Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Israel
mengeluh (ay 2b), karena penindasan orang Filistin (ay 3b).
Penerapan:
Tuhan mempunyai banyak cara untuk menghajar. Bisa dengan
menggunakan penderitaan fisik seperti penyakit. Bisa juga dengan mengacaukan
pekerjaan / ekonomi saudara [Misalnya Israel pada jaman nabi Hagai
(Hag 1:9-11)]. Bisa juga dengan memberikan konflik dalam keluarga (Kej 21:9-11 1Sam 1:6-7), kematian orang yang
dicintai (2Sam 12:15-18), dan penderitaan-penderitaan yang lain. Bisa juga
dengan memberikan hati yang tidak damai. Tuhan tahu apa yang paling menyakitkan
bagi saudara, dan Tuhan bisa menggunakan hal itu kalau saudara terus tidak mau
bertobat!
2) Ini
berlangsung lama (ay 2).
3) Ini
adalah penderitaan karena dosa (ay 3).
Penderitaan yang berlangsung lama, tidak adanya jalan
keluar, dan tidak adanya kekuatan dan penghiburan dari Tuhan dalam penderitaan
itu, harus ditelusuri jejaknya pada dosa!
1) Israel
‘mengeluh kepada Tuhan’ (ay 2).
KJV/RSV/NASB: ‘lamented
after the LORD’ (= mengeluh / meratap kepada TUHAN).
NIV: ‘mourned and
sought after the LORD’ (= berkabung dan mencari Tuhan).
Istilah Ibraninya jarang dipakai dan artinya mencakup 2
hal:
·
kesedihan karena dosa.
·
kembali kepada TUHAN.
2) Mereka
memperhatikan / mentaati Firman Tuhan (ay 3-4).
a) Samuel
memberikan Firman Tuhan (ay 3).
Israel sedang menderita, tetapi Samuel tidak menghibur dengan
kata-kata kosong. Ia menyuruh mereka bertobat / membuang berhala, supaya Tuhan
menolong mereka.
Penerapan:
Pada waktu memberi counseling
kepada orang yang menderita karena dosa, ada 2 extrim:
·
kita menghakimi mereka.
·
kita menghibur dengan
hiburan kosong, misalnya dengan memberi Ro 8:28 atau dengan mengatakan
Tuhan tetap beserta dia dan akan menolong dia, atau dengan menganjurkan dia
untuk berdoa supaya Tuhan menolong, dsb.
Dua-dua ini salah! Kita seharusnya memberitakan Injil
kepada dia dan mendesak dia untuk bertobat / meninggalkan dosa dan datang
kepada Kristus (tetapi tidak dengan sikap menghakimi atau sikap seolah-olah
kita adalah orang yang suci).
b) Israel
memperhatikan dan mentaati firman Tuhan itu (ay 4).
Pulpit Commentary:
“It is
useless to lament after the Lord and still retain false gods. Our God is not
mocked, nor can his favour be gained by mere words and empty sighs” (= adalah sia-sia untuk meratap kepada TUHAN and tetap
mempertahankan allah-allah palsu. Allah kita tidak bisa dipermainkan, dan
perkenanNya tidak bisa didapatkan hanya dengan kata-kata dan keluhan-keluhan
yang kosong).
Penerapan:
Kalau saudara menginginkan kebangunan rohani dalam diri
saudara / gereja, perhatikanlah Firman Tuhan! Datanglah dalam Pemahaman
Alkitab, atau belajarlah melalui cassette / makalah khotbah! Dan taatilah
Firman Tuhan!
3) Mereka
membuang dosa / berhala, menujukan hati mereka kepada Tuhan sehingga
mereka beribadah hanya kepada Tuhan (ay 4).
a) Ini
adalah reaksi terhadap kata-kata Samuel: ‘tujukan hatimu kepada TUHAN’ (ay 3b).
KJV: ‘prepare your
hearts unto the LORD’ (= siapkan hatimu kepada TUHAN).
RSV / NASB: ‘direct
your heart(s) to the LORD’ (= arahkan hatimu kepada TUHAN).
NIV: ‘commit
yourselves to the LORD’ (= serahkan dirimu sendiri kepada TUHAN).
b) Ada
tindakan negatif maupun positif.
Membuang berhala bersifat negatif. Menujukan hati kepada
Tuhan, dan hanya beribadah kepada Tuhan, merupakan sesuatu yang positif.
Bdk Daniel 4:27: ‘lepaskanlah
diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan [NIV: ‘what is right’ (= apa yang benar)], dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas
kasihan terhadap orang yang tertindas’.
