Eksposisi Surat Paulus kepada Timotius yang Pertama
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Ay 15: “Tetapi perempuan akan diselamatkan karena
melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan
segala kesederhanaan”.
1) Persoalan
terjemahan; terjemahan dari ayat ini sangat bervariasi.
KJV: ‘Notwithstanding she shall
be saved in childbearing, if they continue in faith and charity and
holiness with sobriety’ (= Sekalipun demikian ia akan diselamatkan dalam
kelahiran anak, jika mereka terus dalam iman dan kasih dan kekudusan
dengan kewarasan).
RSV: ‘Yet woman will be saved
through bearing children, if she continues in faith and love and
holiness, with modesty’ (= Tetapi perempuan akan diselamatkan melalui
melahirkan anak, jika ia terus dalam iman dan kasih dan kekudusan,
dengan kesederhanaan).
NIV:
‘But women will be saved through
childbearing - if they continue in faith, love and holiness with
propriety’ (=
Tetapi perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak - jika mereka
terus dalam iman, kasih dan kekudusan dengan kesopanan / kepantasan).
NASB:
‘But women shall be preserved through
the bearing of children if they continue in faith and love and sanctity
with self-restraint’ (= Tetapi perempuan akan dijaga / dipelihara melalui melahirkan anak
jika mereka terus dalam iman dan kasih dan kekudusan dengan pengekangan
diri).
a) Kata
‘perempuan’
seharusnya adalah ‘she’ [= ia (perempuan)] seperti dalam KJV.
b) Terjemahan
‘ia’ salah
terjemahan.
TB2-LAI juga sama salahnya,
demikian juga dengan RSV yang menterjemahkan ‘she’ (= ia). Seharusnya
adalah ‘they’ (= mereka) seperti dalam KJV/NIV/NASB.
c) ‘melahirkan anak’.
Dalam bahasa Yunani seharusnya ada definite article
(= kata sandang tertentu), sehingga terjemahan seharusnya adalah ‘the
child-bearing’.
2) Dalam
ay 11-12 Paulus mengeluarkan perempuan dari aktivitas gereja; sekarang
dalam ay 15 ia menunjukkan bahwa takdir dari perempuan adalah aktif dalam
kehidupan keluarga.
Pulpit Commentary:
“The
apostle has been excluding woman from activity in Church life in connection
with which there is publicity; here he points to her proper destiny as activity
in family life” (= Sang rasul telah mengeluarkan perempuan dari aktivitas dalam
kehidupan Gereja dalam hubungan dengan hal dimana ada publisitas; di sini ia
menunjukkan takdirnya yang benar sebagai keaktifan dalam kehidupan keluarga) - hal 50.
3) Perubahan
dari ‘she’ (= ia) menjadi ‘they’ (= mereka) merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam ayat ini!
Adam Clarke: “‘If they continue’.
... The change in the number of the verb from the singular to the plural, which
is introduced here, was designed by the apostle to show that he does not speak
of Eve, nor of any particular woman, but of the whole sex” (= ‘Jika mereka
tetap’. ... Perubahan kata kerja dari bentuk tunggal menjadi jamak, yang diajukan
di sini, ditujukan oleh sang rasul untuk menunjukkan bahwa ia tidak berbicara
tentang Hawa, atau perempuan tertentu manapun, tetapi tentang seluruh jenis
kelamin perempuan).
Catatan: perubahan dari kata kerja bentuk
tunggal ke kata kerja bentuk jamak yang dimaksudkan oleh Clarke adalah bahwa
Paulus mula-mula menggunakan kata SOTHESETAI
= ‘she will be saved’ (= ia akan diselamatkan), yang
merupakan kata kerja bentuk tunggal, dan lalu menggunakan kata MEINOSIN = ‘they
remain’ (= mereka tetap / tinggal), yang merupakan kata kerja bentuk
jamak. Perhatikan terjemahan KJV di atas.
