Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Israel
meminta raja karena Nahas / Amon mendatangi mereka (ay 12).
Ini bukannya bertentangan dengan 1Sam 8. Ini adalah
peristiwa yang tidak diceritakan dalam 1Sam 8.
2) Permintaan
ini tidak beralasan karena:
a) Samuel
adalah hakim / nabi yang setia (ay 1-5).
·
Ay 2: ‘anak-anaku laki-laki
ada di antara kamu’.
Banyak yang mengartikan bahwa ini menunjukkan bahwa
Samuel mencabut kedudukan anak-anaknya karena kejahatan mereka (bdk.
1Sam 8:1-5), sehingga sekarang mereka menjadi rakyat biasa. Jika
penafsiran ini benar, ini menunjukkan ketegasan Samuel terhadap anak-anaknya.
Ia tidak meniru Eli yang terlalu lemah untuk menindak anak-anaknya.
Penerapan:
Saudara yang sudah mempunyai anak, beranilah mendisiplin
anak saudara! Perhatikan ayat-ayat di bawah ini!
Amsal 13:24 - “Siapa tidak
menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya,
menghajar dia pada waktunya”.
Amsal 19:18 - “Hajarlah
anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya”.
Amsal 23:13-14 - “Jangan
menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan
rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya
dari dunia orang mati”.
Amsal 29:15,17 - “Tongkat dan
teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.
Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan
mendatangkan sukacita kepadamu”.
·
Ay 3: Samuel ‘menantang’
mereka.
*
Lembu / keledai siapakah
yang pernah kuambil?
*
Siapakah yang pernah
kuperas / keperlakukan dengan kekerasan?
*
Dari siapa aku telah
menerima sogok / suap?
Kata ‘sogok / bribe’
terjemahan hurufiahnya adalah ‘a
covering’ (= penutup). Ini adalah sogok / suap untuk menutupi mata hakim
terhadap kesalahan seseorang, sehingga lalu membe-narkan orang yang salah.
Tantangan Samuel dalam ay 3 ini mirip dengan
tantangan Yesus dalam Yoh 8:46a - “Siapakah di
antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?”.
Ternyata tidak seorangpun dari mereka berani menerima
tantangan Samuel itu. Tidak seorangpun yang mempunyai tuduhan apapun terhadap
dia (ay 4-5).
Ay 5 akhir: ‘Jawab mereka’.
Lit: ‘He
answered’ (= ia menjawab).
Ini disebabkan karena mereka menjawab dengan satu hati.
Ini menunjukkan mereka semua setuju akan kesetiaan Samuel.
Andaikata Samuel adalah pemimpin yang brengsek, maka itu
merupakan alasan yang kuat bagi Israel untuk meminta seorang raja. Tetapi
ternyata Samuel adalah seorang pemimpin yang hebat dan saleh, sehingga
permintaan mereka akan seorang raja sangat tidak beralasan.
b) Tuhan
mampu menjaga / membebaskan mereka (ay 6-11).
·
Ketika Israel ada di Mesir
dan mereka ditindas, mereka berseru-seru kepada Tuhan (ay 8), dan Tuhan
lalu mengutus Musa dan Harun untuk membebaskan mereka (ay 6,8).
·
Tetapi ‘mereka melupakan
Tuhan’ (ay 9).
Ini sering dipakai untuk menunjuk pada segala macam dosa
karena ini memang merupakan penyebab / akar dosa.
Karena itu Tuhan secara berturut-turut menyerahkan Israel
ke dalam penindasan bangsa-bangsa asing, yaitu Sisera / Hazor, Filistin, Moab,
dsb.
Jadi, kalau mereka sampai ditindas / dikalahkan
bangsa-bangsa lain, itu bukan karena Tuhan tidak mampu menjaga mereka, tetapi
itu terjadi sebagai hukuman / hajaran Tuhan kepada mereka yang sudah
meninggalkan Tuhan.
·
Dalam penindasan itu Israel
lalu ‘berseru-seru kepada Tuhan dan mengaku dosa (ay 10). Dan Tuhan lalu
mengirim ‘Jerubaal, Barak, Jefta, dan Samuel’ (ay 11). Mari kita membahas
keempat nama ini.
*
‘Jerubaal’ adalah Gideon
(Hak 7:1).
*
Kata ‘Barak’ (ay 11)
diambil dari Septuaginta / LXX, tetapi kata seharusnya adalah ‘Bedan’ (KJV).
Tetapi nama ‘Bedan’ tidak ada dalam Hakim-hakim, sehingga muncul bermacam-macam
tafsiran:
Þ
Ada yang mengatakan bahwa
itu adalah Simson, karena ‘Bedan’ berarti ‘in
Dan’ (= dalam suku Dan) atau ‘of Dan’
(= dari suku Dan), dan ini cocok dengan Simson (Hak 13:2).
Þ
Ada yang mengatakan bahwa
itu menunjuk kepada Yair (Hak 10:3-5).