Jelas terlihat bahwa ini juga mengandung sesuatu yang
negatif maupun yang positif.
Ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan kalau kita
ingin mendekat kepada Tuhan dan mendapatkan pertolonganNya.
·
Ada orang-orang yang hanya
memperhatikan yang negatif.
Mereka membuang dusta, zinah, amarah, kebencian, dsb.
Tetapi mereka tidak melakukan yang positif. Mereka tidak belajar Firman Tuhan /
datang ke Pemahaman Alkitab, tidak melayani Tuhan, tidak memberikan persembahan
perpuluhan, mengabaikan pembangunan gedung gereja, tidak menjaga Saat Teduh,
tidak mau ikut Persekutuan Doa di gereja, dsb. Bdk. dengan Mat 12:43-45 yang
menunjukkan bahwa sekalipun roh jahat diusir, tetapi hati tidak diisi apa-apa
yang baik, sehingga akhirnya orang itu justru menjadi lebih brengsek.
·
Sebaliknya ada orang-orang
yang hanya memperhatikan yang positif.
Mereka berbakti dan datang dalam Pemahaman Alkitab dengan
rajin, melayani Tuhan, memberi persembahan persepuluhan, dsb. Tetapi mereka
membiarkan banyak dosa dalam dirinya, seperti kebencian, ketamakan, cinta uang,
percabulan, kesombongan, dusta, dsb. Inilah yang tadinya dilakukan oleh Israel.
Mereka gembira waktu tabut kembali dan mereka menyambutnya (6:13-7:1), tetapi
mereka tidak membuang berhala mereka. Ini tidak berguna!
c) Tadinya
mereka bercabang hati, beribadah kepada Tuhan maupun Baal / Asytoret. Sekarang hanya
beribadah kepada Tuhan (bdk. 1Raja 18:21). Catatan: KJV/RSV/NIV/NASB
menterjemahkan ‘beribadah’ dengan istilah ‘served’
(= melayani).
Mungkin saudara tidak termasuk seorang syncretist (= orang yang menggabungkan 2
agama atau lebih); mungkin saudara tidak pergi ke gereja maupun kelenteng /
Gunung Kawi; tetapi mungkin saudara beribadah kepada Tuhan maupun Mammon. Kalau
ya, perhatikan Firman Tuhan dalam Mat 6:24 Yak 4:4
1Yoh 2:15
Luk 14:33 Mat
19:23-24. Maukah saudara bertobat dan beribadah hanya kepada Tuhan?
d) Dalam
ay 2 dikatakan berlalu waktu 20 tahun sejak tabut itu ada di
Kiryat-Yearim.
·
Ini bangsa yang luar biasa
brengsek dan tegar tengkuknya. Jelas bahwa dalam 10 hukum Tuhan
(Kel 20:3-17) ada larangan untuk menyembah berhala, tetapi selama lebih
dari 20 tahun mereka terus menyembah berhala!
Penerapan:
Tetapi apakah kita tidak seperti itu? Dusta, pelanggaran
hukum Sabat, tidak memberi persembahan persepuluhan adalah tindakan-tindakan
yang jelas-jelas bertentangan dengan Firman Tuhan, tetapi tetap sering kita
lakukan!
·
Samuel adalah nabi yang
memberitakan Firman Tuhan (3:19-4:1a), tetapi toh mereka baru tobat setelah 20
tahun. Ini menunjukkan bahwa mereformasi bukanlah tindakan mudah. Memang kalau
Tuhan mau, bisa saja Ia mempertobatkan dalam sekejap mata (seperti dalam kasus
Niniwe), tetapi biasanya tidaklah terjadi seperti itu. Untuk bisa mereformasi
membutuhkan ketekunan dalam doa, bekerja, memberitakan Firman, dsb.
Penerapan:
Kalau saudara adalah pendeta, dosen theologia,
pengkhotbah awam, guru sekolah minggu, guru agama, majelis, pengurus komisi
yang merasakan panggilan Tuhan untuk mengadakan reformasi dalam pelayanan
saudara, bertekunlah! Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:
1Kor 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa
dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
Gal 6:9 - “Janganlah
kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan
menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.
4) Mereka
mengaku dosa (ay 6).
Bdk. Maz 51:18-19 yang mengatakan bahwa mengaku dosa
haruslah dengan hati remuk / hancur. Supaya bisa mengaku dosa dengan hati
remuk, renungkan cinta Tuhan / apa yang Yesus alami di atas kayu salib bagi
saudara!
