Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Dalam dunia theologia ada ajaran sesat
yang disebut Dualisme. Kalau ajaran
ini benar, mungkin kita memang mempunyai alasan untuk takut kepada setan,
karena ajaran ini mengatakan bahwa tokoh / kuasa baik dan tokoh / kuasa gelap
itu sama-sama kekal dan sama kuatnya sehingga tidak
ada yang bisa saling mengalahkan.
Contoh dari pandangan Dualisme ini: dalam cerita tentang
Garth di koran Kompas, ada tokoh yang bernama Astra
(baik) dan Belial (jahat), yang tidak bisa saling mengalahkan.
Salah satu tokoh / pengajar dari
Dualisme ini bernama Mani, yang berasal dari Babilonia Selatan, dan hidup pada
tahun 215-276 M (Herbert Lockyer, ‘All
the Doctrines of the Bible’, hal 20).
Calvin menyerang ajaran ini dengan berkata sebagai
berikut:
“Also, Mani, with his
sect, arose, fashioning for himself two principles: God and the devil. To God
he attributed the origin of good things, but evil natures he referred to the
devil as their author. If this madness held our minds ensnared, God’s
glory in the creation of the universe would not abide with him. For, since
nothing is more characteristic of God than eternity and self-existence - that
is, existence of himself, so to speak - do not those who attribute this to the
devil in a sense adorn him with the title of divinity? Now where is
God’s omnipotence, if such sovereignty is conceded to the devil that he
carries out whatever he wishes, against God’s will and resistance?” (= Juga, Mani, dengan sektenya, muncul, menciptakan bagi dirinya
sendiri 2 sumber / penyebab: Allah dan Setan. Allah ia
anggap sebagai asal mula dari hal-hal yang baik, tetapi hal-hal yang jahat ia
hubungkan dengan Setan sebagai penciptanya. Jika kegilaan ini menjerat pikiran
kita, kemuliaan Allah dalam penciptaan alam semesta tidak akan tetap ada pada
Dia. Karena tidak ada yang lebih merupakan ciri / sifat dari Allah dari pada
kekekalan dan keberadaan-sendiri - yaitu, keberadaan dari dirinya sendiri -
bukankah mereka yang menghubungkan ini dengan setan, dalam arti tertentu
menghiasinya dengan gelar keilahian? Sekarang dimana kemahakuasaan Allah,
jika kedaulatan seperti itu diserahkan kepada setan sehingga ia
melaksanakan apapun yang ia inginkan, menentang kehendak dan perlawanan
Allah?) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, chapter
XIV, no 3.
Kitab Suci memberikan pandangan yang sangat berbeda /
bertentangan dengan Dualisme ini, karena Kitab Suci menunjukkan bahwa:
1) Setan adalah
makhluk ciptaan Allah.
Setan juga diciptakan oleh Tuhan, tetapi pada waktu diciptakan
ia diciptakan dalam keadaan suci, sebagai malaikat,
tetapi ia lalu jatuh ke dalam dosa, dan menjadi setan.
Dasar Kitab Suci:
·
Yoh 1:3 - “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”.
·
Maz 103:19-22 -
“TUHAN sudah menegakkan takhtaNya di sorga dan kerajaanNya
berkuasa atas segala sesuatu. Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikatNya,
hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firmanNya dengan mendengarkan
suara firmanNya. Pujilah TUHAN, hai segala tentaraNya, hai
pejabat-pejabatNya yang melakukan kehendakNya. Pujilah TUHAN, hai segala
buatanNya, di segala tempat kekuasaanNya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!”.
Ini juga terlihat secara implicit dari Pengakuan Iman
Nicea: “Aku percaya kepada satu Allah, Bapa
yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan”.
Calvin: “let us be content
with this brief summary of the nature of devils: they were when first created
angels of God, but by degeneration they ruined themselves, and became the
instruments of ruin for others” (= biarlah
kita puas dengan ringkasan singkat tentang natur / diri setan: mereka adalah
malaikat Allah pada waktu pertama-tama diciptakan, tetapi oleh kemerosotan
mereka merusak / menjatuhkan diri mereka sendiri, dan menjadi alat kejatuhan /
kehancuran untuk yang lain) - ‘Institutes of the Christian
Religion’, Book I, chapter XIV, no 16.
