Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Sejak Daud mengalahkan Goliat,
Yonatan bersahabat dengan Daud.
1Sam 18:1,3-4 - “(1)
Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud;
dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. ... (3) Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud,
karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. (4) Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya
kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat
pinggangnya”.
1) Daud menceritakan problemnya kepada Yonatan (ay 1).
Ay 1: “Maka
larilah Daud dari Nayot, dekat Rama; sampailah ia
kepada Yonatan, lalu berkata: ‘Apakah yang telah kuperbuat? Apakah
kesalahanku dan apakah dosaku terhadap ayahmu, sehingga ia ingin mencabut
nyawaku?’”.
a) Problem seperti ini sering terjadi pada diri
orang kristen, apalagi pelayan / hamba Tuhan. Tanpa
melakukan apa yang jahat, dan bahkan pada saat ia
melakukan sesuatu yang baik, yang sesuai kehendak / Firman Tuhan, ada orang
yang memusuhinya. Jangan terlalu heran kalau saudara mengalami hal seperti ini!
b) Daud mau menceritakannya kepada Yonatan,
padahal problemnya adalah ayah Yonatan. Saudara juga harus
mau menceritakan problem saudara kepada sahabat saudara.
2) Mula-mula Yonatan tak percaya bahwa ayahnya
mau membunuh Daud.
Ay 2: “Tetapi
Yonatan berkata kepadanya: ‘Jauhlah yang demikian itu! engkau
tidak akan mati dibunuh. Ingatlah, ayahku tidak berbuat sesuatu, baik perkara
besar maupun perkara kecil, dengan tidak menyatakannya kepadaku. Mengapa ayahku harus menyembunyikan perkara ini kepadaku? Tidak mungkin!’”.
Yonatan
rupanya adalah orang yang terlalu lugu / naif. Ia
tidak percaya bahwa Saul ingin membunuh Daud. Dalam komentarnya tentang
ay 3-4, Pulpit Commentary mengatakan (hal 376) bahwa mungkin Yonatan
menganggap bahwa pada waktu Saul ingin membunuh Daud beberapa waktu yang lalu, ia sedang ‘sakit jiwa’. Dan ia
juga menganggap bahwa kejadian di Nayot (19:22-24) telah membereskan sakit jiwa
dari Saul, sehingga ia tidak lagi ingin membunuh Daud. Dan kalaupun ia ingin membunuh lagi, maka pasti ia akan memberitahu
Yonatan tentang hal itu. Yang terakhir ini ia yakini
berdasarkan 19:1 dimana Saul secara terus terang memberitahu Yonatan dan semua
pegawainya bahwa Daud harus dibunuh.
Hubungan keluarga dan cinta
kepada keluarga sering membuat kita buta akan
kesalahan dan kejelekannya. Ini harus diwaspadai.
3) Daud berusaha meyakinkan Yonatan bahwa Saul
memang berusaha untuk membunuh dia.
Ay 3: “Tetapi
Daud menjawab, katanya: ‘Ayahmu tahu benar, bahwa engkau suka kepadaku.
Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN yang hidup dan demi
hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut.’”.
a) Daud mempunyai pandangan yang berbeda dengan
Yonatan. Ia yakin bahwa Saul, sakit jiwa atau tidak,
telah memutuskan untuk membunuh dia.
b) Ay 3b: ‘hanya satu langkah jaraknya
antara aku dan maut’.
Pulpit Commentary: “Our
path in life lies along the brink of a river or the edge of a cliff; and we may
by a step - a single step - at any moment meet our fate. ... The step must be
taken, but when we know not. ... Why should we be left in such uncertainty? ...
‘The last day is kept secret that every day may be watched’
(Augustine).” [= Jalan kita dalam kehidupan
terletak di sepanjang tepi sungai atau tebing jurang; dan kita bisa oleh suatu
langkah - satu langkah - pada setiap saat menemui ajal kita.
... Langkah itu harus diambil, tetapi pada saat yang tidak kita ketahui.
... Mengapa kita harus ada dalam ketidak-pastian seperti itu?
... ‘Hari yang terakhir dirahasiakan supaya setiap hari bisa
diwaspadai’ (Agustinus)] - hal 383,384.
