Eksposisi Kitab Samuel yang
Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Ini dianggap sebagai tindakan yang salah / tidak bijaksana.
Pulpit Commentary (hal 396)
mengatakan bahwa ada orang-orang yang beranggapan bahwa cerita ini hanya
dongeng, karena tidak mungkin Daud lari kepada raja orang Filistin. Tetapi
Pulpit Commentary menjawab bahwa orang yang dalam kesukaran sering melakukan
tindakan-tindakan / keputusan-keputusan yang liar.
Memang sangat diragukan
kebijaksanaan Daud dalam lari kepada Akhis, raja
Tetapi Jamieson, Fausset &
Brown mengatakan bahwa Daud pergi ke
2) Daud ditangkap.
Ay 11: “Pegawai-pegawai
Akhis berkata kepada tuannya: ‘Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah
tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian:
Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?’”.
Jelas terlihat bahwa
pegawai-pegawai Akhis:
a) Mengenali Daud.
Mungkin mereka mengenali Daud
dari pedang Goliat yang dibawa oleh Daud.
Pulpit Commentary: “The
weapon which has been powerful by faith is powerless without it, and may even
be turned against him who employs it”
(= Senjata yang pernah mempunyai kekuatan / kuasa oleh iman menjadi tak berdaya
tanpa iman, dan bahkan bisa berbalik menentang dia yang menggunakannya) - hal 406.
Tetapi bagaimana mungkin dalam
ay 11 mereka menyebut Daud sebagai ‘raja negeri
itu’?
·
Keil & Delitzsch mengatakan bahwa Daud disebut ‘raja
negeri itu’
bukan karena orang-orang Filistin tahu bahwa ia telah dipilih dan diurapi
menjadi raja, tetapi karena kemenangan-kemenangan yang ia alami. Apakah dengan
kata-kata ini mereka meninggikan Daud sebagai pahlawan, atau menunjukkan Daud
sebagai orang yang berbahaya, tidak bisa diketahui.
·
Pulpit Commentary mengatakan (hal 397) bahwa istilah ini hanya
menunjukkan bahwa mereka menganggap Daud sebagai orang yang besar / agung di
b) Tak senang kepada Daud dan menangkap Daud.
Dari mana bisa terlihat bahwa
Daud ditangkap?
1. Kalau dilihat dari judul dari Maz 56, Daud ditangkap.
Maz 56:1 - “Untuk
pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh.
Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat”.
Tetapi perlu diingat bahwa
judul seperti ini bukan termasuk Kitab Suci / Firman Tuhan. Dalam Kitab Suci
bahasa Inggris bagian ini diletakkan di atas text, sebagai judul. Ini tidak ada
dalam bahasa aslinya, dan merupakan penambahan. Ini bisa benar, tetapi tidak
mutlak harus benar.
2. Ay 13: “Sebab itu ia berlaku
seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila
di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan
ludahnya meleleh ke janggutnya”.
Kitab
Suci
KJV: ‘And
he changed his behaviour before them, and feigned himself mad in their hands,
and scrabbled on the doors of the gate, and let his spittle fall down upon his
beard’ (= Dan ia mengubah tingkah lakunya di hadapan mereka, dan
berpura-pura gila dalam tangan mereka, dan menggaruk-garuk pada pintu
gerbang, dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya).
RSV/NIV/NASB juga demikian.
Kata-kata ‘in their
hands’ (= dalam tangan mereka) kelihatannya memang menunjukkan bahwa
Daud ditangkap.
3. Ay 14: “Lalu berkatalah
Akhis kepada para pegawainya: ‘Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila?
Mengapa kamu membawa dia kepadaku?”.
Pertanyaan Akhis ini
menunjukkan bahwa Daud ditangkap dan lalu dibawa ke hadapan Akhis.
