Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Pasukan
Saul tinggal 600 orang (13:15).
Sekalipun memang masih ada pasukan yang bersama dengan
Yonatan, tetapi ini tentu tidak terlalu banyak. Bdk. 11:8 yang menunjukkan
bahwa tadinya pasukannya berjumlah 330.000 orang. Ini tentu sangat mengecilkan
hati!
Penerapan:
Kalau jumlah jemaat suatu gereja menurun, apalagi menurun
drastis, maka itu tentu mengecilkan hati. Tetapi renungkan peristiwa dalam
cerita Kitab Suci hari ini. Sekalipun pasukannya menurun, tetapi nanti toh
mengalami kemenangan.
2) Adanya
kelompok penjarah dari pihak Filistin (13:17).
Hal ini diceritakan mungkin untuk menunjukkan
ketidakmampuan tentara Saul yang cuma sedikit itu untuk mengamankan negerinya.
Tidak usah diragukan bahwa dalam penjarahan itu bisa
terjadi pemukulan, pembunuhan, pemerkosaan dsb. Karena itu, bisa dibayangkan
bagaimana perasaan tentara Saul yang sedang perang, kalau ternyata rumahnya /
keluarganya dijarah oleh orang Filistin.
Jelas bahwa ini merupakan problem yang besar bagi Israel.
3) Israel
tidak mempunyai pandai besi, pedang / tombak (13:19-22).
Para pandai besi telah dibunuhi atau telah ditangkapi
(bdk. 2Raja 24:14 Yer 24:1 Yer 29:2).
Bagian ini tidak boleh dialegorikan, misalnya dengan
mengatakan bahwa pedang menggambarkan Firman Tuhan! Ini adalah cerita sejarah
yang bersifat hurufiah, bukan lambang!
Kalau mereka tidak punya pedang ataupun tombak, lalu apa
senjata mereka dalam perang? Mungkin panah (ujungnya dari batu), dan ali-ali.
Tetapi semua ini senjata untuk jarak jauh.
Ini jelas menambah rasa takut mereka dalam perang
tersebut. Tetapi sebetulnya mereka bisa beriman seperti Yonatan dalam 14:6.
Tuhan membiarkan mereka ditindas seperti itu, mungkin
sebagai hukuman / hajaran karena mereka menolak Tuhan dengan meminta seorang
raja, dan mereka mengandalkan raja itu (8:4-7,19-20).
Bagian ini diceritakan di sini untuk menunjukkan bahwa
kemenangan nanti betul-betul karena pekerjaan / berkat Tuhan (bdk. 14:23).
1) Kepahlawanan
Yonatan.
a) Yonatan
maju tanpa memberitahu kepada Saul (14:1).
Sebetulnya tindakan Yonatan ini bertentangan dengan hukum
perang, karena dalam perang tidak boleh ada tentara yang melakukan sesuatu
tanpa diketahui oleh panglima. Tetapi mungkin sekali di sini ia melakukan hal
itu dibawah pimpinan Tuhan.
b) Yonatan
mengajak bujangnya menyeberang untuk mendekati pasukan Filistin (14:6a).
Ia menyebut orang Filistin dengan sebutan ‘orang-orang
yang tidak bersunat’. Ini bukan sekedar makian, tetapi ini mengingatkan bahwa
kontras dengan orang-orang Filistin itu, mereka (Israel) adalah orang yang
bersunat. Ini mengingatkan pada perjanjian (covenant)
antara Tuhan dengan mereka, dan bahwa mereka adalah umat Allah, dan ini
berfungsi untuk menguatkan iman.
Penerapan:
Kalau dalam perang rohani ini saudara merasakan bahwa
segala sesuatu itu kacau, ingatlah bahwa saudara adalah anak-anak Allah.
Mungkinkah Tuhan membiarkan anak-anakNya kalah / hancur?
c) Yonatan
berkata: “Mungkin TUHAN akan bertindak untuk
kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang
maupun dengan sedikit orang” (14:6b).
Ada beberapa hal yang perlu disoroti dari kata-kata ini:
·
Yonatan yakin Allah mampu
menolong, tetapi ia tidak yakin bahwa Allah mau menolong pada saat itu. Karena
itu ia menggunakan kata ‘mungkin’. Bdk. Mat 8:2 Daniel 3:17-18 (untuk ayat ini lihat terjemahan Inggris
karena terjemahan Indonesia salah).
Ini berbeda dengan ‘iman’ dari banyak orang Kharismatik,
yang bukan hanya percaya bahwa Tuhan bisa, tetapi juga bahwa Tuhan pasti mau.