Kesaksian: saya menabrak orang, kalau
Tuhan membuat orang itu mati, saya betul-betul celaka. Setiap hari kita bisa
celaka, atau ditabrak orang, atau menabrak orang, atau karena hal lain yang tak
terhitung banyaknya. Kalau semua itu tidak terjadi, itu
karena Tuhan melindungi kita. Pernahkah saudara
bersyukur karena perlindungan Tuhan itu?
Dan karena
jarak antara kita dengan maut itu hanya satu langkah, sehingga setiap saat kita
bisa mati, apakah saudara siap menghadapi kematian? Sudahkah
saudara mempunyai Yesus sebagai Juruselamat?
1) Yonatan mau menolong Daud (ay 4).
Ay 4: “Yonatan
berkata kepada Daud: ‘Apapun kehendak hatimu, aku akan melakukannya
bagimu.’”.
Tentu
kata-kata Yonatan dalam ay 4 ini tidak berarti bahwa Yonatan mau melakukan
apapun, termasuk hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Kata-kata ini bisa ia ucapkan, jelas karena ia tahu bahwa Daud, sebagai seorang
yang rohani, pasti tidak akan meminta sesuatu yang bertentangan dengan Firman
Tuhan.
2) Testing yang direncanakan oleh Daud.
Ay 5-7: “(5)
Lalu kata Daud kepada Yonatan: ‘Kautahu, besok bulan baru, maka
sebenarnya aku harus duduk makan bersama-sama dengan raja. Jika engkau
membiarkan aku pergi, maka aku akan bersembunyi di
a) Tradisi berkenaan dengan bulan baru pada saat
itu.
Pulpit Commentary: “The
first day of the new moon was a joyful festival, its appearance being
celebrated by a burnt offering and a sin offering. It was, moreover, kept by
Saul as a family festival, at which David, as his son-in-law, was expected to
be present. As, moreover, David was to hide unto the third day at even, ... it
was plain that it was the rule to prolong the feasting unto the second
day” (= Hari pertama dari bulan baru merupakan
perayaan / pesta yang penuh sukacita, pemunculannya dirayakan dengan korban
bakaran dan korban penghapus dosa. Lebih dari itu, itu dipelihara oleh Saul
sebagai perayaan / pesta keluarga, dimana Daud, sebagai menantunya, diharapkan
untuk hadir. Selanjutnya, karena Daud harus bersembunyi sampai petang dari hari
yang ketiga, ... adalah jelas bahwa merupakan suatu
kebiasaan untuk memperpanjang perayaan / pesta sampai hari yang kedua) - hal 377.
Adam Clarke: “The
months of the Hebrews were lunar months, and they reckoned from new moon to new
moon. And since their other feasts, particularly the passover,
were reckoned according to this, they were very scrupulous in observing the
first appearance of each new moon. On these new moons they offered sacrifices,
and had a feast; as we learn from Num. 10:10; 28:11. And we may suppose that
the families, on such occasions, sacrificed and feasted together. To this David
seems to refer; but the gathering together all the families of a whole tribe
seems to have taken place only once in the year. There is a yearly sacrifice
there for all the family, 1 Sam. 20:6”
[= Bulan-bulan (month) Ibrani adalah bulan-bulan (month)
yang berhubungan dengan bulan (moon),
dan mereka menghitung dari bulan baru ke bulan baru. Dan karena
perayaan-perayaan mereka yang lain, khususnya Paskah, dihitung
menurut hal ini, mereka sangat cermat / teliti dalam mengamati pemunculan
pertama dari setiap bulan baru. Pada bulan-bulan baru ini mereka
mempersembahkan korban-korban, dan mengadakan pesta; seperti yang kita pelajari
dari Bil 10:10; 28:11. Dan kita bisa menganggap bahwa
keluarga-keluarga, pada peristiwa-peristiwa seperti itu, mempersembahkan korban
dan berpesta bersama-sama. Kelihatannya Daud menunjuk
kepada hal ini; tetapi pengumpulan bersama seluruh keluarga-keluarga dari
seluruh suku kelihatannya terjadi hanya sekali setahun. Di sana ada korban tahunan untuk seluruh keluarga, 1Sam 20:6].