3) Keadaan Daud pada saat ini kelihatannya
bertentangan dengan nubuat dan pengurapan Tuhan atas dirinya sebagai raja
Matthew Henry: “David,
though king elect, is here an exile - designed to be master of vast treasures,
yet just now begging his bread - anointed to the crown, and yet here forced to
flee from his country. Thus do God’s providences sometimes seem to run
counter to his promises, for the trial of his people’s faith, and the
glorifying of his name, in the accomplishment of his counsels, notwithstanding
the difficulties that lay in the way”
(= Daud, sekalipun raja pilihan, di sini adalah orang buangan / dalam
pengasingan - direncanakan sebagai tuan dari harta yang sangat besar, tetapi
sekarang mengemis untuk rotinya - diurapi untuk mahkota, tetapi di sini dipaksa
untuk lari dari negaranya. Demikianlah providensia Allah kadang-kadang
kelihatannya berjalan bertentangan dengan janji-janjiNya, sebagai ujian dari
iman umatNya, dan untuk memuliakan namaNya, dalam pencapaian dari
rencanaNya, sekalipun ada kesukaran-kesukaran / halangan-halangan yang terletak
di jalannya).
Catatan: mungkin yang dimaksud dengan
‘mengemis roti’ adalah pada waktu ia meminta roti kepada Ahimelekh
dalam 1Sam 21:3. Atau, mungkin Matthew Henry menganggap bahwa di sini Daud
sekaligus berpura-pura menjadi pengemis.
4) Daud menjadi takut sekali kepada Akhis.
Ay 12: “Daud
memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja
Matthew Henry mengatakan bahwa
pada saat ini Daud mengalami apa yang ia katakan dalam Maz 118:9 - “Lebih
baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan”.
Matthew Henry: “Men
of high degree are a lie, and, if we make them our hope, they may prove our
fear” [= Manusia yang mempunyai kedudukan tinggi
adalah suatu dusta, dan jika kita menjadikan mereka pengharapan kita, mereka
akan terbukti menjadi rasa takut kita].
Juga peristiwa ini menjadi
latar belakang penulisan Maz 56. Perhatikan khususnya Maz 56:4-5,12 - “(4)
Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu; (5) kepada Allah, yang firmanNya
kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan
manusia terhadap aku? ... (12) kepada Allah aku percaya, aku tidak takut.
Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”.
5) Daud berpura-pura menjadi orang gila.
Ay 13: “Sebab
itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan
berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang
dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya”.
Bdk. Maz 34:1 - “Dari
Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh,
sehingga ia diusir, lalu pergi”.
Catatan:
·
Mengapa Abimelekh, bukan Akhis? Ini bukan kesalahan, karena
Abimelekh adalah gelar dari raja-raja Filistin (sama seperti raja-raja Mesir
disebut Firaun), sedangkan Akhis adalah nama dari orangnya.
Kej 20:2 - “Oleh
karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: ‘Dia
saudaraku,’ maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil
Sara”.
Kej 26:1,8 - “(1)
Maka timbullah kelaparan di negeri itu. - Ini bukan kelaparan yang pertama,
yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh,
raja orang Filistin. ... (8) Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada
suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela,
maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, isterinya”.
·
Sama seperti dalam Maz 56:1, Maz 34:1 ini hanyalah
judul yang ditambahkan oleh penyalin Kitab Suci, dan sebetulnya tidak termasuk
dalam Kitab Suci / Firman Tuhan.
6) Sikap Akhis.
Ay 14-15: “(14)
Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: ‘Tidakkah kamu lihat, bahwa
orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku? (15) Kekurangan orang
gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya
dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?’”.
a)
John
Wesley: “It
is highly probable, Achish was aware, that this madness was counterfeit. But
being desirous to preserve David, he speaks as if he thought it real”
(= Merupakan sesuatu yang sangat memungkinkan bahwa Akhis tahu bahwa kegilaan
ini adalah palsu. Tetapi karena ingin melindungi Daud, ia berbicara seakan-akan
ia menganggapnya sungguh-sungguh).
Mengapa Akhis mau berpura-pura
untuk melindungi Daud? Kalau dilihat dari 1Sam 27 dan 1Sam 29 Akhis baik
sekali kepada Daud.
Jadi, Daud dikasihi oleh
Matthew Henry: “God’s
persecuted people have often found better usage from Philistines than from
Israelites, in the Gentile theatres than in the Jewish synagogues. The king of
Judah imprisoned Jeremiah, and the king of Babylon set him at liberty”
(= Umat Allah yang dianiaya sering menemukan penanganan yang lebih baik dari
bangsa Filistin dari pada dari bangsa Israel, di tempat-tempat pertunjukan non
Yahudi dari pada di sinagog Yahudi. Raja Yehuda memenjarakan Yeremia, dan raja
Babilonia membebaskannya).
