Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Setelah orang Filistin mengalahkan Israel dan merampas
tabut Allah, lalu mereka membawa tabut Allah itu ke Asdod, membawanya ke kuil Dagon,
dan meletakkannya di sisi Dagon.
Ada beberapa hal yang bisa dipelajari:
1) Mereka
pasti menangani tabut Allah itu seenaknya, tetapi mengapa Tuhan tidak membunuh
mereka seperti yang Ia lakukan dalam 1Sam 6:19 dan 2Sam 6:7?
Jawabnya:
a) Karena
orang Filistin tidak tahu bahwa mereka tidak boleh memegang tabut (bdk. Bil
4:15,19-20).
Dosa yang tidak disadari / tidak disengaja, sekalipun itu
tetap adalah dosa dan tidak boleh diremehkan, tetapi memang berbeda dengan dosa
yang disadari / disengaja (Luk 12:47-48
Kel 21:12-14).
b) Karena
Tuhan mau menghukum / mempermalukan mereka dengan cara lain, yang nantinya akan
memaksa mereka untuk mengembalikan tabut Allah itu kepada orang-orang Israel.
Dari sini terlihat bahwa Tuhan tidak selalu menghukum
dosa yang sama dengan hukuman yang sama. Dan Tuhan mempunyai maksud / tujuan
dengan pemberian hukuman yang berbeda itu.
2) Tujuan
orang Filistin meletakkan tabut Allah di sisi Dagon:
a) Mereka
ingin mempersembahkan kemenangan mereka kepada dewa mereka. Bdk. 1Sam
21:8-9 1Sam 31:10.
b) Untuk
menunjukkan bahwa tabut Allah / Yahweh itu kalah dari Dagon / takluk kepada
Dagon / lebih rendah dibandingkan dengan Dagon.
Padahal sebelum peritiwa ini sudah pernah terjadi
peristiwa dimana Allah mengalahkan Dagon, yaitu pada waktu Simson, dengan kuasa
Allah, mengancurkan kuil Dagon di Gaza (Hak 16:29-30).
c) Mungkin
karena mereka sebagai bangsa yang polytheist
(percaya banyak allah / dewa) mau menjadikan tabut itu juga sebagai dewa, yang
tentu saja lebih rendah dari Dagon).
Dagon tidak pernah memberi mereka hukum seperti dalam Kel
20:3 - ‘Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu’.
3) Apa
yang lalu terjadi?
a) Tuhan
menghajar Dagon (ay 3-5).
·
Kesokan harinya,
orang-orang Asdod menjumpai Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan
tabut Allah (ay 3a).
Jadi, Dagonnya ‘menyembah’ tabut Allah dengan cara
bertiarap di tanah, padahal tadinya tabut Allah itu ada di sisinya, bukan di
hadapannya. Posisi jatuhnya Dagon ini sebetulnya sudah jelas menunjukkan bahwa
Dagon bukanlah kebetulan jatuh. Ini merupakan suatu mujijat!
Tetapi orang-orang kafir ini memang tidak mau tahu akan
pekerjaan Allah, dan mereka menganggap hal itu sebagai suatu kebetulan saja,
dan mereka mengembalikan Dagon ke tempatnya, dan mereka tetap menyembahnya.
Ini jelas menunjukkan suatu ketololan yang luar biasa.
Dagon yang mereka sembah itu, kalaupun kebetulan jatuh, ternyata tidak bisa
kembali sendiri ke tempatnya. Dagon itu membutuhkan pertolongan manusia untuk
kembali ke tempatnya. Betapa tololnya menyembah berhala yang tidak bisa berbuat
apa-apa! (tentang ketololan penyembahan berhala baca ayat-ayat sbb: Ul
4:28 Maz 115:4-8 Yes 2:8 Yer 10:5).
·
Besoknya lagi, mereka
menjumpai Dagon dalam keadaan yang lebih parah (ay 4)! Sekarang bukan saja
Dagonnya tiarap lagi menyembah tabut Allah, tetapi lebih dari itu kepala Dagon
dan kedua belah tangannya terpelanting ke ambang pintu.