Adam Clarke: “The word sootheesetai, ‘saved,’ in this verse
refers to hee gunee, ‘the woman,’
in the foregoing verse, which is certainly Eve. But the apostle did not mean to
say that she alone was to be saved through child-bearing, but that all her
posterity, whether male or female, are to be saved through the child-bearing of
a woman; as is evident from his adding, ‘If they live in faith and love
and holiness, with sobriety.’” (= Kata sootheesetai,
‘diselamatkan’, dalam ayat ini menunjuk kepada hee gunee, ‘sang perempuan’ dalam ayat sebelumnya, yang jelas
adalah Hawa. Tetapi sang rasul tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa ia saja
yang akan diselamatkan melalui kelahiran anak, tetapi bahwa semua keturunannya,
apakah laki-laki atau perempuan, akan diselamatkan melalui kelahiran anak dari
seorang perempuan; seperti nyata dari penambahan yang ia berikan, ‘Jika mereka
hidup dalam iman dan kasih dan kekudusan, dengan kewarasan’).
Homer A. Kent Jr.:
“To
finish the sentence, Paul widens his thought from Eve, his illustration, to all
women, who are the subject of his practical exhortation” (= Untuk menyelesaikan
kalimatnya, Paulus memperlebar pemikirannya dari Hawa, ilustrasinya, kepada
semua perempuan, yang adalah subyek dari nasehat praktisnya) - hal 116.
4) Ay 15 ini merupakan penghiburan
untuk perempuan.
Barnes’ Notes: “‘Notwithstanding she shall
be saved.’ The promise in this verse is designed to alleviate the apparent
severity of the remarks just made about the condition of woman, and of the
allusion to the painful facts of her early history. What the apostle had just
said would carry the mind back to the period in which woman introduced sin into
the world, and by an obvious and easy association, to the sentence which had
been passed on her in consequence of her transgression, and to the burden of
sorrows which she was doomed to bear. By the remark in this verse, however,
Paul shows that it was not his intention to overwhelm her with anguish. He did
not design to harrow up her feelings by an unkind allusion to a melancholy fact
in her history. It was necessary for him to state, and for her to know, that
her place was secondary and subordinate, and he wished this truth ever to be kept
in memory among Christians. It was not unkind or improper also to state the
reasons for this opinion, and to show that her own history had demonstrated
that she was not designed for headship. But she was not to be regarded as
degraded and abandoned. She was not to be overwhelmed by the recollection of
what ‘the mother of all living’ had done. There were consolations in her case.
There was a special divine interposition which she might look for, evincing
tender care on the part of God in those deep sorrows which had come upon her in
consequence of her transgression; and instead of being crushed and
broken-hearted on account of her condition, she should remember that the
everlasting arms of God would sustain her in her condition of sorrow and pain.
Paul, then, would speak to her the language of consolation, and while he would
have her occupy her proper place, he would have her feel that ‘God was her
Friend.’” (= ).
Saya tidak menterjemahkan kutipan di atas ini, tetapi hanya
memberikan ringkasan artinya. Barnes mengatakan bahwa ay 15 ini jelas
dimaksudkan untuk meringankan kekerasan terhadap perempuan dalam pernyataan
yang baru ia berikan. Paulus baru mengatakan bahwa dari sudut penciptaan,
perempuan tidak diciptakan untuk menjadi kepala. Dan dari sudut kejatuhan ke
dalam dosa, perempuan dihukum karena pelanggarannya dengan keharusan tunduk
kepada laki-laki. Tetapi Paulus tidak bermaksud untuk membuat perempuan
tenggelam dalam kesedihan, dan Paulus ingin menunjukkan bahwa perempuan tidak
ditinggalkan. Karena itu ia memberikan penghiburan untuk perempuan dalam
ay 15 ini.
5) Macam-macam penafsiran tentang ay
15 ini.
Barnes’ Notes: “In regard to the nature of
the consolation referred to here, there has been a considerable variety of
opinion. Some have held, that by the expression ‘she shall be saved in
child-bearing,’ the apostle designs to include all the duties of the maternal
relation, meaning that she should be saved through the faithful performance of
her duties as a mother. Robinson, Lexicon. Rosenmuller regards the words
rendered ‘child-bearing’ (teknogonia),
as synonymous with education, and supposes that the meaning is, that a woman,
by the proper training of her children, can obtain salvation as well as her husband,
and that her appropriate duty is not public teaching, but the training of her
family. Wetstein supposes that it means ‘she shall be saved from the arts of
impostors, and from the luxury and vice of the age, if, instead of
wandering about, she remains at home, cultivates modesty, is subject to her
husband, and engages carefully in the training of her children.’ This sense
agrees well with the connection. Calvin supposes that the apostle designs to
console the woman by the assurance that, if she bears the trials of her
condition of sorrow with a proper spirit, abiding in faith and holiness, she
will be saved. She is not to regard herself as cut off from the hope of heaven.