Tetapi perlu dipertanyakan:
apakah pada saat ini Akhis sudah baik terhadap Daud?
b)
Jamieson,
Fausset & Brown: “Jewish
writers say that the wife and daughter of Achish were both mad; and this
statement, assuming the fact to be so, gives an emphatic import to the
question, ‘Have I need of mad men ... shall this fellow come into my
house?’” (=
Penulis-penulis Yahudi mengatakan bahwa istri dan anak perempuan dari Akhis
keduanya gila; dan kalau dianggap bahwa faktanya memang demikian, pernyataan
ini memberikan suatu makna yang menyolok pada pertanyaan:, ‘Kekurangan
orang gilakah aku ... Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?’).
7) Sekalipun dengan tindakan pura-pura gila ini
Daud berhasil menyelamatkan nyawanya, tetapi bagian ini diperdebatkan; apakah
Daud berdosa atau tidak dengan kepura-puraannya ini?
a)
Jamieson,
Fausset & Brown: “in
his defense it has been argued that self-preservation, the first law of nature,
will justify the use of any stratagem for protecting life from threatened
danger” (= untuk
membelanya telah diberikan argumentasi bahwa penjagaan / perlindungan diri
sendiri, hukum pertama dari alam, membenarkan penggunaan muslihat apapun untuk
melindungi nyawa dari bahaya yang mengancam).
Saya tidak setuju dengan
kata-kata ini. Kalau untuk melindungi diri sendiri kita boleh menggunakan
muslihat apapun, Petruspun tak salah dalam menyangkal Yesus 3 x.
Luk 24:28 - “Mereka
mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak
meneruskan perjalananNya”.
Ayat ini menunjukkan bahwa
Yesus juga berpura-pura. Tetapi dalam ayat ini saya berpendapat bahwa
kemahatahuan Yesus diikut-sertakan. Ia berbuat seakan-akan hendak melanjutkan
perjalananNya, dan Ia betul-betul akan melakukan hal itu seandainya kedua orang
itu tidak menahan Dia.
b)
Adam Clarke secara tegas
menyalahkan tindakan Daud ini.
Adam Clarke: “I
dare not be the apologist of insincerity or lying”
(= Saya tidak berani untuk menjadi pembela dari ketidak-tulusan atau dusta).
c)
Matthew Henry: “This
dissimulation of his cannot be justified (it was a mean thing thus to disparage
himself, and inconsistent with truth thus to misrepresent himself, and
therefore not becoming the honour and sincerity of such a man as David); yet it
may in some degree be excused, for it was not a downright lie and it was like a
stratagem in war, by which he imposed upon his enemies for the preservation of
his own life” [= Kepura-puraannya tidak bisa
dibenarkan (itu merupakan sesuatu yang hina / licik untuk membuat hina dirinya
sendiri seperti itu, dan tidak konsisten dengan kebenaran untuk menggambarkan
diri sendiri secara salah seperti itu, dan karena itu tidak pantas dengan
kehormatan dan ketulusan dari seseorang seperti Daud); tetapi dalam taraf /
tingkat tertentu hal seperti itu bisa dimaafkan, karena itu bukanlah sesuatu
yang benar-benar dusta dan itu merupakan suatu muslihat dalam perang, dengan
mana ia memperdayakan musuh-musuhnya untuk menjaga / melindungi nyawanya
sendiri].
Jadi, Matthew Henry mengatakan
bahwa tindakan pura-pura gila ini licik dan tidak cocok dengan kehormatan dan
ketulusan dari orang seperti Daud, dan karena itu tak dapat dibenarkan. Tetapi
ia menambahkan dengan berkata bahwa dalam taraf tertentu ini bisa dimaafkan,
karena merupakan strategi perang untuk melindungi nyawanya.
Memang kepura-puraan sering
digunakan sebagai taktik dalam perang, misalnya seperti yang digunakan Yosua
pada waktu mengalahkan Ai.
