Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ay 31:
‘tergoncang imanmu’.
RSV/NIV/NASB:
‘fall away’ (= meninggalkan / menjadi
lemah).
KJV:
‘be offended’ (= sakit hati / terganggu).
NKJV:
‘be made to stumble’ (= tersandung).
Kata
Yunani yang dipakai adalah SKANDALISTHESESTHE, yang berasal dari kata dasar
SKANDALIZO yang artinya: ‘menyebabkan seseorang berdosa’ atau ‘menyebabkan
seseorang berhenti beriman’. Kalau
kata ini ada dalam bentuk pasif (seperti dalam ay 31 ini), maka bisa
berarti: berhenti percaya / jatuh ke dalam dosa. Kalau kata ini dalam bentuk pasif dan diikuti dengan kata
Yunani EN (seperti dalam ay 31 ini), artinya: menolak / meninggalkan /
ragu-ragu.
Dalam
Mat 11:6 kata Yunani SKANDALISTHEI, yang juga berasal dari kata dasar
SKANDALIZO, diterjemahkan ‘kecewa dan menolak’ [NASB: ‘stumbling’ (= tersandung); NIV: ‘fall away’ (= meninggalkan / menjadi lemah)].
Dalam
1Kor 1:23 kata Yunaninya SKANDALON (ini adalah kata bendanya)
diterjemahkan ‘batu sandungan’.
Semua
ini menunjukkan bahwa Yesus, apalagi Yesus yang tersalib, memang adalah batu
sandungan (bdk. Yes 52:14
53:2-3 1Pet 2:6-8).
Penerapan:
Dalam
hidup kristen ini kita mengikut Kristus, dan karena itu ada banyak batu
sandungan. Misalnya:
·
kita hidup beriman dan taat kepada Tuhan,
tetapi hidup kita justru penuh dengan penderitaan dan kegagalan. Sedangkan ada
banyak orang yang hidup brengsek, tetapi hidupnya justru enak dan berhasil.
·
gereja yang betul-betul memberitakan Injil dan
firman Tuhan justru sukar maju, tetapi gereja yang mengajarkan ajaran sesat
seperti Theologia Kemakmuran justru ‘sukses’.
Hal-hal
seperti ini gampang sekali menjadi batu sandungan bagi kita maupun orang lain,
karena hal ini bisa menyebabkan orang menjadi lemah imannya, kecewa, dan
meninggalkan Tuhan.
Pengetahuan
/ pengertian saudara bahwa Yesus memang adalah suatu batu sandungan, seharusnya
membuat saudara tetap setia dan tetap mengikut Kristus dengan benar, dan tidak membiarkan
diri saudara tersandung oleh hal-hal seperti itu!
2) Ay 31:
‘kamu semua akan tergoncang imanmu ... Sebab ada tertulis ..’.
Mereka
semua akan tersandung karena adanya nubuat adalam Firman Tuhan tentang hal itu!
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa dosa mereka sudah ditentukan sehingga pasti
akan terjadi.
Bandingkan
juga dengan kata-kata Yesus dalam ay 34, yang bukan hanya menentukan
terjadinya dosa Petrus, tetapi juga jumlah dosanya (3 x) dan saat
terjadinya (yaitu sebelum ayam berkokok 2 x - bdk. Mark 14:30).
3) Ay 31b
[bdk. Zakh 13:7 (bacalah!)].
a) Ay 31: ‘Aku akan
membunuh gembala’.
Yesus
agak mengubah kata-kata dari Zakh 13:7. Dalam Zakh 13:7 tidak
dikatakan secara explicit bahwa Allah
/ Yahweh yang membunuh gembala itu. Tetapi dalam ay 31b itu Yesus berkata
bahwa Allahlah yang akan membunuh gembala (= Yesus) itu. Ini cocok dengan
ayat-ayat seperti Yes 53:10a
Kis 2:23
Kis 4:27-28
Ro 8:32. Sekalipun yang membunuh Yesus sebetulnya adalah
orang-orang Romawi, tokoh-tokoh Yahudi dsb, tetapi karena Allahlah yang
menetapkan hal itu, dan Ia juga yang mengatur sehingga hal itu terjadi, maka
dikatakan bahwa Allah yang membunuh Yesus!
b) Kematian gembala akan menyebabkan
domba-domba tercerai berai.
