Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Penjelasan
hal-hal tertentu:
a) Dalam
ay 19 dikatakan ‘murid-murid’ yang melaksanakan tugas untuk mempersiapkan
Paskah. Dalam Mark 14:13
dikatakan lebih jelas yaitu ‘dua murid’.
Dan dalam Luk 22:8 dikatakan lebih jelas lagi yaitu ‘Petrus dan
Yohanes’.
b) Dalam ay 18 dikatakan bahwa
mereka harus menemui ‘si Anu’.
NIV
/ NASB: 'a certain man' (= orang
tertentu).
Dalam
Mark 14:13 dan Luk 22:10 diceritakan lebih jelas tentang orang yang harus
ditemui itu, yaitu seorang (laki-laki) yang membawa kendi berisi air. Pada
saat itu mengambil air adalah tugas orang perempuan. Jadi, pasti tak ada orang
laki-laki lain yang membawa kendi berisi air. Karena itu mereka pasti tak akan
salah orang.
c) Dalam
ay 18 dikatakan bahwa Yesus berkata: ‘Pergilah ke kota’ (bdk.
Mark 14:16a). Yang dimaksud tentu adalah kota Yerusalem. Tetapi bukankah
mereka sudah masuk kota Yerusalem? Bagaimana sekarang Yesus menyuruh Petrus dan
Yohanes untuk pergi ke Yerusalem lagi?
Perlu
diingat bahwa pada masa hari raya Yerusalem penuh sesak, sehingga sukar untuk
mendapatkan tempat bermalam di sana. Mungkin karena itu Yesus dan
murid-muridNya bermalam di Bukit Zaitun (bdk. Luk 21:37 Luk 22:39), yang terletak di
sebelah timur Yerusalem.
2) Ay 18:
‘waktuKu hampir tiba’ (bdk. Yoh 7:6,8,30 8:20 12:23 13:1 17:1).
Semua
ini menunjukkan bahwa dalam Rencana Allah, Allah bukan hanya menentukan
peristiwanya, tetapi juga menentukan waktu / saat terjadinya peristiwa itu!
Penerapan:
·
jangan menguatirkan kematian, baik kematian
saudara maupun orang yang saudara cintai. Kalau belum saatnya, itu tidak akan
terjadi, dan sebaliknya, kalau sudah saatnya, itu toh tidak akan bisa
dihindari! (bdk. Mat 6:27 2Sam
7:12a Maz 39:6a).
Catatan:
Ini tidak berarti bahwa saudara boleh sengaja mencari bahaya, tidak menjaga
kesehatan, apalagi bunuh diri!
·
kalau saudara sudah lama berdoa untuk suatu
hal tertentu dan sampai sekarang saudara belum menerimanya, tetaplah tekun
dalam berdoa (bdk. Luk 18:1-8 Gal 6:9)! Kalau sudah sampai waktunya, Tuhan akan mem
berikan apa yang saudara minta (kecuali saudara meminta sesuatu yang tidak
sesuai kehendak Tuhan!)
3) Ay 20:
sebelum / pada saat makan ini terjadi 2 peristiwa yang tidak ditulis dalam
Injil Matius, yaitu:
a) Luk 22:24-30.
·
memang dalam Injil Lukas bagian ini
ditempatkan sesudah Perjamuan Kudus yang pertama. Tetapi dalam menceritakan bagian
ini, Lukas sangat tidak chronologis / tidak sesuai dengan urut-urutan
waktu.
·
dalam cerita ini dikatakan bahwa murid-murid
bertengkar tentang siapa yang dianggap terbesar di antara mereka. Pada saat
seperti ini, dimana Yesus sebentar lagi akan menderita dan mati, mereka masih
bisa bertengkar / berebut untuk menjadi yang terbesar! Ini menunjukkan betapa
berbahayanya ambisi itu, dan betapa kita harus sangat berhati-hati terhadap
ambisi duniawi dalam bentuk apapun!
Penerapan:
Ambisi
ini bisa muncul dalam bertopengkan kerohanian! Misalnya kalau kita ingin top
dalam pelayanan / keaktifan di gereja, atau kalau kita belajar firman Tuhan
supaya menjadi yang paling hebat dalam pengetahuan Kitab Suci! Kalau hal-hal
ini ada dalam diri saudara, bertobatlah!
b) Yoh 13:1-20.
·
Karena murid-murid berebut untuk menjadi yang
terbesar, maka Yesus justru mau menjadi pelayan yang membasuh kaki mereka.
Dengan tindakan ini Yesus memberikan teladan untuk menjadi rendah hati dan mau
melakukan pelayanan yang paling hina!
·
Peristiwa ini juga menunjukkan kasih Yesus
yang luar biasa kepada Yudas, karena sekalipun Yesus tahu Yudas sedang
mengkhianatiNya, tetapi Ia mau membasuh kaki Yudas!
4) Perbedaan
saat makan Paskah antara Yesus dan murid-muridNya di satu pihak, dan
orang-orang lain di lain pihak.
Yesus makan paskah Yesus
mulai disalib
| |
| | Yesus
mati
| | |
| | | A B
------------|----------------|---------------|----------------|---------------|----------------|------------
18.00 24.00 06.00 12.00 18.00 24.00
Kamis----><--------------------------Jum’at----------------------------->
Yesus
dan murid-muridNya makan Paskah pada hari Kamis malam (bagi orang Yahudi ini
sudah termasuk hari Jum’at, karena pergantian hari bagi mereka adalah pk 18.00!
- lihat gambar di atas!).
