Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Paginya
Samuel mengantarkan Saul untuk pulang, dan ia menyuruh Saul memerintahkan
bujangnya untuk mendahului mereka, supaya ia bisa sendirian dengan Saul dan
mengurapinya menjadi raja (9:26-27). Dan Samuel lalu mengurapi Saul menjadi
raja (10:1).
10:1b - “Bukankah TUHAN telah
mengurapi engkau menjadi raja atas umatNya Israel? Engkau akan memegang tampuk
pemerintahan (atas umat TUHAN, dan
engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah
tandanya bagimu bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja) atas milikNya sendiri”.
a) Bagian
yang saya letakkan dalam tanda kurung, tidak ada dalam KJV, NIV, NASB, karena
Kitab-kitab Suci ini menterjemahkan dari manuscript Ibrani. Sedangkan RSV dan
Kitab Suci Indonesia mempunyai bagian ini karena mengambilnya dari Septuaginta
/ LXX.
b) Dalam
10:1b itu ada kata-kata ‘atas milikNya sendiri’.
KJV/NIV/NASB: over his inheritance (= atas warisanNya).
RSV: over
his heritage (= atas warisanNya).
Ini ditekankan untuk memberikan tanggung jawab kepada
Saul. Sekalipun Saul menjadi raja atas Israel, itu tidak berarti bahwa Israel
adalah milik Saul. Israel tetap adalah milik Allah, dan Saul harus bertanggung
jawab kepada Allah dalam memerintah Israel.
Penerapan:
Pendeta / guru sekolah minggu, penatua / penilik Jemaat,
juga menggembalakan domba-domba Tuhan, bukan domba mereka, dan dalam
menggembalakan domba-domba itu mereka bertanggung jawab kepada Tuhan.
2) Supaya
Saul percaya bahwa pengurapan dirinya menjadi raja itu betul-betul datang dari
Tuhan, maka Samuel menubuatkan akan adanya 3 tanda (10:1b-6). Dan tanda-tanda
itu semuanya terjadi persis seperti yang dikatakan oleh Samuel (10:9-10).
Catatan:
a) Kata-kata
‘kepenuhan seperti nabi’ (10:5,6,10,13) salah terjemahan. Seharusnya adalah
‘bernubuat’.
b) Rupanya
kata ‘bernubuat’ di sini mempunyai arti yang berbeda dengan biasanya, yaitu:
·
menyanyikan mazmur /
pujian. Bdk. 1Taw 25:1-3.
Ini mungkin, mengingat bahwa dalam peristiwa ini ada
penggu-naan bermacam-macam alat musik (10:5b).
Catatan: hati-hati
menafsirkan 1Taw 25:1-3 ini! Ini tidak berarti bahwa kita boleh mengiringi
khotbah dengan musik. Doa diiringi musik sudahlah merupakan hal yang salah,
apalagi khotbah yang diiringi musik. Nubuat dalam 1Taw 25:1-3 berupa
nyanyian (ini terlihat dari ay 3b), dan karena itu boleh diiringi dengan
musik.
·
berdoa. Bdk.
1Raja 18:29 (NIV) yang berbunyi:
“Midday passed,
and they continued their frantic prophesying until the time of evening
sacrifice” (= Tengah hari berlalu, dan
mereka terus bernubuat seperti orang gila sampai pada waktu korban petang).
Ayat ini ada dalam kontex ketika nabi-nabi Baal minta api
dari langit dalam pertandingan dengan Elia. Jelas bahwa bernubuat di sini tidak
bisa diartikan seperti bernubuat pada umumnya, yaitu memberitakan Firman Tuhan,
tetapi harus diartikan sebagai ‘berdoa’
c) Sebagian
dari tanda ke 3 adalah bahwa Roh TUHAN akan berkuasa atas Saul (10:6,10).
10:10 (NIV): the
Spirit of God came upon him in power (= Roh Allah datang atasnya dengan
kuasa).
2 hal yang perlu dibahas di sini:
·
Saul tidak rebah /
nggeblak! Kalau dalam 1Sam 19:23-24 ia rebah, itu karena pada saat itu Roh
Kudus bukan datang kepadanya demi / untuk dia, tetapi menentang
dia (baca seluruh kontex 1Sam 19!).
·
Roh Kudus datang kepada
Saul untuk memperlengkapinya dalam tugasnya sebagai raja. Perlu diketahui bahwa
fungsi Roh Kudus dalam Perjanjian Lama berbeda dengan dalam Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus:
*
diberikan kepada semua
anak-anak Allah / orang yang percaya kepada Yesus (Ef 1:13).