Bil 10:10
- “Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada
perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup
nafiri itu pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban
keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah TUHAN,
Allahmu.’”.
Bil 28:11-15 - “(11)
Pada bulan barumu haruslah kamu mempersembahkan sebagai korban bakaran
kepada TUHAN: dua ekor lembu jantan muda, seekor domba jantan, tujuh ekor domba
berumur setahun yang tidak bercela, (12) dan juga tiga persepuluh efa tepung
yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan minyak, untuk tiap-tiap lembu
jantan, serta dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian,
diolah dengan minyak, untuk domba jantan yang seekor itu, (13) serta
sepersepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan
minyak, untuk tiap-tiap domba; itulah suatu korban bakaran, bau yang
menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN. (14) Dan korban-korban
curahannya haruslah untuk seekor lembu jantan setengah hin anggur, untuk seekor
domba jantan sepertiga hin dan untuk seekor domba seperempat hin. Itulah korban bakaran pada setiap bulan baru dalam setahun.
(15) Dan seekor kambing jantan haruslah diolah menjadi korban
penghapus dosa bagi TUHAN, serta dengan korban curahannya, di samping korban
bakaran yang tetap.’”.
Maz 81:2-5 - “(2)
Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah
Yakub. (3) Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi
gambus. (4) Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada
hari raya kita. (5) Sebab hal itu adalah suatu ketetapan bagi
b) Bagaimana mungkin mereka menganggap bahwa
Saul akan mengharapkan Daud untuk hadir padahal dalam
1Sam 19 Saul ingin membunuh dia?
Pulpit
Commentary mengatakan (hal 376) bahwa pada saat Saul sedang ada di bawah pengaruh
Roh Kudus yang melakukan intervensi untuk menolong Daud (19:22-24), maka Daud
melarikan diri (20:1). Pulpit Commentary juga menambahkan bahwa
rupa-rupanya setelah Saul bangun, Samuel menasehati / mempengaruhinya sehingga
ada semacam perdamaian antara Saul dengan Daud. Karena itu maka dalam
ay 5 Daud mengatakan bahwa ia diharapkan untuk duduk makan bersama dengan
Saul, dan ia juga mengatakan bahwa Saul akan mencari dia (ay 6), dan ini
tidak mungkin kalau tidak ada semacam perdamaian di antara mereka. Juga dalam ay 25-27 terlihat bahwa pada saat makan itu telah
disiapkan tempat duduk untuk Daud. Tetapi apapun
pengaruh dari Samuel terhadap Saul, rupanya tidak ada jaminan / janji yang
diberikan oleh Saul kepada Daud, dan Daud yang telah mengenal watak Saul, tahu
tentang keinginan Saul untuk membunuhnya.
c) Daud merencanakan untuk bersembunyi dan tidak
hadir dalam pesta / perayaan bulan baru tersebut. Kalau Saul menanggapi
absennya Daud dengan baik, maka itu menunjukkan bahwa ia
tidak mempunyai niat jahat terhadap Daud. Tetapi kalau Saul menanggapi hal itu
dengan buruk, itu menunjukkan bahwa ia mempunyai niat
jahat terhadap Daud.
3) Daud meminta Yonatan memberitahunya kalau
Saul memang mempunyai niat jahat, dan Yonatan menyanggupinya.
Ay 8-9: “(8)
Jika demikian, tunjukkanlah kesetiaanmu kepada hambamu ini, sebab engkau telah
mengikat perjanjian di hadapan TUHAN dengan hambamu ini (bdk.
1Sam 18:3-4).
Tetapi jika ada kesalahan padaku, engkau sendirilah membunuh aku. Mengapa engkau harus menyerahkan aku kepada ayahmu?’
(9) Tetapi jawab Yonatan: ‘Jauhlah yang demikian itu! Sebab jika
kuketahui dengan pasti, bahwa ayahku telah mengambil keputusan untuk
mendatangkan celaka kepadamu, masakan aku tidak memberitahukannya
kepadamu?’”.
Ay 12-13a:
“(12) Lalu berkatalah Yonatan kepada Daud: ‘Demi TUHAN, Allah
4) Rencana Yonatan tentang cara memberitahu
Daud tentang hasil testing terhadap Saul.
