Eksposisi Surat Paulus kepada Timotius yang Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Ay 5-6: “(5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia
yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu
kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
1) ‘Karena Allah itu esa’.
Bagian ini tidak bertentangan dengan doktrin Allah
Tritunggal, Keilahian Kristus, dan Keilahian Roh Kudus, karena sekalipun kita
mempercayai bahwa Yesus dan Roh Kudus juga adalah Allah, kita tetap mempercayai
bahwa Allah hanya mempunyai satu hakekat, dan karena itu kita tidak mempercayai
adanya 3 Allah, tetapi hanya satu Allah.
Bandingkan dengan Pengakuan Iman Athanasius: “15. Thus the Father
is God, The Son is God, the Holy Ghost is God. 16. And yet there are not
three Gods, but one God. 17. Thus The Father is Lord, the Son is Lord, the
Holy Ghost is Lord. 18. And yet there are not three Lords, but one Lord.
19. Because as we are thus compelled by Christian verity to confess each
person severally to be God and Lord; so we are prohibited by the Catholic
religion from saying that there are three Gods or Lords.” (= 15. Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah,
Roh Kudus adalah Allah. 16. Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu
Allah. 17. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh
Kudus adalah Tuhan. 18. Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan.
19. Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen
untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan
Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik / universal / am untuk
mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan.)
- A. A. Hodge, ‘Outlines of Theology’,
hal 117-118.
2) ‘esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus’.
a) Hanya
ada satu pengantara, yaitu Kristus Yesus; tidak ada pengantara lain selain Dia.
Donald Guthrie (Tyndale): “That no bond between God and man was possible apart from Christ
Jesus is also fundamental to Paul’s thought” (= Bahwa tidak ada ikatan
yang dimungkinkan antara Allah dan manusia terpisah dari Kristus Yesus juga
merupakan sesuatu yang dasari bagi pemikiran Paulus) - hal 72.
b) Dalam
Gereja Roma Katolik ada pengantara-pengantara lain selain Yesus Kristus.
Dalam Gereja Roma Katolik, Maria
memang dianggap sebagai Pengantara, baik dalam penebusan maupun dalam doa
syafaat. Bahwa Maria memang dianggap sebagai pengantara dalam Gereja Roma
Katolik, terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini.
‘Catechism of the Catholic Church’:
·
No 969: “This motherhood of Mary in
the order of grace continues uninterruptedly from the consent which she loyally
gave at the Annunciation and which she sustained without wavering beneath the
cross, until the eternal fulfilment of all the elect. Taken up to heaven she
did not lay aside this saving office but by her manifold intercession continues
to bring us the gifts of eternal salvation .... Therefore the Blessed
Virgin is invoked in the Church under the titles of Advocate, Helper,
Benefactress, and Mediatrix” [= Keibuan dari Maria dalam urutan kasih
karunia berlanjut secara tak terganggu dari persetujuan yang dengan setia ia
berikan pada saat Pengumuman / Pemberitaan (oleh Gabriel) dan yang ia teruskan tanpa
ragu-ragu di bawah kayu salib, sampai penggenapan kekal dari semua orang-orang
pilihan. Pada waktu diangkat ke surga, ia tidak mengesampingkan tugas
penyelamatan ini tetapi oleh doa syafaatnya yang bermacam-macam ia melanjutkan
untuk membawa kepada kita karunia-karunia keselamatan yang kekal ... Karena
itu, Perawan yang terpuji / diberkati disebut di dalam Gereja dengan
gelar-gelar Advokat, Penolong, Dermawan, dan Pengantara].
·
No 2677: “... Because she gives
us Jesus, her son, Mary is Mother of God and our mother; we can entrust all
our cares and petitions to her: she prays for us as she prayed for herself
...” (= ... Karena ia memberi kita Yesus, anaknya, Maria adalah Bunda Allah
dan bunda kita; kita bisa mempercayakan semua kesusahan dan permohonan kita
kepadanya: ia berdoa untuk kita pada waktu ia berdoa untuk dirinya sendiri
...).
·
No 2679: “... The prayer of the
Church is sustained by the prayer of Mary and united with it in hope” (= ... Doa dari Gereja
ditopang oleh doa Maria dan bersatu dengannya dalam pengharapan).
·
No 2682: “Because of Mary’s singular
cooperation with the action of the Holy Spirit, the Church loves to pray in
communion with the Virgin Mary, to magnify with her the great things the
Lord has done for her, and to entrust supplications and praises to her” (= Karena kerja sama yang
luar biasa dari Maria dengan tindakan Roh Kudus, Gereja senang untuk berdoa
dalam persekutuan dengan Perawan Maria, untuk membesarkan bersama dia
hal-hal yang besar yang telah Tuhan lakukan untuknya, dan mempercayakan
permohonan dan puji-pujian
kepadanya).