Tetapi
dari Yoh 18:28 dan Yoh 19:14, terlihat bahwa pada saat Yesus diadili
(hari Jum’at), orang-orang Yahudi yang lain belum makan Paskah. Karena itu
jelas bahwa Yesus memang makan Paskah sebelum orang-orang yang lain. Tetapi
berapa banyak perbedaan waktunya? Ada 2 pandangan:
a) Ada orang-orang
yang berpendapat bahwa orang-orang lain makan Paskah pada titik A (lihat gambar
di atas). Ini berarti bahwa sekalipun Yesus dan murid-muridNya makan Paskah
lebih dulu dari orang-orang lain, tetapi Yesus tetap makan Paskah pada hari
yang sama dengan mereka, yaitu hari Jum’at.
b) Kebanyakan
penafsir menganggap bahwa orang-orang lain makan Paskah pada titik B, yang
sudah termasuk hari Sabtu (lihat gambar di atas). Itu berarti bahwa Yesus dan
murid-muridNya makan Paskah 1 hari lebih dahulu dibandingkan dengan orang-orang
yang lain.
Apa
alasan Yesus untuk makan Paskah 1 hari lebih dulu dari orang-orang yang lain?
Perlu diingat bahwa hari untuk makan Paskah ditentukan oleh Tuhan sendiri (bdk.
Kel 12:2-6 Im 23:5 Bil 9:4-5), dan karena itu tidak
boleh diubah semaunya sendiri. Lalu mengapa Yesus mengubahnya menjadi 1 hari
lebih dulu?
Ada
orang yang memberikan alasan: karena Yesus tahu bahwa sebentar lagi Ia akan
ditangkap, dan besoknya Ia sudah akan mati.
Tetapi
Calvin mengatakan bahwa adalah tradisi orang Yahudi, kalau suatu hari raya
terjadi pada hari Jum’at, maka supaya mereka tidak libur 2 hari berturut-turut
(ingat bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat / hari libur), maka mereka
mengundurkan perayaan hari raya itu 1 hari, dan mereka menggabungkan hari raya
itu dengan hari Sabat. Jadi mungkin sekali bahwa pada saat itu Paskah
seharusnya terjadi pada hari Jum’at, tetapi orang-orang Yahudi mengundurkannya
1 hari dan merayakannya pada hari Sabat / Sabtu. Tetapi Kristus tidak mau
menuruti tradisi yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dan karena itu, Ia
tetap merayakan Paskah pada hari Jum’at.
Dari
sini kita bisa belajar bahwa Kristus berusaha mentaati Firman Tuhan / hukum
Taurat sampai yang sekecil-kecilnya (bdk. Mat 5:17-19).
Penerapan:
Bagaimana
dengan ketaatan saudara pada Firman Tuhan? Apakah saudara hanya mau mentaati
hukum yang besar-besar seperti jangan membunuh, jangan berzinah dsb? Bagaimana
dengan hukum dan peraturan yang kecil-kecil seperti:
·
jangan berdusta.
·
jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan
sia-sia / sembarangan.
·
keharusan menggunakan 1 roti dalam Perjamuan
Kudus (1Kor 10:17).
Maukah
saudara memperhatikan dan mentaati semua hukum / peraturan baik yang besar
maupun yang kecil?
5) Posisi duduk
Yesus dan murid-muridNya.
Ay 20:
‘Yesus duduk makan’. Terjemahan ini kurang tepat!
NIV/NASB:
‘Jesus / He was reclining at the
table’ (= Yesus / Ia sedang berbaring / bersandar pada meja).
Catatan:
kata-kata ‘at the table’ (= pada
meja), seharusnya tidak ada dalam bahasa Yunaninya (karena itu, dalam NASB
kata-kata itu ditulis dengan cetakan miring).
Mari
kita bandingkan dengan 2 bagian Kitab Suci yang lain:
a) Yoh 13:23,25,28 (bdk. Yoh
21:20).
·
Yoh 13:23 (NASB): ‘There was reclining on Jesus’ breast
one of His disciples, whom Jesus loved’ (= disana bersandar pada
dada Yesus, seorang dari murid-muridNya, yang dikasihi oleh Yesus).
·
Yoh 13:25 (NASB): ‘He, leaning back thus on Jesus’
breast, said to Him ...’ (= Ia, kembali bersandar demikian pada dada
Yesus, berkata kepadaNya ...).
·
Yoh 13:28 (NASB): ‘Now, no one of those reclining at
the table knew for what purpose He had said this to him’ (= tidak seorangpun
dari mereka yang bersandar pada meja tahu apa maksud Yesus mengata-kan
ini kepadanya).
b) Luk
7:36,37,38 (Catatan: ini memang bukan makan Paskah, tetapi mungkin sekali
mereka duduk dengan cara yang sama seperti pada waktu makan Paskah).
·
Luk 7:36 (NASB): ‘He entered the Pharisee’s house and reclined
at the table ...’ (= Ia masuk ke rumah orang Farisi itu dan bersandar
pada meja).
·
Luk 7:37 (NASB): ‘... and when she learned that He was reclining
at the table in the Pharisee's house ...’ (= ... dan ketika ia tahu bahwa
Yesus sedang bersandar pada meja dalam rumah orang Farisi ...).
·
Luk 7:38 (NASB): ‘and standing behind Him at His feet, weeping,
she began to wet His feet with her tears, ...’ (= dan berdiri di
belakangNya pada kakiNya, sambil menangis ia mulai membasahi kakiNya dengan air
matanya ...).