Yos 8:4-7,14-22 - “(4)
dan kepada mereka diperintahkannya, katanya: ‘Ketahuilah, kamu harus
bersembunyi di belakang
Ini rasanya tidak mungkin
disalahkan, karena Tuhan sendiri terlibat dalam rencana tersebut (ay 18).
Bahkan kelihatannya Tuhanlah yang memberikan rencana tersebut. Ini terlihat
dari Yos 8:2 - “dan haruslah kaulakukan
kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya;
hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang
bersembunyi di belakang
Tetapi dalam kasus Daud, saya
sendiri condong pada pandangan Adam Clarke (b). Semua dusta dilarang, baik
melalui kata-kata, tulisan, maupun sikap (pura-pura).
1) Dari Gat / Filistin, mula-mula Daud kembali ke Yehuda /
Ay 1a: “Lalu
Daud pergi dari
a) Gua Adulam ada di daerah suku Yehuda.
1. Adulam adalah sebuah gua.
Bdk. Ibr 11:38 - “Dunia
ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di
pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung”.
Mungkin yang dibicarakan ayat
ini adalah Daud pada saat ini.
Daud menulis Maz 142 pada
waktu dalam gua ini, atau berdasarkan pemikirannya pada waktu ada dalam gua
ini.
Maz 142:1 - “Nyanyian
pengajaran Daud, ketika ia ada di dalam gua: suatu doa”.
Tetapi ayat ini lagi-lagi
sebetulnya hanya judul yang ditambahkan kepada Maz 142 ini, dan sebetulnya
tidak termasuk dalam Kitab Suci / Firman Tuhan. Jadi, ini bisa benar, tetapi
tidak mutlak. Tetapi biasanya judul-judul seperti ini dipercaya kebenarannya
oleh para penafsir.
2. Dimana letak dari gua Adulam ini?
Adam Clarke: “‘The
cave Adullam.’ This was in the tribe of
Word Biblical Commentary: “Since
Adullam is considered a city of
Yos 15:20,35 - “(20)
Inilah milik pusaka suku bani Yehuda menurut kaum-kaum mereka. ... (35) Yarmut, Adulam, Sokho, Azeka”.
Kej 38:1 - “Pada
waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang
Adulam, yang namanya Hira”.
Yos 12:15 - “raja
negeri Libna, satu; raja negeri Adulam, satu;”.
Catatan:
·
saya tidak mengerti tentang penggunaan Yos 12:15 di sini.
·
memang ada yang mengatakan bahwa ‘kubu
gunung’
dalam ay 4-5 adalah ‘gua Adulam’ dalam ay 1 ini, tetapi
tidak ada kepastian tentang hal itu, dan ada banyak penafsir yang membedakan ‘kubu
gunung’
dengan ‘gua Adulam’.
b) Ketika saudara-saudara dan keluarganya
mendengar hal itu, mereka pergi ke
Mungkin keluarga Daud juga
terancam oleh kemarahan Saul, sehingga mereka juga melarikan diri dan lalu
bergabung dengan Daud.
Wycliffe
Bible Commentary: “In
the East it is not uncommon for a whole family to be put to death for the fault
of one member, and the massacre at Nob showed David’s family what they
might expect” (= Di Timur
merupakan sesuatu yang biasa bahwa seluruh keluarga dibunuh karena kesalahan
dari satu anggotanya, dan pembantaian di Nob menunjukkan kepada keluarga Daud
apa yang bisa mereka harapkan).
Tadinya
kakak Daud kelihatannya tak terlalu senang dengan Daud (1Sam 17:28),
tetapi penderitaan justru mempersatukan mereka.
c) Banyak orang-orang lain juga berhimpun kepada
Daud.
Ay 2: “Berhimpunlah
juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang
dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi
pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang”.
1. Orang yang dalam kesukaran.
2. Orang yang punya hutang.
Ay 2: “setiap
orang yang dikejar-kejar tukang piutang”.
KJV: ‘and
every one that was in debt’ (= dan setiap orang yang mempunyai
hutang).
NIV: ‘or
in debt’ (= atau mempunyai hutang).