Bukan hanya Maria, tetapi juga orang-orang suci yang
telah mati dijadikan juru syafaat dan pengantara dalam Gereja Roma Katolik. Ini
terlihat dari ‘Catechism of the Catholic Church’ no 2683: “The witnesses who have
preceded us into the kingdom, ... Their intercession is their most exalted
service to God’s plan. We can and should ask them to intercede for us and for
the whole world” (= Saksi-saksi yang telah mendahului kita ke dalam kerajaan,
... Doa syafaat mereka adalah pelayanan mereka yang tertinggi bagi rencana
Allah. Kita bisa dan seharusnya meminta mereka untuk menjadi juru syafaat untuk
kita dan untuk seluruh dunia).
Calvin: “There are others who think
themselves more acute, and who lay down this distinction, that Christ is the
only Mediator of redemption, while they pronounce the saints to be mediators of
intercession. But the folly of these interpreters is reproved by the scope of
the passage, in which the Apostle speaks expressly about prayer” (= Ada orang-orang lain
yang mengira diri mereka sendiri lebih tajam / teliti, dan yang memberikan
perbedaan ini, bahwa Kristus adalah satu-satunya Pengantara penebusan,
sementara mereka menyatakan orang-orang suci sebagai pengantara-pengantara doa
syafaat. Tetapi kebodohan dari penafsir-penafsir ini dicela oleh daerah /
jangkauan dari text ini, dalam mana sang Rasul berbicara secara explicit
tentang doa) - hal 58-59.
Barnes’ Notes: “It may be added also that
the doctrine of the Papists that the saints or the Virgin Mary may act as
mediators to procure blessings for us, is false. There is but ‘one Mediator;’
and but one is necessary. Prayer offered to the ‘saints,’ or to the ‘Virgin,’
is idolatry, and at the same time removes the one great Mediator from the
office which he alone holds, of making intercession with God” (= Bisa juga ditambahkan
bahwa doktrin dari para pengikut Paus bahwa orang-orang suci atau sang Perawan
Maria bisa bertindak sebagai pengantara-pengantara untuk menyebabkan /
memastikan berkat-berkat untuk kita, adalah salah. Hanya ada satu Pengantara,
dan hanya satu yang diperlukan. Doa yang dipanjatkan kepada ‘orang-orang suci’,
atau kepada sang ‘Perawan’, adalah pemberhalaan, dan pada saat yang sama
menyingkirkan satu Pengantara yang besar / agung dari jabatan / tugas yang
hanya dipegang olehnya, yaitu membuat pengantaraan dengan Allah).
c) Karena
hanya ada satu Pengantara, maka kita wajib untuk memberitakan Injil kepada
semua orang.
Homer A.
Kent Jr.: “Since there is only one
Mediator, then Christians have the responsibility of making Him known to all
men”
(= Karena hanya ada satu Pengantara, maka orang-orang kristen mempunyai
kewajiban untuk menyatakan Dia kepada semua orang) - hal 100.
d) Mengapa
Paulus mengatakan ‘manusia Kristus Yesus’?
1. Ini
tentu tidak berarti bahwa Yesus Kristus hanya manusia biasa seperti kita dan
sama sekali bukan Allah. Bandingkan dengan:
·
Yoh 1:1 - “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.
·
Yoh 20:28 - “Tomas menjawab Dia: ‘Ya
Tuhanku dan Allahku!’”.
·
Ro 9:5 - “Mereka adalah keturunan
bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia,
yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji
sampai selama-lamanya. Amin!”.
·
Ibr 1:8 - “Tetapi tentang
(kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya
dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran”.
·
1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita tahu,
bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita,
supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam
AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
2. Apakah
Yesus melakukan tugas / jabatanNya sebagai Pengantara hanya sebagai manusia?
Barnes’ Notes: “‘The man Christ Jesus.’