Dari
istilah ‘recline’ yang berarti
‘berbaring / bersandar’, dan juga dari cerita dalam Yoh 13:23-28 dan
Luk 7:36-38, terlihat dengan jelas bahwa posisi mereka pada waktu duduk
makan, tidaklah sama seperti kalau kita duduk makan! Kalau posisi duduk mereka
sama seperti kita, maka:
¨
bagaimana Yohanes bisa bersandar pada dada
Yesus?
¨
bagaimana perempuan itu bisa berdiri di
belakang Yesus, tetapi toh dikatakan pada / dekat kaki Yesus, dan bisa
membasahi kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya?
Dari
semua ini, dan juga dari tradisi Yahudi, maka seorang penafsir mengatakan bahwa
posisi duduk mereka pada saat makan Paskah adalah sebagai berikut:
·
mereka duduk pada semacam dipan, yang tidak
mempunyai sandaran.
·
di depan dipan itu ada meja.
·
posisi badan mereka miring ke kiri, dengan
siku kiri terletak di meja dan tangan kiri menahan kepala. Kedua kaki ada di
sebelah kanan dan diletakkan di atas dipan; kedua lutut ditekuk dan kedua
telapak kaki menghadap ke belakang. Ini menyebabkan perempuan yang berdiri di
belakang Yesus itu bisa berada dekat kaki Yesus dan bisa membasahi kaki Yesus
dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya!
·
badan dan wajah agak menghadap ke sebelah
kanan.
Karena
itulah Yohanes bisa bersandar pada dada Yesus! Tetapi ini tidak berarti bahwa
punggung Yohanes menempel pada dada Yesus terus menerus! Harus ada jarak antara
dada Yesus dengan punggung / kepala Yohanes yang ada di sebelah kanannya,
supaya tangan kanan Yesus bebas untuk mengambil makanan dan memasukkan makanan
itu kemulut-Nya. Sekalipun demikian, dengan hanya sedikit mencondongkan kepala
ke kiri, Yohanes bisa menempelkan kepalanya pada dada Yesus.
Sekarang
perlu dipertanyakan, mengapa mereka duduk dengan posisi seperti itu?
¨
Pada Paskah I, terlihat dari
Kel 12:11 bahwa mereka harus makan dengan berdiri. Ini disebabkan karena
pada saat itu mereka terburu-buru, karena sebentar lagi mereka akan diusir
oleh Firaun / orang Mesir.
¨
Pada Paskah-paskah yang berikutnya (untuk
memperingati Paskah I itu), mereka tidak sedang terburu-buru untuk
meninggalkan Mesir dan mereka bukan lagi budak seperti pada waktu mereka ada di
Mesir. Karena itu, mereka sengaja makan Paskah dengan posisi duduk santai,
bahkan dengan posisi duduk yang paling menyulitkan untuk berdiri! Posisi duduk
seperti ini memang disengaja untuk melambangkan bahwa mereka tidak
terburu-buru, dan juga bahwa mereka bukan lagi budak!
¨
Posisi duduk santai seperti ini merupakan
tradisi mereka, dan ini diharuskan hanya pada saat makan Paskah. Kalau bukan
makan Paskah, posisi duduk bebas (boleh duduk biasa, boleh juga seperti pada
saat makan Paskah).
Selanjutnya,
dari Yoh 13:23-26 terlihat jelas bahwa Yohanes duduk persis di sebelah
kanan Yesus. Dan mungkin sekali bahwa Yudas Iskariot duduk persis di sebelah
kiri Yesus. Alasannya:
·
Yesus bisa memberikan roti kepada Yudas
(Yoh 13:26-27).
·
kata-kata Yesus dalam Mat 26:25b (yang
berarti: ya!), jelas hanya didengar oleh Yudas, dan tidak oleh murid-murid yang
lain.
Bahwa
dalam Perjamuan Paskah itu Yudas bisa duduk persis di sebelah kiri Yesus,
menunjukkan 2 hal:
¨
Betapa munafiknya Yudas! Ia mengkhianati
Yesus, tetapi masih bisa pura-pura begitu cinta kepada Yesus, sehingga ia duduk
persis di sebelah Yesus!
¨
Betapa besar kasih Yesus kepada Yudas! Yesus
tahu Yudas mengkhianatiNya, tetapi Ia tetap mau duduk persis di sebelah Yudas,
bahkan dengan posisi kepalaNya yang begitu dekat dengan dada Yudas, dimana
terdapat hati yang begitu busuk, yang dipenuhi dengan rencana jahat untuk
mengkhianati Guru dan Tuhannya sendiri! Yesus betul-betul mempraktekkan ajaran
‘kasihilah musuhmu’ yang Ia sendiri ajarkan!
1) Yudas
mengkhianati Yesus tanpa setahu murid-murid yang lain. Tetapi ay 21-25
menunjukkan bahwa ia tidak bisa menyembunyikan hal itu dari Yesus! Ini
menunjukkan kemahatahuan dan sekaligus keilahian Yesus!
Penerapan:
·
apakah saudara percaya bahwa Yesus betul-betul
adalah Allah sendiri?
·
seringkah saudara merasa ‘aman’ dalam
melakukan suatu dosa, karena tidak ada orang yang mengetahui hal itu? Ingat
bahwa sekalipun tidak ada manusia yang tahu, tetapi Tuhan tahu!
Sekalipun
Yesus tahu bahwa Yudas akan / sedang mengkhianatiNya, tetapi Yesus tetap
mengasihi Yudas. Ini terlihat dari:
¨
maunya Ia membasuh kaki Yudas.
¨
maunya Ia duduk persis di sebelah Yudas.