Karena setan adalah makhluk ciptaan, maka jelas bahwa ia ada di bawah Allah, baik dalam hal kekekalan maupun
kekuatan. Seorang creature (= makhluk
ciptaan) tidak mungkin bisa menandingi Creator
(= Pencipta)-nya!
2) Tuhan
jauh lebih berkuasa dari setan, dan setan terpaksa tunduk kepada Tuhan.
Kalau malaikat perang lawan setan,
mungkin masih bisa dikatakan ‘seru’. Ini terlihat misalnya dari ayat-ayat seperti:
·
Daniel 10:13.
Memang diperdebatkan siapa yang dimaksud dengan ‘pemimpin kerajaan
orang
·
Yudas 9.
·
Wah 12:7-9.
Tetapi jika setan perang melawan Tuhan, ini sama sekali tidak seru, karena setan mempunyai kekuatan jauh
di bawah Tuhan yang adalah Penciptanya!
Bahwa Allah jauh lebih berkuasa dari
Setan, dan Setan terpaksa tunduk pada apapun yang Allah kehendaki, terlihat
dengan jelas dari 1Sam 16:14-23 ini.
1)
a) Hak 9:22-24 - “Setelah
tiga tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel, maka Allah
membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem,
sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh, supaya
kekerasan terhadap ketujuh puluh anak Yerubaal dibalaskan dan darah mereka
ditimpakan kepada Abimelekh, saudara mereka yang telah membunuh mereka dan
kepada warga kota Sikhem yang membantu dia membunuh saudara-saudaranya
itu”.
Catatan: bagian
yang saya garisbawahi terjemahannya salah.
·
Kata ‘membangkitkan’ seharusnya adalah ‘mengirimkan’.
·
Kata-kata ‘semangat
jahat’ sebetulnya adalah ‘roh jahat’ (Ibrani: RUAKH RAAH), yaitu istilah yang persis sama
dengan yang digunakan dalam 1Sam 16:14b,15,16.
·
KJV/RSV/NIV/NASB/Lit:
‘God
sent an evil spirit’ (= Allah mengirimkan roh
jahat).
b) 1Raja 22:19-23 - “Kata
Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN
sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya,
di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di
Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu.
Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia
berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? Jawabnya: Aku akan keluar dan
menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia
berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah
dan perbuatlah demikian! Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta
ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan
malapetaka kepadamu”.
2)
a) Ini kasus
penyakit mental biasa, seperti depresi / kegilaan, dsb.
The Interpreter’s One-Volume Commentary On The Bible:
“Saul was apparently
a psychiatric case who progressively worsened. This is put in theological
rather than psychological terms” (= Saul
kelihatannya / terlihat jelas merupakan kasus penyakit jiwa yang makin lama
makin memburuk. Ini dikatakan lebih dalam istilah theologia dari pada istilah
psikologi) - hal 164.
Daily Bible Commentary:
“For
the Hebrew understanding, ‘an evil spirit from the Lord’ (14)
created a rather different impression than it does for us. With us it suggests
a spirit that was morally evil, as in the case in the N. T.; here it merely
conveys the thought that the outcome of his working was calamitous for Saul.
It is worth noting that the accurate rendering is: ‘continuously
tormented him’. The fact that his courtiers suggested a purely natural
remedy, which was successful for the time being, shows that Saul was not
regarded as a case of demon possession in the N.T. sense” [= Untuk pengertian orang Ibrani, ‘roh jahat yang dari
Tuhan’ (14) menciptakan suatu gagasan yang agak berbeda dengan gagasan
yang diberikan oleh istilah itu bagi pengertian kita. Bagi
kita itu menunjukkan roh yang jahat secara moral, seperti dalam kasus dalam
Perjanjian Baru; di sini itu hanya menyampaikan pemikiran bahwa hasil dari
pekerjaannya mendatangkan bencana bagi Saul. Patut diperhatikan
bahwa penterjemahan yang akurat adalah: ‘terus menerus menyiksanya’.
Fakta bahwa hamba-hambanya mengusulkan suatu obat yang secara murni bersifat
alamiah, yang sukses untuk saat itu, menunjukkan bahwa Saul tidak dianggap
sebagai suatu kasus kerasukan setan dalam pengertian Perjanjian Baru] - hal 256.