Jesus was truly and properly a man, having a perfect human body and soul, and
is often called a man in the New Testament. But this does not prove that he was
not also divine - anymore than his being called God (John 1:1; 20:28; Rom. 9:5;
1 John 5:20; Heb. 1:8), proves that he was not also a man. The use of the word
‘man’ here was probably designed to intimate that though he was divine, it
was in his human nature that we are to consider him as discharging the office” [= ‘Manusia Kristus
Yesus’. Yesus sungguh-sungguh dan secara benar adalah manusia, mempunyai tubuh
dan jiwa manusia yang sempurna, dan sering disebut ‘manusia’ dalam Perjanjian
Baru. Tetapi ini tidak membuktikan bahwa Ia bukannya juga ilahi - sama seperti
penyebutanNya sebagai Allah (Yoh 1:1; 20:28; Ro 9:5; 1Yoh 5:20; Ibr 1:8), tidak
membuktikan bahwa Ia juga adalah manusia. Penggunaan kata ‘manusia’ di sini
mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sekalipun Ia adalah ilahi, adalah
dalam hakekat manusiaNyalah kita harus menganggapNya menunaikan tugas /
jabatanNya].
Penerapan:
Kalau kata-kata di atas ini benar, maka mungkin pada
waktu kita mengakhiri doa kita dengan kata-kata ‘dalam nama Yesus Kristus, Tuhan
dan Juruselamat kami’, atau ‘dalam nama Tuhan
kami Yesus Kristus’, atau ‘dalam nama Yesus Kristus, Allah
kami yang hidup’, dsb, agak kurang
tepat. Mengapa? Karena pada waktu berbicara tentang jabatanNya sebagai
Pengantara, maka yang disoroti adalah kemanusiaanNya, bukan ketuhananNya
atau keilahianNya!
Tetapi Calvin menganggap bahwa berhubungan dengan jabatan
Yesus sebagai Pengantara, kita tidak berbicara atau tentang hakekat manusia
saja, atau tentang hakekat ilahi saja, tetapi tentang seluruh Pribadi Yesus
Kristus (the God-man).
Calvin: “Let this, then, be our key
to right understanding: those things which apply to the office of the Mediator
are not spoken simply either of the divine nature or of the human” (= Hendaklah ini menjadi kunci bagi kita untuk mendapatkan
pengertian yang benar: hal-hal yang berhubungan dengan jabatan dari Pengantara,
tidak dikatakan hanya tentang hakekat ilahi atau manusia) - ‘Institutes of
the Christian Religion’, Book II, chapter XIV, 3.
3. Mengapa
kata ‘manusia’ ditekankan di sini?
Pulpit Commentary:
“The
human nature is naturally emphasized because of the work of suffering and death
which is here ascribed to him. ... He is elsewhere frequently called God and
true God, but here there is a necessary reference to the catholic doctrine of a
subordination of office” [= Hakekat manusiaNya tentu saja ditekankan karena pekerjaan
penderitaan dan kematian yang disini diberikan kepadaNya (ay 6). ... Di tempat
lain Ia sering disebut Allah dan Allah yang benar, tetapi di sini ada hubungan
yang perlu dengan doktrin universal tentang suatu jabatan yang lebih rendah] - hal 39.
Donald Guthrie (Tyndale): “It is because a mediator must be representative that the
humanity of Christ, ‘the man Christ Jesus,’ is also brought into prominence” (= Karena seorang
pengantara harus bersifat wakil maka kemanusiaan dari Kristus, ‘manusia Kristus
Yesus’, juga ditonjolkan) - hal 72.
3) ‘yang telah menyerahkan diriNya sebagai
tebusan bagi semua manusia’.
a) ‘yang telah menyerahkan
diriNya sebagai tebusan’.
Donald Guthrie (Tyndale): “The mention of a ‘ransom’ (ANTILUTRON) echoes the words of
Jesus, ‘the Son of man came ... to give his life a ransom (LUTRON) for many’
(Mk. 10:45). The addition of the preposition ANTI, ‘instead of’, is significant
in view of the preposition HUPER, ‘on behalf of’, used after it. Christ is
conceived of as an ‘exchange price’ on behalf of and in the place of all, on
the grounds of which freedom may be granted” [= Penyebutan dari suatu
‘tebusan’ (ANTILUTRON) menggemakan kata-kata Yesus, ‘Anak Manusia datang ... untuk memberikan
nyawaNya sebagai tebusan (LUTRON) untuk banyak orang’ (Mark 10:45). Penambahan
kata depan ANTI, ‘sebagai ganti dari’, merupakan sesuatu yang penting mengingat
adanya kata depan HUPER, ‘demi kepentingan dari’ yang digunakan setelahnya.
Kristus dimengerti sebagai ‘harga pengganti’ demi kepentingan dari dan
menggantikan tempat dari semua orang, berdasarkan mana kebebasan bisa
dianugerahkan] - hal 72.
Homer A.