Mereka lupa bahwa rencana dan pemikiran Allah seringkali sangat berbeda dengan
rencana dan pemikiran manusia (Yes 55:8-9).
·
Kalau Tuhan mau menolong,
tidak sukar bagiNya untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan
sedikit orang.
Illustrasi: dalam
matematik kita tahu bahwa 1 + ~ = ~. 1000 + ~ = ~.
Bdk. 1Kor 1:27-28. Juga ingat cerita Gideon yang
tentaranya dikurangi dari 30.000 orang sampai tinggal 300 orang (Hak 7:2-7).
Bagaimanapun buruknya keadaan, bagi Tuhan itu bukanlah keadaan
tanpa harapan. Kalau Ia mau, dalam sekejap mata Ia bisa membalikkan menjadi
keadaan yang baik. Karena itu dalam segala keadaan, berharaplah kepada Dia!
·
Sekalipun Yonatan yakin
Tuhan bisa menolong sekalipun dengan sedikit orang, tetapi ia tetap mengajak
bujang pembawa senjatanya. Iman tidak bertentangan dengan usaha, selama kita
tidak bersandar kepada usaha kita itu tetapi kepada Allah!
d) Bujang
pembawa senjata itu sepakat dengan usul Yonatan (14:7).
Ini adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam perang:
kesepakatan / kesehatian. Gereja yang ingin maju / menang, harus memperhatikan,
mengusahakan dan mendoakan kesehatian di antara mereka, dan pada saat yang sama
membereskan segala perpecahan, keretakan, atau permusuhan!
e) Yonatan
meminta tanda dari Tuhan (14:8-10).
Bandingkan dengan hamba Abraham dalam Kej 24:12, dan
Gideon dalam Hak 6:36-40.
Beberapa hal yang harus diperhatikan:
·
Dalam ketiga contoh di atas
permintaan tanda selalu bersifat specific
/ tertentu. Jangan meminta pimpinan Tuhan dengan berdoa seperti ini: Tuhan
kalau memang Engkau menghendaki saya melakukan hal ini berilah saya tanda
(tanpa spesifikasi tanda apa yang ia inginkan). Mengapa? Karena kalaupun
saudara menerima tanda, saudara tidak bisa yakin itu dari Tuhan atau bukan.
Bisa juga terjadi sesuatu yang saudara kira sebagai tanda dari Tuhan padahal
bukan.
·
Kita tidak boleh meminta
tanda dengan cara memojokkan / membatasi Tuhan (baik itu kita sadari atau
tidak). Yang saya maksudkan dengan ‘tanda yang memojokkan / membatasi Allah’
itu bukanlah tanda yang sukar / tak masuk akal, tetapi kalau kita baik secara
langsung / sadar maupun secara tak langsung / tak sadar, meminta: Tuhan, kalau
Engkau menghendaki jalan yang ini, muluskan jalannya.
Misalnya: seseorang yang sedang jatuh cinta berdoa minta
tanda: ‘Tuhan kalau memang ini jodoh darimu, tolong supaya bukan hanya si dia
saja yang mau dengan saya, tetapi juga seluruh keluarganya menerima dan
menyenangi saya’.
Bagaimana kalau itu memang jodoh dari Tuhan, tetapi Tuhan
menghendaki saudara mengalami kesukaran dengan keluarganya?
·
Kalau kita mau meminta
tanda, sebaiknya kita meminta tanda yang berpadanan dengan kehendak Tuhan yang
sedang digumulkan itu.
Contoh: seorang
kristen yang jatuh cinta kepada orang yang belum bertobat, lalu minta tanda:
‘Tuhan kalau itu memang jodoh dariMu, tolong pertobatkan dia’. Tanda ini
berpadanan dengan kehendak Tuhan karena Tuhan tidak mungkin menginginkan
pernikahan orang kristen dengan orang non kristen (2Kor 6:14).
·
Perlu diingat bahwa dalam
jaman Kitab Sucipun Tuhan tidak selalu mau memberi tanda! Bdk.
Mat 12:38-39
Mat 16:1-4
1Kor 1:22-23. Apalagi pada jaman sekarang!