Ay 10-11,18-22:
“(10) Lalu bertanyalah Daud kepada Yonatan:
‘Siapakah yang akan memberitahukan kepadaku, apabila ayahmu menjawab
engkau dengan keras?’ (11) Kata Yonatan kepada Daud: ‘Marilah kita
keluar ke
Perhatikan bahwa dari kata-kata
Yonatan terlihat bahwa ia mempercayai providensia
Allah. Ia berkata: ‘Tuhan
menyuruh engkau pergi’! Allah memang adalah ‘first cause’ (=
penyebab pertama) dari segala sesuatu. Ini terlihat dari banyak ayat Kitab
Suci, misalnya:
·
waktu Yusuf dijual ke Mesir, ia mengatakan bahwa ‘Allah
menyuruh dia’ (Kej 45:5b,7,8 bdk. Kej 50:20 Maz 105:17).
·
waktu Saul mati bunuh diri, dikatakan ‘Tuhan
membunuh dia’ (1Taw 10:14).
·
waktu Ayub dirampok, ia berkata ‘Tuhan yang
mengambil’
(Ayub 1:21).
·
waktu Yesus mau ditangkap untuk disiksa dan dibunuh, Ia berkata bahwa
‘cawan itu diberikan Bapa kepadaNya’ (Yoh 18:11).
Tetapi dari
ay 32-34 terlihat dengan jelas bahwa Yonatan tetap menyalahkan Saul. Jadi sekalipun Tuhan
menetapkan dan mengatur, manusia tetap bertanggung jawab! Bdk. Ro 9:19-21
- “(19) Sekarang kamu akan berkata
kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku
demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah
liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna
tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”.
Untuk Ro 9:19, bandingkan dengan NIV: “One
of you will say to me: ‘Then why does God still blame us? For who resists his will?’’ (= Satu
dari kamu akan berkata kepadaku: ‘Lalu mengapa
Ia tetap menyalahkan kita? Karena siapa yang menentang
kehendakNya?).
Catatan: perlu diperhatikan bahwa Ro 9 adalah
text tentang predestinasi (baca mulai Ro 9:10).
Ay 14-17: “(14)
Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan
kepadaku kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati, (15)
janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai
selamanya. Dan apabila TUHAN melenyapkan setiap orang dari musuh Daud
dari muka bumi, (16) janganlah nama Yonatan terhapus
dari keturunan Daud, melainkan kiranya TUHAN menuntut balas dari pada
musuh-musuh Daud.’ (17) Dan Yonatan menyuruh Daud
sekali lagi bersumpah demi kasihnya kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti
dirinya sendiri”.
1) Yonatan tahu dan yakin bahwa Daud akan
menjadi raja menggantikan Saul.
Kata-kata Yonatan ini secara
implicit menunjukkan bahwa Yonatan tahu dan yakin bahwa Daud akan
menjadi raja menggantikan Saul. Kalau tidak, mengapa ia
menganggap bahwa nasib keturunannya ada dalam tangan Daud? Sebetulnya Yonatan,
sebagai putra mahkota, adalah pengganti Saul. Tetapi ia
sama sekali tidak peduli kalau jabatan raja itu tidak menjadi miliknya tetapi
diberikan kepada Daud. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa
dalam diri Yonatan.
Pulpit Commentary: “The
most striking feature of the narrative before us is the utter self-sacrifice of
Jonathan and the deep love from which it sprang”
(= Segi yang paling menyolok dari cerita di hadapan kita ini adalah pengorbanan
diri sendiri sama sekali / sepenuhnya dari Yonatan dan
kasih yang dalam dari mana hal itu muncul) - hal 381.
Pulpit Commentary: “Nothing,
humanly speaking, was more precious to Jonathan than his right to the
succession, and the prospects of power and distinction involved therein.
Nothing in history is more beautiful than the spontaneity and heartiness with
which he laid aside all this, and found joy and satisfaction in the coming
supremacy of David (vers. 14-17)”
[= Berbicara secara manusia, tidak ada yang lebih berharga bagi Yonatan dari
pada haknya kepada penggantian (takhta), dan harapan tentang
kuasa dan hormat yang terlibat di dalamnya. Tidak ada dalam sejarah yang lebih
indah dari pada spontanitas dan kesungguhan dengan mana ia
mengesampingkan semua ini, dan menemukan sukacita dan kepuasan dalam datangnya
supremasi / keunggulan Daud (ay 14-17)] - hal 382.
