Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Diri
mereka.
a) Ay 12a:
‘orang-orang dursila’.
RSV/NASB: worthless
men (= orang-orang yang tak berharga).
NIV: wicked men
(= orang-orang yang jahat).
KJV/Lit: sons of
Belial (= anak-anak Belial). Bdk. 1:16 yang menggunakan istilah daughter of Belial.
Bdk. juga dengan Ul 13:13 Hak 19:22 20:13 1Sam 1:16
10:27 25:17,25 30:22 2Sam 16:7
20:1 23:6 1Raja 21:10,13 2Taw 13:7.
‘Belial’ bisa diterjemahkan ‘wickedness’ (= kejahatan), sehingga istilah sons of Belial sekedar berarti ‘orang-orang jahat’. Tetapi ‘Belial’
bisa juga diartikan sebagai nama, dan menunjuk kepada setan (bdk. 2Kor 6:15
dimana nama Belial itu dikontraskan dengan Kristus), sehingga istilah sons of Belial berarti ‘anak-anak
setan’.
b) Ay 12b:
‘mereka tidak mengindahkan TUHAN’.
NIV: they had no
regard for the LORD (= mereka tidak punya hormat kepada TUHAN).
KJV/Lit: they knew
not the Lord (= mereka tidak mengenal TUHAN).
Memang ‘orang yang tidak kenal / peduli / hormat kepada
Tuhan’ identik dengan ‘anak setan’ / ‘orang jahat’!
2) Dosa-dosa
mereka.
a) Ay 12b-13:
ada beberapa terjemahan yang berbeda.
Kitab Suci Indonesia: “... mereka tidak mengindahkan
TUHAN, ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang
mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah
bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya ...”.
NASB: ‘... they did
not know the LORD and the custom of the priests with the people. When any man
was offering a sacrifice, the priest’s servant would come while the meat was
boiling, with a three-pronged fork in his hand’ (= ... mereka tidak
mengenal Allah dan kebiasaan imam-imam dengan umat. Pada saat seseorang
mempersembahkan korban, pelayan imam datang pada waktu daging sedang dimasak,
dengan garpu bergigi tiga di tangannya).
NIV: ‘... they had
no regard for the LORD. Now it was the practice of the priests with the people
that whenever anyone offered a sacrifice and while the meat was being boiled,
the servant of the priests would come with a three-pronged fork in his hand’
(= ... mereka tidak punya hormat kepada TUHAN. Adalah merupakan kebiasaan
imam-imam terhadap umat bahwa pada saat seseorang mempersembahkan korban dan sementara
daging itu sedang dimasak, datanglah pelayan imam dengan garpu bergigi tiga di
tangannya).
Terjemahan KJV/RSV mirip dengan NIV, dan mungkin inilah
terjemah-an yang paling tepat.
Hak para imam adalah bagian dada dan paha, tetapi sebelum
bagian itu diberikan kepada imam, bagian itu harus di sucikan lebih dulu dengan
dibakar lemaknya di mezbah (Im 3:5
7:31,34), karena lemaknya tidak boleh dimakan (Im 7:23-25). Tetapi
kedua anak Eli ini mengambil sesukanya (ay 14) dan mereka melakukan hal
ini sebelum lemaknya terbakar (ay 16).
Ini jelas adalah dosa yang disengaja, karena sebagai imam
tidak mungkin mereka tidak mengetahui hukum Tuhan tentang hal itu.
b) Mereka
berzinah di Kemah Suci (ay 22b).
c) Dosa
mereka dilakukan terang-terangan sehingga diketahui seluruh bangsa. Ini
terlihat dari ay 23 dimana dikatakan ‘kudengar dari segenap bangsa’.
Mereka sudah tidak mempunyai rasa malu sedikitpun dalam berbuat dosa.
d) Dikatakan
bahwa dosa mereka sangat besar (ay 17).
Memang dosa ada tingkatannya! Kedudukan mereka yang
tinggi, pengetahuan Firman Tuhan yang ada pada mereka, kesengajaan / kesadaran
mereka dalam berbuat dosa, dan effek negatif yang sangat besar akibat tindakan
mereka (lihat point 3 di bawah ini), menyebabkan dosa mereka dianggap sangat
besar dihadapan Tuhan!
3) Akibat
dosa mereka (ay 24).
Kitab Suci Indonesia: ‘bukan kabar baik yang kudengar itu
bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran’.
NIV: ‘it is not a
good report that I hear spreading among the LORD’s people’ (= bukanlah kabar
baik yang aku dengar tersebar di antara umat TUHAN). Ini mirip dengan RSV/NASB.
KJV: ‘for it is no
good report that I hear: ye make the LORD’s people to transgress’ (= karena
bukanlah kabar baik yang kudengar: kamu menyebabkan umat TUHAN melanggar).
LXX/Syriac: ‘ye
make the LORD’s people cease to worship him’ (= kamu menyebabkan umat TUHAN
berhenti beribadah kepadaNya).
Ay 24 ini bisa menunjuk kepada:
a) Perempuan-perempuan
yang berzinah dengan mereka.
b) Orang-orang
yang meniru teladan mereka (meremehkan persembahan, dan berzinah).
c) Orang-orang
yang lalu tidak mau memberikan persembahan / berbakti kepada Tuhan.