Þ
Ada yang mengatakan bahwa
kata ‘Bedan’ seharusnya adalah ‘Barak’ (Hak 4), karena dalam bahasa
Ibraninya tulisannya mirip. Ada yang mendukung pandangan ini menggunakan
Ibr 11:32 yang menyebutkan ‘Gideon, Barak, Simson, Yefta’.
*
‘Yefta’ tidak dipersoalkan.
*
Ada yang menganggap bahwa
kata ‘Samuel’ ini benar, tetapi ada yang mempersoalkannya, karena mereka
beranggapan bahwa tidak mungkin Samuel menyebut namanya sendiri, dan kalaupun
ia memaksudkan dirinya sendiri, mengapa ia tidak berkata ‘aku’ tetapi ‘Samuel’?
Karena itu ada yang berkata bahwa ini lagi-lagi salah penyalinan, dan
seharusnya adalah ‘Simson’ (Syria & Arab).
Catatan: Kalau
‘Bedan’ seharusnya adalah ‘Barak’, dan ‘Samuel’ seharusnya adalah ‘Simson’,
maka bagian ini menjadi sama dengan Ibr 11:32.
Jadi, ay 6-11 ini menunjukkan bahwa sekalipun selama ini
tidak ada raja, tetapi Tuhan tetap bisa menjaga dan menyelamatkan mereka, dan
karena itu permintaan akan adanya seorang raja sangat tidak berdasar.
Penerapan:
Kalau saudara meminta sesuatu kepada Tuhan, cobalah
renungkan apakah permintaan saudara itu beralasan atau tidak! Misalnya kalau
saudara minta supaya menjadi kaya, beralasankah permintaan itu? Apakah karena
saudara tidak kaya, selama ini Tuhan tidak memberikan kebutuhan saudara?
3) Permintaan
ini tetap dituruti oleh Tuhan (ay 1 bdk. 8:7-9).
Tuhan menuruti permintaan mereka untuk mendidik mereka,
dan juga jelas karena Tuhan mempunyai rencana melalui adanya raja-raja di
Israel.
1) Samuel
memberikan tanda / mujijat (ay 16-18).
Pada ‘musim menuai’ tidak biasanya ada guruh / hujan.
Ini menyebabkan:
a) Israel
menjadi takut (ay 18,20).
Mereka takut karena sadar akan dosa. Ada orang yang sadar
akan dosa tetapi tidak takut. Ini lebih brengsek dari Israel.
b) Israel
minta didoakan (ay 19).
Dalam Perjanjian Lama memang seseorang harus berdoa
melalui seorang pengantara yaitu imam. Tetapi dalam Perjanjian Baru kita tidak
lagi mempunyai imam / pengantara manusia biasa. Imam / pengantara kita
satu-satunya adalah Yesus (1Tim 2:5
Ibr 4:14-16). Karenanya setiap orang kristen bisa berdoa sendiri.
2) Samuel
tetap mendoakan Israel dan mengajarkan jalan yang baik dan lurus (ay 23).
Ada beberapa hal yang bisa didapatkan dari ay 23 ini:
a) Tidak
melakukan doa syafaat adalah dosa!
Karena itu baik dalam doa pribadi maupun dalam persekutuan
doa, banyaklah berdoa untuk gereja, acara gereja, penginjilan, jemaat, pengurus
/ majelis / pendeta / guru sekolah minggu. Juga untuk negara dan bangsa!
b) Di
sini terlihat keagungan dan kesalehan Samuel.
Permintaan Israel akan seorang raja, sebetulnya
menyebabkan Samuel merasa dirinya ditolak, sehingga Tuhan harus menghibur dia
(1Sam 8:7). Tetapi ia tetap mengasihi Israel dan mau mendoakan dan mengajar
mereka.
Keil & Delitzsch:
“In this he
sets a glorious example to all rulers, showing them that they should not be led
astray by the ingratitude of their subordinates or subjects, and give up on
that account all interest in their welfare, but should persevere all the more
in their anxiety for them” (= Dalam hal ini ia
memberikan teladan yang sangat mulia kepada semua pemimpin, menunjukkan bahwa
mereka tidak boleh disesatkan oleh sikap tidak tahu berterima kasih dari
bawahan mereka, dan karena hal itu lalu membuang semua minat / perhatian
terhadap kesejahteraan mereka, tetapi mereka harus makin bertekun dalam
memikirkan mereka).
3) Nasehat
Samuel (ay 13-15,20-22,24-25).
Sekalipun sudah salah dengan minta raja, tetapi mereka
harus taat kepada Tuhan. Kalau tidak, mereka dan raja mereka akan dilenyapkan.
Penerapan:
Kalau saudara sudah salah jalan, mungkin dalam mencari
jodoh, atau dalam masuk sekolah, atau dalam mendapatkan pekerjaan, atau dalam
hal sex bebas, dsb, maka ingatlah nasehat Samuel kepada Israel yang sudah salah
dalam meminta raja ini. Orang kristen yang sudah salah jalan tetap bisa diberkati
asal mau taat. Tetapi kalau karena sudah salah jalan kita lalu malah berputus
asa dan lalu hidup seenaknya, ini membawa bencana!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com