¨
maunya Ia memperingati Yudas supaya bertobat (bagian
ini jelas merupakan peringatan bagi Yudas).
Penerapan:
Kalau
saudara sudah melakukan dosa yang hebat, atau kalau saudara sedang merencanakan
dosa tertentu, atau kalau saudara mundur dari Tuhan, maka sadarilah bahwa Tuhan
tetap mencintai saudara, dan Ia menginginkan supaya saudara bertobat! Jangan
sia-siakan kasihNya yang besar itu!
2) Kata-kata
‘seorang di antara kamu’ (ay 21) menunjukkan adanya pengkhianatan oleh
orang dalam (bdk. Kis 20:30
2Tim 1:15 4:9-16 1Yoh 2:18-19 3Yoh 9-10).
Ini
menunjukkan bahwa sekalipun saudara adalah orang kristen, saudara tetap harus
berhati-hati terhadap dosa ini!
Pengkhianatan
oleh orang dalam ini:
a) Dari sudut
Tuhan Yesus, ini harus terjadi supaya Ia bisa menjadi Imam Besar yang merasakan
pencobaan / penderitaan yang kita alami (bdk. Ibr 2:17-18 4:15). Dengan demikian, kalau kita
dikhianati, Ia bisa lebih bersimpati / mengerti, dan juga bisa menolong kita!
Penerapan:
Kalau
saudara dikhianati, datanglah kepada Yesus! Ia juga pernah dikhianati, dan karena itu Ia mengerti akan
‘sakit’ yang saudara rasakan dan Ia bisa menolong saudara!
b) Dari sudut
setan, ini ia lakukan karena ini merupakan hal yang sangat menyakitkan (bdk.
ay 22: ‘hati yang sangat sedih’), dan mudah sekali meruntuhkan iman orang
yang lain.
Penerapan:
Kalau
kita sudah tahu bahwa tujuan setan adalah untuk meruntuhkan iman kita, maka
pada saat kita dikhianati (oleh teman, teman bisnis, pacar, suami / istri,
anak, saudara kandung, saudara seiman di gereja dsb), maka janganlah saudara
mewujudkan keinginan setan itu dengan menjadi patah semangat / mundur dari
Tuhan. Sebaliknya, saudara justru harus berusaha untuk lebih dekat dengan
Tuhan, lebih mengasihi Tuhan, dan terus berjuang untuk Tuhan!
3) Ini adalah
hari raya roti tak beragi (bdk. ay 17), dimana mereka membuang semua ragi
dari rumah mereka (Kel 12:15
13:6-7).
Ragi,
yang merupakan simbol dari dosa (bdk. 1Kor 5:6-8), dibuang jauh-jauh.
Tetapi dosanya sendiri tetap disimpan oleh Yudas! Jadi jelas bahwa ia melakukan
upacara agama itu dengan baik, tetapi ia membuang maknanya secara total!
Dalam
melakukan upacara agama, kita memang harus mengikuti perintah Tuhan dengan
teliti. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bahwa maknanya juga ada dalam
hidup kita!
Misalnya:
·
kalau saudara mau dibaptis, maka jelas harus
menggunakan baptisan air, dan bukan dengan bendera seperti yang dilakukan oleh
segolongan orang kristen tertentu. Tetapi kalau saudara hanya melakukan
upacaranya dengan benar, padahal hati saudara tak sungguh-sungguh percaya
kepada Yesus, maka saudara tidak berbeda dengan Yudas!
·
dalam Perjamuan Kudus, kita makan roti yang
dipecah-pecahkan, yang menggambarkan tubuh Kristus yang dihancurkan bagi kita.
Juga kita minum anggur yang menggambarkan darah Kristus yang dicurahkan bagi
kita. Kalau kita melakukan semua itu dengan benar, tetapi tanpa percaya akan
pengorbanan Kristus bagi dosa-dosa kita, maka sebetulnya kita tidak berbeda
dengan Yudas!
·
kalau melakukan Perjamuan Kudus, kita
seharusnya menggunakan satu roti (1Kor 10:17) yang menggambarkan kesatuan
tubuh Kristus. Kalau kita melakukan upacara agama itu dengan benar, tetapi kita
bersikap acuh tak acuh, bahkan jengkel, benci, sombong, iri hati terhadap
saudara seiman kita, maka kita sedang melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan Yudas!
4) Ay 21-22
paralel dengan Luk 22:21-23, tetapi Lukas menulis bagian ini seca-ra tidak
chronologis / tak sesuai dengan
urut-urutan waktu, karena ia menem-patkan bagian ini setelah Perjamuan Kudus.
5) Ada 2 penafsiran
tentang arti kata-kata murid-murid dalam ay 22:
a) Mereka ragu-ragu terhadap iman dan
kesetiaan mereka masing-masing.
b) Mereka
masing-masing yakin bahwa bukan mereka yang akan mengkhianati Yesus. Jadi
kata-kata itu sebetulnya lebih merupakan suatu penegasan dari pada suatu
pertanyaan.
Kalau
dilihat dari keyakinan para murid itu pada diri mereka sendiri selama ini,
bahkan juga setelah ini (bdk. ay 31-35), maka sukar dibayangkan bahwa
mereka ragu-ragu akan iman dan kesetiaan mereka. Karena itu saya lebih condong
pada pandangan yang kedua ini.
6) Ay 23:
a) ‘Mencelupkan tangannya ke dalam
pinggan’.
Pinggan
ini berisi semacam sop sayur pahit (bdk. Kel 12:8).