Doddridge, Macknight, Clarke, and others suppose that it refers to the promise in
Gen. 3:15, and means that the woman shall be saved through, or by means of
bearing a child, to wit, the Messiah; and that the apostle means to sustain the
woman in her sorrows, and in her state of subordination and inferiority, by
referring to the honor which has been put upon her by the fact that a woman
gave birth to the Messiah. It is supposed also that he means to say that
special honor is thus conferred on her over the man, inasmuch as the Messiah
had no human father” (= ).
Lagi-lagi saya tidak menterjemahkan tetapi memberikan
ringkasan artinya saja. Barnes mengatakan bahwa ada bermacam-macam arti yang
diberikan tentang ayat ini:
a) Ada
yang mengartikan bahwa seorang perempuan akan diselamatkan dengan melakukan
semua kewajibannya sebagai ibu.
Barclay: “it means that women will
find salvation, not in addressing meetings, but in motherhood, which is their
crown”
(= ini berarti bahwa perempuan akan menemukan keselamatan, bukan dalam
berbicara dalam pertemuan-pertemuan, tetapi dalam keibuan, yang adalah mahkota
mereka) - hal 68.
b) Ada
lagi yang menganggap bahwa kata yang diterjemahkan ‘kelahiran anak’
(TEKNOGONIA), adalah sama artinya dengan ‘pendidikan’, dan menganggap bahwa
artinya adalah bahwa seorang perempuan, dengan mendidik anaknya dengan benar,
bisa mendapatkan keselamatan maupun suaminya, dan bahwa kewajibannya yang benar
bukanlah mengajar umum, tetapi mendidik keluarga.
Kelemahan dari 2 pandangan di atas ini:
·
kata ‘perempuan’ dalam ay 14 menunjuk kepada Hawa, jadi kata ‘she’
pada awal dari ay 15 pasti juga menunjuk kepada Hawa.
·
ini berbau ajaran sesat ‘salvation
by works’ (= keselamatan karena perbuatan baik). Kita diselamatkan oleh apa
yang Kristus lakukan, bukan oleh apa yang kita lakukan.
c) Ada
lagi yang menganggap bahwa ia akan diselamatkan dari keahlian penipu-penipu
/ pengajar-pengajar sesat, dan dari kemewahan dan kejahatan jaman itu (jadi
bukan selamat, dalam arti masuk surga), jika ia tidak keluyuran tetapi tinggal
di rumah, mengusahakan kesopanan, tunduk kepada suaminya, dan mendidik
anak-anaknya. Barnes memberikan komentar bahwa arti ini cocok dengan kontext.
d) Calvin
menduga bahwa sang rasul bermaksud untuk menghibur perempuan dengan keyakinan
bahwa jika ia memikul ujian dari kondisinya yang menyedihkan dengan roh /
semangat yang benar, tinggal dalam iman dan kekudusan, ia akan diselamatkan. Ia
tidak boleh menganggap dirinya diputus dari pengharapan terhadap surga.
Calvin: “The weakness of the sex
renders women more suspicious and timid, and the preceding statement might greatly
terrify and alarm the strongest minds. For these reasons he modifies what he
had said by adding a consolation; ... It might have the effect (as I have
already said) of striking terror into the minds of women, when they were
informed that the destruction of the whole human race was attributed to them;
... Paul, in order to comfort them and render their condition tolerable,
informs them that they continue to enjoy the hope of salvation; though they
suffer a temporal punishment. It is proper to observe that the good effect of
this consolation is twofold. First, by the hope of salvation held out to them,
they are prevented from falling into despair through alarm at the mention of
their guilt. Secondly, they become accustomed to endure calmly and patiently
the necessity of servitude, so as to submit willingly to their husbands, when
they are informed that this kind of obedience if both profitable to themselves
and acceptable to God” (= ) - hal 70-71.