Catatan: ada
hal-hal yang tidak saya mengerti dengan kutipan ini:
·
apa maksudnya dengan kata-kata “Patut
diperhatikan bahwa penterjemahan yang akurat adalah: ‘terus menerus
menyiksanya’”.
·
kalau dilihat bagian akhir kutipan ini, kelihatannya penafsir
ini beranggapan bahwa penyakit Saul bersifat alamiah, bukan supranatural.
Tetapi kalau ia menganggap ini bukan setan, lalu pada waktu ia berkata ‘hasil pekerjaannya mendatangkan bencana bagi
Saul’, siapa yang ia maksud dengan
‘nya’ itu?
Saya yakin bahwa orang Liberal senang dengan
penafsiran pertama ini, mengingat bahwa Liberalisme selalu menolak hal-hal yang
bersifat supranatural / gaib.
b) Ini kasus
rohani, yang betul-betul berhubungan dengan setan.
Keil & Delitzsch:
“The
‘evil spirit from Jehovah’ which came into Saul in the place of the
Spirit of Jehovah, was not merely an inward feeling of depression at the
rejection announced to him, which grew into melancholy, and occasionally broke
out in passing fits of insanity, but a higher evil power, which took
possession of him, and not only deprived him of his peace of mind, but
stirred up the feelings, ideas, imagination, and thoughts of his soul to such
an extent that at times it drove him even into madness” (= ‘Roh jahat yang dari Yehovah’ yang masuk ke
dalam Saul menggantikan Roh Yehovah, bukanlah semata-mata suatu perasaan
depresi yang ada di dalam, karena penolakan yang diberitakan kepadanya,
yang bertumbuh menjadi kemurungan jiwa / kesedihan, dan kadang-kadang meledak
dalam serangan kegilaan yang mendadak, tetapi suatu kuasa jahat yang lebih
tinggi, yang menguasainya / merasuknya, dan tidak hanya menghilangkan damai
dari pikirannya, tetapi mengaduk perasaan, gagasan, imajinasi, dan pikiran dari
jiwanya sampai pada suatu tingkat dimana kadang-kadang itu bahkan mendorongnya
kepada kegilaan) - hal 170.
Pulpit Commentary:
“rightly
they saw that evil as well as good must come from the Almighty, inasmuch as all
things are in his hand, and whatever is must be by his permission” (= mereka secara benar melihat bahwa kejahatan maupun kebaikan
harus datang dari Yang Mahakuasa, karena segala sesuatu ada dalam tanganNya,
dan apapun yang ada haruslah oleh ijinNya)
- hal 297.
c) Gabungan
dari a) dan b).
Mengomentari ay 23 yang berkata ‘dan roh yang
jahat itu undur dari padanya’, Adam Clarke berkata:
“This considers the
malady of Saul to be more than a natural disease” (= Ini menunjukkan bahwa penyakit Saul itu lebih dari penyakit
alamiah / biasa) - hal 260.
Adam Clarke: “The evil spirit was
either immediately sent from the Lord, or permitted to come. Whether this was a
diabolic possession, or a mere mental malady, the learned are not agree; it
seems to have partaken of both” (= roh jahat
itu atau secara langsung dikirim dari Tuhan, atau diijinkan untuk datang.
Apakah ini merupakan kerasukan setan, atau semata-mata suatu penyakit jiwa,
orang-orang terpelajar / para penafsir tidak sependapat; kelihatannya itu
mengambil bagian dalam keduanya) - hal
259.
Adam Clarke melanjutkan: “Saul’s
evil spirit, and the influence of music upon it, are
not easily accounted for. I have considered his malady to be of a mixed kind,
natural and diabolical; there is too much of apparent nature in it to permit
us to believe it was all spiritual, and there is too much of apparent
supernatural influence to suffer us to believe that it was all natural” (= Roh jahat Saul, dan pengaruh dari musik terhadapnya, tidak
mudah untuk dijelaskan dengan memuaskan. Saya menganggap penyakitnya sebagai
campuran dari alamiah dan setan; di
Adam Clarke: “That Saul had fallen
into a deep melancholy, there is but little doubt; that the devil might work
more effectually on such a state of mind, there can be but little question.