‘Mencelupkan
tangan ke dalam pinggan’ tentu tidak berarti bahwa mereka makan sop sayur pahit
itu langsung dengan menggunakan tangan. Mere-ka makan sayur pahit ini dengan
menggunakan roti mereka sebagai sendok (bdk. Mark 14:20 - ‘mencelupkan roti’).
Perlu
saudara ingat bahwa roti yang mereka gunakan tidak sama dengan roti kita
sekarang ini. Roti mereka berbentuk bundar dan tipis dengan lubang di
tengah-tengahnya, dan roti itu keras (tidak lembek seperti roti kita). Karena
itu bisa dipakai untuk menyendok sayur pahit itu, dan juga bisa
‘dipecah-pecahkan’ (ay 26).
b) Ada
bermacam-macam penafsiran tentang kata-kata Yesus dalam ay 23 ini:
·
Pada saat itu Yudas, bersama-sama dengan
Yesus, sedang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan.
Penafsiran
ini didasarkan atas terjemahan dari KJV yang berbunyi: ‘he that dippeth his hand with Me ...’. Perhatikan bahwa KJV
menterjemahkan kata ‘mencelupkan’ ke dalam present tense!
Kalau
memang penafsiran ini benar, maka itu berarti Yesus sebetulnya memberikan
petunjuk pada murid-murid yang lain bahwa Yudaslah pengkhianatnya.
Keberatan
terhadap pandangan pertama ini: kata yang diterjemahkan ‘he that dippeth’ (= ia yang mencelupkan), dalam bahasa Yunaninya
ada dalam bentuk aorist participle.
Suatu
participle diterjemahkan ke bahasa
Inggris sebagai ‘kata kerja + ing’ (misalnya: going, walking, saying, dsb). Dan aorist menunjuk pada masa lampau. Karena itu, kata itu bisa diterjemahkan ‘the one that having dipped’ atau ‘the one who has been dipping’ (= orang yang selama ini telah
mencelupkan). Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak memaksudkan orang yang pada
saat itu sedang mencelupkan tangannya bersama dengan dia, tetapi orang yang
dari tadi mencelupkan tangannya ke dalam pinggan itu.
Catatan: Sekalipun
Mat 26:23 menggunakan aorist
participle, tetapi ayat paralelnya, yaitu Mark 14:20 menggunakan present participle, sehingga RSV
menterjemahkan Mark 14:20 itu dengan ‘one
who is dipping bread into the dish with Me’ (= orang yang sedang
mencelupkan roti ke dalam masakan dengan Aku).
·
Mereka semua makan menggunakan beberapa
pinggan (kalau kita mengingat akan cara duduk mereka, dan bahwa jumlah mereka
ada 13 orang, maka ini adalah sesuatu yang sangat masuk akal), dan Yesus dan
Yudas makan dengan menggunakan satu pinggan (ingat bahwa Yesus duduk persis di
sebelah kanan Yudas)!
Pandangan
ini didasarkan atas Mark 14:20 yang berbunyi: ‘... dia yang mencelupkan
roti ke dalam satu pinggan dengan Aku’.
Kalau
pandangan ini benar, maka dengan kata-kata itu Yesus memberikan petunjuk kepada
murid-murid lain, bahwa Yudaslah pengkhianatnya.
Keberatan:
kata ‘satu’ itu sangat diragukan keasliannya, karena tidak didukung oleh
manuscript-manuscript yang kuno. Karena itu dalam terjemahan-terjemahan KJV,
RSV, NIV, NASB, kata ini tidak ada!
·
Yesus bukan memaksudkan orang yang sedang
mencelupkan tangannya, tetapi orang yang telah mencelupkan tangannya, ke
dalam pinggan bersama-sama dengan Dia.
Dasar
dari pandangan ini adalah penggunaan aorist
participle dalam bahasa Yunaninya (lihat keberatan terhadap pandangan
pertama di atas). Karena penggunaan aorist
participle ini, maka kata ‘mencelupkan’ itu harus menunjuk pada waktu
lampau.
NIV:
‘the one who has dipped his hand’ (=
orang yang telah mencelupkan tangannya).
NASB:
‘he who dipped his hand’ (= ia yang
tadi mencelupkan tangannya).
Kalau
pandangan ini benar, maka itu berarti bahwa berbeda dengan pandangan pertama
dan kedua di atas, di sini Yesus tidak memberitahu kepada murid-muridNya siapa
yang akan mengkhianati Dia, karena mereka semua telah mencelupkan tangannya ke
dalam pinggan. Jadi arti kata-kata ini adalah ‘salah seorang dari kamu akan
mengkhianati Aku’, sama seperti kata-kataNya dalam ay 21.
Keberatan:
dalam ayat paralel dari Mat 26:23 ini, yaitu dalam Mark 14:20,
kata-kata yang diterjemahkan ‘dia yang mencelupkan’ dalam bahasa Yunani
menggunakan bentuk present participle
sehingga diterjemahkan seperti ini oleh Kitab Suci bahasa Inggris:
NIV:
‘one who dips bread into the bowl
with me’.
NASB:
‘one who dips with Me in the
bowl’.
KJV:
‘that dippeth with me in the
dish’.
RSV:
‘one who is dipping bred into the
dish with me’.
Harus
diakui bahwa penggunaan aorist participle
dalam Mat 26:23 dan present
participle dalam Mark 14:20 adalah sesuatu yang memusingkan. Tetapi
mungkin keduanya bisa digabungkan, dan berarti ‘orang yang dari tadi sampai
sekarang mencelupkan tangannya dengan Aku ke dalam pinggan’.