Barnes’ Notes: “‘If they continue.’ ...
Many have understood this of children, as teaching that if the mother were
faithful, so that her children continued in faith, she would be saved. But this
is not a necessary or probable interpretation. The apostle says nothing of
children, and it is not reasonable to suppose that he would make the prospect
of her salvation depend on their being pious. ... The object of the apostle
evidently is, to show that woman must continue in the faithful service of God
if she would be saved - a doctrine everywhere insisted on in the New Testament
in reference to all persons. She must not imitate the example of the mother of
mankind, but she must faithfully yield obedience to the laws of God until death” [= ‘Jika mereka tetap’.
... Banyak yang mengerti ini tentang anak-anak, dan mengajarkan bahwa jika si
ibu setia, sehingga anak-anaknya terus dalam iman, ia (ibu itu) akan
diselamatkan. Tetapi penafsiran ini tidak mungkin. Paulus tidak berbicara
apapun tentang anak-anak, dan adalah tidak masuk akal untuk menduga bahwa ia
akan membuat prospek dari keselamatan si ibu tergantung pada kesalehan
anak-anaknya. ... Tujuan dari sang rasul jelas adalah, untuk menunjukkan
bahwa perempuan harus terus dalam pelayanan yang setia kepada Allah jika ia mau
diselamatkan - suatu doktrin yang ditekankan dimana-mana dalam Perjanjian Baru
berkenaan dengan semua orang. Perempuan tidak boleh meniru ibu dari umat
manusia (Hawa), tetapi ia harus taat dengan setia sampai mati pada hukum-hukum
Allah].
Catatan:
jelas bahwa pandangan ini tidak bertujuan untuk mengajarkan keselamatan karena
perbuatan baik. Banyak ayat yang menekankan keharusan adanya iman dan
kesetiaan, bukan bahwa kesetiaan itu mempunyai andil dalam keselamatan tetapi
karena itu merupakan wujud / bukti dari iman / keselamatan.
e) Ada
lagi yang menganggap bahwa kata-kata ini menunjuk pada Kej 3:15, dan berarti
bahwa perempuan akan diselamatkan melalui, atau dengan cara melahirkan anak,
dan anak itu dianggap menunjuk kepada Mesias; dan bahwa sang rasul bermaksud
untuk menopang perempuan dalam kesedihannya, dan dalam kondisi ketundukan dan
ke-lebih-rendah-annya, dengan menunjuk pada kehormatan yang telah diberikan
kepada perempuan oleh fakta bahwa seorang perempuanlah yang telah melahirkan
Mesias. Kehormatan ini khusus, dan ada di atas laki-laki, mengingat Mesias tak
mempunyai ayah jasmaniah.
Adam Clarke: “The salvation of the human
race, through child-bearing, was intimated in the sentence passed on the
serpent, Gen. 3:15: I will put enmity between thee and the woman, and between
thy seed and her seed. It shall bruise thy head. Accordingly, the Saviour being
conceived in the womb of his mother by the power of the Holy Spirit, he is
truly the seed of the woman who was to bruise the head of the serpent; and, a
woman, by bringing him forth, has been the occasion of our salvation.’ This is
the most consistent sense, ... it must be a matter of great consolation and
support, to all pious women labouring of child, to consider that, by the truly
virgin’s child-bearing, salvation is provided for them and the whole human
race; and that, whether they die or live, though their own child-bearing can
contribute nothing to their salvation, yet he who was born of a woman has
purchased them and the whole human race by his blood” (= Keselamatan dari umat
manusia, melalui kelahiran anak, diisyaratkan dalam hukuman yang diberikan
kepada ular, Kej 3:15: ‘Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, dan antara benihmu dan benihnya. Benihnya akan meremukkan
kepalamu’. Karena itu, sang Juruselamat dikandung dalam kandungan ibuNya oleh
kuasa Roh Kudus, Ia sungguh-sungguh adalah benih dari sang perempuan yang akan
meremukkan kepala sang ular; dan, seorang perempuan, dengan melahirkanNya,
telah menjadi peristiwa / penyebab dari keselamatan kita. Ini adalah arti yang paling
konsisten, ... pasti merupakan suatu penghiburan dan topangan yang besar, bagi
semua perempuan yang saleh yang melahirkan anak, untuk mengingat bahwa oleh
kelahiran anak dari sang perawan, keselamatan disediakan untuk mereka dan
seluruh umat manusia; dan bahwa. apakah mereka mati atau hidup, dan sekalipun
kelahiran anak mereka sendiri tidak bisa memberikan sumbangsih apapun bagi
keselamatan mereka, tetapi Ia yang dilahirkan dari seorang perempuan telah
membeli mereka dan seluruh umat manusia dengan darahNya).
