Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Saul merencanakan pembunuhan terhadap Daud secara terbuka (ay 1).
Saul maju selangkah
demi selangkah dalam kejahatannya. Ini terlihat dari urut-urutan dosanya:
a) Mula-mula ia iri hati / marah karena Daud dipuji lebih dari
dirinya sendiri (1Sam 18:6-9).
b) Lalu ia sendiri
berusaha membunuh Daud (1Sam 18:10-11).
c) Lalu ia merencanakan
supaya Daud dibunuh melalui tangan orang Filistin. Ini dilakukannya 2 x yaitu:
·
menempatkan Daud sebagai kepala pasukan 1000 sehingga ada di garis
depan (1Sam 18:13-14).
·
menawarkan anaknya untuk menjadi istri Daud dengan syarat bahwa
Daud memberi mas kawin berupa 100 kulit khatan orang Filistin (1Sam 18:17-30).
d) Sekarang ia berani merencanakannya dengan
orang-orang lain (ay 1).
Penerapan:
Jangan membiarkan dosa ada
dalam diri saudara, karena dosa itu selalu bertumbuh menjadi dosa yang makin hebat!
Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh John Owen di
bawah ini.
John Owen: “Cease not a day from
this work; be killing sin or it will be killing you” (= Jangan berhenti satu haripun
dari pekerjaan ini; bunuhlah dosa atau dosa itu akan
membunuhmu) - ‘The Works of John Owen’,
vol 6 (‘Temptation and Sin’),
hal 9.
2) Yonatan termasuk di antara orang-orang yang
diajak oleh Saul untuk membunuh Daud (ay 1).
a) Mengajak Yonatan untuk membunuh Daud
merupakan kebodohan Saul.
Pulpit (hal
363). mengatakan bahwa semua dosa merupakan sejenis kegilaan /
kebodohan. Misalnya Adam dan Hawa mengira bisa bersembunyi
dari Allah di antara pohon-pohon (Kej 3:8). Di sini Saul menjadi begitu
bodoh sehingga ia mengira bahwa anaknya yang saleh,
yaitu Yonatan, bisa mau ikut berkomplot dengan dia untuk membunuh Daud.
Andaikatapun ia tidak mengetahui tentang persahabatan
Daud dengan Yonatan, seharusnya ia tetap tahu bahwa anaknya yang saleh itu
tidak akan membunuh orang yang tidak bersalah, apalagi membunuh Daud yang
dianggap sebagai pahlawan karena telah mengalahkan Goliat.
b) Saul mengira Yonatan sama seperti dirinya
sendiri.
Pada waktu mengajak berkomplot,
tidak mungkin Saul tidak memberitahu Yonatan, apa
‘bahaya’nya Daud bagi mereka berdua, yaitu bahwa Daudlah yang akan menjadi
raja, menggeser Saul dan Yonatan.
Mungkin ia
berpikir bahwa Yonatan akan mau membunuh Daud karena alasan yang sama dengan
yang ia miliki yaitu iri hati. Dalam hal ini ia
melakukan tindakan yang bodoh, yang sangat umum di kalangan orang jahat, dimana
ia mengira bahwa alasan / godaan yang mempunyai kekuatan terhadapnya, juga
mempunyai kekuatan terhadap orang lain.
3) Sikap Yonatan terhadap ajakan Saul.
a) Konflik dalam diri Yonatan.
Dalam diri
Yonatan sendiri mungkin ada konflik antara kepentingan duniawi (menjadi raja)
dan kesetiaan kepada sahabatnya. Tidak sedikit orang yang kalah dalam
pencobaan seperti ini, tetapi Yonatan menang dalam konflik ini.
Penerapan:
Kalau saudara
mengalami konflik antara kepentingan duniawi dan kesetiaan kepada sahabat,
kepada gereja, kepada Tuhan, dsb, apakah saudara menang?
b) Sikap / keadaan Saul pasti menyedihkan Yonatan.