Dari
ketiga pandangan di atas, saya paling condong pada pandangan ketiga.
c) Apakah
nubuat dalam Yoh 13:18 / Maz 41:10 sudah digenapi pada ay 23
ini? Mungkin ya, tetapi mungkin juga bahwa nubuat itu baru digenapi sesaat
lagi, yaitu dalam Yoh 13:26-27 (lihat no 8a di bawah).
7) Ay 24:
a) Di sini dikatakan ‘Anak Manusia
memang akan pergi‘.
Pada
saat menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai manusia di dunia, Kitab Suci
menggunakan kata ‘datang’ (bdk. Mat 9:13 Luk 19:10 Yoh 1:9,11 Yoh 10:10
1Tim 1:15). Sekarang pada waktu menggambarkan kematian Yesus, Kitab Suci
menggunakan istilah ‘pergi’.
Ini
menunjukkan keaktifan, kerelaan, kesengajaan Yesus baik pada waktu lahir,
maupun pada waktu mati!
b) Kata-kata ‘yang
ada tertulis tentang Dia’ menunjuk pada banyak nubuat-nubuat dalam Perjanjian
Lama yang menubuatkan kesengsaraan dan kematian Mesias / Yesus, seperti
Maz 22 Yes 53 Daniel 9:26a Maz 41:10 dsb.
Ini
menunjukkan bahwa dosa pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas memang sudah
ditentukan oleh Allah!
Ajaran
Reformed / Calvinisme yang sejati memang mengajarkan bahwa Allah sudah
menentukan segala sesuatu dalam arti kata yang mutlak, termasuk dosa, di dalam
rencanaNya. Dan semua yang Ia tentukan, pasti akan terjadi!
Untuk
menunjukkan bahwa ini bukan ajaran Hyper-Calvinisme (seperti yang dituduhkan /
difitnahkan oleh beberapa orang), tetapi betul-betul ajaran Calvinisme yang
murni, disini saya memberikan beberapa kutipan kata-kata John Calvin sendiri!
Calvin:
“But Christ declares that all this takes
place only by the will of God; and he proves this decree by the testimony of
the Scripture, because God formerly revealed, by the mouth of his prophet, what
he had determined” (= Tetapi Kristus menyatakan bahwa semua ini terjadi
hanya oleh kehendak Allah; dan Ia membuktikan ketetapan ini dengan menggunakan
kesaksian Kitab Suci, karena Allah menyatakan, melalui mulut nabiNya, apa yang
sudah Ia tentukan lebih dahulu).
Selanjutnya
Calvin juga berkata:
“... let us always place before our minds the providence
of God, which Judas himself, and all the wicked men - though it is contrary to
their wish, and though they have another end in view - are compelled to obey” [= marilah
kita selalu mengingat Providence of God, terhadap mana Yudas sendiri, dan semua
orang-orang jahat (sekalipun hal itu bertentangan dengan harapan mereka, dan
sekalipun mereka mempunyai tujuan yang lain), terpaksa untuk taat].
Calvin
juga menyatakan ketidaksetujuannya dengan orang-orang yang beranggapan bahwa
Allah bukan menentukan dosa, tetapi hanya mengetahui lebih dulu bahwa dosa
akan terjadi. Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:
“I am aware of the manner in which some commentators
endeavour to avoid this rock. They acknowledge that what had been written was
accomplished through the agency of Judas, because God testified by predictions
what He foreknew. By way of softening the doctrine, which appears to them to be
somewhat harsh, they substitute the foreknowledge of God in place of the
decree, as if God merely beheld from a distance future events, and did not
arrange them according to his pleasure.
But very differently does the Spirit settle this question; for not only does he assign as the
reason why Christ was delivered up, that it was so written, but also that it
was so determined. For where Matthew and Mark quote Scripture, Luke leads us
direct to the heavenly decree, saying, according to what was determined” (= Saya tahu
tentang cara yang digunakan oleh beberapa penafsir untuk menghindari batu
karang ini. Mereka mengakui bahwa apa yang telah tertulis terlaksana melalui
Yudas sebagai agen / perantara, karena Allah memberi kesaksian melalui ramalan
apa yang telah Ia ketahui. Mereka melunakkan doktrin ini, yang bagi mereka
kelihatannya agak keras, dengan cara menggantikan ‘ketetapan Allah’ dengan
‘pengetahuan lebih dulu dari Allah’, seakan-akan Allah hanya melihat dari jauh
hal-hal yang akan terjadi, dan tidak mengaturnya sesuai kehendak /
kesenanganNya. Tetapi Roh menjawab / membereskan per-tanyaan / persoalan ini
dengan cara yang sangat berbeda; karena Ia memberikan alasan mengapa Kristus
diserahkan, yaitu bukan hanya karena hal itu sudah tertulis, tetapi juga
karena hal itu sudah ditetapkan. Karena dimana Matius dan Markus mengutip Kitab
Suci, Lukas meng-arahkan kita langsung pada ketetapan surgawi, karena ia
berkata: ‘seperti yang telah ditetapkan’).
Keterangan
tentang kutipan di atas: Mat 26:23 dan Mark 14:21 memang mengatakan
‘sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia’. Tetapi ayat paralelnya dalam
Lukas mengatakan ‘seperti yang telah ditetapkan‘ (Luk 22:22).
Setelah
kutipan di atas, Calvin memberikan argumentasi tambahan untuk menunjukkan bahwa
Kitab Suci memang mengajarkan bahwa dosa juga ditentukan oleh Allah. Untuk itu Calvin
mengutip Kis 2:23 dan Kis 4:27-28!
c) ‘Akan tetapi
celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik
bagi orang itu, sekiranya ia tidak dilahirkan’.