2) Daud betul-betul beruntung mempunyai sahabat
seperti Yonatan, yang mengasihi dia seperti diri sendiri (ay 17).
Matthew Henry: “it
was happy for him that he had such a friend at court, when he had such an enemy
on the throne. If there be those that hate and despise us, let us not be disturbed
at that, for there are those also that love and respect us”
(= adalah mujur baginya bahwa ia mempunyai sahabat seperti itu di istana, pada
waktu ia mempunyai musuh seperti itu di atas takhta. Jika ada
orang-orang yang membenci dan menghina kita, hendaklah kita tidak terganggu
olehnya, karena juga ada orang-orang yang mengasihi dan menghormati kita).
3) Ay 23: “Tentang hal yang
kita janjikan itu, antara aku dan engkau, sesungguhnya, TUHAN ada di antara
aku dan engkau sampai selamanya.’”.
Dalam persahabatan, kita harus
mengikut-sertakan Tuhan!
Bdk. ay 42: “Kemudian
berkatalah Yonatan kepada Daud: ‘Pergilah dengan selamat; bukankah kita
berdua telah bersumpah demi nama TUHAN, demikian: TUHAN
akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu
sampai selamanya.’”.
Pulpit Commentary: “Their
souls were ‘knit’ to God before they are knit to each other; the
one was the cause of the other; their covenant was made ‘in the name of
Jehovah,’ and he would still be with them when they parted”
(= Jiwa-jiwa mereka bersatu dengan Allah sebelum mereka bersatu satu dengan
yang lain; yang pertama menyebabkan yang terakhir; perjanjian mereka dibuat
‘dalam nama Yehovah’, dan Ia akan tetap bersama mereka pada waktu
mereka berpisah)
- hal 394.
Penerapan:
Ketaatan /
pengudusan sangat dibutuhkan dalam persahabatan / persekutuan. Kalau kita saling mendekat
(melalui piknik, tour, dsb) tetapi masing-masing tidak mendekat kepada Allah /
melakukan pengudusan, maka yang terjadi justru adalah gegeran /
ketidak-senangan satu terhadap yang lain. Contoh: ada dusta, kesombongan, sikap
karepe dewe, utang tak bayar, tak menepati janji,
pelayanan yang tak bertanggung jawab, kikir / pelit, kesenangan untuk
‘menggunakan’ seseorang demi keuntungan diri sendiri, dsb.
Tetapi sebaliknya, kalau kita
mendekat kepada Allah lebih dulu, dengan menguduskan diri kita, maka
persahabatan / persekutuan kita akan makin baik.
1) Pada perayaan bulan baru itu, Daud tidak hadir, sehingga tempatnya
kosong (ay 25).
2) Saul belum menanyakan mengapa Daud tidak
hadir, karena ia menganggap mungkin Daud tidak hadir
karena ia tidak tahir (ay 26). Ingat bahwa pada saat itu ada
banyak hukum (ceremonial law) yang bisa membuat seseorang tidak tahir sehingga
tidak boleh ikut perayaan seperti itu.
3) Tetapi ketika pada hari kedua Daud tidak
hadir lagi, maka Saul menanyakan hal itu kepada Yonatan (ay 27).
4) Jawaban Yonatan.
Ay 28-29: “(28)
Jawab Yonatan kepada Saul: ‘Daud telah meminta dengan sangat kepadaku
untuk pergi ke Betlehem, (29) katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara
pengorbanan bagi kaum kami di
Jawaban ini
bersifat dusta, dan tidak seharusnya dilakukan oleh Yonatan.
5) Saul menjadi marah kepada Yonatan, dan
memberikan penghinaan yang sangat besar kepada anaknya sendiri (ay 30).
Ay 30: “Lalu
bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: ‘Anak sundal
yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai
dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?”.
6) Saul menyuruh Yonatan membawa Daud kepadanya
untuk dibunuh, tetapi Yonatan menolak sehingga Saul melemparkan tombak kepada
Yonatan.