*
diberikan untuk
selama-lamanya (Yoh 14:16), dan karena itu tidak mungkin dicabut
kembali.
*
diberikan dengan tujuan
untuk memimpin orang itu dalam mengikut Kristus. Penyertaan dan pimpinan Roh
Kudus ini menyebabkan orang kristen yang sejati tidak bisa murtad, dan karena
itu Roh Kudus disebut sebagai ‘jaminan’ (Ef 1:14).
Tetapi dalam jaman Perjanjian Lama, Roh Kudus:
¨
diberikan hanya kepada
orang-orang tertentu saja (dan mereka ini belum tentu adalah anak Allah).
¨
diberikan untuk memperlengkapi
mereka dalam tugas pelayanan (bdk. Kel 35:30-36:2). Kalau pelayanan
selesai atau kalau Tuhan tidak lagi mau memakai orang itu dalam pelayanan itu,
maka Roh Kudusnya dicabut kembali. Dan ini terjadi dalam kasus Saul ini
(1Sam 16:14), dan juga dalam Bil 11:25 dan Hak 16:20 (Simson).
Jadi, sekalipun Saul menerima Roh Kudus, itu tidak menunjukkan
bahwa ia adalah anak Allah, sehingga nanti pada waktu Saul ditinggal oleh Roh
Allah, sehingga akhirnya sesat dan binasa, itu tidak boleh diartikan bahwa anak
Allah bisa murtad sampai kehilangan keselamatannya!
3) Samuel
juga berkata: kalau semua tanda itu sudah terjadi, Saul boleh melakukan apa
saja yang didapat oleh tangannya, sebab Allah menyertai dia (10:7).
Kata-kata ‘apa saja’ tentu tidak boleh dimutlakkan.
Maksudnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan jabatannya sebagai raja.
Jadi, setelah tanda-tanda terjadi, dan ia yakin bahwa
Tuhan memang menghendaki dia menjadi raja, maka ia harus melakukan tugasnya
sebagai raja dengan keyakinan bahwa Tuhan berserta dia.
Penerapan:
Kalau mau melakukan pelayanan, harus ada keyakinan apakah
itu kehendak Allah atau tidak. Kita memang mungkin sekali tidak akan menerima
tanda seperti Saul, tetapi kalau kita menggumulkannya, Tuhan bisa menunjukkan
kehendakNya kepada kita. Keyakinan akan kehendak Tuhan ini penting, karena
berhubungan dengan keyakinan akan penyertaan Tuhan dalam pelayanan tersebut!
4) Hal
yang terakhir dikatakan oleh Samuel adalah 10:8. Ini adalah ayat yang
membingungkan.
a) Ada
yang mengatakan bahwa 10:8 ini tidak berhubungan dengan 13:8-10. Yang dilanggar
oleh Saul dalam 13:8-10 itu adalah perjanjian yang lain, yang tidak diceritakan
dalam Kitab Suci. Alasannya:
·
13:8-10 itu terjadi 2 tahun
setelah itu (13:1).
·
11:14-15 sudah ada
pertemuan di Gilgal, dan 10:8 ini dianggap berhubungan dengan 11:14-15 ini.
Keberatan: dalam
11:14-15 Saul pergi bersama-sama dengan Samuel, sehingga tentu saja Saul tidak
perlu menunggu Samuel.
b) Ada
yang berpendapat bahwa 10:8 ini berhubungan dengan 13:8-10.
1) Sekalipun
tidak disebutkan secara explicit / jelas, tetapi saya percaya bahwa pemilihan
raja di sini dilakukan dengan undian (seperti pada peristiwa Akhan dalam Yos
7:17-18).
Memang pada jaman Perjanjian Lama, Tuhan sering
menunjukkan kehendaknya dengan menggunakan undian (bdk. Amsal 16:33).
Tetapi ini tidak berarti bahwa pada jaman sekarangpun
kita boleh menggunakan undian untuk mencari kehendak Tuhan. Sekalipun Tuhan
memang tidak berubah, tetapi Ia sering melakukan sesuatu pada jaman dahulu,
yang tidak lagi dilakukannya pada jaman sekarang. Ada banyak cara Tuhan
menunjukkan kehendakNya dalam Perjanjian Lama yang sekarang tidak dipakai lagi,
seperti penggunaan tiang awan dan tiang api. Mengapa? Karena sekarang sudah ada
Kitab Suci / Firman Tuhan yang lengkap, sehingga sekarang pada umumnya Tuhan
menyatakan kehen-dakNya melalui Firman Tuhan. Jadi, kalau saudara mau mengerti
kehendak Tuhan, banyaklah belajar Firman Tuhan!