·
Ini menunjukkan bahwa sekalipun dosa telah
ditentukan oleh Allah, tetapi orang yang berbuat dosa tetap harus bertanggung
jawab dan akan dihukum!
Calvin:
“Hence we perceive that though men can do
nothing but what God has appointed, still this does not free them from condemnation,
when they are led by a wicked desire to sin. For though God directs them, by an
unseen bridle, to an end which is unknown to them, nothing is farther from
their intention than to obey his decrees” (= Jadi, kami mengerti bahwa sekalipun
manusia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali apa yang telah Allah tentukan,
tetapi hal ini tidak membebaskan mereka dari kutukan / hukuman, pada saat
mereka dipimpin oleh keinginan yang jahat untuk berbuat dosa. Karena sekalipun
Allah mengarahkan mereka, dengan menggunakan kekang yang tak terlihat, menuju
suatu tujuan yang tidak mereka ketahui, tetapi tujuan mereka sama sekali bukan
untuk mentaati ketetapan Allah).
“Those two principles, no doubt, appear to human reason
to be inconsistent with each other, that God regulates the affairs of men by
his Providence in such a manner, that nothing is done but by his will and
command, and yet he damns the reprobate, by whom he has carried into execution what he
intended. But we see how Christ, in this passage, reconciles both, by
pronouncing a curse on Judas, though what he contrived against God had been
appointed by God; not that Judas’ act of betraying ought strictly to be called
the work of God, but because God turned the treachery of Judas so as to
accomplish His own purpose” (= Tak perlu diragukan lagi bahwa dalam akal/pikiran
manusia dua prinsip ini kelihatannya bertentangan satu dengan yang lain, yaitu
bahwa Allah mengatur peristiwa / hal tentang manusia dengan menggunakan ProvidenceNya
sedemikian rupa, sehingga tak ada yang terjadi kecuali oleh kehendak dan
perintahNya, tetapi sekalipun demikian Ia mengutuk / menghukum orang-orang yang
ditentukan untuk binasa, melalui siapa Ia telah melaksanakan apa yang Ia
inginkan. Tetapi kita melihat bahwa dalam bagian ini Kristus mendamaikan
keduanya dengan menyatakan suatu kutuk pada Yudas, sekalipun apa yang ia
lakukan terhadap Allah telah ditentukan oleh Allah; bukan berarti bahwa
tindakan pengkhianatan Yudas bisa disebut sebagai pekerjaan Allah, tetapi
karena Allah membalik pengkhianatan Yudas sedemikian rupa untuk mencapai
tujuanNya sendiri).
·
Ini tidak berarti bahwa Rencana Allah itu
tidak baik atau kurang baik! Perhatikan kata-kata ‘adalah lebih baik bagi
orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan’.
Jadi,
bagi Yudas, adalah lebih baik kalau ia tidak dilahirkan / tidak pernah ada! Ini
menunjukkan bahwa Ro 8:28 tidak berlaku untuk orang-orang yang bukan
pilihan, dan karena itu jangan menggunakan ayat ini untuk menghibur orang yang
belum percaya!
Tetapi
bagi Allah dan orang-orang pilihan, jelas lebih baik kalau Yudas lahir, karena
tanpa Yudas, Penebusan oleh Kristus tidak akan terjadi. Karena itulah maka
Allah menentukan / merencanakan kela-hiran maupun pengkhianatan Yudas, dan
melaksanakan rencana itu!
Bandingkan
ini dengan Amsal 16:4 yang mengatakan bahwa orang jahatpun diciptakan oleh
Allah untuk tujuan tertentu!
·
Kata-kata ini jelas merupakan peringatan,
bahkan ancaman, bagi Yudas! Yudas adalah orang yang menerima banyak hal-hal
istimewa yang tidak diterima / dialami oleh orang lain, seperti: bertemu dan
ikut Yesus secara langsung, mendengar ajaranNya secara langsung, melihat
mujijat-mujijatNya secara langsung, melihat kesucianNya secara langsung dsb.
Semua ini seharusnya membuat ia percaya kepada Yesus. Tetapi Yudas bukan saja
tidak percaya, tetapi ia bahkan mengkhianati dan menjual Yesus! Kalau kita
membandingkan semua ini dengan Luk 12:47-48, maka terlihat dengan jelas
bahwa Yudas akan ‘menerima banyak pukulan’.
·
Kata-kata ini sebetulnya juga berlaku bagi
semua orang yang tidak percaya kepada Kristus! Sekalipun tidak semua mereka
akan mengalami hukuman seberat hukuman Yudas, tetapi bagaimanapun juga mereka
tetap akan masuk ke neraka, yang adalah tempat yang sangat mengerikan, sehingga
bagi siapapun yang masuk ke sana, adalah lebih baik kalau ia tidak pernah
dilahirkan!
Karena
itu, kalau sampai saat ini saudara belum percaya kepada Yesus sebagai
Juruselamat dan Tuhan, cepatlah bertobat dan datang kepadaNya!
Dan
kalau saudara mempunyai keluarga / teman yang belum percaya, renungkan: apakah
saudara ingin mereka mengalami nasib begitu mengerikan sehingga lebih baik bagi
mereka kalau mereka tidak pernah dilahirkan? Kalau saudara tidak ingin hal itu terjadi, banyaklah berdoa
untuk pertobatan mereka, dan beritakanlah Injil kepada mereka!
8) Rupa-rupanya
peristiwa yang terjadi dalam Yoh 13:23-27a, terjadi di antara ay 24
dan ay 25.