Sebagai orang
saleh, Yonatan pasti sangat sedih melihat penurunan kerohanian ayahnya, tetapi
yang paling menyedihkannya adalah bahwa ayahnya mengajaknya berkomplot untuk
membunuh sahabatnya tanpa alasan.
c) Yonatan memberitahu Daud tentang rencana
ayahnya untuk membunuhnya (ay 2).
Pulpit
Commentary: “Father
and son are at cross purposes concerning the life of one who in the providence
of God is to supplant both” (= Ayah dan anak
mempunyai tujuan yang bertentangan mengenai nyawa dari orang yang dalam
providensia Allah akan menggantikan keduanya) - hal 363.
d) Yonatan menasehati ayahnya (ay 3b-5).
Anak
menasehati ayah jelas merupakan sesuatu yang sukar. Beranikah /
maukah saudara menasehati / memberitakan Injil kepada orang tua saudara?
Pulpit (hal 364) mengatakan
bahwa ada 3 hal yang penting dalam hal ini:
·
Yonatan memberitakan kebenaran, dan kalau kita melakukan hal
seperti ini maka kita juga harus memberitakan kebenaran. Maksudnya, jangan
melakukan hal ini dengan dusta.
Kebenaran
yang diberitakan oleh Yonatan adalah kebaikan Daud dan ketidakbersalahan Daud. Ini yang
harus kita lakukan kalau mau mendamaikan orang. Atau kalau tidak ada
pendamai, dan saudara ingin berdamai dengan seseorang, maka pikirkanlah apa kebaikan orang itu.
·
Yonatan memberitahukan kebenaran itu dengan cara
yang baik, sopan. Cara yang keras akan membangkitkan
permusuhan / kemarahan.
·
Banyak berdoa. Sekalipun di sini tidak diceritakan, pasti
Yonatan maupun Daud berdoa untuk persoalan ini.
4) Saul menuruti perkataan Yonatan (ay 6).
a) Penyesalan Saul ini menunjukkan bahwa Saul
adalah orang yang sangat plin-plan.
b) Saul menuruti kata-kata Yonatan sambil bersumpah (ay 6).
c) ‘Pertobatan’ Saul ini menyebabkan
Daud bisa kembali bekerja seperti dulu (ay 7).
1) Keinginan Saul untuk membunuh Daud kambuh.
a)
Perhatikan
hati yang begitu mulia dari Daud. Sekalipun ada ‘ganjelan’ antara dia dengan
Saul, ia tetap mencintai negara, bangsa dan Tuhannya,
dan ia tetap berperang demi negara, bangsa dan Tuhannya.
Bandingkan dengan banyak orang kristen yang begitu ada sedikit pertengkaran atau ada
ganjelan dengan pendeta / majelis / orang kristen yang lain, lalu ngambek dan
tidak mau melayani / berperang lagi!
b) Saul berusaha membunuh Daud lagi (ay 9-10).
Setan tidak
pernah senang dengan perdamaian. Rupanya ia menggunakan kemenangan Daud dalam ay 8 untuk
membangkitkan kembali iri hati dari Saul, sehingga Saul kumat, dan lagi-lagi
berusaha membunuh Daud, padahal tadi dalam ay 6 ia bersumpah bahwa Daud tidak
akan dibunuh. Ini menunjukkan bahwa dosa yang sudah ditinggalkan mudah kembali!
Karena itu waspadalah terhadap dosa yang sudah saudara
tinggalkan, karena kalau tidak itu bisa kembali lagi.
c) Tetapi pembunuhan ini lagi-lagi gagal, dan
Daud melarikan diri (ay 10b).
2) Mikhal, istri Daud, menolong Daud (ay 11-17).
a) Saul mengirimkan orang-orangnya untuk mengamat-amati
rumah Daud, dan untuk membunuhnya pada waktu pagi (ay 11).
b) Tetapi Mikhal, istri Daud yang juga adalah
anak Saul, memberitahu Daud tentang hal itu, dan membantu Daud untuk lolos
melalui jendela (ay 11).
