Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ay 1: ‘Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama
...’.
a) Bagian ini adalah suatu perumpamaan, dan dalam
menafsirkan suatu perumpamaan, yang perlu diperhatikan adalah tujuan /
penekanan utama dari perumpamaan itu. Sedangkan detail‑detail / hal yang kecil-kecil hanya boleh ditafsirkan kalau detail‑detail itu sesuai dengan arah
dari tujuan / penekanan utama perumpamaan itu. Detail‑detail yang tidak sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan
utama perumpamaan, harus diabaikan.
Dalam perumpamaan ini terlihat jelas bahwa
tujuan / penekanan utama dari perumpamaan ini adalah supaya kita semua bersiap
sedia / berjaga‑jaga menghadapi akhir jaman / kedatangan Yesus yang kedua
kalinya (ay 13).
Detail‑detail yang tidak sesuai dengan tujuan
perumpamaan, misalnya: apa arti pelita, minyak, buli‑buli, penjual minyak,
bilangan 10, bilangan 5 dsb. Ini semua harus diabaikan!
Memang ada banyak orang yang menafsirkan bahwa
‘minyak’ adalah Roh Kudus. Kalau ditinjau sepintas lalu, kelihatannya cocok,
karena 5 gadis yang bijaksana mempunyai minyak dan ini menggambarkan orang
kristen sejati yang mempunyai Roh Kudus, sedangkan 5 gadis yang bodoh
tidak mempunyai minyak, menggambarkan orang kristen KTP yang tidak mempunyai
Roh Kudus. Tetapi kalau kita perhatikan lebih seksama, terlihat bahwa
penafsiran ini tidak bisa dipertahankan, karena:
·
kelima gadis yang bodoh itu
bukan tidak pernah mempunyai minyak, tetapi mereka kehabisan minyak
(ay 8). Ini tentu tidak bisa diartikan sebagai orang yang kehabisan Roh
Kudus / ditinggal oleh Roh Kudus, karena ini akan bertentangan dengan
Yoh 14:16 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus akan tinggal diri orang percaya
selama‑lamanya.
·
kalau minyak menggambarkan Roh
Kudus, lalu apa artinya cadangan minyak yang dibawa oleh 5 gadis yang bijaksana
itu? Apa artinya buli‑buli tempat minyak itu? Apa artinya membeli minyak? Apa
artinya penjual minyak?
b) Kata‑kata ‘hal Kerajaan Sorga’ menunjukkan bahwa bagian
ini berkenaan dengan gereja / lingkungan kristen (baik asli maupun palsu),
tetapi tidak berhubungan dengan orang kafir total yang ada diluar lingkungan
kristen.
Jadi, 5 gadis yang bijaksana menggambarkan
orang kristen yang sejati, dan 5 gadis yang bodoh menggambarkan orang kristen
KTP.
Bahwa 5 gadis yang bodoh itu tidak
menggambarkan orang kafir total, juga terlihat dari fakta bahwa mereka juga mau
menyambut kedatangan mempelai laki‑laki yang jelas merupakan gambaran dari
Tuhan Yesus.
2) Sekalipun bagian ini mempunyai tujuan / penekanan yang
sama dengan Mat 24:45‑51, tetapi dalam bagian ini ada hal‑hal tambahan,
yaitu:
a) Dalam bagian ini ditekankan perlunya ketekunan
dalam bersiap sedia menghadapi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Tindakan bersiap sedia yang tidak disertai ketekunan sampai akhir, adalah sia‑sia!
Ada 2 macam penafsiran tentang kata‑kata ‘tidak
membawa minyak’ dalam ay 3:
·
William Hendriksen
menafsirkan bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukan sekedar tidak membawa cadangan
minyak, tetapi sama sekali tidak membawa minyak. Jadi mereka hanya membawa pelita yang kosong. Ia juga
berkata bahwa ay 7 merupakan saat pertama kalinya 10 gadis itu mau
menyalakan pelita mereka.