There is an old proverb, Satan delights to fish in troubled waters; and Saul’s
situation of mind gave him many advantages” (= Tidak diragukan lagi bahwa Saul telah jatuh ke dalam
kemurungan jiwa / kesedihan yang dalam, dan bahwa setan bisa bekerja secara
lebih effektif pada keadaan pikiran seperti itu.
Penerapan:
Karena itu jangan biarkan hati gelisah
/ sumpek. Akui
dosa, berdoa, menyanyilah untuk mengatasi hal ini.
Saya jelas menolak pandangan pertama. Dan antara pandangan kedua dan ketiga
saya lebih condong memilih pandangan kedua. Jadi ini
adalah kasus kerasukan setan atau penguasaan setan atas diri seseorang. Tidak diragukan lagi bahwa dalam kasus seperti itu juga
memungkinkan terjadinya problem mental / kejiwaan, seperti depresi dan bahkan
kegilaan.
1) Ay 14: ‘diganggu’.
KJV: ‘troubled
him’ (= mengganggunya).
RSV/NIV: ‘tormented
him’ (= menyiksanya).
NASB: ‘terrorized
him’ (= membuat ia takut).
Pulpit Commentary: ‘terrified,
choked him’ (= menakuti, memenuhinya) - hal 310.
2) Gangguan
roh jahat itu membuat Saul kehilangan penguasaan dirinya, dan keadaan ini
menjadi makin lama makin parah.
Pulpit Commentary:
“At
first, probably, these fits of insanity came upon Saul only at distant
intervals, but afterwards more frequently, and with such a loss of self-control
that he more than once tried to murder David, and even Jonathan, his own
son” (= Mula-mula, mungkin,
serangan-serangan kegilaan ini datang kepada Saul hanya pada jarak waktu yang
jauh, tetapi setelah itu menjadi makin sering, dan dengan kehilangan penguasaan
diri sedemikian rupa sehingga ia lebih dari satu kali berusaha membunuh Daud,
dan bahkan Yonatan, anaknya sendiri) -
hal 298.
Perhatikan bahwa setan membuat orang
kehilangan penguasaan diri, tetapi Tuhan sebaliknya (bdk. Gal 5:23b - penguasaan diri termasuk ‘buah
Roh’). Karena itu, hal-hal seperti Toronto Blessing,
yang membuat seseorang kehilangan penguasaan dirinya, jelas berasal dari setan.
Pulpit Commentary:
“In the
case of malady occasioned by sin there is no self-healing power in man, as in
many bodily diseases, but it tends to become worse and worse” (= Dalam kasus penyakit yang disebabkan oleh dosa, di sana
tidak ada kuasa penyembuhan sendiri di dalam diri manusia, seperti dalam banyak
penyakit jasmani, tetapi itu cenderung untuk menjadi makin lama makin parah) - hal 310.
1) Karena
Roh Tuhan telah meninggalkan Saul, dan roh jahat / setan otomatis menggantikan
kedudukan Roh Tuhan
itu (ay 14).
a) Pada
waktu Saul dipilih jadi raja, Roh Tuhan diberikan kepadanya (1Sam 10:6,9); tetapi sekarang Saul ditolak menjadi raja dan Daud
diurapi menjadi raja, maka Roh Tuhan diberikan kepada Daud (ay 13b) dan
ditarik dari Saul (ay 14).
Bdk. Kel 31:1-3
Bil 11:16-17 Bil 24:2 Bil 27:18
Ul 34:9 Hak 3:10 Hak 6:34
Hak 11:29 Hak 14:6,19 15:14.
Ini beda dengan jaman Perjanjian
Baru dimana Roh Kudus diberikan untuk selama-lamanya.
Yoh 14:16 - “Yesus
berkata: ‘Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya’”.
Ibr 13:5 - “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu
dengan apa yang ada padamu. Karena Allah
telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau’”.
b) Setelah Roh TUHAN mundur dari Saul, maka roh
jahat datang, mengganggu dan menguasai Saul (ay 14).
Pulpit Commentary:
“When
the soul ceases to be governed by God, it lies open to the power of evil, and
comes under its dominion” (= Pada
waktu jiwa berhenti diperintah oleh Allah, jiwa itu terbuka terhadap kuasa
setan, dan ada di bawah kuasa pemerintahannya) - hal 309.