Pulpit Commentary:
“There is no
better way to obtain the gift of tears for having offended God than meditation
on the greatness of God’s goodness and of His love which he has shown to man” (= Tidak ada jalan yang lebih baik untuk mendapatkan karunia
air mata karena menyakiti Allah dari pada perenungan terhadap kebesaran dari
kebaikan Allah dan kasihNya yang telah Ia tunjukkan kepada manusia).
5) Mereka
melakukan pencurahan air (ay 6a).
Ada macam-macam arti dari tindakan pencurahan air ini:
a) Ini
menyimbolkan pencurahan isi hati pada waktu menyatakan kesedihan atas dosa /
penyesalan (bdk. Ratapan 2:19).
b) Ini
menyimbolkan kelemahan dan ketidak-berdayaan.
Jadi mereka mengaku di hadapan Tuhan bahwa mereka lemah /
tak berdaya, dengan tujuan supaya Tuhan menolong mereka.
c) Air
yang sudah dicurahkan tidak bisa diambil kembali, dan ini menyimbolkan bahwa
kata-kata mereka kepada Tuhan tidak akan ditarik kembali.
Penerapan:
Kita sering bernazar tetapi tidak kita genapi. Mungkin
dalam persoalan persembahan iman, atau dalam berjanji untuk rajin ikut
Pemahaman Alkitab, atau rajin ikut Persekutuan Doa, atau dalam pelayanan. Bdk.
Pengkhotbah 5:3-4.
1) Pertobatan
Israel justru menyebabkan Filistin menyerang (ay 7,10)!
Penerapan:
Kalau saudara bertobat dari dosa dan datang / kembali
kepada Tuhan, maka ditinjau dari sudut setan, saudara berkhianat, dan karena
itu ia menyerang untuk ‘mempertobatkan’ saudara kembali! Karena itu jangan
heran kalau setan menyerang saudara. Ia bisa menyerang (tetapi tentu saja
dengan ijin Tuhan) dengan cara:
·
memberi problem /
penderitaan.
·
memberi hal-hal duniawi
yang menarik.
Apa yang Israel lakukan?
a) Mereka
berdoa (ay 5,8-9).
Kalau mau mendapat pertolongan Tuhan, berdoalah! Bdk. Yak
4:2b - “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu
tidak berdoa”.
Seseorang berkata: “If we work, we work; if we pray God works” (= jika kita bekerja, kita bekerja; jika kita berdoa Allah
bekerja).
Karena itu, banyaklah berdoa!
b) Mereka
berperang sekalipun takut (ay 7,10-11).
Memang sedapat mungkin rasa takutnya harus diatasi,
karena rasa takut semacam ini adalah dosa / tidak beriman (bdk. Mat 8:26).
Tetapi kalau rasa takut itu tidak bisa dihilangkan, setidaknya jangan dituruti!
Misalnya takut untuk memberitakan Injil, takut untuk menjadi chairman / pemimpin liturgi, takut untuk
menjadi guru sekolah minggu, dsb.
Sekalipun sukses tergantung dari Tuhan, tetapi kita tidak
boleh hanya berdoa tok! Juga harus berusaha semampu kita, dan berperang
sekalipun takut!
2) Tuhan
menolong Israel dalam peperangan (ay 10-11).
a) Mungkin
pada waktu bertobat dan lalu mengalami penderitaan dari setan, saudara berkata:
Lho saya ini bertobat karena pada waktu hidup dalam dosa, Tuhan memberi
penderitaan. Sekarang setelah saya bertobat, setan yang memberi penderitaan.
Kan sama saja?
Jawabnya: Tidak sama, karena sekarang, sekalipun ada
penderitaan, saudara disertai / ditolong oleh Tuhan yang lebih besar / lebih
berkuasa dari setan.
b) Setelah
menang, mereka / Samuel tidak lupa daratan (ay 12).
Pulpit Commentary:
“When we have
failed, ours is the shame. When we have overcome, to God be the glory” (= Pada waktu kita gagal, kita yang harus malu. Pada waktu kita
menang, bagi Allahlah kemuliaan).
3) Tuhan
melindungi mereka selama hidup Samuel (ay 13-14).
Ay 14b maksudnya: orang Amori menjadi takut dan tidak
berani mencari gara-gara terhadap orang Israel.
Maukah
saudara mengalami apa yang Tuhan lakukan bagi Israel? Bertobatlah dari dosa,
dan carilah Tuhan dengan segenap hati!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com