Kent Jr.: “The prefixing of ANTI
emphasizes the idea of substitution. ANTI signified substitution and its usual
translation is ‘instead of.’ ... Thus by its very nature, this ransom is
substitutional in character” (= Penambahan awalan ANTI menekankan gagasan tentang
penggantian. ANTI menunjukkan penggantian dan terjemahannya yang umum adalah
‘sebagai ganti dari’. ... Karena itu, pada dasarnya, tebusan ini mempunyai
sifat menggantikan) - hal 100.
Adam Clarke: “‘Who gave himself a
ransom.’ The word lutron
signifies a ransom paid for the redemption of a captive; and antilutron, the word used here, and
applied to the death of Christ, signifies that ransom which consists in the
exchange of one person for another, or the redemption of life by life” (= ‘Yang telah menyerahkan
diriNya sebagai tebusan’. Kata LUTRON berarti suatu tebusan yang dibayarkan
untuk penebusan seorang tawanan; dan ANTILUTRON, kata yang digunakan di sini,
dan diterapkan pada kematian Kristus, berarti tebusan yang terdiri dari
penggantian satu pribadi / orang untuk pribadi / orang lain, atau penebusan
nyawa oleh nyawa).
Jamieson, Fausset & Brown: “‘Ransom’
- properly of a captive. Man was the slave of Satan, sold under sin. He was
unable to ransom himself, because absolute obedience is due to God; therefore
no act of ours can satisfy for the least offence. Lev. 25:48 allowed one sold
captive to be redeemed by one of his brethren. The Son of God therefore became
man in order that, as our older brother, He should redeem us (Matt. 20:28; Eph.
1:7; 1 Pet. 1:18-19). Antilutron
implies not merely ransom, but a substituted or equivalent ransom: the ‘anti’ implying vicarious substitution” [=
‘Tebusan’ - secara tepat dari seorang tawanan. Manusia adalah budak dari setan,
terjual di bawah dosa. Ia tidak dapat menebus dirinya sendiri, karena ketaatan
mutlak harus diberikan kepada Allah; karena itu tidak ada tindakan kita yang
bisa menghilangkan pelanggaran yang terkecil. Im 25:48 mengijinkan satu tawanan
yang dijual untuk ditebus oleh salah satu saudaranya. Karena itu Anak Allah
menjadi manusia supaya, sebagai saudara kita yang lebih tua, Ia menebus kita
(Mat 2028; Ef 1:7; 1Pet 1:18-19). ANTILUTRON tidak berarti semata-mata suatu
tebusan, tetapi suatu tebusan yang menggantikan atau tebusan yang sama /
setara: kata ‘ANTI’ menunjuk pada penggantian untuk orang lain].
Im 25:47-48 - “(47)
Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu,
sedangkan saudaramu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan
dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu atau kepada
seorang yang berasal dari kaum orang asing, (48) maka sesudah ia menyerahkan
dirinya, ia berhak ditebus, yakni seorang dari antara saudara-saudaranya
boleh menebus dia”.
Kata-kata ‘menyerahkan
dirinya’
seharusnya adalah ‘menjual dirinya’.
KJV: ‘... sell himself ... is
sold’ (= ... menjual dirinya sendiri ... dijual).
NIV: ‘... sells himself ... has
sold himself’ (= ... menjual dirinya sendiri ... telah menjual dirinya
sendiri).
b) ‘bagi semua manusia’.
Adam Clarke: “As God is the God and
father of all (for there is but one God, 1 Tim. 2:5), and Jesus Christ the
mediator of all, so he gave himself a ransom for all; i. e., for all that God
made, consequently for every human soul; unless we could suppose that there are
human souls of which God is not the Creator; for the argument of the apostle is
plainly this: 1. There is one God; 2. This God is the Creator of all; 3. He has
made a revelation of his kindness to all; 4. He will have all men to be saved,
and come unto the knowledge of the truth; and 5. He has provided a Mediator for
all, who has given himself a ransom for all. As surely as God has created all
men, so surely has Jesus Christ died for all men. This is a truth which the
nature and revelation of God unequivocally proclaim” [= Karena Allah adalah
Allah dan Bapa dari semua orang (karena hanya ada satu Allah, 1Tim 2:5), dan
Yesus Kristus adalah pengantara dari semua orang, demikianlah Ia memberikan
diriNya sendiri sebagai suatu tebusan untuk semua orang; yaitu untuk semua
orang yang dibuat / diciptakan oleh Allah, dan karenanya untuk setiap jiwa
manusia; kecuali kita bisa menganggap bahwa ada jiwa-jiwa manusia yang tidak
diciptakan oleh Allah; karena argumentasi sang rasul jelas adalah ini: 1. Hanya
ada satu Allah; 2. Allah ini adalah Pencipta dari semua; 3. Ia telah membuat
suatu penyataan kebaikanNya kepada semua; 4. Ia menghendaki semua orang untuk
diselamatkan, dan mendapat pengertian tentang kebenaran; dan 5. Ia telah
menyediakan seorang Pengantara untuk semua, yang telah memberikan diriNya
sendiri sebagai suatu tebusan bagi semua. Sama pastinya seperti Allah telah
menciptakan semua orang, demikian pastinya Yesus Kristus mati untuk semua
orang. Ini adalah suatu kebenaran yang dinyatakan dengan tegas oleh alam dan
wahyu Allah].
