Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ay 1:
‘Ketika hari mulai siang’.
Ini
bertentangan dengan bagian paralelnya, yaitu Mark 15:1 yang mengatakan
‘pagi-pagi benar’.
Pertentangan
ini sebetulnya tidak ada, karena Mat 27:1 versi Kitab Suci bahasa
Indonesia ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris di
bawah ini:
NIV:
‘early in the morning’ (= pagi-pagi
benar).
NASB:
‘now when morning had come’ (= ketika
pagi telah datang).
2) Ay 1:
‘mengambil keputusan untuk membunuh Yesus’.
Sebetulnya
dalam Mat 26:66 mereka sudah menjatuhkan hukuman mati. Sekarang mereka
merencanakan bagaimana supaya hukuman mati itu bisa terlaksana. Persoalan
mereka adalah: pihak Romawi tidak akan mau menghukum mati seseorang dengan
tuduhan menghujat Allah seperti yang mereka tuduhkan (bdk. 26:65-66). Karena
itu akhirnya mereka mengganti tuduhan mereka menjadi seperti dalam
Luk 23:1-2 (melarang membayar pajak dan menyatakan diriNya sebagai Raja),
yang jelas merupakan dusta / fitnah.
3) Ay 2:
‘membawaNya dan menyerahkanNya kepada Pilatus, wali negeri itu’.
a) ‘wali negeri’.
NIV/NASB:
governor (= gubernur).
Pontius
Pilatus adalah gubernur Yudea.
b) Mereka
membawa dan menyerahkan Yesus kepada Pontius Pilatus karena mereka sendiri
dilarang menghukum mati oleh pemerintah Roma (bdk. Yoh 18:31).
c) Dalam
Mat 20:19 Yesus sudah menubuatkan: ‘mereka akan menyerahkan Dia kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah’ [bdk. NIV: ‘will turn him over to the Gentiles’ (= akan menyerahkan Dia
kepada orang-orang non Yahudi)].
Sekarang,
dengan mereka menyerahkan Yesus kepada Pontius Pilatus / Romawi, nubuat itu
tergenapi.
d) Ay 1-2 ini bersambung pada
ay 11.
Jadi,
dalam ay 3-10 Matius menyimpang sebentar untuk menceritakan tentang Yudas.
1) Tindakan
Yudas (ay 3-4a).
a) Ia menyesal
waktu melihat bahwa Yesus dijatuhi hukuman mati (ay 3a).
Ini
mendukung teori yang mengatakan bahwa Yudas menjual Yesus untuk memaksa Yesus
menggunakan kemahakuasaanNya untuk menghancurkan musuh / Roma.
Sekarang,
setelah ia melihat bahwa semua rencananya gagal total, ia putus asa, menyesal,
lalu bunuh diri.
b) Ia
mengembalikan uang hasil menjual Yesus itu kepada imam-imam / tua-tua (ay 3b).
c) Ia
memberikan pengakuan bahwa ia berdosa karena menyerahkan darah orang yang tidak
bersalah (ay 4a).
·
Pengakuan bahwa Yesus tidak bersalah ini
sebetulnya merupakan suatu teguran / peringatan bagi para tokoh-tokoh Yahudi
itu, bahwa mereka sedang membunuh orang yang tidak bersalah!
·
Apa yang Yudas lakukan ini tidaklah cukup! Ia
ingin membetulkan kesalahannya, tetapi ia hanya melakukannya dalam hubungan
horisontal, yaitu berhubungan dengan sesama manusia. Seharusnya, ia melakukannya
dalam hubungan vertikal, yaitu berhubungan dengan Allah.
Penerapan:
Kalau
saudara merasa telah melakukan sesuatu yang salah terhadap seseorang, maka
tidak cukup untuk hanya minta maaf kepadanya! Saudara juga harus datang kepada
Tuhan untuk meminta ampun kepadaNya!
2) Sikap /
tanggapan imam-imam dan tua-tua (ay 4b).
Mereka
bukan hanya menolak uang yang dikembalikan oleh Yudas, tetapi mereka juga
menganggap bahwa penyesalan Yudas bukanlah urusan mereka tetapi urusan Yudas
sendiri.