Jadi,
karena dalam ay 23 Yesus tetap belum menunjukkan siapa yang akan
mengkhianati Dia, maka Petrus menyuruh Yohanes, yang duduk di sebelah Yesus
(Yoh 13:23), untuk menanyakan hal itu kepada Yesus (Yoh 13:24).
a) Mengapa
dalam menjawab pertanyaan Yohanes dalam Yoh 13:25 Yesus tidak langsung
saja menjawab ‘Yudas’? Mengapa Ia harus menunjukkan hal itu dengan memberikan
roti kepada Yudas dsb (Yoh 13:26)? Mungkin supaya Yoh 13:18 /
Maz 41:10 (perhatikan kata ‘rotiKu‘) tergenapi!
b) Dalam
Yoh 13:27a dikatakan bahwa Yudas kerasukan Iblis. Ada beberapa hal yang
bisa kita pelajari dari sini:
·
Ini tidak berarti bahwa Iblis betul-betul
masuk ke dalam diri Yudas. Dengan kata lain, Yudas tidak betul-betul kerasukan.
Jadi,
ini berbeda dengan kasus kerasukan seperti dalam Mat 12:22 Mat 17:14-20 Mark 5:1-20 dsb.
Calvin
menganggap bahwa istilah ‘kerasukan’ di sini hanya menunjukkan bahwa Yudas
dikuasai oleh Iblis.
Saya
berpendapat bahwa kata-kata Calvin sangat beralasan, karena orang yang
kerasukan setan selalu menunjukkan tanda-tanda tertentu, seperti mengamuk,
menjadi kuat, sakit dsb. Sedangkan dalam kasus Yudas, hal-hal itu tidak
terjadi.
·
Dalam Yoh 13:2 dikatakan bahwa Iblis
telah membisikkan rencana dalam hati Yudas. Yudas mentaati bisikan Iblis ini,
dan akibatnya sekarang ia kerasukan / dikuasai oleh Iblis!
Memang
Allah sering menghukum orang yang melakukan suatu dosa, dengan jalan
menyerahkan orang itu ke dalam dosa-dosa lain (bdk. Ro 1:24,26,28).
Karena
itu, kalau saudara tidak mau hal itu terjadi pada diri saudara, maka janganlah
turuti bisikan Iblis, apapun juga yang ia bisikkan! Dan saudara bisa mengenali
suatu bisikan Iblis, dengan membandingkannya dengan Firman Tuhan. Semua
keinginan dalam hati / pikiran saudara, dan juga semua ajakan dari orang lain,
yang bertentangan dengan Firman Tuhan, pasti merupakan bisikan Iblis!
Misalnya: keinginan untuk membolos dari kebaktian, ajakan keluarga untuk
piknik sehingga tidak memungkinkan ke gereja, keinginan untuk mengutamakan
hobby lebih dari Tuhan, dsb.
·
Dalam Luk 22:3 (yang pasti terjadi
sebelum Yoh 13:27a) telah dikatakan bahwa Iblis masuk ke dalam Yudas.
Mengapa sekarang, dalam Yoh 13:27a dikatakan lagi bahwa Yudas kerasukan
Iblis?
*
Saya berpendapat bahwa hal ini menguatkan
pandangan Calvin yang mengatakan bahwa Yudas tidak betul-betul kerasukan Iblis,
tetapi hanya dikuasai Iblis.
*
Lalu, kalau Luk 22:3 sudah mengatakan bahwa
ia dikuasai Iblis, mengapa Yoh 13:27a mengatakan lagi bahwa ia dikuasai
Iblis?
Calvin
menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: Dalam Kitab Suci sering dikatakan ada
orang yang percaya kepada Tuhan, padahal sebelum itu ia sudah pernah percaya.
Misalnya: murid-murid sudah percaya dalam Yoh 1:35-51. Tetapi lalu dalam
Yoh 2:11 dan Yoh 2:22 mereka lagi-lagi dikatakan percaya. Ini jelas
menunjukkan pertumbuhan iman mereka. Analoginya, kalau tadi sudah dikatakan
dikuasai Iblis, lalu sekarang dikatakan dikuasai Iblis lagi, itu berarti bahwa
Yudas makin dikuasai Iblis!
9) Ay 25:
a) Ada
perbedaan antara pertanyaan Yudas dan murid-murid yang lain: pertanyaan Yudas
menggunakan kata ‘Rabi’ (= Guru), tidak menggunakan ‘Tuhan’ seperti pertanyaan
murid-murid yang lain dalam ay 22.
b) Jawaban
Yesus (ay 25b):
·
kata-kata ini berarti ‘ya’.
NIV:
‘Yes, it is you’ (= ya, itu adalah
kamu).
Bandingkan
juga dengan Mat 26:63-64!
·
kata-kata ini tidak diucapkan dengan keras,
tetapi dibisikkan sehingga hanya didengar oleh Yudas (jangan lupa bahwa Yudas
duduk persis di sebelah kiri Yesus).
10) Setelah ay 25, rupa-rupanya terjadilah
Yoh 13:27b-30, dimana Yudas keluar meninggalkan Yesus dan murid-murid yang
lain. Jadi, Perjamuan Kudus dalam Mat 26:26-28 tidak diikuti oleh Yudas.
Memang kalau kita melihat Luk 22:21 maka kelihatannya Yudas ikut dalam
Perjamuan Kudus. Tetapi perlu diingat bahwa dalam Luk 22 ada banyak hal
yang ditulis secara tidak chronologis (tak sesuai urut-urutan waktu).
-AMIN-