·
Mayoritas penafsir
menafsirkan bahwa 5 gadis bodoh itu mempunyai minyak dalam pelita mereka,
tetapi tidak membawa cadangan minyak.
Bahwa ini merupakan pandangan yang benar,
terlihat dengan jelas dari ay 8 dimana 5 gadis bodoh itu berkata: ‘pelita
kami hampir padam’ (bdk. NIV / NASB: ‘our
lamps are going out’).
Jadi jelaslah bahwa 5 gadis yang bodoh itu juga
mengadakan persiapan, tetapi karena tidak bisa bertekun sampai akhir, maka
semua persiapan mereka sia‑sia sama sekali. Ini menunjukkan bahwa orang kristen
yang bersiap sedia, tetapi tidak bertekun sampai akhir, akan binasa!
Catatan: Ini
tidak bertentangan dengan doktrin Perseverance
of the Saints, karena nanti akan kita lihat bahwa 5 gadis bodoh ini
melakukan persiapan yang tidak memadai, dan itu menunjukkan bahwa mereka bukan
orang kristen sejati. Juga Kitab Suci menunjukkan bahwa orang yang tidak
bertekun sampai akhir, memang bukan orang kristen yang sejati
(Yoh 8:31 1Yoh 2:19).
Jadi, mereka bukannya kehilangan keselamatan, tetapi mereka memang tidak pernah
selamat!
Penerapan:
Apakah saudara bertekun dalam mencari Firman Tuhan,
mentaati Firman Tuhan / menguduskan diri, berbakti kepada Tuhan, berdoa,
melayani Tuhan dan memberitakan Injil?
Atau saudara sering malas dalam melakukan hal‑hal itu? Kalau ya,
bertobatlah dan bertekunlah, atau semua itu akan sia‑sia belaka!
b) Adalah mungkin bagi seseorang untuk melakukan persiapan
yang tidak / kurang memadai! Ingat bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukannya tidak
melakukan persiapan sama sekali. Mereka melakukan persiapan, yaitu membawa
pelita dengan minyak di dalamnya. Tetapi persiapan mereka tidak memadai karena
mereka tidak membawa cadangan minyak.
Kesalahan mereka terletak bukan pada apa yang
mereka lakukan (kontras dengan Mat 24:49 dimana kesalahan hamba itu
terletak pada apa yang ia lakukan), tetapi pada apa yang tidak mereka lakukan
(dosa pasif)!
Penerapan:
·
Jangan sekali‑kali membatasi
persiapan saudara dengan pemikiran bahwa apa yang saudara lakukan itu sudah
cukup! Misalnya: sudah cukup saya ke gereja pada hari minggu, saya tidak perlu
ikut Pemahaman Alkitab. Atau, sudah cukup saya ikut Kebaktian dan Pemahaman
Alkitab, saya tidak perlu ikut Persekutuan Doa, dsb. Bisa saja itu sudah cukup
dalam pandangan saudara, tetapi tidak memadai dalam pandangan Allah!
·
Hati‑hatilah dengan dosa
pasif, yaitu dosa dimana saudara tidak me-lakukan apa yang seharusnya saudara
lakukan. Contoh: tidak berdoa untuk gereja (bdk. 1Sam 12:23), tidak
memberitakan Injil, dsb
3) Ay 5: ‘mempelai itu lama tidak datang‑datang juga’.
Dalam Kitab Suci terdapat:
a) Bagian‑bagian yang menunjukkan bahwa Yesus akan segera
datang keduakalinya, seperti Wah 3:11
22:20.
b) Bagian‑bagian yang menunjukkan bahwa Yesus tidak akan
segera datang / kedatangan Yesus untuk keduakalinya masih lama (ditinjau dari
saat itu, yaitu abad I), seperti Mat 24:6‑8,14 Mat 25:5,19
Luk 19:11‑12 2Tes 2:1‑8.