Richard L. Strauss dalam bukunya yang berjudul ‘How to really know the will of God’,
hal 132, berkata sebagai berikut:
“Scripture relates no
instance of a believer seeking the will of God through signs after the day of
Pentecost. Today we have the permanent indwelling of the Holy Spirit and the
completed revelation of Scripture. We have no need for signs. To devise
specific stipulations and to demand them of God is to reduce God to our mold,
to make him after our own image, to create our own God. Let God be God! He must
be free to deal with us as he pleases” (= Kitab
Suci tidak menceritakan satu kejadianpun tentang seorang percaya yang mencari
kehendak Allah melalui tanda-tanda setelah hari Pentakosta. Pada jaman ini kita
dihuni secara tetap oleh Roh Kudus dan kita mempunyai wahyu Kitab Suci yang
lengkap. Kita tidak membutuhkan tanda-tanda. Memikirkan syarat / ketentuan
tertentu dan menuntutnya dari Allah sama dengan merendahkan Allah pada
pembentukan kita, membuat Ia sesuai gambar kita, menciptakan Allah kita
sendiri. Biarlah Allah menjadi Allah. Ia harus bebas memperlakukan kita sesuai
kehendakNya).
f) Tuhan
memberikan tanda sesuai keinginan Yonatan.
Waktu Yonatan memperlihatkan diri, ternyata orang
Filistin itu berkata: ‘Naiklah ke mari ...’ (14:12). Berdasarkan permintaan
tanda tadi, ini berarti bahwa Tuhan akan menyerahkan orang-orang Filistin itu,
dan karenanya Yonatan dan bujangnya naik dan membasmi orang-orang Filistin itu
(14:12b-14).
g) Kekalahan
di pihak Filistin itu menimbulkan kegentaran / kepanikan di kalangan Filistin
(14:15-16).
·
1Sam 14:15 - “Lalu
timbullah kegentaran di perkemahan, di padang dan di antara seluruh rakyat.
Juga pasukan pengawal dan penjarah-penjarah itu gentar, dan bumi gemetar, sehingga
menjadi kegentaran yang dari Allah”.
Bagian yang saya garisbawahi oleh NIV diterjemahkan
sebagai kalimat baru, dan diterjemahkan: ‘It
was a panic sent by God’ (= Itu adalah kepanikan yang dikirimkan oleh
Allah).
·
1Sam 14:16b: ‘orang ramai seperti ombak berjalan ke sana ke mari’.
RSV: ‘the multitude
was surging hither and thither’ (= orang banyak itu bergerak seperti ombak
/ air ke sana ke mari).
NASB: ‘the multitude
melted away; and they went here and there’ (= orang banyak itu
perlahan-lahan kabur; dan mereka pergi ke sini dan ke sana).
NIV: ‘the army
melting away in all directions’ (= tentara itu perlahan-lahan kabur ke
segala arah).
KJV: ‘the multitude
melted away, and they went on beating down one another’ (= orang banyak itu
perlahan-lahan kabur; dan mereka mulai saling memukul satu sama lain).
2) Tindakan
Saul (14:16-23).
a) Kekacauan
di pihak tentara Filistin terlihat oleh peninjau-peninjau Saul (14:16), dan ini
menyebabkan Saul menyuruh memeriksa siapa orang yang menyebabkan semua itu, dan
lalu didapati bahwa Yonatan dan pembawa senjatanya tidak ada (14:17).
Sekalipun Saul sebetulnya bukanlah pengecut, tetapi dalam
perang kali ini ia tidak melakukan apa-apa selain menimbulkan problem dan
mencari kesalahan. Tentang menimbulkan problem dan mencari kesalahan ini, akan
terlihat lebih jelas dalam kontex yang akan datang, dimana ia menyuruh
rakyatnya bersumpah untuk tidak makan apa-apa (14:24) dan mau menghukum mati
Yonatan yang melanggar sumpah itu tanpa sengaja (14:43-44).
b) Saul
lalu minta petunjuk kepada Tuhan (14:18-19).
·
‘baju efod’ (14:18). Ini
diambil dari LXX / Septuaginta.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the
ark of God’ (= tabut Allah).
Mungkin di sini ada kesalahan pada pengcopyan awal,
karena ‘tabut Allah’ tidak pernah digunakan untuk mencari kehendak Allah,
tetapi ‘baju efod’ memang dipakai untuk tujuan itu (Kel 28:28-30).
Tindakan minta petunjuk Tuhan ini jelas merupakan
tindakan yang baik, tetapi tidak jelas petunjuk apa yang diminta oleh Saul.
·
tetapi sementara Saul
berusaha mencari kehendak Tuhan itu, keributan di perkemahan Filistin makin
bertambah, dan Saul lalu berkata kepada imam Ahia: ‘Biarlah’ (14:19). Ini salah terjemahan!