*
Ini menunjukkan bahwa apa
yang tadinya mereka anggap kebetulan bukanlah kebetulan. Hebatnya, atau
tololnya, mereka tetap tidak bertobat!
*
bahwa kepala dan kedua
tangan Dagon terpelanting ke ambang pintu merupakan penghinaan yang luar biasa,
karena itu sama halnya dengan menyediakan Dagon sebagai keset untuk
diinjak-injak.
*
ay 4 akhir mengatakan:
‘hanya badan Dagon itu yang masih tinggal’.
Terjemahan hurufiahnya adalah: ‘hanya Dagon yang
masih tinggal’.
Perlu diketahui bahwa Dagon pada bagian atasnya berbentuk
manusia (laki-laki), tetapi bagian bawahnya berbentuk ikan. Sedangkan kata
Dagon berasal dari kata Ibrani DAG yang berarti ikan. Jadi pada waktu dikatakan
‘hanya Dagon yang masih tinggal’, mungkin artinya adalah ‘hanya ikan
/ tubuh Dagon yang masih tinggal’.
*
Melihat kepala dan kedua
tangan Dagon terpelanting ke ambang pintu, tentu saja orang-orang Filistin itu
tidak berani menginjaknya, dan karena itu mereka melompatinya. Hal ini lalu
menjadi tradisi bagi mereka (ay 5). Ini lagi-lagi merupakan ketololan,
karena dengan membuat tradisi ini mereka sebetulnya memperingati kekalahan dewa
mereka.
Dalam Zef 1:9 dikatakan bahwa Tuhan akan menghukum
semua orang yang melompati ambang pintu. Rupanya pada saat itu banyak orang
Israel yang jatuh ke dalam penyembahan Dagon sehingga ikut mempraktekkan
tradisi ini, dan Tuhan akan menghukum mereka karenanya.
Betul-betul tolol untuk meninggalkan Yahweh dan menyembah
Dagon yang sudah dipermalukan oleh Yahweh dengan cara seperti itu!
b) Tuhan
menghajar penduduk Asdod (ay 6).
·
Ay 6: ‘borok-borok’.
NIV/NASB/RSV: tumors
/ tumours (= tumor-tumor).
KJV: emerods
(?).
·
Kalau dilihat dari 1Sam 6:4-5
maka terlihat jelas bahwa bencana yang menimpa mereka bukanlah borok-borok,
tetapi juga tikus-tikus.
Dalam Septuaginta / LXX (dan juga Latin Vulgate), untuk
ay 6 ini ada tambahan: “Mice were
produced in the land, and there arose a great and deadly confusion in the city”
(= tikus-tikus muncul di negeri itu dan muncul kekacauan yang besar dan
mematikan di kota itu).
c) Reaksi
orang Asdod (ay 7-8).
Dari kata-kata ‘tanganNya keras melawan kita dan melawan
Dagon, allah kita’ (ay 7b), terlihat bahwa mereka sadar sepenuhnya bahwa:
·
hal-hal yang terjadi
terhadap mereka dan Dagon itu dilakukan oleh Yahweh, Allah Israel.
·
Dagon ternyata tidak bisa
berbuat apa-apa.
Sekalipun demikian, mereka bukannya bertobat; tetapi:
¨
mereka tetap menyembah
Dagon.
Penerapan:
*
ada orang-orang yang tahu
bahwa ada banyak ketidak-beresan dengan agamanya, tetapi tetap mempertahankan
agamanya!
*
ada juga ‘orang kristen’
yang tidak mendapat apa-apa di gerejanya, dan mendapat banyak di gereja lain,
tetapi mereka tetap mempertahankan gerejanya.
¨
mereka memindahkan tabut
Allah itu ke Gat.
Ini menunjukkan bahwa:
*
mereka bukan hanya berusaha
menolong diri mereka sendiri, tetapi juga menolong dewa mereka! Lucunya, dewa
yang harus mereka tolong itu tetap mereka sembah!