Ay 31-34: “(31)
Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan
kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah
orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati.’ (32)
Tetapi Yonatan menjawab Saul, ayahnya itu, katanya kepadanya: ‘Mengapa ia
harus dibunuh? Apa yang dilakukannya?’ (33) Lalu
Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka tahulah
Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud. (34)
Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan perjamuan itu dengan kemarahan yang
bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan baru itu ia tidak
makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena Daud, sebab ayahnya telah menghina
Daud”.
a) Yonatan memilih pilihan yang benar.
Semua orang
pasti selalu dihadapkan pada pemilihan. Contoh:
·
pemuda kaya dalam Mat 19:21-dst. Ia memilih
pilihan yang salah.
·
Lot juga memilih yang salah dengan memilih
·
Musa melakukan pilihan yang benar.
Ibr 11:24-26
- “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak
puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari
pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari
pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah”.
b) Yonatan marah kepada Saul, karena Saul mau membunuh Daud.
Dia tidak
membela ayahnya sendiri, karena dia tahu ayahnya salah. Ini
bertentangan dengan sikap banyak orang yang mati-matian membela keluarga, tak
peduli keluarganya salah atau benar.
c) Di sini ada 2 kemarahan, yang satu adalah
kemarahan Saul yang bersifat dosa, dan yang lain adalah kemarahan Yonatan yang
merupakan ‘holy anger’ (= kemarahan yang kudus)!
Kemarahan
yang benar didasari oleh kasih dan kecintaan pada kebenaran dan keadilan. Misalnya: dengar cerita di kantor polisi bahwa sepeda motor kalau tabrakan dengan
mobil, pasti mobilnya yang salah, saya jadi sangat jengkel. Keadilan macam apa itu? Ini bertentangan dengan Kel 23:3,6 - “(3) Juga janganlah memihak
kepada orang miskin dalam perkaranya. ... (6) Janganlah
engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya”. Sekalipun ay 6nya melarang untuk
menindas orang miskin, tetapi ay 3nya melarang extrim sebaliknya, yaitu
memihak kepada orang miskin tanpa peduli pada kebenaran.
Saul sendiri
pernah marah secara benar dalam 1Sam 11:6 - “Ketika Saul
mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah
amarahnya dengan sangat”.
Tetapi
sekarang dengan kerohanian yang berantakan, Saul marah secara salah / berdosa. Dia marah
kepada Yonatan, yang justru melakukan tindakan yang benar.
Apakah
saudara sering marah kepada orang yang justru melakukan tindakan yang benar?
Kalaupun
saudara marah dengan kemarahan yang benar, hati-hati supaya jangan sampai
kemarahan itu melampaui batas, sehingga pelampiasannya menjadi berdosa. Juga ingat Ef 4:26-27 - “(26)
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari
terbenam, sebelum padam amarahmu (27) dan janganlah beri kesempatan kepada
Iblis”.
Tentang text ini Matthew Henry
memberi komentar sebagai berikut:
“‘If
you have a just occasion to be angry at any time, see that it be without sin;
and therefore take heed of excess in your anger.’ If we
would be angry and not sin (says one), we must be angry at nothing but sin; and
we should be more jealous for the glory of God than for any interest or
reputation of our own. One great and common sin in anger is to suffer it
to burn into wrath, and then to let it rest; and therefore we are here
cautioned against that. ‘If you have been provoked ..., before night calm
and quiet your spirits, be reconciled to the offender, and let all be well
again: ‘Let not the sun go down upon your wrath.’ If it burn into wrath
and bitterness of spirit, O see to it that you suppress it speedily.’
Observe, Though anger in itself is not sinful, yet
there is the upmost danger of its becoming so if it be not carefully watched
and speedily suppressed. And therefore, though anger may come into the bosom of
a wise man, it rests only in the bosom of fools. ‘Neither
give place to the devil,’ v. 27. Those who persevere in sinful
anger and in wrath let the devil into their hearts, and suffer him to gain upon
them, till he bring them to malice, mischievous machinations, etc.”