Adam Clarke: “He was thrown into
such a state of mind by the judgments of God, as to be deprived of any regal
qualities which he before possessed. God seems to have taken what gifts he had,
and given them to David; and then the evil spirit came upon Saul; for what
God fills not, the devil will” (= Ia
dilemparkan ke dalam keadaan pikiran seperti itu oleh penghakiman Allah, dengan
maksud untuk mencabut semua kwalitet / sifat yang berhubungan dengan jabatan
raja yang tadinya ia miliki. Allah kelihatannya mengambil karunia-karunia
apapun yang ia punyai, dan menyerahkannya kepada Daud;
dan lalu roh jahat datang kepada Saul; karena apa yang tidak diisi oleh
Allah, akan diisi oleh setan) - hal
258-259.
Ini suatu peringatan untuk saudara yang tetap belum mau
percaya kepada Kristus! Kalau saudara percaya kepada Kristus, maka Kristus /
Roh Kudus / Allah sendiri mengisi diri saudara / tinggal di dalam diri saudara
dan dengan demikian saudara terlindung dari masuknya setan ke dalam diri
saudara (saya tidak percaya adanya orang kristen sejati yang kerasukan setan).
Tetapi jika saudara tidak percaya, maka diri saudara kosong, dan pasti setan akan menguasai saudara atau bahkan merasuk saudara! Karena
itu cepatlah percaya dan terima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
2) Roh jahat itu
dikirim oleh Allah sebagai hukuman atas dosa Saul.
Pulpit Commentary:
“The
expression ‘an evil spirit from the Lord was upon him,’ is just an
Old Testament way of saying that the state into which he fell, as a result
mainly of his own misconduct, bore the character of a Divine retribution” (= Ungkapan ‘roh jahat dari Tuhan ada padanya’
hanya merupakan cara Perjanjian Lama untuk mengatakan bahwa keadaan ke dalam
mana ia jatuh, sebagian besar sebagai akibat dari perbuatan jahatnya sendiri,
bersifat hukuman ilahi) - hal 314.
Pulpit Commentary:
“Josephus,
speaking according to the common belief of a later age, attributes the malady
of Saul to demoniacal agency. ‘It was probably a kind of possession, at
least at times, and in its highest stage. As a punishment for having given
himself willingly into the power of the kingdom of darkness, he was also
abandoned physically to this power.’ (Hengstenberg)” [= Josephus, berbicara menurut kepercayaan umum pada
jaman belakangan menghubungkan penyakit Saul dengan kuasa / pekerjaan setan. ‘Mungkin itu adalah sejenis kerasukan, setidaknya
kadang-kadang, dan pada tingkat yang paling tinggi. Sebagai
hukuman karena telah memberikan dirinya sendiri dengan sukarela kepada kuasa
dari kerajaan kegelapan, ia dibiarkan / ditinggalkan secara fisik pada kuasa
ini.’ (Hengstenberg)] - hal 309-310.
Pulpit Commentary:
“‘The
evil spirit that came upon him from or by permission of the Lord was the evil
spirit of melancholy, jealousy, suspicion, hatred, envy, malice, and cruelty,
that governed him in all the after part of his life; to which he gave himself
up, and sacrificed every consideration of honour, duty, and interest
whatsoever’ (Chandler)” [=
‘Roh jahat yang datang kepadanya dari atau oleh ijin dari Tuhan adalah
roh jahat dari kemurungan jiwa / kesedihan, kecemburuan, kecurigaan, kebencian,
iri hati, keinginan jahat, dan kekejaman, yang memerintah / menguasainya dalam
seluruh bagian akhir hidupnya; kepada siapa ia menyerahkan dirinya sendiri, dan
mengorbankan setiap pertimbangan / upah dari kehormatan, kewajiban, dan
kesenangan apapun’ (Chandler)] -
hal 310.
Barnes’ Notes (hal 41) mengatakan bahwa setan di
sini disebut sebagai roh jahat yang datang dari Allah / Yahweh, karena ia adalah:
“God’s
messenger and minister, sent by Him to execute His righteous purpose upon
Saul” (= Utusan dan pelayan
Allah, dikirim olehNya untuk melaksanakan tujuan / rencanaNya yang benar
terhadap Saul) - hal 41.