Mereka
adalah orang-orang yang melayani Tuhan. Lebih dari itu mereka adalah imam, yang
fungsinya adalah menjadi pengantara antara Allah dan manusia yang berdosa.
Orang yang menyadari dosanya memang harus datang kepada imam, dan imam itu
harus mengadakan pendamaian antara orang itu dengan Allah (Catatan: ingat bahwa
sebelum Yesus mati dan bangkit, maka peraturan Perjanjian Lama tentang hal itu
masih berlaku). Tetapi lucunya, di sini mereka menganggap penyesalan Yudas
bukanlah urusan mereka!
Penerapan:
·
kita harus bersimpati kepada orang yang sadar
akan dosanya dan menyesali dosanya.
Pulpit
Commentary: “To sympathize
with repentance is the duty and privilege of the christian; to deride and scoff
at the returning sinner is devilish” (= bersimpati pada pertobatan adalah
kewajiban dan hak orang kristen; mengejek dan mencemoohkan orang berdosa yang
bertobat adalah sesuatu yang sangat jahat).
·
pada jaman ini juga ada banyak hamba Tuhan
yang tidak mau melakukan kewajibannya, yaitu mengajarkan Firman Tuhan kepada
jemaatnya. Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang seperti ini, apa bedanya
saudara dengan imam-imam itu?
3) Tindakan
Yudas selanjutnya.
a) Melemparkan uang itu ke dalam Bait
Allah (ay 5a).
b) Pergi dan menggantung diri (ay 5b).
·
Kesedihan / penyesalan Yudas ini bukannya
menghasilkan pertobatan, tetapi kebinasaan. Ini menunjukkan bahwa kesedihan / penyesalan
Yudas ini tidak datang dari Allah (bdk. 2Kor 7:10).
·
Yudas jelas tidak selamat. Ini ditunjukkan
oleh ayat-ayat seperti Mat 26:24
Yoh 17:12 Kis 1:25.
Tetapi
mengapa Yudas tidak selamat?
*
bukan karena ia menjual Yesus.
Sekalipun
ia menjual Yesus, tetapi kalau ia bertobat, dan mau percaya dan menerima Yesus
sebagai Juruselamat dan Tuhan, ia pasti diampuni dan selamat!
*
karena dari semula ia hanyalah orang kristen
KTP. Ini terlihat dari ayat-ayat seperti: Yoh 6:70 12:6 13:10-11.
*
karena di sini ia hanya menyesal tetapi tidak
bertobat / datang kepada Allah.
Kesimpulannya:
Yudas tidak selamat bukan karena dosanya terlalu besar! Tidak ada dosa yang
terlalu besar sehingga tidak dapat dibersihkan / diampuni dengan darah Kristus!
Ia tidak selamat karena ia tidak betul-betul beriman / bertobat.
Ada
hal-hal yang bisa kita dapatkan dari sini:
à
Yudas tidak selamat sekalipun ia adalah salah
satu dari 12 orang rasul! Karena itu janganlah saudara merasa ‘aman’ hanya
karena saudara sudah dibaptis, pergi ke gereja, melayani Tuhan, mempunyai
jabatan di gereja dsb! Hal-hal itu tidak bisa menyelamatkan saudara! Saudara
selamat hanya karena iman kepada Yesus!
à
Kalau suatu hari saudara jatuh dalam dosa yang
besar, janganlah putus asa / bunuh diri seperti Yudas. Ingat bahwa dalam Kristus
selalu ada pengampunan, harapan, dan bahkan pembaharuan!
·
Ay 5 yang menyatakan bahwa Yudas mati
karena menggantung diri ini tidak bertentangan dengan Kis 1:18.
Mungkin
saja Yudas menggantung diri pada sebuah pohon yang ada di tepi tebing, dan lalu
dahan pohon itu patah karena tidak kuat menahan berat badan Yudas, sehingga
tubuh Yudas ‘jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi
perutnya tertumpah keluar’ seperti yang dikatakan oleh Kis 1:18.
4) Tindakan
imam-imam / tua-tua terhadap uang Yudas (ay 6-8).
a) Mereka tidak
mau memasukkan uang itu kedalam peti persembahan karena itu adalah uang darah.
