Eksposisi Surat Paulus kepada Timotius yang Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Ay 3-4: “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada
Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan
dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”.
1) Terjemahan
KJV ada penambahannya.
KJV: ‘(3) For this is
good and acceptable in the sight of God our Saviour; (4) Who will have all men
to be saved, and to come unto the knowledge of the truth’ [= (3) Karena
ini adalah baik dan berkenan dalam pandangan Allah Juruselamat kita; (4) Yang
menghendaki semua manusia diselamatkan, dan datang pada pengertian tentang
kebenaran].
KJV mengawali ay 3 dengan kata ‘For’ (= Karena)
yang diragukan keasliannya.
Donald Guthrie (Tyndale): “It is questionable whether ‘for’ belongs to the text since the
manuscript evidence for it is mostly late” (= Diragukan apakah
‘karena’ termasuk dalam text karena bukti manuscript untuknya kebanyakan
belakangan) - hal 70.
2) ‘Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah’.
Ay 1-2 memerintahkan kita untuk berdoa untuk hal-hal
tertentu, dan ay 3 mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang baik dan
berkenan kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa doa-doa kita harus disesuaikan
dengan perintah Tuhan.
Calvin: “we should follow God as
our leader, and that all our prayers should be regulated by his will and
command” (= kita harus mengikuti Allah sebagai pemimpin kita, dan bahwa
semua doa-doa kita harus diatur oleh kehendak dan perintahNya) - hal 53.
Calvin lalu menyerang doa-doa dari Gereja Roma Katolik,
seperti doa untuk orang mati, atau doa untuk meminta orang-orang mati menjadi
pengantara / jurusyafaat bagi mereka, yang jelas-jelas tidak mempunyai dasar
Kitab Suci yang menunjukkan bahwa itu adalah kehendak Allah untuk kita.
Contoh-contoh doa yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan:
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan
api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa
siang malam sampai selama-lamanya”.
Sementara hal itu belum terjadi, setan memang diberi hak
untuk menggoda manusia, dan karena itu kita tidak bisa menengking dia pada saat
ia menggoda dengan cara biasa. Tetapi kita bisa menengking setan yang
memanifestasikan dirinya (Mat 4:10), dan juga yang merasuk manusia (Mat 17:18).
3) ‘yang menghendaki supaya semua orang
diselamatkan’.
Kata-kata ini menjadi sumber perdebatan antara Calvinisme
dan Arminianisme.
Donald Guthrie (Tyndale): “The words ‘who will have all men to be saved’ became a centre
of controversy between the Calvinists and Arminians of the seventeenth century” (= Kata-kata ‘yang
menghendaki supaya semua orang diselamatkan’ menjadi pusat perdebatan antara
orang-orang Calvinist dan Arminian pada abad ke 17) - hal 71.
Orang-orang yang mempunyai pandangan Arminian, atau
berbau Arminian, memang menggunakan bagian ini (dan juga ay 6) untuk
menentang doktrin tentang Predestinasi dan Penebusan Terbatas dalam Reformed.
a) Penafsiran
/ komentar Albert Barnes.
Barnes’ Notes: “it is good and acceptable
to God that we should pray for all people. The reason is, that he desires their
salvation, and hence it is agreeable to him that we should pray for it. If
there were no provision made for their salvation, or if he was unwilling that
they should be saved, it could not be agreeable to him that we should offer
prayer for them” (= adalah baik dan berkenan kepada Allah bahwa kita berdoa
untuk semua orang. Alasannya adalah, bahwa Ia menginginkan keselamatan mereka,
dan karena itu, adalah sesuatu yang sesuai dengan Dia bahwa kita berdoa untuk
itu. Jika tidak ada persediaan yang dibuat untuk keselamatan mereka, atau jika
Ia tidak menghendaki bahwa mereka diselamatkan, tidak bisa merupakan sesuatu
yang sesuai dengan Dia bahwa kita berdoa untuk mereka).
Tentang ay 6 yang berbunyi: “yang telah menyerahkan
diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu
yang ditentukan”, Albert Barnes
memberikan komentar di bawah ini.