Mulai saat
ini Daud menjadi seorang pelarian selama bertahun-tahun. Ini
merupakan ujian bagi imannya. Ia diurapi oleh Samuel untuk menjadi raja,
tetapi kalau tadi ia menjadi kepala pasukan, dan ini kelihatannya cocok dengan
nubuat / pengurapan itu, maka sekarang ia menjadi buronan selama ± 7 tahun, dan ini kelihatannya
bertentangan dengan nubuat / pengurapan tersebut.
Penerapan:
Seringkah
saudara mengalami hal-hal yang kelihatannya bertentangan dengan Firman Tuhan? Yang mana yang saudara
percayai: Firman Tuhan atau hal-hal itu?
c) Mikhal menggunakan sebuah terafim yang
disamarkan sebagai Daud yang sakit (ay 13).
Berbeda dengan terafimnya Laban
yang kecil dan bisa disembunyikan oleh Rahel di bawah pelana untanya
(Kej 31:34), maka rupanya terafim Mikhal ini cukup besar sehingga terlihat
sebagai seorang manusia.
Entah bagaimana dan dari mana ia mempunyai terafim, padahal ini jelas merupakan
penyembahan berhala dan adalah dosa.
Bandingkan dengan
1Sam 15:23a - “Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa
bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim”.
d) 2 x Mikhal berdusta (ay 14,17b), yang pertama
untuk menolong Daud, yang kedua untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Beberapa komentar tentang dusta
Mikhal ini:
·
Pulpit Commentary: “The statement of the facts in Scripture is by no
means identical with approval of them. God’s purposes have sometimes been
furthered by the actions of imperfect men, but the actions have been their own,
and never have had Divine approval” (= Pernyataan tentang fakta-fakta dalam
Kitab Suci sama sekali tidak identik dengan
persetujuan terhadap fakta-fakta itu. Rencana / tujuan Allah kadang-kadang
dibantu oleh tindakan-tindakan dari manusia yang tidak sempurna, tetapi
tindakan-tindakan itu merupakan tindakan-tindakan mereka sendiri, dan tidak
pernah mendapatkan persetujuan ilahi) - hal 366.
·
Pulpit Commentary: “Her fear of her father was greater than her love
for truth; and her love for her husband greater than her hatred of sin” (= Rasa takutnya
kepada ayahnya lebih besar dari pada cintanya kepada kebenaran; dan cintanya
kepada suaminya lebih besar dari pada kebenciannya kepada dosa) - hal
371.
·
Pulpit Commentary: “The safe rule is ‘not to do evil that good
may come.’ ... It is not for us to say that dangers will be avoided by
occasional lies. The principle involved in truth-speaking is of vast importance
in all times and places, and is worth the sacrifice of much for its
vindication. Suppose a man is slain rather than utter a lie, does not his
martyrdom for truth, in the enduring moral sphere, bring greater good to moral
beings and himself than could have come from trampling on a sacred principle
for a present advantage? God, moreover, does not leave his servants when they
do right. Had Michal stated the facts she would have saved her husband from
slander, and there were ten thousand ways by which God could have frustrated
the purpose of the men and shielded David. Our duty is to be true and leave
consequences to God. God does not lie - we are children of God; Christ did not
lie - we are followers of Christ” (= Peraturan yang aman adalah
‘jangan melakukan kejahatan supaya terjadi hal yang baik’. ... Kita tidak boleh mengatakan bahwa bahaya-bahaya akan dihindarkan oleh dusta. Prinsip yang tercakup dalam
pengucapan kebenaran merupakan sesuatu yang sangat penting di setiap saat dan
di segala tempat, dan layak untuk mendapatkan pengorbanan yang besar untuk
mempertahankannya. Seandainya seseorang dibunuh dari pada mengucapkan suatu
dusta, bukankah kematian syahidnya untuk kebenaran, dalam bidang moral yang
abadi, menghasilkan kebaikan yang lebih besar kepada makhluk-makhluk bermoral
dan kepada dirinya sendiri dari pada yang bisa dihasilkan melalui
penginjak-injakan prinsip yang kudus demi kepentingan saat ini? Lebih dari itu,
Allah, biasanya tidak meninggalkan pelayan-pelayanNya pada waktu mereka
bertindak benar. Andaikata Mikhal mengatakan kebenaran ia
akan menyelamatkan suaminya dari fitnahan, dan ada 10.000 cara dengan
mana Allah bisa menggagalkan rencana manusia dan melindungi Daud. Kewajiban
kita adalah untuk menjadi benar / berkata benar dan menyerahkan konsekwensinya
kepada Allah. Allah tidak berdusta dan kita adalah anak-anak Allah; Kristus
tidak berdusta, dan kita adalah pengikut-pengikut Kristus) - hal
366.