Catatan:
bagian yang saya garis-bawahi merupakan kata-kata Arminian, yang tidak saya
setujui. Kalau semua memang telah dibeli oleh darah Kristus maka semua harus
selamat (Universalisme).
Homer A. Kent Jr. menambahkan adanya pandangan-pandangan lain:
f) Perempuan
kristen pasti selamat (secara jasmani) pada saat melahirkan anak. Jadi,
perempuan Kristen tidak mungkin mati pada waktu melahirkan anak.
Kelemahan dari pandangan ini adalah:
·
ini tidak benar; banyak
perempuan kristen mati pada waktu melahirkan anak.
·
kontext tidak bicara
tentang hal jasmani tetapi rohani.
·
kata ‘perempuan’ dalam ay 14 menunjuk kepada Hawa, jadi kata ‘she’
(= ia) pada awal dari ay 15 pasti juga menunjuk kepada Hawa.
Adam Clarke: “... from his adding, ‘If they
live in faith and love and holiness, with sobriety.’ ... safety in
child-bearing does not depend on that condition at all; since many pious women
die in child-bearing, while others of a contrary character are preserved. ...
There are innumerable instances of women dying in child-bed who have lived in
faith and charity and holiness, with sobriety; and equally numerous instances
of worthless women, slaves to different kinds of vices, who have not only been
saved in child-bearing, but have passed through their travail with
comparatively little pain; hence, that is not the sense in which we should
understand the apostle” (= ... dari penambahan yang ia berikan, ‘Jika mereka
hidup dalam iman dan kasih dan kekudusan, dengan kewarasan’. ... keselamatan
dalam kelahiran anak tidak tergantung pada syarat itu sama sekali, karena
banyak perempuan saleh mati dalam kelahiran anak, sementara perempuan-perempuan
lain yang jahat dipelihara / selamat. ... Ada tak terhitung banyaknya perempuan
mati di ranjang anak / ranjang untuk melahirkan anak, padahal mereka telah
hidup dalam iman dan kasih dan kekudusan, dengan kewarasan; dan demikian juga
ada banyak contoh dari perempuan yang tak berharga, budak-budak dari
bermacam-macam jenis kejahatan, yang bukan hanya selamat dalam kelahiran anak,
tetapi juga telah melewati penderitaan itu dengan rasa sakit yang relatif
ringan; dan karena itu, ini bukan arti dengan mana kita harus mengerti sang
rasul).
g) Perempuan
akan diselamatkan secara rohani, kalau mereka mati pada waktu melahirkan
anak.
Kelemahan dari pandangan ini:
·
kata ‘perempuan’ dalam ay
14 menunjuk kepada Hawa, jadi kata ‘she’ pada awal dari ay 15 pasti juga
menunjuk kepada Hawa, bukan kepada semua perempuan.
·
ini berbau ajaran sesat ‘salvation
by works’ (= keselamatan oleh perbuatan baik). Kita diselamatkan oleh apa
yang Kristus lakukan, bukan oleh apa yang kita lakukan.
Adam Clarke: “Some foolish women have
supposed, from this verse, that the very act of bringing forth children shall
entitle them to salvation; and that all who die in child-bed infallibly go to
glory! Nothing can be more unfounded than this; ... Pain and suffering neither
purify nor make atonement. On the mercy of God, in Christ, dispensing remission
of sins and holiness, both men and women may confidently rely for salvation;
but on nothing else” (= Sebagian perempuan yang bodoh telah mengira, dari ayat ini,
bahwa tindakan melahirkan anak itu sendiri akan memberi mereka hak untuk
keselamatan; dan bahwa semua perempuan yang mati di ranjang anak / ranjang
untuk melahirkan anak, secara tak mungkin salah akan pergi menuju kemuliaan!
