Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Dalam Mat 21:23 dikatakan
bahwa para imam dan tua-tua Yahudi mendatangi Yesus ‘ketika Ia mengajar’.
Ini sama dengan Luk 20:1, tetapi
berbeda dengan Mark 11:27 yang mengatakan ‘ketika berjalan di Bait Allah’.
Pengharmonisan:
2) Para tokoh Yahudi itu
mempertanyakan dengan kuasa mana Yesus melakukan ‘hal-hal itu’.
Yang dimaksud dengan ‘hal-hal itu’
mencakup beberapa hal:
3) Mereka tidak mempedulikan apakah
ajaran Yesus itu baik / benar / sesuai Kitab Suci atau tidak. Yang mereka
persoalkan adalah: atas otoritas siapa Yesus bertindak / mengajar (karena
secara resmi Yesus bukan imam / ahli Taurat). Jadi, dengan kata lain, mereka
mau menjalankan organisasi yang strict / ketat tanpa mempedulikan apakah hal
itu menghambat kebenaran atau tidak.
Penerapan:
*
dengan
melarang orang awam berkhotbah, padahal orang itu mempunyai karunia berkhotbah
dan mempunyai pengajaran yang baik.
*
dengan
menentukan bahwa pendeta harus punya gelar S.Th. padahal ada orang yang hanya
mempunyai gelar B.Th. / Sm.Th. tetapi mempunyai karunia dan ajaran yang baik.
4) Pertanyaan para imam dan tua-tua
ini merupakan pertanyaan tolol. Orang yang hanya berusaha untuk mencari-cari
kesalahan orang lain, memang sering bertindak tolol!
Mujijat-mujijat yang Yesus lakukan
(ay 14) sebetulnya jelas membuktikan keilahian Yesus, dan itulah
otoritasNya!
5) Pertanyaan yang mereka ajukan itu
sebetulnya merupakan pertanyaan yang penting, asal diajukan dengan motivasi
yang baik! Pertanyaan itu perlu ditanyakan kepada:
1) Yesus tidak menjawab pertanyaan
mereka secara langsung, tetapi Ia menjawab mereka dengan balas memberikan pertanyaan.
2) Yesus bertanya tentang Yohanes
Pembaptis karena Yohanes Pembaptis mengakui Yesus sebagai Anak Allah
(Yoh 1:32-34). Jadi, kalau mereka mengakui bahwa Yohanes Pembaptis dari
Allah, maka mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga tentu
mempunyai otoritas untuk melakukan apa yang Ia lakukan.
3) Kata-kata ‘baptisan Yohanes’ dalam
ay 25 adalah suatu synecdoche (suatu gaya bahasa dimana yang sebagian
mewakili seluruhnya). Jadi, yang dimaksudkan adalah seluruh pelayanan Yohanes
Pembaptis. Dengan kata lain, Yesus menanyakan apakah Yohanes Pembaptis adalah
seorang nabi / pelayan Tuhan atau bukan.
1) Kesalahan mereka:
a) Ini jelas adalah pragmatism, yaitu
suatu ajaran yang hanya mementingkan hasil akhir, tanpa mempedulikan benar
tidaknya jalan yang ditempuh untuk mencapai hasil akhir tersebut.
Banyak orang mempraktekkan Pragmatism.
Contoh:
·
orang
yang ngerpek, menyuap guru, membeli soal ujian, asal bisa lulus.
·
orang
yang bekerja / berdagang dengan menghalalkan segala cara, asal mendapat untung.
Tetapi orang kristen jelas tidak
dibenarkan menganut paham seperti ini!
b) Minat mereka bukan mengucapkan apa
yang benar, tetapi apa yang menguntungkan mereka. Tetapi, apakah saudara tidak
pernah berbuat seperti ini? Dalam bekerja, dagang dsb?
c) Mereka adalah orang yang menekankan
taktik / politik / kebijaksanaan duniawi sehingga tidak mempedulikan kebenaran.
William Barclay: “If a man consults expediency rather than
principle, his question will be, not, ‘what is the truth?’, but, ‘what is it
safe to say?’. .... If a man knows the truth, he is under obligation to tell
it, though the heavens should fall”
(= kalau seseorang mempersoalkan keuntungan / manfaat lebih dari prinsip,
pertanyaannya bukanlah ‘apakah kebenaran?’, tetapi ‘apa yang aman untuk
dikatakan?’. ... Kalau seseorang mengetahui kebenaran, ia wajib untuk
mengatakannya sekalipun langit harus runtuh).
