Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Ini
merupakan tanda / mujijat yang terjadi sebelum Kristus mati, yaitu gelap gulita
selama 3 jam (pukul 12 sampai pukul 3 siang).
2) Ada yang
menganggap bahwa ini merupakan penggenapan dari Amos 8:9.
3) Kegelapan
ini bukanlah suatu gerhana matahari.
Kata
Yunani yang dipakai dalam Luk 23:45 adalah EKLIPONTOS (bandingkan dengan
kata bahasa Inggris Eclipse, yang
berarti gerhana), yang artinya adalah failing
[= gagal (bersinar), melemah].
Setidaknya
ada 2 dasar yang menunjukkan bahwa kegelapan ini bukanlah suatu gerhana
matahari:
·
Paskah selalu dirayakan pada saat bulan
purnama, dan pada saat-saat seperti itu tidak mungkin terjadi gerhana matahari.
·
gerhana matahari tidak mungkin terjadi selama
lebih dari 15 menit, tetapi kegelapan ini berlangsung selama 3 jam.
4) Apa arti /
maksud kegelapan ini?
a) Menunjukkan murka Allah.
Gelap
sering merupakan simbol kemurkaan / hukuman Allah (bdk. Yes 5:30 60:2 Yoel 2:31
Amos 5:18,20
Zef 1:15
Mat 24:29 25:30 Kis 2:20 2Pet 2:17 Wah
6:12).
Kalau
memang disini kegelapan itu menunjukkan kemurkaan Allah, maka perlu
dipertanyakan: pada saat itu Allah murka kepada siapa?
·
kepada orang-orang yang menyalibkan Kristus.
·
kepada Kristus sendiri, karena pada saat itu
Ia sedang memikul hukuman dosa kita. Mungkin ini adalah saat dimana Kristus
mulai ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ (bdk. 12 Pengakuan Iman Rasuli)
sehingga Ia mengucapkan “Eli, Eli lama sabakhtani?” (ay 46).
Catatan:
perhatikan bahwa kata-kata ‘turun ke dalam neraka / kerajaan maut’ dalam 12
Pengakuan Iman Rasuli tidak berarti bahwa pada saat mati Kristus betul-betul
turun ke suatu tempat (neraka / kerajaan maut), karena pada saat Kristus mati
Ia jelas pergi ke surga / kepada Bapa (bdk. Luk 23:43,46).
b) Menunjukkan
bahwa Kristus bukanlah penjahat, dan bahkan bukanlah manusia biasa. Kalau
Kristus memang adalah penjahat / manusia biasa, maka kegelapan ini pasti tak
akan terjadi.
Rupanya
kegelapan ini merupakan salah satu faktor yang menyadarkan kepala pasukan (ay
54).
1) Ada 7
kalimat dari kayu salib:
a) Luk 23:34.
b) Luk 23:43.
c) Yoh 19:26-27.
d) Mat 27:46 / Mark 15:34.
e) Yoh 19:28.
f) Yoh 19:30.
g) Luk 23:46.
Catatan:
para penafsir sering tidak sependapat dengan urut-urutan ke 7 kalimat
ini.
2) Ini
merupakan penggenapan dari Maz 22:2.
Ada
perbedaan antara Maz 22:2, Mat 27:46 dan Mark 15:34. Tetapi
perbedaan ini terjadi hanya karena bahasa yang berbeda.
Maz
22:2 - ‘Eli, Eli, lama azavtani?’
(Ibrani)
Mat 27:46
- ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’
(Ibrani) (Aramaic)
Mark 15:34
- ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’
(Aramaic)
3) Ada beberapa
penafsiran tentang arti kalimat ini:
a) Yesus tidak
sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena
kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:
·
perasaan Yesus saja (bahasa jawa: Yesus kroso-krosoen),
atau,
·
doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,
·
perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam
Maz 22.
Keberatan
terhadap pandangan ini: kalau demikian Yesus tidak sungguh-sungguh memikul
hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa!
b) Allah Anak meninggalkan Yesus
sebagai manusia.
Dasar:
Yesus berkata ‘AllahKu’ , bukan ‘BapaKu’.
Keberatan
terhadap pandangan ini:
·
Dalam Luk 23:34,46 Yesus tetap menyebut
‘Bapa’.