Ini menunjuk pada 2
kemungkinan:
a. Orang yang sebetulnya bisa membayar hutangnya
tetapi memang sengaja mbulet! Mereka terus melakukan itu sampai yang menagih
menjadi sungkan dan lalu merelakan uangnya hilang. Kalau saudara adalah orang
Kristen yang meminjam dengan cara seperti ini, saudara seharusnya malu! Kalau
saudara mempunyai hutang, seharusnya saudara berusaha membayar hutang itu
sebelum saudara ditagih. Kalau sampai ditagih, itu sudah memalukan. Kalau sudah
ditagih terus mbulet, maka saudara lebih jelek dari maling, dan Kitab Suci
menyebut saudara sebagai ‘orang fasik’!
Maz 37:21 - “Orang fasik
meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan
pemurah”.
Ingat bahwa pada waktu saudara
minta seseorang untuk memberi pinjaman kepada saudara dan orang itu mau
memberi, maka sebetulnya orang itu mau menolong saudara. Tetapi dengan tidak
mau membayar kembali atau mbulet pada waktu membayar, saudara menjadi
‘orang yang ditolong malah mentung’! Saudara membalas kebaikan
dengan kejahatan!
Amsal 17:13 - “Siapa membalas
kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari
rumahnya”.
b. Orang miskin yang memang tidak bisa membayar
hutangnya.
Dalam hal ini dalam hukum Musa
ada peraturan:
·
Tidak boleh meminta bunga / riba dari orang miskin dari kalangan
Kel 22:25 - “Jika
engkau meminjamkan uang kepada salah
seorang dari umatKu, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah
engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah
kamu bebankan bunga uang kepadanya”.
Im 25:35-37 - “(35)
‘Apabila saudaramu jatuh miskin,
sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia
sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. (36) Janganlah
engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus
takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. (37) Janganlah
engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah
kauberikan dengan meminta riba”.
Jadi, kita boleh membungakan
uang di bank, atau pada orang yang tidak miskin, apalagi kalau orang itu
menggunakan uang tersebut untuk melakukan bisnis.
·
Ul 15:1-3 - “(1)
‘Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang. (2)
Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan
apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya
atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN. (3)
Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah
kauhapuskan”.
Tetapi mungkin sekali pada
jaman itu hukum-hukum ini tidak dipedulikan sehingga hutang betul-betul menjadi
beban yang menghancurkan bagi orang-orang miskin.
Pulpit Commentary: “Debt
was one of the worst evils of ancient times. The rate of usury was so
exorbitant that a loan was sure to end in utter ruin, and not only the debtor,
but his children might be made slaves to repay the debt (2Kings 4:1)”
[= Hutang merupakan suatu bencana yang terburuk pada jaman kuno. Suku bunga
begitu tinggi sehingga suatu pinjaman pasti berakhir pada kehancuran total, dan
bukan hanya orang yang berhutang, tetapi juga anak-anaknya bisa dijadikan budak
untuk membayar hutang tersebut (2Raja 4:1)] - hal 410.
2Raja 4:1 - “Salah
seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil
berseru: ‘Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu
itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk
mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.’”.
Neh 5:4-5 - “(4)
Juga ada yang berteriak: ‘Kami harus meminjam uang untuk membayar pajak
yang dikenakan raja atas ladang dan kebun anggur kami. (5) Sekarang, walaupun
kami ini sedarah sedaging dengan saudara-saudara sebangsa kami dan anak-anak
kami sama dengan anak-anak mereka, namun kami terpaksa membiarkan anak-anak
lelaki dan anak-anak perempuan kami menjadi budak dan sudah beberapa anak
perempuan kami harus membiarkan diri dimiliki orang. Kami tidak dapat berbuat
apa-apa, karena ladang dan kebun anggur kami sudah di tangan orang
lain.’”.
Mungkin yang datang kepada Daud
adalah orang-orang dari golongan kedua ini. Tak terbayangkan Daud mau menerima
orang-orang kurang ajar yang memang sengaja tidak mau membayar hutangnya.
3. Orang yang sakit hati.
Pulpit Commentary mengatakan
bahwa terjemahan hurufiahnya adalah ‘orang yang mempunyai
jiwa yang pahit’.
Barnes’ Notes: “The
phrase here denotes those who were exasperated by Saul’s tyranny”
(= Ungkapan di sini menunjuk kepada mereka yang jengkel oleh kelaliman Saul).