2) Mengapa
suku Benyamin yang terpilih (10:20)? Bukankah ini tidak sesuai dengan nubuat
Yakub dalam Kej 49:8-10, yang menyatakan bahwa suku Yehudalah yang akan menjadi
raja? Ini disebabkan karena pemberian raja ini terjadi karena bangsa Israel
memaksakan kehendaknya kepada Tuhan dan menolak Tuhan sebagai Raja mereka,
sehingga Tuhan memberi raja dalam murkaNya.
Hos 13:10b-11 berbunyi: “... hai,
engkau yang berkata: ‘Berilah kepadaku seorang raja dan pemuka-pemuka!’ Aku
memberikan engkau seorang raja dalam murkaKu dan mengambilnya dalam gemasKu”.
Tetapi nanti Saul digantikan oleh Daud, yang berasal dari
keturunan Yehuda.
1) Ini
terlihat dalam 10:11-12.
a) Golongan
pertama dengan mengejek menanyakan pertanyaan dalam 10:11b: ‘Apakah gerangan
yang terjadi dengan anak Kisy itu? Apa Saul juga termasuk golongan nabi?’. Ini
jelas adalah golongan yang menentang Saul.
b) Tetapi
ada yang lalu menjawab dengan berkata: ‘Siapakah bapa mereka’? LXX dan
Vulgate menterjemahkan ‘Siapakah bapanya?’ (kata ‘nya’ menunjuk kepada
Saul). Tetapi ini salah. Seharusnya bukan ‘nya’ tetapi ‘mereka’, dan kata
‘mereka’ ini menunjuk kepada rombongan nabi-nabi itu.
Apa arti pertanyaan ini?
·
Pertanyaan ini menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mengejek Saul dalam 10:11b. Jadi maksudnya adalah:
kamu mempersoalkan bagaimana Saul, anak Kisy, bisa seperti nabi? Siapa bapa
dari rombongan nabi itu? Mereka juga bukan siapa-siapa, sama seperti Kisy.
Kalau mereka bisa menjadi nabi, mengapa Saul tidak bisa?
·
Ada juga yang menafsirkan
bahwa kata ‘bapa’ di sini artinya adalah ‘guru / pengajar’. Jadi maksud
kata-kata ini adalah: siapa guru / pengajar dari nabi-nabi itu? Bukankah guru
mereka adalah Allah? Lalu mengapa Saul tidak bisa seperti mereka? Tidak bisakah
Allah, yang menjadi guru nabi-nabi itu, mengajar Saul, sehingga menjadi seperti
nabi?
Yang manapun yang benar dari 2 penafsiran ini, tetap
menunjukkan bahwa ini adalah golongan yang mendukung Saul.
2) Ini
terlihat lagi dalam 10:24-27.
Pada waktu undian menunjuk kepada Saul, maka:
a) Ada
orang-orang yang mendukung Saul, yaitu:
·
orang banyak yang berteriak
‘hidup raja’ (10:24).
·
orang-orang gagah perkasa
yang hatinya telah digerakkan oleh Allah (10:26). Mereka ini lalu menyertai
Saul pulang.
b) Ada
orang-orang yang menentang Saul (10:27).
Kata-kata ‘orang-orang dursila’ terjemahan hurufiahnya
adalah seperti dalam KJV, yaitu ‘the children
of Belial’ / ‘anak-anak Belial’ (bdk. 1:16 2:12).
Kata ‘Belial’ bisa diartikan:
·
sebagai nama, dan ini
menunjuk kepada setan (bdk. 2Kor 6:15).
·
wickedness (=
kejahatan).
Orang-orang ini tidak mau memberi persembahan kepada
Saul, dan itu menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai dia sebagai raja.
Jadi dari sini bisa disimpulkan bahwa sekalipun Saul
diangkat menjadi raja karena kehendak Tuhan sendiri, tetap ada orang-orang yang
menentangnya. Karena itu, kalau saudara merasa yakin bahwa saudara dipanggil
oleh Tuhan untuk melakukan sesuatu, janganlah merasa heran kalau ada
orang-orang yang menentang saudara! Tetaplah mentaati panggilan Tuhan itu.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com