Bahwa dusta
Mikhal tidak dibutuhkan terlihat dari ay 18-24, dimana Allah mampu
melindungi Daud tanpa dusta siapapun dan tanpa pertolongan siapapun.
e) Jerat Saul bagi Daud menjerat dirinya sendiri.
Tadinya Saul memberikan Mikhal
untuk menjadi istri Daud hanya sebagai tipu muslihat / jerat untuk membunuh
Daud melalui tangan orang Filistin (1Sam 18:21-30), tetapi sekarang
‘jerat’ tersebut dipakai oleh Tuhan untuk menggagalkan
pembunuhannya atas Daud!
Bandingkan
dengan:
·
Maz 7:16-17 - “Ia
membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang
dibuatnya. Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan
kekerasannya turun menimpa batu kepalanya”.
·
Amsal 26:27 - “Siapa
menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu
itu akan kembali menimpa dia”.
Penerapan:
Karena
itu jangan pernah membuat jerat / lubang untuk orang lain.
3) Tuhan sendiri menolong Daud (ay 18-24).
a) Daud lari kepada Samuel di Nayot (ay 18).
·
Kata ‘Nayot’ seharusnya adalah
Nevayoth, dan ini bukan nama tempat, tetapi berarti ‘dwellings’ (= tempat
tinggal) atau ‘lodgings’
(= penginapan), dan orang Chaldee selalu menterjemahkan ‘house of study’ (= rumah belajar).
·
Rupanya di sini Samuel membentuk semacam sekolah nabi.
Jadi, pada waktu ada perang
antara
Pulpit
(hal 367) mengatakan bahwa kehidupan yang lebih baik dari bangsa dan
negara itu pada jaman Daud dan Salomo merupakan hasil / akibat dari aktivitas
rohani tersebut.
Bandingkan dengan jaman Kisah
Rasul, dimana sekelompok kecil orang kristen berdoa
(Kis 1:13-14), dan menyebabkan tersebarnya kekristenan di seluruh wilayah
kekaisaran Romawi.
Penerapan:
Karena itu di tengah-tengah
kekacauan dalam negara ini, krisis ekonomi, juga di tengah-tengah segala
problem dan kesibukan saudara, maka:
*
tetaplah lakukan dan bahkan tingkatkan aktivitas rohani saudara.
*
banyaklah berdoa, baik untuk negara maupun untuk gereja!
b) Saul dan orang-orang suruhannya bernubuat (ay
19-24).
1. Ketika Saul mendengar bahwa Daud ada di
Nayot, maka ia mengirim orang-orang suruhan untuk
mengambil Daud (ay 19-20a).
Tetapi lalu terjadi apa yang diceritakan dalam ay 20b-21 - “Tetapi
orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh
Samuel. Dan Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul,
sehingga merekapun kepenuhan seperti nabi. Lalu hal itu
diberitahukan kepada Saul; ia mengirim orang-orang
suruhan yang lain, tetapi orang-orang itupun juga kepenuhan seperti nabi.
Saul mengirim sekali lagi orang-orang suruhan, rombongan yang
ketiga, dan orang-orang inipun juga kepenuhan”. Semua yang saya garis bawahi ini salah
terjemahan; bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah ini.
NIV: ‘But when they saw a group of prophets
prophesying, with Samuel standing there as their leader, the spirit of
God came upon Saul’s men and they also prophesied. Saul was told
about it, and he sent more men, and they prophesied too. Saul sent men a
third time, and they also prophesied’ (= Tetapi ketika mereka
melihat sekumpulan nabi bernubuat, bersama Samuel yang berdiri di
Jadi,
orang-orang itu bukannya kepenuhan Roh Kudus, tetapi hanya bernubuat.