·
Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat
manusia, yang lalu mendapatkan kepribadiannya dalam diri Anak Allah itu. Kalau
terjadi perpisahan antara Allah Anak dan manusia Yesus, yang tertinggal di atas
kayu salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin!
Catatan:
untuk mengerti hal ini sepenuhnya, bacalah buku saya yang berjudul ‘CHRISTOLOGY’.
·
Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia
saja, maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!
Maz 49:8-9
(NIV - Ps 49:6-7):
“No man can redeem the life of another
or give to God a ransom for him
the ransom for a life is costly
no payment is ever enough”
(= tak seorang
manusiapun bisa menebus nyawa orang lain
atau memberikan
kepada Allah tebusan untuk dia
tebusan untuk
suatu nyawa sangat mahal
tak ada
pembayaran yang bisa mencukupi).
Adam
Clarke: “Some suppose
‘that the divinity had now departed from Christ, and that his human nature was
left unsupported to bear the punishment due to men for their sins.’ But this is
by no means to be admitted, as it would deprive his sacrifice of its infinite
merit, and consequently leave the sin of the world without an atonement. Take
deity away from any redeeming act of Christ, and the redemption is ruined” (= Sebagian
orang menganggap ‘bahwa keilahian sekarang telah pergi dari Kristus, dan bahwa
hakekat manusiaNya ditinggalkan tanpa dukungan untuk memikul hukuman yang
seharusnya bagi manusia untuk dosa-dosa mereka’. Tetapi ini sama sekali tidak
boleh diterima, karena itu akan mencabut / menghilangkan manfaat yang tak
terbatas dari pengorbananNya, dan sebagai akibatnya dosa dari dunia
ditinggalkan tanpa penebusan. Ambillah keilahian dari tindakan penebusan
Kristus, dan penebusan itu dihancurkan).
c) Allah Bapa meninggalkan Yesus
sebagai Allah dan manusia.
Keberatan
terhadap pandangan ini: terjadi perpisahan dalam diri Allah Tritunggal.
Jawaban
atas keberatan ini:
·
Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita
mengerti sepenuhnya.
·
Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan
bersifat lokal, seakan-akan yang satu ada di sini dan yang lain ada di sana.
Perpisahan secara lokal ini tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak
adalah Allah yang maha ada. Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan
hubungan / persekutuan saja.
Memang
hancurnya hubungan / persekutuan antara Allah dan manusia merupakan hukuman
dosa, dan hukuman inilah yang dipikul oleh Kristus!
Bagusnya
pandangan ini:
¨
Kristus betul-betul memikul hukuman dosa.
¨
Karena Kristus memikul hukuman dosa itu
sebagai Allah dan manusia, maka penebusannya mempunyai kuasa yang tak
terbatas!
4) Kata
‘mengapa’ dalam ay 46 ini tidak menunjukkan bahwa Kristus betul-betul
tidak tahu apa sebabnya Ia ditinggalkan oleh BapaNya, tetapi hanya merupakan
ungkapan kesedihan karena Ia ditinggal oleh BapaNya.
5) Ini
merupakan penderitaan terberat bagi Yesus, karena:
a) Ini merupakan penderitaan rohani.
Setiap
orang yang pernah mengalami penderitaan rohani tahu bahwa penderitaan rohani
lebih berat dari penderitaan jasmani.
b) Yesus selalu
dekat dengan BapaNya, tetapi sekarang harus terpisah.
Orang
yang berdosa / orang dunia memang tidak peduli kalau dirinya tidak mempunyai
hubungan dengan Allah. Tetapi orang kristen, makin rohani orang itu, makin akan
merasa berat kalau menjauh dari Bapa. Apalagi Yesus!
c) Yesus
ditinggal justru dipuncak penderitaanNya, yaitu pada saat Ia sedang menderita
di atas kayu salib.
Biasanya
orang-orang yang hampir mati syahid selalu merasakan kehadiran Allah. Contoh:
Stephanus dalam Kis 7:56.
Tetapi
Yesus justru ditinggal oleh Allah pada saat seperti itu!
6) Mengapa
Yesus harus mengalami semua ini? Tidak cukupkah penghinaan, pukulan, cambukan, penyaliban
yang Ia terima? Jawabnya: tidak cukup, karena:
a) Manusia
terdiri dari tubuh dan roh. Karena itu Yesus harus mengalami penderitaan
jasmani maupun rohani.
b) Karena dosa
memisahkan Allah dan manusia (Kej 3:23-24 Yes 59:1-2
Mat 25:41 Ro 6:23 2Tes 1:9 Wah 21:8). Karena itu kalau Yesus mau memikul hukuman
dosa kita, Ia harus mengalami keterpisahan itu.