Bagian‑bagian ini tidak bertentangan satu sama
lain, karena Tuhan tidak terbatas oleh waktu (bdk. 2Pet 3:8). Ini adalah
sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan / mengerti, karena ini adalah sesuatu
yang melampaui akal kita.
4) Ay 5: ‘mereka semua lalu tertidur’.
Ada bermacam‑macam penafsiran tentang bagian
ini:
a) Ada yang menafsirkan ‘tidur’ di sini dalam arti negatif
/ jelek, yaitu bahwa mereka tidak / kurang berjaga‑jaga.
Ini disebabkan karena ‘tidur’ memang sering
mempunyai arti seperti itu (bdk. Mat 26:40 Mark 13:36 1Tes
5:6‑7).
Tetapi, bagaimanapun juga, terlihat dengan
jelas bahwa penafsiran ini tidak sesuai dengan seluruh perumpamaan, karena
dalam perumpamaan itu 5 gadis yang bijaksana, yang menggambarkan orang kristen
sejati yang bersiap sedia menghadapi kedatangan Yesus yang keduakalinya, ikut
tertidur. Dan mempelai laki‑laki tidak mengecam mereka karena hal itu. Juga,
dalam perumpamaan ini, ketidaksiapan digambarkan dengan ‘tidak dibawanya
cadangan minyak’, bukan dengan ‘tidur’.
b) Ada juga yang menafsirkan bahwa ‘tidur’ berarti ‘mati’,
dan ay 6‑7 menunjuk pada kebangkitan orang mati (bdk. Yoh 5:28‑29).
Ini juga jelas merupakan penafsiran yang salah,
karena penafsiran ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa semua orang sudah
mati pada saat Yesus datang keduakalinya, dan ini bertentangan dengan bagian‑bagian
Kitab Suci yang menunjukkan bahwa pada saat Yesus datang keduakalinya masih ada
orang‑orang (baik Kristen maupun kafir) yang masih hidup (bdk. 1Tes 4:17 Wah 6:15‑17).
c) Calvin menafsirkan bahwa ‘tidur’ di sini menunjuk pada
‘pekerjaan duniawi / sehari‑hari’ (‘earthly
occupation’).
Sekalipun seseorang betul‑betul berjaga‑jaga
terhadap kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetapi tidak mungkin ia hanya
berjaga‑jaga (terus menerus berdoa, belajar Firman Tuhan, melayani Tuhan,
memberitakan Injil, dsb, dan membuang pekerjaan sehari‑harinya).
Jadi, sekalipun kita berjaga‑jaga, kita boleh
tetap melakukan pekerjaan kita sehari‑hari.
Bandingkan dengan sekelompok orang Kristen di
Korea yang percaya bahwa Yesus akan datang kembali pada Oktober 1992, yang lalu
mem-buang pekerjaannya, menjual rumahnya, bahkan menggugurkan kandungannya,
dan lalu berkumpul di suatu tempat hanya untuk menunggui kedatangan Yesus yang
keduakalinya. Ini jelas merupakan tindakan extrim yang tidak bisa dibenarkan!
d) ’Tidur’ bisa diartikan secara positif, yaitu sebagai
suatu tindakan yang bertujuan untuk mengumpulkan tenaga dan kesegaran untuk
penyambutan mempelai dan pesta nanti.
Jadi, ‘berjaga‑jaga senantiasa’ tidak berarti
bahwa kita tidak boleh relax, istirahat, santai, cuti dsb. Semua ini boleh
dilakukan asal dengan tujuan supaya kita bisa berjaga‑jaga / hidup lebih baik
bagi Tuhan (bdk. 1Kor 10:31).
Illustrasi:
busur panah yang tidak dipakai harus dikendurkan dengan tujuan, kalau nanti
dipakai busur itu akan ada dalam kondisi yang baik!
5) Ay 8‑12:
a) Para gadis bodoh itu meminta minyak (ay 8), dan lalu
berusaha untuk membeli minyak (ay 10), tetapi akhirnya ditolak untuk masuk ke
pesta!