Ini menunjukkan
‘ketundukan’ atau lebih tepat lagi ‘keterpaksaan untuk
tunduk’ dari roh jahat kepada Tuhan.
Calvin memberi beberapa contoh dimana Setan terpaksa
tunduk kepada Tuhan dan menjadi alatNya, seperti:
a) Dalam kasus Ayub, dimana hadir di depan Allah untuk
menerima perintahNya (Ayub 1:6 2:1), dan setan hanya bisa menyerang
Ayub setelah mendapat ijin dan batasan dari Tuhan (Ayub 1:12 2:6).
b) Dalam kasus raja Ahab (1Raja 22:19-23).
c) Dalam kasus Saul ini (1Sam 16:14 18:10).
d) Dalam Maz 78:49 dimana dikatakan bahwa Tuhan
menghukum Mesir menggunakan ‘evil
angels’.
Maz 78:49 (KJV/Lit): ‘by sending evil angels among them’ (= dengan
mengirimkan malaikat jahat ke antara mereka).
Catatan: Tetapi
yang ini saya ragukan, apakah ini menunjuk kepada setan. Mungkin Maz 78:49
ini lebih baik diterjemahkan seperti dalam Kitab Suci
Setelah memberi contoh-contoh itu Calvin lalu berkata:
“According to these
particular examples Paul generally testifies that the blinding of unbelievers
is God’s work (2Thess. 2:11), although he had before called it the
activity of Satan (2Thess. 2:9; cf. 2Cor. 4:4; Eph. 2:2). Therefore Satan is
clearly under God’s power, and is so ruled by his bidding as to compelled to render his service. Indeed, when we say
that Satan resists God, and that Satan’s works disagree with God’s
works, we at the same time assert that this resistance and this opposition are
dependent upon God’s sufferance. I am not now speaking of Satan’s
will, nor even of his effort, but only of his effect. For inasmuch as the devil
is by nature wicked, he is not at all inclined to obedience to the divine will,
but utterly intent upon contumacy and rebellion. From himself and his own
wickedness, therefore arises his passionate and deliberate opposition to God.
By this wickedness he is urged on to attempt courses of action which he
believes to be most hostile to God. But because with the bridle of his power
God holds him bound and restrained, he carries out only those things which have
been divinely permitted to him; and so he obeys his Creator, whether he will or
not, because he is compelled to yield him service wherever God impels him” [= Menurut contoh-contoh yang khusus / luar biasa ini Paulus
secara umum bersaksi bahwa pembutaan orang yang tidak percaya adalah pekerjaan
Allah (2Tes 2:11), sekalipun sebelumnya ia telah menyebutnya sebagai aktivitas
setan (2Tes 2:9; bdk. 2Kor 4:4; Ef 2:2). Karena itu setan
secara jelas ada di bawah kuasa Allah, dan diperintah / dikuasai sedemikian
rupa oleh perintahNya sehingga terpaksa memberikan pelayanannya.
Memang, pada waktu kami berkata bahwa Setan menentang Allah, dan bahwa
pekerjaan Setan tidak cocok dengan pekerjaan Allah, pada waktu yang sama kami
menegaskan bahwa tentangan atau perlawanan ini tergantung pada ijin Allah. Saat
ini saya tidak berbicara tentang kehendak Setan, bahkan tidak tentang usaha
Setan, tetapi hanya apa yang diakibatkannya. Karena
Setan itu secara alamiah adalah jahat, maka ia sama
sekali tidak cenderung pada ketaatan pada kehendak ilahi, tetapi sepenuhnya
bermaksud untuk tidak taat dan memberontak. Karena itu, dari dirinya dan
kejahatannya sendiri, muncul perlawanannya yang penuh dengan kemarahan dan
kesengajaan terhadap Allah. Oleh kejahatannya ini ia
didorong untuk mencoba untuk melakukan tindakan-tindakan yang ia percaya
sebagai yang paling bermusuhan terhadap Allah. Tetapi karena dengan kekang
kuasaNya Allah mengikat dan mengendalikannya, ia hanya melaksanakan hal-hal
yang telah diijinkan Allah baginya; dan demikianlah ia mentaati Penciptanya,
baik ia menghendakinya atau tidak, karena ia terpaksa memberikan pelayanan
kepadaNya kemanapun Allah memaksa / mendorong / mendesaknya] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, chapter XIV, no 17.