·
Sikap ini sebetulnya adalah sikap yang benar
dan alkitabiah, karena ada dasar Kitab Sucinya, yaitu Ul 23:18.
Penerapan:
Gereja
tidak boleh rakus terhadap uang persembahan. Kalau uang itu jelas adalah hasil
dosa, maka gereja tidak boleh menerimanya! Sungguh memalukan bahwa ada gereja
yang mau menerima sumbangan dari SDSB!
·
Yang salah dari sikap mereka adalah bahwa
mereka sangat tidak konsisten! Mereka menolak untuk memasukkan uang
darah ke dalam peti persembahan, tetapi mereka tadinya mau mengeluarkan
uang darah dari peti persembahan (bdk. 26:15). Mereka menolak menerima uang
darah, tetapi mereka mau berdusta, memfitnah, bahkan membunuh Yesus yang tidak
bersalah! Bandingkan sikap mereka ini dengan kata-kata Yesus tentang mereka
dalam Mat 23:23-24!
b) Dalam
ay 7 ini dikatakan bahwa imam-imam menggunakan uang itu untuk membeli
tanah. Tetapi dalam Kis 1:18 dikatakan bahwa Yudaslah yang membeli tanah.
Ada
2 kemungkinan pengharmonisan:
·
Yudas tadinya sudah menyetujui suatu pembelian
tanah, tetapi ia lalu bunuh diri, dan imam-imamlah yang meneruskan pembelian tanah
itu.
·
Imam-imam membeli tanah atas nama Yudas karena
itu adalah uang Yudas.
Dengan
demikian, bisa dikatakan bahwa imam-imam yang membeli tanah, tetapi bisa juga
dikatakan bahwa Yudaslah yang membeli tanah itu. Dan karena itu Kis 1:18
dan ay 7 ini sama-sama benar dan tidak bertentangan.
c) Dari
Kis 1:18-19, kelihatannya Yudas mati gantung diri di tanah itu.
5) Semua ini
merupakan penggenapan nubuat (ay 9-10).
Bagian
ini merupakan bagian yang sukar, karena Matius mengatakan ‘nabi Yeremia’
(ay 9) sedangkan ayat yang paling cocok dengan peristiwa ini kelihatannya
adalah Zakh 11:12-13.
Perhatikan
persamaan bagian ini dengan Zakh 11:12-13:
a) Pekerjaan
Yesus maupun Zakharia sama-sama dihargai rendah.
Kalau
dalam Zakh 11:13 ada kata-kata ‘nilai tinggi’ [NIV: the handsome price (= harga yang bagus)], maka itu merupakan suatu
ejekan / sindiran belaka.
b) Sama-sama dihargai 30 keping perak.
c) Uangnya
sama-sama dilempar ke Bait Allah (ay 5 bdk. Zakh 11:13).
Kata-kata
‘serahkanlah’ dan ‘menyerahkannya’ dalam Zakh 11:13 versi Kitab Suci
Indonesia, salah terjemahan.
Zakh 11:13
(NIV): “And the Lord said to me, ’Throw
it to the potter’ - the handsome price at which they priced me! So I took the
30 pieces of silver and threw them into the house of the Lord to the
potter” (= dan Tuhan berkata kepadaku: ‘Lemparkan itu kepada tukang
periuk’ - harga yang bagus untuk mana mereka menilai aku. Lalu aku mengambil ke
30 keping perak itu dan melemparkan mereka ke dalam rumah Tuhan kepada
tukang periuk).
d) Dalam kedua
peristiwa ini uang akhirnya jatuh ke tangan tukang periuk.
·
Dalam Matius, uang dibelikan ‘tanah tukang
periuk’, sehingga jelas dibayarkan kepada tukang periuk.
·
Dalam Zakharia, uang juga dilemparkan kepada
tukang periuk.
Kitab
Suci Indonesia lagi-lagi salah karena menterjemahkan ‘penuang logam’.
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘potter’ (= tukang periuk /
penjunan).
Sekarang
persoalannya, kalau bagian ini cocok dengan Zakh 11:12-13, mengapa dalam
ay 9 ini Matius tidak mengatakan ‘nabi Zakharia’ tetapi ‘nabi Yeremia’? Ada
bermacam-macam tafsiran / jawaban:
a. Matius
salah. Ia mengira ayat itu ada dalam Yeremia, tetapi ternyata ada dalam
Zakharia.