Zakharia
menggunakan kejadian yang sering terjadi dalam hidup sehari-hari sebagai suatu
nubuat. Nubuat ini menunjuk pada kematian Yesus yang menyebabkan
murid-muridNya tercerai berai.
c) Ada hiburan dalam kata-kata ini:
·
Sekalipun murid-murid akan tercerai berai,
tetapi mereka adalah domba! Dan karena mereka adalah domba, mereka tidak
mungkin binasa (bdk. Yoh 10:27-30).
·
Zakh 13:7c berbunyi: ‘Aku akan mengenakan
tanganKu terhadap yang lemah’. Apa artinya kata-kata ini?
NIV/NASB:
‘I will turn my hand against the little
ones’ (= Aku akan membalikkan tanganKu terhadap / menentang domba-domba
yang kecil).
Mungkin
sekali bahwa adanya kata ‘against’ (=
terhadap / menentang) dalam terjemahan bahasa Inggris ini menyebabkan ada
penafsir-penafsir yang menafsirkan bagian ini seakan-akan Tuhan tetap
melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi domba-domba itu.
Tetapi
Calvin menafsirkan bagian ini sesuai dengan arti yang diberikan oleh terjemahan
dari Living Bible yang berbunyi: ‘but I
will come back and comfort and care for the lambs’ (= tetapi Aku akan
kembali dan menghibur dan menjaga / memelihara domba-domba yang kecil).
Kalau
arti ini benar, maka jelas ini merupakan penghiburan. Jadi Zakh 13:7 itu
mengatakan bahwa Allah akan membunuh gembala sehingga domba-domba akan tercerai
berai, tetapi Ia akan kembali kepada domba-domba itu dan menghibur / memelihara
mereka.
4) Ay 32
boleh dikatakan menjadi penggenapan dari Zakh 13:7c karena kalau
ay 31 menunjukkan Yesus akan mati dan murid-murid akan tercerai berai,
maka ay 32 ini mengatakan bahwa:
·
Yesus akan bangkit kembali.
·
Yesus akan mengumpulkan mereka kembali di
Galilea.
Kata
‘mendahului’ dalam ay 32 ini sebetulnya berarti ‘to go before’ (= berjalan di depan), yang merupakan tindakan
penggembalaan (bdk. Yoh 10:4).
Catatan:
saat itu kalau seorang menggembalakan domba, ia tidak berjalan di belakang,
tetapi di depan domba-dombanya.
Kata-kata
Yesus dalam ay 32 ini tergenapi dalam Mat 28:7,10,16-17 dan
Mark 16:7.
5) Ay 31-32
ini menunjukkan bahwa keadaan akan menjadi ‘gelap’ bagi murid-murid, tetapi
setelah itu akan kembali menjadi ‘terang’.
Penerapan:
Dalam
hidup kita sebagai orang kristen ada saat dimana Allah itu seakan-akan
menentang kita, sehingga segala sesuatu kelihatannya kacau dan gelap. Tetapi ingat
bahwa itu tidak akan berlangsung selama-lamanya! Pasti akan ada waktunya
dimana Allah itu akan ‘kembali’ kepada kita, dan menghibur / memelihara kita,
sehingga semua kembali menjadi ‘terang’!
Karena
itu, kalau saat ini saudara sedang mengalami saat-saat yang gelap, bersabarlah
dan tetaplah setia dan percaya kepada Dia!
6) Ay 31-32
ini menunjukkan bahwa sekalipun Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan
meninggalkan Dia, tetapi Ia tidak mengecam mereka. Sebaliknya Ia menghibur
mereka!
William
Barclay mengatakan:
“It is the greatness of Jesus that he knew men at their
worst and still loved them” (= Ini merupakan kebesaran Yesus bahwa Ia tahu hal-hal
yang terjelek tentang manusia dan tetap mengasihi mereka).
“Jesus has nothing but sympathy for the man who in his
weakness is driven to sin” (= Yesus tidak mempunyai apa-apa selain simpati untuk
orang yang di dalam kelemahannya jatuh ke dalam dosa).
