Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Penjelasan tentang hal-hal yang
kelihatannya bertentangan:
Dalam ay 2,7 diceritakan tentang:
‘keledai betina’ dan ‘anaknya’. Dalam bahasa Yunani disebuntukan ONON (= a donkey / keledai) dan POLON (= a colt / anak keledai).
Dalam Mark 11:2 diceritakan
tentang ‘keledai muda yang belum pernah ditunggangi’. Dalam bahasa Yunaninya
disebutkan POLON (= a colt). Istilah
Yunani yang sama terdapat lagi dalam Mark 11:4,7.
Dalam Luk 19:30 juga diceritakan
tentang ‘keledai muda yang belum pernah ditunggangi’. Dalam bahasa Yunaninya
juga digunakan istilah POLON (= a colt).
Istilah Yunani yang sama terdapat dalam Luk 19:33
Dalam Yoh 12:14 diceritakan
tentang ‘keledai muda’. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan ONARION (= young donkey - NIV/NASB). Tetapi
Yoh 12:14 itu menggenapi nubuat yang dikutip dalam Yoh 12:15, dan
dalam Yoh 12:15 itu disebutkan ‘anak keledai’. Dalam bahasa Yunaninya
digunakan istilah POLON ONOU (= a
donkey’s colt - NIV/NASB).
a) Matius menceritakan tentang 2
binatang, yaitu keledai dan anaknya. Tetapi Markus, Lukas maupun Yohanes hanya menceritakan tentang 1 binatang,
yaitu anak keledai.
Pengharmonisan: sebetulnya ada 2
binatang, tetapi Markus, Lukas dan Yohanes hanya menyoroti salah satu saja,
yaitu anak keledainya, karena binatang itulah yang ditunggangi oleh Yesus.
b) Tetapi
betulkah Yesus menunggangi anak keledainya, bukan induknya?
Kalau dilihat dari Markus, Lukas maupun
Yohanes, maka jelas sekali Yesus naik anak keledai, karena memang mereka
bertiga hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!
Tetapi dalam Mat 21:7, Kitab Suci
Indonesia menterjemahkan: “Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya,
lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya”.
Tetapi terjemahan ini tidak tepat. Seharusnya adalah seperti terjemahan dari
NIV yang berbunyi sebagai berikut: “they
brought the donkey and the colt, placed their cloaks on them, and Jesus sat on
them” (= mereka membawa keledai dan anaknya, meletakkan pakaian-pakaian
mereka pada mereka, dan Yesus duduk pada mereka).
Dari ayat ini kelihatannya Matius
menceritakan bahwa Yesus menaiki kedua binatang itu!
Pengharmonisan: ada beberapa
kemungkinan:
·
Calvin,
dalam tafsirannya tentang Yoh 2:14 berkata:
“When Matthew says that Christ sat upon a she-ass and her
colt, we ought to view it as a synecdoche” (= Ketika Matius mengatakan bahwa Kristus
duduk di atas keledai betina dan anaknya, kita harus memandangnya sebagai suatu
synecdoche).
Catatan: synecdoche adalah gaya bahasa
dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya, seluruhnya mewakili
sebagian.
·
Kata Yunani
yang diterjemahkan ‘on them’ (= pada
mereka) adalah EP AUTON (menggunakan huruf omega atau o panjang). Ada yang
berkata bahwa seharusnya kata Yunaninya adalah EP AUTON (menggunakan huruf
omikron atau o pendek) yang berarti ‘on
it’ (= padanya).
·
Kata ‘them’ (= mereka) dalam Mat 21:7
itu bukan menunjuk kepada ‘keledai dan anaknya’, tetapi menunjuk kepada
‘pakaian-pakaian yang diletakkan pada anak keledai’.
Bandingkan dengan terjemahan NASB: “and brought the donkey and the colt and
laid on them their garments, on which he sat” (= dan membawa keledai dan
anaknya dan meletakkan pada mereka pakaian-pakaian, di atas mana Ia duduk).
Dengan demikian, maka Matius tidak
memaksudkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu! Itu memang sesuatu
yang mustahil! Yesus hanya naik pada anak keledainya.
c) Kalau Yesus memang naik anak
keledainya saja, lalu bagaimana dengan Mat 21:5 yang mengatakan: “...
mengendarai seekor keledai (= ONON), seekor keledai beban yang muda”?