Pengumpulan kekuatan sebanyak
400 orang ini tentu dimaksudkan untuk mempertahankan diri kalau diserang oleh
Saul dan pasukannya.
Matthew Henry: “Here
he began to raise forces in his own defence, v. 2. He found by the late
experiments he had made that he could not save himself by flight, and therefore
was necessitated to do it by force, wherein he never acted offensively, never
offered any violence to his prince nor gave any disturbance to the peace of the
kingdom, but only used his forces as a guard to his own person”
(= Di sini ia mulai mengumpulkan kekuatan untuk mempertahankan dirinya sendiri,
ay 2. Ia mendapatkan dari percobaan-percobaan terakhir yang telah ia lakukan
bahwa ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan melarikan diri, dan
karena itu ia dipaksa untuk melakukannya dengan kekerasan / kekuatan, dimana ia
tidak pernah bertindak secara ofensif / menyerang, tidak pernah melakukan
kekerasan kepada rajanya atau mengganggu kedamaian kerajaan, tetapi hanya
menggunakan kekuatannya sebagai suatu penjagaan terhadap dirinya sendiri).
Ini menunjukkan bahwa pembelaan
diri dalam keadaan terpaksa memang boleh dilakukan. Janji untuk menjadi raja
secara tak langsung menjanjikan keselamatan (jasmani) bagi Daud. Ia tidak
mungkin mati sebelum janji itu terlaksana. Tetapi ia tetap melakukan hal-hal
yang ia anggap bisa menyelamatkan dirinya, kalau tidak, itu sama dengan
mencobai Tuhan.
Clarke mengatakan bahwa
orang-orang ini mungkin datang kepada Daud mula-mula dengan maksud jelek, yaitu
ingin membalas dendam kepada Saul, merampok, menjarah, dan sebagainya. Tetapi
Daud tidak pernah melakukan hal itu, dan rupanya ia mendidik orang-orang itu
sehingga mereka menjadi orang-orang yang baik dan berguna.
Matthew Henry: “See
what weak instruments God sometimes makes use of, by which to bring about his
own purposes” (= Lihatlah alat-alat lemah apa
yang kadang-kadang Allah gunakan, dengan mana Ia melaksanakan rencana /
tujuanNya sendiri).
2) Daud lalu pergi ke
Ay 3-4: “(3)
Dari
a) Apa sebabnya ia memilih
1. 1Sam 14:47 menunjukkan bahwa Saul
bermusuhan dengan
2. Albert Barnes mengatakan bahwa adalah mungkin
bahwa karena Daud adalah keturunan dari Rut, yang adalah orang
b) Ay 3-4 ini menunjukkan bahwa Daud sangat memperhatikan orang
tuanya.
Matthew Henry menyoroti
perhatian Daud kepada orang tuanya ini, dan mengatakan bahwa hal ini harus
djadikan teladan.
1Tim 5:4 - “Tetapi
jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu
pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi
orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah”.
c) Perhatikan kata-kata Daud dalam ay 4
bagian akhir: “sampai aku tahu, apa yang dilakukan
Allah kepadaku”.
Matthew Henry: “With
what a humble faith he expects the issue of his present distresses: ‘Till
I know what God will do for me.’ He expresses his hopes very modestly, as
one that had entirely cast himself upon God and committed his way to him,
expecting a good issue, not from his own arts, or arms, or merits, but from
what the wisdom, power, and goodness of God would do for him”
[= Alangkah rendah hatinya iman dengan mana ia mengharapkan hasil dari
keadaannya yang sukar dan berbahaya pada saat itu: ‘Sampai aku tahu, apa
yang (akan) dilakukan Allah kepadaku’. Ia menyatakan pengharapannya
dengan sangat rendah hati, sebagai seseorang yang menyerahkan dirinya sepenuhnya
kepada Allah dan menyerahkan jalannya kepada Dia, mengharapkan suatu hasil yang
baik, bukan dari kemampuan, atau lengan / senjata, atau kwalitetnya sendiri,
tetapi dari apa yang hikmat, kuasa, dan kebaikan Allah akan lakukan untuk dia].
Jadi, sekalipun Daud memang
mengumpulkan kekuatan untuk mempertahankan dirinya kalau diserang Saul, tetapi
ia tetap meletakkan pengharapannya kepada Allah!