7) Karena Yesus
sudah mengalami keterpisahan ini, maka:
a) Orang
berdosa yang terpisah / tidak mempunyai hubungan dengan Allah, bisa diperdamaikan
dengan Allah asal ia mau percaya kepada Yesus (Ro 5:1 2Kor 5:18-21).
Penerapan:
Sudahkah
saudara mempunyai hubungan atau berdamai dengan Allah? Datanglah dan percayalah
kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka saudara akan
diperdamaikan dengan Allah! Kalau saudara tidak mau, maka saudara adalah musuh
Allah!
b) Orang
kristen yang sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak bisa lagi mengalami
keterpisahan dari Allah, baik di dunia ini maupun di dalam kekekalan (bdk. Ibr
13:5b Yoh 14:16).
Ada
beberapa ajaran yang bertentangan dengan doktrin ini:
·
Orang kristen yang berbuat dosa akan ditinggal
oleh Roh Kudus, dan kalau ia bertobat ia harus mengundang Yesus untuk masuk ke
dalam dirinya lagi.
Ini
jelas adalah ajaran yang salah! Kita bisa merasa ditinggal oleh Allah,
tetapi tidak bisa betul-betul ditinggal oleh Allah, karena Yesus sudah
mengalami hal itu untuk kita!
·
Orang kristen bisa kehilangan keselamatannya.
Ini berarti bahwa ia terpisah dari Allah dalam kekekalan. Ini lagi-lagi
merupakan suatu ajaran yang salah, karena kita tak mungkin mengalami
keterpisahan dari Allah karena hal ini sudah dialami oleh Yesus bagi kita!
1) Ini tidak
berarti bahwa mereka tidak mengerti arti dari kata-kata Yesus.
·
kalau mereka adalah orang Yahudi, mereka pasti
mengerti.
·
kalau mereka adalah tentara Romawi, mereka
mungkin tidak mengerti, tetapi bagaimana mungkin mereka mengenal Elia?
Kesimpulannya:
kata-kata ini diucapkan hanya sebagai ejekan saja!
2) Mengapa
mereka menghubungkan kata-kata Yesus dengan Elia?
·
karena nama Elia mirip dengan kata ‘ELI’ (= My God / AllahKu) yang diucapkan oleh
Yesus.
·
karena nubuat dalam Maleakhi 4:5
menyebutkan bahwa Elia akan datang kembali.
3) Pemberian
anggur asam.
a) Pemberian
anggur asam ini terjadi bukan karena teriakan “Eli, Eli, lama sabakhtani?”
(ay 46), tetapi karena teriakan “Aku haus” dalam Yoh 19:28.
b) Yesus
berkata: “Aku haus”:
·
karena ia memang sangat kehausan, dan
kehausannya ini meng-genapi Maz 22:16.
Yesus
harus mengalami kehausan yang luar biasa ini karena memang ini merupakan
hukuman yang akan dialami oleh orang berdosa di dalam api neraka. Bandingkan
dengan kata-kata orang kaya dalam Luk 16:24 yang berbunyi: “Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke
dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api
ini”.
Penerapan:
Kalau
saudara tidak mau percaya kepada Yesus, saudarapun akan mengalami apa yang
dialami oleh orang kaya itu!
·
supaya nubuat dalam Maz 69:22b tergenapi
(bdk. Yoh 19:28).
c) Kata-kata
dalam ay 49 tidak betul-betul melarang pemberian minum itu, tetapi
lagi-lagi hanya merupakan olok-olok saja, karena akhirnya Yesus tetap diberi
minum anggur asam itu (Yoh 19:28-30).
1) ‘Yesus
berseru pula dengan suara nyaring’.
Seruannya:
a) ‘Sudah selesai’ (Yoh 19:30).
Ini
menunjukkan bahwa karya keselamatan / penebusan dosa yang Ia lakukan bagi kita,
sudah selesai!
b) ‘Ya Bapa, ke
dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu’ (Luk 23:46 bdk. Maz 31:6).
2) Yesus
menyerahkan nyawaNya (ay 50b
bdk. Luk 23:46).
a) Baik dalam
ay 50b, maupun dalam Luk 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’.
b) Yesus
menyerahkan rohNya, menunjukkan bahwa:
·
KematianNya merupakan tindakan aktif.