Pandangan
ini pasti disenangi oleh orang-orang Liberal yang selalu justru senang kalau
bisa mendapatkan kesalahan dalam Kitab Suci. Tetapi kalau kita betul-betul
percaya bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah yang tidak ada salahnya karena
para penulisnya diilhami / dikuasai Roh Kudus pada saat menuliskannya, maka
kita harus menolak pandangan ini!
b. Ini bukan kesalahan
Matius, tetapi kesalahan penyalin yang mengcopy / menyalin. Ada 2 kemungkinan
kesalahan penyalin:
·
Matius hanya menyebut ‘nabi’ (tanpa nama),
tetapi penyalin menambahkan nama ‘Yeremia’.
·
Penyalin salah tulis sehingga ‘nabi Zakharia’
ia tuliskan ‘nabi Yeremia’.
c. Ada yang
mengatakan bahwa orang-orang Yahudi membagi Perjanjian Lama menjadi 3 bagian,
yaitu:
·
Taurat.
·
Mazmur.
·
Yeremia (ini mencakup semua kitab nabi-nabi,
termasuk Zakharia).
Karena
itu, maka Matius menuliskan ‘Yeremia’, bukan ‘Zakharia’.
Tetapi
William Hendriksen menganggap teori ini tidak dapat dipercaya / diandalkan.
d. Ada juga
yang mengatakan bahwa pasal-pasal terakhir dari Zakharia memang ditulis oleh
Yeremia.
e. Matius bukan
hanya memikirkan 1 bagian dari Perjanjian Lama, tetapi 2 atau lebih. Bagian
yang ia tulis itu bukan hanya berhubungan dengan Zakh 11:12-13, tetapi
juga dengan Yer 19:1-2, dan mungkin sekali juga dengan Yer 32:6-14
(yang berbicara soal pembelian ladang).
Persamaan
antara Mat 27:3-10 dengan Yer 19:
·
sama-sama ada pencurahan darah orang yang tak
bersalah (Mat 27:4
Yer 19:4).
·
sama-sama melibatkan tokoh-tokoh agama Yahudi
(Mat 27:3,6,7 Yer 19:1).
·
sama-sama ada tukang periuknya (Mat
27:7,10 Yer 19:1,11).
·
Tofet / lembah pembunuhan dalam Yer 19:6
menurut tradisi adalah sama dengan tanah tukang periuk / tanah darah dalam
Mat 27:7 (ini kata-kata Hendriksen).
·
sama-sama ada tempat penguburan (Mat 27:7 Yer 19:11).
Tetapi,
sekalipun Matius memikirkan beberapa bagian Perjanjian Lama, ia menuliskan
bagian-bagian itu atas nama salah satu orang saja, yaitu Yeremia (karena
Yeremia adalah nabi yang lebih besar dibandingkan Zakharia).
Hal
seperti ini juga terjadi dalam Mark 1:2-3. Mark 1:2 sebetulnya
mengutip Mal 3:1, dan Mark 1:3 mengutip Yes 40:3. Tetapi Markus
menggabungkan kedua bagian itu dan menuliskannya hanya atas nama satu orang
saja yaitu Yesaya (karena Yesaya adalah nabi yang lebih besar dari Maleakhi).
f. Kata-kata
yang ditulis oleh Zakharia itu memang berasal dari kata-kata Yeremia.
Loraine
Boettner: “Many critics
claim that the reference to Jeremiah in Matt. 27:9 is an error, and that the
reference should have been to Zechariah (11:12,13). This, however, seems to be
a case of ‘Subsequent Mention,’ such as Acts 20:35 and Jude 14. Matthew says
that Jeremiah ‘spoke’ these words, and certainly no one can prove otherwise.
Apparently Jeremiah spoke them, Zechariah wrote them down, and Matthew, under
the guidance of the Holy Spirit, quoted them and assigned them to Jeremiah.
Perhaps Matthew had other books which assigned them to Jeremiah but which have
since been lost. The fact that Matthew’s quotation is not quite the same as
that found in Zechariah may also indicate that he possessed other books” [=]
- ‘Studies in Theology’, hal 31.
-AMIN-