Barnes’ Notes: “‘Who gave himself a ransom
for all.’ This also is stated as a reason why prayer should be offered for all,
and a proof that God desires the salvation of all. The argument is, that as
Christ died for all, it is proper to pray for all, and that the fact that he
died for all is proof that God desired the salvation of all” (= ‘yang telah menyerahkan
diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia’. Ini juga disebutkan sebagai alasan
mengapa doa harus dinaikkan untuk semua orang, dan suatu bukti bahwa Allah
menginginkan keselamatan semua orang. Argumentasinya adalah, bahwa karena
Kristus mati untuk semua orang, adalah benar untuk berdoa bagi semua orang, dan
bahwa fakta bahwa Ia telah mati untuk semua orang merupakan bukti bahwa Allah
menginginkan keselamatan dari semua orang).
b) Penafsiran
/ komentar William Barclay.
Barclay: “Few passages in the New
Testament so stress the universality of the gospel. Prayer is to be made for all
men; God is the Saviour who wishes all men to be saved; Jesus gave his
life a ransom for all. As Walter Lock writes: ‘God’s will to save is as
wide as his will to create.’” (= Sedikit text dalam Perjanjian Baru yang begitu menekankan
ke-universal-an dari injil. Doa harus dinaikkan untuk semua orang; Allah
adalah Juruselamat yang menginginkan semua orang diselamatkan; Yesus
memberikan nyawaNya sebagai suatu tebusan untuk semua orang. Seperti
dituliskan oleh Walter Lock: ‘Kehendak Allah untuk menyelamatkan adalah sama
lebarnya dengan kehendakNya untuk mencipta’)
- hal 55.
Catatan:
kutipan kata-kata itu merupakan suatu kegilaan yang extrim. Itu berarti Allah
juga mempunyai kehendak untuk menyelamatkan binatang dan setan!
Barclay melanjutkan:
“This is
a note which sounds in the New Testament again and again. Through Christ God
was reconciling the world to himself (2 Corinthians 5:18,19). God so
loved the world that he gave his Son (John 3:16). It was Jesus’s
confidence that, if he was lifted up on his Cross, soon or late he would draw all
men to him (John 12:32)” [= Ini adalah suatu catatan yang berbunyi berulang-ulang dalam
Perjanjian Baru. Melalui Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diriNya
sendiri (2Kor 5:18,19). Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia
memberikan AnakNya (Yoh 3:16). Merupakan keyakinan Yesus bahwa, jika Ia ditinggikan
pada salib, cepat atau lambat Ia akan menarik semua orang datang
kepadaNya (Yoh 12:32)] - hal 55.
Catatan: Tidak
terlalu sukar untuk mematahkan argumentasi Barclay ini.
1. Kata
‘dunia’ tak harus betul-betul berarti ‘seluruh dunia’ atau
‘semua manusia dalam dunia’. Kadang-kadang bisa berarti ‘semua orang pilihan
dalam dunia’.
Contoh:
·
2Kor 5:19 - “Sebab Allah mendamaikan
dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran
mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.
·
Yoh 1:29 - “Pada keesokan harinya
Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba
Allah, yang menghapus dosa dunia.”.
·
Yoh 6:33 - “Karena roti yang dari Allah
ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’”.
Dalam ayat-ayat di atas ini, kalau
kata ‘dunia’ diartikan sebagai ‘semua manusia dalam dunia ini’, maka akan menjadi
ajaran Universalisme!
2. Kata ‘semua’ juga tidak harus berarti ‘semua orang dalam dunia ini’.
Contoh:
·
Yoel 2:28a
/ Kis 2:17a - “Kemudian
dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua
manusia”.
·
Ro 5:18 - “Sebab itu, sama seperti
oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.
·
2Kor 5:14,15 - “Sebab kasih Kristus yang
menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati
untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati
untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka”.
Dalam semua ayat-ayat ini kata ‘semua manusia / orang’ tidak mungkin diartikan betul-betul menunjuk kepada
‘semua manusia dalam dunia ini’, karena itu akan menjadi ajaran Universalisme.