Calvin: “As for the discord
and strife that we say exists between Satan and God, we ought to accept as a
fixed certainty the fact that he can do nothing unless God wills and assents to
it. For we read in the history of Job that he presented himself before God to
receive his commands (Job 1:6; 2:1), and did not dare undertake any evil act
without first having obtained permission (chs. 1:12; 2:6)” [= Mengenai pertentangan dan perselisihan yang kami katakan
terdapat antara Setan dan Allah, kami harus menerima sebagai kepastian yang
tetap, fakta, bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali Allah menghendakinya
dan menyetujuinya. Karena kami / kita membaca dalam sejarah Ayub bahwa ia menghadirkan dirinya sendiri di hadapan Allah untuk
menerima perintah-perintahNya (Ayub 1:6; 2:1), dan tidak berani melakukan
tindakan jahat apapun tanpa mendapatkan ijin lebih dulu (pasal 1:12; 2:6)] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, chapter XIV, no 17.
Calvin: “From the first
chapter of Job we know that Satan, no less than the angels who willingly obey,
presents himself before God (Job 1:6; 2:1) to receive his commands. He
does so, indeed, in a different way and with a different end; but he still
cannot undertake anything unless God so wills” [= Dari pasal pertama dari kitab Ayub kita tahu bahwa Setan,
sama seperti para malaikat yang mentaati dengan sukarela, menghadirkan dirinya
sendiri di hadapan Allah (Ayub 1:6; 2:1) untuk menerima
perintah-perintahNya. Memang ia melakukan demikian
dengan cara yang berbeda dan dengan tujuan yang berbeda; tetapi ia tetap tidak
bisa melakukan sesuatu apapun kecuali Allah menghendaki demikian] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, chapter XVIII, no 1.
Sekarang perhatikan pembahasan Calvin
tentang kasus Saul dengan roh jahat yang dari Tuhan ini.
Calvin: “the spirit of the
Lord that troubled Saul is called ‘evil’ because the sins of the
impious king were punished by it as by a lash (1Sam. 16:14; 18:10)” [= roh dari Tuhan yang mengganggu Saul disebut
‘jahat’ karena dosa-dosa dari raja yang jahat ini dihukum olehnya
seperti dengan cambuk (1Sam 16:14; 18:10)]
- ‘Institutes of the Christian
Religion’, Book I, chapter XIV, no 17.
Di sini Calvin belum / tidak
menunjukkan bahwa roh jahat itu adalah setan. Tetapi lihat 2 kutipan di bawah ini
yang jelas menunjukkan bahwa Calvin menganggap itu sebagai setan, yang menjadi
‘pelayan’ Allah untuk menghukum Saul.
Calvin: “I confess, indeed,
that it is often by means of Satan’s intervention that God acts in the
wicked, but in such a way that Satan performs his part by God’s impulsion
and advances as far as he is allowed. An evil spirit troubles Saul; but it is said
to have come from God (1Sam. 16:14), that we may know that Saul’s madness
proceeds from God’s just vengeance. ... he is the chief author of his
own just vengeance, while Satan is but the minister of it” [= Saya memang mengakui bahwa Allah sering bertindak dalam diri
orang jahat oleh intervensi / campur tangan dari Setan, tetapi dengan cara
sedemikian rupa sehingga Setan melakukan bagiannya oleh dorongan Allah dan maju
sejauh ia diijinkan. Se‘orang’ roh jahat
menggangu Saul; tetapi roh itu dikatakan telah datang dari Allah
(1Sam 16:14), supaya kita tahu bahwa kegilaan Saul muncul dari pembalasan
yang benar / adil dari Allah. ... karena Ia
adalah pencipta utama dari pembalasanNya sendiri yang benar / adil, sementara
Setan hanya merupakan pelayan dari hal itu] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, chapter XVIII, no 2.