2. Akhirnya Saul sendiri datang ke Nayot / Rama,
dan lalu terjadilah apa yang diceritakan dalam ay 23-24 - “Lalu
pergilah ia ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah,
dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi,
hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama. Iapun menanggalkan pakaiannya, dan iapun
juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan
semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: ‘Apakah juga Saul
termasuk golongan nabi?’.”. Ini juga
salah terjemahan seperti bagian yang di atas; bandingkan dengan terjemahan NIV
di bawah ini.
NIV: “So Saul went to Naioth at Ramah. But
the Spirit of God came even upon him, and he walked along prophesying
until he came to Naioth. He stripped off his robes and also prophesied
in Samuel’s presence. He lay that way all that
day and night. This is why people say, ‘Is Saul also among the
prophets?’.” (= Lalu Saul pergi ke Nayot di Rama. Tetapi Roh
Allah juga datang kepada dia, dan ia berjalan sambil bernubuat
sampai ia tiba di Nayot. Ia menanggalkan jubahnya dan
juga bernubuat di hadapan Samuel. Ia berbaring
dalam keadaan itu sepanjang hari dan malam. Itulah sebabnya orang berkata:
‘Apakah Saul juga ada di antara nabi-nabi?’). KJV/RSV/NASB » NIV.
Catatan: Dalam Kitab Suci seringkali
kata ‘telanjang’ digunakan dalam arti ‘tidak memakai jubah
luar’, bukan ‘telanjang bulat’. Misalnya Ul 28:48 2Sam 6:20 Yes 20:2-4
Mikha 1:8 Amos 2:16 Yoh 21:7.
3. Pembetulan terjemahan dari ‘kepenuhan’ menjadi ‘bernubuat’ ini penting, supaya orang
tidak menafsirkan bahwa orang yang kepenuhan Roh Kudus, bisa rebah / telanjang
dan sebagainya!
Kalau kita membaca seluruh
ayat-ayat Kitab Suci tentang orang-orang yang rebah / tumbang / pingsan /
menjadi lemas dsb, maka bisa disimpulkan beberapa kemungkinan sebagai berikut:
·
Hal itu datang dari Tuhan, tetapi ditujukan kepada
orang-orang yang bukan anakNya, untuk menghukum / menghajar /
mempertobatkan mereka. Misalnya: raja Saul (1Sam 19:23-24), Saulus
(Kis 9:2-6), orang yang mau menangkap Yesus (Yoh 18:6), dsb.
Karena ini ditujukan kepada
orang yang bukan anak Tuhan, maka jelas ayat-ayat ini tidak bisa
dijadikan dasar dari ‘tumbang / rebah dalam Roh’! Disamping itu, ini adalah hukuman / hajaran, sedangkan
‘tumbang / rebah dalam Roh’ diartikan sebagai berkat (blessing) dari Tuhan.
·
Hal itu datang dari setan, dan terjadi pada diri orang yang
kerasukan setan. Ini bisa (tidak selalu) terjadi:
*
pada waktu setan itu masih ada di dalam orang itu, dimana ia
membanting-banting orang itu, atau membuat orang itu melakukan aktivitas-aktivitas
aneh di luar kontrol dari orang yang kerasukan itu (Mat 17:15 Mark 9:17-18
Luk 9:39 Mark 5:3-5).
Aktivitas tak terkontrol sebagai akibat tindakan setan ini bahkan terjadi pada
binatang / babi (Mark 5:13).
Karena itu kalau dalam Toronto Blessing / kalangan Kharismatik
ada aktivitas aneh yang terjadi di luar kontrol dari orangnya, itu harus
dicurigai sebagai pekerjaan setan!
*
pada waktu orang yang kerasukan itu dibawa kepada Yesus (Mark
9:20 Mark 3:11 Luk 8:28).
*
pada waktu setannya sedang diusir dan pada waktu setannya baru
keluar (Mark 9:25-26). Ini terjadi karena tubuh yang baru dipakai oleh
setan untuk melakukan aktivitas yang hebat itu lalu menjadi lemas pada waktu
setannya meninggalkan tubuh itu.