Memang
ada beda antara dosa yang dilakukan oleh Yudas dan dosa yang dilakukan oleh
murid-murid yang lain. Yudas sengaja merencanakan dosa itu, sedangkan
murid-murid sebetulnya sama sekali tidak ingin melakukan dosa itu
(ay 33,35). Tetapi kelemahan mereka menyebabkan mereka akhirnya jatuh ke
dalam dosa itu. Karena itu Yesus bersikap berbeda terhadap Yudas dan terhadap
murid-murid yang lain.
Penerapan:
Kalau
saudara jatuh ke dalam dosa karena kelemahan saudara, apapun juga adanya dosa
itu, janganlah mempercayai bisikan setan yang mengatakan bahwa Tuhan benci
kepada saudara, meninggalkan saudara dsb! Tuhan tetap mengasihi dan bersimpati
kepada saudara! Ia tahu bahwa kita ini adalah debu (Maz 103:14).
7) Dalam bagian
paralelnya dalam Injil Lukas, ada Luk 22:31-32 yang tidak ada dalam Injil
Matius. Karena itu mari kita bahas secara singkat Luk 22:31-32 ini:
a) ‘Iblis menuntut’.
RSV/NASB:
‘demanded’ (= menuntut).
KJV:
‘desired’ (= menginginkan).
NIV/NKJV:
‘asked’ (= meminta).
Lit:
‘begged earnestly’ (= mengemis /
meminta dengan sungguh-sungguh).
Ini
menunjukkan bahwa:
·
setan ‘berdoa’ dengan sungguh-sungguh supaya
diijinkan menyerang dan menghancurkan kita. Bagaimana kalau saudara berdoa?
Juga bersungguh-sungguh dan tekun? Atau saudara kalah dibanding dengan setan
dalam hal berdoa?
·
setan selalu dibatasi oleh Tuhan! Ia tidak
bisa berbuat apa-apa kecuali dengan ijin Tuhan! Dan Tuhan hanya mengijinkan apa
yang membawa kebaikan bagi kita (Ro 8:28). Karena itu, bagaimanapun
hebatnya serangan setan yang saudara alami, tetaplah tenang dan percaya bahwa
Tuhan mengatur semua itu untuk kebaikan saudara!
b) ‘menampi kamu seperti gandum’.
·
kata ‘kamu’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan
bentuk jamak. Jadi, sekalipun kata-kata itu kelihatannya hanya ditujukan kepada
Simon Petrus, tetapi jelas ini merupakan peringatan untuk mereka semua.
·
‘menampi seperti gandum’.
Calvin
menganggap bahwa setan mau ‘mengocok’ mereka dengan menggunakan kematian Yesus.
Saya
berpendapat bahwa kata-kata ini berhubungan dengan tradisi menampi gandum pada
saat itu. Gandum yang sudah ditumbuk (sekam dan gandum sudah terlepas), lalu
diletakkan di tempat yang banyak anginnya, lalu dihambur-hamburkan ke atas.
Angin akan meniup sekam (yang lebih ringan) sehingga jatuh ke tempat yang agak
jauh. Tetapi gandumnya (yang lebih berat) tetap akan jatuh ke bawah. Dengan
cara itu gandum terpisah dari sekamnya.
Jelas
bahwa 11 murid itu adalah ‘gandum’, bukan ‘sekam’. Tetapi setan ingin menyerang
mereka sedemikian rupa sehingga sekalipun mereka adalah gandum, tetapi mereka
tetap terbang / tertiup ke tempat sekam. Dengan kata lain, setan berusaha
supaya mereka murtad.
c) Yesus berdoa untuk Petrus.
·
Tentu Yesus tidak hanya berdoa untuk Petrus
saja, tetapi juga untuk murid-murid yang lain, bahkan untuk semua orang yang
akan menjadi percaya (bdk. Yoh 17:9-21). Ia memang adalah Juru-syafaat kita!