Untuk
menunjukkan kelahiranNya, sering digunakan kata ‘datang’ yang menunjukkan
tindakan aktif (Yoh 1:11
10:10 dsb).
Sekarang
untuk menunjukkan kematianNya, digunakan kata ‘menyerahkan roh’ yang juga
merupakan tindakan aktif.
Semua
ini menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah
Allah semndiri!
·
Ia mati karena kehendakNya sendiri (bdk. Yoh
10:17-18).
Catatan:
kata-kata Yesus ini berbeda dengan kata-kata Stephanus: ‘Tuhan Yesus, terimalah
rohku’ (Kis 7:59).
3) Kristus mati
pada sekitar pukul 3 siang (ay 45-46).
Ini
merupakan saat dimana orang-orang Yahudi membunuh domba Paskah (bdk.
Kel 12:6 - ‘pada waktu senja’).
Dengan
demikian lagi-lagi Yesus menggenapi TYPE dalam Perjanjian Lama, dan Ia menjadi
ANTI TYPE dari domba Paskah (bdk. 1Kor 5:7).
1) Ini
merupakan tanda / mujijat yang terjadi pada saat Yesus mati:
a) Tirai Bait Allah terbelah dua (ay
51a):
·
tentang tirai yang memisahkan Ruang Suci dan
Ruang Maha Suci ini saudara bisa membacanya dalam Kel 26:33 Ibr 6:19 9:3 10:20.
·
tinggi tirai ini adalah 60 feet (= 18 meter).
·
arti terbelahnya tirai ini:
*
dihapusnya ceremonial
law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan dalam Perjanjian
Lama).
*
kematian Kristus membuka jalan kepada Bapa
(Ibr 10:19-20).
b) Gempa bumi (ay 51b).
c) Bukit batu terbelah (ay 51c).
d) Kuburan terbuka (ay 52a).
Calvin:
“This was also a striking miracle, by which
God declared that his Son entered into the prison of death, not to continue to be
shut up there, but to bring out all who were held captive. ... This is the
reason why, when he was about to be shut up in a sepulchre, other sepulchres
were opened by him. ... Now by this sign it was made evident, that he neither
dies nor rose again in a private capacity, but in order to shed the odour of
life on all believers” (= ) - hal 324-325.
Tetapi
Calvin juga menambahkan bahwa menurutnya peristiwa ini terjadi setelah
kebangkitan Kristus, karena Kristus disebut yang sulung / pertama bangkit dari
antara orang mati. Jadi Calvin kelihatannya berpendapat bahwa orang-orang ini
bangkit dengan tubuh kebangkitan, dan karenanya tidak mungkin mendahului
kebangkitan Kristus. Sejalan dengan itu Calvin juga berpendapat bahwa
orang-orang itu akhirnya tidak mati lagi.
Saya
tidak setuju dengan Calvin dalam persoalan ini.
e) Orang kudus bangkit (ay 52-53).
2) Ay 54 bdk. Luk 23:47-48.
a) Mujijat-mujijat
itu ‘menyadarkan’ baik kepala pasukan, prajurit-prajurit, maupun orang-orang
yang berkerumun. Tetapi sampai dimana ‘pertobatan’ mereka ini tidak bisa
diketahui.
b) Pengakuan
bahwa Yesus adalah Anak Allah (ay 54) dan pengakuan bahwa Yesus adalah
‘orang benar’ (Luk 23:47) tidak bertentangan, kare-na kalau ia mengakui
bahwa Yesus adalah orang benar, maka ia harus mengakui bahwa claim Yesus sebagai Anak Allah adalah
sesuatu yang benar!
3) Ay 55-56:
Ini adalah perempuan-perempuan yang melayani rombongan Yesus dengan uang mereka
(Luk 8:1-3).
Pada
saat Yesus disalibkan dan mati, murid-murid lari (hanya Yohanes yang kembali),
tetapi perempuan-perempuan itu tetap di sana.
Ini
menunjukkan keberanian dan sekaligus kesetiaan mereka dalam mengikut Yesus!
Penerapan:
Keberanian
dan kesetiaan saudara baru akan teruji kalau ada resiko dalam saudara mengikut
Yesus! Tetapkah saudara setia pada saat-saat seperti itu?
-AMIN-