Tidak ada yang bisa lebih tak berdasar dari ini; ... Rasa sakit dan penderitaan
tidak memurnikan ataupun membuat penebusan. Pada belas kasihan Allah, dalam
Kristus, yang membagikan pengampunan dosa dan kekudusan, laki-laki dan
perempuan bisa dengan yakin bersandar untuk keselamatan; tetapi tidak pada
apapun yang lain).
·
Adanya kata-kata ‘asal mereka bertekun dalam
iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan’. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan tentang kata-kata
ini:
*
Bukan hanya bahwa ay 15 ini
sama sekali tidak berbicara apa-apa tentang kematian perempuan pada
waktu melahirkan anak, tetapi juga adanya kata-kata ‘bertekun dalam iman
dan kasih dan pengudusan’ tidak
memungkinkan penafsiran yang mengatakan bahwa mereka mati pada saat melahirkan
anak. Bagaimana mereka bisa bertekun kalau mereka mati?
*
Keselamatan perempuan
dihubungkan oleh Paulus dengan syarat-syarat rohani ini, dan karena itu, tidak
mungkin mereka diselamatkan semata-mata karena mati dalam melahirkan anak.
Pulpit Commentary:
“It
implies that women are not saved, as Roman Catholics contend, by mere
childbearing, so that a woman dying in her travail is necessarily saved, for
the apostle links with it certain spiritual qualifications as necessary to
salvation” (= Secara tak langsung ini menunjukkan bahwa para perempuan
tidak diselamatkan, seperti Roma Katolik berpendapat, oleh semata-mata
kelahiran anak, sehingga seorang perempuan yang mati dalam penderitaannya dalam
melahirkan anak pasti selamat, karena sang rasul menghubungkan dengan itu
syarat-syarat rohani tertentu yang perlu untuk keselamatan) - hal 42.
Homer A. Kent Jr. juga memberikan pandangan e), yang menganggap
bahwa kelahiran anak itu bukanlah seadanya kelahiran anak, tetapi kelahiran
Mesias, dan ia setuju dengan pandangan ini dengan argumentasi-argumentasi
sebagai berikut:
1. Keselamatan
yang dibicarakan dalam ay 15 pasti adalah keselamatan rohani, karena:
a. Yang
dibicarakan dalam ay 14 adalah bencana rohani.
Homer A. Kent Jr.:
“A spiritual
catastrophe is the subject of verse 14, and spiritual deliverance is to
be expected as a part of the discussion. ... To explain the salvation of verse
15 as physical safety is out of keeping with the spiritual disaster
under discussion” (= Suatu bencana rohani merupakan subyek dari ayat 14, dan
pembebasan rohani harus diharapkan merupakan sebagian dari diskusi. ...
Menjelaskan keselamatan dalam ay 15 sebagai keselamatan fisik / jasmani tidak
cocok dengan bencana rohani yang sedang dibicarakan) - hal 115.
b. Kata
kerja SOTHESETAI, yang artinya ‘she will be saved’ (= ia akan
diselamatkan), berasal dari kata dasar SOZO, yang sebetulnya bisa digunakan
untuk menunjuk pada keselamatan jasmani maupun rohani. Kata SOZO pernah
digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menunjuk pada keselamatan jasmani, tetapi
tidak oleh Paulus. Paulus tidak pernah menggunakan kata tersebut untuk
menunjuk pada keselamatan jasmani. Kata itu digunakan 31 x oleh Paulus, dan
tidak sekalipun digunakan dalam arti jasmani.
Homer A. Kent Jr.:
“The
verb SOZO is more probably to be understood in this passage of spiritual
salvation. Although it is true that SOZO can be used in the sense of physical
safety, and is so used in the New Testament, Paul does not so use it in his
epistles. In not one of his thirty-one uses of the word (including Hebrews and
this passage) can it be shown indisputably that physical saving is meant,
unless this be the exception. This with eliminate the first view” (= ) - hal 116.