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘Withdraw
thine / your hand’ (= tariklah tanganmu).
Rupanya karena keributan menjadi makin hebat, Saul lalu
membatalkan perintah kepada imam untuk menanyakan kehendak Tuhan. Ini lagi-lagi
menunjukkan sikap terburu-buru / tidak sabar dari Saul.
Penerapan:
*
dalam Saat Teduh lalu ada
keributan, dan kita berhenti Saat Teduh / doa.
*
banyak orang bergumul
mencari kehendak Tuhan, tetapi karena waktu / keadaan mendesak, mereka lalu
menghentikan usaha mencari kehendak Tuhan itu, dan berjalan tanpa pimpinan
Tuhan.
Misalnya: seseorang bergumul tentang jodoh. Tetapi karena
usia yang makin banyak, dan keluarga yang mendesak untuk cepat-cepat kawin,
maka akhirnya ia berjalan tanpa pimpinan Tuhan.
c) Saul
dan orang-orangnya berkumpul dan pergi ke perkemahan orang Filistin dan melihat
orang Filistin berperang / saling membunuh satu sama lain (14:20). Mungkin ini
terjadi karena Tuhan membutakan mata mereka atau mengacaukan pikiran mereka
sehingga mereka bingung yang mana kawan dan yang mana lawan (bdk.
Hak 7:22 2Taw 20:23).
Jelas bahwa tadinya dalam ay 16 itu (lihat point
II,1,g di atas) tidak mungkin mereka semburat ke semua jurusan, karena kalau
demikian bagaimana mereka sekarang bisa dikatakan saling membunuh?
3) Bergabungnya
para pengkhianat dan pengecut (14:21-22).
a) Ay 21 menceritakan tentang para pengkhianat Israel,
yang tadinya bahkan berperang di pihak Filistin. Ada yang menduga bahwa ini adalah
orang-orang yang tadinya dijadikan budak, dan mungkin lalu dipaksa ikut perang.
Apapun yang terjadi, mereka tidak seharusnya berperang di pihak Filistin. Pada
saat ini dikatakan bahwa mereka berbalik dan bergabung dengan Israel yang
bersama dengan Saul dan Yonatan (14:21).
b) Ay 22 menceritakan tentang para pengecut Israel yang
tadinya lari ke pegunungan untuk bersembunyi. Sebetulnya melihat keadaan pasukan
Israel yang buruk, mereka tidak boleh lari tetapi mestinya berusaha ikut
memperbaiki. Tetapi para pengecut ini tidak mempunyai kesetiaan dan keberanian
untuk melakukan hal itu, sehingga mereka lalu lari ke pegunungan untuk
bersembunyi. Setelah mendengar bahwa orang Filistin telah lari, para pengecut
ini lalu bergabung (14:22).
1) Kemenangan itu diberikan oleh Tuhan
(14:23).
Karena itu dalam berperang kita harus selalu beriman
kepada Tuhan, dan juga bersandar kepada Tuhan dengan banyak berdoa.
2) Dalam
perang rohani, bisa ada golongan-golongan yang sama seperti dalam cerita hari
ini, yaitu:
a) Ada
golongan yang sungguh-sungguh perang sambil bersandar kepada Tuhan. Ini seperti
Yonatan dan bujang pembawa senjatanya.
b) Ada
golongan yang sebetulnya siap perang, tetapi tidak melakukan apa-apa, dan
sebaliknya cuma menimbulkan problem dan mencari kesalahan. Ini seperti Saul.
c) Ada
golongan pengkhianat dan pengecut.
·
Yang termasuk pengkhianat
misalnya orang kristen yang rela pindah agama demi keamanan dan kenikmatan
hidup mereka sendiri. Ini sama dengan Yudas, dan orang-orang Israel dalam 14:21
ini! Orang seperti ini hendaknya mengingat kata-kata Yesus dalam
Mat 10:32-33!
·
Yang termasuk pengecut
misalnya orang kristen yang sekalipun tidak pindah agama, tetapi takut untuk
berperang / melayani. Pada waktu gereja kacau, mestinya mereka ini berusaha
untuk ikut membereskan, tetapi mereka memilih enaknya dan meninggalkan tanggung
jawab. Ini seperti orang Israel dalam 14:22.
Renungkan: saudara seperti golongan yang
mana?
Ingat bahwa sekalipun kemenangan tergantung Tuhan, tetapi
kita semua wajib berusaha menjadi seperti Yonatan (golongan a)! Maukah saudara?
Kiranya Tuhan menolong saudara untuk meniru Yonatan.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com