Illustrasi: kalau
saya berkata: ‘Kalau
semua sudah datang, mari kita mulai rapat’,
sudah tentu yang saya maksudkan dengan ‘semua’ bukanlah ‘setiap individu dalam
dunia ini’, tetapi ‘semua peserta rapat’!
Barclay melanjutkan lagi: “E. F. Brown calls this passage ‘the charter of missionary
work.’ He says that it is the proof that all men are CAPAX DEI, ‘capable of
receiving God.’ They may be lost, but they can be found; they may be ignorant,
but they can be enlightened; they may be sinners, but they can be saved. ...
This is why prayer must be made for all. God wants all men, and so, therefore,
must his Church” (= E. F. Brown menyebut text ini ‘piagam dari pekerjaan
misionaris’. Ia mengatakan bahwa itu merupakan bukti bahwa semua manusia adalah
CAPAX DEI, ‘mampu menerima Allah’. Mereka boleh terhilang, tetapi mereka bisa
ditemukan; mereka boleh bodoh / tidak mengerti, tetapi mereka bisa diterangi;
mereka boleh adalah orang-orang berdosa, tetapi mereka bisa diselamatkan. ...
Ini alasan mengapa doa harus dinaikkan untuk semua orang. Allah menghendaki
semua orang, dan karena itu, GerejaNya juga harus demikian) - hal 55.
Catatan:
kata-kata ‘semua manusia mampu menerima Allah’ bertentangan dengan
Yoh 6:44,65 - “(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau
ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada
akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu:
Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya.’”.
c) Penafiran
/ komentar Adam Clarke.
Adam Clarke: “‘Who will have all men to
be saved.’ Because he wills the salvation of all men; therefore, he wills that
all men should be prayed for. In the face of such a declaration, how can any
Christian soul suppose that God ever unconditionally and eternally reprobated
any man? Those who can believe so, one would suppose, can have little
acquaintance either with the nature of GOD, or the bowels of Christ” (= ‘Yang menghendaki supaya
semua orang diselamatkan’. Karena Ia menghendaki keselamatan dari semua orang;
karena itu, Ia menghendaki bahwa semua orang harus didoakan. Di hadapan
pernyataan seperti itu, bagaimana ada orang Kristen yang menganggap bahwa Allah
bisa secara tak bersyarat dan secara kekal menetapkan siapapun untuk binasa?
Mereka yang bisa percaya demikian, seseorang akan menganggap, bisa mempunyai
sedikit pengenalan tentang sifat-sifat dasar dari Allah, atau perasaan yang
lembut dari Kristus).
Untuk melihat kesalahan penafsiran-penafsiran Arminian
tersebut di atas, mari kita melihat pembahasan John Owen tentang 1Tim 2:3-6 - “(3) Itulah yang baik dan
yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah
menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian
pada waktu yang ditentukan”.
Ada 2 hal yang dibahas oleh Owen:
1. Kata-kata
‘yang
menghendaki’ dalam ay 4 menunjuk pada ‘kehendak Allah’; tetapi apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini?
Owen mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2 kemungkinan arti, yaitu:
·
rencana kekal dari Allah.
·
perintah Allah.
Ada yang memberikan arti ketiga, yaitu ‘keinginan Allah’.
Wycliffe Bible Commentary: “God desires that through this witness all men may be
saved and may come to the knowledge of the truth. ... Will have. ... Not to be
interpreted to mean ‘decreed,’ since not all men are saved” (= Allah menginginkan
bahwa melalui kesaksian ini semua manusia bisa diselamatkan dan bisa datang
pada pengetahuan tentang kebenaran. ... ‘Yang menghendaki’ ... Tidak boleh
ditafsirkan sehingga berarti ‘ditetapkan’, karena tidak semua manusia
diselamatkan).
Kalau kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini
adalah sebagai berikut: Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan
cara-cara dengan mana mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat
ini menjadi sejalan dengan Kis 17:30 - “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan,
maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua
mereka harus bertobat”.
KJV: ‘And the times of this ignorance God winked at;
but now commandeth all men every where to repent’ (= Allah pura-pura tidak
melihat jaman kebodohan ini; tetapi sekarang memerintahkan semua orang di
mana-mana untuk bertobat).