·
Bagian ini menunjukkan penting doa syafaat (=
doa untuk orang lain). Andaikata Yesus tidak mendoakan Petrus dan murid-murid
yang lain, mungkin sekali keinginan setan untuk membuat mereka murtad akan
terlaksana.
Sekalipun
Yesus adalah Juru-syafaat kita, tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu
menaikkan doa syafaat (bdk. 1Tim 2:1)! Berapa banyaknya / seringnya
saudara menaikkan doa syafaat? Ingat bahwa 1Tim 2:1 itu merupakan
perintah, sehingga kalau saudara tidak mau menaikkan doa syafaat, saudara hidup
dalam dosa (bdk. 1Sam 12:23).
1) Ay 33,35:
a) Kata-kata
Petrus disini betul-betul menunjukkan kesombongan yang hebat, karena ia
menganggap / menilai dirinya sendiri lebih hebat dari murid-murid yang lain.
·
Kalau saudara adalah orang yang sombong, baca
dan renungkan ayat- ayat ini: Amsal 16:18 18:12
26:12 29:23 1Kor 10:12 1Pet 5:5 2Taw 26:16
32:25.
·
Kata-kata Petrus ini, dimana ia membandingkan
dirinya dengan murid-murid yang lain dan menganggap dirinya sendiri lebih hebat
dari murid-murid yang lain, menyebabkan terjadinya pertanyaan Yesus (setelah
kebangkitan) yang berbunyi: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku
lebih dari mereka ini?” (Yoh 21:15).
Yang
Yesus maksudkan dengan pertanyaan itu, bukanlah ‘Apakah engkau mengasihi Aku
lebih dari engkau mengasihi mereka ini?’, tetapi ‘Apakah engkau mengasihi Aku
lebih dari mereka ini mengasihi Aku?’. Jadi, di sini Yesus ingin melihat
apakah Petrus masih berani menganggap dirinya lebih hebat dari murid-murid yang
lain atau tidak. Dan ternyata bahwa pada saat itu Petrus sudah berubah / bertobat!
Tetapi ini bisa terjadi karena kejatuhannya yang hebat pada saat ia menyangkal
Yesus 3 x (ay 69-75).
Sebelum
saudara dipaksa menjadi rendah hati oleh suatu kejatuhan, bertobatlah dari
kesombongan saudara!
b) Kata-kata
Petrus ini menunjukkan self-confidence
(= keyakinan pada diri sendiri).
·
Ia bahkan lebih percaya kepada dirinya sendiri
dari pada pada kata-kata Yesus / nubuat firman Tuhan dalam ay 31,34!
Penerapan:
Apakah
saudara sendiri tidak pernah mempercayai diri saudara sendiri lebih dari pada
Firman Tuhan? Kalau Tuhan memperingati saudara untuk berjaga-jaga /
berhati-hati menghadapi pencobaan dsb, tetapi saudara meremehkan semua itu, dan
menganggap diri saudara toh kuat menghadapi semua pencobaan itu, bukankah itu
berarti saudara lebih percaya pada diri saudara sendiri dari pada kepada Firman
Tuhan? Sebetulnya setiap kali kita meremehkan peringatan dari Tuhan, kita sudah
jatuh dalam dosa yang sama seperti yang dilakukan Petrus di sini!
·
Keyakinan pada diri sendiri menyebabkan ia
tidak berdoa (bdk. ay 40), dan ini justru menyebabkan ia jatuh ke dalam
dosa!
Karena
itu, berhentilah untuk percaya kepada diri saudara sendiri dan belajarlah untuk
bersandar dan percaya kepada Tuhan! (bdk. Yoh 15:5 Fil 4:13).
c) Ada beberapa
kutipan sehubungan dengan kata-kata Petrus dalam ay 33,35 ini:
Adam
Clarke: “The
presumptuous person imagines he can do everything, and can do nothing; thinks
he can excell all, and excells in nothing; promises everything, and performs
nothing” (= Orang yang sombong mengira ia bisa melakukan segala
sesuatu, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa; mengira ia bisa mengungguli semua
orang, tetapi tidak unggul dalam hal apapun; menjanjikan segala sesuatu, tetapi
tidak melakukan apapun).
Pikirkan
/ renungkan: apakah saudara termasuk orang seperti ini?