Penerapan:
Pada waktu saudara mau berbuat dosa, ingatlah senantiasa
bahwa dosa saudara bisa mempengaruhi / menyebabkan orang lain jatuh ke dalam
dosa!
1) Eli
menegur anak-anaknya (ay 23-25a).
a) Ay 25a.
Kata ‘Allah’ (Ibrani: ELOHIM) oleh KJV dan juga footnote NIV diter-jemahkan ‘judge’ (= hakim). Jadi maksudnya: kalau
ada 2 orang cekcok, ada hakim yang bisa mendamaikan, tetapi kalau seseorang
bercekcok dengan Tuhan, tidak ada yang mendamaikan.
Tetapi RSV/NASB/NIV menterjemahkan ‘God’ (= Allah).
b) Teguran
ini terlalu lemah (bandingkan dengan 1:14 dimana ia bisa menegur dengan keras).
Bandingkan ini dengan 3:13 yang menunjukkan bahwa Tuhan
marah karena Eli tidak memarahi
anak-anaknya [NASB: rebuke (= menegur
/ memarahi); KJV/RSV/NIV: restrain (=
mengekang / mengendalikan)].
Penerapan:
Bagaimana sikap saudara pada waktu melihat / mendengar
anak saudara berdusta, mengeluarkan kata-kata kotor, bersikap kurang ajar,
nyontek di sekolah, dsb? Apakah saudara membiarkannya / tidak memarahinya?
Atau, lebih jelek lagi, apakah saudara lalu tertawa, seolah-olah dosa anak itu
merupakan sesuatu yang lucu? Ingatlah bahwa sikap seperti ini membangkitkan
kemarahan Tuhan!
2) Eli
tidak mengambil tindakan apa-apa terhadap anak-anaknya.
Ingat: ini adalah jaman Perjanjian Lama dimana orang yang
berzinah seharusnya dihukum mati!
Kita bisa meninjau sikap Eli yang salah ini dari 2 sudut:
a) Sebagai
hamba Tuhan.
Sekalipun 2Tim 2:24-25 mengatakan bahwa seorang
hamba Tuhan harus ramah, lemah lembut dan tidak boleh bertengkar, tetapi bagian
dari kitab Samuel ini jelas menunjukkan bahwa ada saat dimana seorang hamba
Tuhan harus marah dan bertindak tegas!
b) Sebagai
orang tua.
Kalau saudara adalah orang tua yang selalu memanjakan
anak-anak saudara dan tidak bisa / tidak tega mendisiplin anak-anak saudara
pada waktu mereka berbuat salah / dosa, maka belajarlah dari bagian ini dan
lihatlah kesudahan dari anak-anak Eli dalam 2:34 3:13-14 4:11. Baca dan renungkan juga Amsal 13:24 Amsal 23:13-14 Amsal 29:15.
Mereka tidak menggubris nasehat Eli. Mengapa? Ay 25b
memberikan jawaban: “Tetapi tidaklah
didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab Tuhan hendak mematikan mereka” (ay 25b).
Adam Clarke menterjemahkan: “Tidaklah didengarkan mereka
perkataan ayahnya itu, karena itu Tuhan hendak mematikan mereka”.
Saya sama sekali tidak setuju dengan Clarke, karena
penambahan kata ‘itu’ membalik arti ayat itu.
Ayat ini merupakan salah satu dasar dari doktrin Providence of God. Ayat ini menunjukkan
bahwa karena Tuhan merencanakan / menetapkan kematian mereka, maka Tuhan
bekerja sehingga mereka tidak mendengar nasehat ayah mereka (Bdk.
1Raja 12:15
2Sam 17:14 Ul 2:30 Kel 4:21b 7:3 9:12,16
10:1-2,20,27 11:10 14:4,8,17-18 Ro 9:14-18).
Mengomentari 1Sam 2:25b ini, Calvin berkata:
“it is not denied that
their stubbornness arose out of their own wickedness; but at the same time it
is noted why they were left in their stubbornness, even though the Lord could
have softened their hearts - because his immutable decree had once for all
destined them to destruction” (= tidak
disangkal bahwa kekeras-kepalaan mereka muncul dari kejahatan mereka sendiri;
tetapi pada saat yang sama dicatat mengapa mereka ditinggalkan / dibiarkan
dalam kekeras-kepalaan mereka, sekalipun Tuhan bisa melunakkan hati mereka -
karena ketetapanNya yang tidak bisa berubah telah menentukan mereka secara
pasti kepada kehancuran) - ‘Institutes of the Christian Religion’,
Book III, chapter XXIV, no 14.
Kalau dosa dan kedurhakaan makin bertambah, maka kasih
kebanyakan orang akan menjadi dingin (bdk. Mat 24:12). Mengapa? Karena
kita selalu condong untuk berbuat dosa pada saat banyak orang lain juga
melakukannya. Disamping, kalau kita hidup saleh sementara orang lain hidup
dalam dosa, maka hidup kita akan menjadi lain sendiri, dan orang akan cenderung
membenci kita.
Tetapi dalam bacaan ini kita melihat Samuel, yang hidup
di tengah-tengah ‘gereja’ yang brengsek pada saat itu, tetap tumbuh menjadi
baik (ay 21b,26 bdk. Luk 2:52).
Maukah saudara meniru Samuel? Resepnya: jangan mengikuti
hidup / dosa orang lain, tetapi taatilah Firman Tuhan sekalipun semua orang
mengabaikannya! Bdk. Ro 12:2.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com