Catatan:
lagi-lagi Adam Clarke menyerang doktrin Limited Atonement (= Penebusan
Terbatas). Ini sudah saya bahas dalam pembahasan 1Tim 2:3-4, dan karena itu
tidak saya ulang di sini.
4) ‘itu kesaksian pada waktu yang ditentukan’.
Kata-kata ini disambung dengan kata-kata dalam ay 7a: ‘Untuk kesaksian itulah aku
telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul’.
Adam Clarke: “This appears to be the
apostle’s meaning: Christ gave himself a ransom for all. This, in the times
which seemed best to the divine wisdom, was to be testified to every nation,
and people, and tongue. The apostles had begun this testimony; and, in the
course of the divine economy, it has ever since been gradually promulgated and
at present runs with a more rapid course than ever” (= Kelihatannya ini adalah
maksud dari Paulus: Kristus memberikan diriNya sebagai suatu tebusan bagi semua
orang. Ini pada waktu yang kelihatannya terbaik bagi hikmat ilahi, harus
disaksikan kepada setiap bangsa, dan orang, dan bahasa. Sang rasul telah
memulai kesaksian ini; dan dalam perjalanan dari pengaturan ilahi, sejak saat
itu hal itu disebar-luaskan secara berangsur-angsur dan pada saat ini berjalan
dengan kecepatan yang tertinggi).
Pulpit Commentary:
“Thus
the death of Christ is the great message to be carried to all the world. It is
not his birth, or his example, or his truth, but, above all, what is the
completion of them all - his death on Calvary” (= Karena itu, kematian
Kristus adalah berita yang besar yang harus dibawa kepada seluruh dunia. Bukan
kelahiranNya, atau teladanNya, atau kebenaranNya, tetapi, di atas
segala-galanya, apa yang merupakan penyelesaian dari semua itu - kematianNya di
Kalvari) - hal 40.
Ay 7: “Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan
sebagai pemberita dan rasul - yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -
dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran”.
1) ‘yang kukatakan ini benar,
aku tidak berdusta’.
KJV: ‘I speak the truth in
Christ, and lie not’ (= aku mengatakan kebenaran dalam Kristus,
dan tidak berdusta).
Mungkin dalam KJV ada kata-kata ‘in Christ’ (=
dalam Kristus) karena KJV menggunakan manuscript yang berbeda.
2) ‘dan sebagai pengajar
orang-orang bukan Yahudi’.
Paulus menyatakan bahwa
dirinya mempunyai panggilan khusus, yaitu untuk melayani orang-orang non
Yahudi.
Gal 2:7-9 - “(7)
Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan
pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus
untuk orang-orang bersunat (8) - karena Ia yang telah memberikan kekuatan
kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah
memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. (9) Dan
setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas
dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku
dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada
orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat”.
Dari sini terlihat bahwa kita
bukan hanya perlu mendapat pimpinan Tuhan mengenai bidang pelayanan
kita, tetapi juga siapa yang kita layani.
3) ‘dalam iman dan kebenaran’.
Adam Clarke: “Instead of en pistei, ‘in faith,’ the Codex
Alexandrinus has en pneumati, ‘in
spirit.’” (= Sebagai ganti dari EN PISTEI, ‘dalam iman’, Codex
Alexandrinus mempunyai EN PNEUMATI, ‘dalam roh’).
Tetapi kelihatannya tak ada Kitab Suci yang mengambil
dari manuscript ini.
Adam Clarke: “‘In faith and verity.’
Faithfully and truly; preaching the TRUTH, the whole TRUTH, and nothing but the
TRUTH; and this fervently, affectionately, and perseveringly” (= ‘Dalam iman dan
kebenaran’. Dengan setia dan sungguh-sungguh; memberitakan KEBENARAN, seluruh
KEBENARAN, dan tidak lain selain KEBENARAN; dan ini dengan sungguh-sungguh,
dengan penuh kasih, dan dengan tekun).
-AMIN-