NIV: “a colt (= POLON), the foal
of a donkey” (= colt / POLON,
anak dari keledai).
Dalam KJV diterjemahkan: “and sitting upon an ass, and a colt
the foal of an ass” (= dan duduk pada keledai, dan colt anak dari
keledai).
Jadi, ay 5 ini lagi-lagi
kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu!
Juga Zakh 9:9 (yang dikutip oleh
Mat 21:5), secara hurufiah berbunyi sebagai berikut: “and riding on a donkey, and on a colt foal of a donkey” (=
dan naik seekor keledai, dan pada colt anak dari keledai).
Penjelasan:
Kata VE dalam bahasa Ibrani, maupun
kata KAI dalam bahasa Yunani, memang bisa diterjemahkan ‘and’ (= dan), tetapi juga bisa diterjemahkan ‘even / that is / namely’ (= yaitu).
Kalau dalam Mat 21:5 dan
Zakh 9:9 kata-kata itu diterjemahkan ‘even
/ that is / namely’, maka jelas ayat-ayat itu tak menunjukkan bahwa Yesus
menunggangi kedua binatang itu!
Bandingkan dengan terjemahan
Mat 21:5 versi NASB: “... and
mounted on a donkey, even on a colt, the foal of a beast of burden”
(= ... dan naik keledai, yaitu pada colt, anak dari binatang beban).
2) Tentang keledai dan anaknya itu,
Jerome menafsirkan bahwa:
·
Keledai
adalah lambang bangsa Israel. Keledai itu terikat, menggambarkan Israel
terikat oleh hukum Taurat.
·
Anak
keledai menggambarkan bangsa-bangsa non Yahudi. Anak keledai itu tidak terikat,
menggambarkan mereka tidak mempunyai hukum Taurat.
·
Yesus
menyuruh rasul-rasul untuk mengambil keledai dan anaknya, lalu Yesus naik di
atas mereka. Semua ini menggambarkan bahwa Yesus memanggil orang Yahudi maupun
non Yahudi melalui rasul-rasul, dan orang-orang Yahudi maupun non Yahudi itu
tunduk kepada Yesus.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
¨
Ini
adalah bagian yang bersifat hurufiah, bukan allegory (lambang), sehingga tidak
boleh diartikan secara lambang.
¨
Kalau
keledai itu adalah lambang dari bangsa Israel, maka pasti Markus, Lukas dan
Yohanes juga menceritakan tentang keledai itu. Tetapi kenyataannya, mereka
hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!
3) Dalam ay 6 terlihat bahwa
murid-murid taat pada perintah Yesus itu, padahal ada resiko mereka akan
dituduh sebagai pencuri!
Penerapan:
Maukah saudara taat kepada Tuhan
sekalipun ada resiko? Misalnya:
·
kalau
kejujuran bisa menyebabkan saudara rugi, maukah saudara tetap jujur?
·
sekalipun
ada resiko saudara bakal tidak punya uang cukup untuk kehidupan saudara, maukah
saudara tetap memberikan persembahan perpuluhan?
·
meskipun
ada resiko kehujanan, maukah saudara tetap pergi ke Kebaktian / Pemahaman
Alkitab?
·
meskipun
pekabaran Injil bisa menyebabkan saudara dibenci, dihina dan bahkan berurusan
dengan polisi, maukah saudara tetap memberitakan Injil?
·
kalau di
dalam membela / menegakkan kebenaran, saudara bisa dipecat dari pekerjaan
saudara, maukah saudara tetap melakukannya?
4) Apa yang dilakukan oleh orang-orang
ini dalam ay 8, merupakan penghormatan bagi seorang raja. Bandingkan
dengan apa yang dilakukan oleh banyak orang terhadap Yehu
(2Raja-raja 9:13).
Orang banyak ini menyambut /
menghormati Yesus sebagai raja. Tetapi sebentar lagi mereka juga yang berteriak: “Salibkan Dia!”
(Mark 15:13-14).
Dari sini kita seharusnya belajar untuk
tidak terlalu cepat senang / percaya melihat adanya orang-orang yang ‘bertobat
dan menjadi orang kristen’! Sikap terlalu cepat percaya pada kekristenan
seseorang menyebabkan kita tidak lagi memberitakan Injil kepadanya, padahal
mungkin ia sebetulnya masih membutuhkan Injil, karena ia belum sungguh-sungguh
bertobat.