Catatan:
Ini tidak saya terjemahkan karena initinya sudah saya berikan di atas.
2. Pembicaraan
Paulus dalam ay 13-14 diambil dari kitab Kejadian, maka cocok kalau
ay 15nya juga dari kitab Kejadian (Kej 3:15). Ini juga didukung oleh
kontext.
Ay 15 dimulai dengan kata SOTHESETAI, yang artinya ‘she
will be saved’ (= ia akan diselamatkan). Ay 14nya berbicara tentang
Hawa, jadi kata ‘perempuan’ (atau
sebetulnya ‘she’) dalam ay 15, pasti juga menunjuk kepada Hawa.
Pembicaraan sebelum ini diambil dari kitab Kejadian (1Tim
2:13-14), maka cocok kalau Paulus melanjutkan 1Tim 2:15nya dengan mengambil
ajaran dari kata-kata Musa, penulis dari kitab Kejadian.
Bandingkan 1Tim 2:15 - “Tetapi perempuan akan diselamatkan karena
melahirkan anak” dengan Kej 3:15 dimana
dikatakan: “Aku
akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu
dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan
meremukkan tumitnya.’”.
Kej 3:15 (KJV): ‘And I will put
enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed;
it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel’ (= Dan Aku akan
menaruh permusuhan antara engkau dan perempuan ini, dan antara benihmu dan benihnya;
benihnya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya).
Homer A. Kent Jr.:
“It did
not refer to childbearing in general, but to the Christ to come. The promise
was fulfilled when Jesus Christ, the promised ‘seed,’ purchased redemption at
Calvary” (= Ini tidak menunjuk pada kelahiran anak secara umum, tetapi
kepada Kristus yang akan datang. Janji itu digenapi pada waktu Yesus Kristus,
‘benih’ yang dijanjikan, membeli penebusan di Kalvari) - hal 115.
3. Dalam
bahasa Yunaninya kata ‘child-bearing’ mempunyai definite article
(= kata sandang tertentu). Jadi sebetulnya harus diterjemahkan ‘the
child bearing’.
Homer A. Kent Jr.:
“The
definite article TES which appears with ‘childbearing’ indicates a definite and
particular event, rather than childbearing in general. ... The Greek language
had a very simple way by which to indicate childbearing in general. All that
was necessary was to omit the article. ... The presence of the article makes
the Incarnation viewpoint the more probable” (= Kata sandang tertentu
TES yang muncul dengan ‘kelahiran anak’ menunjukkan suatu peristiwa yang
tertentu dan khusus, dan bukannya kelahiran anak secara umum. ... Bahasa Yunani
mempunyai cara yang sederhana untuk menunjukkan kelahiran anak secara umum.
Semua yang dibutuhkan adalah menghapuskan kata sandang itu. ... Adanya kata
sandang itu membuat pandangan yang mengatakan bahwa ayat ini berhubungan dengan
Inkarnasi makin memungkinkan) - hal 115.
4. Adanya
kata Yunani DIA, yang berarti ‘through’ (= melalui).
Homer A. Kent Jr.:
“The
preposition DIA marks the channel connecting salvation to the first woman. DIA
is derived from DUO (two) and indicates a connection or channel between two
points. Here DIA marks the channel between Eve in her fallen condition and
salvation. This channel is ‘the childbearing.’ It was ‘through’ the seed of the
woman that salvation was possible for her, and for all women” [= Kata depan DIA menandai
saluran yang menghubungkan keselamatan kepada perempuan pertama ini. DIA diturunkan
dari DUO (dua) dan menunjukkan suatu hubungan atau saluran antara dua titik. Di
sini DIA menandai saluran antara ‘Hawa dalam kondisinya yang jatuh’ dan
‘keselamatan’. Saluran itu adalah ‘kelahiran anak itu’. Adalah ‘melalui’ benih
perempuan itulah maka keselamatan dimungkinkan untuknya, dan untuk semua
perempuan] - hal 115-116.
Saya sendiri menerima pandangan e) atau d).
-AMIN-