[= ‘Jika engkau mempunyai alasan yang benar untuk marah pada saat
manapun, jagalah / usahakanlah supaya itu ada tanpa dosa; dan karena itu
perhatikan sifat berlebihan dalam kemarahanmu’. Jika
kita mau marah dan tidak berdosa (kata seseorang), kita harus marah hanya
kepada dosa; dan kita harus sangat menginginkan kemuliaan Allah dari pada
kepentingan atau reputasi apapun dari diri kita sendiri. Satu dosa yang besar dan umum dalam kemarahan adalah dengan
membiarkannya untuk terbakar sehingga menjadi kemurkaan, dan lalu
membiarkannya; dan karena itu di sini kita diperingati terhadap hal itu.
‘Jika kamu dibuat menjadi marah ..., sebelum malam tenangkan rohmu,
berdamailah dengan orang yang menyakitimu, dan hendaklah semua baik-baik
kembali: ‘janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu’.
Jika kemarahan itu membakar menjadi kemurkaan dan kepahitan dari roh,
usahakanlah supaya engkau menekan / menghancurkannya’. Perhatikan,
sekalipun kemarahan dalam dirinya sendiri bukan dosa, tetapi ada bahaya yang
tertinggi bahwa kemarahan itu menjadi dosa jika tidak diawasi dengan hati-hati
dan ditekan dengan cepat. Dan karena itu, sekalipun
kemarahan bisa datang ke dalam dada dari orang yang bijaksana, itu hanya
menetap / tinggal dalam dada dari orang tolol. ‘janganlah beri kesempatan kepada Iblis’, ay 27. Mereka
yang bertekun dalam kemarahan yang berdosa dan dalam kemurkaan membiarkan setan
masuk ke dalam hati mereka, dan membiarkannya memperoleh keuntungan dari mereka
/ mendekati mereka, sampai ia membawa mereka kepada
kebencian, rencana jahat, dsb.].
Bdk. Pkh 7:9
- “Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah
menetap dalam dada orang bodoh”.
7) Yonatan memberikan peringatan, sesuai dengan perjanjian mereka,
kepada Daud.
Ay 35-40: “(35)
Pada waktu pagi keluarlah Yonatan ke
Yonatan mau
memberikan peringatan kepada sahabatnya. Memang peringatan seperti ini tidak
mungkin membuat Daud marah kepadanya, tetapi dalam kasus yang lain, peringatan
dari seorang bisa membuat marah orang yang diperingatkan. Tetapi, kalau
kita memang mengasihi seseorang, kita harus mau dan berani memberikan
peringatan kepadanya, tak peduli hal itu menyebabkan ia
marah kepada kita.
Bdk. Gal 4:16 - “Apakah
dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?”.
Untuk orang yang marah pada
waktu diberi peringatan / teguran, ingat ayat-ayat ini:
·
Amsal 27:6 - “Seorang kawan
memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara
berlimpah-limpah”.
·
Amsal 12:1 - “Siapa mencintai
didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah
dungu”.
Ay 41-43: “(41)
Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri. (42) Kemudian berkatalah
Yonatan kepada Daud: ‘Pergilah dengan selamat; bukankah kita berdua telah
bersumpah demi nama TUHAN, demikian: TUHAN akan ada di
antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai
selamanya.’ (43) Setelah itu bangunlah Daud dan pergi;
dan Yonatanpun pulang ke
Daud bertindak dengan benar
dengan menuruti peringatan, dan itu menyebabkan ia
kehilangan sahabat, dan juga menyebabkan ia menjadi seorang buronan. Memang ini sering terjadi. Seseorang yang
menuruti suatu peringatan seringkali harus kehilangan hal yang besar. Misalnya Lot dan kedua anaknya.
Sebaliknya, ketidak-mauan
mengalami kehilangan bisa menyebabkan kita seringkali mengabaikan suatu
peringatan, tetapi ini akan menyebabkan kita
kehilangan sesuatu yang lebih besar. Contoh: istri
Pulpit Commentary: “It
often costs much to act promptly on the voice of warning. ... A soul can only
be saved from death sometimes by a resolute plucking out of a right eye (Matt.
5:29). Lot lost all in
Kiranya kita bisa belajar dari
persahabatan Daud dan Yonatan ini sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan
sesuatu yang positif dalam persabahatan / persekutuan di antara kita. Kiranya
Tuhan memberkati saudara semua.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com