Penerapan:
Dalam pengadilan terdakwa / saksi
disumpah untuk mengucapkan ‘the truth, the whole truth, and nothing but the
truth’ (= kebenaran, seluruh kebenaran, dan tak ada yang lain kecuali
kebenaran). Orang kristen harus belajar untuk berbicara seperti itu, dalam
kehidupan sehari-hari!
2) Mereka takut kepada orang banyak,
tetapi tidak kepada Allah, sehingga mereka berani berdusta. Ini salah! Bandingkan
dengan Mat 10:28!
1) Di sini ada suatu textual problem (ada perbedaan antara
manuscript-manuscript bahasa Yunani).
a) Kitab
Suci Indonesia / NASB.
Anak I: berkata ya, tetapi tak pergi.
Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya
pergi.
Yang lebih baik: yang terakhir.
b) KJV
/ RSV / NIV.
Anak I: berkata tidak, tetapi akhirnya
pergi.
Anak II: berkata ya, tetapi tidak pergi.
Yang lebih baik: yang pertama.
Sukar untuk ditentukan yang mana yang
benar.
Dalam pembahasan di bawah ini saya
mengikuti Kitab Suci Indonesia!
2) Anak I: berkata ya, tetapi tidak
pergi (ay 29).
a) Dalam
NIV, jawabannya adalah: ‘I will, sir’ (= Aku mau, tuan).
Untuk kata ‘sir’ digunakan kata
bahasa Yunani KURIOS.
Jadi, jawaban anak itu kelihatannya
sopan sekali!
b) Anak itu belum tentu berdusta.
Mungkin sekali pada saat ia memberikan jawaban itu, ia betul-betul mau pergi,
tetapi kemudian ia tak mempunyai kekuatan, kemauan, keteguhan hati untuk
melaksanakan janjiNya (bandingkan dengan orang-orang yang dengan sungguh-sungguh
berjanji dalam KKR, Camp, Retreat dsb, tetapi lalu tak melaksanakan janji
itu).
c) Siapa
yang dimaksud dengan anak I?
Kata ‘kamu’ dalam ay 31, jelas
menunjuk pada para tokoh Yahudi dalam ay 23! Mereka, secara lahiriah,
bersikap seolah-olah selalu mau taat kepada Tuhan, tetapi ternyata mereka
tidak taat!
3) Anak II: berkata tidak, tetapi
akhirnya pergi (ay 30).
a) Jawaban ‘aku tidak mau’ ini sangat
kasar / tidak sopan sama sekali, menggambarkan orang yang tidak peduli / tidak
menghormati hukum-hukum Tuhan.
b) Kata
‘menyesal’ seharusnya adalah ‘bertobat’.
c) Akhirnya
ia pergi / taat pada perintah bapanya.
d) Yang dimaksud dengan anak II ini
adalah para pelacur dan pemungut cukai (ay 31-32).
Mula-mula mereka adalah orang-orang
yang bejad yang tak mempedulikan hukum-hukum Tuhan. Tetapi mereka lalu bertobat
dan mau taat.
4) ‘mendahului kamu masuk ke dalam
Kerajaan Allah’ (ay 31).
Artinya:
Jadi dengan perumpamaan ini Yesus
membandingkan para tokoh agama yang selalu menganggap diri mereka baik itu,
dengan para ‘sampah masyarakat’ yang mau bertobat, dan Yesus berkata bahwa para
‘sampah masyarakat’ yang telah bertobat itu, lebih baik dari mereka. Jelaslah
bahwa perumpamaan ini merupakan teguran / serangan yang keras sekali terhadap para
tokoh agama itu!
5) Penerapan untuk jaman ini.
Ada orang-orang yang dulu tak peduli
pada Yesus, gereja, kekristenan, dosa dsb. Tetapi mereka akhirnya bertobat dan
menjadi orang kristen yang baik.
Ada juga orang-orang yang dari kecil
sudah menjadi ‘orang kristen’, sudah dibaptis, sudah pergi ke gereja dsb.
Mereka kelihatan bagus, tetapi sebetulnya mereka belum percaya, mereka tidak
cinta Tuhan, tak mentaati Tuhan dsb.
Renungkan: saudara termasuk golongan yang mana?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com