5) Dalam ay 9 ada kata ‘Hosanna’.
Ini sebetulnya berasal dari kata
Ibrani HOSIANA yang berarti ‘save now’
(= selamatkanlah sekarang).
Kata-kata dalam ay 9 itu diambil
dari Maz 118:25-26. Maz 118:25 oleh NIV diterjemahkan sebagai berikut: “O LORD, save us” (= Ya TUHAN, selamatkanlah kami).
Secara hurufiah, terjemahannya seharusnya adalah:
“O LORD save now” (= Ya TUHAN
selamatkanlah sekarang).
Jadi dari artinya, terlihat bahwa kata
‘Hosanna’ ini sebetulnya merupakan suatu istilah dalam doa / permohonan.
Tetapi akhirnya, kata ini menjadi suatu istilah yang menyatakan sukacita dan
pujian kepada Tuhan, dan karena
itulah maka pada saat itu lalu diucapkan kepada Yesus (Bandingkan dengan
kata-kata: “God save the king / queen”).
6) Hal-hal yang penting dalam cerita
ini:
a) Apa yang Yesus lakukan di sini
merupakan proklamasi besar-besaran bahwa Ia adalah Mesias / Raja (ay 4-5 bdk. Zakh 9:9 yang merupakan
nubuat tentang Mesias / Raja).
Yesus berulangkali melarang
murid-muridNya memberitakan bahwa Ia adalah Mesias, karena saat itu belum waktunya. Tetapi sekarang,
pada saat waktunya sudah tiba, Ia sendiri memberitakan hal itu secara
besar-besaran. Dikatakan ‘secara besar-besaran’ karena Ia melakukan hal itu di
Yerusalem, dan Ia melakukannya menjelang Paskah (Ini Paskah Perjanjian Lama,
yaitu peringatan keluarnya Israel dari Mesir) dimana semua orang Yahudi pergi
ke Yerusalem.
b) Tindakan Yesus ini menyebabkan
rakyat menyambut dengan antusias. Ini menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi makin
marah dan membenci Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus. Hal ini pasti
disadari oleh Yesus, tetapi Ia melakukannya dengan sengaja, supaya Rencana
Allah tentang kematianNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita bisa
terlaksana. Jadi, sebetulnya bagian ini penting sekali, karena tanpa adanya hal
ini, Rencana Allah tentang penebusan dosa manusia tidak akan terlaksana.
c) Tindakan Yesus ini juga dimaksudkan
untuk menunjukkan kesalahan konsep Yahudi tentang Mesias (Orang Yahudi
beranggapan bahwa Mesias adalah seorang raja duniawi). Karena itulah maka Yesus
masuk ke Yerusalem menggunakan seekor keledai, bukan seekor kuda atau jerapah (bandingkan
dengan ajaran Theologia Kemakmuran yang mengharuskan orang kristen menjadi kaya
sehingga bisa naik mobil mewah!).
Apa artinya naik keledai?
·
William
Barclay mengatakan bahwa keledai bukanlah binatang tunggangan yang hina.
Keledai juga dipakai oleh raja / pemimpin, tetapi dipakai dalam keadaan damai
(Hak 5:10 & 10:4). Sedangkan kuda dipakai dalam keadaan perang. Jadi,
Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Raja dengan menunggang keledai, menunjukkan
diriNya sebagai Raja damai.
·
Calvin:
Yesus naik keledai, bukan kuda. Disamping itu keledainya keledai pinjaman. Lagi
pula keledainya tidak punya pelana sehingga harus dialasi dengan pakaian. Ini
semua menunjukkan kemiskinan dan kerendahan hati.
Saya lebih menyetujui penafsiran ini,
karena lebih cocok dengan kontex (kata ‘lemah lembut’ dalam ay 5, dalam
bahasa Yunaninya adalah PRAUS. Ini adalah kata yang sukar sekali diterjemahkan.
Tetapi salah satu arti dari kata itu adalah ‘rendah hati’).
Dengan demikian, terlihat dengan jelas
bahwa sekalipun Yesus di sini menyatakan
diri sebagai Mesias / Raja, tetapi Ia sekaligus menunjukkan bahwa diriNya
bukanlah raja duniawi, dan kerajaanNya bukanlah kerajaan duniawi! Kita semua
mempunyai seorang Raja yang bukan raja duniawi. Jadi, patutkah kalau kita hidup
untuk dunia?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com