Ini merupakan peringatan bagi pertobatan yang
terlambat!
Ada penafsir yang mengatakan:
·
“Diligence
in the future can not atone for negligence in the past” (= kerajinan di kemudian hari tidak bisa menebus kelalaian pada masa
lalu).
·
“Lost
opportunities never return” (= kesempatan‑kesempatan yang hilang /
disia‑siakan tidak pernah akan kembali / terulang).
Penerapan:
Jangan menunda persiapan saudara! Lakukanlah sekarang,
sebelum semuanya terlambat! Dan kalau saudara mau rajin / giat bagi Tuhan,
rajinlah / giatlah sekarang! Besok mungkin sudah terlambat!
b) Gadis‑gadis yang bijaksana tidak mau memberi minyak (ay
9).
Ini bukan merupakan egoisme, tidak kasih dsb! Memang
ada hal‑hal yang tidak bisa kita berikan / bagikan kepada orang lain, seperti
iman, keselamatan (bdk. Kel 32:31-32
Ro 9:3), ketaatan, hubungan / persekutuan dengan Tuhan, persiapan
menghadapi kedatangan Yesus yang keduakalinya, dsb.
Dalam ajaran Roma Katolik dipercaya adanya
orang‑orang suci yang hidup melampaui standard Tuhan, sehingga mempunyai
kelebihan perbuatan baik. Perbuatan baik yang lebih itu lalu disimpan di suatu
tempat dan lalu oleh Paus dibagikan kepada orang‑orang yang ‘kekurangan perbuatan
baik’ supaya merekapun bisa masuk surga. Kalau memang ajaran ini benar, maka
pasti dalam perumpamaan ini 5 gadis yang bijaksana itu bisa dan mau memberikan
minyaknya kepada para gadis yang bodoh supaya 5 gadis bodoh itupun bisa ikut
pesta!
Ingat baik-baik bahwa Kitab Suci mengajarkan
bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri
(Ro 14:12 Yeh 18:20) dan
karena itu jangan harap saudara bisa ‘nunut’ pada persiapan orang lain! Saudara
sendiri harus bersiap sedia menghadapi kedatangan Yesus yang kedua-kalinya!
c) Para gadis bodoh itu mengetok pintu tetapi ditolak (ay
11‑12 bdk. Luk 13:25).
Pada saat itu, kata‑kata Tuhan Yesus yang
berbunyi ‘Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu’ (Mat 7:7) tidak berlaku bagi orang-orang itu!
Semua
orang yang dalam selama hidupnya mengabaikan ketokan Tuhan Yesus pada pintu
hati mereka (bdk. Wah 3:20), pada akhir jaman akan mengalami penolakan
pada saat mereka mengetok pintu Kerajaan Sorga! Seseorang mengatakan:
“Those who refused to accept the invitation
to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’” (= mereka yang
menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah
untuk ‘pergi / enyah’).
d) Ay 12:
‘aku tidak mengenal kamu’.
NIV: ‘I
don’t know you’. Ini ada dalam present
tense!
Tetapi dalam Mat 7:23, NIV menterjemahkan ‘I never knew you’ (= Aku tidak pernah
mengenal kamu), yaitu dalam past tense!
Jadi, kalau pada saat itu Yesus tidak mengenal
saudara, itu menunjukkan bahwa Ia memang tidak pernah mengenal saudara! Kalau
Yesus pernah mengenal saudara, Ia pasti akan mengenal saudara selama‑lamanya!
Penerapan:
Boleh jadi semua orang
mengenal saudara sebagai orang kristen. Tetapi yang penting adalah: apakah Yesus
mengenal saudara? Apakah saudara sudah pernah datang kepadaNya, menerimaNya
sebagai Juruselamat pribadi dan sebagai Tuhan saudara, dan apakah saudara
mempunyai hubungan pribadi dengan Dia?
-AMIN-