Karena itu, orang-orang
Kharismatik yang setuju dengan ‘tumbang / rebah dalam Roh’,
mengatakan bahwa orang-orang yang rebah itu bisa rebah / pingsan karena ada
kuasa gelapnya.
Terhadap hal
ini saya menjawab bahwa tidak mungkin begitu banyak orang yang rebah itu semua
mempunyai kuasa gelap, karena pada diri merekapun tak ada tanda-tanda
kerasukan. Dan disamping itu, hamba Tuhannya tidak menengking setan, tetapi
hanya menumpangi tangan (bahkan dari jarak jauh); lalu mengapa setannya
tahu-tahu pergi tanpa ditengking?
Karena kemungkinan kedua ini
merupakan pekerjaan setan, maka jelas bahwa ayat-ayat ini tidak bisa
dijadikan dasar dari ‘tumbang / rebah dalam Roh’ yang dianggap
sebagai pekerjaan Tuhan!
Perlu juga
saudara ketahui bahwa dalam Kitab Suci tidak pernah dikatakan Tuhan membuat
anak-anakNya jatuh pingsan, dan tidak pernah Tuhan membanting-banting
anak-anakNya.
Yang senang melakukan hal-hal seperti itu hanyalah setan.
Karena itu saya mencurigai ‘tumbang / rebah dalam Roh’ justru
sebagai pekerjaan kuasa gelap! Bisa saja para ‘hamba
Tuhan’ itu menggunakan kuasa gelap, supaya dianggap sakti. Ingat
bahwa menjelang akhir jaman ada banyak nabi palsu!
·
Hal ini datang dari orang itu sendiri.
Rasa takut,
yang diikuti dengan muka yang menjadi pucat, badan lemas, kehilangan tenaga dan
jatuh pingsan, merupakan reaksi normal yang sering terjadi pada orang-orang
yang mendapat penglihatan tentang Tuhan. Saya menyebut ini sebagai reaksi
normal, karena hal ini juga bisa terjadi kalau orang melihat hantu atau hal
menakutkan lainnya. Karena itu mengapa tidak bisa
terjadi kalau orang melihat malaikat atau Tuhan sendiri, yang jauh lebih
dahsyat dari setan / hantu?
Bahwa hal ini sebetulnya bukan
merupakan pekerjaan Tuhan, terbukti dari fakta bahwa Tuhan justru menyuruh
orang yang rebah itu bangun, atau bahkan Tuhan membangunkan orang yang rebah
itu (Yeh 2:1-2 Yeh
3:24 Daniel 8:18).
Karena ini
datang dari orang itu sendiri, dan bukan merupakan pekerjaan Tuhan,
maka lagi-lagi kejadian-kejadian ini tidak bisa dijadikan dasar dari
‘tumbang / rebah dalam Roh’.
Kesimpulannya:
Dalam Kitab Suci tidak ada ayat
yang mendukung ‘tumbang / rebah dalam Roh’! ‘Tumbang / rebah
dalam Roh’ adalah sesuatu yang sama sekali tidak
Alkitabiah! Kalau saudara mengalami hal itu, ingatlah bahwa kemungkinan besar
itu adalah pekerjaan setan!
4. Pulpit (hal 375) mengatakan bahwa Daud
sendiri juga pernah mengalami kegembiraan / semangat yang hebat pada waktu ia menari-nari di depan tabut perjanjian, tetapi pikirannya
tetap waras, dan ia tetap mempunyai penguasaan diri. Ini berbeda dengan para
utusan Saul, yang sekalipun tidak kehilangan kesadaran secara total, tetapi
jelas kehilangan sebagian kewarasannya, karena mereka lupa akan
tugasnya untuk menangkap Daud. Lebih-lebih ini berbeda dengan
Saul, yang betul-betul kehilangan kewarasan, kesadaran dan penguasaan dirinya.
Pulpit
Commentary: “We
may be reminded here that David could show no small excitement, for he danced
before the ark in the sight of all
5.
