapi bagaimanapun ia tidak mau menurut. Hartanya menjadi
penghalang bagi dia untuk datang kepada Tuhan / mendapatkan hidup kekal.
4) Pemuda itu hormat kepada Yesus, mau
datang dan bertanya kepada Yesus. Ia mencari hidup kekal, ia orang beragama dan
berusaha taat. Tetapi ia meninggalkan Yesus! Ia terhilang! Banyak orang seperti
dia, mula-mula kelihatan bagus (pergi ke gereja, belajar Kitab Suci, ikut
katekisasi, dibaptis dsb), tetapi akhirnya meninggalkan Yesus. Orang-orang seperti
ini akan terhilang! Jangan saudara menjadi orang seperti itu!
1) Orang kaya masuk surga digambarkan
seperti unta masuk lubang jarum.
Ada yang menganggap penggambaran ini
tidak masuk akal karena ‘unta’ tak ada hubungannya dengan ‘lubang jarum’.
Akhirnya muncul tafsiran-tafsiran seperti ini:
a) Pada tembok kota ada 2 buah pintu,
pintu utama dan pintu sempit. Pada malam hari, pintu utama ditutup dan dikunci.
Orang yang mau keluar / masuk, harus melalui pintu sempit. Pintu ini begitu
kecil / sempit sehingga seorang manusia sukar masuk dengan berjalan tegak. Ada
orang-orang yang mengatakan bahwa pintu ini disebut ‘lubang jarum’.
b) Kata bahasa Yunani untuk ‘unta’
adalah KAMELOS, sedang kata bahasa Yunani untuk kabel / tali / tampar adalah KAMILOS.
Jadi, mungkin yang Yesus maksudkan bukan ‘unta’ tetapi ‘tali / tampar’.
Tetapi, sebetulnya kita tak perlu
melakukan penafsiran seperti ini. Sekalipun ‘unta’ tidak ada hubungannya dengan
‘lubang jarum’, itu bukanlah hal yang aneh. Bandingkan dengan Mat 23:24!
Jadi, penggambaran ini tidak perlu
diubah! Dan artinya adalah: orang kaya sukar sekali, bahkan mustahil, masuk ke
surga.
2) Mark 10:24 (KJV): ‘Children, how hard it is for them that
trust in riches to enter into the kingdom of God’ (= Anak-anak,
alangkah sukarnya bagi mereka yang mempercayai kekayaan untuk masuk ke dalam
Kerajaan Allah).
Ini karena KJV menterjemahkan dari
manuscript yang berbeda. Manuscript yang dipakai oleh KJV ini tidak terlalu
dipercaya, sehingga bagaimanapun terjemahan yang lain (seperti Kitab Suci
Indonesia) lebih diterima. Tetapi, bagaimanapun juga, kontex dan seluruh Kitab
Suci membenarkan penafsiran seperti itu. Jadi, yang dimaksud dengan orang
kaya dalam bagian ini, bukanlah seadanya orang kaya, tetapi orang kaya yang
mengandalkan / percaya / bergantung / mencintai kekayaannya.
3) Mengapa kekayaan adalah sesuatu
yang berbahaya?
a) Kekayaan menyebabkan rasa cukup
sehingga orang yang mempunyainya sering merasa tidak membutuhkan apa-apa,
termasuk tidak membutuhkan Tuhan (bdk. Wah 3:14 Luk 12:16-21).
b) Bdk. Mat 6:21 dimana dikatakan
bahwa dimana harta kita berada, di situ hati kita berada.
c) Kekayaan sering menguasai
pemiliknya.
·
selalu
ingin lebih kaya.
Seseorang mengatakan:
“Enough is always a little more than a man has” (= Cukup itu
selalu sedikit lebih banyak dari yang dipunyai seseorang).
·
mendewakan
uang.
d) Kekayaan memberi lebih banyak
pencobaan / kesempatan untuk jatuh ke dalam dosa, misalnya piknik pada hari
minggu sehingga tidak pergi ke kebaktian, nonton bioskop sehingga tidak ke
Pemahaman Alkitab, pergi ke pelacuran, punya istri lebih dari satu, dsb.
4) Sekalipun bagian ini berkata bahwa
orang kaya sukar masuk surga, kita tidak boleh menarik kesimpulan bahwa orang miskin
akan masuk surga secara otomatis. Kalau saudara tidak percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, maka saudara akan masuk neraka,
baik saudara kaya maupun saudara miskin!
5) Ay 25: Ajaran Yesus membuat
gempar!
Ajaran yang bikin gempar tidak mesti
salah! Bandingkan dengan ajaran Reformed tentang Providence of God yang saya ajarkan.
6) Ay 26: ini menekankan bahwa
persoalan keselamatan sepenuhnya tergantung kepada Tuhan! Ini cocok dengan
ajaran Calvinisme / Reformed!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com