Bandingkan dengan:
·
Maz 20:7-9 - “(7) Sekarang aku
tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapiNya dan menjawabnya
dari sorgaNya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan
kananNya. (8) Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi
kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita. (9) Mereka rebah dan jatuh, tetapi
kita bangun berdiri dan tetap tegak”.
·
Maz 33:16-20 - “(16) Seorang raja
tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong
oleh besarnya kekuatan. (17) Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai
kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.
(18) Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada
mereka yang berharap akan kasih setiaNya, (19) untuk melepaskan jiwa mereka
dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. (20) Jiwa kita
menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!”.
·
Maz 147:10-11 - “(10) Ia tidak suka
kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; (11) TUHAN senang
kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan
kasih setiaNya”.
·
Amsal 21:31 - “Kuda diperlengkapi
untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN”.
Lakukan hal ini dalam semua hal
yang saudara lakukan, baik dalam pekerjaan, study, pelayanan, dan sebagainya.
Memang saudara harus berusaha, tetapi pengharapan tentang keberhasilan harus
tetap diletakkan kepada Allah.
d) Setelah Daud mengantarkan orang tuanya kepada
raja
3) Tuhan menyuruh Daud kembali ke Yehuda.
Ay 5: “Tetapi
Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: ‘Janganlah tinggal di kubu gunung
itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.’ Lalu pergilah Daud dan
masuk ke hutan Keret”.
a) Nabi Gad memberi nasehat, yang pasti datang
dari Tuhan, supaya Daud kembali ke Yehuda.
b) Firman Tuhan / pimpinan Tuhan yang tidak
masuk akal.
Sekalipun Daud sangat terancam
jiwanya di
Yes 55:8-9 - “(8)
Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu,
demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu”.
Juga dalam hal ini kita harus
memikirkan bahwa Ia bisa melindungi Daud di manapun.
c) Dari perintah Tuhan kepada Daud untuk kembali
ke Yehuda / Israel, kita bisa belajar bahwa kita tidak boleh mencari tempat
semau kita sendiri, baik tempat tinggal, tempat untuk bekerja, tempat untuk
berbakti, atau tempat untuk melayani. Kita harus mencari tempat yang Tuhan
kehendaki!
Karena Lot memilih tempat yang
salah, maka akhirnya ia justru kehilangan segala-galanya, termasuk istrinya.
d) Firman Tuhan bisa kelihatan tidak masuk akal
/ bertentangan dengan logika, tetapi Firman Tuhan tidak mungkin salah.
Bdk. kesaksian Daud Tony,
dimana Firman Tuhan memberi petunjuk yang ternyata salah.
e) Daud taat pada perintah yang kelihatannya
tidak masuk akal itu.
Memang kita harus berusaha
untuk mengetahui kehendak Tuhan, tetapi setelah mengetahuinya, maka bukan tugas
kita untuk memikirkan apakah perintah Tuhan itu masuk akal / bijaksana atau
tidak. Tugas kita adalah melaksanakan perintah Tuhan itu!
Pulpit Commentary: “To
secure this, and also to betake himself as far as possible from collision with
Saul, he availed himself of the advantage of a kinship through Ruth, and yet,
after having made the best disposition of affairs his judgment could suggest,
he at once yielded to the superior wisdom of the prophet of God”
(= Untuk memastikan hal ini, dan juga untuk menyingkirkan dirinya sejauh
mungkin dari bentrokan dengan Saul, ia mengambil manfaat dari keuntungan dari
hubungan keluarga melalui Rut, tetapi setelah membuat pengaturan yang terbaik
tentang urusan tersebut sesuai dengan yang bisa diusulkan oleh penilaiannya, ia
dengan segera menyerah kepada hikmat yang lebih tinggi dari nabi Allah) - hal 413-414.
Cerita tentang seorang istri
pendeta, yang dapat Firman Tuhan untuk memberitakan Injil kepada seseorang pada
tengah malam, tetapi tidak dituruti dan maunya dilakukan pada besoknya.
Besoknya orang tersebut koma dan lalu mati.
Kesaksian: saya tempo hari ingin pindah
ke Bali, karena saya merasa bahwa di
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com