Pulpit
Commentary: “The
degree in which new religious emotion overpowers the body is generally
proportioned to the previous ignorance of the mind, or its estrangement from
God. ... This case should teach caution in ascribing any religious value to
prostrations, trances, and long fasts” (= Tingkat
dimana emosi agamawi yang baru menguasai tubuh biasanya sebanding dengan
ketidaktahuan / kebodohan dari pikiran, atau pemisahan pikiran itu dari Allah. ... Kasus ini harus mengajarkan kewaspadaan untuk
memberikan nilai agama kepada rebah, trance / tidak sadar, dan ‘fast’ yang panjang ) - hal 375.
Catatan: kata ‘fast’ bisa berarti ‘tidak bergerak’,
tetapi juga bisa berarti ‘gerakan yang cepat’. Keduanya
memungkinkan, karena dalam Toronto Blessing kedua manifestasi itu ada. Tetapi kontex Saul pada saat ini rasanya lebih cocok dengan arti
pertama, karena Saul rebah dan tak bergerak untuk waktu yang lama.
6. Saul pernah mengalami hal yang serupa yaitu
dalam 1Sam 10:10-12.
Pulpit
Commentary: “This
was not the first time that Saul was so affected, and the recollection of his
earlier experience had probably some influence upon him. But then it was a sign
that the power of God was for him, now that it was against him.
... It was to Saul more than a warning that he was fighting against God” (= Ini
bukan untuk pertama kalinya Saul dipengaruhi seperti itu, dan ingatan tentang
pengalamannya yang terdahulu mungkin mempunyai pengaruh terhadapnya. Tetapi
pada saat yang terdahulu itu, itu merupakan tanda bahwa kuasa Allah adalah untuk
dia, sekarang bahwa itu menentang dia. ... Bagi
Saul itu merupakan lebih dari suatu peringatan bahwa ia
sedang berkelahi melawan Allah) - hal 373.
7. Roh Kudus datang kepada Saul dan orang-orang
suruhannya dan membuat mereka bernubuat, bukan demi mereka, dan juga bukan
karena Ia mau menggunakan mereka untuk pelayanan,
tetapi justru untuk menentang mereka dan menghalangi mereka menangkap Daud!
Pulpit
Commentary: “Hitherto
Saul appeared to be fighting solely against David; but now that the mysterious
spirit of prophecy came upon his messengers and rendered them harmless, it
ought to have been obvious to him that in persecuting David he was at war with
God” (= Sampai saat ini Saul kelihatannya berperang melawan
Daud sendiri; tetapi sekarang bahwa Roh nubuatan yang misterius datang kepada
para utusannya dan membuat mereka tidak berbahaya, seharusnya jelas baginya
bahwa dalam menganiaya Daud ia sedang berperang melawan Allah ) - hal
368.
Bandingkan
dengan 1Taw 16:22 - “Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan
jangan berbuat jahat terhadap nabi-nabiKu!”.
Catatan: Perlu diketahui bahwa Tuhan
tidak selalu melindungi hamba-hambaNya atau anak-anakNya dari bahaya / usaha
pembunuhan. Banyak juga yang dibiarkan mati dibunuh / mati
syahid, seperti Yohanes Pembaptis dan rasul Yakobus yang dipenggal.
Kalau Tuhan membiarkan ini terjadi Ia pasti mempunyai
tujuanNya sendiri.
Tuhan selalu melindungi Daud. Kadang-kadang
Tuhan melakukannya melalui manusia, seperti Yonatan dan Mikhal, dan bahkan Daud
sendiri (mengelakkan lemparan tombak, lari dsb.). Dan
kadang-kadang Tuhan bahkan melakukannya melalui dosa manusia (dusta Mikhal).
Tetapi Tuhan juga bisa melakukannya secara langsung.
Karena itu kalau saudara
mengalami bahaya apapun, jangan takut, panik atau kuatir. Saudara memang tetap harus
melakukan apa yang terbaik selama itu tidak
bertentangan dengan Firman Tuhan, tetapi selanjutnya bersandarlah dan
berharaplah pada perlindungan dan pertolongan Tuhan.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com