*
mereka bersikap seperti orang-orang
Gerasa, yang sekalipun melihat kuasa yang luar biasa dari Yesus, tetapi
berusaha menyingkirkan Yesus (Mark 5:17).
1) Tuhan
menghajar penduduk Gat dan Ekron (ay 9-12).
Pada waktu tabut Allah itu ada di Gat dan Ekron, maka
Tuhan menghajar penduduk Gat dan Ekron.
Di Gat dikatakan bahwa anak-anakpun terkena borok-borok
itu (ay 9b). Dan dari kata-kata ‘kegemparan maut’ dalam ay 11b [NIV: For death had filled the city with panic
(= karena kematian telah memenuhi / mengisi kota itu dengan kepanikan)], dan
‘orang-orang yang tidak mati’ (ay 12a), terlihat bahwa ada banyak orang
yang dibunuh oleh Tuhan.
Semua ini menunjukkan bahwa hajaran Tuhan sekarang lebih
hebat dari pada waktu tabut itu ada di Asdod.
2) Sikap
orang Filistin (ay 10-11).
a) Dari
Gat mereka pindahkan tabut Allah ke Ekron (ay 10a).
Kalau tadi mereka memindahkan tabut itu dari Asdod ke
Gat, dan sekarang dari Gat ke Ekron, mungkin sekali karena mereka menganggap
setiap dewa mempunyai wilayah kekuasaan, sehingga bisa saja dewa tertentu kuat
di kota A tetapi tidak di kota B (bdk. 1Raja 20:23). Tetapi ternyata kemanapun
mereka memindahkan tabut itu, penduduk kota itu dihajar oleh Tuhan.
b) Setelah
mereka melihat bahwa Yahweh, Allah Israel, itu ternyata kuat dimana-mana, maka
mereka ingin mengembalikan tabut Allah itu ke Israel (ay 11).
Memang sebetulnya tujuan Tuhan menghajar mereka bukanlah
untuk mempertobatkan mereka sehingga mereka menyembah Yahweh dan membuang Dagon
(ingat bahwa mereka adalah orang yang termasuk golongan reprobate (= orang yang ditetapkan untuk binasa), tetapi supaya
mereka mengembalikan tabut itu ke Israel.
1) Mula-mula
orang Filistin kelihatannya menang (atas Israel dan atas Allah / tabut), tetapi
akhirnya mereka hancur.
Seseorang mengatakan: “The triumph of the ungodly is short” (= kemenangan orang fasik itu pendek).
Sebaliknya, juga bisa dikatakan bahwa ‘kekalahan orang
benar itu pendek’!
Karena itu jangan putus asa pada waktu
‘kalah’!
2) Terhadap
orang kafirpun Tuhan menyatakan dirinya, seperti yang dikatakan oleh Kis 14:17
[“Yet he has not left himself without
testimony: He has shown kindness ...” (= Tetapi Ia tidak membiarkan dirinya
sendiri tanpa kesaksian: Ia telah menunjukkan kebaikan ...)].
Dalam ayat ini diberi contoh tentang kesaksian Tuhan itu
yaitu dalam berbagai-bagai kebajikan. Tetapi Tuhan juga bisa memberi kesaksian
tentang diriNya dengan cara-cara lain, seperti:
·
melalui alam semesta (Maz
19:2-dst).
·
melalui hati nurani
[Ro 1:19 (NASB): because that which
is known about God is evident within them; for God made it evident to
them (= karena apa yang mereka ketahui tentang Allah itu nyata dalam
diri mereka; karena Allah membuat hal itu nyata bagi mereka)].
·
melalui hajaran / hukuman /
mujijat, seperti dalam 1Sam 5 ini.
Jadi kalau ada orang yang tidak bertobat, bagaimanapun
juga itu adalah kesalahan orang itu sendiri!
3) Bagian
ini menunjukkan bahwa orang yang tidak mau taat akan dihajar makin lama makin
hebat sampai taat (bdk. Yunus dan Firaun).
Karena itu, dari pada mengalami hajaran Tuhan dan setelah
itu terpaksa taat, lebih baik kita langsung taat!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com