Augustine:
“He thought he was able, because he felt
that he wished” (= Ia mengira ia bisa, karena ia merasa bahwa ia mau /
ingin).
Adalah
sesuatu yang baik kalau kita bisa mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu
yang baik. Tetapi kita harus sadar bahwa kita juga membutuhkan kekuatan untuk
melakukan hal yang baik itu, dan kekuatan itu harus kita minta dari Tuhan!
(bdk. Fil 2:12-13 Roma 7:18-19).
Pulpit
Commentary: “It is easy to
talk boldly and carelessly of death at a distance” (= Adalah
mudah untuk berbicara dengan berani dan sembarangan tentang kematian, kalau
kematian itu masih jauh).
Karena
itu janganlah terlalu gegabah untuk berkata bahwa saudara berani mati syahid
untuk Tuhan. Saudara mungkin akan punya pikiran yang sangat berbeda pada saat
kematian syahid itu betul-betul ada di depan mata saudara!
Pulpit
Commentary:
“Beware of Peter's word
Nor confidently say
I never will deny thee, Lord,
But, ‘Grant I never may’
Man’s wisdom is to seek
His strength in God alone
And e’en an angel would be weak
Who trusted in his own”
[= Hati-hatilah
dengan kata-kata Petrus
Janganlah
berkata dengan penuh keyakinan
Aku tidak akan pernah
menyangkal Engkau, Tuhan,
Tapi, ‘Berilah
aku (kekuatan) supaya aku tak akan pernah (menyangkal Engkau)’
Hikmat manusia
adalah mencari
Kekuatannya di
dalam Allah saja
Dan seorang
malaikat sekalipun akan menjadi lemah
Kalau ia
percaya kepada dirinya sendiri].
d) Petrus
memang sering mengeluarkan kata-kata / melakukan tindakan berdasarkan impulse (= dorongan hati yang muncul
secara tiba-tiba).
Misalnya:
Mark 9:5-6 Mat 16:22 Mat 26:51.
Di
sini ia menilai dirinya sendiri dan memberikan janji kepada Tuhan, juga
berdasarkan impulse. Padahal
seharusnya, untuk bisa menilai diri sendiri dan juga untuk mau memberikan janji
kepada Tuhan, kita harus memikirkan dan merenungkan lebih dulu!
Penerapan:
·
seringkah saudara menggunakan waktu untuk
memikirkan / merenungkan diri saudara sendiri sehingga saudara mengenal diri
saudara sendiri dengan benar?
·
apakah saudara sering memberikan janji hanya
berdasarkan impulse? Kalau ya, maka
saudara pasti termasuk orang yang sangat sering tidak menepati janji!
e) Kesombongan
dan keyakinan Petrus pada dirinya sendiri, ternyata diikuti oleh murid-murid
yang lain (ay 35b). Mereka semua sombong dan percaya kepada diri sendiri.
Akhirnya mereka semua jatuh (ay 56), dan orang yang paling sombong dan
yang paling percaya diri sendiri, adalah orang yang paling dalam jatuhnya
(ay 69-75)!
2) Ay 34 (bdk.
Luk 22:34):
a) Ada
orang-orang yang menganggap nubuat ini tidak mungkin terjadi, karena ayam
adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga mereka jelas tidak memelihara
ayam. Tetapi perlu diingat, bahwa orang Romawi tidak menganggap ayam sebagai
binatang haram, dan mereka memelihara ayam.
b) Nubuat ini
penting, karena nanti kokok ayam itulah yang mengingatkan Petrus pada nubuat
ini, dan menyadarkannya bahwa ia sudah menyangkal Yesus (ay 74-75).
3) Kata-kata
Petrus dan murid-murid yang lain itu tidak dijawab oleh Yesus. Memang tidak ada
gunanya berdebat dengan orang-orang yang tegar tengkuk!
Ada saat-saat dimana kita harus meniru tindakan Yesus ini. Kalau
saudara berdebat dengan orang-orang yang melakukan debat kusir, atau yang
berdebat tanpa dasar, maka sebaiknya saudara menghentikan perdebatan itu!
-AMIN-