Calvin: “One passage will
however be enough to show that Satan intervenes to stir up the reprobate
whenever the Lord by his providence destines them to one end or another. For in
Samuel it is often said that ‘an evil spirit of the Lord’ and
‘an evil spirit from the Lord’ has either ‘seized’ or
‘departed from’ Saul (1Sam. 16:14; 18:10; 19:9). It is unlawful
to refer this to the Holy Spirit. Therefore, the impure spirit is called
‘spirit of God’ because it responds to his will and power, and acts
rather as God’s instrument than by itself as the author” [= Tetapi satu text sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Setan
ikut campur untuk menghasut orang yang ditetapkan untuk binasa kapanpun Tuhan
oleh providensiaNya menentukan mereka kepada satu tujuan atau tujuan lainnya.
Karena dalam Samuel sering dikatakan bahwa ‘roh jahat Tuhan’ dan
‘roh jahat dari Tuhan’ atau ‘menangkap / mencekam’ atau
‘meninggalkan’ Saul (1Sam 16:14; 18:10; 19:9). Kita tidak boleh
mengarahkan / menghubungkan ini dengan Roh Kudus. Karena itu, roh yang
kotor / najis / tidak murni ini disebut ‘roh Allah’ karena ia
menanggapi kehendak dan kuasaNya, dan bertindak lebih sebagai alat Allah dari
pada oleh dirinya sendiri sebagai penggerak] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book II, chapter IV, No 5.
Catatan: 1Sam
18:10 (Lit): ‘an evil spirit of
God’ (= roh jahat Allah).
Calvin juga mengatakan bahwa hal
seperti ini tidak bisa diijinkan oleh Allah untuk terjadi pada diri orang
percaya, tetapi hanya pada diri orang yang jahat dan yang tidak percaya.
Calvin: “Now, because God
bends the unclean spirits hither and thither at will, he so governs their
activity that they exercise believers in combat, ambush them, invade their peace,
beset them in combat, and also often weary them, rout them, terrify them, and
sometimes wound them; yet they never vanquish or crush them. But the wicked
they subdue and drag away; they exercise power over their minds and bodies, and
misuse them as if they were slaves for every shameful act. ... But because that
promise to crush Satan’s head (Gen. 3:15) pertains to Christ and all his
members in common, I deny that believers can ever be conquered or overwhelmed
by him. ... God does not allow Satan to rule over the soul of believers, but
gives over only the impious and unbelievers, whom he deigns not to regard as
members of his own flock, to be governed by him” [= Jadi, karena Allah membengkokkan roh-roh najis / kotor itu
sekehendakNya, Ia begitu memerintah / menguasai aktivitas mereka sehingga
mereka melatih orang-orang percaya dalam pertempuran, menyerang mereka dengan
tiba-tiba, menyerbu damai mereka, menyerang / mengepung mereka dalam
pertempuran, dan juga sering membuat mereka menjadi lelah / bosan, mendesak
mundur mereka, membuat mereka takut, dan kadang-kadang melukai mereka; tetapi
mereka tidak pernah mengalahkan / menaklukkan atau menghancurkan mereka. Tetapi
orang jahat ditundukkan dan diseret oleh mereka, mereka menguasai pikiran dan
tubuh mereka, dan menyalahgunakan mereka seakan-akan mereka adalah budak untuk
setiap perbuatan yang memalukan. ... Tetapi karena janji
untuk menghancurkan kepala Setan (Kej 3:15) berhubungan dengan Kristus dan
seluruh anggota-anggotaNya, saya menyangkal bahwa orang-orang percaya bisa
dikalahkan atau dihancurkan olehNya. ... Allah tidak mengijinkan Setan
memerintah jiwa orang-orang percaya, tetapi hanya menyerahkan orang jahat dan
tidak percaya, yang tidak Ia anggap sebagai
anggota-anggota dari kawanan dombaNya, untuk diperintah olehnya] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, chapter XIV, no 18.
Setan
sama sekali tidak setara dengan Allah, baik dalam hal
kekekalan maupun dalam hal kekuatan, tetapi jauh di bawah Allah. Ia dipakai sebagai alat oleh Allah untuk menghukum /
menghancurkan orang berdosa, tetapi pada waktu menyerang orang yang percaya ia
dibatasi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin menghancurkan ataupun merugikan
orang percaya. Karena itu sekalipun kita tetap harus waspada terhadapnya, kita
tidak boleh takut kepadanya!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com