Owen sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak Allah’ menunjuk pada ‘rencana kekal dari Allah’.
Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4 itu merupakan dasar /
landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2. Bdk. 1Yoh 5:14 - “Dan inilah keberanian
percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita
meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
2. Siapa
‘semua
orang’ / ‘semua manusia’ di sini (ay 4,6)?
Jelas bahwa ‘semua orang / manusia’
di sini tidak berarti betul-betul ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’, karena:
a. Paulus
telah menggunakan kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 1.
Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk jelasnya lihat 1Tim 2:1-2
secara keseluruhan: “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa
syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk
semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan”.
Owen menyimpulkan dari sini (hal 346) bahwa yang dimaksud
dengan ‘semua
orang’ adalah ‘orang-orang dari semua
jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
b. Kita
diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal
dari antara ‘semua
orang’ itu pasti ada orang-orang yang
ditentukan untuk binasa, dan yang melakukan dosa yang membawa maut, tentang
siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa.
1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa
yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan
memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak
mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak
kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
c. ‘Semua orang yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh pengetahuan
akan kebenaran’ (ay 4b).
Ay 4: “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran”.
Padahal Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak
menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Ini terlihat
dari:
·
Maz 147:19-20 - “(19) Ia memberitakan
firmanNya kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNya kepada
Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya
tidak mereka kenal. Haleluya!”.
·
Kis 14:16 - “Dalam zaman yang lampau
Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing”.
·
Kis 17:30 - “Dengan tidak memandang
lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia,
bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”.
·
Kol 1:26 - “yaitu rahasia yang
tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang
dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”.
·
Mat 11:25-26 - “(25) Pada waktu itu
berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena
semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi
Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan
kepadaMu”.
·
Mat 13:10-17 - “(10) Maka datanglah
murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada
mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk
mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena
siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi
siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari
padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada
mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun
mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka
genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun
tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15)
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan
matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga
Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan
telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”.
Owen (hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan
kata-kata ‘semua
orang’ dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen
lalu menyimpulkan bahwa ‘semua manusia’ di sini
harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’, dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan
sebagai ayat penafsir dari 1Tim 2:6 ini.
Wah 5:9 - “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa”.
Calvin memberikan penafsiran yang sama dengan Owen
tentang bagian ini. Ia menganggap bahwa kata-kata ‘semua orang’ menunjuk kepada ‘semua golongan orang’.
Calvin: “the Apostle simply means,
that there is no people and no rank in the world that is excluded from
salvation; because God wishes that the gospel should be proclaimed without
exception. ... the present discourse relates to classes of men, and not to
individual persons; for his sole object is, to include in this number princes
and foreign nations” (= sang Rasul hanya memaksudkan, bahwa tidak ada bangsa dan
golongan dalam dunia yang tidak tercakup dalam keselamatan; karena Allah ingin
supaya injil diberitakan tanpa kecuali. ... pembicaraan ini berhubungan
dengan golongan-golongan manusia, dan bukan dengan pribadi-pribadi individu;
karena tujuan satu-satunya adalah mencakup dalam kumpulan orang-orang ini,
pangeran-pangeran dan bangsa-bangsa asing)
- hal 54-55.
Calvin: “The universal term ‘all’
must always be referred to classes of men, and not to persons; as if he had
said, that not only Jews, but Gentiles also, not only persons of humble rank,
but princes also, were redeemed by the death of Christ” (= Istilah universal
‘semua orang’ harus selalu dihubungkan dengan golongan-golongan manusia, dan
tidak dengan pribadi-pribadi; seakan-akan Ia berkata, bahwa bukan hanya
orang-orang Yahudi tetapi juga orang-orang non Yahudi, bukan hanya orang-orang
golongan rendah, tetapi juga pangeran-pangeran, ditebus oleh kematian Kristus) - hal 57.
Kalau kita menerima penafsiran Calvin / Owen ini, maka
1Tim 2:3-6 tidak menentang doktrin Predestinasi maupun ‘Limited
Atonement’ (= Penebusan Terbatas).
-AMIN-